Fay, Brian, 1998, Contemporary Philosophy of Social Science: A Multicultural Approach, Blackwell Publishers, Malden, Massachusetts

FILSAFAT
ILMU PENGETAHUAN
: no
h
e yo
l
O ur
S
s 11
u
Ag 20

www.lecture.ub.ac.id

BAHAN BACAAN
Achmadi, Asmoro, 1995, Filsafat Umum, Jakarta, Raja Grafindo
Persada
Ali, Faried, 2004, Filsafat Administrasi, Jakarta, RajaGrafindo Persada
Fay, Brian, 1998, Contemporary Philosophy of Social Science: A
Multicultural Approach, Blackwell Publishers, Malden,
Massachusetts

------------- (Alih Bahasa: M.Muhith), 2002, Filsafat Ilmu Sosial
Kontemporer, Yogyakarta, Jendela
Gordon, Scott, 1991, The History and Philosophy of Social Science,
Routledge, London
Kleden, Ignas, 1987, Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan, Jakarta,
LP3ES
Laer, Henry Van, 1995, Filsafat Sain, Yogyakarta, LPMI
Lechte, John, 2001, 50 Filsuf Kontemporer: Dari Strukturalisme sampai
Postmodernitas, Yogyakarta, Kanisius

Piliang, Yasraf Amir, 1999, Hiper Realitas Kebudayaan, Yogyakarta,
LKiS
Polanyi, Michael, 1996, Segi Tak Terungkap Ilmu Pengetahuan,
Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Poespoprodjo, W, 1987, Interpretasi: Beberapa Catatan Pendekatan
Filsafatinya, Bandung, Remaja Karya
Rapar, Jan Hendrik, 1996, Pengantar Filsafat, Yogyakarta, Kanisius
Sastrapratedja, M, 1982, Manusia Multi Dimensional: Sebuah
Renungan Filsafat, Jakarta, Gramedia
Sindhunata, 1983, Dilema Usaha Manusia Rasional, Jakarta,

Gramedia
Suparno, Paul, 1997, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan,
Yogyakarta, Kanisius
Suriasumantri, Jujun,S, 1987, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar
Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan
-----------------------, 1983, Ilmu dalam Perspektif, Jakarta, Gramedia

Taryadi, Alfons, 1989, Epistemologi Pemecahan Masalah: Menurut
Karl R.Popper, Jakarta, Gramedia
Tedjoworo, H, 2001, Imaji dan Imajinasi: Suatu Telaah Filsafat
Postmodern, Yogyakarta, Kanisius
Veeger, KJ, 1990, Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial atas
Hubungan Individu, Masyarakat dalam Cakrawala Sosiologi,
Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Ya’kub, Hamzah, tt, Filsafat Ketuhanan, Bandung, Alma’arif.

APA YANG
DIKATAKAN
(Komunikasi)


APA YANG
DIPIKIRKAN
(Ilmu
Pengetahuan)
APA YANG
DIRASAKAN
(Ilmu Yakin)

APA YANG
DIPERBUAT
(Amal Ibadah)

SIAPA, MELAKUKAN APA,
MENGAPA, DAN
BAGAIMANA ?

POLA
LISAN
POLA
HATI


POLA
PHISIK
(MATERI)

POLA
PIKIR

POLA
TINDAK

Ini jarang tersentuh
sebagai
konsep operasional

TERMINOLOGI FILSAFAT
(ILMU PENGETAHUAN)
• Secara etimologis kata filsafat sebagai
terjemahan dari kata PHILOSOPHY (kata
Yunani PHILOSOPHIA, Philein= mencintai;

Philia= Cinta; Sophia= Kebijakan, Kearifan) yang
berarti CINTA KEBIJAKAN DAN KEARIFAN
• Pythagoras (572-497) adalah orang pertama
yang mempergunakan istilah PHILOSOPHIA
• Plato dianggap sebagai Bapak Filsafat (The
Master of Philosophy) , dan Aristoteles dianggap
sebagai Bapak Ilmu (The Master of Science)

• FILSAFATdalam arti luas diartikan
sebagai pengetahuan yang luas dan
kompleks, intelektual, kebajikan,
pertimbangan akal sehat, kecerdikan, dan
kecerdasan.
• Secara khusus, filsafat memfokuskan diri
pada usaha pencapaian ilmu pengetahuan
rasional berdasarkan: logika, etika, dan
estetika

TUJUAN BELAJAR FILSAFAT
• Membuat manusia sadar akan asumsi-asumsi yang

melandasi keyakinanya dan tindakannya
• Menilai asumsi-asumsinya dalam hubungannya dengan
pembuktian yang luas
• Menjernihkan arti dan makna daripada perbedaan ilmiah
yang paling dasar
• Menghubungkan preferensi nilai dengan pengetahuan
yang lebih komprehensif
• Membantu manusia menata kehidupannya tanpa ilusi,
dan dengan penuh kesadaran menjelaskan kekuatan
manusia dan keterbatasannya

• Mencari dan menemukan makna realitas secara
konsisten (bukan kulit, simbul, fatamorgana, atau
commonsense yang penuh kontradiktif)
• Sebagai upaya untuk menjelaskan perkembangan
pengetahuan dan menyatukan perspektif yang bersifat
parsial dengan kegiatan penelitian-penelitian (research)
ke dalam pola yang lebih rasional dan koheren (ada
hubungannya) : thesa (teks) – antithesa (konteks) =
synthesa (analisis, konklusi) ---- melahirkan

DIALEKTIKA kehidupan dan konstruksi, rekonstruksi,
dekonstruksi ilmu pengetahuan

TUGAS FILSAFAT
• Mengenal, mengetahui, mengerti, memahami, dan
menyadari secara sistimatik dari segala hal kejadian
atau peristiwa, dan menunjukkan bahwa masih ada
sesuatu (makna, hikmah) dibalik kejadian atau peristiwa
tersebut sebagai grand plan/grand scenario
• Mengungkap eksistensi (keberadaan, hakekat) dari
suatu (keseluruhan) realitas peristiwa atau kejadian
empiris
• Menemukan kesimpulan (summing up) melalui dialektika
ilmu pengetahuan melalui dialog akal sehat yang
rasional (purified reason)

• Menyajikan dan memberikan informasi tentang
pengetahuan hakekat hidup dan kehidupan dunia yang
tidak tersentuh oleh pengetahuan dan ilmu (knowledge,
science)

• Sebagai usaha dan kritik secara terus menerus untuk
memikirkan segala sesuatu
• Sebagai usaha untuk menyalurkan rasa keingintahuan
manusia, kekhawatiran, kegelisahan, dan kebingungan
(Immanual Kant – Semakin bingung semakin baik)

PEMBIDANGAN KAJIAN FILSAFAT
1. BIDANG FILSAFAT SISTEMATIK:
(a) Metafisika : menjelaskan tentang sesuatu hal yang
ada yang mencakup persoalan ontologis, kosmologis,
dan antropologis
(b) Epistemologis : menjelaskan tentang
pengetahuan, kemungkinan perkembangan
pengetahuan, asal-usul pengetahuan, batas-batas
pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan, kebenaran
pengetahuan
(c) Metodologi : metode umum, metode ilmu, metode
filsafat (arti, sifat dasar, jenis, penggolongan, hubungan
tujuan dan metode)


