ANALISIS KASUS KETAHANAN NASIONAL INDONE

ANALISIS KASUS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
BIDANG GEOGRAFI
KASUS TENTANG DAERAH PERBATASAN

1. Pendahuluan
a. Alasan Pengambilan Topik
Geografi adalah ilmu yang mempelajari bumi atau kebumian. Bumi
sendiri banyak terdapat isi mulai dari tanah, batuan, magma, air, udara,
manusia dan masih banyak lagi yang terdapat di dalam bumi. Lalu
kaitannya dengan perbatasan adalah bahwa di dalam perbatasan terdapat
daratan, laut, manusia dan itu semua berkaitan dengan geografi.
Sedangkan perbatasan sendiri memiliki beberapa fungsi seperti dalam
bidang pemerintahan menunjukan kedaulatan pemerintahan dari suatu
negara, lalu jika di daerah perbatasan itu terdapat banyak hasil alam
maka pasti akan ada pemanfaatan sumber daya baik itu dilakukan oleh
warga sekitar maupun oleh pemerintah sendiri, yang terakhir adalah hal
yang paling penting karena perbatasan berfungsi sebagai pemelihara dari
persatuan suatu negara, karena jika perbatasan tidak bisa memelihara
persatuan maka dapat dipastikan negara akan terpecah belah yang
disebabkan oleh rakyat perbatasan tidak mau bersatu yang membawa
akibat daerah lain juga ingin agar persatuan dihancurkan.

Akan tetapi belakangan ini banyak kasus di daerah perbatasan yang
disebabkan oleh kurangnya pemerintah memberi perhatian kepada
daerah perbatasan dan itu dapat dilihat dari kurangnya pembangunan di
daerah perbatasan, pemberian personel penjaga keamanan yang
jumlahnya minim, pengembangan bidang kelautan yang sangat minim,

meningkatnya kejahatan transnasional seperti penebangan liar dan
penagkapan ikan secara liar. Perhatian dari pemerintah yang kurang itu
menjadikan pengklaiman wilayah yang dilakukan oleh negara tetangga
yang sangat merugikan bagi warga maupun pemerintah Indonesia.
Padahal sudah terdapat beberapa peraturan maupun kebijakan yang
mengatur tentang hal-hal mengenai perbatasan seperti Undang-Undang
Nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara, Peraturan Presiden
Nomor 41 tahun 2010 pada kebijakan umum tentang pertahanan negara,
dan Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2010 tentang pemanfaatan pulau
kecil terluar. Dengan beberapa kebijakan tersebut masih saja ada alasan
pemerintah yang kurang memberi perhatian seperti daerah sulit untuk
dijangkau padahal apabila pemerintah mau meluangkan waktu sejenak
pasti dapat mencapai tempat itu. Alasan lain seperti tidak ada dana untuk
pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan namun di dalam APBD

sudah dianggarkan untuk pembangunan tersebut. Hal lain yang menjadi
alasan adalah para warga perbatasan tidaklah mendukung programprogram dari pemerintah, kenyataannya para warga perbatasan sangat
mendambakan program-program itu direalisasikan seperti pembangunan
jembatan, pasar, sekolah, dan akses jalan.
Fakta-fakta yang membuat miris tentang daerah perbatasan sudah
ditulis di atas dan fakta itu memang benar adanya. Fakta-fakta inilah yang
menjadikan alasan bagi saya untuk mengangkat topik tentang perbatasan
agar kita semua mengerti banyak dari saudara-saudara kita yang
sekehendaknya menjadi gambaran dari sebagian bangsa Indonesia, paling
tidak agar para warga perbatasan itu bisa mendapat perhatian dari

pemerintah dan negara lain pun tidak memandang sebelah mata
terhadap negara kita yang dikarenakan oleh negara lain hanya melihat
bangsa Indonesia dari perbatasan saja. Lalu alasan selanjutnya saya
memilih topik ini agar orang-orang yang membaca ini mau menyalurkan
aspirasinya kepada pemerintah agar pemerintah mau mengubah sikapnya
dan mau lebih memperhatikan para warga di daerah perbatasan.
Selanjutnya saya memilih topik ini agar kita bisa meningkatkan rasa
kepedulian kita terhadap sesama manusia karena kita semua diciptakan
agar saling menyayangi dan saling peduli terhadap sesama. Intinya saya

