INOVASI PRODUK KERAJINAN MELALUI PENGOLAHAN LIMBAH PADAT (RECYCLE) INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU JATI

INOVASI PRODUK KERAJINAN MELALUI PENGOLAHAN LIMBAH PADAT (RECYCLE) INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU JATI

Sumarno

FSRD ISI Surakarta

Siti Badriyah

FSRD ISI Surakarta

Deny Dwi Hartomo

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS

ABSTRAKSI

Tujuan utama program kegiatan yakni meningkatkan efisiensi dan produktifitas pada industri pengolahan kayu dengan memanfaatkan limbah padat sisa produksi pada perusahaan Wasiat Jati Klaten. Adapun sisa produksi yang dimaksud meliputi tatal gergaji, debu, dan sebetaan kayu. Upaya tersebut yakni dengan mengolah limbah menjadi produk kerajinan dan mebel. guna menciptaan sinergitas antar industri kerajinan di Klaten, desain produk yakni dipadukan dengan produk-produk hasil kerajinan yang terdapat di Kabupatan Klaten, khususnya yang tergabung dalam klaster industri. Klaster yang dimasud meliputi klaster industri kerajinan lurik, pengecoran logam, mebel, dan gerabah. Bentuk program kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut yakni dengan pelatihan, pendampingan, pengadaan peralatan dan perlengkapan, dan pameran produk. Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan pengolahan limbah padat sisa produksi pengolahan kayu, pengadaan alat meliputi alat pencetak, alat pengayak, alat pengaduk, alat pengering, dan alat display pameran. Beberapa kegiatan tersebut selanjutnya akan didistribusikan dalam tiga tahun berdasarkan skala prioritas dan atau berdasarkan pada proses atau urutan aktifitasnya.

Kata kunci: limbah, kerajinan, kayu.

PENDAHULUAN

dengan laju pertumbuhannya sehingga kini timbul berbagai permasalahan terkait

Sifat kayu yang mudah didapat dengan hal tersebut mulai dari kelangkaan, diberbagai lokasi sehingga disepanjang

harga yang melonjak tinggi, hingga makin zaman kayu merupakan bahan baku paling

menurunya kualitas kayu. Oleh karena itu populer digunakan oleh manusia sebagai

efisiensi bahan baku sebagai upaya menjaga bahan baku konstruksi, perabot, kerajinan,

keberlanjutan bahan baku kayu pada bahan bakar dan keperluan yang lainya.

berbagai aspek perlu digalakan diberbagai Kerajinan dan furnitur sebagai salah satu

aspek dan salah satunya diantaranya adalah komoditas ekspor nasional, bahkan hingga

pada proses produksi.

saat ini keberadaan kayu masih menempati Produksi dalam hal ini diartikan posisi kunci atau juga disebut sebagai bahan

sebagai proses pengolahan bahan mentah baku unggulan. Meningkatnya kebutuhan

menjadi produk jadi maupun setengah jadi. bahan baku kayu yang tidak diimbangi

Pada ungkapan yang lebih umum yakni Pada ungkapan yang lebih umum yakni

gergaji, dan debu. Khusus serbuk gergaji produksi akan selalu terkait erat dengan

adalah limbah padat yang berukuran lebih munculnya sisa produksi atau juga disebut

besar dari debu, namun lebih kecil dengan limbah produksi. Pada posisi

dibanding tatal maupun potongan kayu dan demikian sehingga limbah seringkali

sebetan kayu. Serbuk gergaji adalah limbah dianggap sebagai sesuatu yang terabaikan,

padat akibat operasional saw mill, bench merugikan

saw, arm saw maupun peralatan lainya pada Keberadaan limbah pada sebuah industri

aktifitas pemotongan, pembelahan atau selain menimbulkan kerugian ekonomi

aktifitas lainya yang berukuran antara 0,3 seringkali juga berdampak negatif bagi

hingga 1,8 mm.

lingkungannya baik langsung maupun tak Berbagai jenis limbah padat langsung.

industri pengolahan kayu pada dasarnya Proses produksi pada industri

merupakan potensi terabaikan yang pengolahan kayu pada tahap input yakni

memiliki nilai atau potensi ekonomi yang berupa bahan baku kayu, baik berupa kayu

cukup tinggi. Serbuk gergaji pada para log maupun berbentuk komponen. Tahap

perajin kayu umumnya hanya berupa selanjutnya kayu kemudian diproses dengan

limbah yang tak termanfaatkan atau hanya peralatan dan perlengkapan tertentu,

dibuang, dibakar, atau dijual dengan harga melalui metode tertentu, melalui beberapa

rata-rata Rp. 6.000 hingga 10.000 per tahap tertentu hingga menjadi sebuah

karung. Pemanfaatan serbuk gergaji produk. Konsekuensi logis dari proses

menjadi beberapa papan buatan diantaranya tersebut maka hal yang tidak dapat

dapat kita amati dari adanya partikel board, dihindari adalah akan adanya limbah

(MDF) (medium density fiberboard), dan sebagai sisa produksi. Namun demikian

HDF (hight density fiberboard). Namun perlu disadari sebagai prinsip dasar bahwa

demikian, beberapa material tersebut sesuatu hal apapun akan menjadi bernilai,

umumnya hanya mampu diproduksi oleh bermanfaat atau tidak pada dasarnya adalah

perusahaan-perusahan bermodal besar. tergantung dari manusianya. Berikut di

Kondisi demikian terjadi karena hal bawah adalah alur proses produksi dan

tersebut memerlukan peralatan, mesin dan munculnya limbah produksi, baik yang

modal yang cukup mahal. Oleh karena itu berupa limbah padat, limbah cair maupun

perlunya pemanfaatan limbah padat, lebih limbah gas.

khusus serbuk gergaji menjadi produk dengan teknologi dan biaya yang relatif terjangkau. Hal ini agar pemanfaatan limbah gergaji dapat dilakukan oleh para perajin penghasil limbah disegala tingkatan.

Kegiatan

pengabdian pada

masyarakat

ini

merupakan upaya

menciptakan produk berbasis limbah padat

sisa produksi pada industri pengolahan

Gas Cair

Padat

kayu menjadi produk kerajinan dan furnitur.

