Psikologi Agama Keberagaman Manusia kemaj

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap makhluk yang hidup di dunia ini pasti akan mengalami
kematian. Tidak ada seorangpun yang dapat menghindarinya. Kapanpun,
dimanapun dan dalam kondisi apapun kita. Jika ajal telah menjemput maka
kita tidak berdaya untuk menolaknya. Bertentangan dengan dugaan orang
munafik pada peristiwa perang uhud, mereka menduga bahwa kematian
dapat dihindarkan.1 Padahal, siapapun kita tidak luput dari yang namanya
kematian. Allah maha kuasa terhadap segala sesuatu. Allah adalah khaliq
yang menciptakan segala sesuatu. Maka semua makhluk akan kembali
kepada-Nya.
Kematian merupakan kata yang sangat ingin dihindari orang, untuk
membicarakannya. Hal ini tidak lain karena kata tersebut identik dengan
sesuatu yang menakutkan. Ada beberapa faktor yang menimbulkan perasaan
takut pada diri seseorang jika mendengar istilah kematian ini. Selengkapnya
akan dibahas pada makalah ini. Namun demikian, rasa ketakutan ini disikapi
oleh Islam dengan rasa optimis menghadapi kematian. Bagaimanakah
psikologi Islam membahas tentang kematian. Inipun akan dibahas dalam
makalah ini.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi Kelahiran Dalam Perspektif
Psikologi Agama Modern Dalam Islam?
2. Apa yang dimaksud dengan Aging Dalam Perspektif Psikologi Agama
Modern Dalam Islam?
3. Apa yang dimaksud dengan Psikologi Kematian (Death and Dying) Dalam
Perspektif Psikologi Agama Modern Dalam Islam?
4. Apa yang dimaksud dengan Psikologi Duka cita (Bereavement) Dalam
Perspektif Psikologi Agama Modern Dalam Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
EKSPRESI KEBERAGAMAN MANUSIA
1 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), h. 156

1

A. Psikologi Kelahiran Dalam Perspektif Psikologi Agama Modern Dalam
Islam
Setiap manusia yang dilahirkan selalu mempunyai makna dan
mempunyai jalur kehidupannya sendiri, dimana makna itu akan berkembang
seiring dengan pertumbuhan sang manusia yang telah terisi kehidupannya.

Manusia pun sesungguhnya sadar bahwa ia terlahir untuk mencapai kehidupan
abadi, yakni kematian. Maka dari itu perlu disadari oleh tiap manusia, untuk
tidak berhenti di satu titik meski tetap berkembang. Disini penulis
menekankan, setiap hari adalah syukur, kematian memang tidak bisa
diprediksi karena merupakan rancangan dari Sang Khalik, namun sedianya
syukur, penyerahan diri, dan pertobatan haruslah dilakukan. Salah satunya
adalah dengan merasakan “everday is my birthday”, dimana tiap harinya
adalah rasa syukur akan nafas hari ini.
Dalam bagian pertama ini penulis melukiskan bagaimana manusia
mendalami makna kehidupannya, dengan bersyukur, berkembang dan
mengabadikannya baik melalui tulisan ataupun cerita-cerita guna membangun
bangsa yang lebih baik kedepannya.
Studi psikologi tentang kelahiran relatif baru dibandingkan dengan
studi medis, studi psikologis tentang kelahiran lebih difokuskan pada
bagaimana pengaruhnya terhadap pasca lahir, dan sejumlah faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. Para ahli psikologi
perkembangan membagi proses kelahiran dalam tiga tahap :
1. Terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit pada
permulaan dan berakhir hingga 1 menit.
2. Dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran

kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu.
Tahap ini berlangsung kira-kira 1,5 jam.
3. Setelah bayi lahir pada waktu ini ari-ari tali pusar dan selaput lain
dilepaskan dan dibuang. Tahap akhir inilah yang paling pendek
berlangsung hanya beberapa menit saja.2
2 Santrok, Jhon W, Life Span Development, perkembangan masa hidup, (Jakarta :
Erlangga 2002), Edisi 5, jilid 1 h. 45

2

Studi psikologis dan medis telah menunjukkan beberapa kondisi yang
menimbulkan pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pasca lahir,
diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.


