PPD 05 PPD 05 | Berbagi itu Indah

BAB V
KECERDASAN MAJEMUK
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kecerdasan majemuk, mahasiswa mampu:
1. menjelaskan pengertian kecerdasan majemuk;
2. menjelaskan prinsip-prinsip kecerdasan majemuk;
3. menjelaskan kecerdasan majemuk dan kesulitan belajar;
4. mengembangkan

keterampilan

aplikasi

kecerdasan

majemuk

pada

pembelajaran
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan Majemuk
Banyak orang yang bergerak dalam program pembelajaran bahasa asing di
sekolah berpikir kembali ke cara belajar bahasa lisan native anak-anak waktu kecil
sebelum sekolah. Tanpa bantuan buku grammer atau instruktur bahasa terlatih,
tanpa sangsi tidak naik kelas, semua anak yang normal akan memperoleh bahasa
lisan di sekitar mereka. Mengapa? Demikianpun anak yang mulai masuk sekolah
tetapi tumbuh pada lingkungan yang bebas dapat menguasai sejumlah bahasa;
mereka tahu dari bahasa lisan. Hal ini merupakan hal sangat dipikirkan pada saatsaat ini dimana ahli bahasa tidak mampu untuk mendeskripsikan grammer dari
setiap bahasa dalam cara yang benar-benar memuaskan. Orang dapat menekankan
pentingnya bahasa dalam semua kehidupan manusia, barangkali disini dalam
kaitannya dengan solusi terhadap pertanyaan mengapa semua anak berhasil
menguasai bahasa dalam beberapa tahun setelah kelahirannya.
Pada awal tahun kehidupan semua orang menguasai sejumlah kompetensi
secara mudah. Mereka begitu mahir menyanyikan lagu, mengayuh sepeda,

86

melakukan gerak tarian, dan sejumlah keterampilan lainnya. Kita dihadapkan pada
teka-teki lainnya. Anak-anak usia muda cepat menguasai sistem simbol seperti
bahasa dan bentuk seni seperti musik, anak yang sama mengembangkan teori yang

kompleks mengenai teori berpikir, namun seringkali mengalami kesulitan besar
ketika masuk ke sekolah. Bahasa percakapan dan pemahaman bukan merupakan
masalah, tetapi setelah masuk pada bahasa membaca dan menulis semuanya
merupakan tantangan; permainan angka merupakan hal yang menyenangkan, tetapi
operasi-operasi matematika hal yang sulit. Barangkali memang belajar natural,
universal, dan intuitif yang dipergunakan di rumah dan di sekitarnya pada tahuntahun pertama hidup merupakan hal yang berbeda dari belajar d sekolah.
Terkait dengan persoalan di atas, tampaknya krisis pendidikan merujuk pada
kesulitan siswa menguasai agenda sekolah. Penjelasan berikutnya tentang contohcontoh di berbagai mata pelajaran, antara lain pada fisika, matematika yang sering
mengalami miskonsepsi; sedangkan pada pelajaran IPS dan humanistik anak-anak
sering mengalami masalah dalam bentuk stereotype. Persoalan-persoalan di sekolah
seringkali muncul karena pendidik tidak faham mengenai potensi anak saat itu.
Terjadi jarak antara setiap karakter anak, misalnya secara intuitif anak memahami
sesuatu, namun sulit menguasai pelajaran di sekolah. Dimana di sekolah sering
disebut problem belajar atau hambatan belajar. Hal lainnya terjadi misalnya siswa
tidak mampu mentransfer pengetahuan mereka ke dalam seting baru dalam
kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, Gardner mencoba menjawab mengapa seringkali terjadi
persoalan-persoalan dalam pendidikan anak di sekolah. Keyakinan Gardner
terhadap kemampuan


inteligensi manusia mencoba mencari jawab mengenai

bagaimana agar kesenjangan belajar anak menjadi teratasi. Bagaimana agar anak
belajar dengan hasil diperolehnya pemahaman yang mendalam dimana mereka
mampu mengaplikasikan apa yang dipahami dalam kehidupan sehari-hari.

87

Gardner mengakui bahwa sekurang-kurangnya manusia memiliki tujuh cara
mengetahui dunia yang dilabelkan tujuh inteligensi manusia. Atas dasar analisis ini,
kita mampu mengetahui dunia melalui bahasa, analisis logika-matematika,
representasi spasial, berpikir musik, menggunakan bodi untuk memecahkan
masalah atau membuat sesuatu, memahami individu lain, dan memahami diri
sendiri. Perbedaan individu ada pada kekuatan inteligensi ini dan di sebut sebagai
profil inteligensi. Kombinasi inteligensi di atas digunakan untuk menyelesaikan
berbagai tugas, memecahkan berbagai masalah, dan maju dalam berbagai domain.
Sistem pendidikan lama hanya menekankan pada penguasaan bahasa dan
logika matematika. Walaupun telah dipelajari tentang hakekat perbedaan individu,
namun sistem pendidikan tetap berasumsi bahwa setiap orang dapat mempelajari
material yang sama dengan cara yang sama, serta diketahui hasilnya melalui cara

pengukuran yang sama. Oleh karena itu seringkali terjadi bias penilaian, sebab anak
tidak diukur atas dasar potensi dasarnya, tetapi atas dasar kemauan sekolah.
Sistem pendidikan sekarang (kontemporer) yang diharapkan adalah yang
merupakan pendidikan untuk memperoleh pemahaman. Gardner menemukan tanda
(clues) yang bisa menjembatani kesenjangan-kesenjangan (gap) di atas dengan
pendekatan pendidikan yang lebih potensial, yakni melalui magang.
Salah satu konsep psikologi yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan
saat ini adalah konsep inteligensi (kecerdasan). Konsep tersebut telah dikenal sejak
Alfred Binet (1904) mengembangkan alat untuk mendeteksi siswa sekolah dasar
yang diperkirakan akan gagal dalam belajar sehingga diperlukan perhatian
kepadanya dengan pemberian pengajaran remidi. Alat tersebut dikenal sebagai tes
intelegensi. Sejak saat itu pengetesan inteligensi dan pemahaman bahwa intelegensi
dapat diukur secara objektif meluas. Demikian pula meluaslah pengertian bahwa
inteligensi sama dengan skor tunggal IQ (intelligence quotient) sebagai hasil tes
inteligensi (Amstrong, 1994).

