Analisis kation dan anion karboksilat

A. Latar Belakang
Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zat-zat yang terkandung
di dalamnya, serta cara-cara pengolahannya. Jadi sangatlah perlu bagi seorang farmasis,
untuk mengetahui tentang seluk beluk tentang pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat
dalam suatu sampel. Untuk itu pengetahuan tentang analisis kualitatif sangat esensial untuk
dijadikan salah satu keahlian bagi seorang farmasist. Inilah yang menjadi sebab praktikum ini
dilaksanakan
Faktor pendorongnya praktikum analisis kualitatif ini dilakukan karena praktikan harus
mengetahui dan mengenal cara-cara analisis kualitatif. Praktikum diperlukan untuk
mendukung pengetahuan farmasis tentang analisa kualitatif, selain pengetahuan teori.
Perlunya diadakan pengenalan terhadap anion sebagai dasar dalam malakukan analisa pada
kegiatan-kegiatan praktikum di farmasi. Kita dapat lebih mengenal sifat-sifatnya dan caracara analisanya dengan bantuan praktikum.
Perlunya diadakan pengenalan terhadap anion sebagai dasar dalam malakukan analisa pada
kegiatan-kegiatan praktikum di farmasi. Kita dapat lebih mengenal sifat-sifatnya dan caracara analisanya dengan bantuan praktikum.
Dalam hal ini pemeriksaan atau pemisahan anion merupakan salah satu cara analisis
kualitatif. Dengan memakai reagensia golongan secara sistematik, dapat ditetapkan
keberadaan suatu anion.
Pengetahuan tentang analisa ini akan memberi manfaat ke depan untuk mengetahui seberapa
aman sebuah produk digunakan, apakah mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Hal inilah yang mendasari dilakukannya percobaan analisa kualitatif
anion.


B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami analisis kation dan amnion serta karakteristik satu sampel
2. Tujuan Percobaan
 Menentukasn sifat dan karakteristik dari satu sampel
 Menentukan golongan dan spesifik kation dari sampel
 Menentukan golongan dan spesifik anion dari sampel
C.
1.
2.
3.
4.

Prinsip Percobaan
Penentuan sifat dan karakteristik dari satu sampel
Penentuan golongan kation dari sampel
Penentuan spesifik kation dari sampel
Penentuan golongan kation dari sampel


5. Penentuan spesifik anion dari sampel

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion)
tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi
yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia
yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas
(G. Svehla : 1985).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk golongan
tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah AgNO3 yang hasilnya adalah
endapan coklat merah bata (Ismail Besari : 1982).
Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti oksalat misalnya
(CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari : 1982).
Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang terutama dijumpai pada
garam lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang digunakan, yang paling dikenal adalah
kalium permanganat (KMnO4) dan kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida (Ismail
Besari : 1982).

Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau
senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan
dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood :
1993).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4 atom oksigen yang
terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun demikian, mungkin hanya
terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti ion
bikarbonat yang terbentuk dari CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari : 1982).
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk mendeteksi
kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar

memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan
utama, dan dari masing-masing golongan menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri
sendiri. Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam
pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh dianggap berguna
untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion
bukanlah skema yang kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan
(G. Svehla : 1985).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk senyawa yang mudah

larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat dari
logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat
yang sukar larut atau memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak
soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut (Anonim : 2011).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering
dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Reaksi kering
ialah sejumlah uji ynag berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa
melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala,
uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam
larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan
pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan
dengan cara basah (G. Svehla : 1985).
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur
atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan
analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau
contoh (Underwood,1986).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu
memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertamatama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan

dilakukan dalam bentuk pengendapan di mana penambahan pereaksi tertentu mampu
mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya
disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion
tersebut. Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II),
golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa
(VI) (Anonim,2010).
Dalam metode analisis kualitatif ini, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya
pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis
anion / kation (Wiro, 2009).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja
yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk
zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-golongan
diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau
diputar dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau dari
filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan
dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia
(Cokrosarjiwanto,1977).

Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif.
Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-beda.

Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan
tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu
endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung
pada berbagai kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut.
Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa
kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer.
Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa
endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena uhu ini dapat
digunaan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb
dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida kemudian
memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan
memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedngkan kedua kation lainnya
tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam
campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing. Umumnya
kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam prakteknya
ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan
pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu
melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut
denga ion sekutu tersebut (Masterton,1990).
B. Uraian Bahan

1. Aquades (Dirjen POM, 1979: 96)
Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama lain
: Air suling, air murni
Berat molekul
: 18,02
Rumus molekul
: H2O
Pemerian
: Cairan jenuh, tidak berwarna , tidak berasa dan
tidak berbau
Kegunaan
: Sebagai sampel
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
2. AgNO3 (DIRJEN POM, 1979 : 97)
Nama resmi
: ARGENTII NITRAS
Nama lain

: Perak Nitrat
Rumus molekul
: AgNO3
Berat molekul
: 169,87
Pemerian
: hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi gelap
bila terkena sinar.
Kelarutan
: sangat mudah larut dalam air.
Penyimpanan:
dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
: sebagai pereaksi golongan anion.
3. CaCl2 (DIRJEN POM 1979 : 120)
Nama resmi
: CALCII CHLORIDUM
Nama lain
: kalsium klorida
Rumus molekul

: CaCl2

Berat molekul
: 219,08
Pemerian
: hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
pahit, meleleh basa.
Kelarutan
: larut dalam 0,25 bagian air, mudah larut dalam
etanol (95%) P. Penyimpanan : dalam wadah
tertutup baik.
Kegunaan
: sebagai pereaksi spesifik golongan III
4.

5.

6.

7.


8.

HCl (DIRJEN POM 1979 : 53)
Nama resmi
: ACIDUM HIDROCHLORIDUM
Nama lain
: asam klorida
Rumus molekul
: HCl
Berat molekul
: 36,46
Pemerian
: cairan tidak berwarna, berasa asam, bau
merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian\
volume air, asap hilang.
Kelarutan
: larut dalam air dan etanol (95%) P.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai pereaksi spesifik golongan III
HNO3 (DIRJEN POM 1979 : 650)
Nama resmi
: ACIDUM NITRAS
Nama lain
: asam nitrat
Rumus molekul
: HNO3
Berat molekul
: 63
Pemerian
: cairan jernih berasap, hampir tidak berwarna
Sampai warna kuning.
Kelarutan
: sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan
: sebagai pereaksi golongan anion.
MgCl2 (DIRJEN POM 1979 : 702)
Nama lain
: Magnesium Klorida
Rumus molekul
: MgCl2
Pemerian
: hablur tidak berwarna, tidak berbau, meleleh basah
Kelarutan
: larut dalam 1 bagian air dan dalam 2 bagian etanol
(95%) P.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: sebagai pereaksi spesifik golongan III
NH4NO3 (Amonium nitrat) (FI 3: 644)
Nama resmi
: Amonium nitras
Nama lain
: NH4NO3\
RM/BM
: NH4NO3/80,0
Kelarutan
: Mudah larut dalam air
Pemerian
: Hablur, tidak berwarna
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Pereaksi
KNO3 (Kalium nitrat) (FI 3: 691)
Nama resmi
: Kalium nitras
Nama lain
: Kalium nitrat
RM/BM
: KNO3/ 101,11

