Makna preposisi dalam buku terjemhan Qurrah al-Uyun oleh Moh.Afandi : pendekatan semantik

(1)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Menerjemahkan merupakan suatu kegiatan memindahkan maksud atau pesan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan padanan sedekat mungkin, sebagaimana dikemukakan oleh Nida dan Taber bahwa menerjemahkan berarti menciptakan padanan yang paling dekat dengan bahasa penerima terhadap bahasa sumber pertama dalam hal makna dan kedua dalam hal gaya bahasa.1

Menerjemahkan tidak hanya memindahkan maksud atau pesan, akan tetapi juga mampu menyampaikan pesan secara tepat atau tidak. Sebagai seorang penerjemah harus pandai dalam memilih padanan, agar naskah yang diterjemahkan enak dibaca dan mudah dimengerti oleh pembaca. Apabila seorang penerjemah pandai dalam memilih padanan, maka naskah yang dihasilkan seolah-olah bukan terjemahan. Dalam sebuah penerjemahan, kita akan menjumpai banyaknya kendala dalam mencari padanan yang tepat dan benar. Kendala itu muncul ketika seorang penerjemah mempertahankan bentuk dan strukturnya dalam bahasa sumber, dengan tujuan untuk memindahkan bentuk dan struktur itu kedalam bahasa sasaran. Sedangkan bagi penerjemah yang baik yang mengerti tentang hakikat penerjemah, tentu seorang penerjemah akan memilih padanan yang tepat, benar dan tidak keluar dari konteks.

Misalnya saat menerjemahkan partikel preposisi ﻰ dalam bahasa Arab. Partikel ini

mempunyai variasi makna yaitu: ﻰ yang bermakna ء ﺈ ا , ﻰ yang bermakna , ﻰ yang

bermakna ,ﺎ ا ﺔ ﻰ yang bermakna كارﺪ ﺈ ا , ﻰ yang bermakna /ةزوﺎ ا, ﻰ yang

bermakna , ﻰ yang bermakna طﺮ dan ﻰ yang bermakna ﺪ آﻮ ا .Variasi makna

tersebut memperlihatkan suatu perubahan pada ujud penggunaan makna sesuai dengan konteks.

1Eugene A. Nida dan Charles R. Raber, The Theory and Practice of Translation, (Leiden: UBS, 1974), h. 1. 1


(2)

Lihat contoh terjemahan partikel ﻰ pada kalimat berikut. ﺪﺋاﻮ حﺎﻜ ا ﺮ ا جﺮ ﺎ رو رد .1 ﺔ ا اﺬآ ﺔ ﻮ ةدﺎ ا ﺔ اﺮ ااﺬآ

ﺮ ﺪ

لﺰ ا ﻜ او ﺔ ﺎ ر ا عاﺮ آاو

او ﺎ ا ع ﻄ او نﺎ ﻹا يﺬ ا ﻮ ﻰ إ نﺎ ا ﺎ ﺁ ﺰ ا ل ا و ﺎﻬ ﻮ آ لﺎ

Beberapa kegunaan menikah adalah dapat memejamkan penglihatannya Menjaga farji dan mengharap keturunan yang baik

Hati ini agar menjadi bersih dan kuat Untuk ibadah, demikian juga beristirahat

Dari mengatur rumah tangga, sampai berusaha keras Untuk melatih diri, agar hidup merasa puas

Kaya harta orang menjadi suka beramal Melihat sesuatu menuju surga yang kekal

Bahaya menikah, orang lemah mencari yang halal

Lemah juga mendatangkan hak istri, dalam setiap permasalahan

Preposisi ﻰ pada contoh di atas diterjemahkan dengan ragam makna yang

berbeda. Preposisi pada bait kedua diartikan ”untuk” yang menentukan waktu. Dalam bahasa Arab disebut isim zaman. Sedangkan pada bait keempat preposisi ﻰ tidak diartikan.

Lihat contoh no.2 pada kalimat berikut.

2 . لﺎ و ﻰ ﷲا و بﻮ ﺬ ا

ﺮ ﻜ ﺎه ة و مﻮ دﺎﻬ و ا ﻰ ا لﺎ ا وا ﺎ آ لﺎ . 2


(3)

“ Rasullah saw bersabda: termasuk dosa-dosa yang tidak dapat ditebus dengan salat,

puasa dan berjihad, melainkan memberi nafkah (kehidupan) kepada keluarga. Atau

seperti sabda beliau”.

Makna preposisi ﻰ di atas diartikan sebagai kepada, yang menentukan sebuah tujuan tertentu. Tujuan tertentunya adalah keluarga.

Bandingkan dengan contoh no.3 berikut.

3 . لﺎ و نﺎ نﺎ ﻰ ر ﷲا ا ﻰ ﻰ ﷲا و لﻮ ناﻮ ةاﺮ ا ﻜ ﺎ ﺪ ا ﺎﻬ آ ﺎﻬ او ﺎﻬ وز ﻚ ﺬ ا ﻂ ا ﷲا ﺎﻬ ﺎهﺮ و نﻮ ﺮ .

Usman bin Affan ra. Berkata: “aku mendengar Rasullah saw bersabda: “ Andai seorang wanita memiliki dunia dan sesisinyadan ia menafkahkannya kepada suaminya, kemudian ia mengungkit-ungkit itu terhadap suaminya, maka Allah melebur amal dan menggiringnya bersama Fir’aun.

Makna preposisi ﻰ pada contoh no.3 di atas diartikan “kepada”, makna gramatikal preposisi ﻰ sama dengan preposisi ﻰ إ yang menentukan sebuah tujuan.

Berdasarkan alasan di atas, penelitian tentang preposisi sangat menarik untuk dibahas. Preposisi ﻰ ternyata tidak hanya diartikan dengan ”di atas”, ”atas” dan ”alasan”. Akan tetapi memiliki variasi atau ragam makna yang lain. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “MAKNA PREPOSISI DALAM BUKU TERJEMAHAN

QURRAH AL-‘UYÛN OLEH MOH. AFANDI”.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Batasan penelitian adalah hanya pada bab muqodimah pada pasal-pasal:


(4)

1. Beberapa hukum pernikahan 2. Kegunaan dan bahaya menikah, 3. Melangkah kejenjang pernikahan, 4. Waktu bersenggama,

5. Adab bersenggama dan cara yang lebih utama serta segala hal yang berhubungan erat dengannya.

Sedangkan rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana variasi makna preposisi ﻰ dalam buku terjemahan Qurrah al- ’Uyûn? 2. Bagaimana jenis makna preposisi ﻰ dalam buku terjemahan Qurrah al-’Uyûn?

3. Apa metode yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan preposisi ﻰ dalam

buku terjemahan Qurrah al-’Uyûn? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui variasi makna preposisi ﻰ dalam buku terjemahan Qurrah

al-’Uyûn.

2. Untuk mengetahui jenis makna preposisi ﻰ dalam buku terjemahan Qurrah

al-’Uyûn.

3. Untuk mengetahui metode yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan preposisi ﻰ dalam buku terjemahan Qurrah al-‘Uyûn.

Sedangkan manfaatnya adalah:

Penelitian ini akan memberikan manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis memberikan pengetahuan terhadap teori mengenai preposisi dalam bahasa Arab khususnya dan


(5)

penerjemahan dalam bahasa Arab. Secara praktis dapat memberikan kekayaan, wawasan ilmu pengetahuan bagi penerjemah, penulis, dan pengajar bahasa Arab.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian Siti Zahroh tentang padanan preposisi dalam bahasa Indonesia: Studi kasus teks al-qur’an juz 30 dan terjemahannya, 2002. Penelitiannya ini menganalisis salah satu preposisi bahasa Arab. Fokus dengan mengambil korpus al-qur’an.

Selain itu penelitian lain tentang preposisi Arab dilakukan oleh Ummu Salamah mengenai padanan preposisi dalam bahasa Indonesia: Studi kasus teks al-qur’an juz 30, 2002 dan Irfan

Suhada tentang preposisi ﻰ dalam al-qur’an studi kasus semantis dan padanan dalam bahasa

Indonesia, 2005. Penelitian yang senada dilakukan oleh Arifin tentang preposisi Li dan padanannya dalam bahasa Arab, 2005.

Penelitian terdahulu pada umumnya menganalisis jenis preposisi yang berbeda dengan peneliti dan menjadikan penerjemahan al-qur’an sebagai korpus penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada pilihan jenis preposisi yang diteliti, dimana

peneliti memilih preposisi ﻰ sebagai objek kajian. Perbedaan lainnya adalah pada korpus

penelitian. Bila peneliti terdahulu menggunakan terjemahan al-qur’an, dalam penelitian ini peneliti mengambil buku terjemahan Qurrah al-’Uyûn oleh Moh.Afandi sebagai korpus penelitian.

E. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semantik. Pengumpulan data diambil dari buku terjemahan Qurrah al-’Uyûn dengan tahapan sebagai berikut. Pertama


(6)

Penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Center of Quality Development and Assurance (CEQDA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan bab yang memayungi topik penelitian ini, dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat masalah, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II menyajikan teori penerjemahan yang terdiri dari variasi makna, preposisi ﻰ dalam bahasa Arab, dan teori penerjemahan.

Bab III sekilas tentang buku terjemahan Qurrah al-’Uyûn.

Bab IV berupa analisis makna ﻰ dalam buku terjemahan Qurroh al-’Uyun secara

tepat dan benar.

Bab V merupakan bab terakhir berupa kesimpulan.


(7)

BAB II

KERANGKA TEORI A. Pengertian makna dalam semantik

Bidang yang mengkaji dan menganalisis tentang makna kata atau kalimat suatu bahasa dikenal dalam ilmu semantik. Dalam bahasa Arab Umar mendefinisikan semantik sebagai berikut

إ ﺔ ارد ،ﻰ ْ ْا ْ ْاوأ ْيﺬ ا سرْﺪ ،ﻰ ْ ْا ْوأ ذ عْﺮ ْا ْ

ْ ﺔ ا ْيﺬ ا لوﺎ ﺔ ﺮْ ﻰ ْ ْا

.


