1 DOT MATRIK SEBAGAI ALAT UNTUK KEAMANAN Minarwati

DOT MATRIK SEBAGAI ALAT UNTUK KEAMANAN
Minarwati
Program Studi Manajemen Informatika
STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA
Jl. Sisingamangaraja 76 Yogyakarta
Abstract
Security is very important human need in berkehidupan anywhere. Even when
located in a city bus, we also have to be careful not to become victims of crime, kecopetan
example. People who ride the bus must be vigilant to avoid crime. But we often forget or
become careless and become involved in crime pencopetan. One way to anticipate that
passengers should always get a warning for waspasda against pickpockets, such as
making paper with a dot matrix in a city bus 'beware pickpockets'.
Microcontroller is a semiconductor transistor with a lot of content but just need a
little space and can be mass produced so much more muarah than the microprocessor, in
addition to the microcontroller is a electronic device that programeble, so it can be used for
different purposes.
INTISARI
Keamanan sangat penting dibutuhkan manusia dalam berkehidupan
dimana saja. Bahkan ketika berada didalam bus kota, kita juga harus berhatihati agar tidak menjadi korban kejahatan, kecopetan misalnya. Orang yang
naik bus harus waspada agar terhindar dari tindak kejahatan. Namun
seringkali kita menjadi lupa atau teledor sehingga terjadilah tindak kejahatan

pencopetan. Salah satu cara untuk mengantisipasi hal tersebut penumpang
harus selalu mendapat peringatan agar waspasda terhadap pencopet,
misalnya membuat tulisan dengan dot matrik didalam bus kota ’awas copet’.
Mikrokontroler adalah suatu teknologi semikonduktor dengan
kandungan transistor yang banyak namun hanya membutuhkan ruang yang
kecil serta dapat diproduksi secara masal sehingga harganya lebih muarah
dibandingkan mikroprosesor, disamping itu mikrokontroler merupakan
perangkat elektronika yang programeble, sehingga dapat dipergunakan
untuk keperluan yang berbeda-beda.
PENDAHULUAN
Keamanan sangat penting dibutuhkan manusia dalam berkehidupan
dimana saja. Bahkan ketika berada didalam bus kota, kita juga harus berhatihati agar tidak menjadi korban kejahatan, kecopetan misalnya. Orang yang
naik bus harus waspada agar terhindar dari tindak kejahatan. Namun
seringkali kita menjadi lupa atau teledor sehingga terjadilah tindak kejahatan
pencopetan. Salah satu cara untuk mengantisipasi hal tersebut penumpang
harus selalu mendapat peringatan agar waspasda terhadap pencopet,
misalnya membuat tulisan dengan dot matrik didalam bus kota ’awas copet’.

1


Salah satu display yang cukup diminati adalah dot matrix. Berbeda
dengan seven segment atau alphanumeric segment yang sudah membentuk
batang-batang karakter, dot matrix hanya berupa titik-titik yang dapat
disamakan dengan pixel dalam karakter LCD. Kelebihan dengan
menggunakan dot matrik adalah tampilan yang menarik, karena bisa
bergerak. Penumpang akan selalu melihat tulisan yang bergerak tersebut,
dengan demikian juga akan selalu ingat akan pesan yang disampaikan.
Mikrokontoler jenis AT89C52 merupakan piranti dasar pembuatan
sistem ini dan telah banyak digunakan dalam aplikasi-aplikasi pengendali,
pengiriman data, pengumpulan/rekam data dan sebagainya. Piranti ini
mempunyai kandungan transistor yang lebih banyak tetapi membutuhkan
ruang yang kecil dibandingkan dengan mikroprosesor.
Mikrontroler sangat cocok digunakan untuk tujuan yang spesifik
karena perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program
kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM)
yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai
tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan
pada mikrontroller yang bersangkutan. Sehingga sangat efektif dan efisien
dalam aplikasinya.
PEMBAHASAN