(d) Logika : tentang proses penyimpulan, khususnya
yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan aturanaturan keabsyahannya (penyimpulan analogis,
konstradiksi, dan keganjilan benar atau salah)
(e) Etika : tentang persoalan tingkahlaku yang baik atau
buruk sebagai pedoman pertimbangan moral atau bukan
moral
(f) Estetika: tentang keindahan, sifat dasar, ukuran,
peran keindahan dalam kehidupan manusia, hubungan
keindahan dengan pantas (layak, apik) dan ketidak
pantasan (tidak layak, jelek)
(g) Sejarah Filsafat: tentang sistem filsafat, tafsir pikiran
para filsuf, perkembangan filsafat dari masa ke masa

2. BIDANG FILSAFAT KHUSUS: mencakup
persoalan-persoalan yang timbul dari
kegiatan-kegiatan dan pengalamanpengalaman (experience) manusia
sendiri, seperti: perkawinan/ berkeluarga,
pendidikan, pekerjaan, politik, agama,
dsb.


FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
• Adalah suatu studi tentang bagaimana
filsafat melihat ilmu pengetahuan dengan
pendekatan META ILMU, yaitu mengenal,
mengetahui, mengerti, memahami, dan
menyadari sesuatu (peristiwa) yang ada
dibelakang ilmu pengetahuan itu sendiri
atau sesuatu tentang ilmu itu sendiri (Ilmu
dalam hal ini diartikan sebagai hasil
budaya manusia)

FOKUS DAN PERSPEKTIF
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
1.
2.
3.

4.
5.


Mempelajari aspek-aspek logis, semantik (bahasa, etimologis),
informasi teoritis, dan epistemologis dari suatu ilmu pengetahuan
Mempelajari sistem produk (input) dan produksi (output) ilmu
pengetahuan
Mempelajari hubungan antara penghasil (producers) dan pemakai
(users) ilmu pengetahuan ilmiah dilihat dari perspektif relevansi
dan konsistensi ilmu dan masyarakat (sosiologi, ekonomi, politik,
ilmu administrasi, dsb)
Mempelajari proses dan interaksi antara ilmu, masyarakat, dan
manusia secara totalitas
Mempelajari arti dan makna ilmu pengetahuan bagi ummat
manusia serta pengaruhnya terhadap peradaban manusia dimasa
depan (futurologi)

KOMPLEKSITAS HUBUNGAN
MANUSIA
KONTAK HUBUNGAN

BENTUK HUBUNGAN

Manusia dng Tuhan
Agama/Kepercayaan
Manusia dng Binatang
Fauna
Manusia dng Tumbuhan
Flora
Manusia dng Kekuasaan
Ideologi/Politik/Pemerintahan
Manusia dng Barang dan Jasa Ekonomi/Bisnis
Manusia dng Manusia
Kemasyarakatan/Massa Manusia dng
Seni Keindahan
Kebudayaan/Estetika
Manusia dng Rasa Aman
Hankam
Manusia dng Alam/Realita
Iptek
Manusia dng Lembaga
Organisasi, dsb.

Kerangka Kluckhohn mengenai Lima Masalah Dasar dalam Hidup
yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia
Masalah dasar
dalam hidup

Orientasi Nilai Budaya

Hakekat hidup
(M)

Hidup itu buruk

menjadi baik
Hakekat karya
(MK)

hidup

Hidup itu baik
Hidup itu buruk tetapi
manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu

Karya itu nafkah
Karya itu untuk
Karya itu untuk
kedudukan, ke
menambah karya
hormatan,dsb.

Persepsi manusia
tentang waktu
(MW)

Orientasi kemasa Orientasi kemalalu
sa kini
depan

Orientasi kemasa

Pandangan manusia terhadap alam
(MA)

Manusia tunduk
kepada alam
yang dahsyat
dengan alam

Hakekat hubungan
antara manusia
dengan sesamanya
(MM)

Orientasi horizonOrientasi vertiIndividualisme
tal, rasa ketergan
kal, rasa keter
menilai tinggi usaha
tungan pada segantungan keatas kekuatan
samanya, berjiwa
pada tokohsendiri
gotong royong
tokoh atasan
dan perangkat

Manusia berusaha menjaga
keselarasan

Manusia berhasrat
menguasai alam

ILMU PENGETAHUAN
(SCIENTIFIC)

ILMU PENGETAHUAN
• Adalah gabungan antara konsep dan
teori sebagai suatu proses atau sesuatu
yang belum jadi atau tidak pernah
berakhir (un-ending)
• Agar ilmu pengetahuan menjadi
berakhir (ending), maka perlu
technoknowledge yaitu kegiatan riset
atau penelitian ilmiah

• Ilmu pengetahuan yang dianggap sudah jadi
atau berakhir (ending), akan melahirkan
IDEOLOGI sebagai dogmatis/dalil/stikma/
hukum/ paradigma ilmu pengetahuan yang
DIYAKINI kebenarannya
• Jadi IDEOLOGI adalah fanatisme,
otoriterisme, atau anarkhisme dan klaim
kebenaran (claim of truth) teori ilmu
pengetahuan bagi kepentingan diri dan
kelompoknya (serba formalistis – normatif)
• Ideologi yang diajarkan disebut doktrin yang
melahirkan “Otoritarianisme Moral”
• Doktrin yang di implementasikan akan
merupakan TEORI ALIRAN/ ALIRAN TEORI
(mashab) yang bernuansa gerakan
(movement) dan tindakan (action)

• Selanjutnya, ideologi dan doktrin akan
melahirkan AJARAN atau PAHAM
(ISME) sebagai wujud dari teori ilmu
pengetahuan yang bersifat monumental
(grand theory)
• Kecanggihan dan ketangguhan suatu
teori ilmu pengetahuan akan selalu
terus di uji coba (trial and error)
berdasarkan dimensi waktu dan gerak
sejarah (time and motion/space)

ILMU PENGETAHUAN
(SCIENTIFIC)

PURE SCIENCE/TEORI

NOMOTETIS:
• Memperhatikan
bendanya dlm sifat
keabstrakannya
• Ingin tahu hakekat
bendanya
• Memperhatikan
hal-hal yang
bersifat umum
• Sosiologi

IDIOGRAFIS :
• Memperhatikan
bendanya dalam
sifatnya yg konkrit,
nyata (benar-benar
terjadi dlm ruang
dan waktu tertentu)
• Memperhatikan halhal yang khusus
• Sosiografi

APPLIED SCIENCE/PRAKTEK

EKOLOGIS :
• Bagaimana seseorang harus
berbuat untuk menyesuaikan
diri dari salah satu citanya
(etika, hukum)
• Bagaimana seseorang harus
berbuat untuk mencapai
suatu hasil
• Ilmu kedokteran, pertanian

PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN
FILSAFAT
(Philosophis)

Abad 18
ILMU PEGETAHUAN
ALAM
(Natural Science)

Fisika, Kimia, Biologi,
Geologi, Astronomi,Botani

ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
(Social Science)

Sosiologi, Politik, Ekonomi,
Sejarah, Antropologi,
Ilmu Hukum, Ilmu Administrasi

ILMU PENGETAHUAN
KEMANUSIAAN
(Humanities Science)

Agama, Kesenian,
Bahasa

Konsep Dasar
Filsafat Ilmu Pengetahuan
• Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
– Pengertian
– Karakteristik
– Metode.