(8)

Semantik adalah studi tentang makna atau ilmu yang mempelajari tentang makna atau merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang teori makna.2

Dari sejumlah definisi semantik yang ditemukan, Verhaar mendefinisikan semantik sebagai teori makna atau teori arti.3 Demikian juga Lyon mendefinisikan semantik dengan penyelidikan

makna.4 Sementara J.D. Parera juga mengemukakan bahwa semantik adalah ilmu tentang

makna.5

Menurut Frans Sayogie batasan-batasan makna terdiri dari tiga unsur, diantaranya: (1) Makna ialah hasil hubungan antara bahasa dan dunia luar, (2) Penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para pengguna bahasa, (3) Perwujudan makna itu dapat digunakan untuk

menyampaikan informasi sehingga dapat saling mengerti.6 Huford Heasley mengemukakan

bahwa pemahaman makna dan pengacuan adalah pada inti kajian makna itu sendiri. Ide pengacuan mudah dimengerti, akan tetapi beda dengan ide makna yang sulit untuk dimengerti.7

Dalam Kamus linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi empat bagian.8

1. Maksud pembicara;

2. Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia;

2

Umar Mukhtar, Ilmu al Dilâlâh, (Kuwait: Maktabah Dar al ‘Arabiyah li al-Nasri wa al-Tauzi’, 1987), h. 11. 3

J.W.M. Verhaar, Pengantar Linguistik, (Yogyakarta: UGM Press, 1989), h.123. 4

John Lyon, Pengantar Teori Linguistik, terj. 1 Soetikno, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), h. 393. 5

J.D. Parera, Teori Semantik, (Jakarta: Erlangga, 1991), h.14. 6

Frans Sayogie, Penerjemahan Teks Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatuallah Jakarta, 2008), h. 130.

7

Hufrod Heasley, Semantic a Coursebook, (Cambridge: University press, 2007), h. 304. 8Harimurti Kridalaksana, Kamus linguistik, (Jakarta: Gramedia, 1993), h. 132.


(9)

3. Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya, dan

4. Cara menggunakan lambang-lambang bahasa.

Mansur pateda mengemukakan bahwa pendekatan teori makna terdiri dari dua teori yaitu: (1) Referensial (Analitik), dan (2) operasional.

Dari kedua teori tersebut dapat dipahami bahwa dalam pendekatan referensial (analitik) ini ingin mencari makna dengan cara menguraikannya atas segmen-segmen utama. Sedangkan pendekatan operasional lebih menekankan, bagaimana kata dioprasikan di dalam tindak fonasi sehari-hari.9 Menurut Ogden dan Richard makna adalah suatu sifat intrinstik yang mempunyai suatu hubungan khas yang tidak teranalisis dengan hal-hal atau benda-benda lain, dimana makna itu sendiri mempunyai konotasi pada masing-masing kata.10

B. Jenis-jenis makna

1. Makna leksikal, makna gramatikal dan makna kontekstual

Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan makna referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indra, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita.11

9Mansur Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka cipta, 2001), h. 86.

10Ogden dan Richard, The Meaning of Meaning, (London: Broadway House, 1923), h. 193.

11Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995) cet. Kedua edisi revisi, h. 60.


(10)

Makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya makna gramatika seperti proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.

Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks.12

2. Makna referensial dan nonreferensial

Makna referensial adalah makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia di luar bahasa, apakah objek atau gagasan yang dapat dijelaskan melalui analisis komponen.Sedangkan nonreferensial adalah kata-kata itu tidak mempunyai referen.

3. Makna denotatif dan makna konotatif

Makna denotatif sering disebut dengan makna denotasional, makna konseptual, atau makna kognitif karena dilihat dari sudut lain. Pada dasarnya makna denotatif sama dengan makna referensial, sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran , perasaan atau pengalaman lain. Denotasi ini menyangkut informasi-informasi faktual objek. Makna denotatif sering disebut juga makna sebenarnya atau makna kamus.

Makna konotatif disebut juga dengan makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respon mengandung nilai-nilai emosional.13 Makna konotatif yaitu makna yang mempunyai nilai rasa, baik positif ataupun negatif.

4. Makna konseptual dan makna asosiatif

Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan kosepnya, makna yang sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun.

12Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 290.

13Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), cet. Ke-15, h. 29. 10


(11)

Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan di luar bahasa.

5. Makna idiom dan makna pribahasa

Makna idiom adalah makna sebuah satuan bahasa (kata, frase, atau kalimat) yang menyimpang dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur-unsur pembentuknya.

Makna pribahasa adalah semua bentuk bahasa yang (kata, frase, kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif).14

6. Makna afektif

Dalam makna ini menjelaskan bahwa makna afektif yaitu makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembanca terhadap penggunaan kata atau kalimat.

7. Makna ekstensi

Jenis makna ini adalah makna yang mencakup semua ciri objek atau konsep. Dalam makna ini meliputi semua konsep yang ada dan kemungkinan muncul dalam kata.

8. Makna itensi

Pada jenis makna ini mengartikan bahwa makna yang menekankan maksud pembicara. 9. Makna kiasan

Makna kiasan yaitu pemakaian kata yang yang maknanya tidak sebenarnya. Akan tetapi kalau dipikir secara mendalam makna tersebut masih ada kaitan dengan makna sebenarnya.15 C. Perubahan makna

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan makna, yaitu: 1) Perkembangan dalam ilmu dan teknologi

14Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 60-77. 15Mansur Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 97,100,105,108.


(12)

Perkembangan dalam bidang ilmu dan kemajuan dalam bidang teknologi dapat menyebabkan terjadinya perubahan makna sebuah kata. Sebuah kata yang tadinya mengandung konsep makna mengenai sesuatu yang sederhana, tetap digunakan walaupun konsep makna yang dikandung telah berubah sebagai akibat dari pandangan baru, atau teori baru dalam satu bidang

ilmu atau sebagai akibat dalam perkembangan teknologi. Perubahan makna kata sastra dari

makna ’tulisan’ sampai pada makna ’karya imaginatif’ adalah salah satu contoh perkembangan bidang keilmuan. Akibat perkembangan teknologi kita lihat kata berlayar yang pada awalnya bermakna ’perjalanan di laut (di air) dengan menggunakan perahu atau kapal yang bergerak dengan tenaga layar’. Kapal-kapal besar tidak lagi menggunakan layar, tetapi sudah menggunakan tenaga mesin, malah juga tenaga nuklir, namun kata berlayar masih digunakan. Malah ada lagi bagi umat Islam di Indonesia kata berlayar diberi makna ’pergi menunaikan ibadah haji ke Mekkah’. Meskipun perjalanan ke Mekkah sudah tidak menggunakan kapal laut, sudah diganti dengan kapal terbang, masih terdengar ucapan’insaAllah tahun depan kami akan

berlayar’ belum terdengar ’insaAllah tahun depan kami akan terbang.16 2) Perkembangan sosial dan budaya

Perkembangan sosial dan budaya sama dengan yang terjadi sebagai akibat perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi, sebuah kata mulanya bermakna ’A’, lalu berubah menjadi bermakna ’B’, atau ’C’. Bentuk katanya tetap sama tetapi konsep makna yang dikandungnya

sudah berubah. Seperti kata saudara dalam bahasa sanskerta bermakna ’seperut’ atau ’satu

kandungan’. Kini kata saudara , walaupun masih digunakan dalam arti ’orang yang lahir dari kandungan yang sama’ seperti dalam kalimat saya mempunyai saudara di sana, tetapi dapat

16Mansur Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 97,100,105,108. 12


(13)

digunakan juga untuk menyebut atau menyapa siapa saja yang dianggap sederajat atau berstatus sosial yang sama.

3) Perbedaan bidang pemakaian

Pada bagian di atas sudah dibicarakan bahwa setiap bidang kehidupan atau kegiatan memiliki kosakata tersendiri yang hanya dikenal dan digunakan dengan makna tertentu dalam bidang tersebut. Contohnya dalam bidang pertanian ada kata-kata benih, menuai, panen, menggarap, membajak, menabur, menanam, pupuk, hama. Dalam bidang pendidikan formal di sekolah ada kata-kata murid, guru, ujian menyalin, menyontek, membaca dan menghafal.

Dari contoh di atas kata-kata itu jadi mempunyai arti lain yang tidak sama dengan arti dalam bidang atau lingkungan asli. Hanya perlu dilihat bahwa makna baru kata tersebut masih ada kaitannya dengan makna asli yang digunakan dalam bidang asalnya. Kata-kata tersebut digunakan dalam bidang lain secara metaforis, atau secara perbandingan. Seeperti kata menggarap dalam frase menggarap skripsi adalah digunakan secara metaforis sedangkan menggarap dalam frase menggarap sawah bukan secara metaforis. Jadi, makna kata yang digunkan bukan dalam bidnagnya itu makna yang digunakan di dalam bidang asalnya masih berada dalam poliseminya karenaa makna-makna tersebut masih saling berkaitan atau masih ada persaman antara makna yang satu dengan makna yang lain.17

4). Adanya asosiasi

Kata-kata yang digunakan di luar bidangnya, seperti dibicarakan di atas masih ada hubungannya atau pertautan maknanya dengan makna yang digunakan pada bidang asalnya. Misalnya kata mencatut berasal dari bidang atau lingkungan perbengkelan dan pertukangan mempunyai makna’bekerja dengan menggunakan catut’. Seperti mencabut paku dengan mudah. Berbeda dengan perubahan makna yang terjadi sebagai akibat penggguna dalam bidang yang

17 Mansur Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h.135. 13


(14)

lain, makna baru muncul adalah berkaitan dengan hal atau peristiwa lain yang berkaitan dengan kata tersebut. Contoh kata amplop yang berasal dari bidang administrasi atau surat menyurat, maka asalnya adalah ’sampul surat’. Amplop itu selain biasa dimasukkan tetapi bisa pula dimasukkan benda lain, misalnya uang. Seperti dalam kalimat beri aja amplop maka urusan pasti beres. Kata amplop disitu bermakna ’uang’ sebab kata amplop yang dimaksud bukan berisi surat atau tidak berisi apa-apa, melainkan uang sebagai sogokan. Asosiasi antara amplop dengan uang ini adalah berkenaan dengan wadah. Jadi menyebut wadahnya yaitu amplop tetapi yang dimaksud adalah isinya, yaitu uang.