Adapun UKM Mitra yang terlibat pada

kegiatan ini adalah Wasiat Jati Klaten. Gambar: Skema alur produksi dan limbah

Selanjutnya agar terciptanya sinergitas

produksi dan dalam memanfaatkan limbah Limbah industri, sebagaimana kita

serbuk gergaji menjadi sebuah produk juga ketahui yakni terdiri dari limbah gas,

akan melibatkan sentra-sentra kerajinan limbah cair dan limbah padat. Limbah padat

yang terdapat di Kab. Klaten. Upaya pada industri pengolahan kayu yakni terdiri yang terdapat di Kab. Klaten. Upaya pada industri pengolahan kayu yakni terdiri

karakteristik kayunya. Semakin rumit produk hasil sentra-sentra industri kerajinan

sebauh desain produk semakin banyak setempat

energi dan limbah yang dihasilkan, semakin pelengkap. Pada kegiatan ini produk yang

kecil besaran atau diameter kayu dan akan dijadikan pelengkap atau sebagai

tingkat kelurusan semakin banyak limbah kombinasi adalah gerabah dan lurik.

yang akan dihasilkan. Limbah pada industri yang pengolahan kayu terbagi menjadi

Profil Industri Mitra

limbah cair, limbah padat, dan limbah asap Keberadaan industri mebel dan

atau asap. Limbah padat yakni terdiri dari kerajinan dalam lingkup klaster, hal

kayu dengan ukuran yang cukup besar tersebut menunjukkan adanya aktifitas

hingga debu, nama-nama limbah tersebut industri dalam bentuk kelompok atau

yakni sebetan, tatal, dan debu atau serbuk masing-masing jumlah besar. Sudah barang

gergaji. Kondisi itulah yang secara umum tentu hal ini selanjutnya akan berpengaruh

terjadi pada industri pengolahan bahan baku langsung terhadap keberadaan industri

kayu.

terkait lainya, pada bidang kerajinan dan Wasiat Jati Klaten merupakan mebel diantaranya adalah bidang pengadaan

salah satu perusahaan yang bergerak dan pengolahan kayu. Bidang usaha

dibidang pengadaan bahan baku kayu penjualan dan pengadaan bahan baku kayu

khususnya jati dan penggergajiaan yang sekaligus jasa penggergajian kayu (saw

cukup besar di wilayah Kab. Klaten. Wasiat mill ) dengan out put produknya yakni kayu

Jati Klaten berdiri sejak tahun 1991, adapun utuh (solid wood) maupun sortimen kayu

kapasitas produksinya yakni berkisar 60 - gergajian (sawn timber). Proses produksi

70 m³/bulan, dengan jumlah karyawan pengolahan kayu pada sebuah industri

sebayak 14 orang. Omset rata-rata perbulan umumnya terdiri dari: (a) pengadaan kayu

yakni berkisar 100 juta perbulan. Produk gelondongan (log); (b) penggergajian yang

yang dihasilkan selain kayu gelondonga meliputi pemotongan dan pembelahan; (c)

yakni bahan baku kayu dengan ukuran pengeringan (kiln dry); (d) penggudangan;

tertentu, kusen, pintu, mebel dan (e) penjualan.

sebagainya. Pangsa pasarnya yakni Konsekwensi logis dari sebuah

cenderung pada pasar lokal, namun ia juga proses produksi akan selalu menghasilkan

merupakan suplayer bahan baku kayu limbah produksi, dan seberapa besaran

beberapa ekportir produk kerajinan dan limbah tergantung kita mensikapinya. Pada

mebel di wilayah Klaten. Beberapa jenis prinsip eko efisiensi, yakni perpaduan

peralatan produksinya yakni meliputi saw antara pertimbangan efektif antara konsep

mill , bench saw, jointer, plainer, bench ekologis dan ekonomi atau juga disebut

drill , mortising chisel, trimer dan perlatan dengan prinsip eko-efisiensi, semakin

lainya. Pengaruh dari penggunaan berbagai sedikit bahan [energi] terbuang maka

jenis peralatan tersebut yakni akan semakin berkurang dampak negatif

menghasilkan bentuk, ukuran dan karakter terhadap lingkunnganya. 1 Padahal dalam limbah yang berbeda-beda.

proses pegolahan kayu dari kayu Berdasarkan pada teori bahwa, gelondongan (log) menjadi sebuah produk

limbah proses produksi pengolahan kayu limbah yang dihasilkan adalah berkisar

menjadi sebuah produk yakni mencapai 15 – 40% maka pada perusahaan Wasiat Jati

1 Yacub Oetama, dalam Otto Soemarwoto. Klaten diperhitungkan mencapai 9 – 28

Lingkungan Hidup Kontra-Pembangunan ?, kubik per bulan, sebuah jumlah sangat Cet-1, Jakarta: Penerbit Buku Kompas,

fantastis. Limbah produksi berupa tatal dan 2000,158.

serbuk gergaji pada Wasiat Jati Klaten serbuk gergaji pada Wasiat Jati Klaten

penggergajian kayu merupakan merupakan yakni rata dijual untuk kayu bakar, dan

industri penghasil kayu utuh (solid wood) limbah berupa potongan-potongan kayu

dalam berbagai bentuk sortimen kayu sebagian dibeli orang untuk bahan baku 3 gergajian (sawn timber ). Dinas

kerajinan dan sisanya

Perindustrian dan Perdagangan Republik Permasalahan limbah yang terkait erat

di

bakar.

menyatakan berbagai dengan pencemaran dan tingkat efisiensi

Indonesia

permasalahan yang dihadapi industri pada dasarnya adalah tergantung dari

pengolahan kayu umumnya meliputi aspek bagaimana kita mensikapnya. Limbah-

bahan baku, teknologi, desain produk, iklim limbah tersebut ditangan orang-orang

usaha, dan pemasaran. Lebih lanjut terkait kreatif dan inovatif pada dasarnya bisa

dengan bahan baku secara rinci disebutkan menjadi produk bernilai jual tinggi yang

yang meliputi: (a) semakin berkurangnya tidak kalah dengan bahan baku non-limbah.

pasokan kayu dari hutan alam akibat dari Upaya-upaya

maraknya illegal logging dan illegal trade; industri pengolahan kayu perlu digalakkan

efisiensi

pada

(b) pemanfaatan bahan baku alternatif non mengingat makin menipisnya persediaan

hutan alam yang belum optimal; (c) tidak bakan baku kayu dan adanya kesenjangan

tersedianya data base yang akurat tentang antara masa pakai dan masa panen bahan 4 potensi bahan baku kayu.

baku kayu yang sangat jauh merupakan Kegiatan ini merupakan respon suatu persoalan perlu dipecahkan guna

terhadap kajian Dinperindag terhadap menjaga keberlanjutan lingkungan. Namun

permasalahan industri pengolahan kayu, demikian dengan tetap memperhatikan

selain hal tersebut yakni didasarkan pada produktifitas industri pengolahan kayu.

pengamatan lapangan yang menunjukan Sebagai gambaran bahwa pada tahun 2006

adanya limbah padat sisa produksi yang rasio kesenjangan antara ketersediaan

terabaikan. Upaya mengatasi hal tersebut (supply) bahan baku kayu dan permintaan

adalah dengan penciptaan produk berbahan (demand) bahan baku di Jateng sebesar 4,35

limbah padat sisa produksi pengolahan juta m3 bahan baku kayu. Dengan perincian

kayu dengan mensinergikan klaster-klaster bahan baku yang tersedia sebesar 1,65 juta

industri kerajinan yang terdapat di m3, sedangkan industri pengolahan kayu

Kabupaten Klaten. Bentuk sinergisitas membutuhkan bahan baku kayu sekitar 6

tersebut yakni dengan mengkombinasikan juta m3. 2 produk-produk hasil kerajinan klaster-

klaster yang terdapat di Kabupaten Klaten.