Mikrokontroler AT89C52
Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikro prosesor
dan mikrokomputer, hadir memnuhi kebutuhan pasar (market need)
(Agfianto Eko Putro,2002,1). Pada masa sekarang mikrokontroler banyak
digunakan sebagai pengontrol dan kendali pada peralatan-peralatan mulai
peralatan industri sampai dengan peralatan rumah tangga. Penggunaan
mikrokontroler lebih menguntungkan di bandingkan penggunaan
mikroprosesor, hal ini karena dengan mikrokontroler maka tidak perlu lagi
penambahan memori dan I/O eksternal selama memori dan I/O internal
masih mencukupi kebutuhan.
Mikrokontroler AT89C52 merupakan salah satu mikrokontroler
buatan Atmel Corporation yang termasuk dalam keluarga MCS-51. AT89C52
memiliki keistimewaan sebagai berikut :
1. Kompatibel dengan produk MCS-51, yakni dalam susunan pena dan
instruksi program yang digunakan.
2. Mempunyai sistem memori flash 8K yang dapat diprogram ulang
sampai 1000 siklus tulis/hapus.
3. Beroperasi secara penuh pada frekuensi 0 sampai 24 MHz.
4. Memilki tiga tingkat penguncian program memori.
5. Memiliki 256 x 8 bit RAM internal.

6. Memiliki 32 jalur I/O yang dapat diprogram.
7. Memiliki tiga buah timer/counter 16 bit.
8. Memiliki enam buah sumber interupsi.
9. Memiliki kanal serial yang dapat deprogram.
Adapun susunan pena dari AT89C52 dapat dilihat pada gambar 1.

2

Gambar 1. Susunan Pena (kaki) AT89C52
Adapun penjelasan dari masing-masing pena adalah sebagai berikut:
1. Pena 1 sampai 8 (Port 1).
Port 1 merupakan port I/O 8 bit dua arah (bidirectional) dengan pull-up
internal. Keluaran port 0 dapat menangani delapan input TTL.
2. Pena 9 (RST).
Merupakan masukan reset (aktif tinggi) bagi CPU. Memberi logik tinggi
pada pena reset selama dua siklus mesin pewaktu osilator aktif akan
menyebabkan reset peralatan.
3. Pena 10 sampai 17 (port 3).
Port 3 merupakan port I/O 8 bit dua arah (bidirectional) dengan pull-up
internal. Keluaran port 0 dapat menangani 4 input TTL. Port 3 juga

memiliki fungsi khusus, yaitu:
Pin Port
P3.0
P3.1
P3.2
P3.3
P3.4
P3.5
P3.6
P3.7

Tabel 1. Fungsi Khusus Port 3
Fungsi
RXD (port masukan serial)
TXD (port keluaran serial)
INT0 (interupsi 0 eksternal)
INT1 (interupsi 1 eksternal)
T0 (timer 0 eksternal)
T1 (timer 1 eksternal)
WR (write strobe memori data eksternal)

RD (read strobe memori data eksternal)

4. Pena 18 (XTAL 2)
Merupakan kelauaran dari penguat osilator membalik.
5. Pena 19 (XTAL 1)
Merupakan masukan ke penguat osilator membalik dan masukan ke
clock internal.

3

6. Pena 20 (GND)
Dihubungkan dengan ground suply.
7. Pena 21 sampai 28 (port 2)
Port 2 merupakan port I/O 8 bit dua arah (bidirectional) dengan pull-up
internal. Keluaran port 2 dapat menangani 4 input TTL.
8. Pena 29 (PSEN)
PSEN (Program Store Enable) merupakan sinyal pengontrol yang
mengijinkan untuk mengeksekusi memori program eksternal. PSEN
diaktifkan dua kali masing-masing siklus mesin
9. Pena 30 (ALE/PROG)

Pulsa ALE untuk menahan alamat bit rendah selama mengeksekusi
memori program eksternal.
10. Pena 31 (EA)
Bila pena ini diberi logik tinggi maka mikrokontroler akan
melaksanakan instruksi dari memori program internal. Untuk
mengeksekusi memori program eksternal EA harus diberi logik rendah
atau dihubungkan ke ground.ketika memogram flash memori,harus
diberi 12Vdc.
11. Pena 32 sampai 39 (port 0)
Port 0 merupakan port I/O 8 bit dua arah (bidirectional) open drain.
Keluaran port 0 dapat menangani 8 input TTL.
12. Pena 40 (VCC)
Dihubungkan ke VCC 5 volt
Adapun secara blok diagram mikrokontroler AT89C52 dapat dilihat pada
gambar 2.