5) Pertukaran tanggapan indera

Dalam penggunaan bahasa banyak kasus pertukaran tanggapan antara indra yang satu dengan indra yang lainya. Misalnya rasa pedas yang seharusnya ditanggap oleh alat perasa lidah, tertukar menjadi ditanggap oleh alat indra pendengaran seperti tampak pada ujaran kata-katanya cukup pedas. Pertukaran alat indra penanggap, biasa disebut dengan istilah sinestesia. Istilah ini berasal dari bahasa yunani sun artinya’sama’ dan aisthetikas artinya ’tampak’.18

6) Perbedaan tanggapan

Unsur leksikal atau kata sebenarnya secara sinkronis telah mempunyai makna leksikal yang tetap. Namun karena pandangan hidup dan ukuran dalam norma kehidupan di dalam masyarakat, maka banyak kata yang memiliki nilai rasa rendah atau kurang mengenakan dan ada juga yang memiliki nilai rasa tinggi atau mengenakan. Kata-kata yang nilainya merrosot menjadi rendah biasanya disebut dengan penoratif, sedangkan kata-kata yang nilainya naik menjadi tinggi disebut dengan amelioratif. Contoh kata bini dianggap peyoratif, sedangkan kata istri disebut dengan amelioratif. Perkembangan pandangan hidup yang biasanya sejalan dengan

18

Mansur Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 137-138. 14


(15)

perkembangan budaya dan kemasyarakatan dapat memungkinkan terjadinya perubahan nilai rasa peyoratif atau amelioratif sebuah kata.

7) Adanya penyingkatan

Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata atau ungkapan yang karena sering digunakan, maka kemudian tanpa diucapkan atau dituliskan secara keseluruhan orang sudah mengerti maksudnya. Contonhya kalau dikatakan ayahnya meninggal tentu maksudnya adalah meninggal dunia. Bentuk meninggal merupakan singkatan dari ungkapan meninggal dunia. Penyingkatan ini bukanlah peristiwa perubahan makna yang terjadi, sebab makna atau konsep itu tetap, yang terjadi adalah perubahan bentuk kata.

8) Proses gramatikal

Terjadinya proses gramatikal yaitu dengan adanya afiksasi, reduplikasi dan komposisi (gabungan kata) akan meyebabkan pula terjadinya perubahan makna. Akan tetapi dalam hal ini yang terjadi sebenarnya bukan perubahan makna, sebab bentuk kata itu sudah berubah sebagai hasil proses gramatikal.19

9) Pengembangan istilah

Salah satu upaya dalam pengembangan atau pembentukan istilah baru adalah dengan memanfaatkan kosakta bahasa Indonesia yang ada dengan memberi makna baru, entah dengan menyempitkan makna kata tersebut, meluaskan atau memberi makna baru. Contoh kata papan

19

Mansur Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 139-140. 15


(16)

yang semula bermakna ’lempengan kayu (besi,dan sebagainya) tipis, kini diangkat menjadi istilah untuk makna perumahan.20

Dari beberapa faktor di atas, secara sinkronis disebutkan bahwa makna kata tidak akan berubah, sedangkan secara diakronis makna kata akan ada kemungkinan bisa berubah.

Di bawah ini akan disebutkan beberapa jenis perubahan makna, yaitu: a. Meluas

Perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi kemudian karena faktor menjadi memiliki makna-makna lain.21

b. Menyempit

Perubahan menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja.

c. Perubahan total

Perubahan total adalah perubahan sebuah makna kata dari makna asalnya. d. Penghalusan (eufemia)

Penghalusan terjadi ketika sebuah makna kata mengalami perubahan makna yang meluas, menyempit, atau berubah secara total.

e. Pengasaran

Pengasaran yaitu usaha untuk mengganti kata yang maknanya halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar.22

D. Preposisi ﻰ dalam Bahasa Arab

20

Mansur Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 140. 21

Mansur Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), 141-145. 22 Mansur Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), 145.


(17)

1. Pengertian Preposisi

Preposisi adalah kategori yang terletak di depan kategori lain , terutama nomina sehingga membentuk frase eksosentris direktif.23 Preposisi disebut juga dengan partikel yang dalam bahasa tipe VO biasanya terletak di depan nomina dan menghubungkannya dengan kata lain dalam ikatan eksosentris.24 Dari aspek semantisnya, preposisi disebut kata depan yaitu menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangnya. Preposisi dilihat dari sintaksisnya yaitu preposisi berada di depan nomina, adjektifa, atau adverbia sehingga terbentuk frase yang dinamakan frase preposisional. 25 Preposisi juga disebut dengan partikel atau kata tugas yang hanya mempunyai makna gramatikal tidak mempunyai makna leksikal. Oleh sebab itu preposisi tidak mempunyai fungsi dan makna dalam struktur sintaksis.26

Preposisi (kata depan) dalam bahasa Arab disebut dengan harf jar. Harf jar istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan kata itu sebagai partikel atau kata tugas yang menyebebkan munculnya bunyi kasroh ( -- ) karena dalam kasus genetif. Preposisi (kata depan) terbagi menjadi dua, diantaranya:

a. Kata depan yang tak dapat dipisahkan

Kata depan yang tak dapat dipisahkan yaitu kata yang terdiri satu huruf yang selalu terikat dengan kata berikutnya. Kata depan yang tak dapat dipisahkan yaitu:

1. ب yang diatikan di, oleh, dengan. Contoh: ﻚ تاﺬ ﺪ ا

2. ت diartikan demi hanya digunakan dalam sumpah dengan nama Allah yang maha kuasa.

23Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik, (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 49.

24Harimurti kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), cet.3 h. 177. 25

Hasan Alwi. dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 288. 26

Sri Nardiati, dkk. Konjungsi Subordinatif dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: 1996), h.11.


(18)

3. و diartikan demi untuk suatu sumpah dengan menyebutkan nama-nama biasa.

4. ل diartikan untuk, karena kata depan yang digunakan untuk menyatakan milik. Contoh: ا ﺪ ﺎﻬ ﺎ ﺎﻬ وﺰ و

Barang siapa yang menikahi wanita karena hartanya, maka Allah tidak akan menambah sesuatu padanya melainkan kefakiran.

5. ك diartikan seperti, bagaikan, contoh: رﺪ ا ﺮ ﺎآﺔ

Bagaikan rembulan di malam purnama b. Kata depan yang terpisah

Kata depan yang terpisah yaitu kata yang berdiri sendiri, baik yang berupa partikel atau kata benda dalam akusatif. Kata depan yang terpisah yaitu:

1. ﻰ إ yang bermakna ’ sampai’, ’kepada’, ’ke’ contoh: و ﷲاﻰ اﻰ ا رءﺎ Seorang lelaki datang kepada Rasulallah saw.

2. ﻰ ’ hingga’ atau ’sampai’ contoh: ﺔﻜ ﻬ ادراﻮ ودرﻮ ﻰ Hingga mereka terjerumus ke tempat kehancuran

3. ﻰ yang bermakna’ di atas’, ’atas’, ’kepada’ contoh: ﺮ نودﺮﻬ ادﺎ ﻰ Atas kerusakan maskawin, tak ada yang mencekalnya

4. yang bermakna ’ dari’, ’tentang’, ’dengan’ contoh: ﺎﻬ ﷲا رﺔ ﺋﺎ ﺎ Dari A’isyah ra berkata

5. yang bermakna ’ di dalam’, ’pada’ contoh: لﺎ آ ﺎﻬ ﻮ و

Lemah jua mendatangkan hak istri dalam setiap permasalahan

6. yang bermakna ’dari’ contoh: ﺮ ة را اجوﺰ اة


(19)

Shalatnya seseorang yang telah menikah lebih utama dari empat puluh shalat yang belum menikah

7. ﺬ /ﺬ yang bermakna ’sejak’ contoh : ﺔ ﺬ ﷲ ﺪهﺎ ا ﻰ ﻚ ﺮ

Kami diperintahkan agar mengangkat amal tuan bersama amal para pejuang demi tegaknya agama Allah dan sejak jum’at ini.

8. نﺪ , ىﺪ ,ىﺪ yang bermakna ’dengan’ atau ’dihadapan’ 9. yang bermakna ’bersama’

10. ﺪ yang bermakna ’ di sisi’, ’di’, ’pada’ contoh:مﺎ اﺪ م ﻜ ا آﺪ اﺮ ﻜ

Tidaklah salah seorang di antara kalian memperbanyak pembicaraan di saat bersenggama berlangsung.

2. Jenis-jenis preposisi dalam bahasa Arab

Menurut Ghalayayni dalam buku jami’ al-durus al-’Arabiyyah terdapat 20 harf jarr atau preposisi, yaitu:27

No Preposisi Arti

1 ءﺎ ا Dengan

2 Dari

3 ﻰإ ke, kepada

4 Tentang

5 Di atas

6 Di, pada, dalam

27 Mustafa al-Ghalayayni, Jâmi’ al-Durûs al-‘Arabiyyah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981), h. 166. 19


(20)

فﺎﻜ ا

7 Seperti

8 م ا Bagi, untuk

9 واو ا Demi

10 ءﺎ ا Demi

11 Sejak

12 Sejak

13 بر Banyak

14 Sehingga, sampai

15 Selain

16 اﺪ Selain

17 ﺎ ﺎ Selain

18 ﻰآ Supaya

19 Kapan

20 Semoga

3. ﻰ dalam Preposisi bahasa Arab

Preposisi ﻰ dalam bahasa Arab disebut juga dengan harf jarr. Pada kasus genetif kata yang diawali dengan harf jarr, maka kata itu akan berharakat kasroh pada akhir kata tersebut. Seperti ةدﺎ اﻰ

disebut juga dengan harf jar, harf jar yaitu huruf yang menjarkan (--) kata atau frase yang terdapat di depan huruf jar. ﻰ pada umumnya diartikan dengan di atas, atas, kepada. Akan tetapi tidak semua ﻰ diartikan dengan di atas, atas, kepada. itu sendiri mempunyai makna yang berbeda-beda seperti yang akan disebutkan pada pembahasan selanjutnya.


(21)

4. Variasi makna ﻰ dalam bahasa Arab

Ada beberapa pendapat tentang variasi makna ﻰ dalam bahasa Arab, yaitu: Menurut Juraz Mitro Abdul Masih dalam kamus nahu saraf begitu juga menurut Mustafa al-Ghalayayni dalam buku Jami’u al-durus al’Arabiyyah28 menyebutkan variasi makna ﻰ dalam bahasa Arab, yaitu: (1). ﻰ yang bermakna ء ﺈ ا, (2). ﻰ yang bermakna ﻰ, (3). ﻰ yang bermakna ةزوﺎ ا

atau , (4) ﻰ yang bermakna ﺔ ﺎ ا, (5). ﻰ yang bermakna كارﺪ ﺈ ا (6). ﻰ yang

bermakna .29 Selain itu Menurut Martin J. Mc.Dermott dalam A Dictionary Arabic

Gramatical Nomenclature Arabic-English menyebutkan juga bahwa variasi makna ’ala ada yang

bermakna ﺪ آﻮ فﺮ dan طﺮ فﺮ .30 E. Teori Penerjemahan

1. Pengertian Penerjemahan

Kata dasar terjemah berasal dari bahasa Arab yaitu yang ﺔ ﺮ _ ﺮ _ ﺮ maknanya

adalah ihwal pengalihan dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks satu bahasa (misalnya dari bahasa Arab) ke dalam bahasa lain (misalnya bahasa Indonesia).31

Penerjemahan selama ini didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Meskipun tidak mewakili keseluruhan definisi yang ada dalam dunia penerjemahan. Di bawah ini ada beberapa pendapat tentang penerjemahan.

