Pragmatisme partai islam : studi tentang perekrutan calon legislatif artis oleh Partai Persatuan Pembangunan

(1)

PRAGMATISME PARTAI ISLAM

(STUDI TENTANG PEREKRUTAN CALON LEGISLATIF ARTIS OLEH PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh: Desi Purwati 1110112000017

POGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/ 1436 H


(2)

PRAGMATISME PARTAI ISLAM

(STUDI TENTANG PEREKRUTAN CALON LEGISLATIF ARTIS OLEH PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh: Desi Purwati 1110112000017

POGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/ 1436 H


(3)

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

PRAGMATISME PARTAI ISLAM (STUDI TENTANG PEREKRUTAN

CALON LEGISLATIF ARTIS OLEH PARTAI PERSATUAN

PEMBANGUNAN)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 April 2015


(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswi:

Nama : Desi Purwati

NIM : 1110112000017

Program Studi : Ilmu Politik

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

PRAGMATISME PARTAI ISLAM (STUDI TENTANG PEREKRUTAN

CALON LEGISLATIF ARTIS OLEH PARTAI PERSATUAN

PEMBANGUNAN).

dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 30 April 2015

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing

Dr. Ali Munhanif, PhD Idris Thaha, M. Si


(5)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI

PRAGMATISME PARTAI ISLAM (STUDI TENTANG PEREKRUTAN CALON LEGISLATIF ARTIS OLEH PARTAI PERSATUAN

PEMBANGUNAN). Oleh

Desi Purwati

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 30 April 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.

Ketua, Sekretaris,

Dr. Ali Munhanif, PhD M. Zaki Mubarak,M. Si

NIP. 19651212 199203 1 004 NIP. 19730927 200501 1 003

Penguji I, Penguji II,

Dr. A. Bakir Ihsan Dr. Sirojudin Ali

NIP. 19720412 200312 1 002 NIP. 19540605 200112 1 001

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada 30 April 2015.

Ketua Program Studi FISIP UIN Jakarta

Dr. Ali Munhanif, PhD NIP. 19651212 199203 1 004


(6)

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisa dampak permasalahan perekrutan calon legislatif (caleg) artis oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada pemilu tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor permasalahan perekrutan caleg artis oleh PPP. Penelitian dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara. Peneliti menemukan, bahwa persoalan perekrutan caleg artis oleh PPP bukan asal comot tetapi PPP merekrut kader baik dari luar dan selebritis yang sudah berhijab atau bisa dibilang artis baik dimedia sosial, mereka menolak untuk bergabung dengan PPP dan mereka lebih memilih untuk masuk partai nasional dibandingkan dengan partai Islam.

Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah Joseph Lapalombara dan Myron Weiner mengenai partai politik secara praktis, A.M Fatwa mengenai partai Islam, Herbert Feith mengenai ideologi, Charles S. Pierce mengenai pragmatisme, juga Almond dan Powell pada bentuk prosedur rekrutmen politik. Dari hasil analisa menggunakan kelima teori tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan dalam perekrutan caleg artis oleh PPP adalah ideologi yang memudar membuat masyarakat kurang percaya dengan partai Islam sehingga suara PPP pada pemilu sulit mengalahkan partai lainnya. Caleg artis PPP harus siap bersaing dan siap membangun kembali misi PPP, adanya perekrutan yang dilakukan oleh PPP pada artis sebagai caleg adalah cara praktis PPP untuk mendongkrak suara pada pemilu. Caleg artis yang terpilih pada pemilu akan mewakili rakyat di parlemen dan menjadi penyambung aspirasi masyarakat.


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat-Nya, hingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membuka gerbang ilmu pengetahuan kepada kita semua.

Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Program Studi Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sangat bersyukur yang tiada batasnya dan keberkahan yang tidak terhingga juga kebahagiaan yang tidak ternilai. Alhamdulillah penulis dapat mempersembahkan skripsi ini kepada banyak pihak yang telah mendukung kepada penulis baik berupa doa, moril, maupun materil.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini yang

berjudul “Pragmatisme Partai Islam (Studi Tentang Perekrutan Calon Legislatif

Artis Oleh Partai Persatuan Pembangunan).” Adapun ucapan terima kasih penulis

haturkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zulkifli, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,


(8)

2. Bapak Dr. Ali Munhanif, PhD., selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak M. Zaki Mubarak, MA., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Idris Thaha, M. Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar

memberikan bimbingannya dalam menulis skripsi ini dengan baik, selalu memberikan nasihat baik sehingga menjadi energi positif bagi penulis, memberikan semangat pada penulis supaya tidak cepat putus asa dengan kata-katanya “jangan mudah mengucap susah kalau belum berusaha” momen-momen pencerahan yang selalu diberikan setiap bimbingan adalah sesuatu yang selalu saya nantikan setiap minggunya sehingga penulis lebih giat lagi dalam mengerjakan skripsi ini , dan selalu mengingatkan supaya penulis lebih berhati-hati dalam mengerjakannya supaya tidak ada penulisan yang salah, dan juga terima kasih telah meluangkan waktunya untuk mengoreksinya.

5. Dr. A. Bakir Ikhsan, selaku penguji satu Program Studi Ilmu Politik, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Dr. Sirojudin Ali, selaku penguji dua Program Studi Ilmu Politik, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman selama perkuliahan.

8. Orangtuaku tercinta ayahandaku H. Herlan yang menjadi inspirator, idola


(9)

penulis dalam menempuh pendidikan, selalu memberikan solusi bahkan memberikan waktunya untuk turun tangan membantu penulis pada waktu kesulitan mengerjakan skripsi dan terima kasih untuk ibundaku Hj. Kartini yang selalu mengiringi langkah penulis dengan doa, Alhamdulillah doa mama

sudah terkabul oleh Allah SWT. Thank you so much sudah memberi arti

ketulusan yang sebenarnya.

9. Adik-adikku Miki Kartika dan Dendi Herlansyah yang selalu menjadi

penghibur disaat penulis sedang jenuh dalam mengerjakan skripsi. Kalian juga adalah bagian penyemangatku.

10. Sepupuku semuanya yang selalu memberikan doa, senyuman, dan kekuatan

dalam bingkai ukhuwwah. Kalian adalah sahabat-sabat luar biasa, ana uhibbuki fillah.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan di Pesantren Assiddiqiyah Islamic Collage,

Yulinsyah dan Safitri Mulya Sari yang selalu setia juga banyak meluangkan waktunya untuk penulis. Panas dan hujan bukan penghalang bagi kalian untuk membantu penulis ketika wawancara.

12. Sahabat seperjuangan Dhini Sesiyarrini dan Maftuhatul Ainiyah, Program

Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Motivasi dan lelucon kalian membuat hilangnya rasa bosan dan kejenuhan pada penulis dalam mengerjakan skripsi.

13. Teman-teman KKN Giri Bhakti, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, begitu banyak hal berharga yang sudah sama-sama kita lewati selama ini. Begitu banyak pelajaran dan berkah dari pertemuan kita,


(10)

istiqomah, dan semoga ukhuwah ini akan senantiasa kokoh hingga pertemuan kita kelak di surga-Nya.

14. Nuryansyah Irawan, SH adalah salah satu motivator pribadi penulis yang

tidak ada ada henti-hentinya selalu memberikan dukungan dan semangat, sehingga energi percaya diri dan semangat penulis semakin berkobar. Nasihat dan saran yang diberikan adalah hal yang menolong dan membuat penulis tersadar untuk berusaha lebih baik dan bekerja lebih keras dari sebelumnya. Kalimat penenang yang selalu diberikan adalah hal yang membuat penulis dapat bangkit.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan rahmat-Nya bagi kita semua yang telah membantu penyusunan skripsi, semoga dapat menjadi amal ibadah dihadapan-Nya dan juga semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam penyusunan skripsi ini, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan guna perbaikan dikemudian hari.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang politik.

