Perilaku Generasi Z dengan Karakteristiknya serta Pengaruhnya terhadap Cara Belajar dari sisi Psikologi dan Pendidikan
Perilaku Generasi Z dengan
Karakteristiknya serta Pengaruhnya
terhadap Cara Belajar dari sisi Psikologi dan PendidikanYanti Rubiyanti, S. Psi., M. Psi Dosen Fakultas Psikologi Unpad
CURRICULUM VITAE
Nama : Yanti Rubiyanti, S. Psi., M. Psi., Psikolog Pekerjaan : Dosen Fakultas Psikologi UNPAD
Aktivitas selain mengajar : Sekolah Program Doktor Psikologi di Unpad,
CDC (Career Development Center) Unpad, PembicaraSeminar Psikolog Remaja, Trainer Training Pengembangan Diri Remaja Alamat : Komplek Pasir Kawung Endah Blok C4 no 17 Bandung Kontak : email: mobile phone: 081220202008 Kesukaan : baca buku, silaturahmi, traveling, hijau, kura-kura,
Memahami perilaku dan karakteristik generasi Z
Menemukan bagaimana cara belajar yang bisa diterapkan di pendidikan tinggi bagi generasi Z“Duh, anak sekarang nih susah bener dikasih tahunya. Dulu kita gak begitu- begitu amat, kita patuh saja pada orangtua gak suka ngeyel
...” “Anak-anak sekarang main games
- dan gadget melulu, gak mau belajar gak mau baca buku. Nulis juga males. Padahal kita dulu nulis sampai berlembar-lembar ...”
mungkin sesuatu dipandang dengan
cara yang sama (Filsaat China)Interaksi manusia dengan lingkungan sosialnya akan mencerminkan kondisi satu zaman tertentu Sebagai manusia yang berkembang, secara terus menerus
- Ekonomi
Zaman
- Teknologi • Ilmu Pengetahuan
Dulu
- Ekonomi
Zaman
- Teknologi • Ilmu Pengetahuan
Sekarang
Perubahan kehidupan sosial Ilmu Ekonomi Teknologi
Pengetahuan
Pasar Perubahan Temuan global mindset Baru Klasifikasi Generasi Pre Baby Boom (lahir pada 1945 dan sebelumnya) The Baby Boom (lahir antara 1946
- – 1964)
The Baby Bust (lahir antara 1965 – 1976) – Generasi
X
- – The Echo of the Baby Boom (lahir antara 1977 1997)
- – Generasi Y
- – Generation Net (lahir antara 1998 hingga kini)
Generasi Z ( ada juga penamaan baru (lahir pada
MEMAHAMI GENERASI X,Y,Z
Baby Boomer adalah mereka yang lahir sebelum tahun 1965. Berusia lebih dar 50 tahun. Kebanyakan sudah menjadi kakek/nenek.
Gen X adalah mereka yang lahir sekitar tahun 1965 hingga menjelang 1980. Umumnya berusia sekitar 35 tahun lebih hingga 50 tahun lebih. Bila sudah menikah, mereka biasanya
MEMAHAMI GENERASI X,Y,Z
Gen Z adalah mereka yang lahir sekitar Gen Y adalah mereka yang lahir sekitar tahun 1980 hingga menjelang 1995.
Umumnya mereka berusia sekitar 20 an hingga 30 tahun. Bila sudah menikah, mereka biasanya sudah memiliki anak- anak berusia balita.
Karakteristik NET GENERATION (Gen Z) Menurut Mc Crindle Research, 5 kata mewakili generasi Z :
Gen Z bersifat SOCIAL
Efek teknologi yang membuat hubungan sosial menjadi lebih renggang, di titik lain membuat individu terdorong untuk memiliki hubungan sosial yang lebih dekat. Hal ini agak berbeda dengan Gen X yang lebih individual dan dalam beberapa situasi menjadi terkesan lebih mandiri. Oleh karena itu individu pada usia ini cenderung untuk berkelompok
Tugas dan aktivitas lebih senang dilakukan bersama dalam kelompok, daripada dilakukan sendiri. Di satu sisi hal ini akan meningkatkan kemampuan individu untuk bekerja sama, di sisi lain bagi mereka yang kurang adaptif dan cenderung pemilih akan menghadapi kesulitan terlibat dalam kelompok yang cair dan
Gen Z bersifat SOCIAL
Tantangan bagi dosen yang memiliki prejudice/prasangka buruk pada lingkungan. Karena mereka biasanya merasa kurang nyaman ketika anaknya memiliki keterlibatan tinggi dengan lingkungan sosialnya.
Dosen dapat memanfaatkan fenomena ini dengan menjadikan kecenderungan berkelompok sebagai sarana mengembangkan kemampuan kerja sama, leadership, norma berinteraksi, dll.
Gen Z bersifat MOBILE
Gen Z, memiliki mobilitas lebih tinggi daripada generasi pendahulunya. Dukungan teknologi (termasuk transportasi) membuat mereka relatif lebih mudah untuk menjangkau beragam tempat di berbagai wilayah. Pertemuan atau meeting bisa dilakukan di manapun. Berkumpul di cafe berdiskusi dan membuat ragam aktivitas. Pertemuan dimana mana dan berpindah-pindah Generasi Z lebih berfokus pada target daripada proses, sehingga dengan cara yang menguntungkan mereka lebih berani mengambil risiko, meskipun para pendahulunya melihat sebagai
“kurang antisipatif, kurang perencanaan dan kurang berpikir panjang
Gen Z bersifat MOBILE
Kecenderungan ini bisa dimanfaatkan untuk memperoleh sebesar-besarnya keuntungan dalam pendidikan. Karena kemampuan jelajah generasi ini lebih besar. Hal-hal yang berpeluang menjadi kendala, tetap perlu diperhatikan, terutama yang terkait dengan kemampuan problem solving, sehingga efek dari ketergesaan tetap bisa dihadapi dan ditangani dengan baik.