Beberapa ahli berpendapat bahwa penerjemahan adalah sekedar pengalih bahasaan. Lebih tepat bila dikatakan bahwa penerjemahan adalah pengalihan pesan (message) dari Tsu ke dalam

28 Mustafa al-Ghalayayni, Jâmi’ al-Durûs al-‘Arabiyyah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981), h. 166.

29Juraz Mitro Abdul Masih, Mu’jam lughah Nahwi al Arabi, (Beirut: Libanon Nasirun, 1993), h. 379-380. 30Antonie El-dahda dan Martin J. Mc. Dermott, A Dictionary Arabic Gramatical Nomenckature Arabic-English, ( Beirut: Maktabah Libnan, 1993), h. 34-35.

31Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), h. 23. 21


(22)

Tsa. Dengan demikian, idealnya adalah Tsa yang disampaikan berisi pesan yang sepadan dengan TSu.32

Menurut Nida dan Taber penerjemahan adalah suatu pengalihan yang terdapat dalam bahasa sumber bahasa sasaran dengan mencari padanan yang terdekat, yaitu dari segi makna dan gaya.33 Catford berpendapat bahwa penerjemah adalah the reflacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL) (mengganti bahan teks

dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran.34 Sedamgkan

menurut Newmark penerjemahan adalah translation is a craft consisting in the attempt to reflace a written message and/or statement in one language by the same message and/or statement in

another language (Penerjemahan adalah suatu kiat yang merupakan usaha untuk mengganti

suatu pesan atau pernyataan tertulis dalam satu bahasa dengan pesan atau pernyataan yang sama dalam bahasa lain).35

Dari beberapa pendapat di atas tentang penerjemahan dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah pengalihan pesan dari bahasa satu kedalam bahasa lain dengan mempertimbangkan aspek-aspek makna, gramatikal, gaya bahasa dan aspek sosial budaya.

2. Jenis-jenis penerjemahan

Menurut Roman Jakobson sebagaimana yang dikutip oleh Nurmufid penerjemahan menurut bentuknya terbagi menjadi tiga, yaitu: (a) Penerjemahan inter bahasa, (b) Penerjemahan antar bahasa,

(c) Penerjemahan antar simbol atau transferensi.

32

Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), h. 24. 33

Eugene A. Nida dan Charles R. Raber, The Theory and Practice of Translation, (Leiden: UBS, 1974), h. 1. 34

J.c. Catford, A Linguistic Theory of Translation, (London: Oxford University Pres, 1965), h. 20. 35Peter Newmark, Approaches to Translation, (London: Pergamon Press, 1981), h.7.


(23)

Penerjemahan inter bahasa disebut juga dengan syighat bi alfadz ukhra (mengungkapkan kalimat dengan redaksi yang berbeda) yaitu menjelaskan kata-kata dalam bahasa yang sama akantetapi berbeda dalam pengungkapan.

Penerjemahan antar bahasa disebut juga dengan terjemah hakiki yaitu menjelaskan kata-kata atau simbol-simbol bahasa dengan simbol lain dari bahasa yang berbeda. Penerjemahan antar simbol atau transferensi yaitu menerjemahkan simbol bahasa yang berupa kata-kata dengan simbol lain.36

Sebuah penelitian penerjemahan tidak akan terlepas dari metode yang telah ada, menurut Newmark ada delapan metode penerjemahan, yaitu: (1). Penerjemahan kata demi kata, (2) Penerjemahan harfiah, (3) Penerjemahan setia, (4) Penerjemahan semantis, (5) Penerjemahan adaptasi (saduran), (6) Penerjemahan bebas, (7) Penerjemahan idiomatis, (8) Penerjemahan komunikatif.37

Lebih jelas lagi di bawah ini akan di paparkan satu persatu tentang metode penerjemahan. 3. Metode Penerjemahan

(a) Penerjemahan kata demi kata

Penerjemahan kata demi kata adalah suatu jenis penerjemahan yang pada dasarnya masih sangat terikat pada tataran kata. Dalam melakukan tugasnya, penerjemah hanya mencari padanan kata bahasa sumber dalam bahasa sasaran, tanpa mengubah susunan kata dalam terjemahannya. Metode penerjemahan ini lebih fokus kepada susunan kalimat Tsu.

(b) Penerjemahan harfiah

36 Nur Mufid, Kaserun As Rahman, Buku Pintar Menerjemahkan Arab Indonesia Cara Paling Tepat, Mudah, Kreatif, (Surabaya: Pustaka Progresif, 2007), cet.pertama, h. 9-10.

37 Nur Mufid, Kaserun As Rahman, Buku Pintar Menerjemahkan Arab Indonesia Cara Paling Tepat, Mudah, Kreatif, (Surabaya: Pustaka Progresif, 2007), cet.pertama, h.76.


(24)

Penerjemahan harfiah terletak antara penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebas. Penerjemahan harfiah hampir sama dengan penerjemahan kata demi kata, akan tetapi penerjemahan harfiah lebih menyesuiakan dengan susuan kata dalam kalimat terjemahannya yang sesuai dengan susunan kata dalam kalimat bahasa sasaran. Dalam metode ini, penerjemahan harfiah masih mempertahankan kata-kata dan gaya bahasa Tsu dalam Tsa.

(c) Penerjemahan setia

Penerjemahan setia artinya penerjemahan yang dilakukan dengan mempertahankan aspek-aspek yang ada, sehingga kita masih melihat kesetiaan pada segi bentuknya.

(d) Penerjemahan semantis

Penerjemahan semantis terfokus pada pencarian padanan pada tataran kata dengan tetap terikat pada budaya bahasa sumber.

Berdasarkan teori diatas, maka penerjemahan yang sesuai untuk padanan preposisi ini adalah penerjemahan semantis, karena penerjemahan memberikan kebebasan dalam makna yang menyesuaikan dengan kalimat yang ada. Akan tetapi tidak terlepas dengan sumbernya.

(e) Penerjemahan adaptasi (saduran)

Metode adaptasi ini lebih mementingkan isi pesan, sedangkan bentuk disesuaikan dengan kebutuhan pembaca dalam Bsa. Metode penerjemahan ini biasanya digunakan untuk penerjemahan film, drama atau puisi.

(f) Penerjemahan bebas

Penerjemahan bebas ini biasanya berbentuk parafrase yang dapat lebih panjang atau lebih pendek dari aslinya. Metode penerjemahan ini hampir sama dengan metode adaptasi, akan tetapi metode ini lebih mementingan isi pesan agar pembaca mengerti tentang penerjemahan tersebut. (g) Penerjemahan idiomatis


(25)

Penerjemahan idiom mengupayakan penemuan padanan istilah, ungkapan, dan idiom dari pada yang tersedia dalam Bsa. Metode ini sering mengunakan kesan keakraban dan ungkapan idomatik yang tidak didapati pada versi aslinya.

(h) Penerjemahan komunikatif

Penerjemahan komunikatif ini berupaya memberikan makna kontekstual yang sedemikian rupa, agar dapat dimengerti oleh pembaca.

BAB III

SEKILAS TENTANG BUKU TERJEMAHAN QURRAH AL-’UYÛN OLEH MOH.AFANDI

Dalam buku terjemahan Qurrah al-’Uyûn ini menarik untuk dibaca, dipelajari dan bahkan dipraktekan ketika sudah berumah tangga. Dalam buku terjemahan Qurrah al-’Uyûn berisis tentang suatu etika perkawinan, kitab ini sangat detail menyinggung masalah-masalah ’dalam’ dari hubungan suami-istri. Di dalam buku terjemahan ini ada beberapa etika dalam berhubungan antara suami dan istri.

Qurrah al-‘Uyûn merupakan khazanah kitab kuning yang termasyhur di pesantren tradisional, sebuah panduan untuk menakhodai bahtera rumah tangga dan menuntun langkah dalam menelusuri lika-liku kehidupan seksual. Mulai dari keutamaan menikah, memilih jodoh yang sesuai, adab bersetubuh dengan pasangan, posisi-posisi sanggama yang paling nikmat, hingga pentingnya puncak kepuasan dicapai secara bersamaan oleh suami-istri. Qurrah al-‘Uyûn juga membahas hal ihwal terkait walimah, waktu yang tepat untuk melangsungkan pernikahan, saat paling pas untuk bersetubuh, nasihat agar suami-istri saling menyayangi, serta tanggung jawab orangtua dalam mendidik anak. Dengan kandungan yang


(26)

padat dan berharga, kitab ini telah dipraktikkan para kiai, santri, dan masyarakat Islam pada umumnya berabad lamanya.

Fakta tentang Buku Ini: 1. Rujukan sebagian besar umat Islam tentang seksualitas Islam selama berabad-abad. 2. Kitab tentang seks paling terkenal di dunia pesantren. 3. Edisi kitab kuningnya telah terjual jutaan kopi. 4. Rujukan “wajib” umat Islam saat menjalani pernikahan. 5. Rujukan penting para dai saat menyampaikan khotbah nikah.

BAB IV

ANALISIS MAKNA PREPOSISI ﻰ DALAM BUKU TERJEMAHAN QURROH AL-‘UYUN

Setelah menelaah prepossi ﻰ dalam buku terjemahan Qurroh al-‘Uyun, peneliti

menemukan 41 preposisi ﻰ . Dari hasil telaah yang peneliti lakukan pada 41 preposisi itu, peneliti menemukan 8 jenis klasifikasi makna yang berbeda. Oleh karena itu, bab ini akan menguraikan dan menganalisis hasil temuan mengenai variasi dan jenis makna dalam buku terjemahan Qurroh al-‘uyun.