• Teori-Teori Pengetahuan
– Pengetahuan dan keyakinan
– Jenis-jenis Pengetahuan
– Sumber pengetahuan
– Teori tentang kebenaran

Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
1. Pengertian
 Pengetahuan
– Keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan
pemahaman yang dimiliki manusia tentang alam
semesta dan isinya, termasuk manusia dan
kehidupannya.
– Mencakup penalaran, penjelasan, dan
pemahaman manusia tentang segala sesuatu
maupun praktek dan kemampuan teknis
memecahkan persoalan hidup manusia.
 Ilmu Pengetahuan
– Keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang
telah dibakukan dan disusun secara sistematis.

2. Karakteristik

• Pengetahuan
– Sifatnya lebih spontan dan spekulatif,
– Merupakan himpunan yang belum baku dan sistematis.
– Tidak ada kesepakatan metode dan sistem verifikasi
– Belum melembaga
• Ilmu Pengetahuan
– Sistematis, prediktif dan reflektif
– Mendefinisikan satuan-satuan dalam sistem, menjelaskan
hubungannya secara sistematis dan rasional, menentukan
sifat hubungan (sebab-akibat, korelasi, kebetulan)
– Menggunakan metode yang baku dan sistem verifikasi
– Telah melembaga

3. Metode Ilmu Pengetahuan






Untuk mendapatkan pengetahuan dpt dilakukan dengan tiga cara,
yaitu :
Imaginasi
– Menjelaskan fenomena dengan ketajaman intuisi
Logika
– Penalaran untuk mendapatkan penjelasan rasional
– Pembuktian kebenaran empiris
Refleksi
– Menemukan esensi dari penjelasan dan kebenaran yang
telah dibuktikan atau
– tertolak dari telaah empiris dengan melepas setiap
kepentingan yang terlibat dalam pemikiran dan
menemukan makna esensial dari ilmu pengetahuan yang
diperoleh.
– Tujuannya dapat menentukan sikap yang tepat terhadap
ilmu pengetahuan agar memperoleh kemanfaat terbaik bagi
kualitas kehidupan ummat manusia.

3. Metode Ilmu Pengetahuan






Untuk mendapatkan pengetahuan dpt dilakukan dengan tiga cara,
yaitu :
Imaginasi
– Menjelaskan fenomena dengan ketajaman intuisi
Logika
– Penalaran untuk mendapatkan penjelasan rasional
– Pembuktian kebenaran empiris
Refleksi
– Menemukan esensi dari penjelasan dan kebenaran yang
telah dibuktikan atau
– tertolak dari telaah empiris dengan melepas setiap
kepentingan yang terlibat dalam pemikiran dan
menemukan makna esensial dari ilmu pengetahuan yang
diperoleh.
– Tujuannya dapat menentukan sikap yang tepat terhadap
ilmu pengetahuan agar memperoleh kemanfaat terbaik
bagi kualitas kehidupan ummat manusia.

TEORI-TEORI TENTANG
PENGETAHUAN
1. Hubungan Pengetahuan dan Keyakinan
• Pengetahuan berbeda dengan keyakinan sekalipun ada
hubungan sangat erat.
• Keduanya merupakan sikap mental manusia
berhubungan dengan obyek tertentu yang disadarinya
sebagai ada atau terjadi.
• Dalam hal keyakinan, obyek yang disadari sebagai ada
itu tidak perlu harus ada sebagaimana adanya.
• Dalam hal pengetahuan, obyek yang disadari ada itu
harus ada sebagaimana adanya.
• Pengetahuan tidak sama dengan keyakinan, karena
keyakinan bisa saja keliru tetapi sah-sah saja dianut
sebagai keyakinan.

 Berfikr klmk h menca iup tkg h l, y ktu :
 Obyei penget hu n
 Obyei iey ikn n ( l m r s )
 Pengungi p n ieben r n/ietkd i ben r n
 Berfikr klmk h meny t i n h l y ng dkiet huk
seb g k ben r, d n t u p y ng dky iknk
seb g k ben r, dksebut seb g k proposisi t u
hipotesis.
 Proposksk t u hkpotesks d l h pernyataan yang
mengungkapkan apa yang diketahui dan atau
yang diyakini benar yang perlu dibuktikan
lebih lanjut.
 Penget hu n klmk h sel lu teri ndung
ieben r n untui dkbed i n deng n khayalan.
Penget hu n klmk n penget hu n y ng dkiet huk
d n dky iknk deng n pembuitk n, bui n deng n

• Jenks Penget hu n
 Pengetahuan yang dimiliki manusia ada 4 macam, (Burhanuddin
Salam, 2000) yaitu :
 Pertama, Pengetahuan biasa (common sense)
 sering disebut Good Sense, yakni pengetahuan yang diperoleh
melalui pengalaman sehari-hari yang dibenarkan orang pada
umumnya.
 Misalanya : seseorang menyebutnya merah karena memang itu
merah; benda itu panas karena dirasakan benda itu memang
panas, dll.
 Seseorang akan mendapatkan keyakinan umum tentang sesuatu
dimana mereka berpendapat sama semuanya.
 Kedua, Pengetahuan Ilmu (science)
 Menunjuk ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan
obyektif.
 Ilmu pada prinsipnya common sense yang telah diorganisasikan
disistematisasikan
 Usaha memperolehnya didasari dengan pemikiran yang cermat
dan teliti dengan menggunakan berbagai metode
 Ilmu dinyatakan sbg keterangan yang lengkap dan konsisten
mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu
sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera manusia.

 Ketiga, Pengetahuan Filsafat
 Diperoleh melalui pemikiran yang kontemplatif dan spekulatif.
 Lebih menekankan universalitas dan kedalaman kajian tentang
sesuatu.
 Kajiannya lebih luas dan mendalam, tidak bersifat sempit dan rigid
(kaku) seperti Science.
 Kajiannya bersifat kontemplatif dan kritis. Karena itu, cenderung
bernuansa etis.

 Keempat, Pengetahuan Agama
 Pengetahuan yang diperoleh dari tuhan lewat utusannya.
 Kebenarannya bersifat mutlak dan wajib diyakini para pemeluknya.
 Doktrin-doktrin agama banyak menyangkut hal-hal yang sangat
mendasar dalam kehidupan manusia, karena ajarannya yang
menyentuh motivasi yang sangat mendasar membangun
optimisme jauh ke masa depan sehingga masih bertahan sampai
sekarang.