Gen Z bersifat GLOBAL
Ekstrimnya, seseorang bahkan bisa tahu informasi mengenai suatu kejadian di suatu tempat, tanpa dia sendiri pernah menginjak tempat itu. Di satu sisi keadaan ini akan menguntungkan dalam mengembangkan wawasan dan relasi. Namun di sisi lain memiliki kerentanan jika sikapnya kaku dan kurang terbuka terhadap perbedaan, tidak bisa mengendalikan diri, kurang memahami batasan dan salah menentukan prioritas.
Perlu diajari mengenai sopan santun atau norma berinteraksi via media sosial, memiliki kemampuan memilah informasi,
Gen Z bersifat GLOBAL
Perkembangan teknologi digital juga mempengaruhi perluasan cakupan wilayah interaksi Gen Z. Dorongan sosialisasi yang tinggi diwadahi dengan media yang mendukungnya dan melintasi batasan wilayah. Gen Z memiliki kemampuan berinteraksi, mengirimkan dan mengakses informasi real time dengan orang di wilayah manapun di dunia, baik dalam bentuk tulisan, gambar maupun video.
Gen Z bersifat DIGITAL
Gen Z muncul seiring dengan perkembangan teknologi digital terutama internet yang luar biasa. Sebagai digital native, mereka sangat trampil dan mudah mengabsorb teknologi ini. Orangtuanya masih canggung dan tergagap, mereka sudah begitu mudah mengoperasikan ragam gadget. Ketrampilan yang terbentuk pun menjadi menarik dan sulit diterima oleh generasi sebelumnya. Multitasking, menyebabkan gen Z bisa melakukan beberapa kegiatan dalam satu waktu.
Gen Z bersifat DIGITAL
Gen Z bersifat VISUAL
Gen Z adalah generasi visual. Dia belajar lebih banyak secara visual. Karena teknologi digital yang berkembang sekarang memang lebih dominan visual daripada merangsang sensori yang lain.
Generasi X sebelumnya boleh jadi lebih auditori karena senang bertelepon dengan teman-temannya (ingat antrian panjang ditelpon umum). Gen Y mulai transisi dari auditor ke visual. Tapi Gen Z lebih memilih chatting daripada telepon. Sekarang mulai berkembang video chatt, Tele-Conference dan juga maraknya VLOG. Boleh jadi
Gen Z bersifat VISUAL
Dalam pendidikan, memberi contoh secara visual boleh jadi menjadi lebih utama daripada memberi nasihat verbal.
Mengajar dengan menggunakan visualisasi, turun ke lapangan, kegiatan pengamatan dan observasi perlu lebih diperkuat daripada hanya memberikan pelajaran dan kuliah secara lisan.
NET GENERATION _ GENERASI Y The Dark Side: 1.
They’re dumber than we were at their age 2. They’re screenagers, Net addicted, losing their social skills, 3. and they have no time for sports or healthy activities
4. They have no shame
5. They are adrift in the world and afraid to 6. choose a path (Because their parents have coddled them)
7. They steal 8.
They’re bullying friends online
9. They’re violent
CIRI-CIRI NET GENERATION
1. Kebebasan, Kebebasan dalam melakukan apa yang diinginkannya, bebas mengekspresikan diri, bebas memilih, dan menentukan pilihan, bebas menggunakan teknologi untuk memudahkan kehidupannya
2. Cepat dalam melakukan sesuatu
3. Penggunaan Teknologi dalam kehidupan. Berkarya dengan menggunakan teknologi dan menghargai hak kepemilikan karya
CIRI-CIRI NET GENERATION
4. Cara berpikir kritis, cermat tentang kehidupan
5. Bahagia dalam bekerja, pendidikan dan kehidupan sosial
6. Bekerja sama dengan tim, berkolaborasi, terbuka bekerjasama dengan teman yang memiliki minat yang sama
7. Memiliki kemampuan sebagai innovator dengan pemikiran kreatif
Bagaimana mensikapinya
menerimanya (acceptance), menyiapkan perangkat sikap dan kemampuan, memanfaatkan kekuatannya dan
mengantisipasi serta menghandle tantangan yang mungkin
muncul.Active Learning
Wibowo & Tjiptono (2002) mencatat pandangan sejumlah pengajar bahwa perguruan tinggi harus merupakan arena pembentukan kompetensi mahasiswa, yang mampu
mengkonstruksi pengetahuan, nilai dan keterampilan dalam
rangka membawa pembaruan bagi masyarakatnya. Dalamdunia perguruan tinggi, mahasiswa harus aktif, bukan pasif
sebagai penerima pengetahuan guru dan buku sumber.Active Learning
Jika perguruan tinggi mendidik dan mengajar mahasiswa
dewasa maka pendekatannya haruslah sesuai dengan karakteristik mereka .Siapa mereka itu sekarang ? Generasi Millenium
Blended Learning
3 komponen Blended Learning
Best Practices with BL
Fanspage Facebook Groups : Millenial Learning
LMS : Web CT, Blackboard, Moodle,
Google : Google+, Google Drive, Google Form, Google Docs
Whatsapp Group : ODOJ,