A. Variasi Makna Preposisi dalam Buku Terjemahan Qurroh al-‘Uyun

Variasi makna preposisi dalam buku terjemahan Qurroh al-‘Uyun terdapat dalam 8 kelompok, yaitu preposisi yang memiliki makna ء ﻹا , طﺮ , ءﺎ ا,ﺪ آﻮ,ﺔ ﺎﻜ ﺔ ﺮﻇ,ﺔ ﺎ زﺔ ﺮﻇ,

ا , ﻰ إ ,

1. Makna ء ﻹا

Makna ء ﻹا adalah makna hakiki ﻰ yang menunjukkan posisi tinggi. Dalam bahasa

Indonesia ء ﻹا atau ﻰ diterjemahkan dengan ‘di atas’, ‘atas’, pada.38 Dalam buku

38

Amin al-Syayyid, Fî ‘Ilmi al-Nahwî, (Kairo: Daarul Ma’arif, 1977), h. 356. 26


(27)

Tabel 1

Preposisi ﻰ dengan makna ء ﻹا

No Preposisi Makna Hal Baris ke

1.

ﺮْ

نْودﺮْﻬ ْا

دﺎ

Atas kerusakan maskawin, tak ada yang mencekalnya.

22 4

2.

اﺪ

ْ

ﺎﻬ ْ

Di atas kening istri

peliharalah itu jangan berdosa.

78 1

3.

ةﺮْ

ْ

ءﺎ ا

ىﺮْ

ا

آ

ﷲا

ﺎﻬ

.

Maka tiada air yang

mengalir pada satu

rambutpun, melainkan Allah mencatat baginya satu kebajikan.

90 9

4.

ْ

ْ

ءﺎ ْا

ﺮْ

ْ

Maka tiada air yang

mengalir pada anggota

tubuh

92 6


(28)

Pada contoh no.1 ﻰ di atas bermakna ء ﻹا atau bermakna hakiki yaitu diterjemahkan dengan ‘atas’ karena maskawin merupakan persyaratan atau mempunyai posisi

tinggi dalam sebuah pernikahan. Contoh no.2 frase ﻰ diterjemahkan dengan ‘di atas

kening’ merupakan salah satu tempat tertinggi dari anggota tubuh. Pada no.3 ini ةﺮ ﻰ

diterjemahkan dengan ‘pada satu rambutpun’ karena posisi rambut berada pada posisi tinggi dan ketika air mengalir pasti dari atas sampai ke ujung rambut. Sementara itu pada no.4 diterjemahkan dengan ‘pada’ karena ketika seseorang mandi dengan sendirinya air tersebut mengalir atas tubuh sampai ke ujung kaki.

2. Makna طﺮ

Makna طﺮ adalah makna yang menghubungkan diantara dua kalimat ( ﺔ ), kalimat (

ﺔ ) yang pertama adalah syarat dan kalimat ( ﺔ ) yang kedua adalah jawab syarat.39 Dalam buku terjemah Qurroh al-‘Uyun terdapat dua preposisi ﻰ yang memiliki makna طﺮ . Lihat tabel di bawah ini.

Tabel 2

Preposisi ﻰ dengan makna طﺮ

No Preposisi Makna Hal Baris ke

1.

.

مْﻮ ﺎ

ْ

ْ

ْ

ْ و

barang siapa yang tidak mampu, maka sebaiknya ia berpuasa.

23 4

2.

ف

ْا

ﺪْﺮ

جوﺰ

ْ

barang siapa yang menikah 25 5

39Fuad Ni’mah, Mulahas Qowâid al-Lughah al-‘Arabiyyah, (Beirut: al-Tsiqafal al-Islamiyyah, 1973), h. 126. 28


(29)

karena menjaga diri, maka Allah pasti menolongnya.

Preposisi ﻰ pada no.1 bermakna sama dengan syarat, karena pada frase مﻮ ﺎ menjadi jawab syarat dari farse ﻄ و diterjemahkan dengan ‘barang siapa yang tidak mampu’. Begitu juga pada no.2 preposisi ﻰ berposisi sebagai syarat karena pada kalimat

فﺎ اﺪ ﺮ جوﺰ merupakan syarat bahwasannya kalimat tersebut membutuhkan jawab syarat.

Jawab syaratnya yaitu ﻮ ﷲاﻰ .

Dari kedua contoh di atas dikategorikan kepada makna syarat, karena makna di atas sangat jelas menunjukkan sesuatu yang mempunyai makna syarat dan jawab syarat.

3. Makna

ءﺎ ا

ءﺎ ا adalah hurf jar yang menunjukkan makna cara atau alat. ءﺎ ا dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan dengan makna ‘dengan’ atau ‘menurut’.40 Dalam buku terjemahan Qurroh

al-‘Uyun terdapat 5 preposisi ﻰ yang memiliki artiءﺎ ا. Lihat tabel berikut. Tabel 3

Prepoasisi ﻰ dengan makna ءﺎ ا

No Preposisi Makna preposisi Hal Baris ke

1.

ْرﺪْ

ْ

ْنﺈ

ةﺎ

ْﻮ و

ْ ْوا

ةﺎ ا

.

Adakanlah walimah meski dengan seekor kambing.

67 6

2.

نﺎ ْهﺮ او

دْﻮﻬ ْا

رﺎ ْ ْا

ناو

Sesungguhnya tokoh-tokoh Yahudi dan 72 6

40

Fuad Ni’mah, Mulahas Qowâid al-Lughah al-‘Arabiyyah, (Beirut: al-Tsiqafal al-Islamiyyah, 1973), h. 352. 29


(30)

para pendeta nasrani tatkala meninggalkan perintah kebaikan dan meninggalkan kemungkaran, maka Allah swt melaknat mereka melalui ucapan para nabinya, maka menjamurlah musibah itu

3.

:

و

ْ

ﷲا

ﻰ ا

لﺎ و

رْﺪ

ﷲا

ﻰ ْﺄ

ﺔ ْﻮ ْا

نإ

ﺔ ْﻮ ْا

.

Nabi saw bersabda : Sesungguhnya akan datang pertolongan dari Allah menurut kadar biaya (nafkah).

41 2

4.

ع

ﷲا

ْ ْﺄ

ﺮْ ا

ناو

رْﺪ

ء ْا

Sesungguhnya kesabaran datangnya dari Allah menurut kadar cobaan (yang diberikan Allah).

41 2

5.

ء ﻮ ْا

ﻰ ْ ْا

بﺬﻬ

Datang dengan pembetulan arti secara berurutan.

57 1

Pada contoh no (1) preposisi ﻰ semakna dengan preposisi ءﺎ ا karena ﻰ di atas diterjemahkan dengan makna ‘meski dengan’ yang menunjukan sebuuah cara. Pada contoh

no.2 preposisi ﻰ diartikan dengan ‘melalui’ yang berarti mengandung makna ءﺎ ا .

diterjemahkan demikian karena disesuaikan bahasa sasaran yang diinginkan oleh penerjemah. Sementara pada no.3 dan no. 4 preposisi ﻰ diterjemahkan dengan ‘menurut’ yang bermakna preposisi ءﺎ ا.Diterjemahkan demikian karena kata itu merupakan padanan yang tepat dalam


(31)

4. Makna ﺪ آﻮ

ﺪ آﻮ ا

ﺮ و

ﺧو

و

ر

ﺪآﺆ

Taukid itu mengikuti kepada lafazh yang ditaukidkan dalam hal rafa’, nashab, khafadh, dan

ta’rif (kema’rifatannya).41 Dalam buku terjemahan Qurroh al-‘Uyun terdapat 2 preposisi ﻰ

yang bermakna ﺪ آﻮ . lihat tabel di bawah ini.

Tabel 4

Preposisi ﻰ dengan makna ﺪ آﻮ

No Preposisi Makna preposisi Hal Baris ke

1.

ﺎﻬ ﺎ و

ﺎﻬ ﺎ

ةأْﺮ ْا

ﻜْ

ﺎﻬ و

ﺎﻬ ْدو

ﻚْ

تاﺬ

ْﺪ ا

ْ ﺮ

كاﺪ

Seorang wanita wajib dinikahi karena harta, kecantikan, nasab dan agamanya. Maka hendaknya kamu menikahi wanita yang beragama dengan demikian berbahagialah kamu.

53 1

41Moch Anwar dan Anwar Abu Bakar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan al-jurumiyyah dan Imritithy (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), cet.6 h. 116.


(32)

ْ ﻜْ

رﺎﻜْ ْﺎ

ﻬ ﺈ

بﺬْ ا

ﺎهاﻮْ ا

ْ او

ﺎ ﺎ ْرا

ْ او

ﺎ ْ ا

2. Hendaknya kalian menikah

dengan perempuan yang masih gadis, karena sesungguhnya mereka lebih manis tutur katanya, lebih produktif kandungannya dan lebih baik budinya.

55 1

Preposisi pada no.1 dan 2 diartikan dengan ‘hendaknya’ bermakna taukid karena pada kalimat tersebut lebih menekankan bahwa ketika seseorang menikah carilah perempuan yang baik dan masih gadis.

5. Makna ﺔ ﺎﻜ ﺔ ﺮ

ﺔ ﺎﻜ ﺔ ﺮﻇ (preposisi ﻰ) adalah makna yang menunjukan keterangan tempat berada.

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan ‘ di’, ‘dalam’, dan pada. 42Dalam buku Qurroh al-“Uyun terdapat 3 preposisi ﻰ yang memiliki makna ﺔ ﺎﻜ ﺔ ﺮﻇ . Lihat tabel berikut ini.

Tabel 5

Preposisi ﻰ dengan makna ﺔ ﺎﻜ ﺔ ﺮ

No Preposisi Makna preposisi Hal Baris ke

42

Fuad Ni’mah, Mulahas Qowâid al-Lughah al-‘Arabiyyah, (Beirut: al-Tsiqafal al-Islamiyyah, 1973), h. 135. 32


(33)

ْ آﺪ ا

أﺮْ ا

1. Janganlah sekali-kali salah

seorang di antara kalian

bersenggama dengan istriya.

87 1

2.

ْ

ﷲا

ﻰ ر

ءاد

ْرﺪ ا

ْﻮ ا

لﺎ و

ْ

لْﻮ ر

ﷲا

ﷲا

ْ

و

لْﻮ

:

ﺎ ا

ةأﺮْ ا

ْ ْ ا

ﺎﻬ ْوز

ا

ﺎﻬ

ﷲا

مْﻮ

ﺔ ﺎ ْا

سْوءر

ْا

ﺎﻬ

و

ﺎ ْﺪ ا

ْ

ةﺮ ْا

.

Abu Dauda ra berkata: Aku mendengar Rasulallah saw bersabda: Perempuan mana yang menyebarkan rahasia suaminya, kecuali dihari kiamat Allah akan mencemoohkan di depan para makhluk, demikian pula di dunia sebelum datangnya hari akhir.

