PENERAPAN STRATEGI FUNDRAISING DI SAVE THE CHILDREN INDONESIA (FUNDRAISING STRATEGY IMPLEMENTATION IN SAVE
PENERAPAN STRATEGI FUNDRAISING DI SAVE THE CHILDREN INDONESIA (FUNDRAISING STRATEGY IMPLEMENTATION IN SAVE THE CHILDREN INDONESIA)
oleh
Yessi Rachmasari 1 , Soni Akhmad Nulhaqim 2 , Nurliana Cipta Apsari 3
1 Alumni Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran
2 Dosen Departemen Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran 3 Dosen Departemen Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategi fundraising yang dilakukan oleh Save The Children Indonesia meliputi strategi dialogue fundraising, strategi corporate fundraising, strategi multichannel fundraising , strategi retention and development donor. Strategi fundraising ini sebagai salah satu upaya Save The Children Indonesia untuk mendapatkan sumber pendanaan dalam menjalankan aktivitas dan program kegiatannya, melalui strategi fundraising ini Save The Children Indonesia dapat mengurangi ketergantungan dengan lembaga donor utama.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dan teknik studi kasus. Teknik pengumpulan data ialah wawancara mendalam, observasi nonpartisipasi, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Teknik analisis dan pengolahan data ialah reduksi data, penyajian data (display data), dan verifikasi data. Penelitian ini melibatkan sembilan informan, yang terdiri dari, pengurus dalam unit divisi fundraising, fundraiser, donatur individu dan penerima donasi. Penentuan informan dilakukan berdasarkan tujuan penelitian untuk menggali lebih dalam mengenai penerapan strategi fundraising yang dilakukan oleh Save The Children Indonesia.
Hasil dari penelitian ini adalah penerapan strategi dialogue fundraising yang dilakukan oleh Save The Children Indonesia ini melalui proses tatap muka dari donor potensial. Penerapan strategi corporate fundraising menggunakan pendekatan kemitraan internasional dan lokal. Penerapan strategi multichannel fundraising mengumpulkan dana melalui berbagai saluran, melalui telefeundraising, online fundraising, crowdfunding dan community fundraising. Untuk penerapan strategi retension and development donor dalam mempertahankan kepercayaan para donaturnya melalui pelayanan yang diberikan ialah kepemilikan legalitas, kemudahan mendapatkan pelayanan informasi, kemudahan pembayaran, laporan pertanggungjawaban keuangan dan kegiatan, dan giving thanks . Namun, dalam strategi fundraising yang dilakukan oleh Save The Children Indonesia ternyata masih belum optimalnya sosialisasi Save The Children Indonesia kepada masyarakat dan belum adanya kerjasama dengan perusahaan lokal. Dengan demikian, peneliti menyarankan program Corporate Fundraising as a Fundraising Strategy : “Save a Child, Galang Dana Pembuatan Rumah Pintar Untuk Anak Jalanan”.
Kata kunci: strategi fundraising, Save The Children Indonesia
ABSTRACT
This study aimed to describe the fundraising strategy conducted by Save the Children Indonesia include dialogue fundraising strategy, corporate strategy, fundraising, fundraising multi channel strategies, retention strategies and donor development. This fundraising strategy as an effort to Save the Children Indonesia for obtaining funding in running the activities and program of This study aimed to describe the fundraising strategy conducted by Save the Children Indonesia include dialogue fundraising strategy, corporate strategy, fundraising, fundraising multi channel strategies, retention strategies and donor development. This fundraising strategy as an effort to Save the Children Indonesia for obtaining funding in running the activities and program of
The method used is descriptive method with qualitative approach and case study technique. Data collection techniques are in-depth interviews, observation non partisipasi, literature study and documentation study. Analysis techniques and data processing is data reduction, data presentation (display data), and verification of data. The study involved nine informants, consisting of, your Board division unit fundraising, fundraisers, individual donors and beneficiaries of donations. Determination of informants depends on the purpose of research implementation of a fundraising strategy conducted by Save the Children Indonesia.
The results of this study can be seen that the implementation of a fundraising strategy dialogue conducted by Save the Children Indonesia is through the face of a potential donor. Application of corporate fundraising strategy using international and local partnership approach. Implementation of multichannel fundraising strategy to raise funds through various channels, through telefeundraising, online fundraising, crowdfunding and community fundraising. For the implementation of the strategy and development retension donor in maintaining the confidence of donors through the service provided is legal ownership, access to information services, ease of payment, financial accountability and activity reports, and giving thanks. However, in a fundraising strategy conducted by Save the Children Indonesia was still not optimal due to socialization Save the Children Indonesia to the community and the lack of cooperation with local companies. Thus, the researchers suggest program as a Corporate Fundraising Fundraising Strategy: "Save a Child, Fundraising Making Smart House For Street Children”.
Keywords: fundraising strategy, Save the Children Indonesia
PENDAHULUAN
dana. Tri Iswardani yang merupakan aktivis Keberhasilan
masyarakat mengatakan banyaknya organisasi pelayanan sosial dalam menjalankan setiap
sebuah
organisasi
pelayanan sosial yang bergerak pada penanggulangan narkoba gulung tikar akibat
aktivitasnya tidak luput dari manajemen pelayanan sosial dari setiap organisasi
ketiadaan dana (www.tempo.co.id, 18/12/13). pelayanan sosial tersebut. Seringkali yang
Fenomena lain terkait ketiadaan dana yang dialami oleh organisasi pelayanan sosial dari
dialami oleh organisasi pelayanan sosial yaitu terkait permasalahan pendanaan dan biasanya
data yang dihimpun oleh Tim Public Interest permasalahan tersebut akan mempengaruhi
Research and Advocacy Center (PIRAC) 3 aktivitas dari organisasi pelayanan sosial itu
besarnya bantuan dana asing untuk program- sendiri. Fenomena yang terjadi saat ini terdapat
program organisasi pelayanan sosial semakin organisasi pelayanan sosial yang mengalami
menurun jumlahnya dari setiap tahunnya, kegelisahan dan keruntuhan terkait sektor
sehingga banyak organisasi pelayanan sosial yang menjalankan program tidak maksimal,
pendanaan. Di Indonesia sendiri, juga tidak sedikit organisasi pelayanan sosial yang
bahkan tidak sedikit yang terpaksa "gulung menghentikan aktivitasnya akibat kekurangan
tikar" (www.pirac.org).