memilih topik ini adalah agar pemerintah mau memberi perhatian lebih
kepada daerah perbatasan supaya tidak hanya di daerah yang sudah
memiliki potensi baik itu ekonomi maupun sumber daya saja yang
diperhatikan dan diharapkan supaya terjadi pemerataan pembangunan
maupun peningkatan kualitas daerah perbatasan.
b. Latar belakang permasalahan
Sebenarnya masalah perbatasan di Indonesia sudah sangat sering
terjadi seperti yang sudah lama sekali terjadi, akan tetapi masih sangat
sering menjadi pembahasan adalah kasus pulau Ambalat, kasus Sipadan
Ligitan, dan yang paling baru adalah kasus di klaimnya tiga desa di
daerah perbatasan yang dilakukan oleh negara tetangga yang paling
dekat dengan kita yaitu Malaysia. Malaysia pun sudah sering membuat
kasus dengan kita mulai tentang kasus pengklaiman wilayah,
pengklaiman tari-tarian, pengklaiman batik yang untungnya saat ini telah

ditetapkan oleh UNESCO menjadi warisan dunia yang hak patennya
dimiliki oleh Indonesia.
Semua kasus yang telah disebutkan di atas tentu saja menjadi
keprihatinan kita terhadap keadaan Indonesia saat ini yang terlihat seakan
diremehkan oleh negara tetangga yaitu Malaysia yang notabene negara

itu pada saat pembangunannya diberikan banyak bantuan mulai dari
bantuan tenaga pengajar dan lain-lain, akan tetapi balasannya saat
mereka telah menjadi negara maju seakan mereka meremehkan
Indonesia yang telah tertinggal jauh dalam hal pembangunan, pendidikan
maupun tingkat ekonomi.
Kasus-kasus itu muncul bukan tanpa sebab. Di sini secara khusus
kita akan membahas kasus mengenai perbatasan dan banyak kasus-kasus
yang terjadi antara Indonesia dengan Malaysia mengenai wilayah
perbatasan seperti yang telah tertulis di atas dan tentunya kasus-kasus
ada faktor yang menjadi pemicunnya. Faktor pemicu kasus-kasus itu
terjadi antara lain masih kurangnya jumlah personel menjaga keamanan,
kurangnya infrastruktur, kurang pedulinya pemerintah terhadap wilayah
perbatasan.
Keamanan perbatasan hendaknya perlu dijaga agar tidak ada orang
yang berperilaku semaunya di daerah perbatasan, akan tetapi pada
kenyataannya personel untuk menjaga keamanan masih kurang
jumlahnya sehingga mengakibatkan pengawasan di daerah perbatasan
berkurang dan ini mengakibatkan meningkatnya kejahatan transnasional
seperti penebangan liar dan penangkapan ikan secara ilegal. Tidak hanya


itu bisa saja terjadi penggeseran batas wilayah oleh negara lain sehingga
mengurangi luas wilayah negara kita.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat diperlukan infrastruktur
yang memadai seperti jika ingin memajukan pikiran dibangunlah sekolah,
apabila membutuhkan fasilitas kesehatan dibangunlah puskesmas
ataupun rumah sakit, agar terjadi peningkatan ekonomi haruslah
dibangun pasar, supaya mobilitas dan daerah perbatasan mudah untuk
dicapai dibuatlah jalan raya agar kendaraan baik itu yang membawa
barang kebutuhan maupun mengangkut warga perbatasan dapat dengan
mudah menjangkau daerah tersebut. Realitanya banyak dari warga di
daerah perbatasan yang baik itu memenuhi kebutuhan akan kesehatan,
maupun pemenuhan kebutuhan lebih memilih ke negara tetangga karena
aksesnya yang mudah dan barang-barang yang dicari lebih lengkap
bandingkan jika pemenuhan dilakukan di Indonesia jaraknya sangat jauh,
akses jalannya rusak parah, dan barang-barang yang dicari belum tentu
lengkap.
Pemerintah pun memiliki andil dalam kasus perbatasan ini karena
kurangnya pemerintah memberikan perhatian kepada warganya maka
banyak terjadi kasus seperti yang telah banyak disebutkan di atas.
Pemerintah kurang memberi perhatian dengan banyak alasan seperti

