V; Disetujul oleh pembimblng :
ISOLASI TRITERPEN DARI AKAR PHYLLANTHUS ACIDUS SKEELS SKRIPSI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MENCAPAI GELAR SARJANA'FARMASI PADA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA 1987 oleh M. SAMSUL A.ff. 058210448
Ml t
/ V ; Disetujul oleh pembimblng :
\
r'l’iKi'’ -• . aLAAS V-
,'AKUMOmA
I___ *
V U n _** A U
' > .
2£*_S00iLSHfiL
IS§_zx .
I KATA PENGANTAR Segala pujl dan syukur kazni panjatkan kehadlrat Tuhan Yang Maha Esa , kami telah selesal melaksanakan tugas un tuk menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk men- capal gelar sarjana pada Fakultas Farmasi Universitas Air** langga. Perkenankanlah pada kesempatan yang balk ini kaml me- nyampaikan rasa terima kasih & penghargaan yang setinggi- tingginya kepada bapak pembimblng skripsi yaitu : Bapak DR. Koor Cholles Z. dan Dapak Drs. A* Fuad H. MS, atas se gala bimbingannya & pengarahannya sehlngga skripsi ini da pat terselesalkan dengan balk. Rasa terima kasih juga kami sampalkan kepada seluruh staff pada jurusan biologi farmasi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga atas segala bantuan serta fasilltav yang telah diberlkan dan kepada semua fihak yang tldak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah mem berikan bantuan serta dorongan sehlngga kami dapat menyele- salkan tugas' ini. Se;joga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rah- matNya serta imbalan yang seimbang atas semua kebaikan yang telah kami terima, Surabaya, Desember 1987 Penyusun
IX DAFTAR ISI hal am an KATA PEN GAN T A R ....................................... I DAFTAR ISI ....... ............. ...................... II DAFTAR TABEL ........................................ IV DAFTAR G A M B A R ....................................... »V DAFTAft LAMPIRAN ..................................... VI EENDAHULUAN .......................................... 1
BAB I TINJAUAN F U S T A K A ............................... 4 X. Tinjauan tentang tumbuhan Phyllanthus acidus Skeels ............................... 4
2. Tinjauan tentang triterpea ..................8
3. Tinjauan tentang kromatografi ............. 12
4. Pemeriksaan spektrofotometri .17
BAB II BAHAN , ALAT DAN METODE K E R J A ...............22
1. Bahan yang d i g u n a k a n ...................... 22 2« Alat yaag digunakan ........................ 22
3. Metode k e r j a .............................. *23 3;1* Determinasi t u m b u h a n ........ ......... 23 3,2« Penyiapan bahan turabuhan.............. 23 3,2* Isolasi triterpen ..................... 23
0.4. Pemurnian t r i t e r p e n ............... *,..23 3.5* Identifikasi isolat akar Phyllanthus acidus ............................ ..
25
3.6. Analisa d a t a ...........................29 3*7, Skema isolasi ......................... 31
Ill halurnan
13AB III. HASIL PI^ULITIAN .......................... 32 1 e Isolasi tritorpen ... ......... .......... 32
2. Uji adany Ci l Co rj)oii •
£ L
3 0 Uji lcciiiurniuu dengan kromatografi lapisan tipis ..... ....................035 4 0 Hasil penciltuau titik leleh •««••;•••••• 35 5, llasil serapan terliadap ultra violet »,,, *12 G 0 llasil serapan terhadap infra merali . «...'12
BAB IV FEMBAHASAN ................ ...................45 BAB V KESIMPULAN ................................... 50 BAB VI SAllAN—SARAN .. . ...............................51 BAB VII RINGKASAN ................................... 52 DAFTAR PUSTAKA . . ,..... ................. ........... 54
f---- B i l l *
< FSRPUSTAKAAll^^^ 1-miTBKSlTAS M R L A B O ^ 1 s U R A B A V A
IV DAFTAR TADEL
halainan
1. Tufcel l.iasil kromatografi. lapisan tipis isolat akar Phyllanthus acidus Skocls *35
V halanian.
1. Tumbuhan Phyllanthus acidus Skeels ..................33 2* Akar Phyll an thus acidus Skeels „ „ .... ............. 34 3* Kroinatogram KLT. ekstrak ;ilvar Phyl lanthus acidus Skeels ................. ........ . ............ 3ft
4. Kromatograni KLT. hasil isolasi altar Phyll an thus ac:Ldus Skeels dengan fase gerak kloroform : metanol = 9 : 1 . 0........ ....... ......37
5. Kroinatogram KLT. hasil isolasi akar Pliyllanthus acidus Skeols dengan fase gerak n-heksana : etil asotat - 3 : 12 ............... .
39
0. Kroinatogram KLT. hasil isolasi akar Pity 3 lan thus acidus Skeols dengan Case gerafc benzcna : etil asetat = 9 : 1 Oo.«...... ....... ....39
7. Kroinatogram KLT. hasil isolasi akar Phy 11 ail thus acidus Skeels dengan fase gerak metanol : etil asetat -
H
: 2 0...0 .................8. Kx'omatogram KLT. hasil isolasi akar Phyl lan thus acidus Slcecls dengan fase gerak kloroform : n-heksana = 7 : 3 ............ ..........
