Tema: 8 (pengabdian kepada masyarakat)

  

Tema: 8 (pengabdian kepada masyarakat)

SEKOLAH SAUDAGAR:

PEMBERDAYAAN DANA ZAKAT UNTUK USAHA DALAM

RANGKA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA YOGYAKARTA

  

Oleh

  

V.Wiratna Sujarweni

Universitas Respati Yogyakarta

Jl Laksda Adi Sucipto Km 6,3 Yogyakarta

nana_wiratna@yahoo.com

  

ABSTRAK

  BAZNAS kota Yogyakarta adalah badan amil zakat tingkat kabupaten kota Yogyakarta mempunyai program penyaluran dana zakat dengan pemberian bantuan usaha gerobak dan uang untuk modal usaha angkringan, gorengan, dan pulasa. Penerima dana zakat ini wajib mengikuti sekolah yang diselengarakan oleh Baznas bekerja sama dengan akademisi, sekolah tersebut diberi nama sekolah saudagar. Sekolah ini didirikan bertujuan memberikan pembinaan, pendampingan, pemantauan bagi penerima dana zakat, agar penerima dana dapat mengelola usahanya secara berkesinambungan.Pelaksanaan kelas saudagar berjalan dengan lancar kurikulum yang diberikan berupa 8 mata pelajaran bidang kewirausahaan, pengelolaan keuangan, pemasaran, layanan kepuasan konsumen, dan evaluasi usaha. Sekolah ini diikuti oleh 78 peserta yang lolos mendapatkan dana bantuan usaha, kesemua peserta lulus dan mendapatkan sertifikat. Pada saat akhir pertemuan, peserta wajib mengisi kuisioner evaluasi sekolah saudagar.Penerima bantuan diwajibkan untuk menyisihkan uang keuntungannya sebesar 2,5% perbulan untuk ditabung di bank yang sudah bekerjasama dengan Baznas. Harapan kami dengan adanya dana zakat untuk memberikan bantuan usaha bagi warga yang tidak mampu akan dapat mengentaskan kemiskinan di wilayah DIY. Kata Kunci : Sekolah Saudagar, kurikulum, dana zakat, usaha

  ABSTRACT

  Yogyakarta has a zakat fund distribution program with the aid of wagon and money for business capital of angkringan, gorengan, and pulasa. The recipient of this zakat fund is obliged to follow the school held by Baznas in cooperation with academia, the school is named merchant school. The school was established to provide guidance, mentoring, monitoring for the recipients of zakat funds, so that the fund recipient can manage his business on an ongoing basis.The implementation of the merchant class runs smoothly given curriculum in the form of 8 subjects in the field of entrepreneurship, financial management, marketing, customer satisfaction services, and business evaluation. This school was attended by 78 participants who escaped getting business grants, all participants passed and got the certificate. At the end of the meeting, participants must fill out the merchant's evaluation questionnaire. Beneficiaries are required to set aside a profit of 2.5% per month for savings in banks that have cooperated with Baznas. Our hope with the existence of zakat fund to provide business assistance for the poor people will be able to alleviate poverty in the region of DIY

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  Permasalahan kemiskinan ini merupakan permasalahan yang mendasar dalam pembangunan ekonomi, terutama pada negara berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, penyebabnya adalah mereka tidak mampu untuk mengakses atau memperoleh sumber-sumber ekonomi.

  Tingkat kemiskinan di Yogyakarta mengalami kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta merilis garis kemiskinan bulan Maret 2015 hingga Maret 2016 mengalami kenaikan sekitar 5,42%. Bulan Maret 2015 lalu, garis kemiskinan Yogyakarta sebesar Rp335.886 per kapita per bulan, namun bulan Maret 2016 naik menjadi Rp354.084 per kapita per bulan. Kenaikan garis kemiskinan di Yogyakarta pada bulan Maret tahun ini cukup besar dibanding periode yang sama tahun lalu. Tetapi bila dibandingkan dengan September 2015, kenaikannya hanya sekitar 1,83%. Dan saat itu hanya sebesar Rp 347.721 per kapita per bulan. Komoditas pangan ditengarai memberi peran terbesar dalam andil garis kemiskinan ini.

  Kemiskinan dan kesenjangan menjadi dua hal yang tak bisa lepas dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini. Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dituntut bisa menurunkan angka kemiskinan dan kesenjangan lima tahun kedepan. Kalangan DPRD DIY berharap Gubernur DIY Sri Sultan HB X dapat lebih progresif dan berani mengambil kebijakan dalam upaya menurunkan kemiskinan dan kesenjangan. Mengingat angka kemiskinan di DIY masih di atas rata rata nasional yakni sebesar 13,02 persen dan kesenjangan yang masih berkisar pada 0,43 persen Jogja Tribun (1 November 2017).

