1.1 Prestasi Belajar 1.1.1 Prestasi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Didalam bab 2 ini akan di jelaskan variabel terikat dan variabel

  bebas, yaitu prestasi belajar di notasikan dengan variabel terikat, pola asuh orang tua dan gaya belajar dinotasikan dengan variabel bebas.

1.1 Prestasi Belajar

1.1.1 Prestasi

  Menurut Tulus Tu’u, S.Th., MM.Pd. (2004:75) Prestasi merupakan hasil yang di capai seseorang saat mengerjakan tes, tugas atau kegiatan tertentu.

1.1.2 Belajar

  Driscoll, 2000 dalam Sharon E.Smaldino, Deborah L.Lowther, James D.Russell (2011:11)

  Belajar (learning) adalah perubahan terus- menerus dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman pemelajar dan interaksi pemelajar dengan dunia. Menurut Alsa (2005) dalam M.Nur Ghufron, Rini Risnawati,S (2012:4) Belajar adalah tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan

1.1.3 Prestasi Belajar

  Menurut Tulus Tu’u, S.Th.,MM.Pd.(2004:76) Prestasi belajar siswa dilihat dalam nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan siswa dalam pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran selama satu semester.

  Berdasarkan uraian tersebut maka yang di maksud prestasi belajar dalam penelitian ini adalah tarah sejauh mana kemampuan yang hendak dicapai melalui aktivitas belajar yang meliput aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang lazimnya dinyatakan dengan skor atau nilai.

1.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Siswa

  Prestasi siswa dalam pembelajaran dapat dipengaruhi oleh peran dan strategi guru dalam proses pembelajaran. Pertama yaitu, strategi pendekatan pribadi siswa terhadap guru yang kurang terlihat dalam bidang tertentu sesuai dengan tujuh macam kecerdasan yang ada.

  Kedua yaitu, strategi guru dalam melibatkan siswa melalui proses pembelajaran secara penuh dan tatap muka dengan suasana gembira dan menyenangkan. Ketiga yaitu, strategi guru dalam membuat alat bantu dan menciptakan ruangan yang hidup pada saat pembelajaran.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi menurut Merson U (2004:80) 1.

  Faktor Kecedasan Menunjukkan kecerdasan menyangkut kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan rasional memahami, mengerti, memecahkan problem, tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan kemampuan belajar dari pengalamannya.

  2. Faktor Bakat Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya dari orang tua. Bakat- bakat yang dimiliki siswa tersebut apabila diberi kesempatan dikembangkan dalam pembelajaran, akan dapat mencapai prestasi yang tinggi. Sebaliknya, seorang siswa ketika akan memilih bidang pendidikannya, sebaiknya memperhatikan aspek bakat yang ada padanya. Sebaiknya bersama orang tuanya meminta jasa layanan psikotes untuk melihat dan mengetahui bakatnya.

  3. Faktor Minat dan Perhatian Minat adalah keinginan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah sesuatu yang dapat kita lihat dan dengar dengan baik dan buruk. Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.

  4. Faktor Motif Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu.

  Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

  5. Faktor Cara Belajar

  Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa. Cara belajar yang efisien sebagai berikut: a.

  Konsentrasi pada saat belajar b.

  Mempelajari kembali materi yang telah diterima c. Berusaha menguasai materi dengan baik d.

  Mencoba menyelesaikan dan berlatih mengerjakan latihan soal

  6. Faktor Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan salah satu pengaruh yang positif pada prestasi belajar siswa. Karena keluarga merupakan tempat pertama anak mengatahui segala hal.

  7. Faktor Sekolah Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Sekoolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.

1.2 Pola Asuh Orangtua

  Menurut Grolnick,1995;Santrock, 2009; Eggen, 2004 (2014:105) Pola asuh dapat dikatakan bahwa keluarga, dalam hal ini orang tua, merupakan pendidik utama dan pertama. Di samping memelihara pertumbuhan fisik dan kesehatan anak, orang tua menginternalisasikan nilai-nilai budaya, agama, kemanusiaan, kemasyarakatan, dan nilai-nilai luhur lainnya ke dalam diri anak. Di dalam keluarga, terjadilah proses enkulturasi secara informal.

