2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5671); - Rancangan Peraturan Menteri
RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR ....… TAHUN ....…
TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN DATA INDUSTRI, DATA KAWASAN INDUSTRI,
INFORMASI INDUSTRI, DAN DATA ATAU
INFORMASI LAIN MELALUI SISTEM INFORMASI INDUSTRI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri, perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Cara Penyampaian Data Industri, Data Kawasan Industri, Informasi Industri dan Data atau Informasi Lain Melalui Sistem Informasi Industri Nasional;
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (Lembaran Negara Republik
4. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2015 tentang Izin Usaha Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 329, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5797);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 365, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5806);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6016);
7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
8. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 81/M-IND/ PER/10/ 2014 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri;
9. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 42/M-IND/ PER/6/2016 tentang Akun Sistem Informasi Industri Nasional;
MEMUTUSKAN:
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:1. Sistem Informasi Industri Nasional adalah tatanan
prosedur dan mekanisme kerja yang terintegrasi meliputi unsur institusi, sumber daya manusia, basis data, perangkat keras dan lunak, serta jaringan SIINas yang terkait satu sama lain dengan tujuan untuk penyampaian, pengelolaan, penyajian, pelayanan serta penyebarluasan data dan/atau informasi terkait industri.
2. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumberdaya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
3. Data Industri adalah fakta yang dicatat atau direkam dalam bentuk angka, huruf, gambar, peta, dan/atau sejenisnya yang menunjukkan keadaan sebenarnya untuk waktu tertentu, bersifat bebas nilai, dan belum diolah terkait dengan kegiatan Perusahaan Industri.
4. Data Kawasan Industri adalah fakta yang dicatat atau direkam dalam bentuk angka, huruf, gambar, peta, dan/atau sejenisnya yang menunjukkan
6. Perusahaan Industri adalah setiap Orang yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri yang berkedudukan di Indonesia.
7. Izin Usaha Industri, yang selanjutnya disingkat IUI
adalah izin yang diberikan kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan usaha Industri.
8. Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan
yang mengusahakan pengembangan dan pengelolaan Kawasan Industri.
9. Kawasan Industri adalah kawasan tempat
pemusatan kegiatan Industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri.
10. Izin Usaha Kawasan Industri, yang selanjutnya disingkat IUKI adalah izin yang diberikan untuk melakukan pengembangan dan pengelolaan Kawasan Industri.
11. Izin Prinsip Kawasan Industri adalah izin yang diberikan kepada badan usaha yang berbentuk badan hukum untuk melakukan penyediaan lahan, pembangunan infrastruktur Kawasan Industri serta pemasangan/instalasi peralatan dan kesiapan lain yang diperlukan dalam rangka memulai pembangunan Kawasan Industri.
12. Informasi Industri adalah hasil pengolahan data industri dan data kawasan industri ke dalam bentuk tabel, grafik, kesimpulan atau narasi analisis yang
14. Akun Sistem Informasi Industri Nasional, yang
selanjutnya disebut Akun SIINas adalah akun yang digunakan untuk dapat mengakses SIINas.
15. Verifikasi adalah pemeriksaan kelengkapan data yang disampaikan oleh Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri.
16. Validasi adalah pemeriksaan keakuratan Data Industri dan Data Kawasan Industri yang disampaikan dalam SIINas.
17. Pengelola SIINas adalah satuan kerja yang
membidangi data dan informasi pada kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian.
18. Direktorat Pembina adalah direktorat teknis di lingkup kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian.
19. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian.
BAB II PENYAMPAIAN DATA INDUSTRI, DATA KAWASAN INDUSTRI, DAN DATA LAIN Bagian Kesatu Umum
Pasal 2 a. Akun SIINas tipe A kepada Perusahaan Industri yang telah memiliki IUI; b. Akun SIINas tipe B kepada Perusahaan Industri yang sedang mengajukan permohonan penerbitan IUI;
c. Akun SIINas tipe E kepada Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki IUKI; dan
d. Akun SIINas tipe F kepada Perusahaan Kawasan Industri yang sedang mengajukan permohonan penerbitan IUKI.
(3) Tata cara perolehan Akun SIINas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagaimana ditetapkan oleh Menteri.
