Pengembangan Silabus Bahasa Arab Berbasi

Pengembangan Silabus Bahasa Arab

Berbasis Lingkungan Bahasa dan Budaya 1

Pendahuluan

Komisi internasional Unesco untuk memasuki abad -21 merekomendasikan empat pilar belajar yaitu: learning to know, learning to do, learning to live together dan learning to be . Pertama learning to know dimaknai sebagai suatu proses pembelajaran yang membuat peserta didik menghayati dan akhirnya dapat merasakan serta dapat menerapkan cara memperoleh pengetahuan, suatu cara yang menimbulkan sikap ilmiah berupa sikap ingin tahu dan menimbulkan rasa mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Kedua, learning to do, bahwa tujuan dari pendidikan adalah agar lahir genarasi muda yang bekerja secara cerdas dengan memanfaatkan IPTEK. Selaras dengan pandangan Whitehead, bahwa tujuan akhir pendidikan adalah the acquition of the art of utilizing knowledge, yaitu penguasaan seni, menggunakan ilmu pengetahuan. ketiga, learning to live together , sebagai akibat yang diakui oleh komisi internasional untuk pendidikan abad ke-21 tentang sulitnya menciptakan kerukunan, toleransi dan saling pengertian dan bebas prasangka. Maka hidup bersama menjadi tujuan pendidikan. dan keempat, learning to be , maksudnya adalah bahwa tujuan pendidikan adalah menjadi manusia yang mengenal dirinya setelah ia menjadi pribadi yang percaya diri karena telah mampu mencari dan menemukan ilmu pengetahuan, mampu melaksanakan tugas secara cerdas dan mampu bekerjasama, bertenggangrasa dan

toleran terhadap perbedaan 2 .

Visi Indonesia 2010 dirumuskan oleh Indonesia Forum (yayasan yang dibentuk oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, ISEI, yang diketuai oleh Chairul Tanjung) mengemukakan bahwa Indonesia menjadi kekuatan ekonomi dunia nomor lima pada tahun 2030, setelah China, India, Amerika Serikat dan Uni Eropa pada saat perkapita Indonesia

mencapai 18.000 dollar AS per tahun 3 . Sesuatu yang mustahil dan mimpi, namun visi ini perlu dirumuskan oleh bangsa Indonesia.

Kurikulum Indonesia selalu mendapat kritik dari berbagai pihak, anggapan yang memandang bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dianggap sentralistik dan reduktif dalam mengembangkan pribadi manusia. Maka Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan jawaban yang beroreientasi meluaskan partisipasi guru, pengelola sekolah, murid bahkan komite dalam hal ini orang tua siswa untuk mengembangkan kompetensi dasar secara kontekstual dan mempraktikkan konsepsi ideal

mereka tentang pendidikan dan pengajaran 4 . Kurikulum ini dianggap kurikulum mencerdaskan jika dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, yang tercerdaskan bukan

hanya peserta didik, namun juga guru, pengelola sekolah dan bahkan masyarakat, karena masyarakat dilibatkan secara langsung dalam perencanaan dan kontrol pengembangan kurikulum dalam bentuk silabus dan RPP. Akan tetapi kendala besarnya adalah SDM Indonesia yang masih lemah menjadi penghambat dan sekolah menjadi lembaga yang hanya bisa melakukan kopi pasti atas silabus-silabus yang dibuat oleh sekolah lain disamping lemahnya pribadi sebagian guru.

1 Disampaikan oleh Raswan, M.Pd dalam diskusi dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Novemver 2012.

2 Forum Mangunwijaya, Kurikulum yang Mencerdaskan Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2007, Hal. 22-27.

3 Forum Mangunwijaya, Kurikulum yang Mencerdaskan Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2007, Hal. 89

4 Forum Mangunwijaya, Kurikulum yang Mencerdaskan Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2007, Hal. 37.

Perguruan Tinggi adalah kembaga yang diberikan kewenangan nuntuk mengembangkan kurikulum sendiri secarapenuh termasuk program sutudi-program studi yang ada di dalamnya. Oleh karenanya masalah pengembangan kurikulum mutlak sepenuhnya menjadi tanggungjawab masing-masing prodi. Jurusan Pendidikan Bahasa Aarab sering kali mendapat kritikan terutama berkaitan dengan lemahnya kemahiran peserta mahasiswa dalam berbahasa Arab terutama kemahiran istima‟ dan kalam. Hal ini perlu perlu diindikasikan oleh karena lingkungan bahasa dan budaya Arab belum optimal diciptakan. Salah satu usaha bisa dilakukan dalam optimalisasi lingkungan bahasa dan budaya adalah dengan mengembangkan kurikulum termasuk pengembangan silabus bahasa Arab yang berbasis bahasa dan budaya Arab. yang dimaksud dengan silabus bahasa arab arab adalah silabus seluruh mata kuliah yang ada di jurusan Pendidikan Bahasa Arab. bagaimana pengembangan silabus bahasa Arab berbasis bahasa dan budaya Arab yang bisa direalisasikan? Itu adalah pertanyaan tunggal dan inti pada makalah ini namun sebelumnya akan dikemukakan terlebih dahulu pembahasan mengenai kurikulum, silabus, lingkungan, bahasa dan budaya Arab.

Kurikulum, Silabus dan RPP

Dalam bahasa Arab kurikulum ( ةيساردلا ج ا ا ), silabus ( ررق ا/ جه ا ) dan RPP ( ةرودلا ) penting untuk dikembangkan. Dari melihat maknanya dalam bahasa Arab jelas ada hirarki dari ketiga istilah dalam pembelajaran tersebut. Kurikulum maknanya lebih umum dari silabus, dan silabus lebih umum dari RPP.

Kurikulum sebagaimana didefenisikan oleh para ahli adalah sebuah rencana yang mencakup keseluruhan pengalaman dan proses pendidikan siswa di bawah bimbingan sekolah. Kurikulum tidak sekadar dokumen yang dicetak atau distensile. Pengembang kurikulum harus tahu tujuan apa yang dapat tercapai, dalam kondisi yang bagaimana,

sehingga tercapai proses belajar yang efektif. 5 Oleh karena itu suatu kurikulum harus memuat pernyataan tujuan, menunjukan pemilihan dan pereorganisasian bahan pelajaran

serta rancangan evaluasi hasil belajar. 6 Sementara menurut sanjaya kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang

berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen

yang dirancang dalam bentuk nyata 7 .