88

Howard Gardner (1983) tidak sependapat dengan pemahaman sempit
tentang inteligensi di atas. Ia mengemukakan bahwa tes inteligensi tersebut hanya

mengukur kemampuan yang

berkaitan dengan verbal-linguistik dan logis-

matematis sehingga tidak memadai untuk menentukan cerdas tidaknya seseorang
dengan menggunakan skor tunggal IQ. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa manusia
memiliki sejumlah kecerdasan yang dapat mewujud dalam berbagai keterampilan
dan kemampuan, yang bukan hanya berupa kemampuan verbal-linguistik dan logismatematis.
Pandangan Howard Gardner dituangkan dalam buku Frames of Mind: The
theory of multiple intelligences (1983). Dalam buku tersebut Gardner membahas
teori multiple intelligences yang mengemukakan tujuh kecerdasan dasar pada diri
manusia yang sangat bermanfaat dalam kehidupan (Gage & Berliner, 1991;
Amstrong, 1994; Brualdi, 1996). Namun demikian pada tahun 1999, Howard
Gardner mengembangkan teorinya dan menambahkan satu kecerdasan lagi yaitu
kecerdasan natural yang belum di sebutkan sebelumnya, sehingga teori kecerdasan
majemuk menjadi 8 jenis kecerdasan (Christison dan Kennedy, 1999). Ada
kemungkinan jumlah jenis kecerdasan ini terus bertambah jumlahnya karena
Howard Gardner terus mengeksplorasi kemungkinan adanya tambahan jenis
kecerdasan lain (Gardner, 1999).
Kecerdasan adalah kemampuan memecahkan masalah dan membuat suatu

produk yang bermanfaat bagi kehidupan (Amstrong, 1994; McGrath & Noble,
1996). Kebanyakan orang mengenalnya sebagai prediksi kesuksesan di sekolah—
bakat bersekolah. Sementara kecerdasan sejati mencakup berbagai keterampilan
yang lebih luas pada semua segi kehidupan—kecerdasan majemuk/ganda.
Kecerdasan majemuk adalah teori kecerdasan yang dikembangkan Howard Gardner
18 tahun silam yang mengemukakan bahwa paling tidak ada delapan jenis
kecerdasan, yaitu kecerdasan verbal-linguistik, logis-matematis, visual-spasial,
kinestetik, musik, intrapribadi, antarpribadi, dan naturalis sebagaimana tampak pada
Tabel 5.1

89

Tabel 5.1
Aspek-Aspek Kecerdasan Menurut Gardner
KECERDASAN
1. Linguistic
2. Logical –Mathematical

3. Musical
4. Spatial

5. Bodily Kinesthetic
6. Interpersonal
7.Intrapersonal
8. Naturalis

KEMAMPUAN INTI
Kepekaan terhadap suara, ritme, makna
kata-kata, dan keragaman fungsi bahasa.
Kepekaan
dan
kemampuan
untuk
mengamati pola-pola logis dan numerik
(bilangan) serta kemampuan untuk berpikir
rasional/logis.
Kemampuan untuk menghasilkan dan
mengapresiasikan ritme.
Nada (warna
nada), dan bentuk-bentuk ekspresi musik.
Kemampuan mempersepsi dunia ruang

visual secara akurat dan melakukan
transformasi persepsi tersebut.
Kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan
menangani objek secara terampil.
Kemampuan
untuk
mengamati
dan
merespon suasana hati, temperamen, dan
motivasi orang lain.
Kemampuan untuk memahami perasaan,
kekuatan dan kelemahan serta intelegensi
sendiri.
Kemampuan
menggolongkan
benda,
tumbuhan

1) Kecerdasan verbal-linguistik
Kecerdasan verbal linguistik mungkin merupakan kecerdasan yang paling

universal di antara ketujuh kecerdasan majemuk.

Kecerdasan verbal-linguistik

adalah kemampuan berfikir dalam bentuk kata-kata secara efektif baik secara lisan
maupun

tulisan

dan

menggunakan

bahasa

untuk

mengekspresikan

dan


mengapresiasikan makna. Mengungkap kalimat dengan menggunakan kata yang
tepat.

Dengan demikian ada empat komponen dalam kecerdasan ini yakni:

fonologis (kepekaan bunyi), sintaksis (struktur dan susunan kalimat), semantik
(pemahaman tentang makna), dan pragmatika (kemampuan berbahasa untuk
mencapai sasaran praktis).

90

Seseorang yang berbakat dalam bahasa mempunyai kepekaan yang tajam
terhadap bunyi atau fonologi bahasa. Mereka sering menggunakan permainan katakata, tongue twister, aliterasi, onomatope, dan tiruan bunyi-bunyian seperti bel
yang memukau.

Pemikir berciri linguistik biasanya mahir pula memanipulasi

sintaksis bahasa. Pemikir yang amat verbal pun merupakan ahli tata bahasa yang
terunggul ia terus-menerus mencari kesalahan lisan atau tulisan yang kadang terjadi

dalam kehidupannya sendiri atau dalam kehidupan orang lain. Janius linguistik juga
memperlihatkan pula kepekaan terhadap bahasa melalui semantik (pemahaman
mendalam tentang makna). Mungkin komponen kecerdasan linguistik yang paling
penting adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk mencapai sasaran praktis
(pragmatika). Para pakar berikut kecerdasan yang dimiliki Herbert W. Amstrong
(untuk menarik pengikut baru), Joan Rivers (untuk menghibur), Isaac Asimov
(untuk mengajar), Winston Churchill (untuk membangkitkan inspirasi), atau
Clarence Darrow (untuk meyakinkan).
Karakteristik:
Senang mendengarkan cerita; senang bercerita; bermain peran; permainan kata,
seperti tebak kata (teka teki); peka terhadap suara dan arti kata-kata; mampu dan
gemar baca-tulis; kaya perbendaharaan kata; dan menyelesaikan tugas verbal lebih
cepat.
Tanda-tanda kesulitan:
Sulit dalam ekspresi verbal; sulit dalam menangkap informasi verbal; sulit dalam
percakapan; tidak tanggapi pemikiran dengan lengkap (kehilangan kata-kata &
ekspresi); tidak efisien menggunakan kalimat perintah; menanggapi dengan
pertanyaan yang tidak biasa diajukan; lebih suka tugas yang tidak mengandalkan
pendengaran; tidak dapat membedakan ide pokok saat bicara; sulit membedakan
bunyi kata yang mirip; tidak dapat cerita ulang atas cerita yang baru didengar; sulit
identifikasi & menghasilkan ritme pada kata-kata; mengabaikan awalan & akhiran

91

tertentu; tidak dapat mengulang serangkaian kata atau angka yang disebut secara
verbal.
Upaya menstimulasi:
Ajak anak berbicara; bacakan cerita; main huruf dan angka; latih rangkaian cerita;
diskusi; bermain peran; perdengarkan lagu anak-anak.
Ungkapan Verbal
Bacalah setiap butir berikut, dan mulailah “mendengarkan” telinga pikiran Anda
berdasarkan suara percakapan yang diminta:


Seorang teman mengucapkan nama Anda



Ibu Anda membacakan buku atau surat kabar



Pidato yang dibacakan oleh presiden



Sebuah kelas di mana murid-murid sedang mengucapkan doa bersama



Suara batin Anda sendiri ketika melukiskan apa yang ingin Anda kerjakan
selama seharian



Seorang pria berumur 90 tahun mengisahkan riwayat hidupnya kepada Anda



Seorang anak berumur 5 tahun sedang menjelaskan bagaimana ia membangun
istana pasir



Salah seorang guru Anda sedang menyampaikan pelajaran di kelas



Seorang penyiar radio/televisi sedang membacakan iklan

Cara-cara untuk Mengembangkan Kecerdasan Verbal-Linguistik


Bergabunglah dengan seminar “Bedah Buku”



Adakan permainan Trivial Pursuit.