  BAZNAS kepanjangan dari Badan Amil Zakat Nasional adalah lembaga yang melakukan pengelolaan BAZNAS kota Yogyakarta adalah badan amil zakat tingkat kabupaten kota Yogyakarta mempunyai beberapa program untuk menyalurkan zakat yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan yang ada di wilayah kota Yogyakarta, salah satu programnya adalah pemberian bantuan usaha berupa gerobak dan uang untuk modal usaha. Pada tahun ini 2017 Baznas kota menetapkan pemberian modal usaha untuk angkringan, gorengan, dan pulasa. Untuk mewujudkan program ini, Baznas mengajak kerja sama dengan dunia perbankan yaitu BPD, penerima bantuan dana usaha akan menyisihkan keuntungan setiap bulan ke bank. Baznas juga mengajak kerjasama dengan golongan akademisi yaitu Universitas Respati Yogyakarta untuk mendirikan Sekelas Saudagar, sekolah ini selayaknya sekolah pada umumnya yang mempunyai kepala sekolah dijabat pengabdi V.Wiratna Sujarweni, SE,MM,MT yang bertugas membuat kurikulum, memberikan pembinaan, pendampingan, dan pemantauan bagi para penerima

  Sekolah saudagar didirikan bertujuan memberikan pembinaan, pendampingan, pemantauan bagi penerima dana zakat, agar penerima dana dapat mengelola usahanya secara berkelanjutan. Penerima bantuan wajib bersekolah di sekolah saudagar dan lulus untuk mendapatkan sertifikat kelulusan sebagai bukti bahwa sudah siap untuk mulai usaha. Kemudian setelah lulus dari sekolah saudagar, gerobak beserta dana bantuan usaha diserah terimakan Baznas ke masing-masing penerima dana disaksikan oleh camat masing-masing kecamatan. Penerima bantuan diwajibkan untuk menyisihkan uang keuntungannya sebesar 2,5% perbulan untuk ditabung di bank yang sudah bekerjasama dengan Baznas. Harapan kami dengan adanya dana zakat untuk memberikan bantuan usaha bagi warga yang tidak mampu akan dapat mengentaskan kemiskinan di wilayah DIY.

  Permasalahan

  Untuk tahun 2016, Baznas memberikan bantuan dana zakat kepada warga yang tidak mampu berupa bantuan uang untuk usaha, namun tanpa adanya pembinaan, pendampingan, dan pemantauan usaha, mengakibatkan dana zakat yang bertujuan mengetaskan kemiskinan belum sepenuhnya tercapai. Maka untuk tahun 2017 ini mekanisme pemberian dana zakat yang disalurkan oleh Baznas perlu dilakukan pembenahan dari cara menseleksi, sebelumnya tidak ada kunjungan langsung ke rumah warga calon penerima bantuan dana usaha, saat ini ada. Dibuka sekolah saudagar sebagai wadah untuk pembinaan dan pendampingan bagi penerima bantuan dana zakat. Adanya pemantauan keberlanjutan usaha, jadi program Baznas ini diharapkan akan benar- benar mengentaskan kemiskinan di kota Yogyakarta. Program dana zakat untuk usaha direncanakan akan diberikan setiap tahun dan sekolah saudagar juga akan dibuka sepanjang tahun sebagai wadah pendidikan bagi calon pengusaha yang memperoleh dana zakat. Sekolah saudagar akan selalu memperbaiki kurikulum agar tercipta keberhasilan usaha dan mendukung pemerintah untuk mengentaskan kemuskinan di wilayah Yogyakarta.

  Tujuan

  Tujuan dari kelas saudagar ini adalah 1.

  Melakukan pembinaan berupa memberikan pengetahuan tentang kewirausahaan bidang angkringan, gorengan, pulsa

2. Melakukan pembinaan berupa memberi pengetahuan tentang pengelolaan keuangan usaha 3.

  Melakukan pembinaan tentang pemasaran usaha 4. Memberikan motivasi usaha yang berkelanjutan 5. Memberikan pengetahuan tentang layanan kepuasan konsumen 6. Memberikan pendampingan usaha 7. Memberikan pemantauan usaha