4

Gambar 2. Blok Diagram
AT89C52 memiliki instruksi yang dikelompokkan dalam beberapa

kelompok,yaitu:
1. Kelompok Instruksi Transfer Data
Instruksi untuk memindahkan data antara register-register,
memorimemori, antarmuka-register, dan antarmuka-memori. Instruksiinstruksi yang termasuk dalam kelompok transfer data adalah:
− Mov @ Ri, # data
− Movc A, @ A + DPTR
− Mov @ Ri, A
− Movc A, @ A + PC
− Mov @ Ri, alamat data
− Movx @ DPTR, A
− Mov A, # data
− Movx @ A Rr, A
− Mov A, @ Ri
− Movx A, @ DPTR

5

− Mov A, Rn
− Mov A, alamat data
− Movc alamat bit

− POP alamat data
− PUSH alamat data
− SETB C
− SETB alamat bit

− Mov A, @ Rr
− Mov DPTR, # data
− Mov alamat 1, alamat 2
− XCH A,@Rir
− XCH A,Rn
− XCH A,alamat data
− XCHD A,@Ri

2. Kelompok Instruksi Aritmatika
Instruksi-instruksi ini digunakan untuk melaksanakan programprogram yang berkaitan dengan operasi aritmatika. Instruksi aritmatika
meliputi operasi penjumlahan, pengurangan, penambahan satu,
pengurangan satu, perkalian dan pembagian. Instruksi yang termasuk
dalam kelompok ini adalah:
− ADD A, # data
− DIV AB

− ADD A, @ Ri
− INC A
− ADD A, Rn
− INC DBTR
− ADD A, alamat data
− INC Rn
− ADDC A, @ Ri
− INC alamat data
− ADDC A, Rn
− MUL AB
− ADDC A, alamat data
− SUBB A, # data
− DEC A
− SUBB A, Rn
− DEC Rn
− SUBB A, alamat data
3. Kelompok intruksi Logika dan Manipulasi Bit
Instruksi-instruksi ini melakukan operasi logika AND, OR, XOR,
Perbandingan, Penggeseran, dan komplemen data.Instruksi-instruksi
yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

− ANL A,#data
− ORL C,alamat bit
− ANL A,#Rn
− ORL C,/alamat bit
− ANL A,@Ri
− ORL alamat data,#data
− ANL A,Rr
− ORL alamat data,A
− ANL A,alamat data
− RL A
− ANL C,alamat bit
− RLC A
− ANL C,/alamat bit
− RR A
− ANL alamat data,#data
− RRC A
− ANL alamat data,A
− XRL A,#data
− CPL A
− XRL A,@Ri
− CPL C
− XRL A,Rn
− CPL alamat bit
− XRL A,alamat data
− ORL A,#data
,#data
− ORL A,@Ri
− XRL A,alamat data
− ORL A,Rn
− XRL alamat data,A
4. Kelompok Instruksi Percabangan

6

Dengan instruksi ini program yang sedang dilaksanakan akan
melompat ke suatu alamat tertentu. Instruksi percabangan dibedakan atas
percabangan bersyarat dan percabangan tanpa syarat.
a. Instruksi percabangan bersyarat
− CJNE @Rr,#data,alamat data
− CJNE A,#data,alamat kode
− CJNE A,#alamat data,alamat kode
− CJNE Rr,#data,alamat kode
− DJNZ Rr,alamat kode
− DJNZ alamat data,alamat kode
− JB alamat bit,alamat kode
− JC alamat kode
− JNB alamat bit, alamat kode
− JNC alamat kode
− JNZ alamat kode
− alamat kode
b. Instruksi Percabangan tanpa syarat
− CALL alamat kode
− ACALL alamat kode
− LCALL alamat kode
− JMP alamat kode
− SJMP alamat kode
− AJMP alamat kode
− LJMP alamat kode
− RET
− RET1
Demultiplekser
Sistem kerja dari komponen ini kebalikan dari multiplekser yaitu
rangkain ini menerima informasi dari beberapa saluran dan membaginya ke
tujuan yang jumlahnya lebih banyak. Sebuah saluran masukan diberikan ke
salah satu dari keempat keluaran identik dibawah pengawasan dua saluran
pemilih. Rangkaian ini terdiri dari empat gerbang AND dengan tiga
masukan, masing-masing menerima masukan data bersama-sama dengan
salah satu dari empat kemungkinan kombinasi variabel pemilih. Variabel
masukan tunggal itu mempunyai jalur keempat keluaran itu tetapi
informasinya diarahkan ke salah satu keluaran yang di tentukan oleh dua
saluran pemilih tersebut.
Suatu demultiplekser dapat berfungsi sebagai rangkaian dekoder jika
saluran masukan tunggal itu dihubungkan secara permanen dengan suatu
sinyal yang bersesuaian dengan logika-1. peralatan multiplekser dan
demultiplekser bila digunakan bersama-sama berguna dalam suatu sistem
yang ingin melipatgandakan banyaknya saluran data, mengirimkannya
melalui satu saluran, dan mengubahnya kembali menjadi bentuk data aslinya
pada ujung penerima untuk di proses.