Jakarta, 30 April 2015


(11)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIAN UJIAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

C.1. Tujuan Penelitian ... 5

C.2. Manfaat Penulisan ... 5

D. Tinjauan Pustaka ... 6

E. Metode Penelitian ... 12

E.1. Pendekatan Penelitian 1 ... 12


(12)

E.3. Sumber dan Jenis Data ... 14

E.4. Analisis Data Penelitian ... 14

F. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KONSEPTUAL A. Partai Politik ... 18

A.1. Klasifikasi Partai Politik ... 19

B. Partai Islam ... 21

C. Ideologi ... 23

D. Pragmatisme ... 26

E. Rekrutmen Politik ... 28

BAB III PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DAN CALON LEGISLATIF ARTIS A. Biografi PPP ... 36

A.1. Visi dan Misi PPP ... 38

A.1a. Visi PPP ... 39

A.1b. Misi PPP ... 39

A.2. Prinsip Dasar Perjuangan PPP ... 40

A.3. Perkembangan Perolehan suara PPP dari Tiap Pemilu ... 43

B. Biografi Caleg Artis yang Direkrut oleh PPP pada Pemilu Tahun 2014 ... 44


(13)

B.1. Angel Lelga: Penyanyi Dangdut, Pemeran Sinetron &

Film, dan Model ... 45

B.2. Mat Solar: Komedian, Pemeran Sinetron dan Film ... 47

B.3. Okky Asokawati: Peragawati, Model, Bintang Iklan, Pembawa Acara Televisi, dan Pemain Sinetron ... 50

B.4. Ratih Sanggarwati: Model, Penulis Pembicara, Moderator, & MC ... 55

BAB IV CALON LEGISLATIF ARTIS DAN PEMILU 2014 A. Perekrutan Caleg Artis pada Pemilu 2014 ... 58

B. Faktor-faktor PPP Merekrut Artis sebagai Caleg ... 60

C. Kesiapan Caleg Artis Direkrut oleh PPP ... 63

C.1. Angel Lelga: Memantapkan Agama ... 63

C.2. Mat Solar: Menyuarakan Kepentingan Umat Islam ... 64

C.3. Okky Asokawati: Memperjuangkan Nasib Perempuan ... 65

C.4. Ratih Sanggarwati: Memperjuangkan Aspirasi Umat Islam ... 66

D. Analisa Kemenangan dan Kekalahan Artis ... 67

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 71


(14)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku ... 75

B. Internet ... 77

C. Media Massa ... 81

D. Skripsi ... 81

E. Wawancara ... 81

DAFTAR GAMBAR II.1. Kompensasi Calon Legislatif ... 34

V.1. Foto Wawancara Bersama Okky Asokawati ... 83

V.2. Foto Wawancara Bersama Ratih Sanggarwati ... 84

V.3. Foto Wawancara Bersama Istri Mat Solar ... 85

DAFTAR TABEL III.A.1. Hasil Pemilu Perolehan Suara PPP dari Tahun-ketahun yang Berbeda ... 43


(15)

BAB I

PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah

Partai yang religius (Islam) termasuk Partai Persatuan Pembangunan

(PPP)1 merekrut artis untuk menjadi calon legislatif (caleg) pada pemilihan umum

(pemilu). Ada empat artis yang direkrut oleh PPP pada pemilu tahun 2014 yaitu

Angel Lelga2 sebagai caleg nomor urut satu di daerah pemilihan (dapil) Jawa

Tengah V yang meliputi Surakarta, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten.3 Mat Solar4

sebagai caleg nomor urut empat di Dapil DKI Jakarta III meliputi Jakarta Barat,

1

PPP (Partai Persatuan Pembangunan) berasaskan Islam dan berlambangkan Ka'bah didirikan pada 5 Januari 1973, sebagai hasil fusi politik empat partai Islam, yaitu Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Perti. Fusi ini menjadi simbol kekuatan PPP, yaitu partai yang mampu mempersatukan berbagai faksi dan kelompok dalam Islam. PPP juga memproklamirkan diri sebagai “Rumah Besar

Umat Islam.” Pertama, PPP merupakan tempat kembalinya orang Islam, terutama untuk

menyalurkan aspirasi dan menindak lanjutinya. Kedua, PPP merupakan tempat bernaung atau berlindung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan ketiga, PPP merupakan tempat untuk menyatukan aspirasi umat Islam dapat terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Diambil dari http://ppp.or.id/page/ppp-dalam-lintasan-sejarah/index/ pada 21 April 2014.