Bagian Kedua Tata Cara Penyampaian Oleh Perusahaan Industri
Paragraf Pertama Perusahaan Industri Yang Memiliki IUI
Pasal 3
(1) Perusahaan Industri yang telah memiliki IUI wajib
menyampaikan Data Industri yang akurat, lengkap, dan tepat waktu kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota.
(2) Data Industri yang disampaikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Data Industri pada tahap pembangunan paling
b. Data Industri pada tahap produksi paling sedikit
memuat data:
1. identitas perusahaan; 2. nomor pokok wajib pajak;
3.
jumlah tenaga kerja;
4. nilai investasi; 5. luas lahan lokasi industri; 6. kelompok Industri sesuai KBLI; 7. kapasitas produksi terpasang; 8. mesin dan peralatan; 9. bahan baku dan bahan penolong; 10. energi; 11. air baku; 12. produksi; 13.
pemasaran; dan
14. Sarana dan Prasarana pengelolaan lingkungan.
Pasal 4
(1) Perusahaan Industri wajib menyampaikan Data
Industri pada tahap pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a sebanyak 1 (satu) kali.
(2) Penyampaian Data Industri pada tahap
pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan setelah diperolehnya Akun SIINas tipe A.
(3) Data Industri pada tahap pembangunan yang
disampaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan data pada saat diperolehnya Izin Usaha Industri.
Pasal 5
(1) Perusahaan Industri wajib menyampaikan Data
Industri pada tahap pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) sesuai dengan data yang tertera pada Izin Usaha Industri yang dimiliki.
(2) Penyampaian Data Industri pada tahap
pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan format sesuai dengan formulir PM-1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. a. paling lambat pada tanggal 1 Februari atas data dalam periode Juli-Desember tahun lalu; dan b. paling lambat pada tanggal 1 Agustus atas data dalam periode Januari-Juni tahun berjalan.
Pasal 7 Penyampaian kali pertama Data Industri pada tahap
produksi dilakukan menurut batas waktu penyampaian dan atas data dalam periode saat diperolehnya Akun SIINas tipe A sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (2).
Pasal 8
(1) Perusahaan Industri wajib menyampaikan Data
Industri pada tahap produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) sesuai dengan kondisi faktual.
(2) Penyampaian Data Industri dalam tahap produksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan format sesuai dengan formulir PM-2 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.
Pasal 9
(1) Selain Data Industri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2), berdasarkan permintaan Menteri, Perusahaan Industri wajib memberikan Data Lain yang terkait dengan: a. data tambahan;
b. klarifikasi data; dan/atau c. kejadian luar biasa di Perusahaan Industri.
(2) Permintaan Menteri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat disampaikan melalui surat tertulis, surat elektronik, telepon, atau kunjungan ke lokasi Perusahaan Industri.
(3) Pemberian data sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterimanya permintaan Menteri.
(1) Perusahaan Industri yang sedang mengajukan
permohonan penerbitan IUI dapat menyampaikan data kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota.
(2) Data yang disampaikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. identitas diri pemohon;
b. nomor pokok wajib pajak perusahaan;
c. akta pendirian perusahaan dan/atau perubahannya yang telah disahkan/ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
d. izin lingkungan atau izin lingkungan Kawasan Industri; dan
e. dokumen yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3)
Data yang disampaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus akurat dan lengkap.
Pasal 11
(1) Perusahaan Industri dapat menyampaikan data
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) sebanyak 1 (satu) kali.
(2) Penyampaian data sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan setelah diperolehnya Akun SIINas tipe B.
(3) Data yang disampaikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) merupakan data yang menjadi lampiran dalam pengajuan permohonan IUI.
Pasal 12
(1) Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki
IUKI wajib menyampaikan Data Kawasan Industri yang akurat, lengkap, dan tepat waktu kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota.