Jenis kelahiran
Pengobatan ibu
Lingkungan pra lahir
Jangka waktu priode kehamilan
Perawatan pasca lahir
Sikap orang tua
Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa Allah sangat menghargai kesulitan

dan penderitaan ibu ketika melahirkan. Untuk menghargai hal ini, Allah
memberikan kewajiban kepada manusia untuk berbuat baik kepada orang
tuanya, terutama ibu, karena tanggung jawab reproduksi yang dimilikinya.
Dalam hal ini Allah berfirman :
Artinya :

   
    
    
 
Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada
dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah

payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh
bulan….”(QS. Al-Ahqaf 46 : 15)

   
     
    
  
Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
Hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman 31 : 14)
Hadits menyatakan bahwa ibu merupakan orang yang paling berhak
untuk mendapatkan perhatian dan pelayanan, bahkan dibandingkan ayah
sekalipun, atau orang lain yang dapat.

3

‫ج ل‬

‫ لقاَ ل‬،‫ث أ لإبي هجلري يلرةل رضي الله عنه‬
َ‫ل إ إل لللى‬
‫دي ج‬
‫ح إ‬
‫جاَلء لر ج‬
‫َ ل‬:‫ل‬
‫ل‬
‫سللوُ ل‬
‫قللاَ ل‬
‫ل‬
‫ فل ل‬،‫ل الله صلىَ الله عليه وسلللم‬
ُ‫سو‬
‫َ ي لللاَ لر ج‬:‫ل‬
‫لر ج‬
‫إ‬
‫ج‬
‫الله! م ل‬
‫م ل‬
‫ك«َ لقاَ ل‬
‫حاَب لإتي؟ لقاَ ل‬

‫م‬
‫س‬
‫ص ل‬
‫حق م ب إ ج‬
‫نأ ل‬
‫ح ي‬
‫َ ث ج م‬:‫ل‬
‫َ »أ م‬:‫ل‬
‫ن ل‬
‫ل ي‬
‫إ‬
‫ج‬
‫ج‬
‫ملل ل‬
‫م ل‬
‫ك«َ قلللاَ ل‬
‫ن؟ قلللاَ ل‬
‫ك«َ لقاَ ل‬
‫ن؟ لقاَ ل‬
َ:‫ل‬

‫َ »أ م‬:‫ل‬
‫م ل‬
‫َ ث ج م‬:‫ل‬
‫َ »أ م‬:‫ل‬
‫ل‬
‫م ي‬
‫م ي‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ن؟ لقاَ ل‬
.َ«‫م أجبوُك‬
‫ل »ث ج م‬
‫م ل‬
‫ثج م‬
‫م ي‬
Artinya: “Abu hurairah r.a. berkata: Seorang datang kepada Nabi saw. dan
berkata: Ya Rasulullah, siapakah yang berhak aku layani? Jawab
Nabi saw.: Ibumu. Ditanya; Kemudian siapakah? Jawab Nabi saw.:
Ibumu. Ditanya: Kemudian siapakah? Jawab Nabi saw.: Ibumu.
Ditanya, kemudian siapakah? Jawab Nabi saw.: Ayahmu. (Bukhari,

Muslim).
Menit-menit pertama setelah kelahiran merupakan waktu yang sangat
khusus bagi seorang Ibu. Menurut penelitian 6 sampai 12 jam setelah
kelahiran merupakan periode sensitif untuk terjadinya ikatan emosional antara
ibu dan anak. Ayah juga mengalami campuran antara emosi negatif dan
positif, antara ketakutan dan kegembiraan. Keduanya terpesona terhadap
kelahiran bayi dan ingin menyentuh. Namun terdapat beberapa kasus di mana
Ibu mengalami kondisi negative yang disebabkan oleh gangguan hormon.3

B. Aging Dalam Perspektif Psikologi Agama Modern Dalam Islam
Aging adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Dengan demikian, proses aging dapat disamakan dengan proses penuaan.
Dalam menjalani kehidupan, manusia mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan sejak dari bayi sampai tua hingga ajal menjemput.
Manusia modern memiliki sudut pandangnya berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dia percaya bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi memiliki jawaban untuk semua pertanyaan termasuk penuaan.
3Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta : PT. raja
Grafindo Persada, 2006), h. 94