41
9. Sjiektrogram ultra violet ................ ........... 4 3
10. Spelctrogram infra m o n t h ........ ........... ........ 44
D A F T A K GAM BAII
VI D A F T A l l LAAIPI11AN halaman
X, Spektrojrram ultra violet tritorpen husi!
isolasi kulit batang Alstouia scholaris «, „ •••.••« 58 2« Spelctrogram ultra violet tritorpen hasil
isolasi kulit batang Phyllanthus emblica „00 „.*• o»• 59
3 . S p e k t r o g r a n i i n f r a m erali I r i t e r p e n h a s i lisolasi Alstonia spatulata ............60
4. Spelctrogram infra merali tritorpen liasil isolasi kulit batang Alstonia soho I arts ........... 61
5 . S p e k t r o g r a n i i n f r a m erali t r i t o r p e u h a s i l
isolasi kulit batang PhylIanthus emblica .......... 62
isolasi daun Mel la azedarach .................... 63
1 PENDAIIULUAN Wilayah negara Indonesia yang beriklim tropis kaya akan suraber alam. Sumber alara yang berupa tumbuh-tumbuh- an banyak yang dapat digunalcan sebagal bahaii obat. Pemanfaatannya sebagal balian obat sudah dllcenal sejak ja&an nenek moyang kita. Untuk lebih mengetahui akan lcha- siat , kebenaran / ketepatan cara-cara penggunaan , peman- tapan & pengainanan sebagai bahan obat perlu dilakukan sua- tu kegiatan penelitian ilmiah. Beberapa jenis Phyllanthus sudah dikenal masyaralcat sebagai tumbuli-tumbuftan yang berlchasiat sebagai obat , sa- lah satunya adalah tumbuhan Phyllanthus aoidus Skeels ( cerme )* Tumbuhan ini merupaltan tumbuhan berbij i dan mempunyai buah yang rasanya raasam , banyak ditanan orang dihalaman , diladang dan ditempat lain sampai 3etinggi ki- ra-kira 500 meter dari permukaan laut,1 '2 Penggunaan tumbuhan Phyllanthus acidus sebagai bahan obat menurut pengalaman dapat digunakan untuk salcit bubul , asma ( akar ) , sembelit , perut lcotor , batuk ( akar , bi- ji ) , tumor / kanlcer ( daun ).1,a Dari hasil penelitian terdahulu tumbuhan Phyllanthus aoidus telah dilcetemukan kandungan komponennya antara la in : tanin , asam gallat , dekstrosa , levulosa , sakaro^ sa 4an phyllanthol,3 *4 R l i l l
f b r p u s t a k a a b
I U R a . B A I f A
2 Beberapa peaelitian telah dilakukan pada jeais Phyllanthus mengenai kandungan triterpea , diaataranya adalah lupeol ditemukan pada Phyllanthus emblica sebe- sar 2,25 juga pada P. disttohus , phyllaathol pada
%
cpgleri sebesar 0,5 , p aayrin , as an betuliaat pa
% ds P. discoides , friedelia pada _P. reticulatus da* P.
muelleriaaus.5 >6 Dari hasil peaelitian terdahulu mengeaai khasiat triterpea dapat disimpulkan bahwa seayawa triterpen ber- sifat sitotokeik yang dapat diguaakan sebagai obat anti kanker^, peneliti yaag lain meayrbutkaa bahwa triterpen da pat digunakaa sebagai spermisida.8 Dari data tersebut diatas terlibat bahwa pada ku lit batang Phyllaathus emblica meagandung cukup tinggi ka- dar lupeol l triterpea ) yaitu sebesar 2,25 Dari keaya- taaa tersebut maka diduga pada Phyllanthus acidus juga neag- andung lupeol ( triterpea ) , karena hal ini berdasarkan khemotaxoaomi yaag meagatakan bahwa dalan famili ya ;g sama kerauagkiaaa meagandung senyawa yang saaa pula. Daa karena sedikitaya laporaa yang memberikaa teatang akar dari Phyl laathus acidus sedangkan akar dari Phyllaathus acidus ba- nyak digunakaa sebagai obat tradisionil , aaka pada peaeli- tian ini dilakukaa iso3a£i triterpen pada akar Phyllanthus acidus.
3 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui salah eatu kompoaen yang aaa pada bagian akar dari tum buhan Phyllanthus acidus yaitu senyawa triterpen. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi bagi peneliti-peneliti yang akan da- tang.
4 BAB I TINJADAN PUSTAKA
1. Tinjauan tentang Phyllanthus acidus
1.1 Klasifikasi9 »l° Divlsi Anak divlsi Kelas Anak kelas Bangsa &uku Marga Jenis Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Monoclamydeae Geraniales Euphorbiceae Phyllanthus Phyllanthus acidus Skeels Sinonim dari phyllanthus acidus adalah :1»4 » H - Cicca acida ( Liam ) ~ Averrhoa acida ( Liirn ) - Cicca acidissima ( Blanco ) “ Cicca disticha ( Linn ) ” Phyllanthus dlstichus ( Muell ) “ Phyllanthus acidissima ( Muell ) - Cicca modiflora ( Lawk
)
5 1*2. U ralajfc tentang tumbuha” 1,2.1, Naaa daerali Pada beberapa daerah di Indonesia Phyllanthus acidus dikenal bermacain-macam nama diantaraaya adalala : Sumatra : Ceremoi , ceramai , caain- camin , cerae* Jawa : Careme , cerme.
: Carmen , ceremin , sarume t
Nusa tenggara
canuele , selemele , salme- l e.