11/02/2018

dasar filsafat ilmu

36

 Pengetahuan dapat dibedakan menurut polanya, yaitu :
– Pengetahuan “tahu bahwa”, “tahu bagaimana”, “tahu
tentang”, dan “tahu mengapa”

 Pengetahuan tahu bahwa
– Tahu bahwa p, dan bahwa p memang benar.
– Kekuatan pengetahuan ini adalah informasi atau data yang
dimiliki,
– Pengetahuan ini adalah pengetahuan ilmiah, walau masih
tingkat elementer

 Pengahuan tahu bagaimana
– Menyangkut bagaimana melakukan sesuatu, keahlian teknis
atau kemahiran
– Disebut pengetahuan praktis, atau know how atau teknologi

 Pengetahuan kenal akan
– Pengetahuan spesifik yang diperoleh dengan pengenalan
atau pengalaman langsung dengan obyeknya secara pribadi.
– Bersifat spesifik dan mendalam
– Adanya hubungan spesifik dengan obyeknya yang tidak
dimiliki orang lain.

 Pengatahuan tahu mengapa
– Bersifat menjelaskan,karena itu jauh lebih mendalam dan
serius.
– Tahu bahwa belumlah cukup, akan tetapi digali lebih lanjut
informasi baru yang akan menyingkapkan pengetahuan yang
lebih mendalam, yang memungkinkan manusia tahu
bagimana sesuatu itu terjadi sebagaimana adanya dengan
penjelasan yang lebih tuntas (tidak dapat lagi dimunculkan
pertanyaan baru)
– Diperolehnya kejelasan dan kepastian merupakan kunci dari
pengetahuan ini.

Hubung n nt r Jenks
Penget hu n
TAHU KENAL AKAN
Pengetahuan langsung melalui pengenalan pribadi

TAHU BAHWA
Diskriptif bersifat umum

TAHU MENGAPA
Refleksi, abstraksi, penjelasan

TAHU BAGAIMANA
Pemecahan, penerapan, tindakan

PERTANYAAN FILSAFAT DAN METODOLOGI
PERTANYAAN FILSAFAT

KONSEKUENSI METODOLOGI

APA (WHAT, ONTOLOGI) ?



Diskriptif, Melacak proses, studi kasus
(ideografic), Survai, Identifikasi aspek

MENGAPA (WHY, ONTOLOGY) ?

• Analisis sebab akibat (kausalitas), Uji korelasi, Studi
perbandingan, Studi efesiensi/efektivitas/
produktivitas, Studi eksplanasi/ penjelasan

SIAPA (WHO) ?

• Keterangan orang, aktor, agen

DIMANA (WHERE) ?

• Keterangan tempat, lokasi

KAPAN (WHEN) ?

• Keterangan waktu, setting, situs, momen

BAGAIMANA (HOW,
EPISTEMOLOGY)?

• Problem solving, Identifikasi model, Explanatory
(penjajagan, pencarian), Exprimental/ Treatment/
Percobaan/ Percontohan

SEJAUHMANA (HOW LONG, HOW
LOOKING, EPISTEMOLOGY) ?

• Estimasi, Prediksi, Meramal, Skenario, Prospek,
Penelitian Monev/ Pengawasan

UNTUK APA (FOR WHAT,
AXIOLOGY)?

Tujuan, Manfaat, Sasaran, Target (Terikat Nilai)

SUMBER PENGETAHUAN
• D l m fls f t klmu, sumber penget hu n d du , y ktu :
• RASIONALISME
• EMPIRISME

1. Rasionalisme (Plato, Descartes,
Aristoteles)
 Ai l budk d l h sumber penget hu n s tu-s tuny
 Ai l budkl h y ng memberk ikt penget hu n y ng p stk
ben r tent ng sesu tu
 Ai l budk s j d p t membuitki n b hw
d d s r b gk
penget hu n ikt . Seb b ikt bks y ikn d n p stk t s
penget hu n ikt deng n i l budk s j .
 Beber p h l pentkng:
• Mendasarkan dalilnya pada Geometri (ilmu ukur) atau
matematika yang memiliki aksioma-aksioma umum yang
benar dengan sendirinya lepas dari pengalaman panca indera.

• Panca indera menipu sebagaimana penghalaman tatasurya
dan botol berisi air. Pengalaman panca indera yang bersifat
spesifikdan semu tidak dapat sampai pada pengetahuan
umum dan universal.
• Prinsip-prinsip umum dan universal hanya dapat ditemukan
oleh akal budi
• Pengetahuan manusia secara keseluruhan harus bertumpu
pada aksioma-aksioma yang benar dengan sendirinya.
• Karenanya, prinsip umum atau teorima tidak dapat ditarik
dengan penalaran induktif berdsarkan pengalaman panca
indera.

2. Empkrksme (Jon Locaie, D vkd Home)





Sumber s tu-s tuny penget hu n d l h pengalaman
Sumber penget hu n d l h pengalaman panca indera,
peng l m n empkrks.
Peng l m n p nca knder memberk data d n fakta y ng
ioioh (t i terb nt hi n) b gk sk p pun.
Beber p h l Pentkng:
– Persepsk t u proses pengkndr n s mp k tkngi t
tertentu tkd i d p t dkr gui n
– Empkrksme d l h sebu h tesks tent ng peng l m n
empkrks t u Penget hu n tent ng dunk y ng beri kt n
deng n peng l m n m nusk
– Lebkh menei ni n peng l m n seb g k sumber
penget hu n
– Lebkh menei ni n p d metode knduitkve y ng
med sri n p d peng m t n.

– Pengalaman panca indera memberi data dan fakta yang kokoh (tak
terbantahkan) bagi siapapun.
– Beberapa hal Penting:
• Persepsi atau proses pengindraan sampai tingkat tertentu
tidak dapat diragukan
• Empirisme adalah sebuah tesis tentang pengalaman empiris
atau Pengetahuan tentang dunia yang berkaitan dengan
pengalaman manusia
• Lebih menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan
• Lebih menekankan pada metode induktive yang medasarkan
pada pengamatan.
 Kelemahan Empirisme :
 Indera terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil.
 Indera Menipu, pensil dalam gelas berisi air terlihat bengkok.
 Obyek yang menipu, misalnya fatamorgana dan ilusi.
 Berasal dari indra dan obyek sekaligus. Obyek yang sangat besar
atau sangat kecil sangat menyusahkan indera.

 Intuisi (Henry Burgson)
 Hasil evolosi pemahaman yang tertinggi.
 Pengembangan intuisi memerlukan suatu usaha
 Pengetahuan yang langsung dan mutlak, bukan pengetahuan
nisbi.
 Sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika, tidak
perlu analisis yang panjang dan rumit yang menghabiskan waktu.
 Kegiatan intuisi dan analisis dapat saling membantu dalam
menemukan kebenaran.
 Dikembangkan lewat hati dan cahaya ilahi atau perenungan dan
pemikiran yang konsisten.