Lakukan permainan kata (misalnya anagram, Scrabble, TTS).



Bergabunglah dengan klub pecinta buku.

92



Hadirilah konferensi pengarang, ceramah, atau lokakarya tentang mengarang
pada perguruan tinggi setempat.



Hadirilah acara penandatanganan buku atau peristiwa lain yang menampilkan
penulis ternama.



Rekam pembicaraan Anda sendiri dengan tape recorder dan dengarkan.



Kunjungi perpustakaan dan/atau toko buku secara teratur.



Berlanggananlah sebuah koran yang bermutu tinggi (misalnya Kompas,
Republik, Jawa Post, The Jakarta Post) dan atau majalah sastra (Horison) dan
bacalah secara teratur.



Bacalah sebuah buku setiap minggu dan buatlah perpustakaan pribadi.



Bergabunglah dengan kelompok pidato (misalnya Toastmasters International)
atau persiapkan sebuah ceramah tidak resmi berdurasi sepuluh menit untuk
acara kantor atau sosial.



Belajarlah menggunakan program pengolah kata.



Dengarkan rekaman ahli pidato, penyair, pendongeng, dan pembicara lain yang
sudah terkenal (bisa didapat di perpustakaan).



Buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis tentang apa saja yang ada
dalam pikiran Anda setiap harinya sebanyak 250 kata.



Perhatikan berbagai gaya verbal (dialek, bahasa gaul, intonasi, kosa kata, dan
sebagainya) dari berbagai orang yang Anda jumpai setiap hari.



Sediakan waktu untuk bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat.



Ciptakan leluco, teka-teki, atau permainan kata.



Hadiri seminar membaca cepat.



Ajarilah seseorang yang kemampuan membacanya rendah melalui organisasi
nirlaba.



Hafalkan puisi atau kutipan prosa kegemaran Anda.



Sewa, pinjam, atau belilah kaset sastrawan besar dan dengarkan sewaktu Anda
pergi atau pulang kerja, atau dalam waktu lain.

93



Lingkari kata asing yang Anda jumpai selama Anda membaca dan carilah
artinya di dalam kamus.



Belilah thesaurus, kamus sanjak, buku asal-usul kata, dan pedoman gaya
penulisan, kemudian gunakan buku itu secara teratur ketika Anda menulis.



Kunjungi festival dongeng dan pelajari seni mendongeng.



Gunakan salah satu kata baru dalam percakapan Anda sehari-hari.

2) Kecerdasan logis-matematis
Kemampuan menggunakan angka secara efektif dan penalaran secara baik.
Kecerdasan logis-matematis mencakup: perhitungan matematis; berfikir logis;
pemecahan masalah; pertimbangan deduktif dan induktif; ketajaman akan pola-pola
dan hubungan.
Karakteristik:
Gemar bereksperimen; pandai mengkategorikan sesuatu; melakukan pengukuranpengukuran; menganalisa; kuantifikasi; menuntut bukti konkrit dan empiris;
memberikan penjelasan logis (terkait linguistik); dapat mengkonstruksikan solusi
sebelum diartikulasikan;
Tanda-tanda kesulitan:
Sulit menguasai konsep yang bersifat kuantitatif dan hubungan sebab-akibat; sulit
menangkap simbol dan konsep abstrak; kurang terampil memecahkan masalah
secara logis; sulit memahami pola-pola dan hubungan; tidak mampu mengajukan
dan menguji hipotesis; tidak tertarik pada bahan informasi angka dan grafik; kurang
tertarik pada operasi kompleks yang melibatkan angka dan komputer; tidak tertarik
pada bidang-bidang yang akrab dengan operasi angka dan pengembangan wawasan
baru.
Upaya menstimulasi:

94

Menyelesaikan puzzle sebagai cara melatih menyelesaikan masalah; mengenalkan
bentuk geometri; memperkenalkan bilangan sajak berirama dan lagu; eksplorasi;
pikiran melalui diskusi dan olah pikir; pengenalan pola; eksperimen di alam;
memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika; menggambar
dan membaca; memperkenalkan kerja perancangan; melatih membuat perancangan;
menggunakan pendekatan proyek dalam pembelajaran;
Cara-cara untuk Mengembangkan Kecerdasan Logis-Matematis


Lakukan permainan logis-matematis (Go, Clue, domino) dengan teman atau
keluarga.



Pelajari cara menggunakan sempoa.



Kerjakan teka-teki logika/pengasah otak.



Siapkan kalkulator untuk menghitung soal matematika yang Anda hadapi dalam
hidup sehari-hari.



Pelajari sebuah bahasa komputer, misalnya LOGO, BASIC, atau PASCAL.



Belilah peralatan kimia atau perangkat sains lainnya dan lakukan beberapa
percobaan.



Adakan diskusi keluarga tentang konsep matematika atau sains di dalam berita.



Ambil kursus tentang sains atau matematika dasar diperguruan tinggi setempat
atau belilah buku yang harus dipelajari secara mandiri.



Berlatihlah menghitung soal matematika sederhana luar kepala.



Bacalah bagian bisnis di surat kabar dan carilah konsep ekonomi atau keuangan
yang belum Anda kenal.



Bacalah berita tentang penemuan matematika dan/atau sains yang terkenal.



Kunjungilah museum sain, Planetarium, akuarium, atau pusat sains lainnya.



Pelajari cara menggunakan heuristika dalam memecahkan masalah.



Bentuk suatu kelompok diskusi atau lingkungan studi untuk membahas
penemuan ilmiah mutakhir serta implikasinya dalam kehidupan sehari-hari.



Tontonlah tayangan dokumenter di televisi tentang konsep sains yang penting.

95



Lingkari konser sains atau ungkapan matematika yang belum Anda kenal dalam
bacaan yang sedang Anda geluti dan carilah penjelasannya di dalam buku atau
dari orang yang mengetahuinya.



Buatlah rekaman suara Anda yang sedang berbicara keras-keras tentang cara
memecahkan soal matematika yang sulit.



Identifikasikan prinsip ilmiah yang ada di sekitar rumah dan pemukiman Anda.



Berlanggananlah majalah ilmiah seperti Science, Omni, atau scientific
American.



Hadapi, jangan hindari, soal matematika dalam hidup sehari-hari (menghitung
tip, menghitung buku cek, menentukan suku bunga pinjaman, dan seterus-nya),
belilah teleskop, mikroskop, atau alat pembesar lain dan gunakanlah untuk
meneliti alam sekitar Anda.



Ajarkan konsep matematika atau sains kepada seseorang yang kurang
mengetahuinya.



Kunjungilah laboratorium sains atau tempat lain di mana konsep sains dan/atau
matematika digunakan.



Gunakan balok, butir kacang, atau benda konkret lain dalam mempelajari
konsep matematika yang masih baru.