Sulawesi : Caremele , lumpias aoyok , rumpiase malinbung , sarme- le , karnadela , till , lorn- bisuko , bolano , caramele , caramea* Maluku : Iiaurela , ceremin.
1.2.2. Peayebaran dan ternpat tumbuh*' Tumbuhan ini terdapat di Indonesia , India , Fhilipina , Malaysia , Polynesia , Madagaskar , Aaerika tropis. Tumbuhan ini mudah. tumbuh pada berbagai macam ke- adaan tanah dan iklim dengan ketinggian kira-kira 500 meter dari permukaan laut.
6 1 • 2«, 3 • Morfologi Habitus Daun Bunga Buah tumbuhan Berupa potion ctengan ketlnggiam 3 - 1 2 meter* Daun majemuk , beranak daun genap , bentuk bulat telur sampai bulat me- manjang , ujung daun lancip I acu- tus ) , panjang daun 3,5 - 9 cm , dengan diameter 1,75 - 4 cm , tang- kai daun 2 - 3 no , warna daun hi- jau muda, : Bunga majemuk tak terbatas dengan ibu tangkai tidak bercabang,, panjang 1,5 - 9 cm , berkelamin tunggal , tangkai bunga panjangnya 1 - 1,5 mm t kelopak bunga berbentuk bulat sampai bulat te lur, Warnanya hijau muda sampai merah keunguan panjangnya 1 - 1,5 mm , benang sari jumlahnya 1 - 3 pasang , tumbuh pa da batang dan cabang-cabamgnya, : Berbentuk drupa , paajang tangkai 3 - 4 milimeter , berbentuk bulat gepeng , diameter 1,75 - 2,25 cm , rasamya masau , bervrarna lcuning pucat.
7
1
n
a
1.3. Kandungan tumbuhan v * Tumbuhan ini mengandung beberapa zat , antara la in : dekstrosa , levulosa , sakarosa , Vit. C , ta~ nln , asaa gallat , saponin , phyllaathol. Penelitian pada akarnya oleh Wehner telah berhasil ditemukan tanin* Priasea - Geerligs berhasil mengisolasi dekstrosa , levulost* dan sakarosa pada buahnya,
1.4. Manfaat tumbuhaaf*12»15 Bagian dari tumbuhan ini hampir seauaaya dapat digu- nakan sebagai fcahan obat : Bijinya : sembelit , perut kotor , mual. Buahnya : pencuhar Daunnya : obat batuk , tumor. Akarnya : asaa , batuk , bubul , perut ko« tor , senbelit.
8 Triterpen adalah suatu senyawa hidrokarbon yang terdiri dari enam unit isopren yang merupakan rangkaiam dari kepala - ekjor.
2.2. Rumus molekul.17*18>19 Rumus molekul suatu satuan isoprea sebagai beri- kut : ?IX3 CII
q q
atau deagam rumus molekul ( C H )n ■ 2 03. Struktur triterpen20 *21 Ditinjau dari struktur raiitai molekulnya ada dua bentuk yaitu bentuk alifatis dan siklis. Umumnya tritei*pen yang ada pada tumbuhan adalah bentuk si- klis , terutama pentasiklis. Pada kerangka struk tur triterpen penlasiklis ada tiga macam bentuk yaitu : oleanan , ursan <^an lupan. it
a. Triterpea alifatls Contoh : Squalene yang dapat didisolasi dari mi- nyak ikan Hiu oleh Tsujimoto pada taliun 190G. Triterpen trisiklis Contoh : Ambrein Co Triterpen tetrasilclis Triterpen golongan ini raerupalcan suatu senyawa dengan inti steroid , sehingga dikelompokkau da~ lam golongan steroid* sebagai coatohnya yaitu Lanosterin.
10 d* Triterpon pentasiklis Triterpen pentasiklis banyak terdapat pada turn - buhan , terutama pada tumbuhan dicotyl. Terdapat baik dalam bentuk alkohol , asam karboksilat , ester atau berupa glikosida. Dan triterpen darl golongan ini ada tiga type bentuk strulcrur mo - lekulnya yaitu :
1. Type Lupan Contohnya : - Lupeol £• Type Ursan Contohnya : - Phyllanthol
11 3, Golongan oleanan , Contohnya : -
^
auyrln 2.5. Cara Isolasi triterpea. Triterpea dapat diisolasi dengan beberapa macam cara isolasi , pada dasarnya mempunyai prinsip yang-.saaa yaitu dengan menggunakan pelarut ©rga- nik , karena triterpen larut dalam pelarut orga- nik. Cara Isolasi tersebut adalah :
a. Serbuk diekstraksi deagaa eter beberapa kali kemudiaa dipekatkan , dilakukaa kromutografi kolom dengan fase gerak benzen dan campuran etil ase$at dengan benzen. Pada fraksinya akan didapat triterpen.
b. Serbuk bahan kering disoxfeletasi dengan pela rut n-heksana. 6ari n-heksaaa diuapkaa pada te- kanan rendah , akan diperoleh sari kental jang mengandung triterpen.23
12
c, berbuk kering disoxhletasi dengan pelarut petro leum eter
s e l a m a 35
jam. Sari petroleum eter di- uapkan pada tekanan rendah , Kemudlan dilakukan kromatografl kolora dengaja menggunakan fase diam silica gel dan lase gerak campuran petroleum eter p i dengan etil asetat.