Peristiwa semacam ini menunjukkan yang ada di organisasi pelayanan sosial bahwa dalam sebuah organisasi pelayanan
tersebut. Kondisi yang terjadi saat ini, sosial memerlukan energi untuk mengadakan
organisasi pelayanan sosial dalam melakukan kegiatan fundraising .
fundraising tidak ditunjang dengan strategi mengemukakan
Kettner
fundraising yang efektif. Hal ini diperkuat oleh manajemen dalam organisasi pelayanan sosial,
penelitian Kilbey (2008:5) sebagai berikut: antara lain yaitu: Planning, Organizing,
Sekitar 65 sampai 75 persen dari organisasi Budgeting, Human Resources Development,
yang disurvei telah tertulis dan jarang dan Informasi System. Kelima aspek tersebut
menggunakan strategi pendanaan yang baik. berfungsi untuk menunjang kinerja dari
Namun, analisis laporan keuangan organisasi program-program organisasi pelayanan sosial
oleh Lotvonen (2005) mengungkapkan bahwa dalam mencapai tujuan sebuah organisasi.
hanya 13 persen dari organisasi yang memiliki Kelima aspek yang telah dikemukakan oleh
strategi pendanaan yang aman secara finansial Kettner tesebut, terdapat salah satu aspek yang
dan berkelanjutan. Non Profit Organization berfungsi untuk menjaga keseimbangan
memiliki strategi penggalangan dana yang organisasi pelayanan sosial agar dapat
tidak koheren, mungkin karena kurangnya bertahan hidup dan mencapai tujuannya, yaitu
praktek manajemen yang baik. aspek budgeting yang didalamnya mencakup
Berdasarkan penjelasan tersebut, sumber pendanaaan dari organisasi pelayanan strategi fundraising yang dilakukan oleh sosial yang diperoleh dari kegiatan organisasi pelayanan sosial dalam melakukan fundraising. kegiatan fundraising perlu hendaknya
kebutuhan yang kegiatan pendanaan yang mempunyai
Fundraising sebagai salah satu
disesuaikan
dengan
disesuaikan oleh tujuan dari organisasi pengaruh dalam keberlanjutan sebuah
pelayanan sosial tersebut. Strategi fundraising organisasi pelayanan sosial. Selain itu,
diperlukan oleh organisasi pelayanan sosial fundraising digunakan untuk menjaga
dalam melakukan kegiatan fundraising untuk keseimbangan organisasi pelayanan sosial
menciptakan cara penggalangan dana yang dalam membiayai aktivitas program dan
berbeda agar memudahkan para donatur yang operasional organisasi pelayanan sosial.
ingin berdonasi. Berbagai teknik dan metode Maraknya aktivitas fundraising saat ini yang
yang dilakukan oleh organisasi pelayanan dilakukan oleh organisasi pelayanan sosial,
sosial untuk menciptakan strategi fundraising maka diperlukan strategi fundraising dengan
yang efektif untuk menarik simpatisan para memanfaatkan potensi dan sumber-sumber
donatur.
Hasil riset PIRAC mencatat besarnya penyelenggaran acara (special event) sebesar potensi sumbangan masyarakat Indonesia
45 persen. Selanjutnya, terdapat juga lebih dari Rp. 12,3 trilyun per-tahun dan baru
sosial yang sekitar 10% berhasil digalang oleh lembaga-
organisasi
pelayanan
menggunakan direct mail maupun iklan lembaga di Indonesia. Artinya masih ada 90%
layanan masyarakat sekitar 45 persen dengan lagi yang belum digalang secara optimal.
menggunakan strategi beragam saluran dalam Dalam hal ini, tim PIRAC melihat
melakukan kegiatan fundraising. Metode penggalangan dana yang optimal dengan
tersebut digunakan sebagai salah bentuk menggunakan metode sebagai strategi
strategi yang dilakukan oleh organisasi fundraising yang dilakukan oleh organisasi
pelayanan sosial untuk mencapai tujuannya pelayanan sosial. Berikut ini, metode
dalam mengajak masyarakat untuk dapat fundraising sebagai bagian dari strategi
berdonasi.
fundraising yang dilakukan oleh organisasi Disisi lain, strategi fundraising juga
pelayanan sosial ditunjukkan pada grafik dimanfaatkan dalam alternatif peluang dibawah ini. peningkatan sumber pendanaan dan untuk
Grafik 1.1
menjaga keberlanjutan kegiatan organisasi
Metode Fundraising
pelayanan sosial. Pada saat ini ditengah persaingan organisasi pelayanan sosial dalam
melakukan fundraising, hal ini perlu didukung
dengan strategi fundraising dalam penciptaan
inovasi sebagai dukungan sumber pendanaan.
Penyataan ini diperkuat oleh Irfan (2011)
terkait pentingnya melakukan strategi
via
fundraising dalam melakukan penggalangan Sumber: Hasil Survey PIRAC
dana, yaitu; Organisasi nirlaba menyadari bahwa mereka tidak dapat terus menerus
Berdasarkan grafik hasil survey tim bergantung pada sumber-sumber pendukung
PIRAC tersebut, penjelasan grafik tersebut tradisional saja dan mereka sekarang harus
yaitu organisasi
pelayanan
sosial
benar-benar independent atau tidak tergantung. menggunakan metode yang dilakukan di
Hal ini berakibat pada meningkatnya perhatian tempat
kerja
(workplace) dengan
prinsip-prinsip manajemen menggunakan strategi face to face fundraising
terhadap
profesional yang menghasilkan pendapatan sekitar 70 persen, melalui telepon 65 persen
internal yang lebih baik. Situasi inilah yang dan
masyarakat
berdonasi
melalui melalui
Children Indonesia dana sosial untuk melakukan strategi dengan
Save
The
merupakan salah satu organisasi pelayanan menciptakan inovasi. Meskipun sesungguhnya
sosial internasional yang berfokus pada kegiatan penggalangan dana (fundraising)
kepedulian terhadap isu-isu dan pemberian adalah berguna juga bagi kegiatan operasional
berkaitan tentang lembaganya, namun tetap menjadi image yang
pelayanan
yang
kesejahteraan anak. Save The Children tidak baik jika terfokus hanyalah untuk
Indonesia terletak di Taman Margasatwa No. mengejar uang semata.
