BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Globalisasi perekonomian dunia pada saat ini menyebabkan peningkatan perkembangan dunia usaha yang sangat pesat di Indonesia. Perkembangan yang sangat pesat ini menimbulkan persaingan yang ketat, khususnya antarperusahaan sejenis. Kondisi seperti ini menuntut perusahaan untuk mampu mengelola usahanya dengan sangat baik. Karena pengelolaan suatu perusahaan tidak lain adalah untuk memperoleh laba dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan secara berkelanjutan (going concern). Pengelola perusahaan juga dituntut untuk mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien, sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Investor perlu melakukan analisis dalam proses pengambilan keputusan yang mampu membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya di masa akan datang, karena semakin besar suatu perusahaan semakin banyak pula kegiatannya, sehingga semakin kompleks pula permasalahannya. Dalam laporan Global Economic Propects, World Bank menyatakan negara-negara maju belum akan menjadi motor dari pertumbuhan ekonomi global dalam beberapa tahun ke depan. Situasi ekonomi dunia tidak akan sama seperti sebelum terjadinya krisis finansial dan harus fokus kepada struktural reformasi perekonomiannya masing-masing.

  Pertumbuhan dan jumlah penduduk di Indonesia yang sangat besar merupakan produknya. Salah satu pasar yang sangat menjanjikan adalah perusahaan pulp dan kertas, karena pulp dan kertas. Industri pulp dan kertas Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang, sebagaimana dijelaskan Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Muhammad Mansyur, “Jika sebelumnya Indonesia menempati peringkat 11 untuk industri kertas dan peringkat sembilan untuk industri pulp dunia, maka ke depan Indonesia berpotensi untuk menjadi tiga besar dalam industri pulp dan kertas dunia. Hal ini antara lain karena produksi pulp dan kertas di tanah air diuntungkan oleh kondisi iklim dan geografis daerah khatulistiwa.

  Didasari oleh pentingnya peranan dunia usaha dalam mewujudkan keinginan masyarakat, maka setiap badan usaha harus memiliki posisi keuangan dan kinerja yang baik yang akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk mempertahankan dan menjamin kelangsungan usahanya dimasa yang akan datang. Usaha untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaan yaitu pengelolaannya yang harus dilakukan secara profesional dengan memperhatikan aspek-aspek (likuiditas perusahaan, modal kerja, kas, piutang dan persediaan) yang mendukung kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang.

  Salah satu komponen untuk menilai keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas (liquidity ratio). Likuiditas adalah kemampuan dari suatu operasi untuk berjumpa dalam obligasi jangka pendek bagi pembayaran kembali hutang tanpa kesulitan (Ikhsan, 2009:97). Laba-rugi operasi sebuah bisnis dapat menunjukkn oparasi laba (sebelum pajak) atas laba bersih (setelah pajak) tanpa operasi bisnis mempunyai kemampuan untuk membayar kewajiban lancar, membiarkan sendiri kewajiban jangka panjangnya.

  Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaanperuasahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuidiatas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Atau dengan kata lain, rasio likuiditas merupakan yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo atau untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban pada saat ditagih.

  Salah satu permasalahan dalam kebijaksanaan keuangan yang sering kali dihadapi oleh suatu perusahaan yaitu masalah mengenai efisiensi modal kerja.

  Manajemen modal kerja yang baik tentu penting dalam bidang keuangan karena kesalahan, kekeliruan dan penyalahgunaan dalam mengelola modal kerja dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan seperti kegiatan usaha yang terhambat atau terhenti, sehingga adanya analisis atas modal kerja perusahaan sangat penting dilakukan untuk mengetahui situasi modal kerja pada saat ini.

  Modal kerja adalah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahan tersebut (Jumingan, 2006:67). Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus menerus pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Atau pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Atau pengeluaran yang bersifat bukan untuk harta tetap.

  Dalam pengukuran kebutuhan modal kerja, kas, piutang dan persediaan perusahaan dapat dilakukan dengan cara menganalisa tingkat likuiditas perusahaan dari tahun ke tahun, hal itu kita dapat diketahui dengan menggunakan analisa rasio likuiditas dengan current ratio (rasio lancar). Rasio likuiditas berguna untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan tentang cara menilai dan meningkatkan posisi keuangan perusahaan tersebut.

  Semakin besar modal kerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan mengindikasikan semakin baik pula kondisi perusahaan tersebut karena hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yaitu aktiva lancar yang besar untuk dapat membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.

  Namun keadaan ini berbeda dengan perputaran modal kerja, modal kerja yang berlebih mengindikasikan bahwa perputaran modal kerja yang rendah yang dikarenakan rendahnya perputaran persediaan, perputaran piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar yang berarti merugikan perusahaan dengan tidak digunakannya dana perusahaan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Namun sebaliknya kekurangan modal kerja mengindikasikan bahwa perputaran modal kerja yang tinggi yang dikarenakan tingginya perputaran kas, perputaran piutang atau perputaran persediaan yang terlalu kecil yang berarti menguntungkan bagi perusahaan.

