Chapter I Tinjauan Yuridis Mengenai Perjanjian Pemberian Kredit Dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terkadang mengalami
kesulitan baik karena keterbatasan dana sehingga sudah sewajarnya manusia
saling membutuhkan dalam memenuhi keinginan yang beraneka ragam guna
melanjutkan kehidupannya. Namun, dalam hal keterbatasan dana, sekarang dapat
diatasi dengan kredit sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang
erat antara pertumbuhan kegiatan ekonomi dengan perkreditan.1
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang paling penting
mempunyai

peranan

yang besar

dalam

kehidupan masyarakat. Dalam


menjalankan perannya maka bank bertindak sebagai salah satu bentuk lembaga
keuangan yang bertujuan memberikan kredit, dan jasa-jasa keuangan lainnya.
Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik dengan modal sendiri, atau dengan
dana-dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga maupun dengan jalan
memperedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral.2
Selain itu, lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan
mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga
tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan

1

http://library.usu.ac.id/download/fh/perdata-maria4.pdf (oleh Maria Kaban) diunduh
pada tanggal 25 Mei 2015.
2
O.P Simorangkir, Kamus Perbankan, Cetakan Kedua, Bina Aksara, Jakarta, 1989,
h. 33.

dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan
dana (lack of funds). Dengan demikian perbankan akan bergerak dalam kegiatan
perkreditan, dan berbagai jasa yang diberikan bank melayani kebutuhan

pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor
perekonomian.3
Berkaitan dengan pengertian bank, Pasal 1 angka 2 Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan merumuskan bahwa bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 4
Berdasarkan pengertian bank ini dapat ditarik kesimpulan bahwa bank
menghimpun dana dari masyarakat guna disalurkan kembali kepada masyarakat
untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, penyaluran dapat dilakukan
dengan pinjaman kredit.
Dana yang diterima masyarakat, apakah itu berbentuk simpanan berupa
tabungan, giro, atau deposito, pada akhirnya diedarkan kembali oleh bank,
misalnya lewat pasar uang (money market), pendepositan investasi dalam bentuk
lain, dan terutama dalam bentuk pemberian kredit.5
Kredit dalam kegiatan perbankan merupakan kegiatan usaha yang paling
utama, karena pendapatan terbesar dari usaha bank berasal dari pendapatan

3


Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia , PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000,

4

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia , Kencana, Jakarta, 2005, h. 8.
Djumhana, Op. cit, h. 298.

h. ix.
5

kegiatan usaha kredit yaitu berupa bunga dan provisi. Usaha perkreditan
merupakan suatu bidang usaha dari perbankan yang sangat luas cakupannya serta
membutuhkan penanganan yang professional dengan integritas moral yang tinggi.
Hal demikian tidak berlebihan karena akar dari pengertian kredit itu sendiri yaitu
kepercayaan.
Istilah kredit berasal dari bahasa Romawi yaitu berasal dari istilah credere
yang berarti percaya. 6 Dengan demikian maka dasar pengertian dari istilah
“kredit” yaitu kepercayaan, sehingga hubungan yang terjalin dalam kegiatan
perkreditan diantara para pihak, sepenuhnya juga harus didasari oleh adanya
saling mempercayai, yaitu bahwa kreditur yang memberikan kredit percaya bahwa

penerima kredit (debitur) akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah
diperjanjikan, baik menyangkut jangka waktunya, maupun prestasi, dan
kontraprestasinya.7
Dengan demikian dalam pemberian kredit terdapat beberapa unsur-unsur
yang harus diperhatikan:8
1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang.
2. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai agio dari uang yaitu
uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima
pada masa yang akan datang.
3. Degree of risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai
akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian
6

Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Alumni, Bandung, 1978, h. 21.
Djumhana, Op. cit, h. 365.