 Wahyu
 Pengetahuan yang diberikan kepada manusia oleh Yang maha
Pencipta, Allah (Tuhan Yang Esa) lewat nabiNya
 Kebenarannya bersifat mutlak
 Lebih bersifat petunjuk dasar bagi manusia untuk menjalani cara
hidup yang selamat dalam memanfaatkan kekayaan dan karunia
duniawi.

UKURAN KEBENARAN
 Perlu dibedakan adanya tiga jenis kebenaran, yaitu
1. Kebenaran epistimologis.
Kebenaran yang berhubungan dengan pengetahuan
manusia

2. Kebenaran ontologis
Kebenaran sebagai sifat daasar yang melekat pada
hakekat segala sesuatu yang ada atau diadakan.

3. Kebenaran sistematis
Kebenaran yang terdapat serta melekat pada tutur kata
dan bahasa.

 Kebenaran epistimologis sudah mencakup
pembahasan kebenaran yang lain.
 Teori kebenaran epistimologis adalah sebagai
berikut :

1.

2.

3.

Teori Korespondensi
Ada kesesuaian antara ari yang dimaksud
dengan oleh suatu pernyataan atau pendapat
dfengan obyek yang dituju oleh pernyataan atau
pendapat tersebut.
Teori Koherensi
Kebenaran ditegakkan atas hubungan antara
keputusan yang baru itu dengan keputusankeputusan lain yang telah diketahui dan diakui
kebenarannya terlebih dahulu.
Teori Pragmatisme
Suatu kebenaran dan suatu pernyataan diukur
dengan kriteria apakah pernyataan tersebut
bersifat fungsional dalam kehidupan manusia.

“Sesungguhny klmuw n d l h
or ng-or ng y ng tet p teg r
d l m mempert h ni n prknskp,
nkl k-nkl k ieben r n, d n profesk
ieklmu nny untui
dkseb ri nlu si n iep d
m sy r i t d n n i caucau.
Merei h rus ioioh d l m
pendkrk n seb g k p nut n n i
dkdki d n tkd i h nyut d l m
perso l n m terk d n polktki

AYAT-AYAT TUHAN

Telah tampak kerusakan di darat dan di
lautan disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali
kejalan yang benar (QS -Ar-Ruum: 41)

“SESUNGGUHNYA DALAM
PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI DAN
SILIH BERGANTINYA SIANG DAN
MALAM TERDAPAT TANDA-TANDA
BAGI ORANG-ORANG YANG
(QS.BERAKAL
Ali-Imran:190)
(ULUL ALBAB, ULU AL-ILM)”

“Dan dia menundukkan untukmu apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripadaNya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(Kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berpikir (berilmu)”
(QS, Al-Jaatsiyah:13)

• KATAKANLAH: ADAKAH SAMA

ORANG-ORANG YANG BERILMU
DENGAN ORANG YANG TIDAK
BERILMU? SESUNGGUHNYA HANYA
ORANG-ORANG YANG BERAKALLAH
YANG DAPAT MENERIMA PELAJARAN
(QS, Az- Zumar: 9)

HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN,
APABILA DIKATAKAN KEPADAMU:
BERLAPANG-LAPANGLAH DALAM MAJELIS,
MAKA LAPANGKANLAH, NISCAYA ALLAH
AKAN MEMBERI KELAPANGAN UNTUKMU.
DAN APABILA DIKATAKAN: BERDIRILAH
KAMU, MAKA BERDIRILAH, NISCAYA ALLAH
AKAN MENINGGIKAN ORANG-ORANG
BERIMAN DI ANTARA KAMU DAN ORANGORANG YANG DIBERI ILMU PENGETAHUAN
BEBERAPA DERAJAT.
DAN ALLAH MAHA MENGETAHUI APA YANG
KAMU KERJAKAN
(QS, Al-Mujaadilah: 11)

“MAKA BERTANYALAH KEPADA
ORANG YANG MEMPUNYAI
PENGETAHUAN (KEAHLIAN), JIKA
KAMU TIDAK MENGETAHUI”
(QS, An-Nahl: 43)

“Jika sesuatu urusan diserahkan
kepada bukan ahlinya, maka
tunggulah saat kehancurannya”
( HR, Al-Bukhari )

AYAT KAUNIAH:
KETENTUAN Allah akan
Ciptaan & MakhlukNYA
Sering disebut:
-HUKUM ALAM
-SUNNATULLAH

AYAT QOULIAH adalah:
Ketetapan Allah akan
mahlukNya yang diberitakan
melalui WAHYU

Ayat Kauniyah difahami Manusia
melalui JALUR:
-Pengalaman Hidup
(Experience)
-Proses Sains (Science)
Makna Sains adalah:
Pendekatan manusia terhadap Dunia
Empiris (Approach to the Empirical
World)

Proses Sains/ Science dipengaruhi
oleh faktor :
• Kemampuan pengamatan dan
penelitian (Observasi/Experiment &
Research)
• Sumber bacaan dan budaya membaca
(Referency & Reading Culture)

“Sesungguhnya Kami (Allah) telah
mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu, dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya;
dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim
dan amat bodoh”
(QS, Al-Ahzab : 72)

“Allah tidak akan merubah nasib suatu
kaum sehingga mereka mau merubah
nasibnya sendiri”
(QS, Ar-Raad:11)

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat; dan
Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran”
(QS, An-Nahl:90)

“Sesungguhnya Kami uji kamu dengan
sesuatu percobaan, yaitu ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta,
kekosongan jiwa, dan buah-buahan.
Berilah kabar gembira bagi orang-orang
yang sabar atas cobaan itu; Yaitu orangorang apabila ditimpa musibah atau
malapetaka, mereka berkata: bahwa
sesungguhnya kami ini milik Allah dan
akan kembali ke Allah”
(QS, Al-Baqarah:155-156)

“Untuk mereka itu mendapatkan
rahmat dan anugerah dari Allah.
Dan mereka itu pula mendapatkan
petunjuk”
(QS, Al-Baqarah:157)

”Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kemampuannya.
Ia mendapat pahala dari kebajikan yang
diusahakannya, dan ia mendapat siksa
dari kejahatan yang dikerjakannya”
(QS, Al-Baqarah: 286)

“JIKA KAMU TIDAK MELAKSANAKAN
APA YANG TELAH DIPERINTAHKAN
ALLAH, NISCAYA AKAN TERJADI
BENCANA (KEKACAUAN) DI MUKA
BUMI DAN KERUSAKAN YANG BESAR”
(QS, A-Anfal: 73)

“Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami
kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya”
(QS, At-tiin:4-5)

“Ketika ilmu pengetahuan
tidak mampu mencapai
kebenaran hakiki, maka
kacamata ilmu agama akan
bisa menjangkaunya.
Sebaliknya agama tidak akan
bisa dioperasikan dalam
mengelola alam seisinya
tanpa adanya ilmu
pengetahuan. Karenanya,
ilmu pengetahuan dan agama
selalu berada dalam fungsi

