POSISI TRANSFORMASI PENGEMBANGAN KURIKULUM KATA PENGANTAR - Pengembangan Kurikulum Landasan Sosial Budaya Posisi Transformasi

POSISI TRANSFORMASI

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kita kesehatan dan kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.

  Makalah ini membahas tentang Landasan Sosial Budaya posisi transformasi dalam pengembangan Kurikulum. Yang dibuat untuk melengkapi tugas kelompok pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang di asuh oleh Dr. Julaga Situmorang, M.Pd dan Dr. Abd. Hasan Saragih, M.Pd.

  Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik maupun saran dari teman-teman sejawat demi kesempurnaan makalah ini.

  Akhirnya kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Dosen selaku pengasuh mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepadakami, juga kepada teman-teman yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

BAB I PENDAHULUAN Pembahasan mengenai kurikulum tidak mungkin dilepaskan dari pengertian

  kurikulum, posisi kurikulum dalam pendidikan, dan proses pengembangan suatu kurikulum. Pembahasan mengenai ketiga hal ini dalam urutan seperti itu sangat penting karena pengertian seseorang terhadap arti kurikulum menentukan posisi kurikulum dalam dunia pendidikan dan pada gilirannya posisi tersebut menentukan proses pengembangan kurikulum.Ketiga pokok bahasan itu dikemukakan dalam makalah ini dalam urutan seperti itu.

  Pembahasan mengenai posisi kurikulum adalah penting karena posisi itu akan memberikan pengaruh terhadap apa yang harus dilakukan kurikulum dalam suatu proses pendidikan. Tidak seperti halnya dengan pengertian kurikulum para akhli kurikulum tidak banyak berbeda dalam posisi kurikulum. Kebanyakan mereka memiliki kesepakatan dalam menempatkan kurikulum di posisi sentral dalam proses pendidikan. Kiranya bukanlah sesuatu yang berlebihan jika dikatakan bahwa proses pendidikan dikendalikan, diatur, dan dinilai berdasarkan criteria yang ada dalam kurikulum. Pengecualian dari ini adalah apabila proses pendidikan itu menyangkut masalah administrasi di luar isi pendidikan. Meski pun demikian terjadi perbedaan mengenai koordinat posisi sentral tersebut dimana ruang lingkup setiap koordinat ditentukan oleh pengertian kurikulum yang dianut.

  Ada empat prinsip atau etika yang menjelaskan tujuan sosial dari transformasi yakni 1)pengembangan diri, 2)ekologi, 3)kepercayaan diri/kerjasama dan 4) tanpa kekerasan.

BAB II PEMBAHASAN A. Prinsip Etika Mark Stain (1979) dalam bukunya New Age Politics menjelaskan ada empat

  prinsip atau etika yang menjelaskan tujuan sosial dari transformasi yakni:

  1. Etika Pengembangan Diri

  Etika ini menjelaskan bahwa seseorang boleh mencari pertumbuhan dan pemenuhan diri serta seseorang secara hokum dianggap sah dan merupakan hal yang biasa bagi seseorang untuk mencari hal yang lebih tinggi, berada dalam keadaan yang lebih kuat seperti tingkat tingkat transpersonal seperti yang dijelaskan Wilber. Untuk mempermudah pengembangan diri, beberapa bentuk diskriminasi berdasarkan atas ras, jenis kelamin, dan usia harus dihilangkan. Sebaliknya, dalam hal ini diperlukan maksimasi kebebasan budaya, intelektual dan spiritual.

  2. Etika Ekologi

  Jika seseorang mengarah kepada tahapan fungsi yang lebih tinggi dan semakin sadar akan pentingnya hubungan dalam kehidupan, maka mereka mengangap bahwa kepribadian, sosial dan ekonomi bukan merupakan bagian yang terpisah melainkan sebagai satu kesatuan. Menurut Willis Harman, pengembangan diri dan etika ekologi saling berhubungan dalam arti yang satu menekankan pada sifat manusia secara keseluruhan dan yang lainnya adalah kesatuan ras manusia, dan yang lainnya menekankan pada nilai tertinggi dalam pengembangan diri sendiri, dan satu sama lainnya tidak bertentangan melainkan saling melengkapi….. dua sisi dari uang koin yang sama…. Dan masing-masing benar terhadap yang lainnya dalam hal adanya penggunaan yang salah untuk hal lain (dikutip dalam Satin, 1979, hal 103).