51 3

3.

ْ

ْ

ﷲا

ﻰ ر

ا

لﺎ و

لْﻮ ر

ﷲا

ﷲا

ْ

و

لْﻮ

:

ﺎ ا

ةأﺮْ ا

ْ و

ﺮْ

ﺎﻬ ْوز

نْﻮﻜ و

ﺮْ

ْﻰ ذ

مﺮْ

ﺎﻬْ

ا

ﺎﻬْ

ا

ﺎﻬ و

ﺮْ

ْﻜ و

ﺎﻬ

ﺔ آ

ْا

.

Anas ra berkata: aku mendengar Rasullah saw bersabda: Siapa saja wanita yang berdiam diri bersama selain dengan suaminya, juga tidak mahramnya, melainkan Allah mendiamkan di tepi neraka jahannam, dan setiap kalimat baginya akan ditulis seribu kejelekan.

47 3


(34)

Pada kelompok ini kalimat no.1 preposisi ﻰ di atas bermakna sama dengan ﺔ ﺎﻜ ﺔ ﺮﻇ, karena

pada frase أﺮ ا ﻰ yang diterjemahkan dengan ‘ di antara kalian’ dalam kalimat tersebut

menunjukkan tentang sebuah tempat yang sedang digunakan. Pada kalimat no.2 ﻰ

diterjemahkan dengan ‘di depan makhluk’ karena pada kalimat tersebut makna yang dituju adalah makna ‘di depan’, sedangkan pada no.3 preposisi diterjemahkan dengan ‘di tepi’ karena berdasarkan konteks yang ada pada kalimat tersebut preposisi lebih tepat diterjemahkan dengan ‘di tepi’.

6.

Makna

ﺔ ﺎ ز

ﺔ ﺮ

ﺔ ﺎ ز ﺔ ﺮ (preposisi ﻰ) merupakan makna yang menunjukkan keterangan waktu yang diterjemahkan menjadi preposisi ‘pada’ atau ‘dalam’. Dalam hal ini preposisi ﻰ yang bermakna

ﻰ diikuti dengan nomina yang menunjukkan waktu tertentu, seperti hari, jam dan lain

sebagainya.43 Dalam buku Qurroh al-‘Uyun terdapat 2 preposisi ﻰ yang memiliki makna ﺔ ﺮﻇ ﺔ ﺎ ز . Lihat tabel di bawah ini.

Tabel 6

Preposisi ﻰ dengan makna ﺔ ﺎ زﺔ ﺮ

No Preposisi Makna preposisi Hal Baris ke

1.

ﺎﻬ ْوﺰ

ﺎﻬ

ﺎ و

ﺎﻬ

ْ ﺎآ

ا

و

ﺎﻬْ

ْ ْا

.

melainkan shalat dan pusanya milik suaminya sedang ia berdoasa

50 4

2.

ةرﺎﻬ

حﺎ

ْﻮآو

Wahai kawan! Senggama 76 1

43 Fuad Ni’mah, Mulahas Qowâid al-Lughah al-‘Arabiyyah, (Beirut: al-Tsiqafal al-Islamiyyah, 1973), h. 135. 34


(35)

. suci keadaan itu dalam

Pada contoh no.1 preposisi ﻰ diterjemahkan dengan ‘sedang’ yang menunjukkan suatu

keadaan. Sedangkan pada n.2 preposisi ﻰ diterjemahkan dengan ‘keadaan’. Diterjemahkan

demikian karena menunujukan makna hakiki.

7. Makna ا

Makna ا adalah makna yang menyatakan pengajuan, penjelasan sebab (alasan). Dalam

hal ini makna ا secara gramatikal bermakna . Dalam bahasa Indonesia diartikan dengan

‘karena’, ‘sebab’, atau ‘lantaran’.44 Dalam buku Qurroh al-‘Uyun terdapat 2 preposisi ﻰ yang memiliki makna ا . lihat tabel berikut.

Tabel 7

Preposisi ﻰ dengan makna ا

No Preposisi Makna preposisi Hal Baris ke

1.

عﺎ ْ ا

اﺮْﻜ

مﺎ

ْ ا

ْﺪ ا

Membaca shalawat apa saja selagi bisa, Karena mensyukuri setengah agama telah terlaksana

76 3

44

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h. 967.


(36)

ﺔ اﺮ ْ ااﺬآ

ةدﺎ ْا

2. Untuk ibadah, begitu juga

dengan istirahat

37 2

Pada contoh no.1 preposisi bermakna sama dengan karena pada frase yang bermakna ‘karena mensyukuri’ mengandung arti sebuah penjelasan dari kalimat sebelumnya. Sedangkan pada contoh no.2 preposisi ﻰ diartikan dengan ‘untuk’ dalam kamus besar bahasa Indonesia kata ‘untuk’ menunjukkan tujuan atau maksud.45 Maksud atau tujuan disini yaitu ibadah.

8. Makna ﻰ إ

Makna ﻰ إ adalah makna yang menunjukkan kepada tujuan tertentu. Dalam bahasa

Indonesia diterjemahkan dengan ‘kepada’, ‘terhadap’, dan frase preposisional ke dalam, ke luar, dan lain sebagainya. Dalam buku Qurroh al-‘Uyun itu terdapat 21 preposisi ﻰ yang memiliki arti ﻰ إ . lihat tabel berikut.

Tabel 8

Preposisi ﻰ dengan makna ﻰ إ

No Preposisi Makna preposisi Hal Baris ke

1.

ﺪ ْ ا

مﺎ ﺎْا

ْىور

ﺪ ْ

نا

ر

د

ع

ﻰ ا

ﷲا

ْ

و

Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya, bahwa seoarng lelaki menghadap kepada nabi saw.

22 1

45Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia departeman Pendidikan dan Kebudayaan, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet.1.


(37)

لﺎ و

لْﻮ ر

ﷲا

ﷲا

ْ

و

بْﻮ ﺬ ا

ﺎهﺮ ﻜ

ة

و

مْﻮ

و

دﺎﻬ

ا

ﻰْ ا

لﺎ ْا

ﺎ آْوا

لﺎ

.

2. Rasulullah saw bersabda: termasuk

dosa-dosa yang tidak dapat ditebus dengan shalat, puasa dan berjihad, melainkan memberi nafkah (kehidupan) kepada keluarganya atau halnya seperti sabda beliau.

38 2

3.

ْها

ﺮ ا

ْا

ﻮهو

ﺎﻬ ْ

ْ ﺎآ

ﺔ ﺪ

.

Barang siapa memberi nafkah kepada keluarganya dengan suatu nafkah ia lakukan hanya karena Allah semata, maka nafkah tersebut merupakan sedekah baginya

39 4

4.

ْ

ﷲا

لﺎ و

و

:

ْ ا

رﺎ ْد

ْ

ﺮ ا

رﺎ ْد

ْ

.

Nabi saw bersabda: Harta dinar yang paling utama adalah yang dinafkahkan

. keluarganya kepada ) diberikan ( 39 2

5.

ﺔ ا

ﷲا

لْﻮ ر

ْا

لﺎ

ا

ﻚْ ا

ما

ﺔ ا

ْ

؟ﷲا

Wahai Rasulallah apakah memberi nafkah kepada keluarga lebih engkau cintai atau memberi nafkah di jalan Allah.

43 4


(38)

6.

ﺮ ا

ْ

هْرد

لﺎ

ع

ا

ا

ْ

ْا

رﺎ ْد

ْ

ْ

ﷲا

.

Beliau menjawab: suatu dirhamnya seorang lelaki yang ia nafkahkan kepada keluarganya lebih aku cintai dari seribu dirham yang dinafkahkan di jalan Allah.

43 6

7.

اد

ْ

رﺎ ْدو

ْ

ﷲا

Begitu juga dinar yang diberikan kepada hewan piaraan di jalan Allah.

39 2

8.

ْ

رﺎ ْدو

ﺎ ْ ا

ْ

para kepada Dan dinar diberikan

sahabat di jalan Allah.

39 3

9.

ﷲا

ﻰ ا

ْواو

و

ْ

ْ

ْ

ﻮهو

ا

ﺮْ او

ْاو

.

Beliau juga mengadakan walimah kepada Syafiah binti Huyai Bihais sereal yaitu bubur samin, kurma dan susu kental.

67 3

10.

ﺎهﺮْ

ﻚ ﺄْ ا

ﻰ ا

ﻬ ا

ْ

ﺎﻬ ْ

ﺎ ﺮْ و

Ya Allah aku memohon kepadamu atas kebaikan istri dan kebaikan tabiat yang

79 1 dan 2


(39)

telah engkau tabiatkan kepadanya, dan aku berlindung kepadamu dari keburukan istri dan kenurukan tabiat yang telah engkau tabiatkan kepadanya.

11.

مْﻮ و

ْ ْا

مْﻮ و

ﻰ ع

لْﻮ ﺪ او

اﻮ ْا

نﺎ ْ

hari kamis adalah hari mencari kebutuhan hidup dan menghadap kepada raja

65 5

12.

ْ

ﷲا

لﺎ و

و

ْ

هﺎ ْا

بزﺎ ْا

.

Beliau juga bersabda: keutaman orang yang sudah berkeluarga terhadap orang bujang.

26 6

13.

ْ

ﷲا

لﺎ و

و

:

ْا

ﺮ ا

ْ

ْهاو

ﺪ وو

ىوذو

رو

اﺮ و

ﻮﻬ

ﺔ ﺪ

.

Nabi saw bersabda: sesuatu yang dinafkahkan terhadap dirinya, keluarga, sanak famili, dan kerabatnya. Maka hal itu adalah merupakan sedekah baginya.

40 4

14.

ْ

ﷲا

لﺎ و

و

:

ْ

ﺎ ْﺪ ا

ْ ْ او

ﺎ ﺎ

Rasullah saw bersabda: Barang siapa mencari harta halal, menjaga agar tidak meminta-minta, bersungguh-sungguh

42 4


(40)

terhadap keluarganya.

15.

ءﺎ

رﺎ

و

مْﻮ

ﺔ ﺎ ْا

ْ وو

ﺮ ْﺎآ

ﺔ ْ

رْﺪ ْا

.

Dan berbelas kasih terhadap tetangganya, maka dia datang pada hari kiamat dengan wajah cemerlang bagaikan rembulan di malam bulan purnama.

42 4

16.