4

Sudah hari-hari ketika orang-orang yang digunakan untuk berpikir bahwa
penuaan dan mati adalah bagian dari proses.
Masa lansia sering dimaknai sebagai masa kemunduran, terutama pada
keberfungsian, fungsi-fungsi fisik dan psikologis. Penyebab kemunduran, fisik
adalah perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tetapi
karena proses menua. Kemunduran dapat juga mempunyai penyebab
psikologis. Sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan dan
penghidupan pada umumnya dapat menuju kepada keadaan uzur. Karena
terjadi perubahan pada lapisan otak, akibatnya orang menurun secara fisik dan
mental dan mungkin akan segera mati.4 Masa lansia biasanya juga disertai
dengan berbagai penyakit yang menyerang dan menggorogoti kehidupan
lansia sekalipun tidak semua lansia adalah berpenyakit. Tapi kebanyakan
lansia rentan terhadap penyakit-penyakit tertentu akibat kondisi organ-organ
tubuh yang telah aus atau mengalami kemunduran, juga fungsi imunisasi
(kekebalan tubuh) yang juga menurun.
Masalah-masalah lain seperti kemunduran dari aspek sosial ekonomi.
Secara ekonomi, lansia merupakan masa pension. Produktivitas menurun,

otomatis penghasilan juga berkurang. Bahkan bisa jadi nihil. Yang
menyebabkan lansia menjadi tergantung atau menggantungkan diri pada orang
lain seperti anak atau keluarga yang lain. Kemunduran dari segi sosial ditandai
dengan kehilangan jabatan atau posisi tertentu dalam sebuah organisasi atau
masyarakat yang telah menempatkan dirinya sebagai individu dengan status
terhormat, dihargai, memiliki pengaruh, dan didengarkan pendapatnya.5
Di usia lanjut, saat pertumbuhan fisik menyurut, secara psikologis
manusia merasa dirinya berada dalam kondisi yang serba terbatas. Dikala itu,
kesadaran akan nilai-nilai spiritual menapak perkembangannya.
       
      
     
      
    
4 Ibid, h. 94
5 Ibid, h. 94

5

Artinya : Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes
mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya
kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup)
supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan
kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan
sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada
ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).(QS. AlMukminun 40 : 67)
Pada tahapan umur tua akan tampak tanda-tanda kelelahan seseorang
kekuatannya mulai menurun sedx\ikit demi sedikit. Tahapan ini oleh
rasulullah dimana masa pergulatan dengan maut yaitu usia enam puluhan
hingga umur tujuh puluhan.6
Dengan demikian kita mesti ingat akan kehidupan akhirat. Kita
mengingat akan kehidupan yang abadi, tanpa melupakan kebahagiaan di
dunia, karena dunia merupakan tempat berladang amal dan akan dipanen
nantinya di akhirat kelak. Islam tidaklah mengabaikan perkara dunia
pemahaman bahwa kehidupan dunia diabaikan berimplikasi negatif bagi
umat manusia dan dapat mengiring mereka kepada kefakiran dan
keterbelakangan. Adapun yang perlu dipertegas ialah akhirat menurut Islam
lebih kekal dari dunia, idealnya amal yang kekal harus lebih optimal dari
pada umat yang fana. Juga perkara dunia harus dibarengi dengan amat baik
seperti tidak mengambil hak orang lain. Menolong orang lain dan
sebagainya, semuanya itu termasuk amalan akhirat, di mana pelakunya akan
mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT.7 Allah SWT berfirman :
      
      
      
       
 
Artinya : Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
6 Allamah Sayyid Abdullah Haddad, Alih Bahasa Renungan Tentang Umur Manusia,
h.66
7 Hamid Al-Mu’az Alih Bahasa, Subhan Nur dan Fathurrazak, Jalan Kesurga, (Jakarta :
Amzah, 2006)h. 6

6

(kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.(QS. Al-Qasas 28:77)
Jika