  3. Etika kepercayaan diri/kerjasama

  Orientasi transformasi berfokus pada hubungan antara kehidupan seseorang dengan masyarakat. Hal ini menekankan pada kemungkinan hubungan diri

  Menurut Satin 91979), “kita membutuhkan maksimasi kepercayaan diri masyarakat, daerah, dan negara dan maksimasi potensi kerjasama masyarakat, dan negara yang potensial (hal 105).

4. Etika tanpa kekerasan

  Pada bagian inti transformasi adalah penghormatan terhadap hidup. Thoreau, Tolstay, Gandhi, dan Martin Luther King menjelaskan penghormatan tersebut ke dalam aksi politik tanpa kekerasan. Dalam hal ini, tidak masalah seberapa besar dampaknya, tidak ada kekerasan untuk mengejar tujuan sosial dan politik.

  Keempat etika dasar tersebut berada pada pusat orientasi transformasi. Satin (1979) menjelaskan bahwa keempat prinsip etis tersebut ditunjukkan dalam nilai yang lebih spesifik.

B. Orientasi Transformasi 1. Kecukupan.

  Orientasi transformasi memperdebatkan bahwa jumlah yang lebih banyak tidak selalu lebih baik. Namun, ada fokus pada teknologi yang sesuai. Bender, pengarang Sharing Samller Pies, berkata “kita terlalu banyak belajar tentang hal yang baik dan ternyata tidak baik dan dalam hal ini lebih bijaksana jika kita menentukan apa yang cukup baik daripada seberapa banyak sebenarnya yang memungkinkan. …… semakin sedikit yang kita inginkan……. Semakin besar kebebasan untuk harus memenuhinya (dikutip dalam Stain, 1979, hal 106).

  2. Kepedulian.

  Orientasi transformasi berfokus pada kepedulian terhadap lingkungan yang ada. Bumi dan sumber daya yagn ada tidak digunakan dengan cara sadar, namun harus dirawat dan diperhatikan.

  3. Diversitas/pluralisme.

  Orientasi transformasi menempatkan nilai dalam pluralisme dan diversitas, dan dalam hal ini membuat seseorang mampu menyadari sisi menyeluruh. Jika budaya bergerak terhadap etika monolithic, maka kesesuaian dalam hal ini cenderung menghambat diversitas. Satin menjelaskan bahwa diversitas juga dapat terjadi pada diri kita. Dengan demikian, kita dapat menjelaskan perbedaan bagian yang ada dalam dan interdependen . Dalam hal ini, kita adalah orang dengan multidimensi.

  4. Kesederhanaan sukarela.

  Dalam hal ini ada kecendrungan dalam posisi transformasi untuk mengikuti pandangan Thoreau yakni “menyederhanakan, menyederhanakan, menyederhanakan.” Dengan kata lain, orang berusaha menyederhanakan kehidupan mereka sehingga keinginan dan gaya hidup mereka tidak berlebihan.

  5. Kualitas

  Secara umum, ada penekanan dalam orientasi transformasi mengenai aspek kualitatif hidup terhadap kuantitatif. Pirsig (1974) membahas konsep kualitas dalam bukunya Zen and the Art of Motorcycle Maintenance, dimana dia menjelaskan bahwa memperbaiki sepeda motor mungkin jadi merupakan aktivitas dengan kualitas tinggi daripada kuliah di Universitas Chicago.

  Etika dan nilai yang dijelaskan dalam garis besar yang dibuat oleh Stain sudah diterjemahkan ke dalam banyak domain tindakan. Pada bagian berikut, kami membahas hal tersebut dalam kaitannya dengan bidang ekonomi.

C. Ekonomi Dalam posisi transformasi, ekonomi tidak dapat dipisahkan dari realitas sosial.

  Ekonomi selanjutnya didefenisikan dalam kaitannya dengan produk nasional kasar (GNP). Gary Synder (1977) memperdebatkan bahwa GNP gagal mengukur apa yang disebut dengan “nilai ril” dari “alam, keluarga dan pikiran”. Dia menjelaskan bahwa ukuran perhitungan sebaiknya terdiri dari “harga yang perlu dibayar terhadap pengaruh tertentu, kesenangan, atau penghematan tenaga kerja (Synder, dikutip dalam Satin, 1979, hal 175). Dengan kata lain, ekonomi transformasi berusaha untuk memahami pribadi, sosial, dan biaya ekologi dari aktivitas ekonomi.