نﺎ

ْ

نﺎ ْ

لﺎ و

ﻰ ر

ﷲا

ْ

ْ

ا

ﷲا

ْ

و

لْﻮ

ْﻮ

نا

ةاﺮْ ا

ﺎ ْﺪ ا

ﺎﻬ آ

ﺎﻬْ ْاو

ﺎﻬ ْوز

ْ

ﻚ اﺬ

ﺎﻬْ

ا

ْ ا

ﷲا

ﺎﻬ

ﺎهﺮ و

نْﻮ ْﺮ

.

Usman bin Affan ra berkata: Aku mendengar Rasulallah saw bersabda : “ Andai seorarng wanita memiliki dunia dan seisinya dan ia menafkahkannya kepada suami, kemudian mengungkit-ngungkit hal itu terhadap suaminya, maka Allah melebur amal dan mengirimnya bersama fir’aun”.

45 3

17.

ْا

ْ

لﺎ و

Said bin Musayyab ra berkata: 48 3


(41)

Rasulallah saw bersabda: wanita manakah yang meminta sesuatu kepada suaminya, sedang ia tahu sang suami tidak mampu terhadap hal tersebut.

18.

حاﺮْ ا

ةﺪْ

ْﻮ

لﺎ و

ﻰ ر

ﷲا

ْ

ْ

ْﻮ ر

ل

ﷲا

ﷲا

ْ

و

لْﻮ

:

ﺎ ا

ةأﺮْ ا

ْ

ْ ا

ﺎﻬ ْوز

ﻰهو

ْ

ْ

ْوا

ﺔ ﺎ

Abu Ubaidilah Al Jarrah ra berkata: aku mendengar Rasulullah saw bersabda: perempuan manakah yang memarahi suaminya sembari menganiaya atau membencinya.

49 3

19.

ْ

ﷲا

ﻰ ا

و

ْ

ْﺪ

ْ

ﺮْ

Nabi saw melaksanakan walimah terhadap sebagian para istrinya dengan dua mud gandum.

67 2

20.

ْرﺪْ

ْ

ْنﺈ

ةﺎ

ْوا

ةﺎ

ْﺪ

ْ

ﺮْ

ﻮهو

ا

ْوا

ْ

ﷲا

ا

ْ

و

اوْزا

.

Adakanlah walimah meski dengan seekor kambing. Bila kamu tidak mampu dengan dua mud dari biji gandum, itu adalah walimah yang paling sedikit yang dilakukan nabi saw terhadap sebagian istrinya.

67 7


(42)

ْ ﺎ و

ﺔ ﺎ

ﻰ ر

ﷲا

ﺎﻬْ

ﺎ آ

ﺎ هﺎ

ﻚْ ْ ﺎ

اذﺎ

ْ ﺮ

ﺎ اﺪْ ا

.

ﺎﻬﻬْ و

ﻚ ذ

لﺎ

21. Aisyah ra berkata: Kami membalut

kening kami dengan pembalut yang diberi minyak kasturi, kemudian ketika salah seorang diantara kami berkeringat, maka mengalirlah keringat itu ke wajahnya.

94 2

Pada contoh no.1 sampai no.11 preposisi diterjemahkan dengan ‘kepada’ karena bila dilihat dari bahasa sumber terjemahan ‘kepada’ merupakan terjemahan yang paling tepat. Sedangkan pada no.12 sampai no.20 preposisi diterjemahkan dengan ‘ terhadap ‘ karena bahasa sasaran yang dikandung oleh teks bahasa sumber adalah bermakna terhadap dan perlu diketahui

bahwa kata terhadap merupakan varian dari preposisi kepada dan pada no.21 preposisi ﻰ

diterjemahkan dengan makna ke. karena ke merupakan frase preposisisonal yaitu ke wajahnya.

B. Jenis dan perubahan makna

Berbicara tentang jenis makna, telah kita ketahui beberapa pendapat mengenai pengertian makna itu sendiri. Makna diartikan dengan arti. Berdasarkan kepada analisis-analisis di atas, maka hal ini yang perlu diketahui adalah jenis makna apakah yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan teks-teks di atas. Berikut jenis makna yang digunakan dalam penerjemahan ini, terdapat dua jenis makna, yaitu:

1. Makna leksikal

Pada preposisi ﻰ yang memiliki makna ء ﻹا lebih kepada makna leksikal. Karena

preposisi ﻰ diterjemahkan sebagaimana referennya atau sesuai dengan makna aslinya.


(43)

2. Makna kontekstual

Makna kontekstual yaitu makna sebuah leksem atau kata yang berada dalam satu konteks. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dari kelompok dua sampai delapan makna preposisi ﻰ diterjemahkan dengan beragam makna. Oleh karena itu preposisi ﻰ pada kelompok tersebut merupakan makna kontekstual. Karena preposisi diterjemahkan sesuai dengan kontek yang ada.

Berdasarkan jenis makna di atas, maka terjadilah sebuah perubahan makna preposisi ﻰ . terjadinya perubahan makna preposisi ﻰ disebabkan oleh beberapa faktor. Akan tetapi pada analisis ini hanya terdapat satu faktor perubahan yaitu faktor perkembangan dalam ilmu.

Perkembangan dalam ilmu sangat mempengaruhi pada perubahan makna. Misalnya pada preposisi ﻰ , ﻰ dalam kamus al-Munawwir diartikan dengan di atas, atas, dan alasan. Sebuah kata yang awalnya mengandung konsep makna sederhana, tetap digunakan walaupun konsep makna berubah sesuai dengan pandangan baru dan teori baru. Oleh karena itu analisis preposisi

ﻰ ini memiliki ragam makna.

C. Metode terjemahan Qurroh al-‘Uyun

Berdasarkan analisis preposisi ﻰ di atas pada kelompok ء ﻹا ini dapat dilihat bahwa metode yang digunakan yaitu metode penerjemahan kata demi kata. Penerjemah lebih menekankan kepada teks bahasa sumber dibandingkan dengan teks bahasa sasaran. Sedangkan

pada kelompok ﻰ إ ، ا ،ﺔ ﺎﻜ ﺔ ﺮﻇ ،ﺪ آﻮ ،ءﺎ ا ،ﺔ ﺎ ز ﺔ ﺮﻇ , طﺮ penerjemahan menggunakan

metode semantis. Penerjemahan semantis adalah terjemahan yang mengakomodasi teks sumber, baik dari segi maknanya maupun estetikanya, tetapi tidak serta merta menghilangkan nilai estetikanya yang terdapat dalam teks sasaran. Artinya hasil penerjemahan yang diperoleh lebih


(44)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Variasi makna preposisi ﻰ dalam hasil penelitian ini beragam. Preposisi ﻰ tidak saja diterjemahkan dengan atas, di atas, dan alasan. Akan tetapi memiliki 8 variasi makna yaitu: 1) Makna ء ﻹا , 2) Makna طﺮ , 3) Makna ﺔ ﺎ زﺔ ﺮﻇ , 4) Makna ﺔ ﺎﻜ ﺔ ﺮﻇ, 5) Makna ءﺎ ا, 6) Makna ﺪ آﻮ , 7) Makna ا, dan 8) Makna ﻰ إ.


(45)

Jenis makna yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan teks-teks tersebut lebih kepada jenis makna kontekstual, walaupun ada sebagian yang menggunakan makna leksikal. Makna kontekstual adalah makna yang muncul karena akibat hubungan antara ujaran dengan konteks. Sedangkan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan observasi alat indra, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam

kehidupan kita. Seperti contoh berikutاﺪ ﺎﻬ ﻰ ,ﻰ tersebut diterjemahkan dengan di

atas, makna ﻰ tersebut sesuai dengan referennya, berbeda dengan kalimat berikut نﺈ ةﺎ ﻮ و وا ةﺎ ﻰ رﺪ

, preposisi ﻰ diterjemahkan dengan meski dengan, makna tersebut ﻰ tidak

diterjemahkan di atas lagi tapi meski dengan. Karena preposisi ﻰ itu mengikuti konteks yang ada sehingga terjemahannya tidak kaku ketika dibaca dan didengar.

Sedangkan metode yang digunakan dalam penerjemahan buku Qurroh al-’Uyun adalah metode penerjemahan kata demi kata dan metode penerjemahan semantis. Pada tabel pertama

dari preposisi ﻰ bermakna ء ﻹا menggunakan metode penerjemahan kata demi kata. Karena

terjemahan tersebut lebih menekankan kepada teks bahasa sumber dibandingkan kepada teks bahasa sasaran.

Sedangkan pada tabel ﻰ إ ، ا ،ﺔ ﺎ ز ﺔ ﺮﻇ ،ﺔ ﺎﻜ ﺔ ﺮﻇ ،ﺪ آﻮ ،ءﺎ ا ،طﺮ menggunakan

metode penerjemahan semantis. Karena penerjemahan semantis ini penerjemahaan yang mengakomodasi teks sumber, baik dari segi maknanya maupun estetikanya, tetapi metode ini tidak serta merta menghilangkan nilai estetika tersebut. Dalam metode semantis ini lebih fleksibel dan mudah dipahami oleh pembaca. Sehingga dalam pemaknaannyapun akan ada perubahan. Entah perubahan makna tersebut dipengaruhi oleh perkembangan ilmu atau dengan

pengaruh yang lainnya. Seperti pada contoh ﺮ نودﺮﻬ ا دﺎ ﻰ , preposisi ﻰ tersebut

diterjemahkan dengan di atas yaitu sesuai dengan referennya. Berbeda dengan preposisi pada


(46)

B. Rekomendasi

Penelitian ini belum sempurna karena terbatas pada analisis makna preposisi ﻰ dalam buku terjemahan Qurroh al-’Uyun. Oleh karena itu penelitian ini tidak untuk menjenderalisir pada korpus-korpus lainnya. Penelitian ini menganalisis dengan pendekatan semantik dan tidak diperkaya dengan analisis linguistik dan non linguistik lainnya. Oleh karena itu penelitian ini perlu ditindak lanjuti, tertutama pada aspek sintaksis, fonologi, dan lain sebagainya sebagai penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Moh. Buku Terjemahan Qurrah al-‘Uyûn. Surabaya: Amelia, 2003. Alwi, Hasan. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

Abu Bakar, Moch Anwar. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan al-jurumiyyah dan imrithy.

Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995.

Catford, J.C. A Linguistic Theory of Translation. London: Oxford University pres, 1965. Chaer, Abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 1995. ---. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Djajasudarma, Fatimah. Metode Linguistik. Bandung: Refika Aditama, 2006.

El-Dahda, Antoni dan Dermott J. Martin. A Dictionary Arabic gramatical Nomenclature

Arabic-English. Beirut: Maktabah Libnan, 1993.