Profil Pemda Klaten

Beberapa klaster industri kerajinan yang Dinperindag

terdapat di Kabupaten Klaten yakni klaster industri pengolahan kayu terdiri dari

mengelompokkan

industri logam Ceper, klaster industri mebel industri pengolahan kayu hulu dan

Gombang, klaster batik Bayat, klaster pengolahan kayu hilir, industri pengolahan

industri lurik Pedan, klaster industri hulu terdiri dari penggergajian kayu (saw

gerabah Pager Jurang.

mill ), industri kayu lapis (plywood mill), papan partikel (particle board), dan MDF

2 Jama ludin Malik, “Kajian Kebutuhan

Pembangunan Terminal Kayu Terpadu Sebagai 3 Anonim, Peta Panduan Pengembangan Klaster Penunjang Keberlangsungan Industri Kayu di

Industri Furnitur, (Jakarta: Menperindag RI, Jawa Tengah.” Tesis untuk mencapai derajat S-

2 pada Program Studi Magister Teknik 4 Anonim, Peta Panduan Pengembangan Klaster Pembangunan Wilayah dan Kota, Universitas

Industri Furnitur, (Jakarta: Menperindag RI, Diponegoro Semarang, 2007.

Instansi Pendukung

adalah difokuskan pada pemanfaatan Instansi pendukung kegiatan adalah

limbah serbuk gergaji. Pemanfaatan serbuk PT. Propan Raya ICC Cabang Semarang,

gergaji sebagai limbah atau sisa industri khususnya dalam hal finishing produk. PT

pengolahan, merupakan upaya efisiensi Propan Raya merupakan perusahaan yang

bahan baku. Selain hal tersebut kegiatan bergerak dibidang industri cat berskala

ini juga bertujuan untuk meningkatkan nasional, bahkan telah membuka cabang di

pendapatan UKM melalui peningkatan Malaysia dan Vietnam. PT Propan Raya

nilai jual limbah serbuk gergaji menjadi berdiri pada tahun 1979 dengan kantor

produk kerajinan dan furnitur yang layak pusat di Tangerang 15810 - Indonesia

jual. Sejalan dengan tujuan kegiatan Telp 021 59303333 dan, website

tersebut, kegiatan ini juga untuk www.propanraya.com . Jumlah seluruh

kemampuan atau pekerja PT Propan Raya mencapai lebih

meningkatkan

keterampilan sumber daya manusia, dari 2000 pekerja, dengan kapasitas

meningkatkan aset atau peralatan dan produksi mencapai 30.000 ton/tahun,

perlengkapan produksi. Berpijak pada didukung 18 kantor cabang, dan 16

beberapa tujuan tersebut di atas adapun distributor yang tersebar di berbagai kota

target dari kegiatan ini adalah meliputi hal- di Indonesia, serta 23 PSC (propan service

hal sebagai berikut di bawah: center 5 ), dan 9000 oulet. 1. Target pertama yang hendak dicapai

PT Propan Raya mengeluarkan adalah adanya peningkatan efisiensi berbagai produk untuk aplakasi finishing,

dan produktifitas industri pengolahan mulai dari cat kayu interior maupun

kayu melalui pengolahan limbah padat, eksterior, cat tembok interior maupun

khususnya serbug gergaji menjadi eksterior, anti bocor, pelapis metal, lantai,

produk kerajinan dan furnitur berikut cat mobil, hingga pengelupas cat. Diera

accesoriesnya dengan desain yang global tuntutan produk ramah lingkungan

estetis, ergonomis dan layak jual. semakin

produk kerajinan terkecuali pada produk kerajinan dan

berbahan limbah padat sisa produksi furnitur maka dari itu finishing ramah

berbasis pada lingkungan menjadi suatu keharusan demi

(serbuk gergaji)

keunikan, kekhasan dan keunggulan terciptanya produk ramah lingkungan.

daerah setempat (local genius). Hal Produk finishing cat ramah lingkungan

dengan cara yang saat ini sedang rend yakni aplikasi

tersebut

yakni

menciptakan produk berbasis serbuk finishing water base . Produk cat ramah

gergaji dengan memadukan gerabah lingkungan/tidak berbau berhaya bagi

dan lurik sebagai hasil produksi lingkungan. kerajinan daerah setempat, sebagai komponen pelengkap maupun sebagai

Target Kegiatan

elemen dekoratifnya. Secara umum kegiatan ini adalah

3. Proses produksi yang efektif dan bertujuan untuk menjaga keberlanjutan

efisien adalah produksi yang dengan bahan baku kayu melalui pemanfaatan

biaya yang minim namun mengasilkna limbah padat sisa produksi. Sebagaimana

produk yang optimal. Sejalan dengan telah disebutkan pada uraian di atas bahwa

target kegiatan tersebut, oleh karena itu limbah padat industri pengolahan kayu

perlunya pengadaan atau perwujudan yang terdiri dari sebetan, potongan kayu,

peralatan dan kelengkapan produksi. tatal, serbuk gergaji, dan debu. Adapun

4. Peningkatan dan penambahan Sumber pada tahun atau tahap pertama kegiatan ini

Daya Manusia (SDM) atau tenaga produksi dan desain sebagai upaya

5 http://www.propanraya.com pembukaan peluang pekerjaan baru 5 http://www.propanraya.com pembukaan peluang pekerjaan baru

produksi alat dan diperlukan karena hal ini merupakan

Penambahan

bengkel atau

permesianan; (c) dan di ISI Surakarta. bidang

sebelumnya tidak ada pada UKM

Metode Pelaksanaan Kegiatan

Mitra, sehingga hal ini merupakan unit Tujuan kegiatan akan berpengaruh usaha baru bagi UKM Mitra.

terhadap motode yang akan digunakan, dan

5. Peningkatan efisiensi, produktifitas, keberhasilan suatu kegiatan sangat dan penjualan merupakan tiga hal yang

ditentukan oleh metode yang sesuai saling terkait. Penjualan merupakan

dengan tujuan dan kegiatan tersebut. muara dari segala aktifitas produksi,

Mengingat target, luaran kegiatan, adapun target kegiatan selanjutnya

karakteristik peserta kegiatan lokasi, adalah adanya penjualan untuk

intensitas pertemuan, oleh karena itu meningkatkan pendapatan UKM Mitra

beberapa metode yang digunakan adalah dan para pekerja yang tergabung

hal-hal sebagai berikut: didalamanya.

1. Metode ceramah plus.

6. Nilai inovasi desain produk ditinjau Metode ceramah plus adalah metode dari keunikan material, bentuk,

mengajar yang menggunakan lebih dari ornamentasi, accesories dan kekhasan

satu metode, yakni metode ceramah lokal pada indikasi geografis ditinjau

gabung dengan metode lainnya. Pada dari proses dan hasil produk,

kegiatan ini perpaduan metode yang selanjutnya perlunya perlindungan

digunakan adalah metode ceramah plus produk terhadap plagiarisme. 6 demonstrasi dan latihan (CPDL).