3. Tinjauan tentang kromatografl, Kromatografl adalah suatu metode analisis untuk peml- sahan komponen gat dari campurannya melalui sistim dua fase, Dua fase tersebut adalah fase dlam sebagai penahan dan fase gerak sebagai faktor pembawa, Adapun mekanisme yang terjadi pada proses pemisahannya dapat terjadi secara : - Adsorbs! - Partisi - Pertukaran Ion - Piltrasi / Permeasi - Elektroloresa Kromatografl dlgunakan untuk : - peaurnian /isolasi - analisa ( kwalltatlf & kwantltatlf ) ujl kemumiajt
13
3.1. Kromatografi Lapisan Tipis ( KLT ) Kromatografi lapisan tipis adalah salah satu tehnik kromatografi dimana fase dlau yang dipakai adalah suatu lapisa* tipis adsorbent yang ditaburka* diatas.bahan yang inert ( kaca , plastik ^tau aluminium ). Adsorbent yang diguna- kan diantaranya adalah silika gel , alumina , kieselguhr , selulose , polyamida. Adapun meka- nisme yang terjadi dapat berdasarkan atas prinsip adsorbsl , partisi , pertukaran ion maupun filtra- si , hal ini bergantung kepada adsorbent yang di- gunakan tetapi yang paling umum adalah atas dasar prinsip adsorbs! atau partisi0 Salah satu contoh mekanisrae dengan prinsip partisi adalah yang meng gunakan adsorbent selulose yang diimpregnasi deng an formamida. Kromatografi adsorbs! merupakan peristiwa adsorbs! adalah hasil dari kekuatan tarik menarik antara molekul adsorbent dengan molekul zat yang akan diadsorbsi , kekuatan ini bergantung kepada keadaan adsorbent dan susunan molekul zat yang di- levatkan padanya. Zat yang paling kuat diadsorbsi adalah zat yang mempunyai momentum polar yang ter- besar dan disusul dengan zat yang mempunyai momen tum polar yang kecil.
14 Zat dengan momentum polar = 0 pada umumnya tak diadsorbsl. Senyawa tak jenuh dimana ikatan rangkapnya lebih banyak akan lebih diadsorbsl , sedangkan aromatis hidrokarbon semakin besar no- mer cincinnya semakin kuat teradsorbsi. Adapun mekanisme terjadinya pemisahan dalam kromatogra fl adsorbs! secara sederhana dapat diterangkan sebagai berikut : " Bila beberapa z^t yang ber- beda diteteskan pada lapisan tipis maka semua akan diadsorbsl tanpa pllih , setelah dieluasi maka zat-zat dengan polaritas yang lebih rendah akan terd«ro*g keatas bersama fase geraknya se- hingga akhlrnya nanti akan terbentuk noda-noda berjejer sesuai dengan polaritasnya. Pelalcsanaan kromatografl lapisan tipis, — Penjenuhan kamar kromatografl. Digunakan ruang kaca , bisa berbentuk bejana bulat atau persegi besarnya dise- suaikan. dengan besarnya plate yang akan digunakan. Sebelum plate dimasukkan , ka mar kromatografi harus dijenuhkan dull! de ngan fase gerak. Caranya dengan melapisi dindiag bejana dengan kertas saring , fase gerak dibiarkan membasahi kertas saring , waktu penjenuhan lcurang lebih - 1 jam.
%
15 Penjenuhan ini penting untuk inenjaga efek tepl dan inenjaga komposisi fase gerak, - Eluasi Dikenal lima cara eluasi :
a. Eluasi biasa Fase gerak dibiarkan naik dengan ke- tinggian tertentu.
b. "Multiple development" Eluasi berulang kali dengan fase ge rak yang sama , fase diam dibiarkan kering dulu sebelum eluasi berikutnya*
c. "Stepwise development" Seperti "multiple development"dengan fase gcralc yang berbeda*
d. "Two dimensional"
e. "Multi dimensional" - Aplikasi Yang dimaksud aplikasi adalah cara memindaU- kan zat yang akan dianalis^. pada pcrmukaau plate. Ada beberapa cara :
a, Zat dilarutkan kedalam pelarut terten tu : Ilasil ekstraksl suatu bahan di- uapkan sampai kering , lteinudian dila rutkan dalam pelarut tertentu inisalnya
16 metanol , dengan mikropipet / kapiler , ditotolkan pada permukaan plate.
b. Elcstraksi dengan mikrodestilasi. Ilasil destilasi ditarilc dengan pelarut organik kemudian diteteskan pada permu kaan plate.
c. Dengan alat tanur TAS. Zat yang akan dianalisa berbentuk ser- buk dimasukkau lcedalam alat t'Anur Tas begitu juga platenya sudah_dipasang* Ke- raudian alat pengatur suhu diputar raenun- jukkan angka 2dO°C dengan lama peinanasan 90 detik. - Perhitungan hurga Hf, jaraE yang 3lteraputi Tase gsrac Faktor-faktor yang mempengaruhi Uarga Uf dian- taranya : a. temperatur.
b. jumlali zat yang diaplikasikan
c. kejenuhan bejana kromatografl d* tebal tipis lapisan fase diam. - Cara melihat noda kromatografl. Noda lcromatogram bisa dijihat dengan : a. perealcsi penampak noda.
b. sinar u^tra violet.
c. biologis.
17 - Dokumentasi. Penyimpanan data kromatografi bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
t
a* photograph b. photoaensitometer curves.