  Ekonomi dari perspektif transformasi didasarkan atas prinsip sebagai berikut :

  1. Hubungan antar tujuan sosial dan laba. Walaupun laba merupakan tujuan valid dalam ekonomi transformasi, hal tersebut tidakl dianggap sebagai tujuan valid dengan sendirinya. Lagipula, hal ini dihubungkan dengan kehidupan yang benar, dalam arti pekerjaan tidak dilakukan dengan cara eksploitasi. yang memungkinkan. Barang dilihat harganya dari tingkatan yang ada sesuai dengan laba yang sesuai dan tidak berlebihan.

  3. Partisipasi kerja. Pekerja dilibatkan dalam pembuatan keputusan, struktur organisasi hirarki digantikan dengan organisasi skala kecil.

  4. Ekonomi kerjasama. Kerjasama sering kali digunakan sebagai cara untuk menempatkan modal dan sumber daya, kerjasama dalam hal ini lebih dipilih dalam bentuk kompetitif, walaupun persaingan masih memiliki peranan dalam membuat menjalankan bisnis.

  5. Menunjukkan hasil kerja dan peranan. Pekerjaan tidak terpisah dari peran, dalam ekonomi transformasi, pekerjaan dianggap sebagai pemberian hasil dengan sendirinya.

  6. Integrasi nilai ekonomi dan spiritual. Pekerjaan tidak terpisah dari kehidupan spiritual seseorang, bagaimana seseorang melakukan pekerjaannya sama pentingnya dengan produk yang dihasilkan dan hasil akhirnya tidak melebihi alat yang digunakan.

  7. Kesadaran ekologi. Aktivitas ekonomi merupakan bagian dari sesuatu yang menyeluruh dalam jumlah yang lebih besar. Dengan demikian, bidang bisnis perlu mempertimbangkan hubungan yang ada dengan lingkungan sekitarnya.

  8. Teknologi yang sesuai. Teknologi digunakan sebagai alat yang sesuai, namun tidak meluas diluar dari syarat dasar. Teknologi tetap menjadi alat selain daripada menjadi guru.

D. Contoh Ekonomi Transformasi Ferguson (1980) menguraikan beberapa contoh ekonomi transformasi.

  Pengusaha baru sudah bergerak dari tahap manipualtif I ke Filsafat I, dan menghubungkan konsumen dan produk dengan cara yang cepat.

  Proyek Renascence di kota Kansas, yakni satu jaringan pengusaha menunjukkan bahwa pilihan yang ada lebih ekonomis dari segi budaya dan lebih menguntungkan. Di antara aktivitas yang dilakukan, renovasi property pada lokasi kunci kota Kansas dalam kompleks bisnis seharga delapan milyar dollar, pendirian jaringan belajar, program pendidikan untuk semua orang, sekolah tinggi pilihan, pendirian hall dansa historis, pendirian tempat dengan jalinan kerjasama kemitran dan pengembangan untuk pejalan kaki……

E. Politik

  Politik dalam orientasi transformasi tidak terikat pada idiologi tradisional, yakni sosialisme atau komunisme. Namun demikian, sudah ada penelitian untuk kurun waktu tertentu dimana manusia secara langsung dapat berpartisipasi dalam proses politik.

  Politik transformasi cenderung memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Struktur Politik Desentralisasi Ada satu ketidakpercayaan umum terhadap pemerintahan sentralisasi besar.

  Politik transformasi mendorong alternatif sentral, pluralistic, alternatif jika memungkinkan, dan keputusan sebaiknya dibuat oleh badan lokal sehingga seseorang memiliki input langsung terhadap keputusan yang dibuat. Huxley memberikan komentar mengenai nilai pembuatan keputusan desentralisasi.

  Seperti yang pernah dikemukakan H.G.Well, pemikiran terhadap alam semesta dapat dibagi dua. Dilemma yang dihadapi artist-intelektual dan pakar politik lebih dari dua bidang. Pada satu sisi adalah keinginan akan kemenangan dan aksi politik langsung pada sisi lain dalam kaitannya dengan alternatif spiritual. Dan antara fascisme totalitarian dan sosialisme totalitarian ada pilihan terhadap desentralisasi dan kerjasama, yakni sistem ekonomi politik yang paling alami terhadap spiritualitas (Huxley, dikutip dalam Ferguson, 1980 hal 223).