7. Pada konteks akademis adanya Mata

2. Metode pendampingan. Kuliah Desain Mebel, sebagaimana

Pasca kegiatan pelatihan kegiatan diampu oleh tim penulis, dengan

selanjutnya adalah praktek produksi kegiatan ini merupakan media

produk kerajinan dan furnitur berbasis pembelajaran bagi mahasiswa dan

pada limbah serbuk gergaji. Oleh dosen

karena itu kegiatan pendampingan oleh perancanganya pada dunia industri.

dalam

mewujudkan

tim pengabdi menjadi sangat penting.

8. Agar hasil kegiatan dapat diapresiasi Pendampingan selain pada pembuatan oleh khalayak maka perlunya publikasi

produk juga pada penataan lay-out, dan hasil pengabdian melalui jurnal ilmiah

upaya penjualan atau tes pasar. dan media masa.

3. Desain. Pengetahuan akan komposisi bahan dan cara memproduksi saja tidak akan

METODE PELAKSANAAN

menjamin bahwa UKM Mitra akan mampu melangkah atau melanjutkan

Lokasi dan Waktu Kegiatan

pada pembuatan produk yang estetis Pelaksanaan kegiatan secara umum

dan kompetitif. Oleh karena itu adalah dilaksanakan pada hari sabtu dan

perencanaan dan perancangan produk minggu. Namun demikian hal tersebut

menjadi penting tidak mengikat, sehingga dapat pula

(desain)

keberadaanya. Upaya ini adalah dilaksanakan pada hari-hari tertentu dan

dengan memberikan contoh beberapa bersifat fleksibel selain hari sabtu maupun

produk (baik baru maupun replika) minggu, dengan catatan ada kesepakatan

kepada UKM Mitra. terlebih dahulu. Lokasi pelaksanaan kegiatan terbagi menjadi beberapa tempat yakni: (a) pada UKM Mitra; (b) pada

6 http://firstiawan.student.fkip.uns.ac.id/2010/0 3/10/macam-macam-metode-dalam-mengajar/

4. Pengadaan

perencanaan dan perlengkapan.

perancangan produk kerajinan dan furnitur Sebuah produksi agar tercapai

berbasis limbah serbuk gergaji sudah efektifitas dan efisiensi produksi,

barang tentu, mengacu pada sifat dan keberadaan

karakteristik serbuk gergaji. Kondisi ini perlenkapan produksi. Peralatan

peralatan

dan

sehingga perlu komponen pengikat atau dan perlengkapan ini dapat yang

campuran bahan lain agar dapat diproduksi bersifat tepat guna maupun yang

mejadi produk kerajinan dan furnitur. Oleh berisat fabrikasi.

karena itu, metode yang dianggap cukup tepat adalah metode cetak. Hal ini

HASIL DAN PEMBAHASAN

mengingat komposisi bahan serbuk gergaji yang tidak kuat terhadap bentangan yang

Desain furnitur dan kerajinan

bersifat memanjang sehingga perancangan Sebuah kredo menyatakan bahwa

disesuaikan dengan sifat tersebut. desain adalah upaya pemecahan masalah

Komponen berbahan serbuk gergaji (problim solving). Upaya pemecahan

untuk perancangan produk furnitur untuk masalah pada kesempatan ini adalah pada

living room yang terdiri dari kursi double pengolahan

seat , kursi single seat, meja, dan console pengolahan kayu berupa serbuk gergaji

adalah sebagai komponen pendukung. untuk dimanfaatkan menjadi produk

Penggunaan komposisi serbuk gergaji kerajinan dan furnitur. Dikatakan limbah

adalah pada komponen tertentu dan elemen karena serbuk gergaji umumnya hanya

dekoratif, sedangkan struktur tetap dibuang atau paling-paling hanya sebagai

menggunakan menggunakan kayu maupun bahan bakar oven atau pengering kayu

besi. Adapun beberapa sketsa desain belaka.

produk furnitur untuk living room adalah sebagai berikut

Gambar 1: Sketsa desain produk furnitur.

Secara umum teknik pengerjaan karakter produk kerajinan baik yang serbuk gergaji degan cetak. Kondisi ini

bersifat pengembangan maupun yang sehingga berpenguh terhadap bentuk dan

bersifat baru. Berikut di bawah adalah bersifat baru. Berikut di bawah adalah

sebagai upaya inovasi produk kerajinan. fungsional maupun dekoratif.

Sebuah produk agar mampu bersaing dipasaran perlunya inovasi invensi secara kontinyu, dan desain merupakan profesi yang secara khusus menangani bidang tersebut. Bruce Nussbaum menyatakan desain adalah sebagai wahana pembantu untuk melaksanakan inovasi pada berbagai

kegiatan industri dan bisnis. 7 Pada UKM Mitra desainer belum tersedia, hal ini

karena pengolahan limbah padat serbuk gergaji menjadi produk kerajinan dan

furnitur merupakan unit usaha baru bagi UKM Mitra. Pertimbangan lain adalah pada biaya yang harus diperlukan untuk membayar tenaga desain belum cukup memadai karena belum ada penjualan atau profit yang dihasilkan.

1. Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan produksi.

a. Alat Tepat Guna.

peralatan dan peralatan pada sebuah industri sudah barang tentu merujuk proses proses dalam sebuah produksi. Perlu diketahui bahwa alur atau proses produksi pemanfaatan atau pembuatan produk

Kebutuhan

Gambar 2: Desain produk kerajinan. kerajinan terdiri dari: (a) pemisahan serbuk halus terhadap serbuk kasar dan

Upaya mensinergikan desain produk material lainya; (b) mencampur kerajinan dan furnitur berbasis serbuk

beberapa komponen untuk dijadikan gergaji adalah adanya perpaduan bahan

cetakan; (c) membuat cetakan; (d) lurik dan gerabah. Industri kerajinan lurik

menjemur hasil cetakan; (e) merapikan Pedan dan gerabah Pagerjurang merupakan

meliputi meratakan, menghaluskan, produk

yang dikategorikan dalam menambal permukaan yang kurang kelompok klaster unggulan di Kabupaten

sempurna dalam pencetakan; (f) Klaten. Produk unggulan lain di Kabupaten

finishing.