3.2. Kromatografi kolonu Umumnya yang digunakan terbuat dari gelas. Tekaaan permukaan sama dengan tekanan atmosfir , sehingga senyawa bergerak karena gaya grafitasi bumi. Mekanisme yang terjadi bisa adsorbs! , par tisi , penulcar ion , filtrasi , atau afinitas* Hal..ini bergantung kepada fase diam yang diguna-.^ kan. Adsorben yang sering dipaltai adalah alumina , silika gel , magnesium karbonat , selulose , kal- siuni karbonat* Pemeriksaan Spektrofotometri. Serapan ultra violet.29>X) •Spektrum ultra violet disebut ju^a spektrum elek^roni'k , karena terjadi sebagai hasil inte- raksi sinar ultra violet terhadap molekul yang mengakibatkan molekul tersebut mengalami transisi elektronik, Informasi yang didapat antara lain ada- nya gugus berilcatan rangkap atau terkonyugasi yang mengabsorbsi radiasi elektromagnetilc didaerah ultra violet.
18 Pada spektrofotometri UV , radiasi yang dipakai adalah radiasi UV dekat : 200 - 380 nm , sedang- kaa radiasi UV jauh : 100 — 190 am tidak pernah dipakai sebab pada daerah ini udara mengabsorbsi radiasi UV jauh , sehingga diperlukan kondisi ham- paudara, Sebagai sumber radiasi UV yang dipakai adalah lampu hidrogen dan lampu deuterium* DidaXam pemakaiatmya spektrofotometri UV sangat terbatas pada senyawa yang mempunyai sistim terkonyugasi. keuntungan yang dipunyai oleh spektrofotometri UV yaitu mengadakan interaksi ( serapan ) yang selek- tif dan karakteristik terhadap gugus-gugus didalan molekul yang sangat kom£lekP Pelarut yang digunalcan untuk analisa dengan menggunakan spektrofotometri UV harus memenuhi syarat sebagai berikut : - Tidak mengandung sistim terkonyugasi atau ikatan rangkap pada struktur molekulnya. - Tidak berwarna. - Tidak berinteraksi dengan senyawa yang dia- nalisa. - Ilarus mempunyai kemurnian yang tinggl'i' Beberapa contoh hasil serapan ultra violet dari be- berapa macam triterpen. a* Serapan ultra violet dari triterpen ben tuk. bebas hasil isolasi dari Alstoaia scho- laris. - Hasil isolasi pada bagian daunnya , dengfm
19 menggunakan pelarut metanol memberikan serapan mak simum pada panJang gelombang 208 am - Hasil Isolasi pada bagiaa kulit batangnya , dengan menggunakan pelarut metanol .memberikan serapan mak- simum pada panjang gelombang 207 nm.
b. Serapan ultra violet dari triterpen bentuk bebas hasil isolasi dari kulit bata*g Phyllanthus emblica, - Dengan menggunakan pelarut metanol memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 212,4 nm,
c. Serapan ultra violet dari triterpen bentuk bebas hasil isolasi dari Alstonia spatulata. - Dengan menggunakan pelarut etanol memberikan serapan maksimum pada panjang gelftmbang 206 nm.
d. Serapan ultra violet dari triterpen bentuk este? asetat hasil Isolasi dari Alstonia spatulata. ~ Dengan menggunakan pelarut etanol memberikan serapaa maksimum pada 218 nm*
20 4*2* Serapan infra merah, Bila sinar infra merah ( 4000 - 667 cm“*) diabsorbsi oleh molekul , energi radiasi diubah men- jadi energi vibrasl dan energi rotasi, Dalam suatu aaalisa struktur t pembuatan spektrum infra merali dimaksudkan untuk mengetahui jenis gugus fungsi yang ada dalam senyawa tersebut. Supaya dapat terjadi absorbsi sinar infra merah ha- ruslah dipenuhi syarat-syarat berikut ini :
1. Suatu molekul haruslah mengalami perubahaa mo- men dipol selama vibrasi»
2. Energi radiasi harus sama dengan perbedaan energi molekul dalam tingkat dasar dan tingkat tereksitasi. Cuplikan zat padat untuk pemeriksaan serapan infra merah dapat dibuat dengan cara sebagai berikut : 1 0 Tehnik mull nujol. Caranya : zat padat 2 - .5 mg digerus halus , ta* 1 - 2 tetes nujol dalam mortir digerus sampai homogen. Kemudian dipindahkan diaatara dua leupeng NaCl ditekaa sehingga merupakan la- pisan tipis dan rata. 2v Tehnik lempeng KBr0 Caranya : 1 ag bahan digerus halus ditambah 100 mg serbuk KBr kering , feerus
21 dal am mortir akik0 Campuran ditekan dengan alat peaekan hidrollk khusus sehingga terben- tuk lempeng bulat dan tipis dan tembus cahaya. Beberapa contoh hasil serapan infra me rail dari beberapa macam triterpen. a* Serapan infra merah dari triterpen bentuk ester asetat hasil isolasi dari Alstonia spatulata. Triterpen ini memberilcan puncak-puncak pada bi- langan gelombang ( dalam cm-1 ) ; 2920 , 2850 t 2325 2730 , 2635 , 1450 , 1378 , 1245 , 1150 , 1100 , 1025 f 1005 , 985 , 905 f 880 , 810 , 730 , 660.