“Peny tu n utuh d rk nkl knkl k w hyu d n fenomen
l mr y
i n m mpu
menj b ri n i kd hi kd h s kns d n relkgk
d l m ca r berfikr d n
tkngi h l iu seca r
terp du (kntegr ted) d n

ILMU PENGETAHUAN (SOSIAL)
DAN MASALAH SOSIAL

PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN
FILSAFAT
(Philosophis)

Abad 18
ILMU PENGETAHUAN
ALAM
(Natural Science)

Fisika, Kimia, Biologi,
Geologi, Astronomi,Botani

ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
(Social Science)

Sosiologi, Politik, Ekonomi,
Sejarah, Antropologi,
Ilmu Hukum, Ilmu Administrasi

ILMU PENGETAHUAN
KEMANUSIAAN
(Humanities Science)

Agama, Kesenian,
Bahasa

SYARAT STUDI
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
• Empirik (hasil pengamatan dan penalaran yang
rasional dari realita sosial)
• Teoritik (adanya kalimat ilmiah yang
menggambarkan hubungan sebab akibat/
kausal antar variabel/indikator-komponen/fokus)
• Kumulatif (dibentuk, disusun berdasarkan teori,
ditambah, diperluas, disempurnakan dan dikritik)
• Non-etik (tidak ada maksud menanyakan
apakah sesuatu itu baik atau buruk)

KARAKTERISTIK ILMU-ILMU SOSIAL
(Babbie, 1973)









Logik
Deterministik
Umum
Hemat
Spesifik
Dapat dibuktikan secara empirik
Antar subyek (replikasi)
Terbuka bagi adanya perubahan

MASALAH SOSIAL
• Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan
5 W + 1 H (what, why, who, where, when,
how)
• Sesuatu yang mengandung keraguraguan dan ketidak pastian dalam
kehidupan masyarakat (anomie)
• Suatu kesenjangan (gap) antara sesuatu
yang seharusnya (das sollen, teori)
dengan sesuatu yang senyatanya (das
sein, empiris)

• Adanya kesenjangan (gap) antara teori
sosial dan praktek teori sosial
• Adanya sesuatu yang dianggap masih
kurang (dis-distribution)
• Adanya ketidakseimbangan
(dis-equity/dis-balance)
• Adanya sesuatu yang dianggap tidak
cocok/tidak relevan (de-efesiensi)
• Sesuatu yang tidak layak (un-veasible)

• Masalah sosial ada yang bisa terpecahkan
dan ada pula yang tidak bisa terpecahkan
(social connatus)
• Dalam penelitian sosial, permasalahan
sosial (social problems) dapat dirumuskan
secara teoritis, empiris, dan normatif
• Masalah sosial sifatnya kompleks dan
kontinuum (saling berhubungan)

Teori Kemiskinan Struktural

MISKIN

Teori Kemiskinan
Natural

Teori Kemiskinan Kultural

MALAS

STRES, KONFLIK,
FRUSTRASI,
ANOMIE, CHAOS

L
B
O
R
P

RESEARCH

THEORY
THEORY

S
M
E

EXPLANATION
UNDERSTANDING
PREDICTION
CONTROL

CONCEPTUAL
CONCEPTUAL
WORLD
WORLD

EMPIRICAL
EMPIRICAL
WORLD
WORLD

EMPIRIC
EMPIRIC

TINDAKAN
MORAL
(SIKAP +
PERILAKU)

MORAL
IDEAL

ABUSED
(Penyimpangan)
MORAL
HAZARD
(Resiko)

SIFAT HUBUNGAN ANTAR
ILMU-ILMU SOSIAL






Monodisipliner
Multidisipliner
Interdisipliner
Transdisipliner
Supradisipliner

Teori Klasik
Teori Modern
Teori Post-Modern

SIFAT HUBUNGAN ANTAR IPS
• Ilmu-ilmu sosial sama-sama
membicarakan dan menelaah objek yang
sama yakni tingkah laku manusia dalam
masyarakat, baik sebagai individu maupun
sebagai kelompok masyarakat serta
berbagai gejala-gejala sosial yang
ditimbulkannya akibat dari interaksi, status
dan peran mereka dalam masyarakat

• Walaupun membicarakan objek yang
sama, namun munculnya disiplin ilmu
sosial tersebut didasarkan pada sudut
pandang (point view) yang berbeda
tentang tingkah laku manusia dengan
berbagai gejala-gejala sosial yang
ditimbulkannya
• Apabila ditelaah lebih mendalam,
sesungguhnya gejala yang muncul
kepermukaan didasarkan pada
“kepentingan” atau alasan yang saling
berkaitan dan saling membutuhkan satu
sama lainnya (multidisiplin & interdisiplin)

I. PENDEKATAN MONODISIPLINER
Kesimpulan IE

Masalah

Ilmu Ekonomi

Kesimpulan IP

Masalah

Ilmu Politik

Kesimpulan Sos

Masalah

Sosiologi

II. PENDEKATAN MULTIDISIPLINER
Kesimpulan Gabungan (Konklusi)

Kesimpulan IE

Kesimpulan IP

Kesimpulan Sos

Masalah

Ilmu Ekonomi

Ilmu Politik

Sosiologi

III. PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KESIMPULAN KOMPREHENSIF

Team Work
(Tim Ahli)

Masalah

Rencana Pendekatan Bersama

Pendekatan
Ekonomi

Pendekatan
Politik

Ilmu Ekonomi

Ilmu Politik

Pendekatan
Sosiologi

Sosiologi

IV. PENDEKATAN TRANS-DISIPLINER
• Menghilangkan ethnocentrisme atau fanatisme
teori, menuju profesionalisme keilmuan
• Memiliki rasa skeptis (rendah hati) terhadap
ilmunya sendiri dengan mencari bantuan disiplin
lain yang dianggap lebih mampu melengkapi
dan menyempurnakan ekspedisi (kajian)
ilmiahnya dalam memecahkan persoalan publik
yang dihadapi
• Contoh: Ekonomi Pancasila/ Ekonomi
Kerakyatan (Alm.Mubyarto)

V. PENDEKATAN SUPRA DISIPLINER
• Pendekatan ilmu-ilmu sosial (contoh:
ilmu ekonomi politik) yang melampaui
batas-batas disiplin berkait dengan
masalah visi (konsep dan teori), presisi
(metodologi), maupun substansi kajian
(studi kasus/fenomena) yang kompleks
• Tergolong Contemporary Theory (teori
kontemporer)
• Menggunakan gabungan banyak/
beberapa metode (multhymethode)

PERAN ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN
MASALAH SOSIAL
MEMBANTU MEMPERJELAS
MASALAH YANG DIHADAPI

MENGUMPULKAN DATA
DAN FAKTA

MENGAJUKAN
REKOMENDASI
PEMECAHAN MASALAH

Proses dimulai lagi

MEMBERIKAN PENJELASAN
DAN MENDORONG
KEGIATAN
MENANGGULANGI MASALAH

MENGANALISA DAN
MENAFSIRKAN DATA

SARAN-SARAN

MEMPELAJARI HALANGAN
YANG MUNGKIN TERJADI

RUANG LINGKUP PENGAMATAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL





Individu
Masyarakat
Proses Sosial
Interaksi/ Hubungan antara Individu dan
Masyarakat dengan berbagai
konsekuensinya