  Di samping modal kerja, permasalahan dalam kebijaksanaan keuangan yang sering kali dihadapi oleh suatu perusahaan yaitu efisiensi kas. Riyanto (2002:94) mengemukakan ”kas merupakan aktiva lancar yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, artinya dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya”. Dengan kata lain, semakin besar jumlah kas suatu perusahaan maka semakin tinggi pula likuiditasnya. Untuk menilai ketersediaan kas dapat dihitung dari perputaran kas. Tingkat perputaran kas merupakan alat ukur untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek dengan ketersediaan kasnya.

  Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi disebabkan adanya kas dalam jumlah besar yang berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya kelebihan kas. Sebaliknya apabila jumlah kas perusahaan relatif kecil berarti perputaran kas tinggi sehingga perusahaan akan atau dapat berada dalam keadaan illikuid.

  Selain kas, aktiva lancar lain yang likuid adalah piutang. Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002:81) piutang merupakan aktiva lancar perusahaan yang timbul sebagai akibat dilaksanakannya praktik penjualan kredit. Piutang memerlukan waktu yang lebih pendek untuk diubah menjadi kas. Posisi piutang dan waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung rasio perputaran piutang tersebut. Rasio perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah piutang menjadi kas. Perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan saldo rata-rata piutang. Saldo rata-rata membaginya menjadi dua. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin cepat pula menjadi kas dan apabila piutang telah menjadi kas berarti kas dapat digunakan kembali dalam operasional perusahaan serta resiko kerugian piutang dapat diminimalkan sehingga perusahaan akan dikategorikan perusahaan likuid. Sebaliknya, apabila tingkat perputaran piutang rendah, maka akan terjadi kelebihan piutang dan perusahaan akan mengalami keadaan illikuid.

  Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk keperluan suatu proyek (Indrajit, 2003:3). Persediaan merupakan unsur dari aktiva lancar yang merupakan unsur yang aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah, dan kemudian dijual kepada konsumen. Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta mendistribusikannya kepada para pelanggan. Dengan adanya pengelolaan persediaan yang baik, maka perusahaan dapat segera mengubah persediaan yang tersimpan menjadi laba melalui penjualan yang kemudian bertransformasi menjadi kas atau piutang. Semakin tinggi perputaran persediaan barang, maka semakin tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba suatu perusahaan. Sebaliknya, jika semakin lambat perputaran persediaan barang, semakin kecil pula perolehan labanya. Dana yang diperoleh dari laba tersebut kemudian dapat digunakan untuk pembiayaan aktiva lancar perusahaan sehingga akan menunjukkan kondisi likuiditas perusahaan yang baik.

  Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sitorus (2010), Sriwimerta (2010), Silalahi (2009), Sitanggang (2008) dan Simamora (2007) yang tentunya memiliki perbedaan-perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti apakah perputaran modal kerja, perputaran kas, perpautaran piutang dan dan perputaran persediaan mempengaruhi likuiditas perusahaan dalam sebuah skripsi dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran

  

Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan

Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dan untuk memudahkan dalam melakukan penelitian agar lebih fokus, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Apakah perputaran modal kerja berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas pada perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan 2011? 2. Apakah perputaran kas berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas pada perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan 2011?

  3. Apakah perputaran piutang berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas pada perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan 2011? 4. Apakah perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas pada perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek

  Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan 2011? 5. Apakah perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persedian berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas pada perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan 2011?

1.3 Tujuan Penelitian

  Sebagaimana diketahui bahwa setiap penulisan permasalahan yang diteliti tentu memiliki tujuan. Adapun tujuan dari penelitian yang dilaksanakan penulis adalah : 1.

  Untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja secara parsial terhadap likuiditas pada perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan 2011.

  2. Untuk mengetahui pengaruh perputaran kas secara parsial terhadap likuiditas pada perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan 2011.

  3. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang secara parsial terhadap likuiditas pada perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan 2011.

  4. Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan secara parsial terhadap likuiditas pada perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan 2011.

  5. Untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persedian secara simultan terhadap likuiditas pada perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan, pengetahuan serta informasi penulis dalam bidang akuntansi meliputi perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap tingkat likuiditas perusahaan.

  2. Bagi praktisi, sebagai masukan, pertimbangan serta evaluasi untuk pengambilan keputusan jangka pendek dalam mempertahankan likuiditas perusahaan di masa yang akan datang.

  3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan pengaruh perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap tingkat likuiditas.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

63 376 83

Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 140 99

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

34 222 89

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

18 94 84

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Size Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan ( Studi pada : Perusahaan Otomoti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2009-2013)

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23