2

Wanita ini dikenal seorang penyanyi dangdut, pemeran sinetron religi dan film dari Indonesia seperti Susuk Pocong, Rintihan Kuntilanak Perawan, dan Pelukan Hantu Janda Gerondong. Diambil dari http://politik.news.viva.co.id/news/read/490187-daftar-selebriti-jadi-caleg-ppp pada 12 April 2014.

Lawan caleg Angel Lelga di Dapil Jawa Tengah V adalah Makmun Halim Thohari, H. Suryanto, SH, Deasy Aryani Larasati, Muhammad Agus Choliq, Titik Widayati, S.ST, M.Kes, Suryo Broto, MBA. MSc., dan H. Slamet Badruddin, S.Ag. Diambil dari http://ppp.or.co.id/caleg/37/Jateng-5/pada 20 April 2014.

3

http://ppp.or.id/profil/caleg/angel-lelga-anggreyani.html. Diakses pada 20 April 2014.

4

Mat Solar adalah pemeran sinetron Bajaj Bajuri, Tukang Bubur Naik Haji, Senggal-Senggol, Sorgah di Telapak Kaki Ibu. Maha Kasih,Bang Jagur, Hidayah, Menuju SurgaMU, Si Entong, Mendung Tak Selamanya Kelabu. Setan Kredit, Dongkrak Antik, Perawan Rimba, dan

Dilihat Boleh Dipegang Jangan.Diambil dari http://politik.news.viva.co.id/news/read/490187-daftar-selebriti-jadi caleg-ppp pada 12 April 2014.

Lawan caleg Mat Solar di Dapil DKI Jakarta lll adalah Dr. H. R. Achmad Dimyati, H. Abdul Aziz, SE, Hj. Nuraini Bachrudin, H. Ison Basyuni, Filiviena Andalusia Faisol, Nurlan HN, SH, Kantjana Indrishwari. Diambil dari http://ppp.or.id/caleg/22/dki-jakarta-3/# pada 20 April 2014.


(16)

Jakarta Utara, dan Pulau Seribu.5 Okky Asokawati6 sebagai caleg nomor urut satu

di Dapil DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat,7 dan

Ratih Sanggartwaty8 sebagai caleg di Jabar IX yang meliputi Sumedang,

Majalangka, dan Subang.9 Keempat artis tersebut telah lolos seleksi dan uji

kompetensi sehingga terdaftar menjadi caleg tetap.

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah perekrutan caleg artis oleh PPP. Alasan penulis mengambil judul ini adalah pertama karena PPP partai yang berasaskan Islam merupakan partai doktriner yang saat ini semakin mendekatkan diri dan terbuka pada partai yang berideologi sekuler ataupun nasionalis sehingga PPP menjadi partai yang pragmatis, akibatnya kepercayaan masyarakat kepada partai-partai yang membawa ideologi sebagai asas perjuangan partainya semakin berkurang. Kedua, mengenai rekrutmen politik, PPP lebih memilih merekrut artis sebagai caleg. Seharusnya PPP yang berasaskan Islam merekrut tokoh-tokoh Islam seperti ulama, kyai, dan kader-kader terbaik, tetapi PPP lebih memilih untuk

5

http://ppp.or.id/profil/caleg/nasrullah.html. Diakses pada 20 April 2014.

6

Okky Asokawati adalah peragawati, model, bintang iklan, pembawa acara televisi, dan pemain sinetron Senandung, dan juga mendirikan sekolah modeling OQ di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Diambil dari http://politik.news.viva.co.id/news/read/490187-daftar-selebriti-jadi-caleg-ppp pada 21 April 2014.

Lawan caleg Okky Asokawati di Dapil DKI Jakarta II adalah H. Ridho Kamaludin, Lena Maryana, Kivlan Zen, SIP., M.Si., Usni Hasnudin, S.IP., M.Si., Ridha Fidyana, H. Mohammad Rusli H.R. diambil dari http://ppp.or.id/caleg/21/dki-jakarta-2/ pada 21 April 2014.

