BAB I PENDAHULUAN - 8 makalah ppd perkembangan masa dewasa awal dan madya

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan individu merupakan suatu perubahan yang terjadi

  secara terus-menerus (progresif) dan berkesinambungan sejak lahir sampai meninggal dunia. Perkembangan itu sendiri terdiri dari berbagai periode, mulai dari periode perkembangan masa kanak-kanak, periode perkembangan masa remaja, kemudian sampai periode perkembangan masa dewasa.

  Periode perkembangan masa dewasa sangatlah penting bagi setiap individu. Setiap individu harus bisa menuntaskan tugas setiap periode perkembangan, termasuk pada periode perkembangan masa dewasa. Tugas setiap periode perkembangan harus dituntaskan pada masanya agar individu tersebut menimbulkan rasa bahagia dan tidak ada rasa penyesalan serta tidak menimbulkan hambatan pada periode perkembangan berikutnya. Makalah ini akan menjelaskan tentang periode perkembangan masa dewasa.

BAB II PEMBAHASAN Individu yang menginjak usia 21 tahun sampai usia 40 tahun termasuk

  kedalam periode dewasa awal. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru mulai dari segi fisik hingga segi psikis. Adapun periode penyesuaian dari segi fisik dan psikis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Periode Penyesuaian Diri Dewasa Awal dalam Segi Fisik

  Puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan dua puluhan, namun kemudian terjadi penurunan lambat laun hingga awal usia empat puluhan. Dengan demikian dalam periode penyesuaian, secara fisik orang mampu menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang sukar dan paling banyak jumlahnya dalam periode ini.

  Ketika orang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa telah belajar untuk menerima perubahan-perubahan fisik. Meskipun terkadang penampilan seseorang secara fisik tidak sebagaimana yang diharapkan, namun orang tersebut dapat berusaha untuk menjadikan dirinya menarik dan bertujuan untuk meningkatkan kebugaran fisiknya. Contohnya saja dengan melakukan olah raga agar fisik tetap bugar dan melakukan diet tertentu, tidak hanya pada orang yang menderita kegemukan, namun juga diet pada makanan tertentu juga dilakukan pada orang yang ingin menjaga kesehatannya. Seperti orang yang menderita penyakit diabetes melakukan diet makan atau minuman yang mengandung kadar gula yang tinggi yang bertujuan untuk menjaga kesehatannya.

  2. Periode Penyesuaian Diri Dewasa Awal dalam Segi Psikis

  Periode dewasa awal mengalami perubahan-perubahan secara psikis, diantaranya dapat dipaparkan dalam berbagai segi yaitu sebagai berikut ini:

a) Intelegensi / Kognitif

  Dalam teori Kohlberg, perkembangan moral anak-anak dan remaja mengiringi kematangan kognisi. Pada masa dewasa, penilaian moral seringkali menjadi lebih kompleks. Pengalaman mungkin mengarahkan orang dewasa untuk mengevaluasi kembali criteria mereka tentang bener dan salah. Sebagian orang secara spontan menyebut pengalaman personal sebagai alasan jawaban mereka atau saudara yang memiliki penyakit tersebut, berkecenderungan lebih besar memaafkan pria yang mencuri obat mahal semi istrinya yang sedang sakit sekarat, dan menjelaskan pandangan ini dari pengalaman mereka sendiri (Bielby&Papalia, 1975). Pengalaman seperti ini amat di warnai oleh emosi, memicu pemikiran ulang dengan cara yang tidak biasa dilakukan oleh diskusi impersonal dan hipotesis, dan pengalaman ini lebih mungkin membuat orang melihat sudut pandang orang lain.

b) Fisik Motorik

  Fungsi fsikis: organ-organ berjalan dengan sempurna dan

   mengalami masa produktifitas yang tinggi. Fungsi Motorik: memiliki kecepatan respon yang maksimal dan  mereka dapat menggunakan kemampuan ini dalam situasi tertentu dan lebih luas. Fungsi Psikomotorik:

   1. Kemampuan kaki: mampu berjalan melangkah dengan

  maksimal, biasanya atlit yang berprestasi mencapai puncak kejayaannya atau klimaksnya pada usia dewasa awal.

2. Kemampuan halus: mampu menggerakkan tangan dan mulut secara maksimal.

c) Emosional

  Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan orang muda telah mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil dan tenang secara emosional. Apabila emosi yang menggelora yang merupakan cirri tahun- tahun awal kedewasaan masih tetap kuat pada usia tiga puluhan, maka hal ini merupakan tanda bahwa penyesuaian diri pada kehidupan orang-

  Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia tiga puluhan, hal itu umumnya tampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu tergantung dari masalah-masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya utama mungkin terpusat pada pekerjaan mereka, karena mereka merasa bahwa mereka tidak mengalami kemajuan secepat mereka harapkan atau kekhawatiran mereka mungkin terpusat pada masalah-masalah perkawinan atau peran sebagai orang tua. Apabila seseorang merasa tidak mampu mengatasi masala-masalah utama dalam kehidupan mereka, mereka sering sedemikian terganggu secara emosional sehingga mereka memikirkan atau mencoba untuk bunuh diri.

d) Sosial

  Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa yaitu karier, perkawinan dan rumah tangga hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populer pun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “ krisis keterasingan”.

  Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karier – dengan demikian keramah tamahan masa remaja diganti dengan persaingan dalam masyarakat dewasa – dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka dapat menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi egosentris dan ini tentunya menambah kesepian mereka.

  3. Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Awal 1) Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri)

  Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan biologis.

  Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.

  2) Belajar hidup bersama dengan suami istri

  Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahami pasangan masing-masing, saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi masalah yang dihadapi bersama.