8
Thomas Suyatno, Dasar-dasar Perkreditan, PT. Gramedia Jakarta, Jakarta, 1989, h. 12.
7

prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin
lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat risikonya, karena sejauhjauh kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu, maka masih
selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan.
Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur risiko. Dengan adanya unsur
risiko inilah maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit.
4. Prestasi, atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang,
tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan
ekonomi modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksitransaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam
praktek perkreditan.
Sedangkan pengertian kredit menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 9
Berdasarkan hal tersebut dalam pemberian kredit perbankan harus
didasarkan pada persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam atau dengan

istilah lain harus didahului dengan adanya perjanjian kredit.
Pemberian kredit itu adanya berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam uang antara bank sebagai kreditur dan pihak lain nasabah
peminjam dana sebagai debitur dalam jangka waktu tertentu yang telah disetujui
atau disepakati bersama dan akan melunasi utangnya tersebut dengan sejumlah
bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. 10
Beberapa pakar hukum berpendapat demikian, bahwa perjanjian kredit
pada hakikatnya adalah perjanjian pinjam-meminjam sebagaimana yang diatur di
9

Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan Di Indonesia , PT. Gramedia Putaka
Utama, Jakarta, 2001, h. 237.
10
Ibid, h. 260.

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1754 sampai dengan Pasal
1769.11
Apabila debitur menerima semua ketentuan dan persyaratan yang
ditentukan oleh bank, maka ia berkewajiban untuk menandatangani perjanjian
kredit tersebut, tetapi apabila debitur menolak ia tidak perlu menandatangani

perjanjian kredit tersebut. Perjanjian kredit ini perlu memperoleh perhatian yang
khusus baik oleh bank sebagai kreditur maupun oleh nasabah sebagai debitur,
karena perjanjian kredit mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian,
pengelolaan, dan penatalaksanaan kredit tersebut.12
Pemberian kredit kepada nasabahnya khususnya pegawai negeri sipil tentu
ada penyebabnya antara lain seperti banyaknya keperluan yang harus dibeli
sedangkan gaji atau uang yang diperoleh tidak mencukupi untuk memenuhi segala
keperluan tersebut.
Untuk menghindari pegawai negeri tersebut jatuh kecengkraman lintah
darat apalagi dalam keadaan kehidupan yang sangat sulit karena merosotnya nilai
rupiah dari gaji yang diterima, maka pemerintah khususnya bank telah
mengantisipasi hal-hal demikian yaitu melalui pemberian kredit.
Kredit yang diberikan tentu sedikit berbeda dengan kredit pada umumnya
misalnya kredit kepada pengusaha dalam membiayai perusahaannya. Karena
pemberian kredit disini didasarkan kepada asas kepercayaan, tanpa meminta
sejumlah jaminan sesuai pinjaman kredit yang diperoleh dan jaminan yang

11
12


Ibid, h. 261.
Hermansyah, Op. cit, h. 68.

diminta hanyalah Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil. Inilah
yang dinamakan dengan jaminan pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah, yakni berwujud keyakinan atas kesanggupan dan kemampuan
nasabah debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan.
Pada umumnya, kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi bank,
mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan, maka akan sulit untuk
menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Sebaliknya dengan jaminan
kredit relatif lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat ditutupi oleh
jaminan tersebut.13
Dengan

demikian,

meskipun

pemberian


kredit

disini

dilakukan

berdasarkan kepercayaan, tanpa meminta sejumlah jaminan sesuai pinjaman kredit
yang diperoleh, namun jaminan tersebut tetap harus diperlukan, akan tetapi
jaminan disini hanya sebatas pada Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri
Sipil.
Bagi perbankan, setiap pemberian kredit yang disalurkan kepada
masyarakat selalu mengandung risiko. Oleh karena itu, perlu unsur pengamanan
dalam pengembaliannya. Unsur pengamanan (safety) adalah suatu prinsip dasar
dalam peminjaman kredit selain unsur keserasian ( suitability) dan keuntungan
(profitability). Bentuk pengamanan kredit dalam praktik perbankan dilakukan

13

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2013, h. 93.


dengan pengikatan jaminan.14 Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
kerugian atau risiko yang mungkin muncul pada pelaksanaan perjanjian.
Pemberian kredit oleh bank kepada masarakat khususnya Pegawai Negeri
Sipil dianggap penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat sesuai dengan
definisi bank itu sendiri.
Sesuai dengan tujuan perbankan Indonesia, yang tercantum dalam Pasal 4
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yaitu
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemeratan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitasi nasional kearah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak. Pemerintah sebelumnya telah mengeluarkan
kebijaksanaan kredit, yaitu bagi kredit kecil yang disalurkan akan mendapat
perlindungan asuransi. Asuransi ini merupakan asuransi wajib ( compulsory
insurance) yang ditangani oleh PT Asuransi Bangun Askrida.15