7

http://ppp.or.id/profil/caleg/dra-hj-okky-asokawati-msi.html diakses pada 21 April 2014.

8

Ratih Sanggartwati adalah seorang penulis, pembicara, moderator, model beberapa di antaranya pada Carrie Model Agency Singapore, show tunggal Byblos di pulau Sentosa, show tunggal Kart Lagerfield, Pemotretan majalah Women Affairs, dan Pemotretan untuk British Fashion Big screen time square.

Lawan caleg Ratih Sanggartwaty di Jabar IX adalah Usman Muhammad Tokan, SE., H. Dony Ahmad Munir,S.T.,M.M, H. Julius Purnawan, SH, MSi., Hendang Setyo Rukmi, ST. , MT., Chepy Aprianto, S.PdI., S.Sos., Drs. H.Z Arifin Sanusi , M. MPD., Yuyun Yunani, S.Pd.I. Diambil dari http://ppp.or.id/caleg/31/jabar-9/ pada 21 April 2014.

9

http://m.news.viva.co.id/news/read/408068-PPP-bantah-manfaatkan-jadi-artis-kader-jenggot. Diakses pada 3Januari 2014.


(17)

merekrut artis. Dengan kata lain PPP lebih mempercayai artis sebagai wakil rakyat daripada tokoh-tokoh Islam. Hal ini mengakibatkan kecilnya perolehan jumlah suara yang didapatkan PPP selama pemilu. Dalam perekrutan artis untuk

pemilihan caleg sebaiknya ada Merit System10karena ini sangat penting dilakukan

untuk memperbaiki kualitas anggota legislatif.

Empat artis yang direkrut oleh PPP sebagai caleg pada pemilu tahun 2014 hanya Okky Asokawati yang lolos menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rakyat Indonesia (RI) periode 2014-2019. Okky Asokawati yang tercatat sebagai caleg dari PPP Dapil DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat dalam rekapitulasi suara yang sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi Okky Asokawati berhak menempati satu

kursi PPP dengan perolehan 35.727 suara.11

Empat caleg artis PPP sama-sama mempunyai popularitas masing-masing yang berbeda. Dalam membangun popularitas politik itu memang perlu, tetapi yang harus dibangun adalah popularitas partai politik (parpol) secara institusi bukan popularitas yang hanya mengandalkan artis. Jika hanya menonjolkan popularitas artis, hal ini menunjukkan bahwa PPP ini belum dikelola dengan baik dan profesional.

10

Menurut Anas Urbaningrum Merit system adalah pengelolaan sumber daya manusia yang didasarkan pada prestasi (merit) yaitu segenap perilaku kerja pegawai dalam wujudnya sebagai prestasi yang baik atau prestasi buruk dan berpengaruh langsung pada naik atau turunnya penghasilan dan karir atau jabatan. Diambil dari http//bukharawrite.wordpress.com20140402 rekrutmen politik.

11

http://m.news.viva.co.id/news/read/504521-15-artis-lolos-jadi-anggota-dpr-ri-2014-2019. Diakses pada 24 Februari 2015.


(18)

Kemenangan dalam pemilihan anggota legislatif juga bergantung pada ketokohan artis yang direkrut. Jika artis yang direkrut memiliki kualitas dan diakui ketokohannya, maka kemungkinan menang akan sangat besar karena disukai dan diinginkan masyarakat. Faktor-faktor PPP merekrut artis sebagai caleg adalah:

a. PPP melihat artis mempunyai basis masa dan pemikiran yang sejalan dengan

visi12 dan misi.13

b. Pemikiran PPP bahwasannya artis lebih mudah diingat14 oleh rakyat.

c. PPP sudah kebingungan memilih caleg dari kader-kader yang lain, maka dari

itu memutuskan untuk merekrut artis.15

d. Faktor pengidentifikasian diri atas kemampuan berpolitik yang ditinjau dari

faktor kecakapan politik.