(47)

al- Ghalayayni, Mustafa. Jami al-Durûs al-‘Arabiyyah. Beirut: Dar al-Fikr, 1981. Heasley, Hufrod. Semantic a Coursebook. Cambridge: University press, 2007. Hoed Benny, Hoedro. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya, 2006. Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia, 1993.

Lyon, Jhon. Pengantar Teori Linguistik, Jakarta: Gramedia, Pustaka Utama, 1995.

Mufid Nur,Rahman as Kaseurun. Buku Pintar Menerjemahakan Arab Indonesia Cara Paling

Tepat, Mudah, Kreatif. Surabaya: Pustaka Progresif, 2007.

Mukhtar, Umar. Ilmu al-Dilalah. Kuwait: Maktabah Dar al-‘Arabiyah li al-Nasri wa al-Tauzi, 1987.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif,

1997.

al-Masih, Jûroj Mitro Abdu. Mu’jam al-Lughah al-Nahwĭ al- Arabĭ. Beirut: Libanon Nasirun, 1993.

Nardiati, Sri. Konjungsi Subordinatif dalam Bahasa Idonesia. Jakarta: Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996.

Nida a Eguene dan Raber R Charles. The Theoryand Partice of Translation. Leiden: UBS, 1974. Ni’mah, Fuad . Mulakhas Qowăid al-Lughah al-‘Arabiyah. Beirut: al-Tsiqafa al-Islamiyyah. Newmark, Peter. Approaches to Translation. London: Pergamon Pres, 1981.

Parera, D.J. Teory Semantik. Jakarta: Erlangga, 1991.

Pateda, Mansur. Semantik Linguistik. Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Pengembangna Bahasa dan Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustka, 1998.

Richard dan Ogden. Meaning of Meaning. London: Broadway House, 1923.


(48)

48

Sayogi Frans. Penerjemahan Teks Bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian niversitas Islam Negri ( UIN) Syarif Hidayatuallah akarta, 2008.

al-Syayyid, Amin. Fĭ ‘Ilmi al-Nahwi. Kairo: Darul Ma’arif, 1977. Verhaar, J.W.M. pengantar Linguistik. Yogyakarta: UGM Press, 1989.


(1)

2. Makna kontekstual

Makna kontekstual yaitu makna sebuah leksem atau kata yang berada dalam satu konteks. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dari kelompok dua sampai delapan makna preposisi ﻰ diterjemahkan dengan beragam makna. Oleh karena itu preposisi ﻰ pada kelompok tersebut merupakan makna kontekstual. Karena preposisi diterjemahkan sesuai dengan kontek yang ada.

Berdasarkan jenis makna di atas, maka terjadilah sebuah perubahan makna preposisi ﻰ . terjadinya perubahan makna preposisi ﻰ disebabkan oleh beberapa faktor. Akan tetapi pada analisis ini hanya terdapat satu faktor perubahan yaitu faktor perkembangan dalam ilmu.

Perkembangan dalam ilmu sangat mempengaruhi pada perubahan makna. Misalnya pada preposisi ﻰ , ﻰ dalam kamus al-Munawwir diartikan dengan di atas, atas, dan alasan. Sebuah kata yang awalnya mengandung konsep makna sederhana, tetap digunakan walaupun konsep makna berubah sesuai dengan pandangan baru dan teori baru. Oleh karena itu analisis preposisi ﻰ ini memiliki ragam makna.

C. Metode terjemahan Qurroh al-‘Uyun

Berdasarkan analisis preposisi ﻰ di atas pada kelompok ء ﻹا ini dapat dilihat bahwa metode yang digunakan yaitu metode penerjemahan kata demi kata. Penerjemah lebih menekankan kepada teks bahasa sumber dibandingkan dengan teks bahasa sasaran. Sedangkan pada kelompok ﻰ إ ، ا ،ﺔ ﺎﻜ ﺔ ﺮﻇ ،ﺪ آﻮ ،ءﺎ ا ،ﺔ ﺎ ز ﺔ ﺮﻇ , طﺮ penerjemahan menggunakan metode semantis. Penerjemahan semantis adalah terjemahan yang mengakomodasi teks sumber, baik dari segi maknanya maupun estetikanya, tetapi tidak serta merta menghilangkan nilai estetikanya yang terdapat dalam teks sasaran. Artinya hasil penerjemahan yang diperoleh lebih


(2)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Variasi makna preposisi ﻰ dalam hasil penelitian ini beragam. Preposisi ﻰ tidak saja diterjemahkan dengan atas, di atas, dan alasan. Akan tetapi memiliki 8 variasi makna yaitu: 1) Makna ء ﻹا , 2) Makna طﺮ , 3) Makna ﺔ ﺎ زﺔ ﺮﻇ , 4) Makna ﺔ ﺎﻜ ﺔ ﺮﻇ, 5) Makna ءﺎ ا, 6) Makna ﺪ آﻮ , 7) Makna ا, dan 8) Makna ﻰ إ.


(3)

Jenis makna yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan teks-teks tersebut lebih kepada jenis makna kontekstual, walaupun ada sebagian yang menggunakan makna leksikal. Makna kontekstual adalah makna yang muncul karena akibat hubungan antara ujaran dengan konteks. Sedangkan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan observasi alat indra, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Seperti contoh berikutاﺪ ﺎﻬ ﻰ ,ﻰ tersebut diterjemahkan dengan di atas, makna ﻰ tersebut sesuai dengan referennya, berbeda dengan kalimat berikut نﺈ ةﺎ ﻮ و وا

ةﺎ ﻰ رﺪ

, preposisi ﻰ diterjemahkan dengan meski dengan, makna tersebut ﻰ tidak diterjemahkan di atas lagi tapi meski dengan. Karena preposisi ﻰ itu mengikuti konteks yang ada sehingga terjemahannya tidak kaku ketika dibaca dan didengar.

Sedangkan metode yang digunakan dalam penerjemahan buku Qurroh al-’Uyun adalah metode penerjemahan kata demi kata dan metode penerjemahan semantis. Pada tabel pertama dari preposisi ﻰ bermakna ء ﻹا menggunakan metode penerjemahan kata demi kata. Karena terjemahan tersebut lebih menekankan kepada teks bahasa sumber dibandingkan kepada teks bahasa sasaran.

Sedangkan pada tabel ﻰ إ ، ا ،ﺔ ﺎ ز ﺔ ﺮﻇ ،ﺔ ﺎﻜ ﺔ ﺮﻇ ،ﺪ آﻮ ،ءﺎ ا ،طﺮ menggunakan metode penerjemahan semantis. Karena penerjemahan semantis ini penerjemahaan yang mengakomodasi teks sumber, baik dari segi maknanya maupun estetikanya, tetapi metode ini tidak serta merta menghilangkan nilai estetika tersebut. Dalam metode semantis ini lebih fleksibel dan mudah dipahami oleh pembaca. Sehingga dalam pemaknaannyapun akan ada perubahan. Entah perubahan makna tersebut dipengaruhi oleh perkembangan ilmu atau dengan pengaruh yang lainnya. Seperti pada contoh ﺮ نودﺮﻬ ا دﺎ ﻰ , preposisi ﻰ tersebut diterjemahkan dengan di atas yaitu sesuai dengan referennya. Berbeda dengan preposisi pada


(4)

B. Rekomendasi

Penelitian ini belum sempurna karena terbatas pada analisis makna preposisi ﻰ dalam buku terjemahan Qurroh al-’Uyun. Oleh karena itu penelitian ini tidak untuk menjenderalisir pada korpus-korpus lainnya. Penelitian ini menganalisis dengan pendekatan semantik dan tidak diperkaya dengan analisis linguistik dan non linguistik lainnya. Oleh karena itu penelitian ini perlu ditindak lanjuti, tertutama pada aspek sintaksis, fonologi, dan lain sebagainya sebagai penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Moh. Buku Terjemahan Qurrah al-‘Uyûn. Surabaya: Amelia, 2003. Alwi, Hasan. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

Abu Bakar, Moch Anwar. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan al-jurumiyyah dan imrithy. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995.

Catford, J.C. A Linguistic Theory of Translation. London: Oxford University pres, 1965. Chaer, Abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 1995. ---. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Djajasudarma, Fatimah. Metode Linguistik. Bandung: Refika Aditama, 2006.

El-Dahda, Antoni dan Dermott J. Martin. A Dictionary Arabic gramatical Nomenclature Arabic-English. Beirut: Maktabah Libnan, 1993.


(5)

al- Ghalayayni, Mustafa. Jami al-Durûs al-‘Arabiyyah. Beirut: Dar al-Fikr, 1981. Heasley, Hufrod. Semantic a Coursebook. Cambridge: University press, 2007. Hoed Benny, Hoedro. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya, 2006. Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia, 1993.

Lyon, Jhon. Pengantar Teori Linguistik, Jakarta: Gramedia, Pustaka Utama, 1995.

Mufid Nur,Rahman as Kaseurun. Buku Pintar Menerjemahakan Arab Indonesia Cara Paling Tepat, Mudah, Kreatif. Surabaya: Pustaka Progresif, 2007.

Mukhtar, Umar. Ilmu al-Dilalah. Kuwait: Maktabah Dar al-‘Arabiyah li al-Nasri wa al-Tauzi, 1987.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.

al-Masih, Jûroj Mitro Abdu. Mu’jam al-Lughah al-Nahwĭ al- Arabĭ. Beirut: Libanon Nasirun, 1993.

Nardiati, Sri. Konjungsi Subordinatif dalam Bahasa Idonesia. Jakarta: Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996.

Nida a Eguene dan Raber R Charles. The Theoryand Partice of Translation. Leiden: UBS, 1974. Ni’mah, Fuad . Mulakhas Qowăid al-Lughah al-‘Arabiyah. Beirut: al-Tsiqafa al-Islamiyyah. Newmark, Peter. Approaches to Translation. London: Pergamon Pres, 1981.

Parera, D.J. Teory Semantik. Jakarta: Erlangga, 1991.

Pateda, Mansur. Semantik Linguistik. Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Pengembangna Bahasa dan Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustka, 1998.

Richard dan Ogden. Meaning of Meaning. London: Broadway House, 1923.


(6)

48

Sayogi Frans. Penerjemahan Teks Bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian niversitas Islam Negri ( UIN) Syarif Hidayatuallah akarta, 2008.

al-Syayyid, Amin. Fĭ ‘Ilmi al-Nahwi. Kairo: Darul Ma’arif, 1977. Verhaar, J.W.M. pengantar Linguistik. Yogyakarta: UGM Press, 1989.