7

Transistor Sebagai Saklar
Transisistor bipolar dibentuk dengan menambah sebuah p-kedua
atau wilayah-n ke dioda sambungan pn. Jika transistor mempunyai dua
wilayah-n dan satu wilayah-p,dua sambungan akan terbentuk dan dikenal
sebagai transisitor jenis NPN.
Jika transistor mempunyai dua wilayah-p dan satu wilayah-n,dua
sambungan akan terbentuk dan dikenal sebagai transisitor jenis PNP.
Transiistor bipolar mempunyai tiga buah terminal-terminal. Terminalterminal tersebut dikenal dengan emitor, basis dan kolektor. Dalam
penggunaan transistor umumnya terdapat tiga konfigurasi sambungan
trasistor yaitu common kolektor, common basis, common emitor.
Transistor NPN secara umum digunakan dengan aplikasi sebagai saklar.
transistor saat kondisi saturasi transistor saat kondisi cut off basis IB
melawan tegangan basis-emitor VBE.
Aplikasi transistor tidak hanya dibatasi pada penguatan sinyal saja.
Tetapi dapat juga diaplikasikan sebagai sebuah saklar (switch) pada
komputer atau peralatan kontrol lainnya. Pada rangkaian di bawah ini,
tegangan DC dihubungkan ke terminal kolektor dan ke beban, sedangkan
terminal basis merupakan terminal input sebagai kendali kerja transistor
switching ini.
Analisis perhitungan transistor sebagai saklar adalah
1. kondisi cut off
VCE = VCC – IcRc, karena Ic = 0 maka , VCE = VCC
2. Kondisi saturasi
VCE = VCC – IsRc, karena VCE ≈ 0 maka , Ic = VCC/Rc
Identifikasi Alat
Untuk kelancaran dalam merealisasikan sistem maka ada beberapa
pertimbangan yang menjadi acuan pembuatan display dot matrik berbasis
mikrokontroler AT89C52 sebagai sarana/media informasi adalah sebagai
berikut :
1.Alat dapat digunakan untuk menampilakan informasi berbentuk
tulisan yang dapat di up to date sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhan informasi yang akan di tampilkan.
2. Alat dapat digunakan di berbagai instansi atau tempat.
3. Karekter yang dapat ditampilkan max 11 karakter.
4. Dapat dioperasikan dengan mudah.
Analisis Kebutuhan
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka untuk
merealisaikan display dot matrik di perlukan anlisis kebutuhan sebagi
berikut :
1.Papan ketik yang digunakan sebagai input untuk keperluan
pemasukan data. Disini digunakan keyboard dengan pertimbangan
harga yang murah, karekter yang lengkap interface yang mudah.

8

2.Rangkain mikrokontroler AT89C52 untuk dapat mengolah atau
pengendali seluruh system.
3. Rangkaian penampil dot matrik yang digunakan untuk
menampilkan data dari keyboard (input).
Perancangan Perangkat Keras
Berdasarkan analisa kebutuhan yang ada, bagian–bagian yang
dibutuhkan untuk membuat display dot matrik yang dapat digunakan
sebagai media pengumuman atau informasi tersebut dapat disusun menjadi
model blok diagram sebagai berikut:
Key board

AT89C52

Driver Baris

Dot Matrik

Driver
Kolom

Demultiplexer
Gambar 3. Blok Diagram Perancangan Hardware
1. Key Board.
Keyboard dugunakan sebagai data inputan dari sistem
display dot matrik. Interface keyboard dengan mikrokontroler sangat
sederhana yaitu hanya dengan dua buah kabel data kemudian dua
kabel power seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 4. Interface Key Board Dengan Mikrokontroler
2. Mikrokontroler At89C52.