e. Supaya lebih mendongkrak perolehan suara.

f. Membawa perhatian yang cukup besar dari masyarakat.

g. Walaupun artis yang berhijab kian juga sulit utuk diajak bergabung ke PPP,

mereka selebritis yang dianggap baik pada media sosial menolak bergabungnya

pada partai Islam.16

12Visi PPP adalah “Terwujudnya mas

yarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT dan negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral, demokratis, tegaknya supremasi hukum, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), serta menjunjung tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan sosial yang berlandaskan kepada nilai-nilai keislaman. Diambil dari http://ppp.or.id/page/visi-dan-misi-ppp/index/ pada 21 April 2014.

13

Misi PPP adalah berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, meningkatkan mutu kehidupan beragama, mengembangkan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim). Ibid.,

14

PPP lebih mudah mensosialisasikan caleg artis kepada rakyat dan memperlancarkan proses perkenalan pada caleg dengan rakyatnya.

15

Wawancara pribadi dengan Ade Sahroni Sekretariat Departemen Kaderisasi DPP PPP pada 16 Februari 2015.


(19)

Melihat kelima faktor PPP merekrut artis untuk ikut terjun ke dunia politik dapat membawa pengaruh sosial pada masyarakat. Maka tidak heran jika PPP partai yang berasaskan Islam merekrut artis dijadikan sebagai calon legislatif

untuk vote getter pada calon pemilih. Perekrutan artis sebagai caleg inilah yang

menjadi modal utama oleh PPP supaya berhasil dalam mendongkrak suara dan mudah memperebutkan kekuasaan.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan penjelasan sekilas mengenai perekrutan caleg artis sehingga Partai Islam menjadi pragmatis, maka rumusan permasalahan yang dibangun penulis dalam penelitian adalah:

a. Apa faktor-faktor PPP merekrut empat artis sebagai caleg pada pemilu tahun

2014?

b. Mengapa PPP yakin dengan merekrut caleg yang berperan artis bisa

mendongkrak suara pada pemilu? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian C.1. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui faktor-faktor latar belakang tentang perekrutan caleg artis oleh

PPP pada pemilu.

2. Mengetahui hasil atau dampak PPP dalam perekrutan caleg artis pada

pemilu.

C.2. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Akademis

16

Wawancara pribadi dengan Ratih Sanggarwati Ketua Bidang Luar Negeri pada 19 Maret 2015.


(20)

a. Mengembangkan Ilmu Politik dalam hal perekrutan caleg artis melalui partai politik Islam.

b. Memberikan gambaran tentang peran artis dalam partai politik Islam.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan kontribusi literatur keilmuan serta menjadikan penulisan ini

sebagai literatur dalam bidang politik.

b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi partai politik

Islam dan elite politik. D. Tinjauan Pustaka

Dalam memperkuat basis penelitian tentang rekrutmen politik, penulis telah melakukan sejumlah telaah pustaka penelitian sebelumnya untuk memberikan perbedaan perspektif penelitian ini. Penelitian tentang rekrutmen caleg artis pada partai politik telah dilakukan dengan segmen yang berbeda-beda.

Pertama, skripsi Rizki Hakim17 ini menyebutkan bahwa Orde Reformasi

Indonesia telah membawa perubahan pada kehidupan demokrasi, awal kemunculan dalam Era Reformasi ini ditandai dengan munculnya partai-partai politik. Pada masa Orde Baru, kehidupan demokrasi di Indonesia dianggap belum bisa membawa Indonesia kearah pembelajaran politik yang baik. Di Era Orde Baru kehidupan berpolitik diatur oleh penguasa, ini dibuktikan dengan sedikit partai poltik yang boleh ikut dalam pemilihan umum. Hal lain yang membuat demokrasi tidak berjalan dengan baik.