  3) Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga

  Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20 – 40) dianggap sebagai rentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah me- nyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak- anak.

  4) Mengelolah rumah tangga

  Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tangganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain.

  5) Mulai bekerja dalam suatu jabatan

  Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera.

  Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya.

  6) Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak

  Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan sebagainya).

  Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.

7) Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya

  Masa dewasa awal ditandai juga dengan membntuk kelompok- kelompok yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satu contohnya adalah membentuk ikatan sesuai dengan profesi dan keahlian.

B. Periode Perkembangan Masa Dewasa Madya

  Individu yang berusia 40 tahun sampai 60 tahun disebut sebagai masa dewasa madya. Usia ini secara keseluruhan kondisi kejiwaannya (psikis) semakin stabil, namun pada kondisi fisiknya semakin menurun dengan bertambahnya usia. Kondisi fisik maupun psikis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Penyesuaian Terhadap Perubahan Kondisi Fisik

  Perubahan kondisi secara fisik ini meliputi penerimaan dan penyusuaian dengan berbagai perubahan fisik. Penyusuaian yang sulit pada pria dan wanita berusia madya karena adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menyenangkan terhadap perubahan norma yang muncul bersama pada tahun- tahun selanjutnya.

  Pada usia ini dapat teridentifikasi berbagai kemunduran-kemunduran yang terjadi, seperti pada laki-laki mulai timbul kerutan-kerutan pada wajah, ditandai sering pegal-pegal, kesemutan, capek, ataupun terkena rematik. Sedangkan pada perempuan terjadi hal yang serupa juga pada laki-laki dan ditambah dengan terhentinya menstruasi dan terjadinya manopouse (tidak menghasilkan sel telur lagi) pada perempuan. Dengan adanya kemunduran fisik tersebut, dapat berakibat pada penyesuaian psikis seseorang dan akan berpengaruh terhadap mentalnya.

2. Penyesuaian Terhadap Perubahan Kondisi Psikis

  Usia dewasa madya atau yang popular dengan istilah setengah baya, dari sudut posisi usia, terjadi perubahan-perubahan fisik. Selain itu adapula perubahan-perubahan psikologis yang dialami, diantaranya sebagai berikut:

a) Intelegensi / Kognitif

  Perkembangan pada tahap ini intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini. Orang dewasa madya mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi. Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.

  Orang dewasa madya mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya. Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda- beda tadi.

  Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal generativity vs stagnasi. Mencakup rencana-rencana orang dewasa mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi (berhenti), yaitu ketika individu tidak melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.

  Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas dari pada intimacy (keakraban) karena rasa kasih ini telah men"generalize" (menyamaratakan) ke kelompok lain, terutama generasi selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan generativity kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para orang tua tidak keberatan untuk menderita atau meninggal demi keturunannya, walau perkecualian pasti ada.

b) Fisik Motorik

  Fungsi fsikis: organ-organ berjalan sempurna namun mulai

   mengalami gangguan-gangguan, seperti penyakit pada saluran pencernaan, dll. Fungsi Motorik: memiliki kecepatan respon yang baik, tetapi

   diakir usia dewasa madya kecepatan respon mengalami penurunan. Fungsi Psikomotorik: kemampuan kaki, mampu berjalan dan

   meloncat namun diakhir usia madya kemampuan kaki mulai mengalami keterbatasan. c) Moral

  Pada masa ini aspek-aspek perkembangan moral dan keagamaan tumbuh dengan pesat. Tentu hal ini tidak lepas dari dan terintegrasi. Masa dewasa ini selalu memiliki keinginan untuk bisa mengikuti niliai-nilai adat istiadat yang berlaku, begitu pula dengan nilai keagamaan yang memiliki tempat tersendiri di hati orang dewasa, namun sering kali dewasa muda belum bisa mengikuti nilai-nilai tersebut secara sempurna.

  Menurut fowler, pada masa ini individu mampu mengambil dan melakukan tanggung jawab secara penuh terhadap yang diyakininnya. Sering kali konsekuensi yang paling buruk akibat dari keyakinan tersebut harus ditanggungnya. Masa dewasa ini telah memasuki masa post-conventional yaitu mampu menguji secara mandiri keyakinan atau kepercayaan yang terlepas dari pengaruh rang lain atau kelompok masyarakat.

  d) Emosional

  Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal generativity vs stagnasi Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi (berhenti), yaitu ketika individu tidak melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.

  Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas dari pada intimacy (keakraban) karena rasa kasih ini telah men"generalize" (menyamaratakan) ke kelompok lain, terutama generasi selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan generativity kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para orang tua tidak keberatan untuk menderita atau meninggal demi keturunannya, walau perkecualian pasti ada.

  Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa Dewasa madya ini antara lain:

  i. Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia. ii. Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan

  wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.

iii. Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson,

  selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).

  iv. Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih

  besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang- kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

BAB III KESIMPULAN Implikasi karakteristik perkembangan orang dewasa yaitu menurunnya

  yang kurang jelas dan sebagainya. Implikasinya bahwa pendidikan bagi orang dewasa hendaknya menerapkan system pembelajaran berikut:

  1. Dengan metode penemuan sendiri, dengan system ini maka prosese belajar

  lebih terpusat pada peserta didik

  2. Belajar pemecahan masalah. Dengan metode ini peserta didik diarahkan untuk

  menemukan jawaban terhadap situasi tertentu atau permasalahan tertentu

  3. Belajar konsep dimana orang dewasa belajar aturan-aturan yang merupakan kemampuan merespon terhadap keseluruhan rakyat.

  

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

  Ugik. 2009. “Dewasa Madya”. Sukmadinata, Prof. Dr. Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Dosen Unisba. 2009. Makalah Perkembangan Fase Dewasa.