Secara bisnis-teknis, hubungan antara bank yang memberi kredit dengan
PT. Asuransi Bangun Askrida dituangkan dalam perjanjian yang dibuat antara
keduanya, yaitu PT. Asuransi Bangun Askrida sebagai penanggung, bank sebagai
tertanggung,


dan

kredit

bank

sebagai

objek

yang

dipertanggungkan

(diasuransikan).16
Begitu juga dengan pemberian pinjaman kepada pegawai negeri sipil,
apabila pinjaman tidak dikembalikan kepada bank atau nasabah yang melakukan
14

Tan Kamello, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan yang Didambakan,
PT. Alumni, Bandung, 2014, h. 2.
15
16

Djumhana, Op. cit, h. 423.
Ibid, h. 425

perjanjian pinjaman kredit telah meninggal dunia, maka pihak asuransi akan
menanggung sebagian dari jumlah pinjaman.
Bank sebagai pemberi pinjaman kredit kepada masyarakat termasuk
Pegawai Negeri Sipil, sering menghadapi risiko-risiko atau hambatan-hambatan
yang muncul, salah satunya yaitu debitur kesulitan untuk membayar utangutangnya atau mengembalikan kreditnya akibat dari suatu keadaan overmacht
(keadaan memaksa karena adanya kondisi yang sulit diduga sebelumnya). 17
Risiko itu dapat dibatasi antara lain bila suatu bank tidak terlalu banyak
memberikan kredit kepada nasabah tertentu atau pihak-pihak yang mempunyai
keterkaitan dengan bank tersebut.18
Untuk mengetahui lebih lanjut hal-hal yang berkaitan dengan perjanjian
pemberian kredit dengan jaminan surat keterangan pengangkatan pegawai negeri
sipil, terutama mengenai prosedur pemberian kredit dan penyelesaian kredit macet
maka penulis mengadakan penelitian dengan judul: “Tinjauan Yuridis
Mengenai Perjanjian Pemberian Kredit Dengan Jaminan Surat Keputusan
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil pada PT. Bank Sumut Medan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan masalahmasalah untuk dijadikan pedoman penelitian agar mencapai sasarannya. Adapun
yang menjadi perumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

17

Zainal Asikin, Pokok-pokok Hukum Perbankan di Indonesia , PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1997, h. 64.
18
Rachmadi Usman, Op. cit, h. 251.

1. Bagaimana prosedur memperoleh kredit pada PT. Bank Sumut
Medan?
2. Apa saja macam-macam kredit yang diberikan PT. Bank Sumut Medan
kepada Pegawai Negeri Sipil?
3. Bagaimana ketentuan tentang besarnya pinjaman dan bunga kredit
pada PT. Bank Sumut Medan?
4. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut Medan apabila
terjadi kredit macet oleh Pegawai Negeri Sipil ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur memperoleh kredit pada PT. Bank Sumut
Medan.
2. Untuk mengetahui macam-macam kredit yang diberikan PT. Bank
Sumut Medan kepada Pegawai Negeri Sipil.
3. Untuk mengetahui ketentuan tentang besarnya pinjaman dan bunga
kredit pada PT. Bank Sumut Medan.
4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut
Medan apabila terjadi kredit macet oleh Pegawai Negeri Sipil.

2. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan bagi keberadaan
dan perkembangan ilmu hukum khususnya dalam bidang hukum
perbankan yang menyangkut dalam hal pemberian kredit dengan
jaminan surat keputusan pengangkatan pegawai negeri sipil.
2. Secara Praktis
Bahwa penelitian ini adalah sebagai sumbangan pemikiran bagi ilmu
pengetahuan dalam bidang hukum perbankan, bagi praktisi hukum,
serta profesi hukum lainnya, dan juga untuk menjadi bahan diskusi
tentang

pemberian

kredit

dengan

jaminan

surat

keputusan

pengangkatan pegawai negeri sipil, serta sebagai bahan acuan bagi
peneliti lain yang tertarik pada tema yang sama.