  2. Demokrasi langsung

  Melalui teknologi baru, manusia memiliki peluang untuk mengemukakan secara langsung terhadap masalah tertentu. System komunikasi dua kabel dan berbasis computer membuat manusia mampu mendaftarkan pandangan mereka secara langsung, daripada melalui perwakilan pemerintahan.

  3. Jaringan Politik

  Jaringan merupakan struktur fleksibel terkait dengan bidang khusus. Gandhi menggunakan koalisi atau yang disebut dengan “pengelompkan unitas” untuk melengkapi dasar terhadap perubahan sinergi dalam masyarakat. Gerakan antinuklir merupakan contoh jaringan internasional yang digunakan secara luas. Ferguson (1980) menjelaskan jaringan tersebut terdiri dari jaringan yang lebih kecil dengan tujuan terhadap perubahan sosial yang luas terhadap “Aquarian Conspiracy”.

  Dalam orientasi transformasi, kepemimpinan tidak didasarkan atas karisma atau politik main belakang, melainkan seperti yang digunakan dalam bahasa Gandhi, yang merupakan aksi politik yang berkaitan dengan nilai spirit. Konsep Gandhi mengenai

  

styagrahra atau “kekuatan jiwa” didasarkan atas satu keinginan dan rasa hormat

  terhadap otonomi diri. Dengan kata lain, kemimpinan menghargai keberadaan seseorang.

  Beberapa contoh transformasi yang diuraikan oleh Sale (1980): Pada tingkat regional, kelompok besar muncul sepuluh tahun terakhir yang ditujukan untuk organisasi masyarakat dan pengembangan kembali daerah, terhadap aktivis warga dan resistansi konsumen, dalam konteks Negara dan multi Negara. Beberapa diantaranya masih merupakan daerah, seperti

  Save Our Cumber land Mountains, Kentucky Rivers Coalition, Carolina Action, Appalachian People’s Organization, dan beberapa yang lainnya

  yang lebih kecil seperti Massachusetts Fair Share, Illinois Public Action

  Council, California Citizens Action League dan ada juga pada tingkat

  pedesaan seperti La Raza Unida di Texas Selatan. ACORN (Asosiasi Organisasi Masyarakat untuk Reformasi) di lembah Sungai Missiippi dan bagian Selatan dan ada juga yang berada di perkotaan seperti Kampanye Kalifornia untuk Demokrasi Ekonomi, yang didirikan oleh Tom Hayden, yang mengembangkan transformasi untuk pemilihan kota dan masyarakat dan Community Jobs Clearinghouse, yang merupakan jenis aktivitas untuk pantai Barat. Dalam setiap Negara dalam ukuran kecil, sekarang ini sudah memungkinkan untuk menemukan kelompok kerja terkait dengan asuhan kesehatan kendali local, pengembangan makanan dan pemasaran yang baik, perumahan, komunikasi, teknologi alternative, pegnembangan energi, pendidikan dan budaya dan pengembangan lokalisme tambahan dan yang spontan yang memanfaatkan polisiti dan yang lainnya selain dari para dosen yang dibayar untuk memprediksikan sesuatu dengan cara yang mengejutkan (hal 440).

BAB III KESIMPULAN Dalam posisi transformasi, ekonomi tidak dapat dipisahkan dari realitas sosial. Ekonomi transformasi berusaha untuk memahami pribadi, sosial, dan biaya ekologi dari aktivitas ekonomi. Ekonomi dari perspektif transformasi didasarkan atas prinsip sebagai berikut : 1. Hubungan antar tujuan sosial dan laba.

  2. Penentuan harga yang sesuai

  3. Partisipasi kerja

  4. Ekonomi kerjasama

  5. Menunjukkan hasil kerja dan peranan

  6. Integrasi nilai ekonomi dan spiritual 7. Kesadaran ekologi .

  8. Teknologi yang sesuai Politik transformasi cenderung memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Struktur Politik Desentralisasi

  2. Demokrasi langsung

  3. Jaringan Politik

  4. Kemimpinan tanpa manipulasi

  

DAFTAR PUSTAKA

Miller, John, P, and WAYNE Seller, 1995. Curriculum Persectives and Practice.

  New York & London, Longman http:/ guru-mahasiswa.blogspot.com