(2) Data Kawasan Industri yang disampaikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Data Kawasan Industri pada tahap pembangunan
paling sedikit memuat data: 1. identitas pemilik dan legalitas perusahaan; 2. investasi dan sumber pembiayaan; 3. lahan dan kaveling; dan 4. Sarana dan Prasarana.
b. Data Kawasan Industri pada tahap komersial paling sedikit memuat data: 1. identitas pemilik dan legalitas perusahaan; 2. investasi dan sumber pembiayaan; 3. lahan dan kaveling;
4. Sarana dan Prasarana; dan 5. Perusahaan Industri dalam Kawasan Industri.
Pasal 13
(1) Perusahaan Kawasan Industri wajib menyampaikan
Data Kawasan Industri pada tahap pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf a sebanyak 1 (satu) kali.
(2) Penyampaian Data Kawasan Industri pada tahap
pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan setelah diperolehnya Akun SIINas tipe E.
(3) Data Kawasan Industri pada tahap pembangunan
yang disampaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan data pada saat diperolehnya Izin Prinsip Kawasan Industri.
Pasal 14
(1) Perusahaan Kawasan Industri wajib menyampaikan
Data Industri pada tahap pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) sesuai dengan data yang tertera pada Izin Prinsip Kawasan Industri yang dimiliki.
(2) Penyampaian Data Kawasan Industri pada tahap
pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan format sesuai dengan formulir PM-3 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini
(2) Penyampaian Kawasan Industri pada tahap
komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan: c. paling lambat pada tanggal 1 Februari atas data dalam periode Juli-Desember tahun lalu; dan d. paling lambat pada tanggal 1 Agustus atas data dalam periode Januari-Juni tahun berjalan.
Pasal 16
Penyampaian kali pertama Data Kawasan Industri padatahap komersial dilakukan menurut batas waktu penyampaian dan atas data dalam periode saat diperolehnya Akun SIINas tipe E sebagaimana dimaksud Pasal 15 ayat (2).
Pasal 17 (1)
Perusahaan Kawasan Industri wajib menyampaikan Data Kawasan Industri pada tahap komersial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) sesuai dengan kondisi faktual.
(2) Penyampaian Data Kawasan Industri dalam tahap
komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan format sesuai dengan formulir PM-4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Menteri ini.
Pasal 18
(2) Permintaan Menteri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat disampaikan melalui surat tertulis, surat elektronik, telepon, atau kunjungan ke lokasi Perusahaan Kawasan Industri.
(3)
Pemberian data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterimanya permintaan Menteri.
Paragraf Kedua Perusahaan Kawasan Industri Yang Sedang Mengajukan
Permohonan Penerbitan IUKI
Pasal 19
(1) Perusahaan Kawasan Industri yang sedang
mengajukan permohonn penerbitan IUKI dapat menyampaikan data kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota.
(2) Data yang disampaikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. identitas diri pemohon;
b. nomor pokok wajib pajak perusahaan;
c. akta pendirian perusahaan dan/atau perubahannya yang telah disahkan/ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
d. izin lingkungan atau izin lingkungan Kawasan Industri; dan
e. dokumen yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Penyampaian data sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan setelah diperolehnya Akun SIINas tipe F.
(3) Data yang disampaikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) merupakan data yang menjadi lampiran dalam pengajuan permohonan IUKI.
Bagian Keempat Verifikasi Terhadap Data Industri dan Data Kawasan
Industri
Pasal 21
(1) Pengelola SIINas bersama-sama dengan Direktorat
Pembina melakukan Verifikasi terhadap Data Industri dan Data Kawasan Industri periode Januari-Juni dan periode Juli-Desember.
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan semenjak batas waktu penyampaian Data Industri dan Data Kawasan Industri masing-masing periode.
Pasal 22
(1)Dalam hal Pengelola SIINas menilai terdapat kekurangjelasan dan/atau kekurang-lengkapan dari Data Industri atau Data Kawasan Industri yang diterima, Perusahaan Industri atau Perusahaan Kawasan Industri wajib memberikan keterangan Validasi Terhadap Data Industri dan Data Kawasan Industri
Pasal 23
(1) Validasi dilakukan oleh Pengelola SIINas terhadap
hasil Verifikasi atas Data Industri dan Data Kawasan Industri.
(2) Validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terhadap Data Industri dan Data Kawasan Industri periode Januari-Juni dan periode Juli- Desember hasil Verifikasi.
(3) Validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan semenjak batas waktu pelaksanaan Verifikasi terhadap Data Industri dan Data Kawasan Industri masing-masing periode.