Buatlah kelompok pendukung “orang yang takut matematika” bagi mereka yang
merasa cemas bila dipaksa berurusan dengan angka.

3) Kecerdasan visual-spasial
Kemampuan berpikir secara visual, imajinatif dan kreatif, khususnya
terhadap objek tiga dimensi.

Kecerdasan visual-spasial meliputi: kemampuan

mengenali objek dari sudut pandang yang berbeda; kemampuan membayangkan
ruang gerak & jarak secara internal pada suatu konfigurasi; kemampuan memahami
hubungan spasial antara dirinya dengan benda lain.

96

Peristiwa itu menyangkut kecerdasan dalam melihat yang disebut
kecerdasan, dengan kecerdasan spasial melihat segala sesuatu entah dalam dunia
“nyata” atau dalam pikirannya yang cenderung terlewatkan oleh orang lain. Ia juga
mempunyai kemampuan untuk mencetak dan membentuk gambaran ini, entah
melalui sarjana jasmaniah seperti menggambar, mematung, membangun, dan
menjadi penemu, atau melalui rotasi dan transformasi mental dari gambaran
subjektif. Bagian ini melukiskan berbagai macam kecerdasan spasial dan menjajaki
cara Anda--seperti asisten Agassiz--mampu mengembangkan kekuatan visualspasial Anda melalui kesabaran dan latihan terus menerus.
Berpikir Secara Visual
Salah satu hasil visualisasi cerdas yang paling mendalam adalah
perangsangan profesi kreatif dan dipupuknya proses pemikiran tingkat tinggi.
Menurut Rudolf Arnheim, profesor emeritus psikologi seni di Harvard University,
praktis semua pemikiran--bahkan pemikiran yang paling abstrak dan teoretis-bersifat visual.
Peta Mental
Buatlah sketsa untuk setiap keterangan berikut, Anda tidak perlu membuatnya
serapi mungkin atau ingin membuat sesuatu yang dapat dipamerkan kepada orang
lain. Yang penting buatlah detail sebanyak-banyaknya dalam lukisan Anda (jangan
melihat karya rujukan sampai Anda selesai):


Peta lingkungan tempat tinggal Anda



Denah rumah Anda



Gambar tentang konsep demokrasi



Diagram tubuh manusia bagian dalam



Peta dunia yang melukiskan semua benua



Diagram bagian dalam mesin cuci

97

Anda dapat membandingkan pemikiran visual Anda dengan melihat peta kota, peta
dunia, denah rumah, buku anatomi, buku Visual Thingking yang memuat sketsa
tentang “demokrasi”, dan/atau buku seperti The Way Things Work yang
menerangkan bagian dalam mesin. Bagaimana sketsa yang Anda gambar
melambangkan pengetahuan Anda tentang dunia? Apakah sketsa tersebut memberi
gambaran tentang cara kerja pikiran Anda? Mintalah teman yang lain untuk
melakukan latihan ini dan bandingkan sketsanya.
Karakteristik:
Peka dan cermat dalam mengamati suatu objek; mampu berpikir dalam gambar;
menemukan

pemecahan

masalah

tanpa

menuliskan

sesuatu;

mudah

membayangkan bentuk-bentuk geometri atau bangun tiga dimensi; mampu
memvisualisasikan sesuatu dalam grafik; pandai mengarahkan diri dalam ruang
secara tepat;
Kecenderungan lain:
Suka bermain puzzle dan maze, menggambar, bermain balok; tampak sering
melamun; mengamati lingkungan secara holistik; menyimpan informasi secara
nonsekuen; menyukai presentasi visual; suka mencari kesalahan detail yang
diabaikan orang lain; kesadaran akan jarak dan orientasi tubuh mereka.
kemampuan visual-spasial ini biasa menonjol pada anak tuna rungu
Upaya menstimulasi
Menggambar atau melukis; menyanyi, mengenal dan membayangkan suatu
konsep; membuat prakarya; mengunjungi dan mengamati berbagai tempat;
permainan dan tugas konstruktif; mengatur dan merancang, seperti tata ruang.
Cara-cara untuk Mengembangkan Kecerdasan Spasial

98



Mainkan pictionary, tic-tac-toe tiga dimensi, atau permainan berpikir visual
lainnya.



Mainkan puzzle, kubus Rubik, rumah sesat, atau teka-teki visual lainnya.



Belilah program peranti lunak untuk desain grafis dan ciptakan rancangan
lukisan dan gambar dengan komputer.



Pelajari fotografi dan gunakan kamera untuk merekam kesan visual Anda.



Belilah camcorder dan ciptakan presentasi video.



Tontonlah film dan tayangan televisi dan perhatikan penggunaan cahaya,
gerakan kamera, warna, dan unsur sinematik lainnya.



Dekorasi ulanglah interior atau taman rumah Anda.



Susunlah perpustakaan gambar dengan mengumpulkan gambar kegemaran
Anda dari majalah atau surat kabar.



Pelajari keterampilan menentukan arah sebagai pedoman melakukan olahraga
hiking di alam terbuka.



Pelajarilah ilmu ukur.



Ikutilah pelajaran melukis, mematung, menggambar, fotografi, video, desain
grafis, atau seni visual lainnya.



Pelajarilah bahasa yang berbasis ideografi seperti bahasa Mandarin.



Gunakan model tiga dimensi dari ide yang Anda miliki untuk penemuan atau
proyek lain.



Pelajari cara menggunakan dan menginterpretasikan bagan alir, bagan
keputusan, diagram, dan bentuk representasi visual lainnya.



Belilah kamus visual dan pelajari cara kerja mesin sederhana dan benda-benda
lain.



Jelajahi ruang sekitar dengan menutup kedua mata Anda dan membiarkan
seorang teman menuntun Anda melalui rumah atau halaman.



Berlatihlah mencari bentukan gambar dan lukisan pada awan, retakan dinding,
atau gejala alam lain maupun gejala buatan manusia.

99



Kembangkan simbol visual Anda untuk mencatat (gunakan anak panah,
lingkaran bintang, spiral, kode warna, gambar, atau bentuk visual lainnya).



Kunjungi seorang insinyur mesin, arsitek, seniman, atau desainer untuk melihat
bagaimana ia menggunakan kemampuan spasialnya dalam bekerja.



Luangkan waktu untuk melakukan kegiatan kesenian bersama keluarga atau
teman-teman.



Pelajarilah peta negara dan kota Anda, denah rumah, dan sistem perlambangan
visual yang lain.



Buatlah struktur benda dengan logo, D-stix, hesafleksagon, balok mainan, atau
bahan mainan tiga dimensi untuk membentuk bangunan.



Pelajari ilusi optis (misalnya dalam buku teka-teki, di museum ilmu
pengetahuan, melalui permainan ilusi optik, dan sebagainya).



Sewa, pinjam, atau belilah videotape “how to” dalam bidang khusus yang Anda
minati.



Gunakan lukisan, foto, dan diagram dalam surat, proyek, dan presentasi.