Jadi kurikulum adalah rencana pendidikan yang memuat komponen tujuan, materi, metode pembelajaran, evaluasi dan implementasi nyata kurikulum dalam bentuk pembelajaran ril.

Selanjutnya, Silabus dimaknai sebagai deratan pengalaman dan sikap kebahasaan dan pembelajaran yang dirancang untuk peserta didik agar mampu menggunakan bahasa, oleh karenanya maka harus dikaji prinsip, kriteria pengalaman dan sikap kebahasaan, dirancang dan disusun serta diurutkan sesuai dengan karakteristik bahasa Arab. dalam bahasa Ara bnya adalah “ نسرادلل مدــقتو طـطخ يلا ةيميلعتلا ةيوغللا فقاو او تار ا نم ةعوم و جه ا

تار ا ذ راتخ اهساسأ ىلع يلا رياع او سـسأا ةسارد مهمزلي م نمو ،ةسرامو ًاامعتسا ةغللا ملعت نم مه يكمتل .ةغللا ملعت تايوتسم عباتت ب عباتتت تايوتسم ي لسلستو مظ تو ططخو فقاو او ”. silabus juga merupakan sarana mencapai tujuan pembelajaran bahasa oleh sebab itu perlu ada latihan membuat tujuan

5 Prof. Dr. S. Nasution, M.A., Pengembnagan Kurikulum, ( Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993), cet. Ke-5, hal. 10.

6 Dr. Rusman, M.Pd. Manajemen Kurikulum, (Bandung: PT RajaGrafindo Pesada, 2011), cet. Ke-3, hal. 59.

7 Wina Sanjaya, Kurikulum da n Pembelajaran: Teori dan Parktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) , Jakarta: Pranada Media Grup, 2011, cet. ke-4, Hal. 9-10.

pembelajaran dan menterjemahkannya ke dalam perilaku berbahasa yang bisa dikembangkan, diteliti dan dianalogikan 8 .

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk

penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar 9 . Silabus menjawab sedertan pertanyaan Apa kompetensi (jika basis kurikulumnya kompetensi) yang harus dikuasai

peserta didik? Bagaimana cara mencapainya? Bagaimana cara mengetahui pencapaiannya? 10 Bahkan dalam sumber lain disebutkan ada empat pertanyaan yang harus

dijawab silabus Apa tujuan pendidikan yang harus dicapai?, Pengalaman pendidikan yang bisa dilaksanakan untuk mencapai tujuan?, Bagaimana memenej pengalama pendidikan

dengan cara yang efektif? Dan Bagaimana cara membuat indikator pencapaiannya? 11 Yang terakhir bisa digambarkan sebagai berikut:

Untuk menentukan pembuatan silabus ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, berikut adalah factor yang menentukan pembuatan silabus, yaitu 12 :

1. Perkembangan kajian kebahasaan dan pendidikan menentukan munculnya silabus baru dalam mengkaji bahasa dan munculnya ilmu baru seperi ilmu psikologi bahasa, ilmu bahasa psikologi, ilmu sosial bahasa dan analisis kontrastif serta munculnya pendekatan baru dalam pembelajaran bahasa seperti pendekatan iha’ i , pendekatan bahasa integrative, total pisikal respon dll

2. Perkembangan teknologi modern, komputer, audio, visual dan penggunaan multimedia dalam pendidikan dan berimbas pada pembelajaran individu dan kelompok.

3. Tingginya perhatian terhadap penelitian ilmiah pendidikan dalam pembelajaran bahasa yang menimbulkan orientasi baru dalam membuat kurikulum dan program-program, seperti pemrograman, pemodelan dan kompetensi, performansi ...dll

4. Memperhatikan tingkat teknis seorang guru

5. Karakteristik peserta didik dari aspek usia, jenis kelamin, bahasa dan tujuan

6. Eksperimen bangsa lain dalam membelajarkan bahasanya untuk bangsa lain.

9 رمفون نم 10 ،سيم ا موي ي نم ،اه نقطا لا رغل ةيبرعلا ةغللا ميلعت ي جه ا Depdiknas-Dit. Pembinaan SMA, DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009, Pengembangan Silabus

http://www.voiceofarabic.net

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (silde power point)

, …hal. 7.

Depdiknas-Dit. Pembinaan SMA, DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009, Pengembangan Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (silde power point), hal. 8. Curriculum Development in Language

( ةغللا 00 ميلعت جام ريوطت ، ) Jack C. Richards ( كاج زدراشتير . 67 .ص ،خريوشلا رصان نب حاص . د ياغ نب ها دبع نب رصان . د ةمرت ، ) Taching

http://www.voiceofarabic.net

Sementara Jonson (1989) mengemukakan langkah-langkah, fungsi pembuat silabus dan hasil pengembangan silabus sebagaimana table berikut 13 :

Langkah Pengembangan

Fungsi Pembuatan Silabus

Hasil

Perencanaan silabus

Kekuatan politik Deskripsi:

Pembuat kebijakan politik

Silabus Tujuan

Analis kebutuhan

Pakar dalam

Menerapkan Program

Buku Materi Pembelajaran

Materi Pembelajaran

Program Pelatihan Guru Penerapan di Kelas

Pelatih Guru

Guru

Proses Mengajar

Proses Belajar Sementara Clark (1987) mengemukakan langkah-langkah pengembangan dan

Peserta didik

pembaruan kurikulum adalah sebagai berikut 14 :

1. Mengevaluasi prinsif-prinsif proses pembelajajaran bahasa dalam teori linguistik terapan dan pengalaman di kelas

2. Merevisi silabus dalam hal tujuan umum, tujuan khusus, materi dan metodologi pembelajaran yang luas

3. Mengevaluasi strategi pembelajaran di kelas

4. Memilih materi ( mawaarid ), mengatur dan mengubahnya agar mampu mendeskripsikan pengalaman belajar yang tepat

5. Mengevaluasi analogi desain (qiyas mushammam) untuk memberikan bekal sesuai dengan perkembangan peserta didik, mendaftar, mendeskripsikan dan menyediakan bekal-bekal tersebut.