  Keluarga secara tidak langsung menjadi model yang ditiru oleh anak. Apa yang dilihat dan dipelajari dari orangtua, apa yang dirasakan dan dialami oleh anak, termasuk hal-hal yang menyenangkan , menyakitkan, atau membanggakan akan terinternalisasi dalam batin anak. Kehidupan pribadi orang tua, ketaatan dalam hukum, aturan, menjalankan kaidah agama, kesusilaan, semangat, dan motivasi hidup yang diperagakan orang tua seluruhnya terekam secara tidak langsung dalam pikiran anak.

  Berdasarkan uraian tersebut maka pola asuh orang tua merupakan cara anak melihat orang tua dari kepribadian orang tuanya, karena orang tua memberikan ajaran mengenai aturan, tata tertib, kesusilaan, dan selalu memberikan semangat serta motivasi agar anak bertingkah baik secara teratur.

1.2.1 Macam-macam Pola Asuh Orang Tua

  Cara asuh orang tua dalam proses pendewasaan anak dan menjadikan anak mandiri dilakukan dengan cara berbeda-beda. Cara yang nantinya menjadikan perilaku dan kebiasaan yang mempengaruhi anak nantinya. Macam pola asuh orang tua yang diterapkan kepada anak akan berpengaruh pada dampak dalam masyarakat dan lingkungan sekolahnya.

  Menurut Eggen & Kauchak, 2004; Boyd & Bee, 2010; Santrock, 2009 (2014:105) jenis -jenis pola asuh orang tua meliputi: pola asuh

  

otoriter (authoritarian parenting), pola asuh demokratis (authoritative

parenting) dan pola asuh permisif (permissive parenting).

  a.

  Pola Asuh Demokratis (authoritative parenting) (2014:105) Pola asuh orang tua yang diterapkan oleh orang tua dalam mendidik anak dengan menempatkan anak setara dengan orang tua.

  Anak adalah subjek yang memiliki potensi dan kemampuan untuk diaktualisasikan. Dalam proses perkembangannya, anak memerlukan pendampingan serta kondisi yang menantang dan kondusif sehingga anak menjadi pribadi yang berkembang sesuai dengan diri pribadinya yang unik serta fitrahnya. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan menerapkan pola asuh orang tua ialah cara orang tua mendidik anak dengan menempatkan anak setara dengan orang tua, dan orang tua ikut serta mendampingi pertumbuhan anak menjadi pribadi yang lebih dewasa.

  b.

  Pola Asuh Otoriter (authoritarian parenting) (2014:105) Pola asuh otoriter adalah proses pengasuhan anak yang di sengaja atau tidak sengaja menempatkan anak sebagai objek. Kalaupun anak dipandang sebagai subjek, maka anak dianggap tidak memiliki potensi dan kemampuan untuk mengembangkan dirinya secara optimal sebagai manusia sesuai dengan fitrahnya. Anak dianggap sebagai orang dewasa namun dalam bentuk kecil, sehingga orang tua memberi perlakuan seperti layaknya apa yang patut dipikirkan dan dilakukan anak sesuai dengan model berfikir dan berperilaku orang tua.

  Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pola asuh otoriter merupakan proses dimana orang tua menganggap anak sudah dewasa dan mempu mengembangkan dirinya secara optimal sebagai manusia.

  c.

  Pola Asuh Permisif (permissive parenting) (2014:106) Pola asuh permisif adalah proses pengasuhan orang tua bagi anak yang tidak memiliki pedoman, karena di sengaja atau tidak, di mana seolah-olah tidak terjalin ikatan emosional antara orang tua dengan anak. Orang tua seolah-olah membiarkan terjadinya pengurangan hubungan yang terlepas dengan anak. Anak tidak memperoleh pedoan normatif dalam menata tugas-tugas perkembangan anak. Dalam hal itulah, terjadi pembiaran anak dalam melakukan tugas-tugas perkembangan.

  Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pola asuh permisif adalah cara orang tua membiarkan anak tumbuh dewasa dengan sendirinya dan menjalankan tugas-tugasnya dengan sendiri tanpa adanya bantuan dari orang tua.

  Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan menerapkan pola asuh orang demokratis, karena pola asuh ini orang tua menempatkan anak setara dengan orang tua, dan tidak mementingkan dirinya sendiri namun lebih mengutamakan anak. Orang tua juga selalu mengontrol kebiasaan anak dan prestasinya di sekolah serta perkembangan dari hari ke hari karena anak mulai tumbuh menjadi dewasa. Berdasarkan uraian tersebut pola asuh orang tua adalah interaksi antara orang tua dan anak untuk proses pendewasaan serta belajar mandiri dengan ajaran-ajaran yang baik dan perhatian serta kasih sayang.

2.3 Gaya Belajar a.

  Menurut Keefe (1979) Gaya belajar adalah “faktor-faktor kognitif, afektif, dan fisiologis yang menyajikan beberapa indikator yang relatif stabil tentang bagaimana para siswa merasa, berhubungan dengan lainnya dan bereaksi terhadap lingkungan belajar”.

  b.

  Menurut James and Gardner (1995) Gaya belajar adalah cara yang kompleks di mana para siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari.

  c.

  Menurut Kolb (1981) Gaya belajar yang dipilih individu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu dalam upaya menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.

  Berdasarkan uraian tersebut maka yang di maksud dengan gaya belajar dalam penelitian ini adalah cara seorang anak dalam hal belajar yang dilakukan berbeda-beda dalam menyerap suatu pemahaman dari beberapa sumber belajar untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

2.3.1 Macam-macam Gaya Belajar

  Bobbi De Porter (2000) mengklarifikasi gaya belajar menjadi 3 yaitu: a.

  Gaya belajar visual Gaya belajar visual ini secara umum dapat diartikan sebagai gaya belajar yang lebih menekankan pada indra penglihatan atau mata.

  Kebanyakan siswa yang mempunyai gaya belajar visual memiliki khalayak internal (internal imagery), sehingga cenderung imaginatif dan kreatif. Karakteristik gaya belajar visual ini berhubungan dengan visualitas.

  Ciri-ciri siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual menurut Bobbi De Porter (2000) adalah sebagai berikut: a.

  Rapi dan teratur b. Berbicara dengan tepat c. Teliti terhadap detail d. Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun prestasi e.

  Mengingat apa yang dilihat, daripada di dengar.

  f.

  Tidak terganggu dengan keributan g.

  Pembaca cepat dan tekun h.

  Lebih suka membaca dari pada di bacakan i. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ketika guru menjelaskan b.

  Gaya belajar auditorial Gunawan (2006) mengidentifikasikan bahwa orang auditori mengekspresikan diri melalui suara, baik itu melalui komunikasi internal dengan diri sendiri maupun eksternal dengan orang lain. Siswa yang belajar dengan auditori merupakan diskusi dengan teman, membicarakan sesuatu dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Orang auditori lebih sering menginterpretasikan melalui bunyi suara, nada suara, dan mendengarkan tape recorder. Ciri-ciri siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar auditorial menurut Bobbi De Porter (2000): a.

  Berbicara sendiri ketika mengerjakan tugas b.

  Mudah terganggu dengan keributan c. Menggerakan bibir saat mereka membaca d.

  Senang membaca dengan keras e. Kesulitan dalam menulis f. Berbicara dengan fasih g.

  Belajar dengan mendengar h. Suka berbicara dan berdiskusi i. Lebih suka mengeja dngan keras daripada menulisnya c.

  Gaya belajar kinestetik Menurut Gunawan (2006) bahwa orang kinestetik sangat peka terhadap perasaan atau emosi dari pada sensasi sentuhan dan gerakan. Menurut Hiatono Santoso (2009) berpendapat orang kinestetik adalah sebuah istilah yang dipakai untuk menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan perasaan dan sensasi tubuh. Ciri-ciri siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik menurut Bobbi De Porter (2000): a.