9

Sistem kendali utama dalam perancangan sistem display dot
matrik ini menggunakan mikrokontroler AT89C52 yang
merupakan keluarga dari MSC-51. AT89C52 mempunyai 4 buah
port yang dapat digunakan sebagai masukan atau keluaran.
Sedangkan pada perancangan sistem ini menggunakan 3 buah port,
yaitu pada port 0 digunakan sebagai output untuk mengaktifkan
driver baris display, Port 2 digunakan untuk output dihubungkan
ke driver kolom dispaly dan port 3 digunakan sebagai input yaitu
dihubungkan dengan keyboard PC.

Gambar 5. Rangkaian Sistem Minimum AT89C52
3. Rangkaian Reset.
Pada rangkaian display dot matriks ini rangkaian reset tidak
diaktifkan. Sehingga hanyalah tersusun dari sebuah kondenstor dan
sebuah resisitor. Dari rangkaian R dan C ini maka rangkaian reset
ini hanyalah akan aktif saat pertama kali supply di hidupkan, karena
saat itu rangkaian C yang terhubung pada vcc seakan-akan menjadi
sebuah konduktor dan sesaat setelah itu maka kapasitor akan
menghambat tegangan DC sehingga pin reset mikrokontroler akan
terhubung ke ground melewati resistor.

Gambar 6. Rangkaian Reset.

10

4. Rangkaian Osilator.
Semua mikrokontroler 51 Atmel memiliki osilator on-chip
yang dapat digunakan sebagai sumber detak (clock). Rangkaian
isolator ini menggunakan komponen kristal dan 2 buah kapasitor.
Kaki-kaki kristal dihubungkan pada XTAL 1 (pin 19) dan XTAL
(pin 18) pada mikrokontroler AT89C52 dan pada kapasitornya
dihubungkan pada ground.

Gambar 7. Rangkaian osilator
5. Display Dot Matrik.
Untuk penampil digunakan led dot matrik 5X7. Untuk
menyalakan LED diperlukan arus yang cukup. Besarnya arus yang
melewati LED menentukan intensitasnya. Umumnya arus yang
mengalir pada LED sebesar 2 sampai 20 mA. Sedangkan
penurunan tegangan LED sebesar 1,2 V sampai 2,4 V.

Gambar 8. Display Dot Matriks 5 X 7
6. Driver Baris
Led yang digunakan sebagai display apabila diasumsikan
nyala semua secara bersama-sama memerlukan arus sebesar ± 600
mA, sedangkan arus keluaran dari port AT89C52 kecil sekali

11

sekitar 10 mA. Oleh karena itu dengan menggunakan IC
ULN2003 arus yang keluar sebesar 500 mA. Kemudian dikuatkan
lagi dengan transitor BD140 dengan pertimbangan IC max dari
transistor ini 1A. Sehingga Ic ini mampu untuk menyuplai arus
beban sebesar 600 ma . Kemudian untuk membatasi arus yang
masuk ke led sesuai dengan yang diinginkan yaitu sebesar 600ma.
Maka keluaran dari colector tansistor diberi resisitor. Dengan
ukuran 25 Ω dengan perhitungan sebagai berikut :
V = I X R, dengan V = 15V
I = 600ma =0,6A
Maka ; R = 15 V/0,6A = 25 Ω