6. Mengevaluasi langkah-langkah di kelas berhubungan dengan yang sudah dijelaskan

7. Mengevaluasi dan menginovasi strategi yang didesain untuk membantu guru mengevaluasi dan memperbaiki pelaksanaan pembelajaran Yang bisa dikembangkan dalam silabus adalah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pokok, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu dan pengembangan

sumber belajar 15 . Pengembangan yang dilakukan harus mengidahkan prinsip pengembangannya, diantara prinsip pengembangan silabus adalah Ilmiah, Relevan,

Sistematis, Konsisten, Memadai, Aktual dan Kontekstual, Fleksibel dan Menyeluruh 16 . Dan yang perlu diperhatikan adalah prinsip membuat silabus khusus bahasa Arab adalah sebagai

berikut:

1. Pengalaman dan praktek berbahasa

2. Karakteristik bahasa Arab

3. Budaya Arab dan Islam

4. Karakteristik pembelajar bahasa

5. Karakteristik proses pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa Arab

Jenis-jenis Silabus

Jenis-jenis dilabus yang bisa dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah sebagai berikut 17 :

( ةغللا 03 ميلعت جام ريوطت ، ) Jack C. Richards ( كاج زدراشتير . 71 .ص ،خريوشلا رصان نب حاص . د ياغ نب ها دب ع نب رصان . د ةمرت ، ) Taching

Curriculum Development in Language

جام ريوطت ،) Jack C. Richards ( كاج زدراشتير

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Parktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

16 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Parktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan … hal. 170-173.

Pendidikan (KTSP) … hal. 168-169. Curriculum Development in Language

( ةغللا 07 ميلعت جام ريوطت ،) Jack C. Richards ( كاج زد راشتير Aziz Fachrurrozi dan Erta اضيأ ر . 201 - 095 .ص ،خريوشلا رصان نب حاص . د ياغ نب ها دبع نب رصان . د ةمرت ، ) Taching ( ةغللا 07 ميلعت جام ريوطت ،) Jack C. Richards ( كاج زد راشتير Aziz Fachrurrozi dan Erta اضيأ ر . 201 - 095 .ص ،خريوشلا رصان نب حاص . د ياغ نب ها دبع نب رصان . د ةمرت ، ) Taching

silabus yang disusun berdasar pada satuan-satuan kaidah bahasa. Hal ini bisa dilakukan pada silabus untuk kepentingan umum misal untuk tingkat dasar perlu menyelesaikan masalah seperti menentukan kaidah yang cukup sesuai waktu yang tersedia, menentukan urutan materi untuk memudahkan proses pembelajaran dan menentukan hasil gramatikal yang akan membantu dalam mengembangkan kemahiran komuikasi. Materi pembelajaran berisi sekumpulan bentuk-bentuk kata dan struktur bahasa yang diajarkan misal kata benda, kata kerja, kata sifat, pernyataan, pertanyaan, anak kalimat dll.

b. Silabus leksikal ( lexical syllabus / يادلا ررق ا ) adalah adalah silabus yang menekankan

kosa kata sebagai tujuan pembelajarannya. Silabus model inilah yang kini tengah dikembangkan dalam bahasa inggris. Kosa-kata yang menjadi tujuan pembelajaran dalam kursus bahasa inggris misalnya 1) tingkat pemula sebanyak 1000 kata, 2) tingkat menengah 2000 + kata tambahan, 3) pascamenengah 2000 + kata tambahan dan 4) tingkat edvance sebanyak 2000 kata + kata tambahan.

c. Silabus fungsional ( fuctional syllabus / يفيظولا ررق ا ) ada yang menamainya sebagai

silabus nasional adalah silabus yang didesain seputar fungsi-fungsi komunikasi misal meminta, melaporkan, mengusulkan, menyepakati dls. Silabus ini berusaha menganalisis definisi kemampuan komunikatif dari mulai komunikasi pribadi sampai kepada komunikasi umum. Seperti ungkapan salam, minta maaf, meminta dan memberi tahu, gagasan bahasa seperti usia, warna, perbandingan dan waktu.

d. Silabus situasional ( situational syllabus / يفقو ا ررق ا ) silabus yang disususn seputar

bahasa dalam berbagai penggunaan sesuai situasi yang beragam misal di bandara dan di hotel. Yang dimaksud dengan situasi adalah lingkup kejadian terjadinya sebuah komunikasi. Maka kemudian guru akan mengajarkan bahasa yang biasa digunakan dalam komunikasi di tempat tersebut. Diantara contohnya buku terbaru yang menggunakan silabus ini adalah buku Passport (Buckingham dan Whitney 1995) memuat silabus sitausional yang berisi: ي ،فتا ا ىلع ،ك بلا ي ،ةرج ا بتكم ي ،ةرئاطلا ي

a. Silabus berbasis konten/isi ( topical or content-based syllabus / ىوتحا ماوق وأ يعوضو ا ررق ا )

adalah silabus yang disusun seputar pokok-pokok pikiran, tema-tema atau satuan- satuan materi lainnya. Dalam silabus ini materi lah yang menjadi poin utama dalam mendesain silabus, bukan kaidah, fungsi atau situasi bahkan adakalanya materilah yang menjadi satu-satunya indikator dalam penyusunakn silabus. Semua jenis silabus memang memuat adanya materi akan tetapi dalam silabus lain materi sebagai latihan dan penjelas dari yang lainnya sementara dalam silabus ini materi sebagai alat untuk menyampaikan bahasa bukan sebaliknya. Misal mengajar PAI dengan pengantar bahasa Arab, mengajar perbankan dengan menggunakan bahasa Arab atau inggris dls.

e. Silabus berbasis kompetensi ( competency-based syllabus / تايافكلا ماوق يذلا ررق ا ) adalah

silabus yang menekankan kompetensi yang harus dikuasi peserta didik mengenai situasi dan kegiatan tertentu. Yang dimaksud dengan kompetensi adalah keterampilan, pengetahuan dan sikap mendasar yang dibutuhkan dalam melakukan sesuatu guna melakukan kegiatan tertentu. Contoh kompetensi yang berhubungan dengan teman „menggunakan Telpon/ فتا ا مادختسا ) adalah membaca nomor-nomor telpon dan manajeman menggunakan ( qurash ) telpon, mengetahui bagaimana menjawab telepon atau ketika melakukan pembicaraan, meminta berbicara dengan seseoang, meminta