  Berbicara dengan berlahan b. Menganggapi perhatian fisik c. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak d. Menghafal dengan cara berjalan e. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca f. Banyak menggunakan isyarat tubuh g.

  Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama.

2.4 Penelitian Yang Relevan

  Penelitian yang relevan adalah penelitian referensi bahwa hasil dari penelitian tersebut dapat dilakukan hasilnya dan pengaruh positif yang signifikan dari variabel dependen dan variabel independen.

  Penelitian yang dilakukan oleh Ita Suryani (2011) dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bambanglipuro Tahun Ajaran 2010/2011”, dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh positif dan signifikan Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bambanglipuro Tahun Ajaran 2010/2011, ditunjukkan dengan rx1y sebesar 0,369; r²x1y 0,136 dan thitung 3,021 lebih besar dari t tabel 2,000 dengan persamaan Y=0,799 X ₁ + 16,817. Penelitian oleh Ita Suryani memiliki kesamaan variabel yang diteliti dengan penelitian ini, yaitu sama-sama memiliki variabel terikat Prestasi Belajar dan variabel bebas yaitu Pola Asuh Orangg Tua. Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada variabel bebas yang lain yaitu Motivasi Belajar.

  Penelitian ini dilakukan oleh Ibnu R. Khoeron1, Nana Sumarna2, Tatang Permana3 (2014), dengan judul “PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF”Gaya belajar sebagai salah satu faktor dalam diri peserta didik berpengaruh sebesar 52% yang merupakan pengaruh tinggi terhadap pencapaian prestasi belajar peserta didik kelas XI TKR SMK Negeri 8 Kota Bandung. Artinya, bahwa semakin sesuai gaya belajar dengan kepribadian peserta didik, maka akan semakin tinggi prestasi akademik peserta didik tersebut guna mencapai prestasi belajar. Berbanding terbalik apabila semakin tidak sesuai gaya belajar dengan kepribadian peserta didik, maka akan semakin rendah prestasi akademiknya.

2.5 Kerangka Berfikir

  Uma Sekaran dalam Sugiyono (2013:91) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konsep tentang teori yang dapat berhubungan dengan beberapa faktor yang telah dipilah sesuai variabel masalah yang penting

2.5.1 Pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa

  Pola asuh orang tua atau pendidik yang diapresiasi anak sebagai undangan,bantuan, bimbingan, dan dorongan untuk membentuknya mengembangkan diri sebagai pribadi yang berkarakter adalah orang tua yang mampu memancarkan kewibawaan pada anak.

  Pola asuh orang tua sebagai proses dimana saling berpengaruh dari segi kepribadian maupun segi pendidikan. Proses tersebut dilakukan orang tua dalam keluarga, adanya beberapa aturan-aturan yang harus di taati anak agar di sekolah anak selalu bertindak baik seperti dirumah. Anak akan memperoleh hasil yang baik jika pola asuh dari orang tua di lakukan dengan baik.

2.5.2 Pengaruh pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa

  Aspek yang dimiliki oleh beberapa indikator yang relatif stabil dengan cara siswa merasa senang dengan penyampaian materi dari guru dan setiap anak pasti memiliki cara belajar yang berbeda. Gaya belajar merupakan cara yang dilakukan anak agar bisa memahami materi yang di peroleh dari guru untuk mendapatkan pengetahuan.

2.5.3 Pengaruh pola asuh orang tua dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa

  Pola asuh orang tua sebagai proses dimana saling berpengaruh dari segi kepribadian maupun segi pendidikan. Proses tersebut dilakukan orang tua dalam keluarga, adanya beberapa aturan- aturan yang harus di taati anak agar di sekolah anak selalu bertindak baik seperti dirumah. Anak akan memperoleh hasil yang baik jika pola asuh dari orang tua di lakukan dengan baik, dan anak memiliki inisiatif sendiri untuk belajar dengan gaya belajar yang berbeda-beda untuk mentransfer pengetahuan dan pengalaman dari guru maupun buku.