seseorang

sakit,

hendaklah

ia

lelalu

bertobat

dan

memperbanyak istigfar, mengingat Allah dan mohon diampuni segala
kesalannya serta dimaafkan segala kelalaiannya dimasa-masa yang lalu.
Penyakit-penyakit yang menimpa manusia mengingatkannya kepada akhirat
dan mendorongnya untuk kembali kepada Allah SWT maka jika seseorang
menderita sakit, ia hendaknya membuat wasiat yang diperlukan tentang halhal penting yang berkaitan dengan urusan akhirat dan dunia, terutama jika
ada hak-hak orang lain yang masih ada ditangannya. 8 Selain itu dalam masa
sakitnya, hendaknya ia menempatkan diri pada puncak persangkaan baik
kepada Allah sesuai sabda Rasulullah :
Artinya : “janganlah seseorang di antara kamu mati, kecuali ia menyimpan
sangkaan baik kepada Allah SWT.” Hadits Qudsi: “Aku selalu
dekat dengan sangkaan hamba-Ku tentang Aku, dan aku
bersamanya selama ia mengingat-Ku”.
Hendaknya ia tetap menjaga shalatnya sesuai dengan kondisinya,
sambil duduk telentang atau dengan cara apapun yang dapat ia kerjakan.
Jangan sampai ia melalaikan tiang agama ini. Kerabat dan teman-teman
yang berada disampingnya hendaknya mendorongnya supaya mengerjakan
shalat dan membantu serta selalu mengingatkannya. Dan hendaknya ia
menyadari bahwa kewajiban shalat itu tidak akan gugur selama akal dan
pikirannya masih sehat.9 Kemudian jika memang ajal telah dekat, orang
sekitar juga hendaknya membimbingnya membacakan kalimah tauhid
diakhir hayatnya.
C. Kematian (Death and Dying) Dalam Perspektif Psikologi Agama Modern
Dalam Islam
Kematian adalah hal yang pasti dan kematian merupakan peristiwa
menakutkan, maka kebanyakan orang lebih memilih tidak memikirkannya dan
8 Allamah, op.cit, h.77
9 Ibid, h. 77

7

berusaha menghindarinya agar bisa merasakan kebahagiaan setiap saat yang
dilaluinya. Namun untuk orang pada umumnya bayang-bayang kematian yang
selalu menghantui bukan karena takut akan masuk neraka tapi takut berpisah
dengan duniawi, merasa masih belum melakukan apa-apa , takut kehilangan
orang-orang yang disayangi, dan takut meninggal secara “dadakan”, lebih baik
diawali sakit karena itu bisa saja pertanda akan datangnya kematian, insting
kematian atau yang lebih dikenal dengan death instinct dalam psikologi.
Kata kematian sebenarnya sudah sangat akrab dengan telinga
manusia. Namun manakala masih berada dalam kenikmatan hidup, manusia
sering lengah dan lupa dengan kematian. Sebaliknya, bila usia semakin sepuh
atau didera sakit, maka baying-bayang kematian mulai muncul. Secara
psikologis turut mempengaruhi sikap dan prilaku manusia.
Menurut Islam, kematian pada manusia terjadi ketika ruh terlepas
dari tubuh manusia dan tidak kembali lagi. Al-Qur’an menceritakan peran
malaikat untuk mengambil ruh manusia dan memisahkannya dari tubuh pada
saat kematian. Contoh dari ayat ini adalah :

     
     

Artinya: Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut
nyawa)mu akan mematikanmu, Kemudian Hanya kepada
Tuhanmulah kamu akan dikembalikan." (QS. Al – Sajadah 11)
Islam juga mengajarkan bahwa kematian bersifat permanen (maut)
atau sementara. Kematian dapat bersifat permanen bersifat menetap sampai
hari kebangkitan, ia tidak akan hidup kembali. Islam mengajarkan tidur
sebagai bentuk kematian kecil, dimana manusia dapat bangun kembali
setelah hilang kesadarannya yang bersifat sementara. Dalam al-Qur’an
dinyatakan :

      
      
    

8



   
  

Artinya : Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin
Allah, sebagai ketetapan yang Telah ditentukan waktunya.
barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya kami berikan
kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki
pahala akhirat, kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat
itu. dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur.(QS. Ali – Imran 145)
Selanjutnya agama juga mengajarkan tentang adanya hari
kebangkitan. Alam baru dalam kehidupan “lain” yang akan dialami oleh
manusia mati. Dipercaya bahwa saat itu manusia akan dihidupkan kembali
guna diminta pertanggungjawabannya. Perbuatan buruk akan diganjar
dengan hukuman berupa siksaan neraka. Oleh karena itu, hari kebangkitan
ini juga disebut sebagai hari pembalasan.10
Berikut ini sebuah ungkapan komarudin hidayat dalam bukunya
psikologi kematian. “saya merasa kematian dekat”. Perasaan ini sangat
mempengaruhi sikap hidup dan keberagamaan saya. Andaikan hati dan
fikiran bisa meyakini bahwa kehidupan itu akhir segala-galanya. Yang
berarti dibalik kematian tidak ada lagi kehidupan, mungkin saya tak begitu
peduli dengan agama, ada benarnya psikolog, it is death that create
religion11
Menurut Adnan Syarif, ada beberapa persoalan yang muncul
berkaitan dengan kematian. Dan persoalan ini sangat berdampak kepada
psikologis manusia dalam menghadapi kematian. Permasalahan tersebut
adalah umur yang pendek, menyangkut siksaan kematian, kehidupan pasca
kematian, takut sakit dan perasaan was-was, tidak meyakini kematian dan
mencintai kehidupan dunia.12
D. Duka cita (Bereavement) Dalam Perspektif