4) Kecerdasan kinestetik
Kemampuan menggunakan badan untuk mengekspresikan gagasan dan
perasaan dan menyelesaikan problem (Amstrong, 1994; Gardner, 1993; Lazear,
1991). Kemampuan untuk menggerakkan objek dan mengembangkan keterampilan
motorik yang halus. Kecerdasan ini mencakup: keseimbangan; kelenturan;
kegesitan; ketangkasan; kontrol; keanggunan; dan ketahanan dalam gerak tubuh.
Karakteristik:
Kecenderungan bertubuh atletis; menguasai banyak keterampilan fisik; memiliki
keterampilan motorik halus dan kasar yang baik; merasakan dan mampu melakukan
bagaimana seharusnya tubuh membentuk; menggunakan tubuh untuk ekspresikan

100

ide & perasaan; terampil menghasilkan dan memindahkan sesuatu dengan tangan &
gerak kinestetik lain.
Kecenderungan lain
Senang bergerak; sulit diminta duduk diam; senang menyentuh sesuatu; koordinasi
gerak tubuh yang baik; tangkas dan cepat; senang dengan kerajinan tangan;
merespon dengan baik komunikasi nonverbal; memecahkan masalah dengan
tubuhnya.
Upaya menstimulasi:
Menari; bermain peran; senam otak; melatih gesture fisik; derama, pantomim;
latihan fisik dan berbagai bentuk olahraga.
Cara-Cara Untuk Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik-Jasmani


Bergabunglah dengan regu olahraga yang berkaitan dengan pekerjaan atau regu
olahraga di lingkungan perumahan (sofbol, basket, sepakbola, atau olahraga
beregu lainnya).



Belajarlah berenang, main ski, golf, tenis, atau senam yang kesemuanya
merupakan olahraga perorangan.



Pelajarilah seni bela diri seperti aikido, yudo atau karate.



Berlatihlah secara teratur dan catatlah ide yang muncul selama berolahraga.



Pelajarilah suatu keterampilan seperti bertukang, menenun, mengukir, atau
merenda.



Ikuti kursus seni membentuk tanah liat atau batu.



Pelajari yoga atau sistem kesadaran atau relaksasi jasmaniah lainnya.



Mainkan video game yang membutuhkan refleks cepat.



Ikuti pelajaran menari (tarian modern, dansa, balet, atau yang lain) atau
luangkan waktu untuk melibatkan diri dalam kegiatan kreatif bebas kreasi Anda
sendiri.

101



Lakukan hobi yang mudah dilakukan di sekitar rumah anda seperti berkebun,
memasak, atau membuat maket.



Pelajari bahasa isyarat atau huruf braille.



Kenakan penutup mata dan mintalah seorang teman untuk membimbing Anda
untuk menjelajahi alam sekitar dengan kedua tangan.



Kumpulkan benda-benda yang mempunyai berbagai macam tekstur (sutra, batu
halus, kertas amplas, dan sebagainya).



Titilah batu pembatas trotoar atau gelegar untuk memperbaiki keseimbangan
Anda.



Latihlah regu basket anak-anak atau kelompok lain atau olahraga perorangan
tertentu.



Susunlah sebuah program latihan beban dan/atau program aerobik untuk Anda
sendiri di bawah pengawasan dokter atau klub kesehatan.



Mainkan charade (menebak kata yang dikomunikasikan melalui pantonim)
bersama teman atau keluarga.



Lakukan kegiatan yang menggugah kesadaran pancaindra yang membuat Anda
bersentuhan dengan persepsi dan sensasi jasmani.



Balajarlah pada seorang ahli terapi yang menguasai disiplin ilmu psikofisik
seperti teknik Rolfing, teknik Alexander, bioenergetika,atau Firldenkrais.



Pelajari cara memijat orang lain atau diri sendiri dengan menggunakan
akupresur, do-in (pijat leher), atau sistem pijat lainnya.



Kembangkan koordinasi mata dengan Anda melalui olahraga boling, melempar
cakram, melempar bola basket, atau belajar menyulam.



Pelajarilah keterampilan yang membutuhkan sentuhan halus maupun kelincahan
tangan seperti mengetik atau memainkan alat musik.



Jangan lewatkan bayangan kinestetik yang muncul dalam mimpi dan lamunan
di siang hari.

102



Ikuti pelajaran akting atau pantonim atau bergabunglah dengan kelompok
derama setempat



Pelajari suatu kegiatan praktis yang membutuhkan keluwesan jasmani seperti
upacara teh Jepang.

5) Kecerdasan musik
Kemampuan memahami dan menyusun pola titi nada, irama, dan melodi.
Tingkat sensitivitas dan kemampuan mengenali, mengikuti, dan menghasilkan
berbagai pola titi nada. Stimulasi kecerdasan ini berpengaruh besar terhadap aspek
kecerdasan lainnya, terutama logis, linguistik dan spasial (khusus dari musik
klasik).
Karakteristik:
Mudah mengenali dan mengingat nada-nada; cakap mentransformasikan kata-kata
menjadi lagu; pintar melantunkan beat lagu dengan bagus; suka menggunakan kosa
kata musikal; peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara pada sebuah
potongan komposisi musik.
Kecenderungan lain
Suka menyanyi dan memutar lagu-lagu; suka melakukan gerak berirama; suka
melakukan kegiatan diiringi musik; menggambar dengan musik; suka memanipulasi
komposisi musik; mencoba-coba membuat alat musik.
Upaya menstimulasi:
Menyanyikan atau memutarkan lagu-lagu; latihan mengenal ritme; belajar
bersenandung; melakukan gerak berirama; latihan lagu dan aksi

(operet);

mendengarkan musik bersama; menggambar dengan musik; aplikasi teknologi
musik; membuat alat musik.
Cara-Cara untuk Mengembangkan Kecerdasan Musikal Anda

103



Bernyanyilah di kamar mandi atau ketika pergi ke tempat kerja.



Mainkan permainan musikal bersama teman-teman.



Kunjungilah konser atau pertunjukan musik.



Buatlah koleksi rekaman musik favorit dan dengarkan secara teratur.



Bergabunglah dengan paduan suara sekolah/kampus atau lingkungan Anda.



Ikuti pelajaran musik formal untuk mempelajari alat musik tertentu.



Bekerjalah dengan ahli terapi musik.



Luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan gaya
musik yang tidak Anda kenal (jazz, country western, klasik, musik tradisional,
musik internasional, atau jenis musik lain).



Tentukan waktu untuk menyanyi bersama keluarga.



Belilah keyboard elektronik dan pelajari not dan melodi sederhana.



Belilah alat musik perkusi di sebuah toko mainan, dan mainkan alat itu menurut
irama musik yang sedang diputar.



Ikutilah kursus apresiasi musik atau teori musik di perguruan tinggi setempat.



Bacalah kritik musik di surat kabar dan majalah.



Jadilah relawan untuk bernyanyi di rumah jompo, rumah sakit, atau tempat
penitipan anak.



Biasakan untuk belajar, bekerja, atau makan, dengan diiringi musik, pada waktu
yang biasanya tenang.