mpanan
aan

Kelarutan
: Larut dalam 3,3 bagian air
Pemerian
: Hablur tidak berwarna atau serbuk halus
putih, tidak berbau, rasa dingin dan cair.
: -Dalam wadah tertutup baik
: Sebagai sampel
9. BaSO4 (Barium sulfat) (FI 3: 105)
Nama resmi
: Barii sulfas
Nama lain
: Barium sulfat
RM/BM
: BaSO4//233,40
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut
organik, dalam larutan asam dan dalam
larutan alkali.
Pemerian
: Serbuk halus, bebas, butiran menggumpal,
putih, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
: Sebagai sampel
10. FeSO4 (Besi (II) Sulfat) (FI 3: 254)
Nama resmi
: Ferrosi sulfat
Nama lain
: Besi(II) sulfat
RM/BM
: FeSO4 /151,90
Kelarutan
: Perlahan-lahan larut hampir sempurna dalam
air bebas CO2 P.
Pemerian
: Serbuk,putih keabuan ,rasa logam,sepat.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
: Sebagai sampel
11. BaSO4 ( Barium sulfat) (FI 3: 105)
Nama resmi
: Barii sulfas
Nama lain
: Barium sulfat
RM/BM
: BaSO4 / 233,40
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut
organik, dalam larutan asam, dan larutan
alkali.
Pemerian
: Serbuk halus, bebas butiran menggumpal,
putih, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
: Sebagai sampel
12. CuSO4( Tembaga (II) sulfat) (FI 3: 731)
Nama Resmi
: Tembaga (II) sulfat
RM/BM
: CuSO4 / 159,60
Kelarutan
: Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian
gliserol P, sangat larut dalam etanol (95%) P.
Pemerian
: Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
dingin.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai sampel
13. KMnO4 (Kalium permanganat) (FI 3: 330)
Nama resmi
: Kalii Permanganas
Nama lain
: Kalium Permanganat
RM/BM
:Kelarutan
: Larut dalam 16 bagian air dan mudah larut

dalam air mendidih
Kadar
: Tidak kurang dari 99% KMnO4 dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian
: Hablur mengkilap, ungu tua, atau amper
hitam, tidak berbau, rasa manis dan sepat.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai sampel
14. KCl (Kalium klorida) (FI 3: 329)
Nama resmi
: Kalii chloridum
Nama lain
: Kalium klorida
RM/BM
: KCl/74,35
Kelarutan
: Larut dalam 3 bagian air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam
etanol mutlak P dan dalam eter P.
Pemeria
: Hablur berbentuk kubus atau berbentuk
prisma, tidak berwarna, serbuk butir putih,
tidak berbau, rasa asin, mantap di udara.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai sampel

BAB III
METODE KERJA
A.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan.
Gegep
Gelas arloji
Gelas Kimia
Indikator pH
Pipet tetes
Pembakar spritus
Rak tabung
Tabung reaksi

2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Bahan yang digunakan
Aquades
AgNO3
CaCl2
HCl
HNO3
NH4NO3
KNO
BaSO4
BaSO4
CuSO4
KMnO4
KCl

B.
1.
a.
1)
2)
3)
4)
5)
b.
1)
2)
3)
c.
1)
2)
d.
1)
2)
e.
1)
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Cara Kerja
Kation
Golongan I, Ag+
AgNO3 (Perak Nitrat), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan HCl
AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NH3
AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K2Cr2O7
AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K
Golongan II, Cu2+
CuSO4 (Kupri Sulfat), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NH3
CuSO4, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan KI
Golongan III, Fe3+
FeCl3 (Besi (III) Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
FeCl3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K3(Fe(CN)6)
Golongan IV, Ca2+
CaCl2 (Kalsium Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K3(Fe(CN)6))
CaCl2 , Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K2Cr2O7
Golongan V
MgCl2 (Magnesium Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
Anion
NaCl (Natrium Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
b KI (Kalium Iodida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
KI, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan CuSO4
[K3(Fe(CN)6)] (Kalium ferrisianida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan
AgNO3
[K3(Fe(CN)6)], Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan CuSO4
Na2S2O3 (Natrium Tiosulfat), masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan H2SO4
Na2S2O3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
Na2S2O3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan CuSO4
Na2S2O3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan S2

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan identifikasi kation

No
1.

2.

3.

4.

5.