b. Serapan infra merah dari triterpen bentuk bebas hasil isolasi dari Alstonia spatulata. Triterpen ini memberikan puncak-puncak pada bilangan gelom bang ( dalam cm""* ) : 3350 , 2950 , 2850 , 2325 , 1635 , 1455 , 1380 , 1365 , 1190 f 1140 , 1100 , 1040 , 1000 , 975 , 950 , 925 , 885 # 830 , 810 , 750 , 665.
c. Serapan infra merah dari triterpen hasil isolasi dari Alstonia scholaris. Triterpen ini memberikan puncak-puncak pada bilangan gelombang ( dalam cm-1 ) ; 3425 , 2950 , 1725 , 1460 , 1390 f 1250 , 1160 , 1040 , 990 , 960 , 890. M I M K
i " • M I T E A S i T A S A X H t A M O O A - rSRPUSTAKAAU j
I U R A B A W a
f
BAB II
22 METODE PENELITIAN 1* Bahaa yang diguaakan 1,1. Penyediaan bahaa penelitian. Bahaa penelitian yang diguaakan uatuk isolasi adalah akar Phyllanthus acidus ( cerrae ) yang didapat di daerah Gedangaa kabupaten Sido- arjo pada bulan September 1987, 1 02. Bahan kimia yang diguaakaa. - Metanol pa. & tehnis - n-heksana tehnis - Kloroform pa & tehnis - Benzena tehnis - Etil asetat tehnis - Acetoa pa - Asam sulfat pekat - Anisaldehid sulfat - Antimon triklorida - Kieselgel 60 F 2 5 4 E,Merck tebal 0,2 mn - Kicselgel 60 F E.Merck ukuran 35 — 75 mesh
2. Alat yang digunakan : - Kolom kromatografi - Rotavapour , " Heidolph " - " Electrothermal Melting Point Apparatus." - Parkin Elmer , " Infra red spectrofotometer 735 Bo”
23 - ” Spectrofotometer UV *- visible - recording , Hitachi.
3. Metode kerja 3•1 * Determinasi tumbuhan. Determinasi tumbuhan dilakukan oleh lemfcaga kebun raya Purwodadi Pasuruan - Jawa timur.
3.2. Penyiapan bahan penelitian. Akar Phyllanthus acidus ( cerme ) dibersih- kan dari kotoran yang masih melekat dijemur ,di-
, tumbuk dan diayak dengan ayakan tepung.
3^3. Isolasi triterpen. 250 g bahan serbuk dimasukkan kedalam labu alas bulat dan direfluk dalam pelarut n-heksana , ekstrak- si dilakukan selama 2 jam dan diulang sebanyak tiga lcali. ICemudian disaring , penyaringan dilakukan seti- ap 2 jam sekali. Filtrat hasil ekstraksi dikumpulkan sedangkan residu dibuang. Filtrat dipekatkan sampai kental dengan alat rotavapour. 3*4, Pemurnian triterpen. 3..-4rVl, Kromatografl kolom. Ekstrak kental dilarutkan dalam pelarut campuran n-heksana : etil asetat = 8 : 2 , ke- mudian dimasukkan kedalam kolom kromatografl dengan adsorbent kieselgel 60 E.Merck dengan ukuran 35 - 75 mesh.
24 Pelaksanaannya : Dibuat suspensi dari kieselgel dengan pelarat campuran n-heksana : etil asetat = 8 : 2 , kemudian dimasukkaa dengan hati-hati kelcolom kro matografi dan didiamkan selama satu malam* Kerau- dian ekstrak yang sudah dilarutkan dengan pelarut campuran dimasuklcan kedalam kolom kromatografi de« ngan hati-hati 9 baru kemudian dilakukan penampung- an & dikumpulkan beberapa fraksi , tiap fraksi dia- nalisa komponennya secara KLT. noda yang sama di- kumpulkan jadi satu , kemudian diuapkan maka akan didapat kristal yang berwarna putih kekuningan. 3 0 4 0 2. Rekriataliasi. Sisa hasil penguapan dari fraksi yang di- tampung dicuci dengan metanol , kemudian dilarut kan kedalam kloroform pa* sampai larut semua , ke mudian ditambah metanol , selanjutnya didiamkan pa da suhu kamar* Maka akan terbentuk kristal berwarna putih* 3i5* Identifikasi isolat akar Phyllanthus acidus ( akar cerme )♦ 3*5*1* Dengan reaksi warna : - Tes Liebermaan - Burchard* Caranya : Sedilcit zat pada papan tetcs ditambah ti- ga tetes asam asetat anhidrat , kemudian
25 ditambah 1 - 2 tetcs asaia sulfat pekat , dan diamati perubahan warna yang terjadi. Adanya triterpen ditandai dengan timbulnya warna merah ungu yang stabil. Sebagai pern- banding digunakan triterpen dari Phyllanthus emblica. - Tes Salkowski. Caranya : Sedikit zat dilarutkan dalam kloroform kemudiaa melalui dinding tabung reaksi ditam- balikan as am sulfat pekat secara perlaham-la- ka*» Adanya triterpen ditandai terbentukmya cincitt warna coklat pada batas kedua cairan tersebut. - Tes Carr - Price. Caranya : Sedikit zat pada papan tetes ditambah kriatal antimon triklorida , digerus homogen kemudian ditambah beberapa tetes asam asetat anhidrat dan diamati warna yang terjadi. Ada nya triterpen ditandai timbulnya warna merah ungu yang stabil.