Mahyuddin, Pembelajaran Bahasa Asing, Metode Tradisional dan Kontemporer, Jakarta, Bania Publishing,

.تاررق ا عاونأ ةتس طقف باتكلا اذ ي نكلو 2011, hal. 11-13.

untuk menunggu sebentar, dan menjawab seseorang yang meminta mendaftarkan tulisan.

f. Silabus berbasis kemahiran ( skills syllabus / تاراه ا ررقم ) yaitu silabus yang didesain

seputar kemampuan-kemampuan dasar yang beragam mengenai penggunaan bahasa untuk berbagai tujuan seperti membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Dasar pemikirannya adalah bahwa pembelajaran kompleks seperti menyimak perkuliahan memuat penguasaan sejumlah kemahiran individu dan tambahan yang ada di dalamnya. Misal menulis terdiri dari kemahiran: inovasi kalimat utama untuk sebuah tema, membedakan adtara kalimat utama dan kalimat penjelas, dan kebebasan individu ( at-tahrir adz-dzati ). Kemahiran menyimak adalah mengetahui informasi utama, mengikuti ungkapan yang tepat, menggunakan simbol-simbol pesan untuk mengetahui tadaffuq pesan itu. Kemahiran berbicara adalah mengatahui isyarat-isyarat mengambil posisi ( akhdz daur ) dan menggunakan strategi komunikasi. Dan kemahiran membaca adalah membaca untuk mengetahui inti tema, memahami kata berdasar konteks dan membaca dan mencari petunjuk.

g. Silabus berbasi tugas ( task-based syllabus / ةمه ا ماوق يذلا ررق ا ) adalah silabus yang

disusun seputar tugas-tugas yang akan diselesaikan oleh peserta didik dalam bahasa yang dipelajari. Tugas tersebut berupa kegiatan atau tujuan yang dilakukan dengan menggunakan bahasa. Tugas-tugas tersebut merupakan kegiatan dan tujuan yang bermakna. Evaluasi keberhasilnya adalah berdasar hasil yang ditentukan dan tugas- tugas tersebut secara umum mirip dengan penggunaan bahasa dalam dunia nyata. Misal melamar pekerjaan, memesan makanan melalui telpon, menanyakan jadwal kunjungan rumah sakit dls.

h. Silabus berbasi wacana ( text-based syllabus / ص لا ماوق يذلا ررق ا ) adalah silabus yang dibangun dengan wacana dan sampel pembicaraan yang dipanjangkan ( باط ا تا يع لوط ا ), silabus ini juga bisa dikategorikan sebagai bagian dari silabus situasi karena poin

pertama penyusunan silabus adalah analisis konteks yang akan digunakan peserta didik. Wacana yang dimaksud adalah wacana mengenai konteks tertentu misal menceritakan tentang beberpa insinyur di tempat kerjanya, guru di sekolah, dokter di rumah sakit dls.

i. Silabus integrative ( integrated syllabus / لماكتم ررقم ) adalah silabus yang

menggabungkan antara satu model silabus dengan model silabus lainnya sengan cara meramunya manjadi satu racikan yang khas. Karena didasarkan pada kenyataan di lapangan bahwa program pembelajaran selalu butuh gabungan antara kemampuan fungsional dalam konteks yang luas, mengembangkan pengetahuan struktur dan kemampuan komunikasi maka yang harus dilakukan adalah menggabungkan antara pembelajaran fungsional, struktural, situasi dan kemahiran. Dalam beberapa konteks lainnya bisa juga menentukan kemahiran, tugas, materi, situasi dan fungsi, maka yang harus dilakukan adalah menggabungkan antara pembelajaran berbasis tugas, kemahiran, situasi, fungsi dan konten atau isi.

Dalam silabus juga perlu memilih materi pembelajaran, berikut juga adalah kriteria umum dalam memilih materi silabus pembelajaran bahasa Arab bagi bangsa asing:

a. Materi pembelajaran berhubungan dengan tujuan pembelajaran bahasa -. Materi pembelajaran bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran

b. Materinya penting dan valid: kandungan bahasa, budaya, dan komunikatif dalam materi tepat secara ilmu dan materinya berguna bagi pencapaian tujuan pembelajaran.

c. Materi berhubungan dengan kebutuhan peserta didik

d. Materinya komprehensif dan memperhatian perbedaan individu pembelajar Selanjutnya masteri pembelajaran harus diorganisasikan dengan melakukan distribusi pengalama materi pada tingkatan pembelajaran yang beragam, waktu berurutan d. Materinya komprehensif dan memperhatian perbedaan individu pembelajar Selanjutnya masteri pembelajaran harus diorganisasikan dengan melakukan distribusi pengalama materi pada tingkatan pembelajaran yang beragam, waktu berurutan

a. Saling melengkapi ( لماكتلا ) yaitu terkaitnya antara materi dengan situasi pembelajaran, satu situasi berpengaruh pada situasi lainnya, pengalaman bahasa satu berpengaruh pada pengalaman bahasa lainnya. Seperti istima’ meningkatkan pembelajaran kalam, pembelajaran kalam meningkatkan kemahiran istima’ demikian halnya kemahiran menulis dan membaca.

b. Berkelanjutan/kontinyu ( رارمتسا ) dimuali dengan materi yang sedikit sampai kepada materi yang luas dan mendalam.

c. Berurutan ( عباتتلا ) kemahiran bahasa diajarkan secara bergradasi yaitu:

- Keseluruhan menuju bagian-bagian - Simpel menuju kompleks - Mudah menuju sukar - Baru menuju lama - Pendahuluan menuju hasil Seperti mengajarkan kaidah diawali dengan kalimat

fi’liyyah diikuti dengan fa’il kemudian baru maf’ul bih . Selain kurikulum dan silabus, dalam pembelajaran dan pendidikan dikenal ada yang

namanya RPP ( ةرودلا ) yang merupakan implementasi dan jabaran lebih rinci dari silabus. Jika silabus untuk satu semester maka RPP kepentingannya untuk menggambarkan satu atau beberapa pertemuan pembelajaran saja. Dalam hal ini PP No.19/2005 tentang SNP pasal 20 : Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar. Sementara Sanjaya mengemukakan bahwa RPP adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang meliputi 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Prinsip pengembangannya adalah memperhatikan perbedaan individu peserta didik, mendorong partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan balik dan tindak lanjut, keterkaitan dan keterpaduan serta menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Komponen RPP secara lengkap terdiri dari Identitas Mata Pelajaran, Alokasi Waktu, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian Hasil

