BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Ex In Supervision untuk Meningkatkan Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Guru di Gugus Pergiwo Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Deskipsi Subyek Penelitian

  4.1.1 Profil Gugus Pergiwo

   1. Nama Gugus : Gugus Pergiwo

  2. Gugus Inti : SD Negeri 1 Jampiroso

  3. Alamat : Jl. Sudirman no 5A Kecamatan : Temanggung

  Kabupaten : Temanggung Provinsi : Jawa Tengah Kode Pos : 56216 Telpon : (0293) 491540

  4. SD Imbas : a. SDN 2 Jampiroso

  b. SDN 3 Jampiroso

  c. SDN 1 Jampirejo

  d. SDN 2 Jampirejo

  e. SD Kanisius

  f. SD Shekinah

  4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Gugus Pergiwo

  VISI Terwujudnya manajemen gugus sekolah berbasis kompetensi yang dilandasi imtaq dan berwawasan imtek serta meningkatkan kualitas guru sebagai pendidik profesional.

  MISI 1.

  Penataan manajemen gugus sekolah yang profesional.

  2. kompetensi guru secara Meningkatkan terencana, terarah, berkelanjutan.

  3. Memberdayakan pendidik profesional dalam kegiatan KKG dan KKKS

  4. Mempererat tali silaturohmi antar guru dalam satu sekolah dan antar sekolah dalam satu gugus berasaskan kekeluargaan.

  5. Meningkatkan dedikasi yang tinggi serta mampu mengimplementasikan dalam logika, estetika dan praktika.

  6. Mengembangkan potensi guru secara optimal dan proporsional dalam menggunakan multimedia dan multi metode dalam proses pembelajaran.

  7. Meningkatkan dan mengembangkan seluruh aspek kompetensi guru secara holistik sebagai momentum yang baik untuk melaksanakan sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman;

  TUJUAN 1.

  Melaksanakan kegiatan KKG dan KKKS dengan memanfaatkan sebesar-besarnya PKG yang berpusat di SD inti secara berkelanjutan dan terprogram

  2. Membudayakan berbagai kegiatan positif yang dapat menambah dan meningkatkan mutu profesional guru yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan dan wawasan yg akan memberi dampak peningkatan mutu proses dan hasil KBM.

3. Membantu memecahkan masalah dan saling meringankan beban antar SD anggota gugus.

  4. Memacu guru dan kepala sekolah untuk terus belajar meningkatkan mutu dan tanggap terhadap tugas profesi sebagai guru 5. Menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan diantara SD sesama anggota gugus dalam mencapai tujuan dan mengusahakan berbagai upaya peningkatan pendidik di SD yang menjadi tanggungjawabnya.

  6. Meningkatkan semangat maju bersama dalam peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan system pembinaan profesional.

1.1.3 Data Statistik Gugus Pergiwo

  Data statistik Gugus Pergiwo tahun pelajaran 2014/2015 meliputi nama sekolah, data guru PNS menurut golongan, dan data statistik siswa dapat dilihat sebagai berikut :

1. Data Guru Gugus Pergiwo Tahun Pelajaran

II III

  IV GTT PTT Jml L P L P L P L P L P L P SDN 1 Jampiroso

  2014/2015

  Nama Sekolah Golongan To- tal

  4

  3

  1

  5

  8

  13 SDN 2 Jampirejo

  1

  1

  

6

  1

  3 1 -

  10

  3

  13 SD Kanisius

  4

  6 1 -

  5

  7

  12 SD Shekinah

  4 17 -

  4

  4

  21

  25 Data primer 2015

  1

  2

  1

  1

  

5

  3

  4

  4

  2

  8

  15

  23 SDN 2 Jampiroso

  2

  3 4 -

  2

  4 1 -

  3

  5

  10

  15 SDN 3 Jampiroso

  1

  

4

  1

  3 1 -

  3

  7

  1

  10 SDN 1 Jampirejo

  • 1 - -

  2. Data Siswa Per Sekolah Gugus Pergiwo Tahun

  Pelajaran 2014/2015 Nama Sekolah Rombel/ Jenis Kelamin I II III IV V VI Jml L P L P L P L P L P L P L P SDN 1 Jampiroso 28 44 29 39 23 44 30 36 35 36 SDN 2 33 46 178 255

  Jampiroso 20 13 23 26 27 22 25 18 18 22 SDN 3 29 14 142 115 Jampiroso 16 18 14 11 15 17 19 9 15 12 15 13 94 80 SDN 1 Jampirejo 15 11 15 12 13 22 16 14 14 11 12 17 85 Jampirejo 87 SDN 2 9 8 11 5 9 6 10 6 15 6 8 12 61 44 SD Kanisius 15 11 15 12 13 22 16 14 14 11 12 17 85 Sakinah 87 SD 9 13 8 16 12 15 9 10 12 11 13 9 59 76 JUMLAH 704 744 Sumber: Data Primer 2015

  Dari data primer dapat kita lihat, bahwa Jumlah guru di Gugus Pergiwo yang terdiri dari 7 sekolah dasar baik negeri maupun swasta sebanyak 111 anak yang terdiri dari 33 anak laki-laki dan 78 anak perempuan. Dalam penelitian ini, penulis mengambil 12 guru sebagai responden dari gugus pergiwo dikarenakan keterbatasan tenaga, dana, dan waktu penelitian.