Pasal 24
(1) Dalam hal Pengelola SIINas menilai terdapat
ketidakakuratan Data Industri atau Data Kawasan Industri yang diterima, Perusahaan Industri atau Perusahaan Kawasan Industri wajib memberikan keterangan atas akurasi data yang diminta melalui SIINas.
(2) Pemberian keterangan atas akurasi data
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 5 (lima) hari setelah diterimanya PENYAMPAIAN INFORMASI INDUSTRI DAN INFORMASI LAIN
Pasal 25
(1) Penyampaian Informasi Industri dan Informasi Lain
dilakukan melalui melalui Sistem Informasi Industri Nasional.
(2) Dalam rangka penyampaian Informasi Industri dan
Informasi Lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengelola SIINas memberikan Akun SIINas tipe D kepada Gubernur, dan Bupati/Walikota.
(3) Tata cara pemberian Akun SIINas tipe D
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 26
(1) Gubernur dan Bupati/Walikota menyampaikan
Informasi Industri di Provinsi dan Kabupaten/Kota kepada Menteri .
(2) Informasi Industri yang disampaikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi paling sedikit informasi mengenai:
a. produksi;
b. penggunaan bahan baku dan bahan penolong;
c. penggunaan energi; dan d. penyerapan tenaga kerja. diterbitkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota yang bersangkutan.
Pasal 27
(1) Gubernur dan Bupati/Walikota menyampaikan
Informasi Lain di Provinsi dan Kabupaten/Kota kepada Menteri.
(2) Informasi Lain yang disampaikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi paling sedikit informasi mengenai:
a. pertumbuhan Industri;
b. kontribusi sektor industri terhadap PDRB;
c. ekspor produk industri; dan d.
pelaksanaan program pembangunan dan pengembangan industri yang meliputi sumber daya industri, sarana dan prasarana industri, dan pemberdayaan industri.
(3) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan hasil pengolahan terhadap data terkait sektor Industri yang diperoleh dari berbagai sumber.
Pasal 28
(1) Gubernur dan Bupati/Walikota menyampaikan
Informasi Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sebanyak 1 (satu) kali setiap tahun.
(2) Penyampaian Informasi Industri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk laporan pelaksanaan Rencana pembangunan Industri Provinsi atau Kabupaten/Kota.
(3) Laporan pelaksanaan Rencana pembangunan
Industri Provinsi atau Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi atau kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
(1) Satuan kerja perangkat daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian melaksanakan pengolahan Data Industri dan Data Kawasan Industri menjadi Informasi Industri sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat (3).
(2) Informasi Industri hasil pengolahan satuan kerja
perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan oleh dan tetap menjadi tanggungjawab
BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal … MENTERI PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA,
(tanda tangan)
AIRLANGGA HARTARTO LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR … TAHUN … TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN DATA
INDUSTRI, DATA KAWASAN
INDUSTRI, DAN INFORMASI
INDUSTRI
DI DAERAH Formulir PM-
Formulir
FORMULIR PENYAMPAIAN DATA PERUSAHAAN INDUSTRI PADA TAHAP PEMBANGUNAN
1. Akta Pendirian Perusahaan a. Nomor : …………………………………….……………..…….
b. Tanggal : …………………………………………….…..……….
c. Notaris : ……………………………………………….…………
2. Pengesahan Kementerian Hukum dan HAM
a. Nomor : …………………………………………….……………
b. Tanggal : …………………………………………….……………
3. Lokasi Proyek
a. Alamat : …………………………………………….……………
b. Kawasan Industri : …………………………………………….……………
b. Kabupaten/Kota : …………………………………………….……………
c. Provinsi : …………………………………………….……………
4. Rencana Jenis dan Kapasitas Produksi Terpasang
Kapasitas Satuan Persentase Produksi No. KBLI Jenis Produk Terpasang Standard yang Akan Diekspor per Tahun 1.
2. dst
2. dst
c. Modal Tetap
1.
Tahun Pembuatan Banyak- nya
Teknologi Negara Pembua t
Nama Mesin/ Peralatan Merk dan Tipe
Mesin/Peralatan yang akan digunakan No.
13. Penggunaan Lahan Proyek : ………...... Ha 14.
d. Modal Kerja : Rp. / US$ ……………
b. Negara Asal Investasi : …………………………..