3.5.2. Kromatografl Lapisan Tipis. Uji adanya triterpen dengan kromatografl lapisan tipis dilakukan dalam bejana kromato- grafi , sebagai fase diam digunakan kieselgel 60 ^254 E.Merck dengan tebal 0,2 mm dan fase
26 gerak n-heksana : etil asetat = 8 : 2 , Untuk penampak nodanya digunakan pereaksi anisaldehid sulfat. Adanya triterpen ditan dai adanya noda yang berwairna merah ungu. Sebagai pembanding digunakan triterpen ha sil isolat kulit batang Phyllanthus emblica Pelaksanaannya : Sedikit zat dilarutkan dalam klo roform , kemudian dengan menggunakan kapiler , larutan zat tersebut ditotolkan pada lempeng fase diam dengan jarak satu centimeter dari tepi bagian bawah. Sete}ah itu lempeng fase diam tersebut dimasukkan kedalam bejana kro- matografi yang telah jenuh dengan uap dari fa- ae gerak tersebut diatas. Apabila fase gerak nya sudah mencapai garis batas yang telah di- tentukan , lempeng diambil dan didiamkan sam- pai kering pada suhu kamar. Kemudian lempeng tersebut disemprot dengan pereaksi anisalde hid sulfat , kemudian dimasukkan kedalam oven pada suhu 105 - 110°C selama sepuluh menit. Diamati warna noda yang terjadi dan digkur harga Rf nya. Untuk mengetahui kemurnian hasil isolat diper- lukan lima macam eluen sebagai berikut : Kloroform : Metanol = 9 : 1 Kloroform : a-heksana = 7 : 3 n-heksana : Etil asetat = 8 : 2
27 Metanol : Etil asetat = 8 : 2 Benzena : Etil asetat *» 9 : 1 Bila dari kelima macani pelarut tersebut diatas didapatkan. satu noda , maka hasil isolasi murni terhadap kromatografi- lapisan tipis. 3.5,30 Penentuan titik leleh„ Dengan menggujtakan alat " Electrothermal Melting Point Apparatus " 0 Caranya : Sedikit zat hasil pcmurnian dimasuk- kan kedalam pipa lcapiler , kemudian diletakkan pada alat " Electrothermal Melting Point Appa ratus H . Kemudian alat dihiduplcan selanjutnya diamati dan dicatat pada saat zat mulai mele- leh. 3.5«4. Penetapan spektra serapan ultra violet. Dibuat larutan triterpea dalam pelarut metanol , diainbil dua buah kuvet satu diisi la rutan triterpen dan yang lain diisi metanol. Ke- dua kuvet dipasang pada spelctrofo tome ter, Dari kurva serapan yang diperoleh dapat ditentukan panjang gelombang pada serapan maksimumnya.
28 3»5„5. Penetapan spektra serapan infra merah. Sedikit zat hasil pemurnian dicamp pur dengan kalium bromida bebas air dengan perbandingan (
1 : 1 0 0 ) , digerus dalam mor-
tir alcik sampai homogen , kemudian dicetak dengan kompa hidrolik pada tekanan
10 ton/inci
2
selamu 5 - 1 0 menit dalaju hainpa udara dengan menggunakan pengompa hidrolik. Hasil yang di- dapat berupa lempengan transparan , kemudian dilihat serapan spektra infra merah dengan menggunakan alat n Perkin - Elmer M , infrared spectrofotometer 73# B. Dari hasil spektra ter sebut , kemudian dibandinglcan dengan spektra triterpen yang sudah diketahui.
29 3*6. Analisa data.
3.6.1. Hasil reaksi warna* Hasil reaksi warna yang terjadi dibandingkan dengan hasil reaksi warna triterpen dari isola si lculit batang Phyllanthus emblica. Terjadinya warna raerali ungu menandakan adaiiya senyawa tri terpen.Untuk membedakan dengan senyawa sterol ma ka hasil reaksi warna dibandingkan dengan stig- masterol. Adanya watna biru hijau akan membedakan senyawa triterpen dengan sterol* 3*6*2* Hasil kromatografi lapisan tipis. Warna noda yang terjadi pada kromatografi lapi san tipis pada hasil isolasi dibandingkan dengan warna noda dari triterpen hasil isolasi kulit ba tang Phyllanthus emblica. Adanya warna noda yang sama menandakan adanya senyawa triterpen. Untuk mengetaliui keinurnian hasil isolasi digunakan li ma macam eluen. Hasil isolasi relatif murni ter- hadap kromatografi lapisan tipis bila pada masing raasing eluen menunjukkan satu noda* 3.6*3. Hasil spektra serapan ultra violet. Spektra yang terjadi dianalisa , dan dibandingkan dengan hasil isolasi dari tumbuhan yang lainnya.