Klaten yang tergabung dalam kelompok

alur produksi klaster adalah kerajinan mebel, cor logam,

Merujuk

pemanfaatan atau pembuatan produk bambu, dan batik. Namun demikian pada

kerajinan dan furnitur di atas, tidak tahap pertama penekananya adalah pada

semua peralatan dan perlengkapan kerajinan lurik dan gerabah, hal ini sebagai

untuk keperluan tersebut tersedia nampak pada desain tersebut diatas dimana

dipasaran. Beberapa peralatan yang lurik dan gerabah adalah sebagai bahan

tersedia untuk keperluan di atas adalah atau komponen pendukung maupun

peralatan finishing yang terdiri dari sebagai elemen dekoratif. Langkah

tersebut selain

sebagai

upaya

mensinergikan 7 sentra-sentra industri Agus Sachari, Metode Penelitian Budaya Rupa , Jakarta: Erlangga, 2008, 5.

kompresor dan spray gun dan bor serbuk gergaji yang berukuran halus untuk mencampur dalam skala kecil.

atau kecil dengan serbuk gergaji yang Selain itu perlu perancangan peralatan

berukuran besar maupun terhadap tepat guna untuk mendukung efektifitas

limbah atau bahan lainnya. Upaya dan efisiensi produksi. Adapun jenis

mendapatkan serbuk gergaji dengan peralatan dan perlengkapan tepat guna

ukuran kecil, adalah agar hasil cetakan pada kegiatan ini yakni meliputi.

menjadi lebih rapi dan halus. Cetakan berbasis serbuk gergaji yang berukuran

Pemisah serbuk gergaji.

kasar atau besar akan berpengaruh Perlu diketahui bahwa limbah

pada kualitas cetakan khususnya pada padat, khususnya serbuk gergaji pada

kepadatan dan kehalusan hasil cetakan. industri pengolahan kayu umumnya

Berikut di bawah hasil desain alat tepat masih bercampur dengan limbah tatal

guna untuk menyaring serbuk gergaji maupun dengan limbah lainnya. Oleh

berikut spesifikasinya. karena itu diperlukan alat pemisah serbuk gergaji untuk memisahkan

Gambar 3: Alat tepat guna (penyaring serbuk gergaji)

Spesifikasi produk:

Penyaring Serbuk Gergaji.

Bahan

Plat besi 2 mm, besi siku 3 x 3.

Ukuran serbuk yang dihasilkan

Daya

¾ PK Tinggi

160 cm Dimensi Produk

Panjang

200 cm

65 cm. Mulut tuang/isi

30 cm Mulut buang

10 cm Accessories

Lebar

Stop kontak,

Tabel 1: Spesifikasi alat tepat guna penyaring serbuk.

Ukuran serbuk gergaji dapat

Pengaduk komponen.

diatur pada jaring penyaringnya, adapun Fungsi alat pengaduk adalah alat penyaring serbuk di atas, ukuran

untuk mengaduk beberapa komponen serbuk yang dihasilkan yakni berukuran 80

campuran sehingga mejadi sebuah adonan. ps. Pada dasarkan penyaringan masih dapat Pencampuran atau pengadukan pada

dilakukan dengan ukuran yang lebih kecil dasarnya dapat dilakukan secara anual lagi, namun demikian semakin kecil

dengan tangan, naun demikian untuk skala penyaringan maka akan semakin banyak

besar perlu alat bantu mesin. Atas limbah tidak termanfaatkan. Oleh karena

pertimbangan tersebut sehingga alat tepat itu dasar penggunaan ukuran tersebut

guna pegaduk perlu diciptakan untuk adalah agar limbah hasil penyaringan tidak

membantu produktifitas dan efisiensi kerja. terlalu banyak.

Berikut adalah alat tenologi tepat guna untuk pengaduk sebagaimana dimaksud.

Gambar 4: Alat pengaduk komponen.

Spesifikasi:

Penyaring Serbuk Gergaji.

Bahan

Besi siku 3 cm

Dinamo listrik

Daya

¾ PK Tinggi

120 cm Dimensi Produk Keseluruhan

35 cm Dudukan Mesin

150 cm Tinggi mulut tuang/isi

30 cm Accessories

Diameter

Stop kontak,

Tabel 2: Spesifikasi alat tepat guna pengaduk komponen.

Alat Penjemur Hasil Cetakan.

Butuh beberapa waktu untuk mengeringkan hasil cetakan agar dapat difinishing. Metode pengeringan (klin dry) pada industri pengolahan kayu pada dasarnya terdiri dari: (a) solar kiln; (b) conventional kiln ; (c) vacuum kiln; (d)

dehumidification kiln 8 . Namun demikian masing-masing metode tersebut memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing sesuai dengan peruntukanya. Sebagai contoh, bahwa metode pengeringan pada industri kerajinan atau pada industri furnitur berbeda kebutuhannya dengan industri komponen atau bahan baku.

Pada dasarnya

metode

pengeringan alami yakni dengan diangin- anginkan atau dengan panas matahari merupakan metode yang paling sempurna dan paling murah. Namun demikian, kekurangan dari pemanfaatan sinar matahari adalah: (a) sinar matahari tidak tersedia sepanjang siang dan malam; (b) arah dan panas sinar matahari tidak stabil sepanjang hari dan sepanjang tahun.

Negara Indonesia yang teretak dinegara tropis diuntungkan dengan melimpahnya sinar matahari dibanding dengan negara-negara sub-tropis dan kutup. Namun demikian mengingat kekurangan- kekurangan

sebagaimana disebutkan di atas sehingga butuh perlakuan tertentu agar pemanasan dengan sinar matahari menjadi optimal. Berikut di bawah adalah alat jemur hasil cetakan.

8 http://www.tentangkayu.com/2008/03/metodo logi-pengeringan-kayu.html

Gambar 5: Rak jemur.

Spesifikasi:

Rak Jemur

Bahan

Besi Tinggi

180 cm Dimensi Produk Keseluruhan

Panjang

240 cm

35 cm. Rangka

Lebar

Besi hollow

Rak

Besi strimin

Kemiringan maksimal

Tabel 3: Spesifikasi rak jemur hasil cetakan.

Desain alat jemur di atas dirancang metode tersebut, cetak adalah metode yang menjadi beberapa susun dan dapat diatur

paling efektif dan efisien untuk tingkat atau disesuaikan dengan arah sinar atau

pemula. Bahan untuk cetakan serbuk sudut matahari. Selain hal tersebut alat

gergaji dapat terbuat dari besi, alumunium, jemur tersebut juga dibiarkan terbuka agar

silikon, resin, kayu, maupun dengan semen. penghawaan dapat berlangsung untuk

Namun demikian pada kegiatan ini bahan membantu proses pengeringan dapat

yang digunakan adalah alumunium, resin, berjalan lancar.

dan kayu, hal ini adalah untuk pertimbangan efisiensi dan karakter dari

Cetakan.

komponen bahan serbuk gergaji. Berikut di Pengerjaan serbuk gergaji menjadi

bawah adalah beberapa bahan dan bentuk sebuah produk pada dasarnya dapat

cetakan produk kerajinan dan komponen dilakukan dengan metode cetak, ukir,

furnitur.

tempel. Namun demikian dari berbagai

Gambar 6: Cetakan berbahan kayu

Gambar 7: Cetakan berbahan besi

Gambar 8: Cetakan berbahan semen.

Gambar 9: Cetakan berbahan resin.

Cetakan berbahan resin adalah yang paling menunjang kelancaran dan efisiensi banyak digunakan hal ini karena resin

produksi adalah dengan alat atau mesin lebih ekonomis dibanding dengan besi.

yang tersedia di toko atau fabrikasi. Sedangkan tingkat keuatan dan keawetan

Alat atau mesin tersebut yakni lebih baik dibanding dengan cetakan

kompresor, spray gun dan hand drill. berbahan kayu dan semen, maupun silikon.