Adakan diskusi tentang musik bersama teman-teman.



Baca artikel tentang kehidupan komponis dan pemain musik terkenal.



Dengarkan melodi atau ritme yang secara alami muncul seperti langkah kaki,
kicau burung, dan bunyi mesin cuci.



Cari kembali musik kegemaran Anda semasa kanak-kanak.



Karanglah lagu ciptaan Anda sendiri.

104



Ciptakan otobigrafi musikal Anda dengan mengumpulkan kaset yang populer
dalam berbagai tahap kehidupan Anda.



Buatlah daftar semua musik yang Anda dengar dalam perjalanan, mulai dari
Muzak di supermarket hingga musik radio dan televisi.



Belilah peralatan berteknologi tinggi (interface MIDI, peranti lunak komputer)
yang memungkinkan Anda untuk mempelajari teori musik atau memainkan
instrumen musik dengan komputer.



Lakukan semua komunikasi dangan keluarga atau teman selama satu dua jam
dengan bernyanyi.



Pelajarilah program pelatihan musik khusus, seperti sister Suzuki, kodaly, OrffSchulwerk, dan Dalcroze.

6) Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi
dengan orang lain secara efektif.
Karakteristik:
Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain; pandai menjalin hubungan sosial;
mampu mengetahui dan menggunakan berbagai cara saat berinteraksi; mampu
merasakan perasaan, pikiran dan tingkah laku serta harapan orang lain; mampu
bekerjasama dengan orang lain; pandai mempengaruhi orang lain; mau menerima
dan memanfaatkan balikan orang lain.
Kecenderungan lain
Biasanya lebih menonjol dan terpilih menjadi pemimpin kelompok; menikmati
suasana kebersamaan; tertarik pada perbedaan budaya dan kegiatan sosial; gemar
humor saat berkomunikasi.
Upaya menstimulasi:

105

Mengembangkan dukungan kelompok (group supportive); menetapkan aturan
tingkah laku yang mendukung; memberikan kesempatan bertanggung jawab;
bersama-sama menyelesaikan konflik; melakukan kegiatan sosial di lingkungan
sekitar; menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya dan adat
istiadat; mengajak bermain talking stick.
Robert Bolton membagi komunikasi antarpribadi dalam 4 hal yakni:
keterampilan mendengarkan, menegaskan, menyelesaikan konflik, dan bekerja
sama untuk menyelesaikan masalah.
Cara meningkatkan kemampuan mendengarkan secara aktif adalah:


Menghadapi orang lain dengan penuh perhatian



Mempertahankan sikap terbuka



Menghindari gerakan yang mengganggu



Menjalin kontak mata yang baik



Menggunakan “kalimat pembuka” yang cocok untuk berkomunikasi



Memberikan isyarat sederhana selama berkomunikasi untuk mendorong
seseorang menyampaikan kisahnya



Mempertahankan sikap diam yang penuh perhatian ketika orang lain
berbicara



Merumuskan kembali pokok pembicaraan orang lain



Tunjukkan empati anda kepada orang lain



Dengan ringkas menyarikan inti percakapan

Pedoman pokok menuju efektifitas antarpribadi:


Jangan mengkritik, menghakimi, atau mengeluh



Beri penghargaan yang jujur dan tulus



Tunjukkan minat yang tulus terhadap orang lain



Tersenyumlah

106



Buatlah orang lain merasa penting



Ajukan pertanyaan, jangan memberi perintah langsung

Cara-Cara Untuk Mengembangkan Kecerdasan Antarpribadi


Belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman,
kenalan, kerabat, dan orang lain, dan tetaplah menjalin hubungan dengan
mereka



Tetaplan untuk mengenal teman baru setiap harinya



Bergabunglah dengan kelompok relawan atau kelompok yang berorientasi
pemberian layanan



Luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktikkan
mendengarkan secara aktif dengan teman dekat Anda



Selenggarakan sebuah pesta undanglah sekurang-kurangnya tiga orang yang
tidak begitu Anda kenal



Hadiri sebuah sesi psikoterapi kelompok



Ambil peran kepemimpinan dalam kelompok Anda



Ikuti sebuah kursus keterampilan komunikasi antarpribadi



Buatlah kelompok pendukung sendiri



Bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek
berdasarkan kesamaan minat



Adakan pertemuan keluarga secara teratur



Berkomunikasilah dengan orang lain melalui jaringan komputer via buletin
elektronik



Adakan sesi sumbang saran secara berkelompok di tempat kerja Anda



Ikuti retret pasangan suami istri



Kuasai seni perilaku sosial yang wajar dengan membaca buku tentang sopan
santun

107



Mulailah percakapan dengan orang-orang di tempat umum (supermarket,
bandara, terminal, dll.)



Mulailah menyurati orang-orang dalam sebuah jaringan kerja di seluruh
negeri bahkan luar negeri



Hadirilah reuni keluarga, sekolah atau di tempat kerja



Berkenalanlah dengan anggota masyarakat kebudayaan



Mainkan pertandingan di luar rumah yang tidak kompetitif atau kooperatif
bersama keluarga dan teman



Bergabunglah dengan kelompok yang bertujuan membantu Anda bertemu
dengan orang-orang baru



Tawarkan diri Anda untuk mengajar, membimbing orang lain melalui
organisasi sukarela



Luangkan waktu 15 menit setiap hari selama satu atau dua minggu untuk
mengamati cara orang lain berinteraksi di tempat umum



Renungkan hubungan Anda dengan orang sekitar



Pelajarilah kehidupan orang yang terkenal yang mahir bersosialisasi melalui
riwayat hidup, film, dan media lain.

7) Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat
tentang diri sendiri dan menggunakannya dalam mengarahkan kehidupan sendiri.
Karakteristik:
Memiliki kepekaan perasaan dan situasi yang tengah berlangsung; memahami diri
dan memiliki citra diri yang positif; mampu berinstrospeksi; mampu mengendalikan
diri dalam situasi konflik; mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
dalam lingkungan sosial; tahu kepada siapa harus minta bantuan saat memerlukan.