26 C Jakarta Selatan. Save The Children Indonesia telah ada di Indonesia sejak tahun
Berdasarkan pernyataan tersebut, 1976. Pada saat ini Save The Children pentingnya strategi fundraising dalam aktivitas Indonesia sudah berdiri hampir 39 tahun tentu fundraising tidak terfokus hanya mengejar saja tidak dapat selalu mengandalkan dana dari kepada penciptaan sumber-sumber pendanaan lembaga donor dalam melakukan aktivitasnya. saja. Tetapi, dapat menjaga kepercayaan Aktivitas yang dilakukan oleh Save The kepada masyarakat terhadap pelayanan yang
Indonesia saat ini dalam diberikan oleh organisasi pelayanan sosial perlindungan dan pemenuhan kebutuhan anak tersebut. Sehingga, strategi fundraising yang perlu didukung dengan manajemen pelayanan dilakukan oleh organisasi pelayanan sosial sosial yang baik. Salah satunya yaitu aspek dilakukan dengan efektif dan penciptaan pendanaan yang diperoleh melalui fundraising inovasi baru untuk meningkatkan sumber dalam menjalankan setiap kegiatannya. Oleh pendanaan dan kualitas pelayanan kegiatan karena itu, kegiatan fundraising yang dalam membangun kepercayaan kepada dilakukan tersebut didasarkan pada strategi masyarakat. fundraising yang telah dirancang dan
Children
Pada saat ini, oganisasi pelayanan disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan tujuan sosial yang mampu bertahan hingga saat ini
organisasi . Salah satu tujuan organisasi dalam menjalankan setiap aktivitas biasanya
pelayanan sosial menggunakan strategi didukung dengan strategi fundraising sebagai
fundraising dalam menjalankan aktivitas salah satu langkah pencapaian tujuan tersebut.
untuk dapat Salah satu organisasi pelayanan sosial yang
fundraising yaitu
keberlangsungan hingga saat ini masih mampu bertahan dalam
mempertahankan
organisasinya. Hal ini diperkuat oleh (Tedham, menjalankan aktivitas pelayanan sosial di
2012: 25) sebagai berikut: Mendapatkan tengah maraknya organisasi pelayanan sosial
dukungan dalam hal keuangan tentu saja yang bermunculan, yaitu Save The Children
diperlukan oleh organisasi untuk dapat secara Indonesia.
efektif menjalankan program dan kegiatan efektif menjalankan program dan kegiatan
fundraising , Save The Children Indonesia yang ada, tentu saja terjadi kompetisi besar dan
memiliki program fundraising diantaranya, sumber daya biasanya selalu terbatas.
yaitu; face to face fundraising, corporate Organisasi pelayanan sosial saat ini
fundraising , akuisi fundraising seperti; online membutuhkan penggalangan dana yang
crowdfunding , community professional dan kreatif, terus mencari strategi
fundraising ,
fundraising , dan telefundraising . Pada yang inovatif dan efektif untuk mendorong
awalnya Save The Children Indonesia memulai dukungan para pendonor. aktivitas fundraising dengan menggunakan strategi bertatap muka. Kemudian, seiring
Organisasi pelayanan sosial yang telah dengan kebutuhan Save The Children lama berdiri tentunya menyusun dan Indonesia yang semakin bertambah, Save The menggunakan strategi fundraising agar dapat Children Indonesia melakukan pertimbangan mencapai tujuan organisasi sehingga dapat dengan mengembangkan strategi fundraising bertahan hingga saat ini. Kegiatan fundraising lain yang dijalankannya pada saat ini. Strategi yang dilakukan oleh Save The Children fundraising yang dilakukan oleh Save The Indonesia berupaya dalam menggunakan Children Indonesia ini memiliki cara yang strategi fundraising yang efektif maupun konsisten berfokus terhadap tujuannya dalam inovatif dan disesuaikan dengan kebutuhan mengkampanyekan isu-isu terkait dengan hak Save The Children Indonesia. Pada saat ini anak dalam penggalangan dana yang kegiatan fundraising yang dilakukan oleh Save
dilakukan.
The Children Indonesia telah berjalan selama kurang lebih 2 tahun pada tahun 2016 ini yang
Pada dasarnya strategi fundraising dimulai melakukan penggalangan dana pada
yang dilakukan oleh organisasi pelayanan tahun 2014. Kegiatan fundraising yang
sosial dapat dikembangkan menjadi strategi dilakukan oleh Save The Children Indonesia
yang inovatif dan efektif karena dibutuhkan dimulai pada tahun 2014 karena baru
dalam menghimpun donor yang berkelanjutan mendapatkan
untuk menjalankan setiap kegiatannya. Kementerian Sosial terkait pengumpulan
Menurut, Sargeant (2010) fundraising yang sumbangan (donasi). Salah satu alasan utama
biasa digunakan oleh organisasi pelayanan Save The Children Indonesia melakukan
sosial diantaranya; dialogue fundraising, fundraising yaitu agar Save The Children
fundraising, multichannel Indonesia tidak selalu bergantung terhadap
corporate
fundraising dan retention and development donor utamanya yaitu Save The Children
donor. Namun, disisi lain Young, et.al (2007) donor. Namun, disisi lain Young, et.al (2007)
dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa perseorangan, perusahan, komunitas, internet,
penelitian sebelumnya membahas mengenai dan telepon. Selanjutnya, dalam pembahasan
fundraising dan proses ini peneliti menggunakan konsep dari Sargeant
pelaksanaan
diketahui. Dari (2010) tersebut, yaitu; dialogue fundraising,
crowdfunding sudah
pemaparan tersebut, maka belum diketahui corporate
strategi-strategi fundraising yang dilakukan fundraising dan retention and development
fundraising,
multichannel
oleh Save The Children Indonesia. Sehingga, donor yang akan disinergikan dengan konsep
perlu adanya kajian yang berbeda yaitu terkait yang disampaikan oleh Young, et al (2007).