kurangnya dana padahal sudah ada di APBD, akses jalan yang sulit
padahal jika pemerintah mau berusaha pasti akses jalan mudah untuk
direalisasikan, dan masih banyak alasan lain dari pemerintah agar
terhindar dari tanggung jawabnya mengurusi wilayah perbatasan dan

dalam hal ini pemerintah adalah perwakilan dari rakyat yang berasal dari
perbatasan dan yang tidak mampu secara ekonomi, tetapi mereka rela
untuk memilih wakilnya yang kenyataannya tidak bekerja dengan baik,
tidak bertanggung jawab terhadap rakyat yang telah memilih.
Dengan demikian latar belakang adanya kasus di perbatasan pada
intinya karena kurangnya perhatian pemerintah maka jumlah personel
untuk menjaga keamanan di perbatasan tidak diperhatikan, kebutuhan
akan pembangunan pun tidak diperhatikan dan menjadikan daerah
perbatasan minim infrasktruktur yang berpengaruh pada kesejahteraan
rakyat perbatasan.
2. Permasalahan
a. Tentang kasus perbatasan
Kasus mengenai perbatasan di Indonesia sebenarnya bukanlah hal
yang baru terjadi di Indonesia. Seperti pada zaman Indonesia baru
memproklamirkan kemerdekaannya. Indonesia dalam penentuan garis

batas laut mengikuti Teritoriale Zee en Maritiem Ordonantie yang dibuat
pada tahun 1938 yang menyatakan bahwa garis batas suatu negara
adalah 3 mil dari garis pantai. Kebijakan ini tentunya sangat merugikan
bagi Indonesia karena dengan wilayah lautan Indonesia yang luas 3 mil
hanyalah sebagai batas nelayan untuk menangkap ikan, bahkan nelayan
bisa lebih jauh lagi dan juga dengan batas 3 mil itu maka di tengah
Indonesia yang berisi laut dianggap laut bebas, dapat dilewati oleh negara
mana pun tanpa harus izin terlebih dahulu kepada Indonesia. Apabila
batasa 3 mil masih dipertahankan, maka akan sangat merugikan bagi
bangsa Indonesia karena dengan demikian maka kapal asing boleh

mengeruk dengan seenaknya hasil kekayaan laut Indonesia dan hasil laut
itu tentu untuk memajukan warga negara yang mengirim kapal asing itu,
dengan batas 3 mil ini Indonesia pun dapat terancam kedaulatannya.
Dengan batas 3 mil itu bisa saja pihak asing menyelundupkan senjata,
barang mewah, ataupun obat terlarang dan dengan demikian bisa-bisa
citra Indonesia yang buruk karena kelakuan pihak asing.
Oleh karena kebijakan yang merugikan Indonesia, maka pada 1957
Indonesia mendeklarasikan deklarasi Djuanda yang memberi keuntungan
bagi Indonesia karena garis batas yang tadinya hanya sejauh 3 mil

sekarang bertambah menjadi 12 mil. Deklarasi Djuanda pun diakui oleh
Internasional pada Konvensi Hukum Laut di Jamaika pada tahun 1982.
Dengan demikian masyarakat Indonesia pun diuntungkan dengan adanya
keputusan baru ini karena wilayah laut semenjak itu menjadi luas dan
pihak asing tidak bisa keluar masuk seenaknya karena telah ada yang
mengatur tentang perbatasan.
Bukan hanya itu tentang kasus perbatasan ada lagi kasus
perbatasan yakni kasus Irian Barat yang akan diperebutkan kekuasaannya
antara Indonesia atau Irian berdiri sebagai negara sendiri. Akhirnya kasus
ini pun diselesaikan dengan langkah pengambilan suara kepada warga di
Irian. Kasus ini pun berakhir dengan manis karena Irian ingin bergabung
dengan Republik Indonesia. Setelah Irian masih ada kasus serupa yakni
kasus Timor-Timor. Di Timor-Timor kasusnya sangat mengerikan karena
sampai-sampai TNI dikerahkan untuk merebut Timor-Timor dan
penyelesaiannya pun sama dengan kasus Irian yakni dengan pengambilan