METODE PELAKSANAAN

  Proses awal adalah pengumuman pembukaan penerima bantuan dana zakat untuk masyarakat yang tidak mampu, berupa bantuan usaha angkringan, gorengan, dan penjualan pulsa. Peserta yang mendaftarkan diri dari beberapa kecamatan kota Yogyakarta diantaranya adalah Pakualaman, Jetis, Gondokusuman, Mantrijeron, peserta yang mendaftar sebanyak 131 orang. Namun Baznas dan team akademisi dari Universitas Respati Yogyakarta akan menyeleksi dan akan memberikan dana zakat itu hanya kepada 78 peserta, peserta dapat memilih sendiri antara usaha angkringan, gorengan, dan pulsa. Kriteria yang lolos seleksi antara lain dokumen-dokumen persyaratan lengkap, ketersediaan tempat yang strategis, kunjungan langsung ke rumah calon penerima bantuan, apakah memang layak mendapatkan bantuan dana untuk usaha. Berdasarkan penilaian yang sudah disepakati oleh team baznas dan akademisi dari Universitas Respati Yogyakarta kemudian diputuskan 78 peserta yang lolos memperoleh dana usaha.

  Dari 78 peserta ini diwajibkan untuk mengikuti sekolah yang dinamakan Sekolah Saudagar . 78 peserta ini boleh absen atau ijin hanya sebanyak 2 sesi, jika lebih maka dana usaha tidak akan diberikan. Pelaksanaan dilakukan di ruang pertemuan Baznas di jalan Timoho Yogyakarta. Pelasanaannya selama 4 minggu, setiap minggu sekali di hari sabtu dan ada 2 sesi, persesi 90 menit, dimulai sesi 1 dari jam 8 pagi samapai 9.30 istirahat 30 menit kemudian dilanjutkan sesi 2 pada jam 10 sampai 11.30. Untuk materi yang disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Kewirausahaan angkringan, nara sumber pemilik angkringan 2.

  Kewirausahaan gorengan, narasumber pemilik gorengan 3. Kewirausahaan pulsa, narasumber pemilik gerai pulsa 4. Pengelolaan laporan keuangan angkringan 5. Pengelolaan laporan keuangan Gorengan 6. Pengelolaan laporan keuamgan Pulsa 7. Teknik pemasaran offline dan online 8. Layanan kepuasan konsumen 9. Pendampingan pengembangan usaha

  Penerima bantuan dana usaha wajib mengikuti materi dalam sekolah saudagar ini, mereka jika berhalangan dapat tidak hadir sebanyak 2 sesi, apabila lebih maka konsekwensinya tidak diperbolehkan untuk meneruskan menerima bantuan. Selama proses belajar mengajar berlangsung tidak ada test atau ujian, apabila lulus di sekolah saudagar, peserta akan mendapatkan sertifikat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan dana usaha. Kemudian pada saat akhir pertemuan diberikan kuisioner tentang penilaian sekolah saudagar menilai materi, fasilitas, penyampaian untuk mengetahui seberapa besar manfaat kelas saudagar ini untuk persiapan calon yang mendapatkan dana.

  Pendampingan dilakukan oleh pihak Baznas dan pengabdi dengan cara mereka masuk dalam wadah sekolah saudagar kembali yang diselenggarakan setiap bulan, pendampingan ini berupa mengecekan buku keuangan mereka dan buku tabungan mereka yang ada di bank. Serta diskusi pengalaman berjualan, keuntungan kerugian, Kendala yang dihadapi dan mencarikan solusi, serta materi yang paling penting adalah motivasi untuk tetap usaha dibidang tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Dari hasil kegiatan dapat terlihat bahwa, rangkaian pelaksanaan bantuan zakat untuk usaha angkringan, gorengan, dan pulsa mulai dari pengumuman pendaftaran calon peserta sampai dengan penerimaan bantuan telah berjalan sesuai dengan rencana. Untuk sekolah saudagar yang merupakan sekolah yang diperuntukan bagi calon penerima dana zakat sudah direncanakan mulai dari kurikulum, waktu dan tempat pelaksanaan pembinaan, metode pembelajaran, umpan balik berupa pengisian kuisioner untuk mengevaluasi sekolah saudagar. Dalam wadah sekolah saudagar juga ada kurikulum pendampingan dan pemantauan yang dilaksanakan setiap bulan bertempat di ruang pertemuan Baznas kota Yogyakarta.