dengan strategi-strategi fundraising dalam organisasi pelayanan sosial. Maka peneliti
Berdasarkan dari latar belakang yang melakukan penelitian terkait dengan strategi telah diuraikan, penerapan strategi fundraising fundraising yang dilakukan oleh organisasi yang dilakukan oleh Save The Children pelayanan sosial yaitu Save The Children Indoneisa dapat memberikan pengetahuan Indonesia guna memperkaya bahan kajian, baru untuk organisasi pelayanan sosial yang menambah khazanah dan ilmu pengetahuan. ingin melakukan strategi fundraising serupa. Sehingga, perlu untuk dilakukan penelitian Beberapa penelitian terkait dengan fundraising untuk menggali staretgi fundraising yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya dilakukan oleh Save The Children Indonesia. terdapat Akbar (2013), melakukan penelitian Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan mengenai pelaksanaan fundraising pada dengan pertanyaan pokok: Bagaimana organisasi pelayanan sosial. Tujuan penelitian penerapan strategi fundraising di Save The ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan
Children Indonesia. mengenai tools fundraising di dalam
organisasi pelayanan sosial yang terdiri dari; fundraising people, fundraising skills,
PERMASALAHAN
fundraising equipment and technology.
penerapan strategi Begitupula dengan penelitian yang dilakukan
Bagaimana
fundraising di Save The Children Indonesia. dari Hendriansjah (2014), dalam penelitiannya
Dalam hal ini, terdapat empat strategi yang terkait dengan proses crowdfunding yang
fundraising yang biasanya dilakukan oleh organisasi pelayanan sosial dalam mencapai
dilakukan oleh #SaveMaster dan Yayasan
tujuannya, yaitu:
KitaBisa bagi sekolah masjid terminal (master) 1.Bagaimana strategi dialogue fundraising di
kedalam aspek kerjasama, kolektif, perhatian, Save The Children Indonesia?
kepercayaan dan kerjasama.
2.Bagaimana strategi corporate fundraising di strategi fundraising yang dilakukan oleh Save Save The Children Indonesia?
The Children Indonesia.
3.Bagaimana strategi multichannel fundraising
di Save The Children Indonesia?
HASIL PENELITIAN DAN
4.Bagaimana strategi
development donor di Save The Children Indonesia?
Children Indonesia merupakan salah satu jenis organisasi
Save
The
pelayanan sosial yang berfokus pada kegiatan
METODE
dan program-program yang terkait dalam Metode penelitian yang digunakan
membantu anak-anak mendapatkan hak- dalam penelitian ini adalah metode penelitian
haknya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Friedlander dalam (Wibhawa, 2010:124) Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
bahwa salah satu jenis dan karakteristik karena ingin mengetahui sejauh mana
pelayanan sosial dalam organisasi sosial yaitu penerapan strategi fundraising yang dilakukan
terkait dengan pelayanan kesejahteraan anak oleh Save The Children Indonesia. Selain itu,
(child welfare service). Sehinga, dalam hal ini melalui pendekatan kualitatif ini lebih tepat
Save The Children Indonesia merupakan digunakan karena dapat diperoleh informasi
organisasi pelayanan sosial yang termasuk ke yang lebih mendalam dan terperinci mengenai
dalam jenis dan karakteristik Human Service penerapan strategi fundraising yang dilakukan
Organization (HSO) terkait dengan pelayanan oleh Save The Children Indonesia. Teknik
kesejahteraan anak.
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data
menjalankan setiap yang digunakan adalah wawancara mendalam,
Dalam
kegiatannya, Save The Children Indonesia observasi nonpartisipasi, studi kepustakaan
tidak dapat selalu bergantung dari donor dan studi dokumentasi. Teknik analisis data
Internasional sehingga Save The Children yang digunakan adalah reduksi data, penyajian
Indonesia melakukan kegiatan fundraising data (display data), dan penarikan kesimpulan.
untuk membiayai kegiatannya tersebut, karena Penelitian ini melibatkan sembilan informan,
menurut (Gronbjerg dalam Hasenfeld, 1992) yang terdiri dari, pengurus dalam unit divisi
sosial dapat fundraising , fundraiser, donatur individu dan
organisasi
pelayanan
pembiayaannya melalui penerima donasi. Penentuan informan
mengusahakan
donasi, pembiayaan pribadi ataupun bantuan dilakukan berdasarkan tujuan penelitian untuk
dari orang ketiga. Dalam kegiatan fundraising menggali lebih dalam mengenai penerapan
yang dilakukan oleh Save The Children
Indonesia ini berupaya menggunakan strategi- (2002) yaitu memiliki peranan penting untuk strategi fundraising yang disesuaikan dengan
keberlanjutan organisasi kebutuhan dan tujuannya yang berfokus pada
menentukan
pelayanan sosial dalam menjalankan setiap kegiatan anak tersebut. Sejalan dengan Kettner
aktivitasnya.
(2002) pendanaan yang dilakukan oleh Penerapan strategi fundraising yang organisasi pelayanan sosial telah dirumuskan dilakukan oleh Save The Children Indonesia sesuai dengan tujuan organisasi. saat ini berupaya untuk memperkenalkan
Penerapan strategi fundraising yang profile dan kegiatan kampanye Save The dilakukan oleh Save The Children Indonesia.
Children Indonesia kepada masyarakat luas. Save The Children Indonesia menerapkan
Hal ini dilakukan selain untuk mendapatkan strategi fundraising mengacu pada (Sargeant,
pendanaan jangka panjang serta dapat sebagai 2010), diantaranya yaitu: strategi face to face
peluang dalam memperkenalkan Save The fundraising (dialogue fundraising), corporate
Children Indonesia kepada masyarakat. fundraising ,
Seperti yang dikemukakan oleh Kotler fundraising ) dan retention and development
akuisisi
(multichannel
(1995:427) bahwa strategi penggalangan dana donor. Pada awalnya, Save The Children
dalam organisasi dapat dilihat melalui Indonesia menggunakan satu strategi saja
inkramnetal, pendekatan yaitu; strategi face to face. Namun, Save The
pendekatan
kebutuhan dan pendekatan peluang. Dalam hal Children Indonesia melihat perkembangan
Children Indonesia dalam
menggunakan tiga pendekatan tersebut. perkembangan donatur, teknologi maupun
penerapan strategi organisasi pelayanan sosial serupa yang fundraising yang dilakukan oleh Save The melakukan kegiatan penggalangan dana Children Indonesia melibatkan aspek-aspek karena menurut (Klein, 2011) bahwa strategi yang terdiri dari pendekatan visi dan misi dari penggalangan dana
Save The Children Indonesia, berupaya dalam pelayanan sosial bervariasi tergantung apa menciptakan hubungan dan komunikasi yang yang mereka capai dan disesuaikan dengan baik antara pihak Save The Children Indonesia keadaannya. Strategi fundraising ini dilakukan dengan para donatur dan selalu berupaya oleh Save The Children Indonesia dalam
jaringan, seperti; menciptakan sumber-sumber pendanaan yang melakukan kemitraan dengan perusahaan, mandiri dan jangka panjang. Selain itu, tujuan mengajak individu dalam berdonasi baik lain Save The Children Indonesia menerapkan secara langsung maupun melalui media strategi fundraising sejalan dengan Norton internet. Hal ini sesuai dengan apa yang
dalam
membangun membangun
menggunakan strategi bertatap muka tersebut, melibatkan tiga konsep, yaitu: Organizational
fundraiser dapat mempresentasikan program Management
melalui interaksi langsung setidaknya Communication and Prospecting dan
and
Development,
sebanyak 15 orang yang dilakukan oleg Relationship building.