30 3 06.4, Hasil spektra serapan infra meraho Hasil spektra serapan infra merah dari isolat dibandingkan dengan spektra infra merali sexiya- wa triterpen dari pustaka dun senyawa triter pen dari hasil isolasi tumlmhan yang lainnya. Agar dapat disimpullcan bahwa kedua senyawa ter sebut identik maka kedua spektra tersebut pada
" 1
bagian lciri ( 4000 - 1400 cm ) dan daerali si- dik jari ( 1400 - 400 cm - 1 ) haruslah mempunyai profile yang saina*
Skema
31 BAHAN AKAR PHYLLANTHUS ACIDUS
» t
SERBUK 11ALUS -----—--------------- + n-Ueksaua refluk 2 jam 3 x
I RESIDU DXBUANG FILTRAT
| dipekutlcan EKSTRAK KENTAL
i
KROMATOGRAFI KOLOM pelarut n-helcsana ; etil asetat
8 ;
TAMPUNG T1AP 5 ml
2 I
I UJI TIAP KOMPONEN DENGAN KLT
DAN DIUAPICAN ENDAPAN dicuci
> \
I ICRISTAL
| rekristalisasi
ICRISTAL PUTIII
i
XDENTIFXKASI
32 HASIL PEN1SLITIAN
1. Isolasi triterpea* Dari 250 g serbuk akar Phyllanthus acidus yang di- lakukan penyarian secara refluk dengan mengguaaka* pela rut n-hcksana , didapatkan ckstrak seberat 2 , 2 g dan se lanjutnya dilakukan kromatografi kolom dengaia kapasitas kolora 30 g , panjang kolom 50 cm , pada fraksi ke
6
sam pai 14 didapat noda yang sama dan menghasilka* kristal se berat 30 mg. 2* Uji adanya triterpen - Hasil reaksi warna. :
a. Dengan tes Liebermann - Burchard hasil isolasi mem berikan warna merali ungu yang tahan lama.
b. Dengan tes Carr - Price hasil isolasi memberikan warna merah ungu yang tahan lama.
c. Dengan tes Salkowski hasil isolasi terbentuk cincin cdklat pada batas diantara kedua cairan. BAB. Ill
33 Gambar 1 : Tumbuhan Phyllanthus acidus Skeols.
34 Garabur 2
- - Hasil kromatografi Lapisan Tipis. T
- -t"
Warna | .Kloroform : Metanol ! i ! i t !
I !
:
! ! !
1 ! i !
! 8
:
2 I satu (0,55
1 !
merah ungu
1
jKloroform
! ! ! !
Heksana
:
1 t
I I 7 I
: 3 j satu ! {<>,47
1
1
! i m e r a h u n g u * t ! 4---------- !
1
! ! * J •
I 5« Hasil penentuan titik leleh, Dengan alat Electrothermal melting point apparatus Daerah titik leleh ; 227 - 228 °C
Etil asetat
t merah unguj .Metanol
35 4. Uji kemurnian dengan K.L.T.
I ! t ! ! ! !
f t
t
. Fasa gerak
I ! J u m l a h KOda i nf !
)
9
:
1
1 1 s a t u
(0,75 !
I m e r a h u n g u J .Heksana : Etil asetat ! !
8
1
:
2 1 satu
[0,52 t ! merah u n g u * .Benzena : Etil asetat
1
1 !
1 I J
9
:
1
1
j satu *0,31
I
Garabar 3
36 : Kromatograin KLT. dari ekstrak akar Phyllanthus acidus Skeels. Fase diajn : Kieselgel 60 F 2 5 4 iii. M e r c k . Fase gerak : n-helcsana : etil asetat
8 Penampak noda : Aiiisaldehid sulfat
37 Gambar ;
Isolasi akar Fasa ?rorak : Uo i M f m r i ; notanol
1
: o
l C 1 c s f 1 * - o l 6 0 F 5 4 E . M e r c k
F;.:s^ din:a A u l s a l d i - ' l t l d s i t l f u t . Penampuk noda
0 , 7 5
llur&a rif
3«
Gambar 5 : Kromatogroin kromatografi lapisun tipis hasil isolasi akar Phyllantlnis acidus, Fasa gpralc ; n-lteks;’ .iia : etil a^otat S :
2 Fasa dian
PonaJiipak uoda Ilarga Rf Uicsolgel CO F 054 E.Merck Aui.sal dehid sulfat. 0,52
39 Garabar 6 ; Kromatogrcun kromatografi lapisan tipis hasil Isolasi akar Phyllanthus acidus.
F a ® g e r a k : bcnzenu : etil asetat 9 :
1 Fasa diam : ICieselgel CO F 2 5 4 E.Merck Penampalc noda : Anisaldehid sulfat. Harga Hf : 0,31
40* i Gambar 7 : ICromatogram kromatografi lapisan tipis hasil akar Phyllanthus acldus, Fasa gerak : metanol : etil asetat
8 ;
2 Fasa diam : kiesel'.cl GO F 2 5 4 E.Merck
Penampak noda : anlsaldeliid sulfat Ilarga Hf. : 0,55
Gambar 8' : Kromatogram kromatografi lap!son tipis hasil isolasi akar Phyllanthus acidus. Fasa gerak kloroform : n-heksana 7 :
3 Fasa diain kieselgel 60 F 0 5 4 E.Merck Ponampak noda aniaaldehid sulfat Harga nf. 0,47
4 2
5* Hasil serapan torhadap ultra violet, Triterpen hasil isolasi juemberikan serapan maksimum pa da panjang gelombaog 208 nm , dalam pelarut metanol« 6 . Hasil serapan torhadap infra merah. Triterpen hasil isolasi memberikan puncak-puncak sera pan yaitu : 3250
9
2900 , 2850 , 1G50 , 1460 , 1380 , 1360 , 1190 , 1040 , 990 , 940 , 845. Dari spektra infra merail diatas terlihat adanya puncak-puncak serapan yang spesiiUk pada : 3250 cm"* untuk gugus fungsi - OH 2900 cm ” 1 dau 2850 cm"* untuk gugus fungsi - Clfg 1380 dan 1360 cm”* untuk gugus fungsi gem dimetil