BAGIAN
I

II

III

ONTOLOGI
AXIOLOGI
(apa, mengapa)
(Bagaimana)
Fenomena, definisi, ide Pemahaman
konsep, makna
dan hakekat
peristiwa
Pola interaksi dan
Proposisi dan
perilaku manusia
pola-pola
normatif
Struktur dan Sistem
Pranata sosial,
Nilai Masyarakat
Kelembagaan,
Kekuatan
struktur, budaya,
dan fakta sosial

EPISTEMOLOGI
(untuk apa)
Teori interpretatif

Teori Perilaku
(Behavioralisme)
Teori Sistem dan
Teori Struktural

PERKEMBANGAN ALIRAN
TEORI SOSIAL
ALIRAN
POSITIVISTIK

ALIRAN
INTERPRETATIF
ALIRAN
KRITIS

ALIRAN TEORI SOSIAL
ALIRAN POSITIVISTIK :
• Manusia sebagai obyek perspektif hukum
kausal (hukum sebab-akibat)
• Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui
hukum-hukum sosial yang memiliki
kekuatan sendiri dan bekerja dengan
caranya sendiri terlepas dari kehendak
manusia

ALIRAN INTERPRETATIF :
• Manusia sebagai subyek interpretatif
dalam pembentukan dunia (konsep) sosial
dengan melalui proses empathi
• Pendekatan ini cenderung statusquo,
karena mengabaikan rekonsiliasi antara
tindakan manusia dengan kenyataan
sosial

ALIRAN KRITIS :
• Menawarkan perubahan yang bersifat
partisipatoris
• Seluruh anggota masyarakat terlibat
secara aktif untuk menentukan siapa
mereka, apa yang mereka inginkan, dan
bagaimana memenuhi keinginanya, dan
bukan elit manusia yang menentukan arah
tindakan manusia
• Teori dialektika Hegel: these + antithese =
synthese; teks + konteks = aktualisasi

BAGAIMANA SEJARAH
PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN TENTANG
MASYARAKAT (SOSIAL)?

IBNU KHALDUN
(ABDURRACHMAN ABU ZAID WALIUDDIN BIN KHALDUN)
(1332 – 1350 M)

Buku Muqaddimah (Lajnah al-Bayan al-Arabi) =
Membahas pengaruh letak geografis (letak bumi)
terhadap gejala, perilaku dan aktivitas masyarakat

(1469 – 1559)




IL PRINCIPE (Politik Kekuasaan, 1513) atau RES PUBLICA
(Kekuasaan Rakyat) dan DISCORSI (Politik Kerakyatan, 1519)
THE AIM JUSTIFY THE WAY (Tujuan menghalalkan cara)
JADILAH SEKUAT SINGA, SEKALIGUS SELICIK RUBAH

SEKULARISME
(Nichollo Machiavelli)
• Sekularisme adalah ide dasar yang
mengesampingkan peran agama dari
pengaturan kehidupan (dunia)
• Sekularisme menuntun manusia untuk
menempatkan agama hanya pada ranah
individu dan wilayah spiritual (moral, teologi)
• Sekularisme mengharamkan agama ikut andil
dalam mengatur kehidupan
• Sekularisme mengajarkan bahwa manusia
bebas mengatur hidupnya sendiri tanpa campur
tangan Tuhan/ Allah

FOUNDING FATHER ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL

ISIDORE AUGUSTE MARIE FRANCOIS XAVIER COMTE
(1789-1857)

TEORI PERKEMBANGAN ATAU HUKUM
TIGA TAHAP (Law of Three Stages, Comte)
Bahwa sejarah umat manusia, baik secara
individual maupun secara kolektif, berkembang
menurut tiga tahap, yaitu:
1. Tahap teologi atau fiktif
2. Tahap metafisik atau abstrak
3. Tahap positif atau ilmiah atau riel *)
*)Tahap positif atau filsafat positivisme = sebagai

sesuatu yang nyata, pasti, jelas, bermanfaat, serta lawan
dari sesuatu yang negatif

DASAR PENGAMATAN DAN PENELITIAN
ILMU PENGETAHUAN





INTUISI
AGAMA
RASIONAL
EMPIRIS

Non- Empiris

Aliran Positivistik – Naturalistik
(Auguste Comte)
Aliran Humanistik – Kulturalistik
(Ibnu Khaldun, Ibnu Roos, Ibnu Tamia)

REAKSI TERHADAP FILSAFAT
POSITIVISME (ABAD KE 20)
1. Ketidakpuasan terhadap dominasi
positivisme, terutama terhadap
latarbelakangnya yang naturalistik dan
deterministik. Naturalisme dan
determinisme inilah yang dimasa lalu
telah mendorong berkembangnya
metafisika yang materialistik (kuantitatif),
dengan implikasinya yang luas dalam
segi kehidupan umat manusia

2. Reaksi terhadap kenyataan semangat
kemajuan (progress) yang terjadi pada abad
ke 20 sebagai akibat dari pengaruh pemikiranpemikiran historis yang kuat, tetapi sekaligus
juga membuktikan adanya ketidak
sinambungan (diskontinyuitas) di dalam
perkembangan itu sendiri
3. Timbulnya reaksi terhadap pengertian istilah
PERKEMBANGAN (linear Vs kontinuum) yang
menjadi mitos masyarakat secara umum.
Selanjutnya, melahirkan upaya untuk
memperhatikan struktur dari fenomena yang
sebenarnya, atau secara lebih formal terhadap
bentuk-bentuk logis yang lebih realistik

Output

Input

HUKUM ALAM
(POSITIVISTIK-NATURALISTIK)

SEBAB
(Penanda)

Kausalitas

AKIBAT
(Yang ditandai)

Linear

HUKUM SOSIAL
(HUMANISTIK-KULTURALISTIK)

SEBAB

Makna

AKIBAT

Proses
Kesinambungan (kontinuum)









HERBERT SPENCER
(1820 – 1903)

Social Statistics
Principles of Psychology
Principles of Biology
Principles of Ethics
The Principles of
Sociology
Obyek : Keluarga, politik,
agama, pengendalian
sosial, dan industri

• The Social Division of Labor
• The Rules of Sociological
Method
• Suicide
• The Elementary Forms of
Religious Life

EMILE DURKHEIM
1858 – 1917

TEORI
KESADARAN SOSIAL

KESADARAN
(awaraness, conciousness)
• EMILE DURKHEIM: Kesadaran individu dan
kesadaran kolektif; solidaritas mekanik dan
solidaritas organik
• PAULO FREIRE: Kesadaran transitif magis
(transedental, ritualisme), kesadaran transitif
naif (kesadaran awal manusia yang azasi), dan
kesadaran transitif kritis (melalui proses
pendidikan radikal tapi dialogis dengan sistem,
struktur, dan kultur sosial dalam rangka
konsientisasi/ penyadaran (problem posing
education)