  

4.2 Prosedur Tindakan Ex In Supervision

Untuk Meningkatkan Pengelolaan Pembelajaran Guru

1. Tahap Persiapan

  Tahap awal yang dilakukan peneliti mengurus perizinan penelitian dari UKSW yang ditujukan kepada UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung kemudian diteruskan ke Ketua Gugus Pergiwo Kecamatan Temanggung. Dalam tahap ini juga dilakukan mengkaji literatur dan analisis data yang berkaitan dengan kegiatan supervisi yang ada di Gugus Pergiwo. Peneliti lakukan dari tanggal 9 Januari 2015 sampai tanggal 31 Januari 2015.

  Tahap ini juga dilakukan persiapan yang dilakukan supervisor tentang cara dan alat observasi seperti alat perekam, daftar cek, catatan guru-guru Gugus Pergiwo. Peneliti juga melakukan studi dokumentasi terutama yang berhubungan dokumen kegiatan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, foto- foto kegiatan kepala sekolah dalam Kelompok Kerja Guru Gugus Pergiwo serta jadwal program pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan Gugus Pergiwo. Adapun Jadwal program yang telah disepakati dalam pelaksanaan ex-in supervision di gugus Pergiwo dapat dicermati sebagai berikut:

  Tabel 4.1 Jadwal KegiatanEx-in Supervision

  Kepala Sekolah Gugus Pergiwo Tahun Pelajaran 2014/2015

  Tahap Pertama

  PELAKSANAAN SUPERVISI NO NAMA SEKOLAH HARI TANGGAL KET

  1 SDN 1 Jampiroso Senin

  12 Januari 2015

  2 SDN 2 Jampiroso Selasa

  13 Januari 2015

  3 SDN 3 Jampiroso Rabu

  14 Januari 2015

  4 SDN 1 Jampirejo Kamis

  15 Januari 2015

  5 SDN 2 Jampirejo Jumat

  16 Januari 2015

  6 SD Kanisius Sabtu

  17 Januari 2015

  7 SD Shekinah Senin

  19 Januari 2015 Sumber: Data Primer 2015

  Tabel diatas menunjukkan bahwa kegiatan ex-in

  

supervision yang dilakukan kepala sekolah Gugus

  Pergiwo pada Tahun pelajaran 2014/2015 dilaksanakan pada tanggal 12 Januari sampai tanggal

  19 Januari 2015. Dari hasil kesepakatan bersama antara peneliti dan kepala sekolah se-Gugus Pergiwo juga telah disepakati untuk pelaksanaan ex-in supervision tahap II atau siklus ke dua akan dilaksanakan tanggal 23 Maret 2015 sampai tanggal 31 Maret 2015. Adapun Jadwal siklus II dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

  Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Ex-in Supervision

  Kepala Sekolah Gugus Pergiwo Tahun Pelajaran 2014/2015

  Tahap Kedua

  PELAKSANAAN SUPERVISI NO NAMA SEKOLAH HARI TANGGAL KET

  1 SDN 1 Jampiroso Senin

  23 Maret 2015

  2 SDN 2 Jampiroso Selasa

  24 Maret 2015

  3 SDN 3 Jampiroso Rabu

  25 Maret 2015

  4 SDN 1 Jampirejo Kamis

  26 Maret 2015

  5 SDN 2 Jampirejo Jumat

  27 Maret 2015

  6 SD Kanisius Sabtu

  28 Maret 2015

  7 SD Shekinah Senin

  30 Maret 2015 Sumber: Data Primer 2015

2. Tahap Identifikasi Ide Awal

  Hasil temuan fakta dalam pelaksanaan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah internal pada studi pendahuluan mencakup kondisi kinerja guru dalam perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran menunjukkan hasil yang masih belum memenuhi standar. Pada aktivitas perencanaan, terdapat 71,43% responden belum memenuhi standar kinerja yang diharapkan dan sebanyak 28,57% responden yang sudah memenuhi standar. Pada aktivitas pelaksanaan terdapat 85,71% belum memenuhi standar kinerja dan sebanyak 14,29% responden sudah memenuhi kinerja, Pada aktivitas penilaian terdapat 57,14% responden belum memenuhi standar dan sebanyak 42,86% responden yang sudah memenuhi standar kinerja.

  Di samping pengamatan terhadap pengelolaan proses pembelajaran dalam aktivitas pendahuluan, juga terdapat catatan pengamat yang tertuang dalam kolom komentar. Komentar ini disediakan jika terdapat catatan yang perlu, baik yang menyangkut aktivitas responden yang tidak terdapat dalam tiap-tiap item maupun yang merupakan kesimpulan pengamat terhadap kinerja dalam aktivitas pengelolaan pembelajaran.

3. Pencarian dan Analisis Fakta

  Ada beberapa kendala yang penulis temukan dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan sebelumnya di Gugus Pergiwo. Supervisi yang dilakukan kadang kala tidak tuntas sampai pada tahap pembinaan, sehingga guru cenderung kurang mengetahui kesalahan yang telah dilakukan dalam pembelajaran. Lemahnya kreativitas supervisor untuk mencari solusi dari masalah yang muncul di sekolahnya juga menjadi persoalan di Gugus Pergiwo. Analisis data yang dikumpulkan pada tanggal 6 Januari 2015 dari kepala sekolah Gugus Pergiwo ditunjukkan hal-hal berikut: a)

  Program supervisi akademik melalui kunjungan kelas baik pengawas atau kepala sekolah belum berfungsi dengan baik, guru selalu berharap agar bisa disupervisi kepala sekolah atau pengawas dalam kegiatan belajar mengajar.

  b) Guru perlu bantuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran sementara kepala sekolah banyak disibukkan dengan acara kedinasan serta tugas-tugas administrasi.

  c) Program supervisi oleh kepala sekolah internal belum berjalan dengan maksimal, sebab masih ada beberapa sekolah yang baru sekali melaksanakan supervisi kunjungan kelas sehingga supervisi kepala sekolah belum maksimal (Sumber: Data Primer diolah 2015).

  Menganalisis kebutuhan guru sebelum dilakukan kegiatan supervisi eksternal terutama yang berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran

  Untuk memperkuat pengumpulan data yang dilakukan peneliti maka dilakukan kegiatan wawancara dengan kepala sekolah SDN 1 Jampiroso selaku ketua Gugus Pergiwo. yang dilaksanakan hari Rabu tanggal 21 Januari 2015 pukul 09.15 WIB sampai pukul 12.00 WIB . Adapun deskripsi hasil wawancara dapat dikemukakan sebagai berikut: a.

  Hasil Wawancara Ketua Gugus Perwiwo Ketika ditanya tentang pelaksanaan supervisi oleh pengawas SD/TK di Gugus Pergiwo, Ketua Gugus

  Pergiwo mengatakan sebagai kepala sekolah Dia pernah didatangi pengawas menanyakan administrasi, itu hanya terbatas ketika ada ulangan semester atau ujian. Pengawas hampir dikatakan tidak masuk ke kelas untuk melihat proses kegiatan pembelajaran guru. Oleh karena itu, Dia selaku kepala sekolah berusaha agar peran sebagai supervisor dapat terlaksana dengan baik untuk memberikan bantuan kepada guru

  Kepala sekolah ketika ditanya mengenai pengamatan ketika melakukan supervisi kunjungan kelas, mengatakan bahwa Dia selama proses pengamatan melihat dokumentasi perangkat pembelajaran guru, diantaranya silabus, RPP, program semester, program tahunan, daftar kelas, daftar nilai. Saya mengaskan kepada guru tentang pentingnya perencanaan agar dalam pelaksanaan jelas arahnya dan pentingnya alat ukur untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Guru harus menciptakan rasa nyaman dalam belajar termasuk kebersihan kelas dan penataan ruangan.

  Pada saat ditanya mengenai supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dari SD segugus Pergiwo, Dia mengatakan bahwa kegiatan itu sangat positif dan guru turut terbantu dalam memecahkan persoalan yang selama ini dialami. Banyak guru-guru dikala disupervisi kepala sekolah lain berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memberikan atau menampilkan yang terbaik dalam kegiatan pembelajaran.

  Harapan kepala sekolah dengan dilaksanakan ex-

  

in supervision yaitu guru bisa melaksanakan proses pembelajaran yang lebih baik lagi. Supervisi dapat digunakan guru sebagai kilas balik dalam meningkatkan pengelolaan pembelajaran. Banyak guru yang ingin tahu apakah pembelajaran yang dilakukan itu sudah baik atau belum.

  Saat ditanya mengenai apakah semua guru bisa bekerja dengan tulus melayani peserta didik, beliau mengatakan itu semua tergantung pada yang bersangkutan. Bagi guru yang menyadari akan tugas dan tanggung jawab akan melaksanakan dengan penuh dedikasi sebaliknya guru yang mengukur segala sesuatu dengan materi maka akan banyak meninggalkan tugasnya kadang marah-marah pada siswa, atau dengan teman sejawatnya. Hal ini disebabkan karakter dari guru itu sendiri. Namun demikian guru harus punya kompetensi kepribadian untuk dapat menciptakan kondisi yang aman, nyaman, dan sejahtera. Dan saya sebagai kepala sekolah juga harus cepat tanggap melakukan pendekatan kepada semua guru tanpa memandang usia dan mengarahkan agar guru menyadari akan tanggung jawabnya.

  Peneliti juga menanyakan apakah ex-in supervision memberikan dampak positif kepada pembelajaran guru, Kepala sekolah mengatakan bahwa kegiatan ex in supervision menjawab dan memberikan sesuatu yang dibutuhkan guru dalam mengatasi permasalahan mengajar. Guru cukup terbuka apa yang dilakukan dalam pembelajaran. Supervisi yang dilakukan kepala sekolahnya memang bisa diterima guru tapi rasanya tidak lengkap kalau tidak mendengar dari yang lain. Masukan dari kepala sekolah lainnya turut membantu guru mengatasi masalahnya dan menambah wawasan yang lebih mendalam. Bagi guru yang akan disupervisi biasanya akan mempersiapkan dirinya yang dimulai dari membuat persiapan pembelajaran, menyiapkan alat peraga, pendekatan yang akan dipakai, dan termasuk menyiapkan instrumen penilaian (Sumber: Data Primer diolah 2015).

  Disamping peneliti wawancara kepada Ketua Gugus Pergiwo, di hari berikutnya Kegiatan wawancara juga dilakukan peneliti kepada guru kelas SD Negeri 3 Jampiroso selaku SD Imbas dari Gugus Pergiwo yang dilaksanakan 4 Februari 2015 pukul 11.15 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Deskripsi hasil wawancara dapat peneliti tuliskan sebagai berikut:

b. Hasil Wawancara dengan Guru Gugus Pergiwo

  Hasil wawancara terhadap guru, dari keseluruhan informan yang berjumlah 12 orang, ketika guru ditanya berapa kali kepala sekolah melaksanakan supervisi ke kelas, mereka mengatakan sebanyak 1 kali dalam satu tahun. Lebih lanjut ada dua orang informan yang mengatakan bahwa kegiatan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah akan lebih efektif untuk meningkatkan kinerja guru apabila dilaksanakan minimal 4 kali dalam satu tahun pelajaran. Kepala sekolah dapat melihat secara langsung pelaksanaan proses belajar mengajar dalam tiap semester secara kontinyu.

  Para guru ketika ditanya apa ada pemberitahuan sebelumnya bila akan dilakukan supervisi kunjungan kelas guru mengatakan memang ada pemberitahuan terlebih dahulu melalui rapat tapi ada yang memang dijadwalkan dan ada yang tidak. Guru lebih senang bila diberitahu terlebih dahulu karena bisa mempersiapkan diri untuk membuat RPP, alat peraga, dan evaluasinya.

  Selanjutnya ketika ditanya tentang apa harapan guru terhadap pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah, para guru sebagian besar mengatakan harapannya supervisi ini dapat berlanjut dan kepala sekolah perlu menguasai kompetensi profesional termasuk penguasaan kurikulum. Mustahil ketika kepala sekolah tidak menguasai kompetensi profesional akan dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru. Kewajiban kepala sekolah dapat membina dan mengarahkan para guru agar menjadi pendidik yang profesional. Lebih lanjut para guru mengatakan kepala sekolah sebagai pimpinan juga dapat memberikan contoh terbaik untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul terutama dalam pembelajaran dengan adanya perubahan-perubahan yang menyangkut kurikulum serta kebijakan (Sumber: Data Primer diolah 2015)

  Wawancara terhadap guru yang berkaitan dengan kegiatan ex in supervision, Dia mengatakan kegiatan ini sangat mereka harapkan karena banyak masukan yang diberikan kepala sekolah lain tentang pembelajaran dan kebijakan. Memang sebelumnya agak tidak leluasa dalam mengajar karena merasa diawasi, diamati oleh Kepala Sekolah lain. Namun akhirnya terbiasa.

  Ketika ditanya cara kepala sekolah menyampaikan hasil pengamatannya baik kelebihan, kekurangannya dalam pembelajaran mereka mengatakan bahwa kepala sekolah menyampaikan dengan pemberitahuan secara pribadi ke masing- masing guru. Kepala sekolah mengutarakan apa yang dilihatnya, apa itu sebagai kelebihan atau sebagai kekurangannya tinggal guru mau menerima masukan apa tidak.

  Berdasarkan hasil wawancara antara kepala sekolah dan guru di Gugus Pergiwo mengenai pandangan guru terhadap pengelolaan kegiatan belajar mengajar atau pengelolaan pembelajaran masih tergolong belum memenuhi standar yang diharapkan. Selain itu, seringkali guru mengalami kesulitan dalam menyiapkan kegiatan belajar mengajar terutama sesuai dengan tuntutan kurikulum. Yang lebih ditekankan disini bahwa semua guru menyatakan bahwa guru sangat membutuhkan perhatian bimbingan dan penghargaan dari kepala sekolah untuk meningkatkan pengelolaan pembelajaran.

  Mengenai pandangan guru terhadap penerapan

  

ex-in supervision menunjukkan, bahwa aktivitas

  supervisi dianggap sebagai komponen penting dalam kinerja guru karena dapat meningkatkan pengelolaan pembelajaran sehingga guru dalam membuat perencanaan akan siap, pelaksanaan pembelajaran akan matang dan penilaian akan tepat pada sasaran. Sikap kepala sekolah dalam memandang keragaman guru terdiri atas perlakuaan yang sama, melakukan pengelompokan, dan memberikan metode yang bervariasi. Dari keterangan dan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka penulis memberikan komentar pelaksanaan ex-in Supervison di Gugus Pergiwo dalam siklus I masih ada kesulitan yang dihadapi kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi kepada guru mencakup: (1) kesulitan internal (seperti tidak paham prosedur, teori, dan konsep, aktivitas supervisi); (2) kesulitan eksternal (seperti guru kurang persiapan, adanya supervisor yang belum mengerti betul tentang masalah di lapangan).

4. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

  Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan skenario yang telah ditentukan. Pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Januari sampai 19 Januari 2015 kemudian dilanjutkan dengan 2 kali pertemuan antar kepala sekolah dan guru-guru di Gugus Pergiwo bertempat di SDN 1 Jampiroso selaku SD Inti Gugus. Pertemuan dilakukan guna membahas hasil temuan dalam siklus I, Secara rinci kegiatan pertemuan I sampai pertemuan II dituangkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I dan pertemuan II Hari/Tanggal Pertemuan No

  Materi

Pertemuan I Menyusun,

melaksanakan RPP

1 Sabtu, 17 Januari 2015 sesuai standar proses.

  Pertemuan II Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam

  2 Sabtu, 24 Januari 2015 mengelola proses pembelajaran. Sumber: Data Primer diolah 2015

  Pelaksanaan observasi dan pemantauan dilakukan oleh Kepala sekolah dengan mengikuti prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan. Selama proses observasi peneliti hanya mendampingi kepala sekolah dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya. Untuk tingkat capaian nilai peneliti menggunakan nilai perilaku kinerja PNS sebagaimana diatur dalam Permennegpan dan RB No. 16 Tahun 2009 BAB III hal 34 dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut: a.

  91 - 100 : sangat baik b.

  76 - 90 : baik c. 61 - 75 : cukup d.

  51 - 60 : kurang e. 50 ke bawah : buruk

  Hasil analisis data dilihat dari aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, perangkat pembelajaran dan observasi ex-in

  

supervision. Dalam kegiatan observasi penulis

  mendapatkan bantuan dari kepala sekolah gugus pergiwo yang bertindak sebagai observer. Data hasil observasi pada siklus I ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

  Tabel 4.4

Hasil Analisis Perencanaan Pembelajaran

(Standar proses)

  Jumlah Prosentase

No Rentang Nilai Perolehan (%)

  1 91 - 100

  8

  66 2 76 - 90

  4

  34 3 61 - 75 4 >60

  Jumlah 12 100 Rata-Rata 92,04 %

  Sumber : Data Primer diolah 2015

  Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian ex- in supervision silkus I melalui kunjungan kelas untuk standar proses pada Tahun Pelajaran 2014/2015 untuk 12 responden Sebesar 92,04% nilai angka terhadap tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan amat baik.

  Namun dalam pelaksanaannya dari data yang diberikan observer dalam pelaksanaan pembelajaran tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan baik, hanya mencapai 84,43 % dari data tabel di bawah ini:

   Tabel 4.5

Hasil Analisis Standar Pelaksanaan Pembelajaran

( Berdasarkan Standar Proses)

  Jumlah Prosentase Perolehan

No Rentang Nilai (%)

  1 91 - 100

  2

  17 2 76 - 90

  10

  83 3 61 - 75 4 >60

  Jumlah 12 100 Rata-Rata 84,43 %

  Sumber: Data Primer diolah 2015

  Hal ini berarti bahwa hasil responden Gugus Pergiwo telah melaksanakan standar pengelolaan dengan capaian baik namun bisa dikatakan belum memenuhi standar yang diharapkan karena standar minimal yang ingin dicapai sebesar 11 responden atau 91,67%.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Penilaian ex-in supervision

  

Perangkat Pembelajaran RPP

Jumlah Prosentase

  

No Rentang Nilai Perolehan (%)

  1 91 - 100

  10

  83 2 76 - 90

  2

  17 3 61 - 75 4 >60

  Jumlah 12 100 Rata-rata 89,61%

  Sumber: Data Primer diolah 2015

  Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-in

  

supervision yang dilakukan kepala sekolah Tahun

  Pelajaran 2014/2015 untuk 12 responden yang mencapai kategori amat baik sebanyak 10 responden dan 2 responden mencapai kategori baik rata-rata mencapai 89,61% dengan sebutan capaian kategori baik.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Penilaian kemampuan Guru

  

(Berdasarkan instrumen ex-in Supervision)

Jumlah Prosentase Perolehan

  

No Rentang Nilai (%)

  1 91 - 100

  6

  50 2 76 - 90

  6

  50 3 61 - 75 4 >60

  Jumlah 12 100 Rata-rata 88,28%

  Sumber : Data Primer diolah 2015

  Berdasarkan hasil penilaian instrumen tersebut diatas menunjukkan bahwa ex-in Supervisi pada standar proses hasil yang diperoleh dari 12 responden diperoleh 6 responden memperoleh kategori amat baik dan 6 responden dalam kategori baik sehingga untuk rata-ratanya mencapai kategori baik atau 88,28%. Hal ini perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan siklus I terutama yang menyangkut pelaksanaan pembelajaran.

  

Tabel 4.8

Hasil Analisis Administrasi Perencanaan Pembelajaran

(Berdasarkan Standar Pengelolaan

  ) Jumlah Prosentase

No Rentang Nilai Perolehan (%)

  1 91 - 100

  11

  92 2 76 - 90

  1

  8 3 61 - 75 4 >60

  Jumlah 12 100 Rata-rata 95 %

  Sumber : Data Primer diolah 2015

  Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian kinerja guru di Gugus Pergiwo berdasarkan instrumen penilaian standar pengelolaan pada Tahun pelajaran 2014/2015 yang memperoleh amat baik sebanyak 11 responden atau 92 % dan yang memperoleh kategori baik 1 orang responden atau 8 %. Sehingga dapat dikatakan kinerja guru untuk standar pengelolaan kategori amat baik.

  Refleksi

  Refleksi pada akhir siklus I mengungkapkan butir- butir berikut: a)

  Proses pembelajaran berjalan dengan baik dengan penerapan ex in supervision. Guru tampak bersemangat ketika di supervisi kepala sekolah khususnya supervisi eksternal. b) Meskipun proses Pengelolaan pembelajaran telah membaik, guru masih terfokus pada kegiatan kurang memperhatikan manajemen kelas.

  c) Guru dalam melaksanakan kegiatan kurang melakukan upaya untuk memotivasi siswa.

  Hasil refleksi menunjukkan perlu siklus II untuk mengatasi kelemahan-kelemahannya yang ditemukan dalam siklus I.

  Siklus II

  Siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2015 sampai 30 Maret 2015. Pelaksanaan observasi dan pemantauan sama seperti yang dilaksanakan di siklus I dengan mengikuti prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan. Hasil analisis data dilihat dalam tabel berikut:

  Tabel 4.9

Hasil Analisis Perencanaan Pembelajaran

(Berdasarkan Standar Proses)

  No Rentang Nilai Jumlah Prosentasi Perolehan (%)

  1

  91

  12 100

  • – 100

  2

  76 – 90

  3

  60 – 75

  4 >60 Jumlah 12 100 Rata-rata 96,33%

  Sumber : Data Primer diolah 2015 Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian ex- in supervision silkus II melalui kunjungan kelas untuk standar proses pada Tahun Pelajaran 2014/2015 untuk 12 responden Sebesar 96,33% nilai angka terhadap tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan amat baik.

  Dalam pelaksanaan pembelajaran tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan amat baik, mencapai 95,86 % dari data tabel di bawah ini:

  Tabel 4.10

Hasil Analisis Standar Pelaksanaan Pembelajaran

( Berdasarkan Standar Proses)

  No Rentang Nilai Jumlah Prosentasi Perolehan (%)

  1 91 - 100 12 100

  2

  76 – 90

  3

  60 – 75

  4 >60 Jumlah 12 100 Rata-rata 95,86%

  Sumber: Data Primer diolah 2015

  Hal ini berarti bahwa hasil responden Gugus Pergiwo telah melaksanakan standar pengelolaan dengan capaian amat baik.

  

Tabel 4.11

Hasil Analisis Penilaian ex-in supervision

Perangkat Pembelajaran RPP

  No Rentang Nilai Jumlah Perolehan Prosentase (%)

  1 91 - 100 12 100 2 76 - 90

  3

  61 - 75

  4 >60 Jumlah 12 100%

  Rata-Rata 94,81% Sumber: Data primer diolah 2015 Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-in

  

supervision yang dilakukan kepala sekolah Tahun

  Pelajaran 2014/2015 di siklus II untuk 12 responden diperoleh data mencapai rata-rata 94,81% dengan sebutan capaian kategori amat baik.

  

Tabel 4.12

Hasil Analisis Penilaian Kemampuan Guru

(Berdasarkan instrumen ex-in Supervision)

  Jumlah Prosentase Perolehan

No Rentang Nilai (%)

  1 91 - 100 12 100 2 76 - 90 3 61 - 75 4 >60

  Jumlah 12 100 Rata-rata 94,44%

  Sumber: Data primer diolah 2015 Berdasarkan hasil penilaian instrumen tersebut diatas menunjukkan bahwa ex-in Supervisi pada standar proses hasil yang dicapai dari 12 responden diperoleh dalam kategori amat baik sebanyak 11 responden atau mencapai rata rata 94,44%.

  

Tabel 4.13

Hasil Analisis Administrasi Perencanaan Pembeajaran

(Berdasarkan Standar Pengelolaan

  ) No Rentang Nilai Jumlah Perolehan Prosentase (%)

  1 91 - 100 12 100 2 76 - 90 3 61 - 75 4 < 60

  Jumlah 12 100 Rata-rata 97,38 %

  Sumber : Data Primer 2015

  Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian kinerja guru di Gugus Pergiwo berdasarkan instrumen penilaian standar pengelolaan pada Tahun pelajaran 2014/2015 yang memperoleh amat baik sebanyak 12 responden atau 97,38 %. Sehingga dapat dikatakan standar pengelolaan capaian dengan kategori amat baik.

1) Refleksi

  Hasil refleksi pada akhir siklus II mengungkapkan butir-butir berikut: a)

  Proses pembelajaran berjalan dengan amat baik dengan penerapan ex in supervision. Guru tampak bersemangat dalam proses pembelajaran di kelasnya. b) Meskipun proses Pengelola telah membaik, namun manajemen kelas masih harus diupayakan secara berkesinambungan melalui usaha supervisi baik internal ataupun eksternal.

  c) Guru sudah berupaya untuk memotivasi siswa di kelas terbukti siswa sudah aktif mengikuti pembelajaran yang diberikan guru.

  d) Semua ini telah menuntun peneliti, kepala sekolah gugus Pergiwo pada kesimpulan bahwa semua responden yang berasal dari guru setuju bahwa penerapan ex-in supervision yang dilakukan kepala sekolah Gugus Pergiwo mendukung peningkatan pengelolaan pembelajaran guru. Ketua Gugus Pergiwo juga mengaris bawahi kesimpulan ini.

  Dengan demikian penelitian ini dihentikan dan dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil analisis dari siklus I ke siklus II terlihat adanya peningkatan rata-rata dan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran, baik dalam merencanakan proses pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, instrumen RPP maupun dalam standar prases dan pengelolaan. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan II

  N Hasil Observasi

  Kategori

  o Siklus

  I II

  III

  IV V

  89,87/ Baik 92,04 84,43 89,61 88,28 95,00

  1 I

  95,76/ Amat 96,04 95,86 94,81 94,44 97,38

  2 II

  baik

  Dari tabel perbandingan siklus I dan siklus II membuktikan bahwa hipoteses yang penulis tuliskan tentang penerapan ex in supervision dapat meningkatkan kemampuan pengelolaan pembelajaran guru dapat terbukti karena 11 responden dari 12 responden mencapai rata-rata 95,76% artinya ada 1 responden yang berkategori baik belum mencapai amat baik.

  Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan dalam BAB III, ada beberapa hal yang perlu dianalisis berdasarkan rumusan masalah, yakni mengenai peningkatan kemampuan guru. Untuk menganalisa data tersebut ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan penulis yaitu penggolongan, penyaringan, kemudian penyimpulan dari data-data yang diterima.

  Kegiatan peningkatan kemampuan guru Gugus Pergiwo melibatkan berbagai unsur sekolah yang ada di Gugus Pergiwo diantaranya Kepala SD inti, Kepala SD Imbas, dan guru-guru Gugus Pergiwo yang diwakili 12 guru sebagai responden. Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Darmadi dan telah dikutip pada BAB

  II halaman 27, mengatakan Mengajar tidak hanya sekedar memberi informasi secara lesan, tetapi dalam mengajar guru harus dapat menciptakan situasi lingkungan belajar yang memungkinkan anak aktif dalam belajar.

  Sebagaimana data yang telah dipaparkan di BAB

  III halaman 44 peningkatan kemampuan guru dilaksanakan tahun pelajaran 2014/2015 yang diadakan di SD Negeri 1 Jampiroso tanggal 21 Februari 2015 melalui Kegiatan Kelompok Kerja Guru. Kepala Sekolah inti Gugus Pergiwo mensosialisasikan keterampilan mengajar atau teaching skill dihadapan guru-guru Gugus Pergiwo. Dari hal yang dilakukan ternyata guru-guru sudah menunjukkan kemampuannya karena guru-guru banyak yang sudah mengerti hubungannya dengan keterampilan mengajar yang telah disampaikan dalam BAB II halaman 29.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

  Hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa ex-in supervision untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pembelajaran sudah terbukti adanya peningkatan kemampuan pengelolaan pembelajatran guru di Gugus Pergiwo hal ini juga sesuai dengan teori supervisi yang telah dikemukakan Suhari dalam BAB II halaman

  15. Penelitian yang dilakukan Suhari bertujuan untuk menguji penerapan ex-in supervion dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran. Metode penelitiannya termasuk metode penelitian eksperimen yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Pengumpulan datanya menggunakan kuesioner dan observasi.

  Hasil yang diperoleh untuk penelitian yang telah dilakukan adalah: 1) Model supervisi akademik ex-in

  

supervision cukup efektif untuk meningkatkan

  kemampuan guru mengajar di kelas. 2) Terjadi peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajran di kelas sebanyak 28,2%, dimana sebelum diterapkan model supervisi akademik ex-in supervision sebesar 65,2% dan setelah penerapan supervisi akademik model ex-in supervision sebesar 93,4%, Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Desain model ex-in supervision dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan berimbangnya jumlah pengawas dengan sekolah binaan. Penelitian yang dilakukan Luh Amani untuk menjawab fokus penelitian tentang implementasi supervisi klinis untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran pada guru SD se-Gugus VII Kecamatan Sawan secara rinci diperoleh gambaran tentang:

  1. Teknik supervisi akademik yang digunakan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran di Gugus Sawan.

  2. Tugas-tugas pokok guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar siswa.

  3. Faktor-faktor penunjang dan penghambat yang dihadapi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru.

  4. Solusi yang digunakan oleh kepala sekolah dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pengelolaan pembelajaran di Gugus Sawan. Penelitian Luh Amani merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus ada 4 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan; 2) implementasi tindakan; 3) interpresentasi tindakan; 4) refleksi. Pada penelitian ini prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi dan wawancara.

  Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dalawi tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah sebagai upaya peningkatan profesionalisme guru SMP Negeri 1 Bengkayang diperoleh gambaran 1) Pelaksanaan supervisi akademik di SMP Negeri 1 Bengkayang dinilai dapat meningkatkan kinerja atau profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran; 2) Supervisi yang dilaksanakan telah dinilai sesuai dengan kebutuhan guru; 3) Upaya yang dilakukan pengawas sekolah adalah terbatasnya waktu;

  4) Frekuensi kunjungan pengawas sekolah dinilai belum optimal karena masih ada guru yang belum dikunjungi pengawas sekolah. Penelitian yang dilakukan Dalawi menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analis induktif. Data yang diperoleh di lapangan dicatat secara teliti kemudian dirinci melalui reduksi data.

  Persamaan penelitian antara Suhari, Luh Amani, Dalawi, dan penelitian yang peneliti lakukan adalah Supervisi akademik yang baik, mampu untuk memberikan kontribusi bagi terwujudnya peningkatan pengelolaan pembelajaran. Selain itu juga dengan supervisi akademik memungkinkan guru untuk meningkatkan pengelolaan pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Supervisi juga dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi kerja dalam memperbaiki proses pembelajaran. Oleh karena itu supervisor diharapkan dapat memberikan feed back dari temuan kegiatannya sehingga permasalahan yang dihadapi oleh guru dan staf karyawannya dapat teratasi dengan baik. Hal ini tentunya dapat mendorong kemajuaan sekolahnya, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

  Perbedaan penelitian Suhari, Luh Amani, Dalawi dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah:

1. Penelitian yang dilakukan Suhari menggunakan

  pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian pre eksperimen dengan bentuk one group

  pretest-posttest design.

  2. Penelitian yang dilakukan Luh Amani menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan dalam bentuk siklus.

  3. Penelitian Dalawi dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.

  4. Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan

  action research yang dilaksanakan dalam dua

  siklus yang meliputi siklus I dan siklus II, tiap siklus ada 4 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan, 2) implementasi tindakan, 3) Observasi, 4) refleksi. Adapun yang perlu ditingkatkan dalam penelitian ini adalah penerapan model supervisi akademik ex- in supervision untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pembelajaran guru.

  Adapun kelebihan dalam penelitian ex-in supervision yang dilakukan peneliti adalah guru lebih leluasa dan terbuka untuk mengungkapkan permasalahan dalam pembelajarannya kepada kepala sekolah ekstrenal yang dihadapi karena tidak merasa terbebani dan menganggap patner kerja. Bagi kepala sekolah dasar Gugus Pergiwo dalam kaitannya dengan tugas kepala sekolah sebagai supervisor dan motivator dengan menggunakan model ex-in supervision untuk meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru telah membimbing dan memotivasi untuk bisa menjadi pendidik dan pengajar yang baik bagi siswa.

  Bagi kepala sekolah dalam bekerja merasa tidak sendiri karena kehadiran kepala sekolah se-gugus turut membantu mengatasi persoalan yang ada disekolahnya khususnya dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan beberapa kepala sekolah dan guru-guru Gugus Pergiwo yang pengelolaan pembelajarannya sudah meningkat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Persiapan mengajar yang dibuat lebih baik.

  2. Tekun dan ulet dalam melaksanakan pembelajaran (tidak lekas menyerah atau putus asa).

  3. Kreatif dan inovatif dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

  4. Tanggap terhadap persoalan yang dihadapi dalam membimbing siswa sehingga siswa lebih aktif merespon pembelajaran.

  5. Senang berkoloborasi dengan teman sejawat dengan memberikan dorongan untuk meningkatkan kinerja.

  6. Berpikir positif thinking terhadap suatu kejadian.

  7. Optimis dalam mengerjakan tugas.

  8. Mau meningkatkan kompetensinya terutama dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

  9. Disiplin dalam bekerja dan waktu (datang kerja dan pulang tepat waktu).

  10. Terbuka dan mau menerima masukan untuk memperbaiki diri khususnya dalam peningkatan pengelolaan pembelajaran.

  Sebaliknya bagi guru yang tidak memiliki peningkatan dalam pengelolaan pembelajaran berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan kepala sekolah, sebagai berikut:

  1. Tidak cepat tanggap terhadap persoalan yang dihadapi peserta didik yang menganggu proses belajar mengajar.

  2. Kurang percaya diri dalam melaksanakan tugas mengajar. 3. persiapan sebelum melaksanakan

  Kurang pembelajaran

  4. Kurang dapat mengelola kelas sehingga kelas selalu ramai.

  5. Menganggap bahwa dirinya lebih baik dari pada yang lainnya. Implikasi dari model ex-in supervision untuk meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru dilakukan kepala sekolah se-Gugus Pergiwo sebagai supervisor. Kunjungan dilakukan ke sekolah dan ke kelas. Hal ini dimaksudkan untuk melihat dan mengamati guru yang akan mengajar. Apa yang dihadapi guru di dalam melaksanakan pembelajaran akan dilihat dan diamati. Kelemahan dan kendala yang dihadapi guru, supervisor akan membantu dalam memecahkan kesulitan atau kendala tersebut. Disamping itu peneliti juga mengadakan wawancara kepada kepala sekolah dari guru tersebut untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan supervisi yang juga telah dilakukannya sebagai supervisor internalnya. Melalui kegiatan supervisor eksternal dan internal ini akan diperoleh data yang obyektif mengenai kesulitan guru di dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Berdasarkan kesulitan itu maka guru akan mendapat bantuan untuk mengatasi permaslahannya.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri 2 Kalimanggis Kecamatan Kaloran

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri 2 Kalimanggis Kecamatan Kaloran

0 0 83

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Partisipatif untuk Meningkatkan Peran Komite Sekolah di SD Negeri 1 Wonokerso Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung

0 0 17

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Partisipatif untuk Meningkatkan Peran Komite Sekolah di SD Negeri 1 Wonokerso Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung

0 0 12

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Partisipatif untuk Meningkatkan Peran Komite Sekolah di SD Negeri 1 Wonokerso Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Partisipatif untuk Meningkatkan Peran Komite Sekolah di SD Negeri 1 Wonokerso Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Partisipatif untuk Meningkatkan Peran Komite Sekolah di SD Negeri 1 Wonokerso Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung

0 0 45

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Ex In Supervision untuk Meningkatkan Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Guru di Gugus Pergiwo Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

0 0 10

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Ex In Supervision untuk Meningkatkan Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Guru di Gugus Pergiwo Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

0 0 34

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Ex In Supervision untuk Meningkatkan Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Guru di Gugus Pergiwo Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

0 0 12