10. Tenaga Kerja Pada Tahap Pembangunan/Konstruksi
PMA
□
PMDN
□
a. Status :
12. Investasi Awal
11. Total Rencana Tenaga Kerja Pada Tahap Produksi : …………… Orang
Tetap Tidak Tetap Warga Negara Indonesia Warga Negara Asing
- Pembelian dan pematangan tanah : Rp. / US$ ……………
- Bangunan dan Gedung : Rp. / US$ ……………
- Mesin dan Peralatan : Rp. / US$ ……………
- Lain-lain : Rp. / US$ ……………
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR … TAHUN … TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN DATA
INDUSTRI, DATA KAWASAN INDUSTRI, DAN INFORMASI INDUSTRI DI DAERAH
Formulir PM-
Formulir
FORMULIR PENYAMPAIAN DATA PERUSAHAAN INDUSTRI PADA TAHAP PRODUKSI
I. KETERANGAN UMUM 1. Nama Perusahaan Induk : …………………………………………….
II. KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
2. Persentase Kepemilikan:
a. Pemerintah Pusat : …..… % c. Swasta Nasional : …..… %
b. Pemerintah Daerah : …….. % d. Asing : …….. % Negara Asal Investasi : ………………………………………………..
3. Nilai Investasi : Rp. / US$ ............................
4. Banyaknya rata-rata pekerja/karyawan per hari kerja.
III. PENGELUARAN
Nama Bahan Baku Spesifi
6. Penggunaan Bahan Baku
No .
- kasi Kode HS Satuan Standar Dalam Negeri Impor Banyak- nya Nilai (Rp) Banyak- nya Nilai
(Rp) Negar a Asal 1.
2. dst
7. Penggunaan Bahan Penolong
Nama Bahan Penolong Spesifi
- kasi Kode HS Satuan Standar Dalam Negeri Impor Banyak- nya Nilai (Rp) Banyak- nya Nilai
(Rp) Negar a Asal 1.
2. dst 8.
Penggunaan Air baku untuk proses produksi Sumber Air Baku Banyaknya
Penggunaan (m 3 ) Biaya (Rp) Air permukaan (sungai, danau, mata air, dan laut) Air tanah Perusahaan Penyedia Air Air daur ulang dari proses di industri
9. Pengeluaran untuk pekerja/karyawan .
Jenis Pengeluaran Pekerja Produksi (Rp.) Pekerja Lainnya (Rp.) Upah/gaji
No .
Untuk Pembangkit Untuk Proses Produksi Tenaga Listrik Batubara tercairkan
Jenis bahan bakar dan Satuan (liquified coal) dan pelumas Standar j. ltr batubara tergaskan (gasified coal) Gas metana k. batubara (coalbed MMBTU methane) l. Angin kWh m. Biomassa Ton n. Tenaga Surya kWh o. Tenaga Air kWh p. Biofuel ltr
Refused Derive Fuel q. Ton (RDF) r. Sludge Ton s. Lainnya ………….
Penggunaan tenaga listrik untuk produksi 11.
Banyaknya Sumber Nilai (Rp) (kWh) PLN
Non PLN Pembangkit Sendiri
12. Pembangkit listrik yang dimiliki perusahaan:
a. Kapasitas Daya Terpasang = …….. kW
b. Tenaga listrik yang dibangkitkan = …….. kW
13. Tenaga listrik yang dijual
V. KAPASITAS PRODUKSI DAN PRODUKSI (BARANG YANG DIHASILKAN)
17. Kapasitas
No. KBLI Jenis Produk Satuan Kapasitas Terpasang per Tahun 1.
2. dst
18. Mesin Produksi
a. Mesin Produksi Utama
Nama Mesin/ Merk dan Negara Tahun Tahun Banyak- No. Teknologi Peralatan Tipe Pembuat Pembuatan Perolehan nya 1.
2. dst
b. Peralatan/Perlengkapan Pendukung/Lainnya
Nama Merk dan Negara Tahun Tahun Per- Banyak- No. Peralatan/ Teknologi Tipe Pembuat Pembuatan olehan nya
Perlengkapan 1.