Psikologi Agama Modern

Dalam Islam
10 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta : Grafindo Persada, 2008), h. 177
11 Komarudin Hidayat, Psikologi Kematian, (Jakarta : Hikmah, 2006), h. 109
12Adnan Syarir, Alih Bahasa Muhammad Al-Mighwar, Psikologi Qur’ani, (Bandung
Pustaka Hidayah, 2002), h. 104-116

9

Setiap orang bila ingin berkembang dan maju harus menerjang
banyak ujian dari front yang berbeda dan banyak bentuknya, dimana tiap fase
tidaklah sesuai dengan kemampuan kita namun tidak melampaui daya kita dan
rintangan itu biasanya diatas kemampuan kita, guna mengembangkan pribadi
sebagai pribadi yang lebih matang dan siap dalam menghadapi dunia. Dalam
istilah sufi, diri kita terdapat arassy atau singgasana Tuhan, sehingga kalau
seseorang bisa menyerap sifat-sifat ilahi ke dalam hatinya, maka ia akan lebih
besar ketimbang langit dan bumi.
Namun dalam masyarakat modern kita akan mengenal sebuah
persoalan yang dikenal dengan proses alienasi sebuah persoalan kejiwaan
manusia, dimana manusia adalah penyebab munculnya namun juga yang harus
menanggung akibatnya dan persoalan alienasi ini sangat berkaitan erat dengan
persoalan epistemology. Menyangkut proses alienasi itu manusia pun menjadi
haus akan spiritualitas keagamaan yang diyakini sebagai kebebasan dari derita
alienasi karena Tuhan adalah Pesona yang Maha hadir (Omnipresent) dan
Maha mutlak. Spiritualitas sendiri bila dilihat bukannya sebagai objek
keilmuan, melainkan penghayatan posisinya justru menjadi amat sentral. Dan
membantu manusia mencari kedamaian.
Setiap manusia sangat menginginkan kehidupan yang makmur, damai,
sentosa, bahagia. Namun sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap manusia
yang hidup didunia ini pasti akan mengalami perputaran roda kehidupan.
Terkadang mereka berada diatas dan terkadang mereka berada dibawah.
Terkadang mereka mengalami peristiwa yang membuat mereka sedih, resah,
gelisah. Kesedihan, keresahan dan kegelisahan tersebut dapat disebabkan oleh
musibah.
Musibah

merupakan

pengalaman

yang

dirasakan

tidak

menyenangkan karena dianggap merugikan oleh korban yang terkena
musibah. Dilihat dari asal katanya, musibah berarti lemparan (al-Ramah) yang
kemudian digunakan dalam makna bahaya, celaka atau bencana dan bala.
Menurut al-Qurthubi, musibah merupakan apa saja yang menyakiti dan
menimpa diri seseorang atau sesuatu yang berbahaya dan menyusahkan

10

manusia, betapa kecilnya musibah dapat menimbulkan penderitaan maupun
kesengsaraan bagi korbannya. Oleh karena itu, setiap orang berusaha
menghindarkan diri dari kemungkinan tertimpa musibah.13
Musibah disebabkan oleh beragam hal. Ada yang disebabkan oleh
perbuatan manusia secara langsung, pengelolaan alam yang keliru atau murni
disebabkan oleh alam. Korban tindak criminal mengalami musibah oleh
perbuatan manusia secara langsung.14
Menurut psikologi agama, sebenarnya derita batin yang dialami oleh
korban musibah terkait dengan ingat keberagamaan. Bagi mereka yang
memiliki

keyakinan

yang

mendalam

terhadap

nilai

ajaran

agama.

Bagaimanapun akan lebih mudah dan cepat menguasai gejolak batinnya.
Agama menjadi pilihan dan rujukan untuk mengatasi konflik yang terjadi
dalam dirinya. Di kala musibah menimbulkan rasa kehilangan dari apa yang
dimilikinya selama ini. Hatinya akan dibimbing oleh nilai-nilai yang
terkandung dalam ajaran agamanya.15 Bila ia seorang muslim, ia akan merujuk
pernyataan tuhan.