suara. Hasil akhirnya sangat menyayat hati karena Timor-Timor memilih
berpisah dari Indonesia dan menjadi negara merdeka.
Selain itu pun masih ada kasus yang terkadang masih dibahas
sampai sekarang apabila ada kasus tentang perbatasan yakni perebutan

pulau Sipadan dan Ligitan yang melibatkan Indonesia dan Malaysia.
Perebutan ini sangat ramai karena negara selain Indonesia dan Malaysia
ikut turun tangan dalam penyelesaian ini. Kasus ini pun diselesaikan di
pengadilan internasional, akan tetapi Indonesia kalah karena Indonesia
kurang mendapat dukungan dari negara lain dan Malaysia pun memiliki
dukungan kuat. Yang terbaru adalah pengklaiman sepihak oleh Malaysia
terhadap 3 desa di daerah perbatasan dan ini masih dalam tahap
perundingan.
Lantas, apa yang sebenarnya menyebabkan semua kasus di atas?
Faktor-faktor seperti masih belum terselesaikannya penentuan batasbatas dengan negara tetangga, lalu kurangnya tanda di perbatasan
sehingga membingungkan para warga kedua negara mana yang wilayah
negaranya mana yang milik negara lain, keadaan daerah perbatasan yang
terisolasi sehingga menjadikan penyaluran kebutuhan seperti makanan
dan bahan bakar terhambat, kurangnya jumlah personel penjaga
keamanan perbatasan membuat para pencuri ikan maupun pencuri hasil
alam lainnya bebas keluar masuk Indonesia. Kurangnya akomodasi bagi
para personel pun tak pelak lagi menjadi faktor penting yang menjadikan
para personel penjaga keamanan perbatasan meminjam kapal dari warga
sekitar untuk melakukan patroli, pun juga dengan alat komunikasi radio


harus memenuhi standar untuk saat ini untuk memudahkan komunikasi
para penjaga keamanan perbatasan.
Selain faktor-faktor tersebut, masih ada faktor lain yang sangat
berpengaruh di dalam masalah perbatasan yakni tentang kebijakan
pemerintah. Sebenarnya telah banyak kebijakan yang jika dilakukan
sebenarnya menguntungkan untuk pihak perbatasan, seperti yang ada di
dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara,
Peraturan Presiden Nomor 41 tahun 2010 pada kebijakan umum tentang
pertahanan negara, dan Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2010 tentang
pemanfaatan pulau kecil terluar. Akan tetapi dalam penerapan
kebijakannya terbalik 180 derajat karena kebijakan-kebijakan itu tak
dilaksanakan dengan banyak alasan seperti daerah yang sulit dijangkau
dan pejabat tidak memiliki waktu untuk ke sana, lalu tidak ada anggaran
untuk ke sana dan masih banyak alasan lain yang menjadi alasan
pemerintah tak mengurusi daerah perbatasan.
Setelah pembahasan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa
masalah daerah perbatasan sangatlah banyak dan harus diselesaikan
dengan segera agar tidak menyusahkan warga daerah perbatasan dan
seluruh warga Indonesia.
b. Solusi kasus perbatasan

Dengan banyaknya masalah tentang perbatasan tentunya sebagai
masyarakat Indonesia yang merasa memiliki Indonesia hendaknya kita
memberikan solusi. Namun sering solusi yang kita berikan tidak
ditanggapi oleh pemerintah karena seringkali pemerintah hanya

menganggap kita semua warga biasa dan menganggap kita tidak bisa
memberi solusi untuk permasalahan yang ada dan dengan demikian
banyak dari kita yang menjadi apatis terhadap permasalahan yang ada di
negara kita.
Sebenarnya ada beberapa solusi yang dapat diterapkan oleh
pemerintah untuk mengatasi masalah perbatasan di Indonesia agar
masalah itu tidak semakin membesar dan mengancam kedaulatan negara
Indonesia. Solusinya antara lain adalah dengan membangun infrastruktur,
meningkatkan potensi sumber daya alam di daerah perbatasan,
peningkatan pesonel penjaga keamanan baik itu kuantitas maupun
kualitas serta menambah peralatan untuk menjaga keamanan, dan
menaruh simbol negara pada perbatasan.
Pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan sangatlah
dibutuhkan karena di daerah perbatasan masih sangat sulit untuk
mengakses ke dunia luar untuk itu perlu dibangun infrastruktur antara lain
jalan untuk mempermudah transportasi, pelabuhan lalu bandara serta alat
transportasinya pasar untuk peningkatan perekonomian, sekolah untuk
mencerdaskan warga daerah perbatasan, puskesmas untuk meningkatkan
kesehatan, dan pos penjagaan untuk peningkatan keamanan.
Di daerah perbatasan pun sebenarnya masih sangat banyak potensi
sumber daya yang belum digali dan hendaknya potensi itu digali oleh
pihak Indonesia semaksimal mungkin. Contohnya pada potensi laut ada
potensi perikanan yang masih dapat diolah dengan membuat olahan ikan,
lalu dari segi pariwisata dengan potensi pariwisata ini apabila dapat

mendatangkan pengunjung maka investor pun juga akan berdatangan
setelahnya mereka akan menanamkan modalnya pada tempat itu, dengan
demikian maka perekonomian warga sekitar akan meningkat.
Personel penjaga keamanan perbatasan juga merupakan unsur yang
sangatlah penting karena para penjaga ini menjaga kedaulatan Indonesia.
Akan tetapi masih banyak kekurangan dalam unsur personel ini baik itu
jumlah personel maupun peralatan yang dipakai. Contohnya untuk
melakukan kegiatan koordinasi jarak jauh maka sangat dibutuhkan radio
yang sesuai dengan standar sekarang, lalu ada lagi peralatan yang sangat
penting untuk menjaga wilayah laut Indonesia yakni kapal karena masih
ada kejadian pihak personel keamanan meminjam kapal warga untuk
melakukan patroli dan jika itu masih dilakukan bisa-bisa Indonesia
diremehkan oleh nelayan luar.
Solusi yang terakhir ini mungkin masih agak sulit dilakukan yakni
menaruh batas-batas negara pada perbatasan. Ini menjadi sulit karena
ada bagian perbatasan yang masih disengketakan dan belum ditentukan
di mana titik yang betul. Solusi ini juga berguna bagi batas yang telah
terpasang karena masih ada batas seperti pagar yang telah rusak karena
sering diterobos oleh imigran gelap baik dari negara kita sendiri maupun
negara tetangga.
Dengan solusi-solusi yang telah ditulis diatas diharapkan warga
negara baik itu yang ada di perbatasan maupun di seluruh Indonesia
terlebih bagi pemerintah untuk memberikan perhatian kepada daerah

perbatasan karena perbatasan merupakan hal yang sangat vital bagi
suatu negara apabila dikaitkan dengan kedaulatan negara.
3. Pembahasan
Masalah mengenai perbatasan di Indonesia memang bukanlah
masalah yang baru-baru kali ini saja terjadi. Kasus perbatasan adalah
kasus yang sering menyita perhatian para warga Indonesia yang sering
melihat media massa apabila berita itu ditayangkan karena sebenarnya
kasus perbatasan ini merupakan masalah bagi seluruh rakyat Indonesia
karena jika tidak ditangani dengan baik masalah ini semakin lama akan
semakin membesar dan bisa saja meruntuhkan kedaulatan di Indonesia.
Jika kedaulatan negara sudah terancam banyak hal akan terancam pula
seperti hubungan dengan negara luar yang sulit dijalin karena negaranegar luar sudah tidak percaya lagi kepada Indonesia atau sudah
memandang Indonesia dengan sebelah mata, selanjutnya jika sudah
dipandang sebelah mata maka kebutuhan bagi rakyat Indonesia ada yang
tidak dapat terpenuhi contohnya Australia yang sudah tidak mengirimkan
sapi karena sudah tidak percaya lagi kepada Indonesia. Intinya jika
masalah perbatasan tidak segera diselesaikan, efeknya akan membawa
dampak buruk bagi seluruh wilayah Indonesia.
Lantas, bagaimanakah penyelesaian masalah perbatasan ini.
Seperti yang telah dituliskan di atas sebenarnya banyak sekali alternatif
untuk menyelesaikan masalah mengenai perbatasan ini. Contohnya
dengan menyelesaikan penentuan batas-batas bagi Indonesia. Memang
dalam penentuan batas perlu banyak pertimbangan agar wilayah