Prosedur

Hasi Pengamatan

Golongan I, Ag+
AgNO3+HCl→AgCl+HNO3
AgNO3+NaOH→AgOH+NaNO3
AgNO3+NH3→Ag(NH3)+NO3
2AgNO3+K2Cr2O7→Ag2Cr2O7+2KNO3
AgNO3+KI→ AgI+KNO2

Endapan putih
Endapan cokelat
Endapan putih
Endapan merah cokelat
Endapan kuning

Golongan II, Cu2+
CuSO4+2NaOH→Cu(OH)2+Na2SO4
CuSO4+NH3→ Cu(NH3)+SO4
CuSO4+2KI→CuI2+K2SO4

Endapan biru
Endapan hijau
Endapan putih

Golongan III, Fe3+
FeCl3+3NaOH→Fe(OH)3+3NaCl
FeCl3+K3Fe(CN)6→[Fe(Fe(CN)6)]+3KCl

Endapan cokelat
Endapan hijau

Golongan IV, Ca2+
CaCl2+(K3(Fe(CN)6)→Ca3(Fe(CN)6)2
CaCl2+K2Cr2O7→CaCr2O7+2KCl

Warna kuning
Warna kuning

Golongan V, Mg2+
MgCl2+NaOH→Mg(OH)2+NaCl

Warna bening

identifikasi anion
No.

Prosedur

2. Penga
matan

Hasil Pengamatan

B.

1.
2.
3.

NaCl+AgNO3→AgCl+NaNO3
KI+AgNO3→AgI+KNO3
KI+CuSO4→CuI+KSO4

4.
5.
6.

[K3(Fe(CN)6)]+AgNO3
[K3(Fe(CN)6)]+CuSO4
Na2S2O3+H2SO4→H2S+Na2SO4+SO3

7.

Na2S2O3+AgNO3→Ag2S2O3+NaNO3

8.

Na2S2O3+CuSO4→CuS2O3+Na2SO4

9.

Na2S2O3+S2

Reaksi
Kation Golongan I
- Hg2+ + 2NaOH
- Hg2+ + 2KI
- Ag+ + NaOH
- Ag+ + HCl
- Ag+ + KI
- Ag+ +
- Pb2+ + 2NaOH
- Pb2+ + 2HCl
- Pb2+ + H2SO4
- Pb2+ + K2CrO4

Hg(OH)2 + 2Na+
HgI2 + 2K+
AgOH + Na+
AgCl + H+
AgI + K+
Pb(OH)2 + 2Na+
PbCl2 + 2H+
Pb(SO4)2 + 2H+
PbCrO4 + 2K+

Kation Golongan II
2+

- Cu + 2NaOH
Cu(OH)2 + 2Na+
2+
- Cu + 2KI
CuI2 + 2K+
Kation Golongan III
- Fe2+ + 2NaOH
Fe(OH)2 + 2Na+
2+
- Zn + 2NaOH
Zn(OH)2 + 2Na+
- Al3+ + 3NaOH
Al(OH)3 + 3Na+
Kation Golongan IV
2+
- Ca + 2NaOH
Ca(OH)2 + 2Na+
2+
- Ba + 2NaOH
Ba(OH)2 + 2Na+

Endapan putih
Endapan kuning
Perubahan warna menjadi
putih kekuning-kuningan
dan sedikit endapan putih
Endapan orange
Endapan hijau
Tidak timbul gas dan tidak
ada endapan
Endapan putih berubah
menjadi kuning, menjadi
cokelat dan akhirnya
menjadi warna hitam
Warna kehijauan menjadi
bening
Memucat, dari warna
cokelat tua menjadi cokelat
muda

- Ba2+ + 2NaCO3
BaCO3 + 2Na+
- Ba2+ + H2SO4
Ba(SO4)2 + 2H+
Kation Golongan V
2+
- Mg + 2NaOH
Mg(OH)2 + 2Na+
+
- NH4 + NaOH
NH4OH + Na+