seorang fundraiser dan fundraiser dapat mengajak masyarakat terlibat langsung dalam
berdonasi minimal 2 orang dengan nominal
1. Strategi Dialogue Fundraising
masing-masing sebesar Rp. 100.000,-. Sejalan Strategi dialogue fundraising ini
dengan Young, et al (2007:179) bahwa strategi dilakukan oleh Save The Children Indonesia
ini adalah salah satu sumber pendanaan yang karena dirasa Save The Children Indonesia
paling mudah dilakukan dan mendapatkan merupakan strategi yang efektif dalam
jumlah uang yang besar. kegiatan face to face memperkenalkan Save The Children Indonesia
fundraising Save The Children Indonesia ini, dan memperoleh dana. Dalam hal ini, Save The
biasanya dilakukan di mall atau pusat Children Indonesia sering menyebut strategi
perbelanjaan di Jakarta. Alasan pemilihan dialogue fundraising dengan sebutan strategi
tempat di pusat perbelanjaan atau mall karena face to face karena Save The Children
selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat. Indonesia
Dalam hal ini, juga memudahkan masyarakat memperkenalkan kepada masyarakat terkait
yang ingin berdonasi tetapi tidak sempat profil, program dan kegiatan yang dilakukan
datang langsung dan bingung untuk oleh Save The Children Indonesia. Dalam
menyalurkan donasinya. Oleh karena itu, Save strategi ini terdapat interaksi dan keterlibatan
The Children Indonesia membuka booth di langsung calon donor dengan fundraiser ketika
tempat umum yaitu di mall atau di pusat fundraisier mempresentasikan
perbelanjaan untuk memudahkan donatur kegiatan Save The Children Indonesia dan
program
untuk berdonasi di Save The Children mengajak langsung mereka untuk berdonasi di
Indonesia. Untuk memudahkan masyarakat Save The Children Indonesia. Hal ini
dalam mengenali identitas Save The Children sebagaimana yang dikemukakan oleh
Indonesia dalam melakukan face to face (Sargeant, 2010:260) strategi dialogue
fundraising di pusat perbelanjaan, para fundraising ini dapat juga disebut strategi tatap
fundraiser (penggalang dana) Save The muka untuk membujuk masyarakat berdonasi
Children Indonesia mengenakan rompi melalui komunikasi langsung dan interaksi
berwarna merah yang berlogo Save The percakapan.
Children Indonesia, mengenakan ID card dan Children Indonesia, mengenakan ID card dan
penggalangan dana dengan Hal tersebut merupakan salah satu identitas
kegiatan
menggunakan strategi dialogue fundraising yang diciptakan oleh Save The Children
ini.
Indonesia sebagai upaya untuk menarik
dalam melakukan perhatian masyarakat untuk mengenal dan pendekatan kepada masyarakat tersebut menjadi pembeda Save The Children Indonesia melalui strategi dialogue fundraising atau face dengan organisasi pelayanan sosial yang to face ini, Save The Children Indonesia melakukan aktivitas fundraising serupa.
Disisi
lain,
kemampuan dan Mengacu pada Lindalh (2010) fundraiser keterampilan dalam berkomunikasi yang baik melakukan penggalangan dana dengan yang dilakukan oleh para penggalang dana menggunakan strategi bertatap muka di pusat- (fundraiser) . Para fundraiser menggunakan pusat perbelanjaan (mall) dan tergolong ke komunikasi dan interaksi secara langsung dalam jenis strategi private site fundraising. kepada masyarakat untuk memberikan
didukung
dengan
Strategi bertatap muka tersebut informasi terkait program dan kegiatan yang dilakukan di pusat perbelanjaan karena target
dilakukan oleh Save The Children Indonesia donor potensial menurut Save The Children
sekaligus mengajak masyarakat untuk dapat Indonesia yaitu masyarakat dari kelas
berdonasi di Save The Children Indonesia. menengah atau middle class agar dapat
Sesuai dengan Sprinkel (2005) yaitu organisasi menjadi donatur dalam jangka panjang. Selain
pelayanan sosial harus dapat melakukan itu, minimal berusia 21 tahun, memiliki
komunikasi dan dapat berinteraksi secara penghasilan tetap, kartu kredit atau buku
langsung kepada masyarakat yang dijadikan tabungan dan memiliki ketertarikan dalam
target sasaran organisasi nirlaba tersebut. kampanye dan program Save The Children
Oleh karena itu, fundraiser mempunyai Indonesia. Jenis dan target donatur yang telah peranan penting dalam melakukan pencarian ditentukan sebelumnya oleh Save The Children sumber pendanaan melalui strategi dialogue Indonesia dalam strategi
ini dapat
fundraising ini. Dalam hal ini, mengacu pada memudahkan Save The Children Indonesia Norton dan Culshaw (2000) keberhasilan dalam melakukan pendekatan kepada penerapan strategi yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang organisasi pelayanan sosial tidak luput dari dikemukakan oleh Smith (1997) yaitu
fundraiser yang memiliki organisasi pelayanan sosial yang berfokus keterampilan dan kemampuan yang baik dalam kepada target dan jenis dalam mencari donor melakukan penggalangan dana. Poin utama
peranan peranan
memberhentikan calon donatur ini, diantaranya; memiliki komunikasi yang baik,
fundraiser tidak memberhentikan kerjasama tim yang baik serta dapat
semua calon donatur yang lewat tetapi memahami profil serta visi dan misi Save The
fundraiser melihat target sasaran yang Children Indonesia dengan baik maupun tidak
telah ditetapkan oleh Save The pantang menyerah untuk menghadapi
Children Indonesia yaitu calon donatur masyarakat yang memiliki berbagai karakter
yang usianya kira-kira diatas 21 tahun dan dalam menghadpi tolakan saat di lapangan.