        
    
Artinya : Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah
(datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka
Hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.(QS. An-Nahl
53)
Manusia memang bukan pemilik mutlak apa saja yang ia miliki,
termasuk tubuh dan nyawa, hakikatnya adalah kepunyaan Allah. Sebagai
pemilik mutlak, Tuhan menganugerahkan kepada manusia nikmatnya berupa
kehidupan maupun kekayaan. Statusnya hanya sebagai titipan amanah. Dalam
menjalani hidupnya manusia senantiasa berada dalam sebuah arena ujian yang
sarat dengan berbagai cobaan. Firman Allah :

   




13 Jalaluddin, Op.cit. h. 169
14 Ibid, h. 170
15 Ibid, h. 172

11





 
 
    
   
Artinya : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" QS. Al-Baqarah 155-156)
Musibah merupakan ujian dan cobaan dari Allah kepada
hambanya, dan bahwa semua itu Allah menguji kesbaran hamba-Nya dan
kesyukurannya, maka dapat diketahui bahwa sabar dan syukur ialah
pemberian iman, dan iman tidak dibangun kecuali diatas keduanya. 16 Salah
satu aspek terapi pada shalat ialah meditasi. Beberapa hasil penelitian
tentang

pengaruh

transcendental

meditation

dan

zen

meditation

menunjukkan bahwa meditasi dapat menghilangkan kecemasan tersebut.
Selain itu, juga ada aspek sugesti. Selain berisi pujian pada Allah juga berisi
doa dan permohonan pada Allah agar selamat dunia akhirat. Ditinjau dari
teori hypnosis pengucapan bacaan-bacaan berupa doa tertentu berisikan
suatu proses auto sugesti. Bacaan pada shalat mensugesti diri sendiri agar
memiliki sifat yang baik.17

16 Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Alih Bahasa, Fadli, Sabar Perisai Seorang Mukmin,
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2003), h. 219
17 Jamaludin Ancok dan Fuat Anshori Suroso, Psikologi Islami, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2001), h. 100

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Para ahli psikologi perkembangan membagi proses kelahiran dalam
tiga tahap : Terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit
pada permulaan dan berakhir hingga 1 menit, Dimulai ketika kepala bayi
bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika
bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1,5
jam. Setelah bayi lahir pada waktu ini ari-ari tali pusar dan selaput lain
dilepaskan dan dibuang. Tahap akhir inilah yang paling pendek berlangsung
hanya beberapa menit saja.
Proses Aging merupakan proses penuaan yang membawa seseorang
berlanjut terus mengikuti pertumbuhan dan perkembangannya menuju usia
lanjut. Masa usia lanjut ditandai dengan berbagai kemunduran baik dari segi
fisik, psikis ekonomi dan sebagainya. Namun demikian, mengalami masa tua
bukan berarti pasrah dan putus asa dengan kondisi yang dialami. Dalam istilah
psikologi terdapat istilah optimum aging.
Usaha manusia mengalami kematian berbeda-beda antara yang satu
dengan yang lainnya. Ada yang lebih panjang dan ada yang lebih pendek.
Namun sebaliknya kematian juga bukan suatu yang dapat dihindarkan. Setiap
manusia akan mengalami kematian.
Bagi keluarga yang ditinggalkan oleh orang yang berpulang
kehadirat maha kuasa, hendaknya tidak larut dalam kedukaan. Hendaknya
mereka meyakini bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan
akan kembali kepada Allah.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah kami.

13

DAFTAR PUSTAKA
Aliah B. Purwakania Hasan, 2006. Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta : PT.
raja Grafindo Persada.
Al-Mu’az, Hamid Alih Bahasa, 2006. Subhan Nur dan Fathurrazak, Jalan Ke
surga, Jakarta : Amzah.
Ancok, Jamaludin dan Fuat Anshori Suroso, 2001. Psikologi Islami, .Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Haddad. Allamah Sayyid Abdullah, Alih Bahasa Renungan Tentang Umur
Manusia.
Hidayat, Komarudin, 2006. Psikologi Kematian, Jakarta : Hikmah.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah, 2003. Alih Bahasa, Fadli, Sabar Perisai Seorang
Mukmin, Jakarta: Pustaka Azzam.
Jalaluddin, 2008. Psikologi Agama, Jakarta : Grafindo Persada.
Shihab, M. Quraish, 2002. Tafsir Al-Misbah, Jakarta : Lentera Hati,
Santrok, Jhon W, 2002. Life Span Development, perkembangan masa hidup,
.Jakarta : Erlangga
Syarir, Adnan, 2002. Alih Bahasa Muhammad Al-Mighwar, Psikologi Qur’ani,
Bandung Pustaka Hidayah.

14