108

Ciri-ciri lain
Umumnya memiliki etika yang baik; terkadang tampak pemalu dan pendiam di
lingkungan sosial; mampu menemukan cara untuk mengekspresikan perasaan dan
pemikirannya secara tepat; mampu mengungkapkan diri dengan baik; memiliki
motivasi untuk mencapai yang diinginkan; kerap penasaran akan makna hidup,
relevansi dan tujuan sesuatu; sering membuat catatan dan gambar mengenai
perasaannya; mencari dan berusaha memahami pengalaman batinnya; memiliki
tanggung jawab kemanusiaan; kadang lebih suka bekerja sendiri (bukan berarti
antisosial); merasa bebas untuk berkreasi.
Upaya menstimulasi
Mengembangkan program 4A atau P3K dalam pembimbingan (attention/perhatian;
acceptance/penerimaan;

appreciation/penghargaan;

affection/kasih

sayang);

menciptaan citra diri yang positif; pengembangan suasana lingkungan belajar yang
mendukung; penuangan isi hati dalam buku harian; mengajak berbincang tentang
kelebihan, kelemahan, dan minat anak; mendorong anak untuk menggambar diri
menurut sudut pandangnya; mengajak membayangkan diri di masa depan;
berimajinasi akan satu tokoh dalam suatu cerita; memberi kesempatan anak ajukan
pertanyaan; membuat puisi dan lagu; menulis surat pada kawan, nenek, dll.
Cara-Cara Untuk Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal


Datangi bimbingan individu atau psikoterapi



Pelajari “peta diri” dalam sosiologi



Belajarlah bermeditasi



Dengarkan kaset atau video tentang motivasi



Tuliskan otobiografi Anda



Ciptakan ritual pribadi atau ritual perjalanan hidup Anda



Rekam dan tafsirlah mimpi Anda secara teratur

109



Bacalah buku self-help



Tentukan tempat yang tenang di rumah Anda untuk melakukan introspeksi



Belajarlah sesuatu yang baru, misalnya keterampilan, bahasa atau kumpulan
pengetahuan dalam bidang yang Anda minati secara otodidak



Mulailah bisnis Anda sendiri



Kembangkan hobi antau minat yang membuat Anda berbeda dari orang
banyak



Ikutilah pelajaran tentang latihan bersikap tegas atau pengembangan
kepercayaan diri



Ikuti serangkaian tes yang dirancang untuk menilai kekuatan dan kelemahan
khusus Anda dalam berbagai bidang



Tentukan sasaran jangka pendek dan panjang Anda kemudian tindaklanjuti
rencana itu



Hadirilah seminar yang dirancang untuk mengajar Anda mengenal diri
sendiri



Buatlah buku atau catatan harian untuk merekam gagasan, perasaan, saran,
dan kenangan Anda



Amatilah biografi atau otobiografi orang besar yang memiliki kepribadian
hebat



Libatkanlah Anda dalam perilaku yang meningkatkan harga diri sehari-hari



Ikuti doa di rumah ibadah secara teratur



Lakukan sesuatu yang menyenangkan diri Anda sekurangnya satu kali sehari



Caritahu mana “mitos” pribadi Anda dan hayatilah



Sediakan cermin untuk mengamati ekspresi Anda dalam keadaan batin atau
pikiran yang berbeda-beda



Luangkan waktu 10 menit setiap petang untuk meninjau kembali secara
mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang Anda alami hari itu

110



Luangkan waktu dengan orang yang mempunyai kepercayaan diri yang kuat
dan wajar

8) Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali dan mengklasifikasikan
tanaman, batu-batuan,

binatang, dan artefak atau simbol-simbol budaya.

Kecerdasan naturalis berkenaan dengan kemampuan mengamati dan merasakan
bentuk-bentuk dan menghubungkan elemen-elemen yang ada di alam.
Karakteristik:
Memiliki ketertarikan yang besar pada dunia luar, sangat berminat pada lingkungan,
bumi, dan spesies; gemar mengumpulkan benda-benda alam; pandai menandai
kesamaan dan perbedaan yang ada di sekitar, mengingat dan menandai kekhasan
suatu benda, tumbuhan atau binatang; selalu ingin mengetahui detail benda dan
makhluk di sekitar.
Kecenderungan lain
Lebih menyukai bermain di luar rumah; suka menyendiri dan mengamati bendabenda atau makhluk di sekitar; suka memandangi benda-benda angkasa, dan
perubahan alam; tidak takut dengan binatang yang umumnya dipandang
menjijikkan; menikmati benda, cerita, dan tontonan tentang fenomena alam; serta
menikmati dan gemar berkemah, hiking dan sejenisnya.
Upaya menstimulasi
Menyediakan atau bahkan mengajak membuat diorama mini untuk serangga,
bebatuan dll; menyediakan atau mengunjungi tempat-tempat pemeliharaan
binatang, tanaman, dan koleksi benda-benda alam; berpetualang di hutan; koleksi
perangko gambar tumbuhan dan binatang; sediakan gambar, cerita, dan film tentang
kehidupan alam; pengamatan terhadap tumbuhan tanpa tanah; penambahan

111

pengetahuan tentang alam, seperti: pengenalan jenis, penjelasan asal mula makhluk,
mengantisipasi bahaya alam; rancangan bahan belajar mengenai kehidupan alam;
pemberian kesempatan mengeksplorasi isi alam.
Di samping kedelapan inteligensi di atas, masih terdapat dua kandidat
inteligensi yaitu inteligensi eksistensial dan inteligensi spiritual. Namun, Gardner
belum begitu yakin bahwa keduanya merupakan inteligensi, sebab masih belum
ditemukan bukti-bukti kuat bahwa keduanya memenuhi syarat-syarat sebagai
inteligensi.
Cara-cara Untuk Mengembangkan kecerdasan Naturalis, sebagaimana yang
disarankan oleh Amstrong (1999)


Kenali benda alam yang ada di halaman belakang rumah Anda (seperti :
serangga, burung, tanaman, dan sebagainya).



Mintalah anak-anak Anda (atau anak-anak tetangga) untuk menceritakan apa
yang diketahuinya tentang alam.



Selidiki situs internet yang berkaitan dengan dunia alam (gunakan mesin
pencari seperti Yahoo!, Lycos, atau Alta Vista, dan carilah kata ekologi, alam,
botani, burung, dan sebagainya).



Lihatlah daftar acara televisi minggu ini dan catatlah tayangan yang berkaitan
dengan segi alam yang ingin Anda pelajari lebih lanjut (misalnya gunung
berapi, simpanse, angin puting beliung).



Libatkanlah diri Anda dalam kehidupan politik atau sosial yang berhubungan
dengan pelestarian alam (Anda dapat menyurati anggota DPR untuk
menyelamatkan hutan di wilayah Anda, bergabunglah dengan Sierra Club atau
LSM lingkungan hidup, mulailah sebuah petisi untuk menyelamatkan pohon
bersejarah yang akan ditebang di kampung Anda).

112



Carilah suatu tempat di perkampungan Anda di mana dunia alami dijaga dan
dipelajari (misalnya di museum alam, kebun binatang taman), dan pergilah
kesana secara teratur untuk menghadiri ceramah dan mempelajari pamerannya.



Pilih jenis binatang atau tumbuh-tumbuhan tertentu (misalnya kumbang atau
bunga lili) dan pelajari dengan sebanyak mungkin segala sesuatu yang
berhubungan dengan makhluk itu melalui buku, internet, wawancara dengan
para pakar, dan dari pengamatan langsung.



Jadikan kegiatan berkebun sebagai hobi, atau kalau Anda sudah berkebun,
selidikilah sejumlah segi baru yang berhubungan dengannya (misalnya seni
membentuk pohon, membuat tanaman bonsai).



Jadilah sukarelawan yang bertugas membawa sekelompok anak menjelajahi
alam bebas sebagai sarana mempelajari segi tertentu secara lebih mendalam
(misalnya pramuka, kelompok penjelajah).