Gambar 9. Konfigurasi ULN2003
7. Driver Kolom
Untuk metampilakan data ke display perlu proses scaning
guna penyalaan display, untuk itu diperlukan komponen yang
dapat melakukan hal tersebut dan karena kolomnya berjumlah 20
maka disini digunakan IC Demux 74ls154 dan 139. kemudian
karena untuk menyalaknan led diperlukan aktif haight maka
diperlukan transisitor yang dapaat membalikan fasadisi digunakan
transistor A733. kemudian untuk melakukan proses penyaklaran
disini mengunakan transistor C945.
Spesifiksi alat
Spesifikasi dari rangkaian Modifikasi Alat Penyakalar Telepon
Paralel ini adalah sebagai berikut:
a. Tegangan Supply AC : AC 220 50 Hz/60 Hz.
b. Tegangan DC yang digunakan : 15V dan 5V DC.
c. Input : Keyboard PC
d. Kendali utama : Mikrokontroler AT89C52
e. Output : Display dot matrik 5X7X4 karakter
Pembuatan alat
Dalam membuat alat maka terlebih dahulu harus dipersiapkan alat
dan bahan yang diperlukan. Alat dan bahan yang diperlukan antara lain:

12

a. Komputer untuk menggambar lay out PCB (Printed circuit Board).
b. Peralatan sablon untuk mencetak gambar lay out ke PCB.
c. Komponen-komponen yang diperlukan.
d. Solder.
e. Timah solder.
f. PCB.
g. Pelarut (ferichloride).
h. Bor.
Adapun proses pembuatan alat adalah sebagai berikut:
a. Membuat lay out jalur PCB menggunakan komputer.
b. Mencetak lay out pada PCB menggunakan peralatan sablon.
c. Melarutkan PCB yang tercetak dengan pelarut.
d. Menguji kondisi komponen dengan multimeter.
e. Merakit komponen.
f. Menguji rangkaian.
Pengoperasian Alat
Pengoperasian alat ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menghubungkan antara input(key board) ke sistem
mikrokontroler dan output (display dot matrik).
b. Menghubungkan kabel AC ke konektor AC yang telah tersedia.
c. Menghubungkan kabel AC ke sumber AC 220 50Hz/60Hz.
d. Menghidupkan tombol power dari sistem ini
e. Untuk dapat menampilkan informasi yang akan kita inginkan, kita
tinggal memasukan data dengan mengetik pada keyboard . Data
yang di ketik akan langsung ditampilkan pada display.
Perancangan Perangkat Lunak
Mikrokontroler AT89C52 merupakan keluarga MCS-51 Untuk
dapat mefungsikan mikrokontroler diperlukan software. Software atau
perangkat lunak tersebut nantinya di up-load ke flash memory dari
mirokontroer tersebut. Bahasa yang digunakan untuk memprogram
mikrokontroler dengan bahasa assembly. Program yang akan dirancang
yaitu membuat sistem display dot matrik, yang dalam aplikasinya dapat
mengendalikan input (keyboard) dan out put berupa Kolom display dot
matrik sebagai output (penampil). Adapun perancangan program mengacu
pada diagram alir ( flowchat). Perancangan program selengkapnya dapat
dilihat dari flowchat sebagai berikut :
Program Utama
Algoritma
Step 1 : nyalakan display
Step 2 : cek apakah ada intrupsi
Step 3 : jikaya simpan di memori
Step 4 : jika tidak tampilkan display
Step 5 : Ulangi step 2 dan seterusnya.

13

START

DISPLAY

APAKAH
ADA DATA
MASUK

SIMPAN
DIMEMORI

Gambar 10. Diagram alir ( flowcart) program utama.
Kesimpulan
Dengan adanya tulisan yang berisikan peringatan “AWAS COPET” di
dalam Bus Kota menggunakan Dot Matrik diharapkan penumpang lebih
waspada , sehingga mengurangi resiko kejahatan terutama kecopetan.
Saran
Sistem ini bisa ditambah dengan suara yang sesuai dengan tulisan yang
muncul di papan Dot Matrik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2004,
Aplication
Notes,
www.innovativeelectronics.com

14

Innovative

Elektronics,

Margunadi, A.R, 1986, Pangantar Umum Elektronika, PT. Dian Rakyat,
Jakarta
Prasetyono Dwi Sunar, 2003, Belajar Sistem Cepat Elektronika, Absolut,
Yogyakarta.
Putra Agvifanto Eko, 2002, Belajar Mikrokontroler AT89c51/52/55 Gava
Media, Yogyakarta.
Satyoadi Melani, 2004, Elektronika Digital, Penerbit Adi, Yogyakarta

15