Fungsi alat tersebut adalah peralatan

b. Peralatan Mesin/fabrikasi. untuk mendukung pekerjaan pada saat Pengadaan

finishing benda kerja, beberapa alat perlengkapan

peralatan

dan

tersebut adalah sebagai berikut .

selanjutnya

guna

Gambar 10: Peralatan produksi yang tersedia di toko.

Pelatihan produksi.

dengan dengan bahan ramah lingungan Pelatihan dilaksanakan di gedung

yakni terdiri dari komposisi bahan-bahan serba guna “AROFAH” Jl. Karangwuni –

sebagai berikut:

Pedan, Morisan Baru, Ceper, Klaten.

Komposisi bahan:

Pelatihan diikuti oleh 28 peserta yang

1. Serbuk gergaji 1.8 – 2.3 kg. terdiri anggota klaster mebel Klaten. Acara

2. Semen putih 1 – 1.5 kg. dimulai pada pukul 08.00-16.00, dibuka

3. Kalsium 1 kg.

oleh Ketua LPPMPP ISI Surakarta

4. Air 0.8 – 2.0 liter.

disaksikan oleh Kepala pusat peneliyian

5. Lem putih 1 kg.

dan kepala pulat pengabdian pada Peralatan dan perlengkapan: masyarakat ISI Surakarta, Ketua Jurusan

1. Loyang.

Desain FSDR ISI Surakarta, Kepala

2. Sarung tangan

Dinperindagkop dan UMKM Kab. Klaten,

3. Ember.

perwakilan PT. Propan Raya ICC Cab.

4. Gayung.

Semarang dan oleh peserta pelatihan.

5. Hand drill dan alat pengaduk tepat Pelaksanaan pelatihan dengan ceramah,

guna.

demonstrasi dan praktek atau latihan.

6. Penyaring serbuk gergaji. Materi pelatihan setelah sambutan-

7. Alat jemur hasil cetakan. sambutan yang terdiri dari: ketua LPPMPP

8. Cetakan.

ISI Surakarta,

sambutan

Kepala

9. Kuas dan amplas.

Dinperindagkop dan UMKM Kab. Klaten

10. Pisau atau cutter.

dan ketua tim pengabdian yang berisi tentang pentingnya efisiensi bahan baku

Cara kerja:

kayu dan pemanfaatan limbah. Pelatihan

1. Campurkan lem putih 1kg dalam 1 liter pemanfaatan limbah serbuk gergaji

air, kemudian aduk hingga rata atau menjadi produk kerajinan dan furnitur

tidak terdapat gumpalan-gumpalan lem terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama

putih.

2. Campurkan secara bersamaan 2 kg bahan kimia, sesi kedua adalah pelatihan

pelatihan pemanfaatan gergaji dengan

serbug gergaji, 1 kg semen putih, 1 kg pemanfatan serbuk gergaji dengan bahan

kalsium.

ramah lingkungan. Pelatihan pemanfatan

3. Campur semua komponen dalam satu serbuk gergaji dengan bahan kimia yakni

loyang tambahkan air sekitar 1 liter air terdiri dari serbuk gergaji resin dan katalis .

memudahkan dalam Pelatihan tersebut dilakungan untuk

untuk

pengadukan.

mengetahui perbandingan

masukkan kedalam dengan bahan kimia dan bahan alami.

komposisi

4. Selanjutnya

cetakan dan tekan-tekan hingga padat Pelatihan pemanfaatan serbuk gergaji

agar tidak terdapat rongga yang akan agar tidak terdapat rongga yang akan

tidak sempurna sesuai dengan model.

5. Kemudian jemur pada terik matahari dan sebaiknya di ruang terbuka agar

Peserta pelatihan terdiri dari 28 terjadi sirkulasi udara, tunggu hingga

peserta terdiri dari anggota kelompok kering antara 1 sampai dengan 3 jam.

perajin mebel yang tergabung dalam

6. Lepaskan cetakan, kembali jemur agar klaster mebel Kabupaten Klaten. Para kandungan air yang masih menempel

peserta pelatihan cukup antusias pada bagian-bagian tersembunyi benar-

mengikuti pelatihan, hal ini karena benar kering.

menurut menurut merupakan sesuatu

7. Merapikan hasil cetakan, yakni yang cukup baru dan ini merupakan menyambung atau menghilangkan

solusi bagi limbah serbuk gergaji yang selama ini tidak termanfaatkan.

Gambar 11: Suasana pelatihan serbuk gergaji.

Menilik bahan hasil daur masing memiliki karakter spesifik ulang limbah serbuk gergaji,

yang berbeda-beda, perbedaan karakteristik material yakni hampir

yakni sebagaimana mendekati karakter kayu dan

tersebut

tertuang dalam tabel tersebut gerabah. Namun demikian masing-

Serbuk gergaji

Berat jenis

Berat Proses pengerjaan dengan cetak

Berat

Ringan

Bisa Proses pengerjaan dengan ukir

Bisa

Tidak bisa

Bisa Pengeringan

Tidak bisa

Bisa

Dibakar

Dijemur/di

Dijemur

oven

Sifat bahan

Getas Warna

Getas

Agak getas

Abu-abu Tahan terhadap bentangan

Coklat

Coklat

Tidak Ketahanan terhadap api

Tidak

Tahan

Tahan Ketahanan terhadap air

Tahan

Tidak

Tahan Tabel 4: Perbedaan bahan daur ulang serbuk gergaji dengan gerabah dan kayu Merujuk pada karakteristik

Tahan

Tidak

beberapa produk yang diproduksi serbuk

yakni sebagaimana pada uraian tersebut di atas, sehigga serbuk

gergaji dapat diproduksi menjadi beberapa produk tertentu. Adapun

Pelatihan finishing.

PT. PROPAN RAYA ICC Cabang Finishing merupakan tindakan

Semarang untuk wilayah Jawa Tengah dan pelapisan benda kerja untuk meningkatkan

sekitarnya. Berikut dibawah adalah nilai ekonomi produk melalui perlindungan

finishing ramah produk terhadap operasional produk, cuaca

suasana pelatihan

lingkungan untuk produk berbasis limbah serta pengaruh lainnya, selain itu adalah

serbuk gergaji.

untuk memperindah produk. Hal yang perlu dikritisi, bahwa proses finishing sering dianggap atau diartikan sebagai proses terakhir dari suatu proses produksi. Proses finishing yang dianggap sebagai proses akhir dari produksi pada masa lampau mungkin bisa dubenarkan. Namun demikian tuntutan pasar yang semakin ketat, mendorong industri untuk semakin profesional dalam segala aspek, pasca finishing pada sebuah industri yang masih ada proses selanjutnya diantaranya adalah packing, serfikasi dan lain sebagainya.