Jadilah pelanggan majalah yang bertemakan alam (misalnya National
Geographic) dan bacalah secara teratur.



Bacalah biografi atau otobiografi ahli alam terkenal (misalnya E.O. Wilson yang
menulis otobiografi berjudul Naturalists, atau Jane Goodall dengan bukunya
My Life with the Chimpanzee, atau biografi George Washington Carver
karangan Linda McMurray).



Pergilah berkemah atau lakukan perjalanan dengan membawa tas punggung,
atau luangkan sejumlah waktu dalam setiap hari untuk mengamati alam.



Buatlah daftar segala binatang (termasuk jenis burung) yang hidup di wilayah
Anda.



Buatlah ‘buku harian seorang naturalis’ yang mencatat pengamatan Anda,
pertanyaan mengenai cara kerja alam, dan sumber yang Anda temukan.



Belilah teropong binokuler dan kaca pembesar, dan pergilah keluar sekali
seminggu ke wilayah ‘alam bebas; di permukiman Anda (misalnya pekarangan
kosong, taman) untuk menjelajahi dunia alam tersebut.

113

B. Prinsip-Prinsip Memperhatikan Kecerdasan Majemuk
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan guru berkaitan dengan
kecerdasan majemuk. Prinsip-prinsip tersebut menurut Amstrong (1994) sebagai
berikut:
1. Setiap individu memiliki semua jenis kecerdasan
Teori kecerdasan majemuk mengemukakan bahwa setiap individu memiliki
kemampuan dari kedelapan inteligensi. Kedelapan kecerdasan tersebut
berfungsi sacara bersama-sama pada setiap orang secara unik.
2.

Kebanyakan individu dapat mengembangkan setiap jenis kecerdasan pada
tingkat kemampuan yang memadai. Howard Gardner meyakini bahwa setiap
orang memiliki kemampuan mengembangkan semua jenis kecerdasannya pada
tingkat yang memadai jika diberikan dorongan, pengayaan, dan pembelajaran
yang layak.

3. Setiap kecerdasan biasanya bekerja bersama secara kompleks
Dalam kehidupan tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri, kecuali pada kasus
tertentu yang sangat langka.

Dalam berfungsinya, kecerdasan berinteraksi

antara satu kecerdasan dengan kecerdasan yang lain dalam kehidupan individu.
4. Ada berbagai macam cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori kecerdasan
Tidak ada satu standar karakteristik yang harus digunakan sebagai kriteria
untuk menentukan kecerdasan dalam satu bidang tertentu. Bisa saja seseorang
tidak bisa membaca, namun sangat cerdas dari segi kemampuan kebahasaan
karena ia mampu menceritakan suatu kisah yang menakjubkan atau karena ia
memiliki kosa kata yang sangat banyak.
C. Kecerdasan Majemuk dan Kesulitan Belajar
Di jaman global sekarang tidak mustahil kita temukan seseorang mengalami
kelemahan pada kecerdasan majemuk utamanya ditemukan di dunia persekolahan.
Kelemahan itu berhubungan dengan masalah belajar, sering ditemukan sekelompok

114

siswa yang memiliki kelemahan seperti tidak memiliki keterampilan bersandiwara,
menyanyi, menari, bercerita, bermimpi, mengungkap perasaan, dan berfikir jernih.
Nyarisnya

bilamana

individu

memiliki

kelemahan

belajar

justru

ia

menyembunyikan. Dalam banyak hal seseorang yang mengalami kesulitan belajar
di sebut sebagai tidak mampu belajar (learning disabilities). Kelompok individu ini
bukan disebabkan oleh kerusakan pada syaraf otak melainkan mengalami banyak
kesulitan dalam satu bidang akademis atau lebih.

Sering ditemukan kelompok

siswa tidak mampu membaca, menulis, berhitung, ataupun melakukan fungsi
akademis lainnya, namun mempunyai kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata.
Pada umumnya kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai
dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai suatu tujuan, sehingga
memerlukan usaha yang lebih keras lagi untuk dapat mengatasinya. Kesulitan
belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai
oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatanhambatan ini mungkin disadari, mungkin juga tidak disadari oleh orang yang
mengalaminya.

Hambatan-hambatan itu dapat bersifat psikologis, sosiologis

maupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar akan mengalami hambatan dalam proses mencapai hasil
belajarnya, sehingga prestasi yang dicapainya berada dibawah yang seharusnya.
Ada beberapa jenis atau macam kesulitan belajar, yaitu: learning disorder,
learning difunction, slow learner, dan underachiever.
Learning disorder adalah keadaan dimana proses belajar seseorang
terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan (Ross, 1974). Pada dasarnya
siswa yang mengalami learning disorder tidak mengalami gangguan pada potensi
dasarnya, tetapi belajarnya terganggu karena adanya respon-respon yang
bertentangan. Dengan demikian hasil belajar yang akan dicapai lebih rendah dari
potensi yang dimilikinya.
Learning disfunction mengacu kepada gejala dimana proses belajar tidak
berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya anak tidak menunjukkan adanya

115

abnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan-gangguan psikologis
lainnya.
Pengertian underachiever mengacu pada siswa-siswa yang memiliki potensi
intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong
rendah. Sedangkan slow learner adalah siswa-siswa yang lambat dalam proses
belajarnya, sehingga siswa tersebut memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya bila dibandingkan dengan sekelompok siswa lain
yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
Siswa-siswa yang tergolong kepada pengertian-pengertian tersebut akan
mengalami kesulitan belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan
dalam proses belajarnya.

Kesulitan belajar pada dasarnya suatu gejala yang

nampak pada berbagai jenis manifestasi tingkah laku.
Gejala kesulitan belajar akan dimanifestasikan baik secara langsung atau
tidak langsung sebagaimana telah dikemukakan diatas, tingkah laku yang
dimanifestasikannya ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu. Gejala
ini akan tampak dalam aspek-aspek motorik, konatif, kognitif, dan afektif, baik
dalam proses maupun hasil belajar yang dicapainya.
Dari antara jenis kesulitan belajar adalah ketidakmampuan belajar. Gejala
ketidakmampuan belajar mencakup segala sesuatu dari kesulitan dalam membaca
dan menulis, sehingga berdampak terjadinya kekacauan, kecanggungan, sulit
bergaul, dan bahkan depresi. Penyebab ketidakmampuan belajar itu berbeda-beda
di antaranya: faktor keturunan, trauma sebelum kelahiran atau selama kelahiran,
dan kesulitan perkembangan selama masa kanak-kanak. Individu yang mengalami
ketidakmampuan belajar spesifik seringkali memiliki masalah belajar yang terbatas
hanya beberapa tugas atau keterampilan tertentu. Seseorang siswa mungkin dapat
membaca tetapi tidak mampu menulis. Yang lain mampu menulis dengan baik tetapi
menghadapi kesulitan berhitung. Yang lain lagi mungkin mahir dalam sebagian
besar mata pelajaran sekolah tetapi menghadapi kesulitan untuk mengenali wajah

116

kenalan (proso-pagnos