  Prestasi belajar dalam bidang akademik dinyatakan sebagai pengetahuan yang dicapai atau ketrampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran tertentu di sekolah. Prestasi belajar ditetapkan dengan nilai tes/ujian atau nilai yang diberikan guru, atau keduanya.

  Dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh antara variabel yang berpengaruh dalam penelitian ini ada dua variabel independen yang diberi notasi X yaitu pola asuh orang tua (X

  1 ), dan gaya belajar

  auditorial (X ), dan variabel dependen yang diberi notasi Y, yaitu

  2

  prestasi belajar siswa (Y). Maka model hipotetis sebagai berikut:

  X 1 Y X 2

  Keterangan

  X

  1 = Pola Asuh Orang Tua

  X

  2 = Gaya Belajar Auditorial

  Y = Prestasi Belajar

  =

1. Pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa

  2. Pengaruh gaya belajar auditorial terhadap prestasi belajar siswa = Pengaruh pola asuh orang tua dan gaya belajar auditorial terhadap prestasi belajar siswa

2.6 Definisi Operasional Variabel

  Berikut ini akan dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel yang digunakan. Sehingga lebih mengarah pencapaian tujuan penelitian penulis kerangka dasar penelitian yang meliputi variabel-variabel sebagai berikut:

  2.6.1 Pola Asuh Orang Tua Pola asuh orang tua adalah interaksi antara orangtua dan anak untuk proses pendewasaan serta belajar mandiri dengan ajaran-ajaran yang baik dan perhatian serta kasih sayang.

  2.6.2 Gaya Belajar Gaya belajar adalah cara belajar yang digunakan siswa secara dominan dalam menerima, mengolah, dan menyimpan informasi yang diterimanya. Dalam penelitian ini gaya belajar yang dimaksud adalah cara belajar yang digunakan oleh siswa secara dominan dalam mempelajari materi. Gaya belajar tersebut terdiri dari empat jenis gaya belahar, yaitu Visual (penglihatan), Audiovisual (pendengaran), Kinestetik.

  2.6.3 Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang telah dicapai siswa yang dapat dilihat dari perubahan aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku diri pada siswa.

  Prestasi belajar nilai yang di ambil dari hasil kumpulan nilai keseluruhan selama satu setengah semester yaitu hasil penilaian tengah semester genap 2017/2018.

2.7 Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Maka dapat dikemukakan hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:

2.7.1 Hipotesis Kerja I

  Ada pengaruh positif antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa di SMK Kristen Salatiga Ha:

  1 = 0

  β

1 Ho: β ≠ 0

2.7.2 Hipotesis kerja II

  Ada pengaruh positif antara gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa di SMK Kristen Salatiga Ha:

  2 = 0

  β

2 Ho: β ≠ 0

2.7.3 Hipotesis Kerja III

  Ada pengaruh antara pola asuh orang tua dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa di SMK Kristen Salatiga Ha

  1 2 = 0

  : β , β H0 ,

  1

  : β

Dokumen yang terkait

BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pengembangan Usaha Fanny Cake n’ Bakery Salatiga

0 1 21

A. Metode Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pengembangan Usaha Fanny Cake n’ Bakery Salatiga

0 3 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Geografis Wilayah Kota Salatiga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pengembangan Usaha Fanny Cake n’ Bakery Salatiga

0 1 20

1. LAMPIRAN SURAT IZIN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pengembangan Usaha Fanny Cake n’ Bakery Salatiga

0 2 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Nasabah Menabung di BMT Tumang Cabang Salatiga

0 0 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Keputusan Menabung - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Nasabah Menabung di BMT Tumang Cabang Salatiga

0 4 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Nasabah Menabung di BMT Tumang Cabang Salatiga

0 0 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Nasabah Menabung di BMT Tumang Cabang Salatiga

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Nasabah Menabung di BMT Tumang Cabang Salatiga

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar

0 0 8