SOLIDARITAS MEKANIK
1. Pembagian kerja rendah
2. Kesadaran kolektif kuat
3. Hukum represif dominan
4. Individualitas rendah
5. Konsensus terhadap polapola normatif dianggap penting

SOLIDARITAS ORGANIK
1. Pembagian kerja tinggi
2. Kesadaran kolektif lemah
3. Hukum restitutif dominan
4. Individualitas tinggi
5. Konsensus pada nilai-nilai
abstrak dan umum dianggap
penting
6. Keterlibatan komunitas dalam 6. Keterlibatan lembagamenghukum orang yang
lembaga pengawasan sosial
menyimpang
yang menghukum orang yang
menyimpang
7. Saling ketergantungan relatif
7. Saling ketergantungan relatif
rendah
tinggi
8. Bersifat primitif atau pedesaan 8. Bersifat industrial perkotaan
9. Bersifat Community
9. Bersifat Society
10. Gemmeinschaft
10. Gesselschaft

TEORI DIALOG *)
(Paulo Freire: Pedagogy of the Oppressed, 1969; Pedagogy of
Hope, 1994)

SUBYEK
(pendidik revolusioner)

SUBYEK
(kaum tertindas)

INTERAKSI
Realitas yang
Harus diubah bersama

Humanisasi sebagai proses
Yang terus menerus (sbg tujuan)
*) Teori Konstruktivistik/CBSA

TEORI ANTI-DIALOG *)
SUBYEK
(Elit sebagai kelompok dominan)

Realitas yang harus
dipertahankan

Kelompok/kaum tertindas
Sebagai bagian realitas

Berlangsung situasi
Penindasan
(SEBAGAI TUJUAN)

*) Teori Behavioralistik/CBGA

TEORI KESADARAN
(Descartes)
OBYEK KOGNITIF
(tahu, kenal, mengerti)

KESADARAN

Intensionalitas
(Induksi)

Intensionalitas
(Deduksi)

Kesadaran
Terbuka

Kesadaran
Tertutup hanya
meyakini diri
sendiri (COGITO
ERGO SUM)

TIPE KESADARAN
(Anthony Giddens)
1. Menyadari tindakan dan mampu
menjelaskan alasannya
2. Menyadari tindakan, tetapi tidak mampu
menjelaskan alasannya
3. Tidak menyadari tindakan, tetapi mampu
menjelaskan alasannya
4. Tidak menyadari tindakan dan tidak
mampu menjelaskan alasannya

JENIS-JENIS PENJELASAN
(EXPLANATION)
1. Penjelasan historik/ genetik
2. Penjelasan fungsional
3. Penjelasan intensional dan rasional
4. Penjelasan interpretatif
5. Penjelasan disposisi (trend, peraturan)
6. Penjelasan deduktif dan induktif

RUMONGSO BISO, BISO
RUMONGSO
(merasa bisa, bisa merasa)
RUMONGSO BENER, BENERBENER RUMONGSO
(merasa benar, benar-benar merasa)

KATEGORI MANUSIA &
KESADARAN
SADAR
DIRINYA TAHU

Manusia yang Arief,
Adil, Bijaksana,
Rendah hati, dan
Tidak sombong

TAHU
TIDAK SADAR
DIRINYA TAHU

KESADARAN
DAN KETIDAK
SADARAN
MANUSIA

TIDAK TAHU

SADAR DIRINYA
TIDAK TAHU

TIDAK SADAR
DIRINYA TIDAK TAHU

Manusia yang
Minder dan
Cenderung
Menutup diri
(Ekslusif)
Manusia yang
Selalu merasa
tidak puas dan
Terus belajar
(instropeksi diri)

Tipe manusia
munafik
dan merugi

RASIONALITAS
(MINDSET + CULTURALSET)

KESADARAN

TINDAKAN SUKARELA

MENGAPA MANUSIA MELAKUKAN
KEPUTUSAN BERDASARKAN
RASIONALITAS TERTENTU?

KONSEP RASIONALITAS
(Max.Weber)
• RASIONALITAS DOKTRIN: upaya
menghilangkan unsur magis/mistik dari
dunia modern dan memilih kalkulasi
rasional dalam hidup
• RASIONALITAS PERILAKU HIDUP:
dilakukan melalui kerja keras dan disiplin
diri dan menjauhi hidup yang boros (hurahura) --- melahirkan spirit kapitalisme

RASIONALITAS TINDAKAN SOSIAL
• ZWECK RATIONAL: suatu tindakan sosial yang
ditujukan untuk mencapai tujuan semaksimal
mungkin dengan menggunakan dana dan daya
seminimal mungkin (motif ekonomi)
• WERT RATIONAL: suatu tindakan sosial yang
rasional dengan menyandarkan diri pada
keyakinan nilai-nilai tertentu (motif etis, estetis,
agama, dsb)
• TRADISIONAL: suatu tindakan sosial yang
didorong dan berorientasi pada tradisi dan
kebiasaan masa lampau (motif tradisi)
• AFFECTUAL: suatu tindakan sosial yang timbul
karena dorongan atau motivasi yang sifatnya
emosional (motif partisipasi)

TEORI PILIHAN RASIONAL
• Bahwa semua tingkah laku manusia bertujuan untuk
mencari kesenangan dan menghindari kesusahan,
dimana nilaim kemanfaatan suatu benda dan tindakan
yang diambil oleh seseorang harus dinilai berdasarkan
pada perbedaan antara kesenangan yang akan
diperolehnya dan biaya (kesulitan) ang dikeluarkannya
• Pada dasarnya setiap manusia mengambil keputusan
berdasarkan rasionalitas tertentu. Hal ini disebabkan
karena setiap (individu) manusia “merasa” tahu tentang
berbagai macam alternatif yang tersedia pada setiap
situasi tertentu dan juga tentang konsekuensikonsekuensi (resiko) yang ada pada setiap alternatif
tersebut

INTI TEORI PILIHAN RASIONAL
• Manusia pada dasarnya melakukan tindakan
atas dasar efesiensi (dengan pengorbankan
yang kecil diharapkan memperoleh
untung/manfaat yang besar sbg prinsip
ekonomi)
• Manusia pada dasarnya lebih mementingkan
dirinya sendiri (self interest)
• Manusia pada dasarnya selalu berusaha dan
mencoba mencapai tujuan (goal seeker)
• Manusia pada dasarnya selalu berusaha
memaksimalkan keuntungan bagi dirinya
dengan meminimalkan resiko yang terjadi
(maximizing gains and minimizing risk)

TIGA JENIS PEROLEHAN (GAINS) YANG
INGIN DICAPAI MANUSIA DAN SELALU
INGIN DIMAKSIMALKAN :
1. Perolehan kekuasaan (gain of power)
2. Perolehan ekonomi (gain of economy)
3. Perolehan prestise (gain of prestige)
Salah satu varian dari teori pilihan rasional adalah teori
permainan sosial (social game theory)

TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT