BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri 2 Kalimanggis Kecamatan Kaloran

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Awal

  4.1.1 Kegiatan Supervisi

  Kepala SD Negeri 2 Kalimanggis sudah menyusun program supervisi setiap tahunnya. Namun dalam pelaksanaannya kadang tidak sesuai dengan rencana yang sudah disusun, hal itu dikarenakan berbagai tugas yang harus dikerjakan oleh kepala sekolah yang sifatnya insidentil dan bersifat urgen. Hal itu dibuktikan dengan dokumen yang ada di sekolah dalam semester genap tahun pelajaran 2014/2015 supervisi terhadap perangkat pembelajaran dilaksanakan terhadap lima orang guru, sedangkan supervisi kunjungan kelas belum terlaksana. Hal ini yang menjadi salah satu pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian tentang supervisi kunjungan kelas di SD Negeri 2 Kalimanggis, dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas kunjungan kelas guna meningkatkan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran.

  4.1.2 Kinerja Guru

  Seperti apa yang sudah penilis utarakan pada latar belakang bahwa berdasarkan dokumen yang ada di UPT Dinpendik Kecamatan Kaloran prestasi siswa di SD Negeri 2 Kalimanggis berada pada kategori cukup dibandingkan dengan prestasi sekolah di seluruh wilayah UPT Dinpendik Kecamatan Kaloran. Kurangnya prestasi tersebut dimungkinkan juga dikarenakan kinerja guru yang kurang maksimal disamping faktor- faktor lainnya. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara kepala sekolah serta dokumen-dokumen sekolah yang berhubungan dengan kinerja guru, diantaranya adalah dokumen RPP yang digunakan guru, hasil supervisi yang dilakukan kepala sekolah, administrasi kelengkapan pembelajaran, hasil PKG, SKP Guru, presensi guru, dan buku pembinaan karyawan.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

  4.2.1 Tempat dan waktu penelitian

  Penelitian tindakan ini dilakukan di SD Negeri 2 Kalimanggis, Kecamatan Kaloran, Temanggung. Adapun waktu pelaksanaan penelitian 16 februari sampai 20 April 2015. Dari rentang masa penelitian tersebut untuk waktu pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut, tindakan pertama berlangsung dari 16 Maret sampai 28 Maret, tindakan kedua dilaksanakan

  30 Maret hingga 10 April, dan tindakan ketiga terlaksana dari tanggal 12 sampai 20 April 2015.

  4.2.2 Perencanaan

  Tindakan diawali dengan kegiatan perencanaan, dalam perencanaan ini ada beberapa kegiatan yaitu diawali dengan pembuatan proposal penelitian, kemudian pengajuan ijin penelitian kepada kepala SD Negeri 2 Kalimanggis dan Kepala UPT Dinpendik Kecamatan Kaloran selaku pejabat yang memiliki kewenangan atas tempat dimana penelitian akan dilakukan. Dalam kegiatan ini peneliti juga mulai menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dan menyusun program supervisi. Selain itu peneliti juga melakukan pengumpulan data awal berupa hasil penilaian kinerja Guru dan hasil supervisi sebelumnya. Dokumen data awal yang diperoleh akan digunakan sebagai pembanding dengan hasil penelitian yang akan dilaksanakan.

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan

  Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tiga kali tindakan dan setiap tindakan mencakup empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pengamatan, tahap refleksi & tindak lanjut, dan diakhiri dengan refleksi umum setelah satu putaran.

4.2.3.1 Tindakan I 1.

  Tahap persiapan Pada tahap persiapan dalam tindakan pertama peneliti menentukan sasaran kunjungan yaitu guru yang akan mendapat supervisi kunjungan kelas, jadwal kunjungan, dan juga mengadakan sosialisasi kepada guru-guru tentang kegiatan supervisi kunjungan kelas yang akan dilaksanakan dalam dua bulan yang akan datang. Dalam sosialisasi ini disampaikan tentang tujuan kegiatan supervisi kunjungan kelas serta harapan pencapaian hasil supervisi kunjungan kelas dari satu tindakan ke tindakan berikutnya. Selain itu juga disampaikan teknik pelaksanaan kunjungan kelas. Penyampaian sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Selasa 17 Maret 2015. Pada tindakan pertama, jadwal pelaksanaan kunjungan kelas tidak disampaikan tanggalnya, namun hanya minggunya karena supervisor berharap ketika kunjungan kelas dilaksanakan maka kondisi pelaksanaan kegiatan pembelajaran masih mendekati kondisi seperti pada hari

  • – hari biasa berlangsungnya pembelajaran 2.

  Tahap Pengamatan Dalam tahap ini peneliti selaku supervisor melakukan kunjungan kelas sesuai jadwal mingguan yang sudah disepakati. Supervisor memperkenalkan diri pada siswa dan menjelaskan maksud serta tujuan keberadaan supervisor di ruang kelas mereka. Peneliti melakukan pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari awal kegiatan dimulai sampai kegiatan berakhir dalam satu pertemuan.

  Selama pengamatan supervisor menggunakan instrumen pengamatan KBM untuk mencatat segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu supervisor juga menggunakan alat bantu perekam adegan (handycam) dan kamera, hal tersebut dilakukan sebagai pelengkap pengumpulan data yang diperoleh dengan instrumen serta bukti pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.

  Dalam tindakan pertama ini pengamatan proses pembelajaran berlangsung di enam kelas, yaitu hari Rabu 18 Maret 2015 kelas 4 mata pelajaran Bahasa Jawa, dan di kelas 1 tema Lingkungan. Jum’at 20 Maret 2015 kelas 5 mapel IPS. Senin 23 maret 2015 di kelas 5 mata pelajaran Penjasor & kesehatan, dan Mata Pelajaran pendidikan agama budha di kelas 6. Hari Selasa 24 Maret 2015 kelas 6 mata pelajaran IPA.

  Kegiatan pengamatan pembelajaran mengguna- kan instrumen lembar pengamatan KBM versi Permen PAN & RB nomor 16 tahun 2009.

  Kondisi kelas selama kegiatan kunjungan kelas dilaksanakan di enam kelas tersebut secara umum proses pembelajaran berjalan lancar dalam arti siswa tidak merasa terganggu dengan kehadiran supervisor di dalam kelas mereka. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi guru, pada umumnya guru merasa grogi dalam menyampaikan pembelajaran selama ditunggui supervisor.

3. Tahap Refleksi

  Refleksi dari supervisi kunjungan kelas dilakukan setiap selesai pelaksanaan kunjungan, yaitu setelah kegiatan pengamatan selesai maka guru yang disupervisi dan supervisor mengadakan pertemuan pada hari itu juga untuk bersama-sama mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran. Pertemuan dilakukan setelah jam KBM selesai sehingga tidak mengganggu guru dalam melaksanakan tugasnya pada hari tersebut.

  Refleksi dilakukan bersama antara guru dan supervisor dengan cara mengamati rekaman adegan proses pembelajaran, setelah mengamati rekaman adegan guru mengisi angket evaluasi diri tentang pelaksanaan KBM yang dilakukan, hasil evaluasi diri di kros cek dengan hasil pengamatan supervisor dalam hal ini menggunakan instrumen pengamatan. Hasil refleksi tindakan pertama didapatkan beberapa kekurangan baik pada penyusunan rencana pembelajaran maupun pada pelaksanaan proses pembelajaran, diantaranya adalah penggunaan metode pembelajaran, pemanfaatan alat peraga dan penggunaan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, dan tindak lanjut penilaian, serta kegiatan penutup pembelajaran.

  Kegiatan lain adalah bedah instrumen pengamatan KBM dengan tujuan semua guru memiliki persepsi yang sama dalam menyikapi setiap butir kegiatan dalam instrumen pengamatan KBM, sehingga harapannya guru dapat memperbaiki kegiatan pembelajaran pada tindakan kedua.

4.2.3.2 Tindakan II

  1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan dalam tindakan kedua peneliti menyusun rencana supervisi kunjungan kedua, menata ulang sasaran kunjungan dan jadwal kunjungan serta mempersiapkan lembar instrumen pengamatan, selanjutnya menyampaikankan jadwal kegiatan supervisi kunjungan kelas yang akan dilaksanakan pada tahap kedua kepada sekolah.

  2. Tahap Pengamatan Dalam pengamatan yang kedua ini peneliti selaku supervisor melakukan kunjungan kelas sesuai jadwal yang sudah disepakati. Supervisor melakukan pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari awal kegiatan dimulai sampai kegiatan berakhir dalam satu pertemuan.

  Seperti pada tindakan sebelumnya selama pengamatan supervisor menggunakan instrumen pengamatan KBM untuk mencatat segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu supervisor juga menggunakan alat bantu perekam adegan dan kamera, hal tersebut dilakukan sebagai pelengkap pengumpulan data yang diperoleh dengan instrumen serta bukti pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.

  Dalam tindakan kedua ini pengamatan proses pembelajaran berlangsung enam kali di enam kelas, yaitu hari Selasa 30 Maret 2015 kelas 6 mata pelajaran PKn, Rabu 1 april 2015 kelas 4 mata pelajaran IPA. Kamis 2 April 2015 kelas 2 Mapel Pendidikan Agama Budha, dan kelas 5 mapel Bahasa Indonesia. Selasa 7 April 2015 di kelas 3 mata pelajaran Penjasor & kesehatan, dan tema Lingkungan di kelas 1.

  Selama kegiatan kunjungan kelas tahap kedua dilaksanakan di enam kelas, terlihat proses pembelajaran berjalan lebih natural dalam arti siswa mulai merasa terbiasa dengan kehadiran supervisor di dalam kelas mereka. Kondisi gurupun sudah terlihat lebih santai, guru tidak merasa canggung lagi dalam menyampaikan pembelajaran selama ditunggu supervisor walaupun belum sepenuhnya merasa bebas dalam berimprovisasi.

3. Tahap refleksi

  Seperti pada tindakan kesatu refleksi dan tindak lanjut dari supervisi kunjungan kelas dilakukan setiap selesai pelaksanaan kunjungan, yaitu setelah kegiatan pengamatan selesai maka guru yang disupervisi dan supervisor mengadakan pertemuan pada hari itu juga untuk bersama-sama mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran. Pertemuan dilakukan setelah jam KBM selesai pada hari itu.

  Refleksi dilakukan bersama guru dan supervisor dengan cara mengamati rekaman adegan proses pembelajaran, setelah mengamati rekaman adegan guru mengisi angket evaluasi diri tentang pelaksanaan KBM yang dilakukan, hasil evaluasi diri di kroscek dengan hasil pengamatan supervisor dengan menggunakan instrumen pengamatan, dan digabung- kan untuk kemudian diambil rata-ratanya.

  Refleksi umum tindakan kedua dilaksanakan tanggal 10 April 2015, dihadiri oleh kepala sekolah dan enam guru yang disupervisi beserta pengawas sekolah. Dalam refleksi ini dibahas secara umum temuan- temuan selama pelaksanaan kunjungan kelas, terutama tentang pentingnya rencana pelaksanaan pembelajaran penggunaan alat peraga dan penggunaan instrumen penilaian yang sesuai.

  Pada refleksi tindakan kedua masih ada permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu penggunaan alat peraga dan instrumen penilaian serta RPP.

  Guru dan supervisor menyepakati tindak lanjut yang akan dilaksanakan berikutnya sesuai dengan kekurangan yang ditemukan untuk perbaikan pada tindakan berikutnya. Dalam tidakan berikutnya disepakati guru mempersiapkan RPP dengan benar dan melaksanakan pembelajaran sesuai RPP dan indikator- indikator dalam instrumen pengamatan, serta penggunaan alat peraga dan instrumen penilaian.

4.2.3.3 Tindakan III

  1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dalam tindakan ketiga peneliti menyusun ulang sasaran kunjungan dan jadwal kunjungan serta mempersiapkan instrumen pengamatan, hal itu dikarenakan ada perubahan jadwal dari yang disepakati sebelumnya, sehubungan adanya kegiatan try out ujian sekolah tingkat kabupaten, selanjutnya menyampaikankan jadwal kegiatan supervisi kunjungan kelas yang akan dilaksanakan pada tahap ketiga kepada sekolah.

  2. Tahap Pengamatan Dalam pengamatan yang ketiga ini peneliti selaku supervisor melakukan kunjungan kelas sesuai jadwal yang sudah disepakati. Seperti pada tindakan kesatu dan kedua, pada tindakan ketiga supervisor melakukan pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari awal kegiatan dimulai sampai kegiatan berakhir dalam satu pertemuan.

  Seperti pada tindakan sebelumnya selama pengamatan supervisor menggunakan instrumen pengamatan KBM untuk mencatat segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu supervisor juga menggunakan alat bantu perekam adegan dan kamera, hal tersebut dilakukan sebagai pelengkap pengumpulan data yang diperoleh dengan instrumen serta bukti pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.

  Pelaksanaan pengamatan KBM pada tindakan ketiga penelitian ini berlangsung lima kali di lima kegiatan pembelajaran. Adapun guru yang mendapatkan supervisi kunjungan kelas adalah di kelas 3 guru Penjasor & Kes, dan guru kelas 5 mapel Matematika pada hari Selasa 14 april 2015. Rabu 15 April 2015 kelas 1 mapel Pendidikan Agama Budha dan Jum’at 17 April 2015 kelas 4 mapel Pendidikan Kewarganegaraan. Pada tindakan ketiga peneliti tidak melakukan supervisi terhadap guru kelas

  VI, dikarenakan mulai minggu ke dua bulan April siswa kelas VI sudah mulai memasuki kegiatan Ujian Sekolah.

  Kegiatan kunjungan kelas ketiga yang dilaksanakan di lima kelas tersebut terlihat proses pembelajaran sudah berjalan normal dalam arti siswa mulai merasa terbiasa dan akrab dengan kehadiran supervisor di dalam kelas mereka. Gurupun sudah mulai terlihat lebih biasa dengan kehadiran supervisor, hubungan guru dan supervisor sudah cair, guru tidak merasa canggung lagi dalam menyampaikan pembelajaran selama ditunggu supervisor. Penggunaan alat peraga dan instrumen penilaian sudah terlaksana.

3. Tahap refleksi

  Seperti pada tindakan kedua refleksi dan tindak lanjut dari supervisi kunjungan kelas dilakukan setiap selesai pelaksanaan kunjungan, yaitu setelah kegiatan pengamatan selesai maka guru yang disupervisi dan supervisor mengadakan pertemuan pada hari itu juga untuk bersama-sama mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran. Pertemuan dilakukan setelah jam KBM selesai pada hari itu.

  Refleksi dilakukan bersama guru dan supervisor dengan cara mengamati rekaman adegan proses pembelajaran, setelah mengamati rekaman adegan guru mengisi angket evaluasi diri tentang pelaksanaan KBM yang dilakukan, hasil evaluasi diri dicocokkan dengan hasil pengamatan supervisor dengan menggunakan instrumen pengamatan. Selain itu juga dilakukan pengisian angket oleh guru tentang respon guru terhadap pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang baru terlaksana.

4.2.5 Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini data tentang hasil penelitian diperoleh antara lain dari hasil penilaian dokumen perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran yang akan diamati pelaksanaannya. Selain itu juga data hasil evaluasi diri guru atas pelaksanaan pembelajaran yang baru dilaksanakan dengan menggunakan instrumen evaluasi diri. Data lain adalah data hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran oleh supervisor serta hasil wawancara dengan Kepala Sekolah.

4.3 Hasil Analisis

4.3.1 Hasil Perencanaan

  Perencanaan adalah awal dari sebuah proses, berhasil tidaknya suatu kegiatan atau proses banyak bergantung pada perencanaannya, Begitupun dengan kegiatan penelitian yang akan peneliti lakukan. Dalam kegiatan perencanaan ini antara lain dihasilkan Kisi- kisi penelitian, yang berfungsi untuk memberi arah langkah-langkah atau tahapan yang harus dilalaui dalam melaksanakan penelitian. Selain itu beberapa instrumen yang digunakan untuk membantu dalam pengumpulan data, diantaranya instrumen pengamatan proses pelaksanaan pembelajaran, instrumen evaluasi diri guru, angket respon guru pasca supervisi, panduan wawancara dengan kepala sekolah. Hasil lain adalah tersusunnya program supervisi kunjungan kelas, dan data pendukung awal berupa dokumen hasil supervisi sebelumnya dari kepala sekolah.

  Perangkat-perangkat tersebut di atas sangat membantu peneliti dalam melakukan penelitian, sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu kegiatan akan sangat bergantung pada baik tidaknya perencanaan yang dibuat.

4.3.2 Hasil tindakan 1. Tindakan I

  Pada tindakan pertama, yaitu meliputi tahap pengamatan dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran, serta evaluasi diri guru pada saat tahap refleksi. Tindakan ini dikenakan pada enam orang guru yang menjadi sasaran supervisi kunjungan kelas. Hasil dari pengamatan dituangkan dalam bentuk skor kuantitatif yang kemudian dikonversi dalam bentuk skor kualitatif. Adapun pengelompokannya adalah skor 86

  • –100 adalah kategori baik sekali, skor 71- 85 masuk kategori baik, skor 55-70 kategori cukup, sedangkan skor di bawah 55 termasuk kategori kurang.

  Pada tindakan pertama pengamatan atau supervisi kunjungan kelas dikenakan terhadap enam orang guru SD negeri 2 Kalimanggis dengan berstatus Pegawai negeri sipil, empat orang guru merupakan guru kelas dan satu orang guru adalah guru mata pelajaran Penjas & OR, serta satu orang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Budha. Hasil yang diperoleh dari pengamatan RPP dan proses kegiatan pembelajaran pada tindakan I adalah sebagai berikut,

  Tabel 3: Hasil pengamatan Supervisi

kunjungan Kelas Tindakan I

  NILAI KBM RERA N Sub NILAI RPP EVADIR SUPERVISI TA o yek GURU

skor Nilai skor nilai skor nilai

  1 A 11 61,1 53 65,4 52 64,2 64,80

  2 B 12 66,7 57 70,4 56 69,1 69,75

  3 C 13 72,2 57 70,4 56 69,1 69,75

  4 D 12 66,7 54 66,7 54 66,7 66,70

  5 E 11 61,1 55 67,9 54 66,7 67,30

  6 F 11 61,1 55 67,9 55 67,9 67,90 Rerata RPP 64,8 Rerata KBM 67,70

  Dari data di atas terlihat hasil yang dicapai untuk rencana pembelajaran (RPP) satu guru memperoleh nilai kategori baik dan lima orang masih dalam kategori cukup. Sedangakan untuk nilai pelaksanaan KBM enam guru yang mendapat kunjungan kelas semuanya memperoleh nilai dalam kategori cukup. Jika dilihat dari nilai rerata enam guru untuk RPP maupun proses KBM terlihat dalam kategori cukup, itu bermakna bahwa kompetensi enam orang guru dalam pengelolaan pembelajaran maupun pengelolaan pembelajaran masih dalam kategori cukup.

2. Tindakan II

  Pada tindakan kedua, seperti pada tindakan pertama, yaitu meliputi tahap pengamatan dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran, serta evaluasi diri guru pada saat tahap refleksi. Tindakan ini dikenakan pada enam orang guru yang menjadi sasaran supervisi kunjungan kelas.

  Hasil yang diperoleh dari pengamatan RPP dan proses kegiatan pembelajaran tindakan kedua adalah sebagai berikut,

  Tabel 4: Hasil pengamatan Supervisi kunjungan Kelas Tindakan II NILAI KBM N Su NILAI RPP EVADIR GURU SUPERVISI o byek

  RERATA skor Nilai skor nilai skor Nilai

  1 A 12 66,7 56 69,1 57 70,2 69,65

  2 B 14 77,8 62 76,5 62 76,5 76,50

  3 C 14 77,8 64 79,0 64 79,0 79,00

  4 D 14 77,8 62 76,5 62 76,5 76,50

  5 E 14 77,8 64 79,0 63 77,8 78,40

  6 F 12 66,7 56 69,1 56 69,1 69,10 Rerata RPP 74,1 Rerata KBM 74,86

  Berdasarkan data di atas terlihat hasil yang dicapai untuk rencana pembelajaran (RPP) empat guru memperoleh nilai kategori baik dan dua orang masih dalam kategori cukup. Dan untuk nilai pelaksanaan KBM enam guru yang mendapat kunjungan kelas empat guru memperoleh nilai dalam kategori baik dan dua orang guru masih mendapatkan nilai cukup. Untuk nilai rerata dari enam guru, baik RPP maupun pengelolaan KBM sudah menunjukkan hasil dalam kategori baik. Ada kenaikan nilai yang signifikan pada tindakan kedua dalam penelitian ini. Hal tersebut dimungkinkan karena hasil dari refleksi dan evaluasi dari tindakan kesatu dan sudah ada persamaan persepsi antara guru dan supervisor terhadap indikator-indikator yang dinilai dalam pengamatan kegiatan pembelajaran, meskipun sudah menunjukkan hasil dalam kategori baik namun masih ada dua orang guru yang masih mendapatkan nilai cukup, artinya kriteria keberhasilan dari penelitian ini belum tercapai, masih ada beberapa kekurangan terutama dalam RPP dan penggunaan instrumen penilaian, dan pengguna- an alat peraga, sehingga perlu adanya tindakan ketiga.

3. Tindakan III

  Tahapan pengambilan data pada tindakan ketiga seperti pada tindakan pertama dan kedua dengan hasil pada tabel berikut,

  

Tabel 5: Hasil pengamatan Supervisi

kunjungan Kelas Tindakan III NILAI KBM N Su NILAI RPP EVADIR GURU SUPERVISI RERAT o byek skor nilai Skor nilai skor nilai A

  1 A 13 72,2 62 76,5 62 76,5 76,50

  2 B 15 83,3 68 83,9 66 81,5 82,70

  3 C 15 83,3 66 81,5 67 82,7 82,10

4 D - - - - - - -

  5 E 14 83,3 64 79,0 64 79,0 79,00

  6 F 13 72,2 60 74,1 61 75,3 74,70 Rerata RPP 78,9 Rerata KBM 79,00

  Dari data di atas terlihat hasil yang dicapai untuk rencana pembelajaran (RPP) lima guru memperoleh nilai kategori baik. Dan untuk nilai pelaksanaan KBM lima guru yang mendapat kunjungan kelas semuanya memperoleh nilai dalam kategori baik. Untuk nilai rerata dari lima guru, baik RPP maupun pengelolaan KBM sudah menunjukkan hasil dalam kategori baik. Ada kenaikan nilai yang signifikan pada tindakan ketiga dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan semakin meningkatnya pemahaman dan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, dan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar.

  Hasil dari tindakan pertama sampai ketiga sudah tertera pada tabel tiga, empat, dan lima. Hasil tersebut ditata kemudian peneliti pisahkan antara skor perolehan aspek perencanaan pembelajaran dan skor perolehan pelaksanaan proses KBM. Data skor tersebut terlihat dalam tabel di bawah ini,

  Tabel 6: Hasil pengamatan dokumen Rencana pembelajaran (RPP) Tindakan I Tindakan II Tindakan III Sub-

  No yek Nilai Ktgr Nilai Ktgr Nilai Ktgr

  1 A 61,1 C 66,7 C 72,2 B

  2 B 66,7 C 77,8 B 83,3 B

  3 C 72,2 B 77,8 B 83,3 B

  4 D 66,7 C 77,8 B - -

  5 E 61,1 C 77,8 B 83,3 B

  6 F 61,1 C 66,7 C 72,2 B Rerata 64,8 C 74,1 B 78,9 B Penilaian terhadap dokumen RPP dan perencanaan pembelajaran lainnya dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang melekat pada instrumen lembar pengamatan proses kegiatan pembelajaran.

  Hasil penelitian terhadap dokumen perencanaan pembelajaran yang meliputi silabus, prota, promes, serta rencana pelaksanaan pembelajaran mulai tindakan pertama sampai tindakan ketiga dapat dilihat dalam tabel diatas. Dari data diatas dapat didiskripsikan hasil dari setiap tindakan.

  Pada tindakan pertama dari enam guru yang disupervisi dokumen perencanaan pembelajarannya hanya satu orang guru yang memperoleh nilai dengan kategori baik, sedangkan lima orang guru masih mendapatkan nilai dalam kategori cukup. Hasil tindak- an kedua terlihat ada peningkatan, dari enam orang guru dengan enam dokumen yang diteliti terdapat lima orang guru mendapatkan nilai dengan kategori baik, sedangkan satu orang guru masih mendapatkan nilai dengan kategori cukup. Pada tindakan kedua RPP yang digunakan guru sudah terlihat hasil penyusunan guru sendiri, sehingga dapat dikatakan sudah ada peningkatan kompetensi guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran, walau ada peningkatan namun belum menggambarkan kondisi optimal, sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tindakan ketiga. Ternyata pada tindakan ketiga hasil penelitian dokumen RPP yang digunakan guru dalam mengajar sudah menunjukkan peningkatan kualitas sehingga hasil yang menunjukkan dari lima orang guru yang disupervisi pada tindakan ketiga semuanya memperoleh nilai kategori baik. Terlihat dari satu tindakan ke tindakan berikutnya ada peningkatan kompetensi guru dalam merencanakan pelaksanaan pembelajaran. Untuk Kegiatan belajar mengajar dari tiga kali tindakan pengamatan proses kegiatan Belajar Mengajar pada enam kelas dengan guru pengelola pembelajaran tujuh balas kali kunjungan kekelas atau pelaksanaan pembelajaran memperoleh hasil sebagai berikut,

  Tabel 7: Hasil pengamatan proses Kegiatan Belajar Mengajar Tindakan I Tindakan II Tindakan III No Subyek Nilai Ktgr Nilai Ktgr Nilai Ktgr

  

1 A 64,80 C 69,65 C 76,20 B

  

2 B 69,75 C 76,50 B 81,70 B

  

3 C 69,75 C 79,00 B 82,10 B

  4 D 66,70 C 76,50 B - -

  

5 E 67,30 C 78,40 B 79,00 B

  

6 F 67,90 C 69,10 C 74,70 B

Rerata 67,70 C 76,09 B 79,00 B

  Hasil pengamatan proses pembelajaran yang tertera pada tabel di atas merupakan gabungan antara nilai evaluasi diri guru setelah mengamati rekaman adegan proses pembelajaran yang baru dilaksanakan dan hasil pengamatan supervisor ketika proses pembelajaran berlangsung. Dari data di atas dapat didiskripsikan hasil pengamatan dari setiap tindakan.

  Hasil pengamatan proses pembelajaran pada tindakan pertama dari enam guru yang disupervisi semuanya masih memperoleh dengan kategori cukup, hal ini kemungkinan salah satu penyebabnya adalah guru belum memahami indikator

  • – indikator yang ada dalam instrumen penilaian/pengamatan.

  Pada tindakan pertama ini masih banyak kekurangan yang ditemukan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Kekurangan itu antara lain, kegiatan pendahuluan, penggunaan metode yang tidak variatif, pemanfaatan alat peraga yang sangat kurang, penggunaan sumber belajar belum variatif, guru mendominasi kelas, dan pelaksanaan penilaian serta tindak lanjut dari penilaian. Hal ini menjadi salah pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kedua.

  Hasil tindakan kedua terlihat ada peningkatan, dari enam orang guru dengan enam kegiatan pembelajaran yang diamati, empat guru mendapatkan nilai dengan kategori baik, sedangkan dua guru masih dalam kategori cukup. Perolehan nilai kategori baik untuk empat guru yang disupervisi pada tindakan kedua karena guru sudah memahami indikator- indikator yang dinilai dan adanya kemauan dari pihak guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran yang menjadi tugas pokoknya. Dengan hasil rata-rata baik pada tindakan kedua dapat dikatakan sudah ada peningkatan kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran. Meskipun sudah ada peningkatan hasil pada tindakan kedua, namun karena belum memenuhi indikator keberhasilan kinerja maka penelitian ini dilanjutkan sampai tindakan ketiga.

  Pada tindakan ketiga seiring dengan hasil penelitian dokumen RPP semuanya memperoleh nilai kategori baik, hal tersebut ternyata berdampak pula pada pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Pada tindakan ketiga ini guru sudah menunjukkan banyak perubahan ke arah positif dalam mengelola pembelajaran, perubahan tersebut diantaranya dalam hal penggunaan metode, pemanfaatan alat peraga, penggunaan instrumen penilaian, dan tindak lanjut hasil penilaian. Guru sudah mau menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan mau memanfaatkan alat peraga untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Guru sudah melakukan penilaian dengan berbagai teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, serta melakukan tindak lanjut dari hasil penilaian. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lima guru yang disupervisi memperoleh nilai baik.

  Dari tindakan pertama, tindakan kedua hingga tindakan ketiga menunjukkan adanya peningkatan kompetensi guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran

4.3.3 Kinerja Guru 1.

  Hasil Wawancara Kepala Sekolah Wawancara dengan kepala sekolah dilakukan tiga kali yaitu sebelum pelaksanaan penelitian, selama penelitian, dan pasca penelitian. Dari hasil tiga kali wawancara menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran setelah adanya supervisi kunjungan kelas. Hal tersebut dibuktikan dengan guru mau dan mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi kelas, dimana selama ini RPP yang digunakan guru hanya hasil copi paste milik orang lain yang isinya sangat tidak sesuai dengan dengan kondisi di kelasnya, dan lebih parah lagi bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak mengacu pada RPP yang dimilikinya.

  Hal lain yang menunjukkan adanya perubahan peningkatan pengelolaan pembelajaran adalah kemauan guru menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran, dimana selama ini guru-guru di SD Negeri 2 Kalimanggis sangat malas dalam memanfaat kan alat peraga atau media pembelajaran dalam proses pembelajaran, selama supervisi kunjungan kelas guru- guru sudah ada kemauan menggunakan alat peraga dan hal tersebut masih berlanjut setelah penelitian selesai.

  Perubahan lain yang terlihat adalah penggunaan metode pembelajaran. Selama ini proses pembelajaran berlangsung secara konvensional dimana metode ceramah mendominasi pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga siswa tidak terlihat aktif selama proses pembelajaran. Selama pelaksanaan kunjungan kelas mulai terlihat penggunaan metode pembelajaran tidak hanya ceramah namun sudah ada metode lain dalam pelaksanaan KBM. Dapat dikatakan penggunaan metode sudah bervariasi sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Hasil Respon Guru Pasca Kunjungan Kelas

  Angket respon guru dilakukan untuk mengetahui pendapat guru tentang pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dan dampak serta harapan guru terhadap kegiatan supervisi kunjungan kelas, di bawah ini data hasil respon enam guru pasca kunjungan kelas,

  Tabel 8: Rekap Hasil Respon Guru Pasca Kunjungan Kelas Jawaban No Pernyataan Ya Tdk

  1

  • Apakah supervisi kunjungan kelas

  6 mengganggu KBM yang anda laksanakan ?

  • 2 Apakah anda merasa tertekan selama

  6 disupervisi ?

  3 Apakah anda merasakan manfaat -

  6 adanya supervisi kunjungan kelas ?

  4 Apakah anda merasakan memiliki -

  6 kekurangan /kelebihan dalam KBM yang baru dilaksanakan ?

  6 untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya ?

  • 5 Apakah anda merasa termotivasi

  6 6 - Apakah anda termotivasi untuk meningkatkan kinerja ?

  Dari data di atas dapat didiskripsikan bahwa dari enam guru yang mengisi angket berpendapat bahwa supervisi kunjungan kelas tidak mengganggu KBM, dan selama pelaksanaan supervisi guru tidak merasa tertekan. Selain itu enam guru subyek kunjungan kelas mengakui dan merasakan manfaat adanya supervisi kunjungan kelas dan termotivasi untuk memperbaiki proses pembelajaran dan berupaya untuk selalu meningkatkan kinerjanya untuk waktu selanjutnya.

  4.4 Hasil Uji Hipotesis

  Hipotesis awal penelitian ini adalah “melalui penerapan supervisi kunjungan kelas diduga dapat meningkatkan kinerja guru SD negeri 2 Kalimanggis dalam pengelolaan pembelajaran”. Hasil analisis data dari tiga tindakan adalah sebagai berikut: 1.

  Enam dari enam orang guru yang mendapat supervisi kunjungan kelas memperoleh nilai kategori Baik dalam aspek persiapan pembelajaran.

  2. Enam dari enam orang guru yang mendapat supervisi kunjungan kelas memperoleh nilai kategori Baik pada aspek pelaksanaan pembelajaran.

  Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Hipotesis awal penelitian ini terbukti, bahwa “penerapan supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan kinerja guru SD Negeri 2 Kalimanggis dalam pengelolaan pembelajaran”

  4.5 Pembahasan

  Supervisi akademik yaitu serangkaian kegiatan membantu guru dalam mengembangkan kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian fungsi supervisi akademik sebenarnya tidak untuk menilai guru dalam melaksanakan tugasnya, namun untuk membantu guru dalam mengembangkan potensinya. Namun untuk mengetahui bantuan apa yang harus diberikan pada seorang guru, maka supervisor dalam hal ini kepala sekolah maupun pengawas sekolah perlu mengetahui kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki guru dalam mengelola pembelajaran sehingga dapat menentukan bantuan dengan tepat.

  Untuk mengetahui seberapa kompetensi seorang guru dalam mengelola pembelajaran maka cara yang paling tepat adalah dengan melakukan supervisi kunjungan kelas dan pengamatan kegiatan pembelajaran. Dalam melaksanakan pengamatan kegiatan pembelajaran supervisor harus mengguna- kan instrumen pengamatan, dimana dalam instrumen tersebut ada penskoran, sehingga tidak dapat dihindari dalam kegiatan supervisi secara implisit ada kegiatan penilaian. Karena dari hasil penskoran tersebut dapat diketahui letak kekurangan maupun kelebihan seorang guru dalam pengelolaan pembelajaran

  Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dalam penelitian ini dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang ada dalam penelitian tindakan. Langkah tersebut meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, dan tahap refleksi.

  Pelaksanaan Supervisi kunjungan kelas yang dilasanakan dalam tiga tindakan dalam penelitian ini, menunjukkan adanya peningkatan kompetensi guru dalam penyusunan rencana pembelajaran maupun pengelolaan kegiatan pembelajaran di SD negeri 2 Kalimanggis.

  Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Bafadal (Fathurrochman, 2011:30) bahwa Supervisi pengajaran adalah

  “serangkaian kegiatan membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran

  ”, diperkuat dengan pendapat Purwanto (2012:89) yang mengatakan bahwa supervisi pengajaran adalah “kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan”.

  Selain kedua teori tersebut ada beberapa penelitian sejenis yang dilakukan lebih dahulu, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh

  Penelitian Edi Wahyudi (2007) tentang supervisi

Akademik kunjungan kelas di SMA Negeri se Kota

Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kegiatan supervisi kunjungan kelas di SMA Negeri se

Kota Magelang berpengaruh terhadap kinerja dan

kompetensi guru, Kinerja dan kompetensi guru akan

berpengaruh terhadap prestasi siswa.

  Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan

oleh Tri widodo (2014) tentang Supervisi Kunjungan

Kelas dalam Meningkatkan Kinerja Guru IPA SMP

Negeri 1 Bandungan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa supervisi kunjungan kelas berpengaruh positif

dalam meningkatkan kinerja guru IPA SMP Negeri 1

Bandungan dalam perencanaan pembelajaran dan

dalam pelaksanaan pembelajaran, hal itu terlihat

dalam proses pembelajaran, guru mau menggunakan

alat peraga, media pembelajaran, dan metode yang

bervariasi.

  Yuli Indrawati dalam penelitiannya tentang

pengaruh supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja

Guru terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPT Dinpendik

Kecamatan Bandungan, Kab. Semarang. Hasil yang

diperoleh berdasarkan hasil analisis uji hipotesis

menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan

signifikan antara supervise kepala sekolah dan motivasi

kerja terhadap kinerja guru TK/RA di Kecamatan

Bandungan.

  Penelitian yang penulis lakukan memiliki

kesamaan dengan tiga penelitian di atas, kesamaannya

yaitu ketiganya baik penelitian yang dilakukan Edi

wahjudi di SMA negeri se Kodya Magelang, penelitian

Tri Widodo di SMP Negeri 1 Bandungan, serta

penelitian Yuli indrawati pada guru TK/RA UPT

Dinpendik Kecamatan Bandungan bertujuan untuk

mengetahui pengaruh supervisi kunjungan kelas

terhadap kinerja guru. Dari tiga penelitian tersebut dua

diantaranya menghasilkan simpulan bahwa supervisi

kunjungan kelas berpengaruh positif terhadap kinerja

guru, sedangkan penelitian yang dilakukan Yuli

Indrawati menyebutkan bahwa supervisi kepala sekolah

terhadap motivasi kerja guru TK/RA di Kecamatan

Bandungan. Seperti hasil penelitian yang peneliti

lakukan menunjukkan bahwa supervisi kunjungan

kelas dapat meningkatkan kinerja guru SD Negeri 2

Kalimanggis dalam pengelolaan pembelajaran.

  Walaupun diatas dikatakan bahwa penelitian ini

memiliki kesamaan dengan dengan tiga penelitian

terdahulu, namun ada ketidaksamaannya sehingga

penelitian ini memang berbeda dengan penelitian

  

sebelumnya dalam tahapan maupun maupun

pelaksanaan supervisinya. Perbedaan pada tahap

refleksi ada kegiatan evaluasi diri dari guru setelah

mengamati rekaman adegan proses kegiatan

pembelajaran yang baru dilakukan oleh guru yang

bersangkutan, hasil evaluasi diri guru akan menjadi

bahan pembahasan antara supervisor dengan guru.

Supervisi kunjungan kelas dalam penelitian ini dapat

disebut supervisi berbasis evaluasi diri.

  Perbedaan yang lainnya adalah supervisi

kunjungan kelas dalam penelitian ini dilakukan

langsung oleh peneliti, sehingga peneliti mengetahui

secara detail tentang pengelolaan pembelajaran yang

dilakukan oleh subyek penelitian

  Kriteria dalam penelitian ini sama dengan kriteria menurut Pidarta (2009:101-103) yaitu:

  (1)Menentukan waktu kunjungan kelas, (2) Bersifat individual, (3) Tidak ada pertemuan awal, (4) Waktu supervisi singkat ,(5) Dapat mengobservasi lebih dari satu kelas, (6) Dapat mengintervensi guru dan siswa

dalam kelas, (7) Yang disupervisi adalah kasus-

kasus, (8) Boleh tidak mengadakan pertemuan balikan, (9) Ada tindak lanjut.

  Namun ada perbedaan dalam penelitian ini yaitu pada tiga tindakan selalu ada pertemuan balikan antara guru dan supervisor, karena dari pertemuan balikan ini akan mendapatkan kesepakatan bersama dalam menyikapi hasil supervisi. Selain itu hasil supervisi bukan mutlak berdasarkan hasil pengamatan supervisor, namun merupakan perpaduan dengan hasil evaluasi diri guru setelah mengamati rekaman adegan proses kegiatan pembelajaran.

  Dalam penelitian ini peneliti menambahkan kegiatan evaluasi diri pada setiap tahap refleksi, hal ini belum lazim digunakan pada kegiatan supervisi kunjungan kelas, ternyata hasil supervisi yang diperoleh dengan adanya evaluasi diri lebih dapat diterima oleh guru yang mendapatkan supervisi kunjungan kelas. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan yang peneliti lakukan dalam supervisi ini adalah 1) perencanaan, 2) tindakan Sekaligus pengamatan, 3) Refleksi dengan Evaluasi diri

  Implikasi Teoritis, Supervisi kunjungan kelas dengan berbasis Evaluasi diri dapat menjadi referensi teknik supervisi kunjungan kelas.

  Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan melibatkan guru dalam pembahasan atas pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam tahap refleksi, serta guru ikut andil dalam menetukan hasil supervisi maka diharapkan akan merubah mindset guru terhadap supervisi. Dengan berubahnya pandangan guru terhadap supervisi maka pada masa mendatang supervisi akan menjadi salah satu kegiatan yang ditunggu tunggu guru.

  Implikasi praktis, supervisi kunjungan kelas dengan berbasis evaluasi diri seperti dalam penelitian ini perlu dipublikasikan kepada kepala sekolah maupun pengawas sekolah, serta diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan supervisi kunjungan kelas.

  Dengan adanya kegiatan supervisi yang terprogram dan pelaksanaannya sesuai dengan tahapan dan prosedur yang benar seperti dalam penelitian ini, terbukti dapat meningkatkan kinerja guru, yaitu terlihat pada peningkatan kemampuan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan pengelolaan proses pembelajaran serta mampu memberi motivasi terhadap guru, hal ini terekam dalam data hasil angket tentang respon guru pasca kunjungan kelas.

  Supervisi diharapkan dapat dimanfaatkan bagi guru sebagai sumber informasi untuk meningkatkan kinerja guru, karena salah satu faktor utama yang menjamin mutu sekolah menjadi lebih baik adalah bila sekolah yang bersangkutan memiliki guru-guru yang kinerjanya baik. Dari hasil penelitian ini bahwa peningkatan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran diantaranya ditentukan oleh supervisi baik yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas sekolah, yang pada akhirnya akan berimplikasi pada peningkatan prestasi siswa, baik prestasi akademik maupun non akademik di sekolah tersebut. Semua itu akan bermuara pada peningkatan mutu sekolah.

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penyusunan Program Layanan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar Melalui Pelatihan Komunikasi Kelompok Kecil di SDN Jurangombo 2 Ko

0 0 15

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penyusunan Program Layanan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar Melalui Pelatihan Komunikasi Kelompok Kecil di SDN Jurangomb

0 0 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penyusunan Program Layanan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar Melalui Pelatihan Komunikasi Kelompok Kecil di

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penyusunan Program Layanan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar Melalui Pelatihan Komunikasi Kelompok Kecil di SDN Jurangombo 2 Kota Magelang

0 0 65

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 29

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 1 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 16

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri 2 Kalimanggis Kecamatan Kaloran

0 0 23

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri 2 Kalimanggis Kecamatan Kaloran

0 0 13