Indonesia tidak berkurang, namun jika masalah ini berlarut-larut dan tidak
segera terselesaikan, dampaknya bisa saja warga-warga yang tadinya
warga Indonesia karena tinggal di bagian Indonesia lebih memilih untuk
menjadi warga negara lain karena dengan ketidakjelasan perbatasan
mereka bingung sebenarnya mereka itu tinggal di negara mana dan jika
kejelasan itu tidak segera terlaksana maka kemungkinan terjadi hal
demikian semakin membesar. Lalu sangat dibutuhkannya untuk
penambahan personel karena dengan menambah personel untuk menjaga
keamanan maka para penjahat pencuri ikan maupun pencuri kayu di
perbatasan akan berpikir dua kali untuk melakukan kejahatannya. Yang
terakhir adalah dengan membangun infrastruktur. Contohnya pasar
dengan membangun pasar, maka perekonomian warga perbatasan
meningkat karena terjadi perputaran uang di sana, dan juga tidak ada lagi
kasus warga perbatasan yang menjual hasil buminya di pasar negara
tetangga.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa kasus-kasus perbatasan urgensinya
sangat tinggi karena menyangkut kedaulatan negara. Penyelesaian
tentang kasus perbatasan pun telah diberikan dalam pembahasan ini.
Hendaknya pemerintah mau memperhatikan solusi ini karena dengan
demikian menjadi indikator bahwa rakyat masih peduli terhadap negara
yang ditinggalinya.

4. Penutup
a. Kesimpulan
i. Perbatasan sebagai etalase dari negara Indonesia masih sangat
banyak permasalahannya seperti infarstruktur, penjaga
keamanan dan masih banyak lagi masalah yang terjadi di
ii.

perbatasan.
Masalah mengenai perbatasan ini sebenarnya merupakan
masalah bersama bagi rakyat Indonesia karena dalam masalah ini
mengandung unsur kedaulatan yang sangat penting bagi suatu

iii.

negara agar tetap diakui.
Pemerintah sebagai yang diamanatkan untuk mengelola daerah
perbatasan tersebut masih belum terlalu memberikan
perhatiannnya, dengan bukti masih terdapat banyak masalah di

perbatasan.
b. Saran
i. Dengan melihat banyaknya masalah yang terjadi di perbatasan
hendaknya sebagai warga negara yang baik hendaknya kita
memberi perhatian kepada perbatasan. Namun tidak hanya
sekedar perhatian, hendaknya kita juga memberikan sumbangsih
kita semisal apabila di daerah perbatasan tersebut ada objek
wisata yang menarik, kita mempromosikannya agar para turis
berdatangan ke daerah tersebut, dan masih banyak hal lain yang
dapat kita lakukan untuk sekedar peduli pada masalah di negara
ii.

kita.
Pemerintah pun hendaknya meningkatkan perhatiannya agar
terjadi pemerataan pembangunan di masyarakat dan juga agar
warga perbatasan meningkat rasa nasionalismenya terhadap
Indonesia karena merasa diperhatikan.

5. Kepustakaan
a. Nefianto, Tirton; dkk. 2014. Implementation of Policy of Outpost
Island Management in National Resilience Perspective (case
Study in Sebatik Island-North Kalimantan Province). Journal of
Public Policy and Administration Research. Volume 4, No.9, 2014
b. RM Sunardi. 2004. Pembinaan Ketahanan Bangsa Dalam Rangka
Memperkokoh Kesatuan Negara Republik Indonesia. PT
Kuatemita Adidarma: Jakarta
c. Satrio Kusumo, Ayub. 2010. Optimalisasi Pengelolaan dan
Pemberdayaan pulau-pulau Terluar Dalam Rangka
Mempertahankan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jurnal Dinamika Hukum, Volume 10
No.3, September 2010.