Belajar dan Sumber Belajar 18 . Sementara standar minimal komponennya adalah Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Strategi dan Metode Pembelajaran,Media dan Sumber Belajar

evaluasi 19 . Jadi melihat penjabaran diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kurikulum sebuah

rencana yang mencakup keseluruhan pengalaman dan proses pendidikan siswa di bawah bimbingan lembaga. Sementara silabus merupakan deratan pengalaman dan sikap kebahasaan dan pembelajaran yang dirancang untuk peserta didik agar mampu menggunakan bahasa. Dan RPP adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Jadi hirarkinya jelas kurikulum diikuti oleh silabus dan RPP. Silabus adalah penjabaran kurikulum dan RPP adalah penjabaran dari silabus.

18 Depdiknas-Dit. Pembinaan SMA, DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009, Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

(silde power point),…hal. 5.

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Parktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) … hal. 174-175.

Potret Pembelajaran Bahasa Arab Bahasa Dan Budaya

Bahasa Mengutip pendapat Kridalaksana dalam buku karya Abdul Khaer Bahasa didefinisikan sebagai suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh manusia untuk bekerjasama dengan orang lain, berkomunikasi dan mengidentifikasikan

diri 20 . Definisi lain bahasa seperti diungkap oleh Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat

arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. 21 Dari definisi tersebut dapat diturunkan

beberapa batasan bahasa, yaitu bahasa sebagai sebuah sistem dan lambang bunyi, bahasa adalah bunyi yang bermakna, bahsa bersifat arbitrer, konvensional, produktif, unik, universal, dinamis, bervariasi dan manusiawi.

Arbitrer dapat diartikan „sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka‟. Di mana dengan istilah ini tidak diperlukannya hubungan wajib antara lambang bahasa dengan makna yang dimaksud oleh lambang tersebut. konvensional artinya semua masyarakat bahasa tersebut mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya tersebut. Misalnya “anjing” yang telah secara

konvensional digunakan sebagai lambang binatang berkaki empat yang dapat menggonggong 22 .

Dalam kajian nahwu berbahasa adalah pengucapan kata-kata yang tersusun dan memberikan makna dalam kedaan sadar. Sementara menurut kajian balaghah kegiatan berbahasa adalah berbicara secara benar baik pengucapan maupun artikulasinya, simpel , padat makna, ( qalla wa dall ) serta tepat sasaran sesuai dengan situasi dan kondisi/ muqtadha al-maqaam yang kemudian dirumuskan dengan fshaahah atau baliigh .

Budaya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah , yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture , yang berasal dari kata Latin Colere , artinya mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang

diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia 23 . Tylor adalah seorang pakar antropologi yang pertama kali mendefinisikan

pengertian budaya, menurutnya budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan

kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakata. 24 Adapun Kuntjaraningrat (1974) secara lebih terperinci membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur

yang terdiri dari sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi

20 Sri Guni Najib Chaqoqo, "Pengajaran Bahasa Arab dalam Konteks Budaya ", dalam Jurnal "Afaq

'Arabiyyah, Vol. 3, No. 2, Desember 2008, hal. 122.

21 Paling tidak ada sepuluh definisi bahasa yang dirumuskan para ahli lihat apa itu bahasa? Sepuluh

Pengertian Bahasa

hidayatullah dalam http://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertian-bahasa-menurut-para-ahli/

Menurut

Para Ahli,

http://tantrapuan.wordpress.com/2009/05/12/bahasa-lambang-arbitrer-dan-konvensional/ diunduh 25 April 2011. 23 http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya diunduh 25 April 2011

24 Lihat Roger, M. Keesing, Antropologi Budaya Suatu Perspektif Kontemporer , (Jakarta, PT. Gelora Aksara Pratama , 1981), hlm 68 24 Lihat Roger, M. Keesing, Antropologi Budaya Suatu Perspektif Kontemporer , (Jakarta, PT. Gelora Aksara Pratama , 1981), hlm 68

Mengutip buku karya Soerjono Sukanto, Budaya sebagaimana banyak diartikan sebagai sesuatu yang kompleks yang melingkupi manusia sebagai hasil cipta, rasa dan

karsa 26 . Fuad Baali sebagai dikutip oleh Sayuti menyatakan bahwa budaya merupakan seuatu yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, kesenian, undang-undang,

tradisi dan lain-lain yang dimiliki oleh suatu masyarakat melalui proses belajar 27 . Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah

kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. [1] Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,

pakaian, bangunan, dan karya seni. [1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya

diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa

budaya itu dipelajari. [1] Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,

dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio- budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. [2]

Sementara Aqil Yusuf 'Idan menyampaikan definisi bahwa budaya secara global adalah tatacara hidup, yakni tatanan masyarakat dan yang terkandung di dalamnya, baik

berupa kepercayaan maupun berupa kebiasaan 28 . Banyak definisi budaya lainnya, diantaranya ada yang mendefinisikannya melihat

aspek kehidupan praktis yang menyatakan bahwa budaya berpindah dari generasi yang satu kepada generasi lainnya melalui proses pembelajaran atau penyampaian. Ada juga yang mendefinisikan bahasa dari aspek teoritis bahwa bahasa budaya adalah istilah yang digunakan bagi aspek ruh dan pemikiran. Yang mencakup ilmu pengetahuan, seni, sains,

pilsafat, aqidah dll 29 . Selanjutnya kebudayaan, Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.

Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat

itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah 30 Cultural-Determinism . Menurut Kariim Zaki Husaam al-Diin, sebagai hasil cipta, rasa dan karsa bahasa

membuahkan dua hasil yaitu hasil dalam bentuk materi: jembatan, gedung, sekolah, masjid, pakaian, hand-phone , kursi dll dan dalam bentuk non-material: moral, agama, bahasa, tradisi dan lain-lain. Kebudayaan juga adalah sesuatu yang kompleks yang mencakup

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, adat istiadat dan lain-lain 31 . kemampuan- kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota

masyarakat 32 . Kuntjaraningrat pun berpendapat bahwa kebudayaan mempunyai dua ranah

25 Lihat Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 2005), hlm 261

26 Sri Guni Najib Chaqoqo, "Pengajaran Baha sa Arab dalam Konteks Budaya", dalam Jurnal "Afaq

'Arabiyyah, Vol. 3, No. 2, Desember 2008, hal 123. 27 A. Sayuti A. Nasution, "Memahami Ragam Bahasa Arab Melalui Pendekatan Budaya " dalam

Jurnal "Afaq 'Arabiyyah, Vol. 3, No. 2, Desember 2008. Hal. 110.

29 Aceng Rahmat, Apresiasi …….

D. Hidayat, Tadriis al-Lughah al-'Arabiyyah 'ala Dhau al-Madkhal al-Lughawi al-Ijtimaa'I,

makalah seminar "Pembelajaran Bahasa Arab berbasis Cross Cultural Understanding" Jakarta, 11 Desember 2008.

30 http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya diunduh 25 April 2011

32 A. Sayuti A. Nasution, " Sri Guni Najib Chaqoqo , " Memahami …. Hal. 110.

Pengajaran….., hal 123 Pengajaran….., hal 123

Jadi budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, kesenian, undang-undang, tradisi dan lain-lain yang dimiliki oleh dan merupakan hasil cipta rasa dan karsa suatu masyarakat lewat proses belajar. Unsur dominan budaya adalah bahasa, bahkan bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi dan identitas suatu individu dan masyarakat.

Bahasa dan Budaya

Bahasa adalah unsur budaya dari tujuh unsur yang dalam sosiologi disebut universal culture 33 . Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi

dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya sebagai suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota- anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan

hidup mereka. 34 Bahasa merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya. Karenanya keduanya

merupakan hasil karya yang agung manusia yang saling bertautan. Kalau diperhatikan hirarkinya, maka bahasa adalah bagian dari budaya. Dengan demikian kegiatan pembelajaran bahasa yang berhasil harus melibatkan juga pembelajaran budaya. Jika tidak maka hasilnya akan hambar. Begitu pula dengan bahasa Arab, pembelajarannya harus

dikaitkan dengan budaya Arab 35 . Fungsi bahasa menurut Sayid 'abd al-Fattah Afifi, adalah bukan sekedar alat

komunikasi namun juga yang dominan ia merupakan cerminan budaya penuturnya yang bisa dipakai sebagai alat penafsir identitasnya. Dengan demikian bahasa bisa dipakai sebagai identitas kepribadian, identitas budaya, sebagai sarana penghubung antara anggota keluarga, sebagai sarana transformasi pengetahuan disamping sebagai alat komunikasi antar

warga penuturnya 36 . Cara berbahasa yang baik menurut Tropik (1982) agar mampu menyampaikan isi

informasi dan tujuan berbahasa sebagaimana dikutip oleh Hamam dan Anwar adalah harus memenuhi tiga kompetensi, yaitu pengetahuan tentang bahasa, keterampilan berinterkasi

dengan bahasa dan pengetahuan tengan budaya yang melatari bahasa tersebut 37 . Farhan berpendapat sebagaimana dikutip oleh Anwar bahwa untuk mengantisipasi komunikasi

global, pembelajar harus menyertakan dimensi kelima yaitu pengetahuan budaya dari bahasa yang dipelajari selain dari keempat dimensi; menyimak, berbicara, membaca dan

menulis 38 . Jadi bahasa merupakan bagian dari budaya, bahasa tidak bisa dipisahkan dari

budaya, berbahasa tanpa memahami budayanya tidak akan maksimal bahkan akan terjadi distorsi makna.

33 Sri Guni Najib Chaqoqo , "

34 Pengajaran….., hal 123

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya diunduh 25 April 2011

35 Aceng Rahmat, Apresiasi

A. Sayuti A. Nasution, " Memahami ….. 37 Hal. 111. Miftakul Anwar, "Urgensi Pendekatan "Cross-Cultural Understanding" (CCU) dalam

Pembelajaran Bahasa Arab ", dalam Jurnal "Afaq 'Arabiyyah, Vol. 3, No. 1, Juni 2008, hal. 62.

38 Miftakul Anwar, " Urgensi …., hal. 62.

Bahasa dan Budaya Arab

Bahasa Arab Bahasa Arab merupakan bahasa Alquran dan Hadits serta tidak sedikit buku-buku tentang kajian Islam yang ditulis dalam bahasa Arab. Bahasa ini merupakan salah satu bahasa rumpun bahasa Semit. Bahasa ini sudah berkembang ribuan tahun sebelum masehi. Ada pendapat yang menyatakan bahwa budaya arab telah terbangun jauh sebelum kemunculan Yunani. Bahkan bisa dipastikan bahwa bahasa Arab sudah eksis di daerah

jazirah Arabia sejak 3000 tahun sebelum masehi 39 . Bahasa Arab muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab Saudi.

Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa Semitik. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aram. Bahasa Arab Modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub- bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa-bahasa ini dituturkan di seluruh Dunia Arab, sedangkan Bahasa Arab Baku diketahui di seluruh Dunia Islam. Bahasa Arab Modern berasal dari Bahasa Arab Klasik yang telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri.

Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematika dan filsafat, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kata darinya.

Bahasa Arab adalah alat utama untuk mengkomunikasikan budaya Arab. Berikut adalah karakteristik dari bahasa Arab: - Bahasa Arab adalah bahasa yang kaya akan bunyi - Dari aspek sharf bahasa Arab adalah bahasa isytiqaq, shiyaq dan tashrif - Dari aspek nahwu , merupakan bahasa i'rab dan bahasa yang kaya akan ungkapan uslub

kalimat dan tidak perlu menggunakan keterangan waktu secara nahw - Dari aspek kosa kata, bahasa Arab memiliki keistimewaan dengan penomena pemindahan ( naql ) dalam fungsi-fungsi bahasa dan kalimat-kalimat, satu makna bisa diungkapkan dengan satu ungkapan lalu bisa juga diungkapkan dengan ungkapan lainnya.