  Sekolah saudagar baru berdiri dan melakukan pembinaan dan pendampingan usaha tahun ini, kurikulum yang dibuat juga baru digunakan sekali. Kurikulum dirumuskan sesuai kebutuhan usaha, mengingat karena pesertanya mayoritas diatas umur 50 tahun dan pendidikan mereka lebih didominasi SMP, maka kurikulum yang dibuat adalah mata pelajaran wirausaha angkringan, gorengan, dan pulsa disampaikan oleh narasumber pemilik usaha angkringan, gorengan, pulsa yang usahanya sudah mempunyai karyawan dan cabang. Para pembicara ini akan mengungkapkan kisah sukses dalam berbisnis, murid kelas saudagar dapat bertanya. Kemudian untuk kurikulum pengelolaan keuangan usaha disampaikan oleh akademisi dari Universitas Respati Yogyakarta yaitu oleh saya sendiri, pengelolaan keuangan dari merencanakan, pelaksanaan, pembukuan, pengembangan usaha. Kurikulum pemasaran usaha baik untuk usaha angkringan, gorengan, dan pulsa di berikan materi pemasaran offline dan online.

  Kelas saudagar untuk sesi pendampingan membutuhkan waktu 1 bulan. Peserta sebanyak 78 orang semua mengikuti 8 sesi materi yang diberikan, kemudian setelah dinyatakan lulus, semua peserta mendapatkan sertifikat kelulusan sebagai salah satu syarat menerima dana bantuan usaha.

  Kemudian 78 peserta mendapatkan gerobak sesuai dengan usaha yang sudah dipilih. Serah terima dilakukan dimasing-masing kecamatan disaksikan oleh pak camat. Saat ini penerima bantuan telah mendapatkan gerobak beserta uang usaha, mereka sudah mulai membuka usahanya pengabdi dengan cara mereka masuk dalam wadah sekolah saudagar kembali yang diselenggarakan setiap bulan, pendampingan ini berupa mengecekan buku keuangan mereka dan buku tabungan mereka yang ada di bank. Serta diskusi pengalaman berjualan, keuntungan kerugian, Kendala yang dihadapi dan mencarikan solusi, serta materi yang paling penting adalah motivasi untuk tetap usaha dibidang tersebut. Untuk mendapatkan perbaikan dalam pelaksanaan sekolah saudagar perlu masukan dari peserta melalui pemberian kuisioner. Kuisioner ditindak lanjuti untuk perbaikan kelas saudagar tahun depan .

  KESIMPULAN

  BAZNAS kota Yogyakarta adalah badan amil zakat tingkat kabupaten kota Yogyakarta mempunyai beberapa program untuk menyalurkan zakat yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan yang ada di wilayah kota Yogyakarta, salah satu programnya adalah pemberian bantuan usaha berupa gerobak usaha dan uang untuk modal usaha. Pada tahun ini 2017 Baznas kota menetapkan pemberian modal usaha untuk angkringan, gorengan, dan pulasa. Sekolah saudagar didirikan bertujuan memberikan pembinaan, pendampingan, pemantauan bagi penerima dana zakat, agar penerima dana dapat mengelola usahanya dengan baik.

  Pelaksanaan kelas saudagar berjalan dengan lancar kurikulum yang diberikan berupa 8 mata pelajaran diikuti oleh 78 peserta penerima dana bantuan usaha, kesemua peserta lulus dan mendapatkan sertifikat. Pada saat akhir pertemuan, peserta diberikan kuisioner tentang penilaian sekolah saudagar untuk melakukan menilai materi, fasilitas, penyampaian pengajarnya, metode mengajar. Peserta calon yang memperoleh dana mengisi kuisioner tesebut untuk mengetahui seberapa besar manfaat kelas saudagar ini untuk persiapan calon yang mendapatkan dana.

  Kelas saudagar membekali calon pengusaha agar mendapatkan gambaran tentang usaha yang bakan dibukanya. Narasumber untuk mata pelajaran kewirausahaan adalah pelaku usaha yang sudah sukses dibidang angkringan, gorengan, dan pulsa, agar para peserta mengetahui kendala- kendala, tahap-tahap pengembangan usaha. Mata pelajaran lain adalah pengelolaan keuangan usaha, pemsaran, layanan kepuasan konsumen, serta setelah usaha berjalan, penerima dana bantuan wajib mengikuti evaluasi usaha yang dijadwalkan 1 bulan sekali.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Baznas kota Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Respati Yogyakarta Bapak Udin Pemilik Pengusaha Gorengan Minomartani Bapak Hamzah Pemilik Pengusaha angkringan Ibu Dwi Lisa Pemilik gerai pulsa jl Magelan

DAFTAR PUSTAKA

  Jogja Tribun 1 November 2017 Endra Murti Sagoro. 2012. Akuntansi Tanpa Stres. Yogyakarta: AB Publiser.

  Pinasti, M. 2007. Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Suatu Riset Eksperiman. Simposium Nasional Akuntansi. Makasar

  Sony Warsono. 2009. Akuntansi ternyata Logis dan Mudah. Yogyakarta: Asgard Chapter Simamora, H. 2002. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid 1. UPP AMP YKPN.

  Yogyakarta