sudah mempunyai Hal tersebut, sesuai dengan Norton (2002:20-
dan
yang
penghasilan cukup serta memiliki kartu
28) untuk keterampilan menggalang dana yang kredit atau kartu tabungan.
harus dimiliki fundraiser diantaranya;
2. Introduction (Pembukaan) kesungguhan membantu mewujudkan tujuan Setelah melakukan pendekatan dengan organisasi, percaya diri dan siap menghadapi calon donatur tersebut, kemudian tolakan, gigih, serta mampu menangkap fundraiser memperkenalkan diri dan peluang. profile dari Save The Children
Keterampilan fundraiser tersebut pada Indonesia kepada para calon donatur. akhirnya dapat meningkatkan performa Save
3. Program Presentation (Presentasi The Children Indonesia untuk mendapatkan
Program)
sumber dana dalam menjalankan program dan Setelah melakukan pendekatan dengan kegiatannya secara suistanable. Dalam hal ini,
calon donatur, kemudian fundraiser Save The Children Indonesia membekali para
mempresentasikan program-program fundraiser dalam berinterkasi langsung dan
Indonesia terkait mengajak masyarakat untuk berdonasi di Save
Save The Children
dengan anak tersebut, seperti; program The Children Indonesia dengan menggunakan
pendidikan, kesehatan, gizi buruk anak empat tahapan, diantaranya yaitu:
maupun isu-isu yang terkait anak lainnya.
Pertama fundraiser
1. Approach (Pendekatan) menjelaskan permasalahan yang terjadi Langkah pertama yang dilakukan oleh terhadap anak saat ini. Kedua, seorang fundraiser yaitu melakukan fundraiser menjelaskan mengenai pendekatan
dengan
cara
solusi dari permasalahan yang memberhentikan calon donatur atau dijelaskan sebelumnya. Ketiga, setelah Save The Children Indonesia biasa menjelaskan mengenai solusi dari menyebut calon donaturnya yaitu calon solusi dari permasalahan yang memberhentikan calon donatur atau dijelaskan sebelumnya. Ketiga, setelah Save The Children Indonesia biasa menjelaskan mengenai solusi dari menyebut calon donaturnya yaitu calon
memberikan hasil yang terbaik bagi organisasi. Save The Children Indonesia dalam
Komunikasi yang dibangun di dalam sebuah mengatasi solusi dari permasalahan
tim fundraiser terjalin dengan baik karena di tersebut.
dalam divisi fundraising ini bekerjasama untuk
4. Asking (Mengajak Untuk Berdonasi) mencapai tujuan secara efektif dan efesien Kemudian, pada tahapan ini fundraiser
dalam penggalangan dana yaitu mendapatkan mengajak calon donatur untuk
pendanaan sesuai dengan target yang berpartisipasi melakukan donasi di
diharapkan oleh organisasi. Mengacu pada Save The Children Indonesia dan
Skidmore (1995:177) bentuk kerjasama dijelaskan pula bagaimana cara
kerjasama tim (teamwork) menjadi suatu berdonasi di Save The Children
komponen yang penting dalam organisasi Indonesia.
pelayanan sosial, bentuk kerjasama tim akan berjalan dengan baik apabila digunakan untuk
5. Closing (Penutup)
mencapai tujuan bersama.
Terakhir penutupan (closing). Dalam hal ini, berdasarkan pengamatan dialog
Untuk menunjang penerapan strategi
dialogue fundraising ini Save The Children mengucapkan terima kasih kepada
yang dilakukan fundraiser yaitu
Indonesia fundraiser dibekali IPad yang donatur atas waktunya yang telah
menggunakan sistem waysact yang berfungsi diberikan dan untuk dapat berpartipasi
untuk memudahkan dalam memverifikasi data menjadi donatur Save The Children
donatur tersebut dan mempresentasikan Indonesia.
program kegiatan Save The Children Indonesia. Mengacu pada (Kettner, 2002)
Dari pernyataan tersebut sebagaimana teknologi sistem dapat mendukung organisasi yang dikemukakan (Sargeant, 2010: 87) bahwa pelayanan sosial. Dalam hal ini yaitu dalam tahapan seorang penggalang dana dalam melakukan kegiatan penggalangan dana. melakukan kegiatan fundraising dengan Namun, disisi lain kekurangan sistem waysact menggunakan strategi dialogue fundraising tersebut hanya dapat di download dan ini, diantaranya; komunikasi, penyampaian tersinkronisasi pada IOS saja. Selain itu, pesan, presentasi, dan penggambaran penerima sistem waysact ini juga tidak dapat digunakan manfaat. ketika terkendala oleh sinyal yang buruk.
Pendekatan komunikasi yang di
lakukan oleh fundraiser Save The Children Indonesia
2. Strategi Corporate Fundraising
kepada
masyarakat
dapat
Strategi corporate fundraising yang Children Indonesia tetapkan. Hal ini sesuai dilakukan oleh Save The Children Indonesia
dengan konsep dari Sargeant (2010) yaitu hal yaitu untuk dapat mengembangkan sumber
tersebut dibuat untuk memperjelas dalam pendanaan untuk Save The Children Indonesia
melakukan kerjasama yang tidak sesuai untuk keberlanjutan program pelayanan dalam
dengan visi dan misi organisasi pelayanan jangka panjang dalam membangun jaringan
sosial. Oleh karena itu, Save The Children kemitraan dengan perusahaan. Sebagaimana
bermitra dengan yang dikemukakan oleh Sargeant (2010:453)
Indonesia
sebelum
perusahaan, Save The Children Indonesia bahwa strategi corporate
fundraising melakukan pencarian berbagai informasi profil merupakan konteks untuk membangun
perusahaan terkait yang akan menjadi mitra pengembangan organisasi pelayanan sosial
Save The Children Indonesia sebagai upaya dalam bekerjasama dengan perusahaan yang
dalam pengidentifikasian kemungkinan resiko mempunyai kepentingan tertentu. Dalam
yang terjadi melalui internet. Namun, disisi strategi ini pula, Melalui strategi corporate
lain pencarian informasi yang dilakukan oleh fundraising ini Save The Children Indonesia
Save The Children Indonesia terkadang tidak membangun jaringan kemitraan dengan
dapat semua karena keterbatasan informasi perusahaan yang bertujuan untuk mendorong
yang diperoleh dari website perusahaan dan mempercepat kemajuan terhadap
tersebut.