D. Keaslian Penulisan
Penulisan ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan
informasi yang didapat dari penelusuran kepustakaan di lingkungan Universitas
Sumatera Utara penulisan ini dengan judul “Tinjauan Yuridis Mengenai
Perjanjian

Pemberian

Kredit

Dengan

Jaminan

Surat

Keputusan

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil pada PT. Bank Sumut Medan”, belum
pernah ditemukan judul atau penelitian tentang judul penelitian di atas
sebelumnya. Dengan demikian, penulisan ini adalah asli dan murni hasil
penelitian serta pemikiran dalam rangka melengkapi tugas memenuhi persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.

E. Metode Penelitian
Penelitian merupakan upaya pencarian yang amat bernilai edukatif,
ia melatih kita untuk selalu sadar bahwa di dunia ini banyak yang tidak kita
ketahui, dan apa yang kita coba cari, temukan, dan ketahui itu tetaplah bukan
kebenaran mutlak. Oleh sebab itu, masih perlu diuji kembali.19
Untuk

menghasilkan

karya

tulis

ilmiah

yang

baik

dan

dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka harus didukung dengan faktafakta/dalil-dalil yang akurat yang diperoleh dari suatu peneleitian. Penelitian pada
dasarnya merupakan suatu upaya pencairan dan bukan hanya sekedar mengamati
dengan teliti terhadap suatu obyek yang mudah terpegang di tangan. 20
Metode merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh manusia, yang
merupakan logika dari penelitian ilmiah, studi terhadap prosedur dan teknik
penelitian, maupun sistem dari prosedur dan teknik penelitian.21 Adapun metode
penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari:
1. Sifat/Jenis Penelitian
Sifat/jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
bersifat deskriptif analisis mengarah kepada penelitian yuridis normatif, yaitu
suatu penelitian yang dilakukan atau diajukan hanya pada peraturan yang tertulis

19

Amiruddin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2012, h. 19.
20
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2009, h. 27.
21
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2001,
h. 27.

atau bahan hukum yang lain. 22 Penelitian ini dilakukan dengan meneliti bahan
pustaka atau data sekunder dahulu dengan melakukan penelusuran terhadap
norma-norma hukum serta berbagai literatur yang berkaitan dengan tinjauan
yuridis mengenai perjanjian pemberian kredit dengan jaminan surat keputusan
pengangkatan pegawai negeri sipil kemudian dilanjutkan dengan mengadakan
penelitian terhadap data primer dengan penelitian lapangan ( field research)
dilaksanakan di PT. Bank Sumut Medan dengan melakukan wawancara dengan
pihak bank yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas pada skripsi ini.
2. Bahan Hukum
Materi dalam skripsi ini diambil dari data sekunder. Adapun data sekunder
yang dimaksud adalah:
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah dokumen-dokumen hukum yang mengikat
dan diterapkan oleh pihak yang berwenang seperti peraturan perundangundangan. Dalam penulisan skripsi ini antara lain menggunakan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, serta
bahan hukum primer lainnya yang terkait dengan pembahasan skripsi ini.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian terkait

22

Ibid, h. 32.

perjanjian kredit perbankan, seperti hasil kajian seminar-seminar, jurnaljurnal, buku-buku, makalah-makalah, serta karya tulis ilmiah lainnya
maupun tulisan-tulisan yang terdapat pada website yang terpercaya yang
mengulas tentang perjanjian pemberian kredit antara pihak kreditur (bank)
dengan pihak debitur (pegawai negeri sipil) dan hal lainnya yang ada
kaitannya dengan pembahasan pada skripsi ini sebagai bahan acuan di
dalam penulisan skripsi ini.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier yang digunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah
bahan-bahan yang memberikan petunjuk dan penjelasan dari bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder, seperti: kamus besar bahasa indonesia,
kamus hukum, serta bahan-bahan lain diluar bidang hukum yang relevan
dan dapat digunakan untuk melengkapi data di dalam penulisan skripsi ini.
3. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah
melalui studi dokumen, bahan pustaka, serta penelitian lapangan ( field research).
Penelitian lapangan (field research) dilaksanakan di PT. Bank Sumut Medan
dengan melakukan wawancara dengan pihak bank mengenai hal yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas pada skripsi ini.
4. Analisis Data
Di dalam penulisan skripsi ini untuk mengolah data yang didapatkan dari
penelusuran dokumen dan penelitian lapangan maka hasil penelitian ini

menggunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif ini pada dasarnya merupakan
pemaparan tentang teori-teori yang dikemukakan, sehingga dari teori-teori
tersebut dapat ditarik beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan.
Metode analisis data menggunakan metode kualitatif, yaitu data yang
didapat disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk
mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas. Untuk memperoleh data dari
sumber ini penulis mencatat, mengorganisasikan, mengelompokkan dan
mensintesiskan data selanjutnya memaknai setiap kategori data, mencari dan
menemukan pola, hubungan-hubungan, dan memaparkan temuan-temuan
menyangkut tinjauan yuridis mengenai perjanjian pemberian kredit dengan
jaminan surat keputusan pengangkatan pegawai negeri sipil dalam bentuk
deskripsi naratif yang bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain.
Dalam penulisan skripsi, metode pendekatan yang digunakan yaitu secara
deskriptif, dimulai dengan analisis terhadap perjanjian kredit perbankan sesuai
dengan masalah yang diteliti. Spesifikasi suatu penelitian bisa dicapai sampai
tahap

deskriptif

atau

inferensial.

Penelitian

deskriptif

apabila

hanya

menggambarkan keadaan obyek, sebaliknya penelitian inferensial tidak hanya
melukiskan, tetapi dengan keyakinan tertentu mengambil kesimpulan-kesimpulan.
Selanjutnya, berdasarkan kesimpulan itu nantinya dijadikan dasar deduksi untuk
menghadapi persoalan khusus atau tindakan praktis dengan kejadian tertentu.23
Dengan spesifikasi demikian, diharapkan penulisan skripsi ini dapat
mendeskripsikan tinjauan yuridis mengenai perjanjian pemberian kredit dengan
jaminan surat keputusan pengangkatan pegawai negeri sipil berdasarkan
permasalahan yang diteliti.
23

Sujitno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta, Penerbit Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada, 1982, h. 3.

F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan suatu karya ilmiah khususnya skripsi, sistematika
penulisan merupakan suatu bagian yang sangat penting, karena dengan adanya
sistematika penulisan ini maka pembahasannya akan dapat diarahkan untuk
menjawab masalah-masalah dan membuktikan kebenaran hipotesanya.
Kemudian agar memudahkan isi dari skripsi ini, maka sistematika penulis
disusun secara menyeluruh mengikat kerangka dasarnya yang dibagi dalam
beberapa bab serta sub bab secara berurutan, yang masing-masing bab itu akan
menyelesaikan pemecahan permasalahan dalam pembahasannya.

Adapun

sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang dari
permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,
keaslian penulisan, metode penelitian dan diakhiri dengan
sistematika penulisan yang bertujuan untuk mengantarkan pikiran
pembaca ke pokok permasalahan yang akan dibahas.

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT
Dalam bab ini membahas mengenai tinjauan umum tentang
perjanjian kredit. Disini menguraikan tinjauan tentang perjanjian
kredit

yang meliputi

pengertian kredit, jenis-jenis kredit,

pemberian kredit sebagai suatu perjanjian, sahnya suatu perjanjian
kredit dan berakhirnya perjanjian kredit.

BAB III

TINJAUAN PERKREDITAN YANG DILAKUKAN OLEH
BANK PEMERINTAH
Bab ini menguraikan tentang dasar hukum pemberian kredit
kepada PNS, fungsi jaminan yang diberikan debitur kepada
kreditur, objek yang dijadikan jaminan dalam pemberian kredit dan
sumber dana yang diterima bank untuk memberikan kredit.

BAB IV

TINJAUAN

YURIDIS

MENGENAI

PERJANJIAN

PEMBERIAN KREDIT KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL
PADA BANK SUMUT MEDAN CAB. BINJAI
Dalam bab ini menguraikan tentang prosedur memperoleh kredit
pada PT. Bank Sumut Medan, macam-macam kredit yang
diberikan PT. Bank Sumut Medan kepada Pegawai Negeri Sipil,
ketentuan tentang besarnya pinjaman dan bunga, dan penyelesaian
kredit macet pada PT. Bank Sumut Medan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup dari penguraian skripsi ini dengan
memuat kesimpulan dan saran yang diperoleh dari penulisan
skripsi ini mengenai perjanjian pemberian kredit dengan jaminan
surat keputusan pengangkatan pegawai negeri sipil dengan harapan
dapat dijadikan masukan bagi praktisi hukum dan bagi masyarakat
yang membutuhkan.