- 40 Bahasa Arab memiliki bahasa 'amiyah (tazaamah) Sementara Usman Amin (1965) sebagai dikutip Syihabudin memaparkan

krakteristik bahasa Arab sebagai berikut 41 :

a. Hubungan mentalistik/tidak memerlukan sarana antara subjek-predikat, mubtada dan khabar

b. Kehadiran individu, setiap kata kerja tidak terlepas dari individu

c. Retorika paralel yang tampak pada pemakaian kata sarana penghubungan antarkata, antarfrase, antarklausa, antarkalimat dan antarparagraf bukan model linear, melingkar atau berbunga-bunga. Sebagaimana pembagian retorika oleh Rebert B. Kapplan (Wahab, 1991: 39-40).

d. Keutamaan makna. Dalam tradisi akademis mereka dikenal ungkapan Tuturan merupakan pelayan makna; majikan lebih mulia daripada pelayan.

e. Keberadaan I'rab Yang menjadi keunikan dari bahasa Arab juga adalah tulisan Arab. Hampir

dipastikan siapapun butuh waktu yang lama untuk membantu membaca tulisan Arab.

39 A. Sayuti A. Nasution, "

40 Memahami…...

41 D. Hidayat, Tadriis ….. Syihabuddin, Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Kecerdasan Majemuk (adz-Dzaka' al-

Muta'addid) , makalah seminar, hal. 5-6.

Hanya sekedar bisa baca tulisan yang sudah bersyakal saja dibutuhkan waktu yang sangat lama. Meskipun banyak iklan-iklan metode pembelajaran 4 1/2 jam atau yang sejenisnya 42 ,

namun kenyataan tidaklah benar, karena 4 1/2 jam yang dimaksud oleh metode tersebut hanya kenal huruf saja, belum sampai familiar dengan tulisan Arab berharkat.

Untuk bisa lancar baca tulisan Arab saja setelah tahu baca, butuh waktu bertahun- tahun. Setelah lancar baca tulisan yang berharkat melihat tulisan yang tak berharkat rata- rata responnya menyataan bahwab membacanya sangat ”menjelimet”. Tulisan Arab betapa memusingkan. Jadi butuh bertahun-tahun lagi untuk berani membaca tulisan Arab ‟gundul‟. Berbeda dengan bahasa Inggris umpamanya, tulisannya sudah sama dengan bahasa Indonesia, maka dalam hal tulisan sebetulnya sudah tidak ada masalah.

Budaya Arab Bahasa adalah wadah budaya, pembelajaran bahasa akan sulit jika tidak memasukan

aspek budaya di dalamnya 43 . Jika budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, kesenian, undang-undang, tradisi dan lain-lain yang dimiliki oleh

dan merupakan hasil cipta ras dan karsa suatu masyarakat lewat proses belajar. Maka budaya Arab adalah seuatu yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, kesenian, undang-undang, tradisi dan lain-lain yang dimiliki oleh dan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa masyarakat Arab lewat proses belajar.

Sebagaimana dimaklumi oleh kita semua bahwa setiap bangsa memiliki budaya masing-masing yang membedakan satu dengan yang lainnya. Budaya setiap bangsa sesuai dengan nilai-nilai yang dipakai dalam bangsa tersebut. Biasanya ia merupakan hubungan erat dengan ideologinya, gaya hidup, tujuan hidup, cita-cita, dan ia begitu erat dengan ruh dan jiwa suatu bangsa.

Tatkala Islam dipeluk oleh mayoritas bangsa Arab maka nilai yang dianut oleh bangsa Arab adalah nilai-nilai Islam, atau dengan ungkapan lain adalah bahwa budaya Arab

adalah budaya yang mayoritas merupakan budaya Islam 44 . Namun tentunya seiring dengan perkembangan zaman, apalagi dengan majunya

negara Eropa dan Amerika, tentunya budaya Arab bukan lagi hanya mayoritas budaya Islam. Kini budaya Arab sudah banyak terkontaminasi oleh budaya non Arab. Banyak budaya Arab yang sudah dimasuki dunia luar, seperti dalam berbahasa, banyak kosa kata

yang di- ta'r ȋ b dari bahasa luar. Lalu terkait dengan konten, jika kita melihat dunia olahraga, betapa Arab sudah kian meningkat dalam hal olah raga begitu juga dalam hal musik dan teknologi. Tentunya ini diperlukan penelitian lanjutan dari para pemerhati bahasa Arab.

Pentingnya Lingkungan Bahasa dan Budaya

Lingkungan sebagai Sumber Pembelajaran Bahasa Arab Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dan menentukan keberhasilan proses pembelajaran adalah lingkungan ( environment, bî’ah), tak terkecuali lingkungan berbahasa. Keberadaan lingkungan berbahasa Arab menjadi sangat penting karena ia selalu hadir, melingkupi, memberi nuansa dan konteks pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Jika lingkungan tempat pembelajaran bahasa Arab itu kondusif, niscaya proses pembelajaran juga berlangsung kondusif. Sedemikian pentingnya lingkungan pembelajaran itu, sehingga Nabi Muhammad saw. mengilustrasikan bahwa lingkungan keluarga itu dapat merubah keyakinan dan agama seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan itu. Sabda Nabi saw.: “ Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitra h. Kedua orang tuanyalah (lingkungan