kampanye isu-isu yang terkait dengan anak, Hal itu disebabkan beberapa informasi baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun perusahaan yang terkadang bersifat privacy perlindungan terhadap anak-anak. Selain itu, sehingga tidak dapat di publish begitu saja. kegiatan
Save The Children Indonesia menggunakan menggunakan strategi corporate fundraising beberapa pendekatan dalam melakukan ini untuk menindaklanjuti program-program kemitraan yaitu Save The Children Indonesia yang telah disusun bersama antara Save The mencari perusahaan yang mempunyai Children Indonesia dengan perusahaan yang kesamaan fokus dengan Save The Children menjadi mitra Save The Children Indonesia Indonesia untuk menjalin partnership . agar dapat saling bersinergi satu sama lain Perusahaan yang menghubungi Save The yang disesuaikan dengan kebutuhan bersama. Children Indonesia untuk menjalin kemitraan
Meskipun demikian, Save The dalam mengeluarkan dana CSR perusahaan Children Indonesia dalam melakukan
tersebut. Hal ini sejalan dengan yang kemitraan tetap melihat pada kesesuaian
dikemukakan oleh Young, et al (2007: 134) visi,misi dan nilai-nilai yang telah Save The
seperti pengajuan proposal, promosi bersama, seperti pengajuan proposal, promosi bersama,
Children : EVERY ONE. Kampanye ini akan menyelamatkan
hidup dengan Save The
memberikan inspirasi tindakan segera terhadap mempunyai dua bentuk corporate fundraising, pemberantasan kematian pada anak dan ibu. yaitu
fundraising
internasional dan
Kemudian, Save the Children melakukan fundraising
local . Untuk
fundraising
kerjasamaa dengan perusahaan Accenture internasional dalam strategi corporate dalam membantu remaja-remaja di negara- fundraising Save The Children Indonesia. negara seperti Indonesia, mesir, Filipina, Adapun penejalsannya yaitu sebagai berikut: Vietnam, Bangladesh dan Cina dalam
a. Fundraising Internasional ketrampilan dan keahlian untuk mendapatkan
pekerjaan atau memulai usaha. Lalu, terdapat merupakan bentuk dari corporate fundraising
Fundraising internasional
ini
Prudential yang berkomitmen selama tiga yang dilakukan oleh Save The Children
Save The Children Internasional dalam melakukan kemitraan
tahun bersama
Internasional untuk mendukung program dan dengan
kegiatan Save the Children di Indonesia, internasional. Pada saat ini perusahaan yang
perusahaan-perusahaan
skala
Filipina, Kamboja dan Vietnam yang berfokus merupakan global partnership dari Save The
pada pengasuhan dan pendidikan usia dini. Children Internasional yaitu; IKEA, Reckitt
Selain itu, Save The Children Indonesia pernah Benkisser, Starbuck, Hyundai, Prudential,
melakukan pendekatan berdasarkan Cause Unilever,
Related Marketing (CRM). Pendekatan CRM (GSK). perusahaan internasional seperti IKEA
Accenture,
GlaxoSmithKline
ini yang dilakukan oleh Save The Children melakukan kerjasama dengan Save The
Indonesia yaitu; perusahaan detol pernah Children Internasional dalam program
melakukan kerjasama dengan Save The pengembangan melawan pekerja anak. Dalam
Children Internasional.
hal ini, IKEA memproduksi soft toys (mainan Perusahaan Dettol tersebut menjual sabun cuci
tangan di Indonesia juga kemudian di kemasan pendidikan. Untuk setiap pembelian mainan,
anak-anak) untuk
kampanye
terkait
sabun cuci tangan tersebut di tambahkan stiker uang tersebut disumbangkan untuk membantu
#savechild sehingga masyarakat yang membeli dan mendanai program Save The Children
sabun cuci tangan Dettol telah ikut berdonasi sejak tahun 2013 di seluruh dunia, termasuk
sebesar 10% dari pembelian sabun Dettol program perlindungan anak-anak di Indonesia.
tersebut. Dettol dan Save The Children global Selanjutnya,
telah mengkampanyekan kesehatan anak dan berkomitmen selama tiga tahun untuk
terdapat
Unilever
yang yang
Untuk melakukan kerjasama melalui (Varadarajan dan Menon, 1988) dalam
pendapat
kemitraan yang dibangun oleh Save The Sargeant (2010:445) kampanye CRM
Children Indonesia tersebut, Save The memiliki dua tujuan yaitu mendukung cause
Children Indonesia melakukan sosial dan meningkatkan kinerja pemasaran
atas resiko untuk untuk menghasilkan penjualan sehingga
pengidentifikasian
mengevaluasi Key Performance Indicator perusahaan dapat memberikan donasi kepada
(KPI) serta mengantisipasi dari dampak yang organisasi pelayanan sosial. Dalam hal ini
dihasilkan ketika Save The Children Indonesia tujuan lain dari CRM yaitu mendapatkan
bermitra dengan pendapatan dan menyediakan pertukaran yang
memutuskan
untuk
perusahaan yang terkait. Save The Children dapat memaksimalkan tujuan dari Save The
Indonesia dalam bermitra dengan perusahaan Children Indonesia gberfokus pada pelayanan
memiliki kebijakan yang digunakan sebagai anak dengan mitra kerjasama perushaan.
landasan dalam memutuskan melakukan Sejalan dengan pendapat dari Kotler (2010)
kerjasama dengan perusahaan. Apapun bahwa pada dasarnya kegiatan CRM
program atau bentuk kegiatan untuk menghubungkan pembelian produk atau jasa
melakukan kemitraan dan kerjasama dengan dengan fundraising (penggalangan dana)
perusahaan, Save The Children Indonesia tetap untuk cause tertentu yang diangkat perusahaan
harus berlandaskan terhadap nilai-nilai yang atau organisasi pelayanan sosial.