2. dst
19. Produksi
Persentase Negara Jenis Banyak- No KBLI Kode HS Spesifikasi Satuan Nilai (Rp.) Produk yang Tujuan
Produk nya Diekspor Ekspor
1.
23. Nilai taksiran seluruh barang modal tetap dan penambahan/ pengurangan/perbaikan besar barang modal tetap dan penyusutan
Pembelian/ Nilai taksiran penambahan Penjualan/ Penyusutan seluruh barang dan pengurangan barang modal tetap Jenis barang modal pembuatan/ barang modal modal menurut harga perbaikan (Rp) (Rp) berlaku besar (Rp)
(Rp)
a. Tanah
b. Gedung
c. Mesin dan perlengkapan d. Kendaraan
e. Software/Database
f. Lainnya
VIII. PENGELOLAAN LINGKUNGAN
24. Pengelolaan Limbah Padat
No Jenis Limbah Padat Industri Jumlah (Ton) .
1.
2. dst
25. Pengelolaan Limbah B3
Bentuk Pengelolaan Limbah B3 No Jenis Jumlah Dikumpulkan Dikerjasamakan Dimanfaatkan untuk
. Limbah B3 (Ton) di TPS dengan pihak lain internal industri Limbah B3 yang telah berizin
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR … TAHUN … TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN DATA
INDUSTRI, DATA KAWASAN INDUSTRI, DAN INFORMASI INDUSTRI DI DAERAH
Formulir PM- FORMULIR PENYAMPAIAN DATA PERUSAHAAN KAWASAN INDUSTRI PADA TAHAP PEMBANGUNAN
I. KETERANGAN UMUM 1. Nama Perusahaan : ....................................................
2. Nama Kawasan Industri : ....................................................
3. Status Investasi :
□ PMDN
□ PMA
II. PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI
1. Lahan Kawasan Industri
a. Luas Lahan Kawasan Industri sesuai izin lokasi : ............. Ha
b. Rencana Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan Luas
1)
Kaveling Industri ............ Ha Formulir
4. Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Dasar di dalam Kawasan Industri Infrastruktur Dasar Rencana Realisasi a. Jaringan Jalan 1) Jalan Utama
............ km ..... m 3 /jam ..... m 3 /jam ..... m 3 /jam ............ km ........... unit ….. m 3 /jam ............ km
b. Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan ............. m 2 ............. m 2 ......... orang ........ orang ......... kelas ........ kelas
............. m 2
5. Ketersediaan Infrastruktur Penunjang Infrastruktur Penunjang Rencana Realisasi a. Fasilitas Perumahan ........... unit ............. m 2 …........ unit
............ m 3 ............ m 3 .......... unit ............ km
............ km ..... m 3 /jam ..... m 3 /jam ..... m 3 /jam ............ km ........... unit ….. m 3 /jam ............ km
............ m 3 ............ m 3 ........... unit ............ km ............ km
h. Jaringan Pengumpul Air Limbah Industri i. Penampungan Sementara Limbah Padat B3 j. Penampungan Sementara Limbah Padat Non B3 k. Instalasi Penerangan Jalan Kawasan Industri l. Pagar Kawasan Industri ............ km
2) Jalan Lingkungan
g. Instalasi Pengolahan Air Limbah
f. Kantor Pengelola
e. Jaringan Distribusi Air Baku
d. Instalasi Penyediaan Air Baku
c. Saluran Buangan Air Kotor
b. Saluran Buangan Air Hujan
c. Fasilitas Penelitian dan Pengembangan ............. m 2 ............ m 2
1. Energi: ..................... kWh a. Listrik ............... MMBTU b. Gas 3
2. Air Baku .............. m /detik
IV. REALISASI INVESTASI
No. Uraian Nilai
1. Pembelian lahan dan Pematangan Lahan Rp. ....................2. Infrastruktur Dasar Rp. ....................
3. Infrastruktur Penunjang, dan Sarana Penunjang Rp. ....................
4. Lain-lain Rp. ....................
V. TENAGA KERJA PERUSAHAAN KAWASAN INDUSTRI
1 Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia .
Laki-laki ................. orang Wanita ................. orang
2 Penyerapan Tenaga Kerja Asing .
Laki-laki ................. orang Wanita ................. orang