42 Lihat dan fahami buku metode Hattaiyyah karya Moh. Hatta atau yang sejenisnya.

D. Hidayat, Tadriis …. Lihat juga “ اه نقطا لا رغل ةيبرعلا ةغللا ميلعت داوم دادعإ ،نازوفلا مي اربا نب نمرلا دبع

Kenapa budaya penting diajarkan kepada peserta didik alasannya ada empat. Pertama, kemampuan komunikasi dengan bangsa arab tidak cukup dengan kemampuan bahasa saja melainkan harus didukung oleh pemahaman budaya, kebiasaan, cita-cita dan kekhasan penutur bahasa Arab. kedua, budaya mirip dengan kemahiran bahasa. Ketiga, siswa memiliki berbagai tujuan mempelajari bahasa dan budaya diantaranya agama, politik, dagang, fungsional dan akademik. Keempat, bahasa memiliki tingkatan demikian juga

bidaya memiliki tingkatan tersendiri 46 . Menurut hasil penelitian Ahmad ibn Abd al-Rahmân al-Sâmirra'î, tingkat pencapaian

pengetahuan melalui indera penglihatan mencapai 75%, sementara melalui indera pendengaran hanya 13%. Sedangkan `````melalui indera lain, seperti pengecapan, sentuhan, penciuman, pengetahuan hanya dapat diperoleh sebesar 12%. Lingkungan pembelajaran yang dilengkapi dengan gambar-gambar memberikan dampak 3 (tiga) kali lebih kuat dan mendalam daripada kata-kata (ceramah). Sementara jika gambar dan kata-kata dipadukan,

maka dampaknya enam kali lebih kuat daripada kata-kata saja. 47 Karena itu, lingkungan pendidikan yang berbahasa Arab diyakini memainkan peran penting dalam menunjang

efektivitas pembelajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan. Lingkungan berbahasa Arab tidak hanya dapat menjadi sumber dan motivasi belajar, melainkan juga menjadi aset dan kebanggaan lembaga pendidikan itu sendiri dalam menunjukkan citra positif dan keunggulan kualitasnya.

Dalam konteks itu, perlu ditegaskan bahwa tujuan utama penciptaaan lingkungan berbahasa Arab, tentu, bukan untuk mereduksi "nasionalisme" sebagai warga bangsa, melainkan menumbuhkan tradisi positif dalam belajar bahasa Arab aktif. Tujuan penciptaan lingkungan berbahasa Arab, tidak lain, adalah: (1) untuk membiasakan dan membisakan sivitas akademika dalam memanfaatkan bahasa Arab secara komunikatif, melalui praktik percakapan ( muhâdatsah ), diskusi ( munâqasyah ), seminar ( nadwah ), ceramah ( muhâdharah ) dan berekspresi melalui tulisan ( ta'bîr tahrîrî ); (2) memberikan penguatan ( reinforcement ) pemerolehan bahasa Arab yang sudah dipelajari dalam kelas, sehingga para mahasiswa lebih memiliki kesempatan untuk mempraktikkan bahasa Arab; dan (3) menumbuhkan kreativitas dan aktivitas berbahasa Arab yang terpadu antara teori dan

praktik dalam suasana informal yang santai dan menyenangkan. 48 Singkatnya, tujuan utama penciptaan lingkungan berbahasa Arab adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan

mahasiswa, dosen dan lainnya dalam berbahasa Arab secara aktif, baik lisan maupun tulisan, sehingga proses pembelajaran bahasa Arab di kampus ini menjadi lebih dinamis, efektif dan bermakna.

Menciptakan Lingkungan Bahasa dan Budaya Arab Lingkungan pendidikan ( educational environment ) merupakan bagian integral dari sistem pendidikan itu sendiri. Karena itu, para pengelola pendidikan, guru, karyawan dan stakeholder (pengguna jasa pendidikan) harus memperlakukan lingkungan pendidikan sebagai faktor yang sangat determinan, meskipun bukan satu-satunya faktor penentu.

45 Lihat Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjâj, Mukhtashar Sha hîh al-Muslim, Tahqîq Muhammad Nâshir al-Dîn al-Bânî, (Beirut: al-Maktab al-Islâmî, 2000), Cet. I, hadîts No. 1803.

Ahmad ibn 'Abd al-Rahmân al-Samirra'i, Ajhijah al-'Ardh al-Hâithiyyah, dalam http://www. Tarbawi.com.

48 Diadaptasi dari Hasan Ja'far al-Khalîfah, Fushûl fî Ta drîs al-Lughah al-'Arabiyyah, (Riyadh: Maktabah al-Rusyd, 2003), Cet. II, h. 373-4.

Keberadaan lingkungan pendidikan merupakan “mata rantai” dari perjalanan panjang proses pembelajaran.

Beberapa ahli pendidikan membagi lingkungan menjadi tiga bagian, yaitu: (1) lingkungan keluarga, (2) lingkungan sekolah dan (3) lingkungan masyarakat 49 . Jika ketiga

lingkungan tersebut dipandang sebagai satu kesatuan, maka pengelolaan dan penciptaan lingkungan tidak hanya terbatas pada lingkungan di sekolah. Lingkungan keluarga dan masyarakat harus dilibatkan dan disinergikan dengan lingkungan pendidikan di sekolah.

Selain itu, ada juga yang mengklasifikasikan lingkungan menjadi empat kategori, yaitu: (1) lingkungan manusia , meliputi: keluarga, teman bermain, tetangga, guru, teman sekolah dan sebagainya; (2) lingkungan kesenian , meliputi: berbagai: pertunjukan, gambar, wayang, sandiwara, film, sinetron, dsb.; (3) lingkungan kesusastraan/budaya, meliputi: koran, majalah, buku, bacaan, kondisi sosial-budaya, politik, dsb.; dan (4) lingkungan fisik/tempat , meliputi: tempat sekolah, rumah tinggal peserta didik, iklim, cuaca, dan

sebagainya. 50 Dalam konteks pengembangan lingkungan berbahasa Arab, tentunya yang dimaksud

dengan lingkungan mencakup bahasa dan budaya karena keduanya sulit untuk dipisahkan, setidak-tidaknya, ada 5 macam lingkungan yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Pertama, lingkungan pandang dan penglihatan ( al-bî'ah al-mar'iyyah ). Lingkungan ini dapat berupa gambar, liflet, pengumuman, majalah dinding dan papan informasi, yang kesemuanya berisi tulisan Arab yang berbudaya Arab. Penulis membayangkan bahwa ruang belajar di jurusan PBA itu berisi gambar peta, sketsa sejarah peradaban Islam, jaringan ulama Nahwu, bagan klasifikasi ilmu bahasa Arab dan sebagainya yang ditulis dalam bahasa Arab. Bahkan, tidak mustahil, setiap kelas

dilengkapi dengan: koran-koran dan majalah-majalah berbahasa Arab. 51 Kedua, lingkungan pendengaran dan visual ( al-bî'ah al-sam'iyyah wa al-mar'iyyah ),