Tanpa

mengesampingkan

pentingnya semua proses dalam sebuah produksi, finishing sangat berpengaruh terhadap kualitas dan nilai jual sebuah produk. Menurut Insufiie nilai tambah finishing bagi produk mebel bahkan dapat mencapai 100%, dengan biaya produksi hanya sekitar 20% dari total biaya

produksi. 9 Komitmen pemanfaatan limbah serbuk gergaji menjadi sebuah produk

sebagai upaya efisiensi bahan baku serta untuk menjaga kelestarian lingkungan maka hal ini hendaknya juga diikuti dengan finishing yang ramah lingkungan pula.

Pada kegiatan ini aplikasi finishing ramah lingkungan yang dikenalkan kepada para perajin adalah M 2000 yang diproduksi oleh PT. Propan. Oleh karena itu pada kegiatan ini, tim pengabdi juga melibatkan langsung PT. PROPAN RAYA ICC Cabang Semarang sebagai pemateri sekaligus sebagai produsen bahan finishing berskala global. Pemateri adalah Hebertus Sudarwanto S.T dan tim selaku instruktur

9 Tikno Insufiie, Bisnis Furnitur dan Handicraft Berkualitas Ekspor, Penekanan

pada Pengetahuan Dasar Cat dan Teknik Pengecatan (Jakarta: Esensi, 2011), 4.

Gambar 12: Suasana pelatihan finishing.

Bahan yang diperlukan selain benda

Cara kerja:

kerja berbasis serbuk gergaji adalah:

1. Meratakan permukaan benda kerja

1. Wood filler. dengan amplas 80 untuk permukaan

2. Sanding atau cat dasar. masih sangat kasar.

3. Cat.

2. Menutup pori-pori atau permukaan

4. Air. yang belum sempurna dengan wood

5. Amplas ukuran 80, 250 dan 400. filler dengan cara dikuas.

3. Setelah benda kerja benar-benar halus Peralatan dan perlengkapan yang

atau rapi adalah melapisi permukaan diperlukan:

dengan sanding atau cat dasar dengan

1. Kuas. cara dikuas atau dengan spray gun.

2. Kompresor.

4. Pasca pelapisan dasar, tunggu hingga

3. Spray gun. benar-benar kering untuk dihaluskan dengan amplas 400.

5. Melapisi benda kerja dengan cat Propan PU menggunakan spray gun atau dengan kuas.

Gambar 13: Bahan baku cetak serbuk gergaji

Pendampingan produksi dan akuntasi

lembut

dengan

serbuk gergaji

perusahaan.

berukuran kasar atau besar. Pemisahan Kegiatan pendampingan adalah aktifitas

dilakukan untuk menghasilkan serbuk pemantauan

gergaji berukuran lembut, tingkat produksi pasca pelatihan. Pendampingan

pembimbingan

aktifitas

kehalusan dan tingkat kekasaran serbuk utamanya adalah pada tahap-tahap atau

gergaji akan berpengaruh terhadap proses produksi. Proses produksi untuk

kualitas hasil cetakan. sementara adalah untuk produksi dengan

- Cetak.

skala terbatas, hal ini karena masih bersifat Pemanfaatan serbuk gergaji pada terbatas sebelum tes pasar. Jumlah produk

dasarnya dapat ditempuh melalui yang dihasilkan adalah berkisar lima buah

beberapa teknik, yang diantaranya produk. Tahap atau proses produksi yang

adalah cetak, ukir maupun dengan dimaksud yakni meliputi pemisahan serbuk

membentuk tekan. Sedangkan teknik gergaji, pencetakan, penjemuran, finishing,

pengerjaan pendamping atau yang dan packing. Adapun uraian kegiatan

lainya adalah dengan amplas, serut dan pendampingan pada beberapa proses

ukir. Berikut di bawah adalah gambar produksi adalah sebagai berikut di bawah:

hasil cetakan dan dempul atau perapian - Pemisahan serbuk gergaji.

hasil cetakan.

Pemisahan dilakukan adalah untuk memisahkan serbuk gergaji berukuran

Gambar 14: Hasil kerajinan cetak serbuk gergaji yang belum difinishng

- Struktur/ konstruksi.

Gambar 15: Konstruksi furnitur yang dapat dipadukan dengan

bahan daur ulang serbuk gergaji.

- Finishing. meningkatkan nilai jual sebuah produk Merujuk dari kata finish yang

melalui keindahan performa lapisan berarti akhir, finishing merupakan

pada sebuah finishing. Di pasaran kini proses terakhir dari sebuah proses

banyak tersedia banyak bahan-bahan produksi. Namun demikian semakin

untuk finishing yang siap untuk berkembang industri dibidang apapun

keluaran beberapa termasuk dibidang industri kerajinan

aplikasikan

bahan finishing. dan furnitur pekerjaan finishing kini

produsen

Meningkatnya kesadaran masyarakat bukanlah pekerjaan akhir dari suatu

global akan produk ramah lingkungan proses produksi, yakni tergantung dari

dan dampak negatif yang ditimbulkan karakter dari sebuah produk. 10 Urutan sehingga kini tuntutan produk ramah

produksi pada kerajinan setelah

makin mengemuka finishing masih terdapat proses packing.

lingkungan

termasuk pada finishingnya. Oleh Finishing pada suatu produk

karena ini beberapa produsen bahan adalah pelapisan yang berfungsi untuk

finishing kini banyak yang telah melindungi

mengeluarkan bahan finishing yang produk terhadap cuaca dan alam sekitar,

–menjaga

ketahanan

ramah terhadap lingkunganya. serta untuk melindungi terhadap resiko

finishing ramah operasional sebuah produk. 11 Lebih lingkungan yakni mulai dari solid

Aplikasi

lanjut fungsi

finishing

adalah

colour , transparant, hingga yang fancy . Jenis cat yang digunakan untuk

bahan baku cetak serbuk gergaji adalah Sumarno, dkk, Modul: Finishing dan Tatah

10

dengan jenis transparant dan solid Ukir, Dalam Proposal IPTEKDA LIPI 2014,

colour . Berikut di bawah adalah Upaya Peningkatan Daya Saing Perajin

produk kerajinan dan furnitur berbahan Limbah Kayu Ds. Keyongan, Kc. Nogosari, serbuk gergaji, baik sebagai bahan Kab. Boyolali Melalui Pengembangan Produk

untuk Menjaga Sustainabilitas Bahan; 2014, 1 baku utama maupun sebagai komponen

11 Sumarno, Eco Design Industri Furnitur

tambahan:

Pada Lomba Desain Industri Furnitur Jawa Tengah Tahun 2010-2011, (Yogyakarta; Pasca Sarjana UGM Yogyakarta; 2012), 48-49.

Gambar 16: Produk kerajinan bebrbasis serbuk gergaji

Gambar 17: Produk accessories interior berbahan serbuk gergaji

Gambar 18: Produk furnitur living room dengan memanfaatkan serbuk gergaji.

Penataan lay-out ruang pamer.