Anion golongan A
ClCl- + AgNO3 → AgCl ↓ putih + NO3AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2 + ClCl- + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 putih + 2 CH3COOCl- + CuSO4 →II- + AgNO3 → AgI putih + NO3I-+ Ba(NO3)2 →
2I- + Pb(CH3COO)2 → PbI2 + 2 CH3COOSCNSCN- + AgNO3 → AgSCN putih + NO3
SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COOSCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COOGolongan B
2S
S2- + AgNO3 → Ag2S ↓ hitam + 2NO3
Ag2S + HNO3
S2- + FeCl3 → FeS hitam + HNO3
S2- + Pb(CH3COO)2 → PbSO4 hitam + 2CH3COOGolongan C
CH3 COOCH3COO- + H2SO4 → CH3 COOH + SO4
CH3COO- + Ba(NO3)2
CH3COO- + 3FeCl3 + 2H2O→ (CH3COO)6 + 2HCL + 4H2O
→ 3Fe(OH)2
CH3COO- merah + 3CH3COOH +HCL
Golongan D
SO32SO32- + AgNO3 → Ag2SO3 putih + 2 NO3
Ag2SO3 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2SO4
SO32- + Ba(NO3 )2 → BaSO3 putih + 2NO3
BaSO3 + 2HNO3 → Ba(NO3)2 + H2SO3
SO32- + Pb(CH3COO)2 → PbSO3 putih + 2CH3 COOPbSO3 + 2HNO3 → Pb(NO3) 2 + H2SO3
CO32CO32- + AgNO3 → Ag2CO3 putih + 2NO3Ag2CO3 + 2NO3- → 2AgNO3 + H2CO3
CO32- + Mg(SO4)2 → MgCO3 putih + 2SO42Golongan E
S2O3
S2O32- + FeCl3 → Fe(S2O3 )3 Cl + 2ClPb(CH3COO)2 → PbS2O3 putih + 2CH3COO-

Golongan F
PO43PO43- + Ba(NO3 )2 → Ba3(PO4 )2 putih + 2NO3PO43- + FeCl3 → FePO4 putih kuning + 3 ClGolongan G
Anion NO32- → ↓ coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P.
NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 → 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O

BAB V
PEMBAHASAN
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya
adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada
pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur
Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam
sampel atau contoh (Underwood,1986).
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion /
kation suatu larutan.Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensiareagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan
dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang
kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya:
1. Golongan I: Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion
golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II: Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi,
Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan
dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al,
Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini
meliputi : Mg, K, NH4+.

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan
untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena
beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Sedangkan untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya:
a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa
banyak seperti oksalad
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan
reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat,
format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Kebanyakan reaksi kering yang di uraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya
modifikasi kecil.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan
untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena
beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Menemukan adanya kation dan anion dalam suatu analit, baik yang terdiri dari zat
tunggal atau zat majemuk lebih dari satu kation dan anion, memerlukan sistematika tertentu.
Apabila analit berupa larutan dapat langsung dianalisis, tetapi apabila berupa zat padat atau
campuran padat dan cair, perlu dicari pelarut yang sesuai. Analisis kation dalam tiap – tiap
golongan dilakukan sesuai langkah – langkah tertentu, sehingga masing – masing kation
akhirnya dapat identifikasi. Uji kelarutan berbagai macam garam dalam air, dapat
diperkirakan jenis anion yang mungkin terdapat dalam sampel.

BAB VI
PENUTUP
A.
1.
a)
b)
c)

d)

e)
2.

Kesimpulan
Adapun reaksi-reaksi yang terjadi terhadap kation dan anion yaitu:
Golongan I: Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Golongan II: Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Golongan III: Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk
endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal.
Golongan IV: Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam.
Golongan V: Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir.
Analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya
anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Cara identifikasi anion
tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion

adalah pemisahan anion berdasarka kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium,
barium dan seng.

B. Saran
1. Untuk Laboratorium
Agar alat-alat yang ada akan digunakan bisa terjaga mutu dan kualitasnya agar dapat
dilakukan oleh para praktikan.
2. Untuk Asisten
Janganlah bosan dalam mengawasi jalannya praktikum yang dilakukan praktikan
dalam laboratorium diharapkan agar dapat lebih baik untuk mengurangi faktor kesalahan
pada praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010). Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Besari, Ismail, dkk. (1982), Kimia Organik untuk Universitas, Edisi I, Armico Bandung, Bandung.
Direktorat jendral POM. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.
L. Underwood, A., (1993), Analisis Kimia Kualitatif , Edisi IV, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Svehla,
G.
(1985). VOGEL
: Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro ,Bagian 1, Edisi V, PT. Kalma Media Pustaka, Jakarta.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65