dirumuskan dalam bentuk visi, misi dan tujuan Save The Children Indonesia.
b. Fundraising local Namun, untuk saat ini fundraising local dalam
Dalam hal ini, Save The Children Indonesia penerapannya belum dilakukan oleh Save The
kemitraan dengan Children Indonesia karena di tahun kemarin
dalam
melakukan
perusahaan mempunyai kebijakan etik yaitu kegiatan fundraising lokal ini tertunda
tidak akan mendekati perusahaan-perusahaan disebabkan oleh beberapa faktor internal.
yang memiliki kriteria, berikut ini; perusahaan Padahal untuk rencana awalnya Save The
yang berhubungan dengan susu formula karena Children Indonesia pada tahun 2015 Save The
Save The Children Indonesia mempunyai Children Indonesia akan memulai bekerjasama
program dalam mengkampanyekan ASI, untuk
perusahaan rokok, perusahaan alkohol, ada corporation di Indonesia dan baru akan mulai
kaitannya dengan pronografi dan alkohol tidak dijalankan kembali membangun kerjasama
akan di terima oleh Save The Children dengan corporate lokal di pertengahan tahun
Indonesia dalam menjalin kemitraan dengan 2016 ini.
perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan karena perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan karena
menggunakan strategi face to face atau Kebijakan tersebut sudah menjadi landasan
dialogue fundraising yang dirasa efektif oleh secara global dari Save The Children
Save The Children Indonesia untuk Internasional yang harus diikuti oleh seluruh
mendapatkan dana. Kemudian, Save The Save The Children di setiap negara termasuk
Children Indonesia berupaya mengembang- Save The Children Indonesia. Dalam hal ini
kan strategi lainnya yaitu dengan strategi kebijakan yang ditetapkan oleh Save The
multichannel fundraising karena dengan Children Indonesia telah sesuai dengan
menggunakan strategi ini bertujuan dalam Sargeant (2010) bahwa kebijakan etis yang
memperbesar sumber pendanaan yang memetakan jenis perusahaan yang akan
diperoleh dan sebagai langkah antisipasi bila bekerjasama dengan organisasi nirlaba, standar
salah satu strategi fundraising lainnya tidak perilaku yang diharapkan, dan konsekuensi
berfungsi secara efektif. Sebagaimana dengan dari pelanggaran (seperti penghentian
pernyataan yang dikemukakan oleh Norton & kemitraan).
Culshaw (2000) bahwa organisasi pelayanan sosial
peluang dalam Sehingga, peneliti menyimpulkan terkait mengembangkan strategi penggalangan dana keseluruhan penerapan strategi corporate untuk memperoleh sumber pendanaan dari fundraising ini bahwa sesuai dengan konsep berbagai macam strategi fundraising lain. Steckel dan Simmons (1992) dalam Sargeant
memanfaatkan
strategi akuisisi corporate
(2010: 458) yang menjelaskan dalam strategi
Variasi
dari
fundraising ini, organisasi
(multichannel) yang dilakukan oleh Save The Children Indonesia diantaranya yaitu:
pelayanan sosial harus dapat menilai hubungan dengan perusahaan yang memiliki identfikasi
seperti berikut ini; lingkup dan waktu
a. Telefundraising
kerjasama, keterlibatan dan dukungan Telemarketing atau telefundraising adalah cara
perusahaan maupun pegawai, dampak dari fundraising yang dilakukan oleh Save The melakukan kerjasama, hasil yang dicapai, dan
Children Indonesia yang dilakukan melalui kualitas hubungan yang didapat dengan mitra
telepon. Dalam hal ini, Save The Children yang terkait.
Indonesia mendapatkan kontak masyarakat, salah satunya ketika masyarakat mengisi
biodata diri dari kampanye 7 menit yang dibuat
3. Strategi Multichannel Fundraising
oleh Save The Children Indonesia. Kampanye Pada awal Save The Children Indonesia
#7menit merupakan aksi yang dilakukan oleh memulai kegiatan fundraising, Save The
Save The Children Indonesia untuk mencegah petugas di telepon, tanpa perlu mengisi kematian bayi yang meninggal dalam setiap 7
formulir donasi. Namun, pada saat ini, untuk menit terdapat 1 bayi yang meninggal dunia
melakukan telefundraising ini Save The karena sebab yang sebenarnya dapat dicegah
Children Indonesia masih bekerjasama dengan oleh pemerintah seperti; banyaknya daerah di
agency seperti; call center dan belum Indonesia yang fasilitasnya kurang memadai,
dilakukan secara in house oleh Save The minimnya tenaga kesehatan maupun tenaga
Children Indonesia sendiri. Mengacu pada kesehatan yang kurang terampil. Melalui
(Sargeant,2010) telefundraising merupakan kampanye ini dengan pengisian petisi yang
salah satu saluran dalam strategi akuisisi yang berbentuk pembatas buku tersebut, masyarakat
dilakukan Save The Children Indonesia dengan diajak oleh Save The Children Indonesia untuk
menggunakan telepon untuk pemberian mengisi biodata diri dan menandatangani petisi
infromasi dan kampanye serta mengajak tersebut sebagai upaya untuk mendesak
masyarakat dalam berdonasi. pemerintah menghentikan kematian bayi.
b. online fundraising. Selanjutnya, dengan mengisi petisi tersebut
Online fundraising atau digital fundraising ini nantinya petisi tersebut akan disampaikan oleh
pemerintah oleh Save The Children Indonesia. terkait dengan aktivitas fundraising yang dilakukan secara online. Masyarakat dapat
Melalui pengisian biodata diri di dalam berdonasi melalui website Save The Children keterlibatan kampanye #7menit tersebut Save
Indonesia secara online, kemudian sign up dan The Children Indonesia mendapatkan data diri
setelah itu baru melakukan donasi. Donasi masyarakat, setelah itu tim telefundraising
online memberikan pilihan cara cepat dan akan melakukan komunikasi melalui telepon
mudah bagi masyarakat yang aktif dengan dengan memberikan informasi tentang
internet dan ingin mendukung Save The program dan kampanye yang dilakukan oleh
Children Indonesia. Dalam hal ini Save The Save The Children Indonesia dan menawarkan
Children Indonesia memanfaatkan website kepada masyarakat kesediaan untuk berdonasi