Beberapa model penataan ruang pada desain interior yang populer adalah model

mengelompok, dan grid. Penataan lay-out pada proses produksi dan ruang apapun, penting keberadaanya hal ini untuk menselaraskan antara fasilitas dan aktifitas manusia dalam proses produksi. Pada kegiatan ini penataan adalah pada show room, hal ini demi kenyamanan para pengunjung

meningkatkan penjualan. Mengacu pada pengelompokan barang dengan demikian jenis penataan ruang yang digunakan adalah penataan

ruang jenis mengelompok. Organisasi ini merupakan pengulangan bentuk fungsi yang sama, tetapi komposisinya dari ruang-ruang yang berbeda ukuran dan

bentuk fungsi spesifiknya. 12 Penataan ruang

mengelompokan beberapa produk yang tergabung dalam satu kelompok atau set tertentu kedalam satu penataan. Hal ini dapat ditempuh didasarkan pada gaya, bahan dan kategori produk.

12 Sumarno, Suyanto, Malik Cahyadin, dalam laporan PPM IbPE Edu toys Kelompok Difable

di DIY, LPPMPP ISI Surakarta, 2013; 113.

Gambar 20: Sebelum dan setelah penataan show room.

Penjualan, pengadaan sarana dan prasarana penjualan.

Muara dari inovasi produk adalah penjualan, produksi tanpa penjualan adalah sebuah keniscayaan. Keunikan produk melalui upaya inovatif, melalui penciptaan produk berbahan limbah serbuk gergaji selanjutnya adalah perlunya komparasi harga agar sebuah produk tetap kompetitif dipasaran. Berikut di bawah adalah analisis kalayakan produksi, sebagai contoh perbandingan adalah topeng klasik berukuran sedang. Harga satu set topeng klasik ukuran tanggung (di tingkat perajin) sebagaimana pada gambar tersebut

dibawah 13 adalah Rp. 25.000/set. Sedangkan harga satu set topeng berbahan

serbuk gergaji adalah 16.000 dengan demikian terdapat selisih harga Rp. 9.000, adapaun rincian produksi topeng berbahan serbuk gergaji adalah sebagai berikut.

13 Wawancara dengan Wanaji, Sanggar Hasta Aji (08170431391),

Kebutuhan Bahan

Vol

Sat

Harga Sat Harga

Serbuk gergaji

80 Semen putih

0.01 Karung

625 Lem putih

HPP (Harga Pokok Produksi)

Harga Jual

Tabel 5: Analisis kelayakan usaha daur ulang limbah serbuk gergaji.

Keterangan: hasil produk sekaligus upaya penjualan * .. = Bahwa satu cetakan (resin) dapat

terhadap khalayak umum. Keberhasilan digunakan

sebuah pemasaran sangat ditentukan oleh mencetak 1000 pcs.

minimal

untuk

strategi yang digunakan, dalam strategi ** = Tenaga cetak perhari adalah Rp

(marketing mix) bauran pemasaan yakni 45.000, sedangkan 1 orang dapat

mencakup 7 aspek yang meliputi (a) mencetak 75 cetakan/hari.

product; b) price; (c) place; (d) *** = Wood filler, cat, dan tenaga.

promotion; (e) people; (f) process; (g) physical evidence .

Pameran.

Upaya pengenalan dan penjualan

Pameran I.

produk kini dapat ditempuh melalui

yang telah berbagai cara, mulai dari yang bersifat

Pameran

diselenggarakan adalah pada event Solo masif atau fisik, hingga yang bersifat

Raya Craetive Expo (SCE) yang sistemik maupun firtual. Upaya yang

dilaksanakan di Alun-alun Kemiri Boyolali. bersifat masif diantaranya adalah pemeran,

Terselenggara selama empat ahri yakni pengenalan produk melalui katalog, kartu

tanggal 15 - 19 Oktober 2014. Pada acara nama, display produk, sedangkan upaya

pameran ini terjadi transaksi pada produk yang bersifat sistemik diantaranya adalah

kerajinan dan furnitur meskipun belum melalui media internet melalui web site

sebagaimana diharapkan. berikut adalah uraian beberapa kegiatan

maksimal

Berikut di bawah adalah dokumentasi tersebut. Pameran penting dilakukan, hal

kegiatan pameran:

ini karena merupakan media pengenalan

Gambar 21: stand pameran solo kreatif expo.

Pameran II.

sepenuhnya oleh Pemda Kab. Klaten. Hal Pameran sebagaimana diagendakan

itu merupakan upaya uji coba pameran adalah pameran produk berskala nasional,

berskala nasional yang akan di Balai sedangkan

Sidang Jakarta Covention Center, pada terselanggara di atas pameran adalah

pameran

sebagaimana

tanggal 26 – 30 November 2014. Pameran pameran di luar agenda kegiatan. Namun

CRAFINA 2014 yang bertajuk Resources demikian

of Indonesian Craft yakni sebagaimana diselenggarakan karena hal ini difasilitasi

terdapat pada gammbar tersebut di bawah:

Gambar 22: Stand pameran CRAFINA 2014.

b). Kartu nama dan katalog produk.

Desain stand pameran.

pengunjungnya. Oleh karena itu pada Kegiatan pameran yang telah

kegiatan-kegiatan pameran selanjutnya diselanggarakan

perlunya desain stand display, dan berikut menunjukan bahwa stand dispaly sangat

di bawah adalah desain stand display untuk mempengaruhi

terhadap

minat

kegiatan display pada tahap selanjutnya.

Gambar 23: Desain stand display.

Website

pengenalan produk bersifat sistemik yakni Guna mengenalkan, promosi,

melalui media internet diantaranya melalui bahkan untuk menjaring konsumen

website, olx.com, lazada.com, kaskus dan sebanyak mungkin perlu ditempuh

lain-lain. Pada kegiatan ini website yang berbagai cara baik bersifat masif maupun

disusun yakni sistemik. Bersifat masif yakni berupa

telah

wasiatjati.blogspot.com. Berikut dibawah kegiatan pameran-pameran, pembuatan

adalah desain website wasiat jati yang katalog dan kartunama sebagaimana

berisi tentang profil, jenis dan harga disampaikan di atas. Adapaun promosi dan

produk.

Gambar 24: Website Wasiat jati.

furnitur, baik sebagai bahan dasar utama maupun sebagai elemen atau komponen

Pengusulan HKI.

pelengkap. Secara khusus desain furnitur Pengurusan HKI menjadi penting

yang ajuan sebagai hak paten adalah desain hal ini adalah untuk melindungi penemuan

meja, adapun judulnya adalah meja komposisi serbuk gergaji dengan bahan

EMANSI (efisiensi bahan baku dengan pencampur lainnya sehingga menjadi

serbuk gergaji). Hal tersebut sejalan material yang dapat dijadikan sebagai

dengan tujuan utama dari perencanaan dan bahan baku atau komponen pada industri

perancangan produk furnitur tersebut. kerajinan dan furnitur. Selain hal tersebut,

Berikut dibawah adalah gambar kerja meja pengurusan HKI juga pada kebaruan

EMANSI.

bentuk desain produk kerajinan dan pihak, yang bersifat integral dan saling

KESIMPULAN DAN SARAN

sinergis dalam berbagai bentuk kegiatan. Pihak-pihak yang dimaksud diantaranya

Kesimpulan