17

Rizki Hakim, “Partisipasi Artis dalam Politik pada Pemilu Legislatif 2009,” Jurusan


(21)

Orde Reformasi yang terjadi pada 1988 telah membawa banyak perubahan dalam tatanan dunia politik di Indonesia. Dimulai dengan munculnya partai-partai politik baru sampai kepada perubahan sistem pemilu di Indonesia. Fenomena artis yang melibatkan diri dalam dunia politik terjadi pada Orde Baru sampai Era Reformasi, hal ini menandai bahwa artis tidak hanya sebagai pekerja di bisnis hiburan melainkan juga terlibat dalam dunia politik. Artis hanya dijadikan media kampanye partai politik. Berbeda dengan apa yang terjadi pada masa Reformasi terutama pada pemilu 2004 dan 2009, para artis sengaja dijadikan calon anggota

legislatif oleh partai politik untuk dijadikan Vote Getter, walaupun pada

kenyataannya partai politik yang merangkul artis sebagian calon anggota legislatif tidak mempunyai andil yang besar terhadap perolehan suara partai tersebut.

Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan elektabilitas selebritis jauh mengalahkan para politisi senior, contoh Eko Patrio di Partai Amanat Nasional (PAN) juga mengalahkan Tifatul Sembiring. Oleh karena itu seorang selebritis selain tampil karena kemampuan tetapi mereka juga karena lebih banyak dikenal oleh masyarakat dari media sosial.

Hal ini merupakan nilai plus dari artis karena artis tidak perlu lagi memperkenalkan dirinya kepada masyarakat, berbeda dengan halnya para elit partai politik yang harus lebih banyak memperkenalkan dirinya kepada masyarakat. Inilah yang menyebabkan mengapa partai-partai politik lebih memilih artis sebagai anggota legislatif.


(22)

Kedua, skripsi Dwi Setiawati18 yang membahas bahwa semua orang memiliki hak politik yang sama dan juga punya hak untuk mencalonkan termasuk artis yang direkrut oleh parpol. Bisa tidaknya menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat bukan tergantung pada popularitas, kekuasaan, dan kekayaan tetapi yang dilihat pada kemampuan dan kapabilitas orang tersebut, serta benar-benar ingin total mengabdikan dirinya di dunia politiklah yang boleh maju ke kursi parlemen.

Fenomena banyaknya artis yang terjun kedunia politik merupakan konsekuensi dari sistem pemilu terbuka yang dilaksanakan di Indonesia sehingga orang dari segala macam latar belakang bisa ikut serta. Dengan pemilihan secara langsung, popularitas seorang calon anggota legislatif menjadi penting. Tetapi sebenarnya yang lebih penting lagi adalah faktor kemampuan dan kapabilitas seorang calon legislatif. Masyarakat tidak boleh berprasangka buruk terhadap artis, sebab semua orang memiliki hak politik yang sama. Masyarakat sangat berharap para artis ini bisa belajar cepat untuk bekerja keras membela kesejahteraan rakyat.

Menurut penulis skripsi tersebut tidak ada yang dikhawatirkan dalam pencalonan caleg artis seperti Rieke Diah Pitaloka pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) karena artis juga punya hak untuk mencalonkan dirinya sebagai anggota caleg. Jadi siapa yang bisa protes dalam pencalonan apalagi kualitas Rieke juga tidak buruk pada sosial media. Bahkan Rieke memiliki pengalaman di

18

Dwi Setiawati, “Perekrutan Artis oleh Parpol sebagai Wakil Rakyat,” Jurusan Ilmu Hukum. Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura 2011.


(23)

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) perempuan dan sekolah S2 di Universitas Indonesia.

Partai politik berusaha mendongkrak suara dengan cara menggunakan publik figur yang cukup terkenal dikalangan selebritis. Alasan lain dari perekrutan artis oleh parpol untuk menjadikan sebagai calon anggota dewan karena kurangnya kader partai yang berkualitas. Banyaknya artis yang dicalonkan parpol menjadi caleg itu artinya ada masalah regenerasi dan kaderisasi kepemimpinan dipartai tersebut dan itu tidak baik, profesi artis menjadi pilihan untuk maju dalam pemilu legislatif dan pilkada merupakan suatu realitas, mengingat para artis umumnya memiliki modalitas terpenting untuk mengikutinya yakni dikenal publik dan disukai.

Ketiga, skripsi Nur Selvyana Sungkar19 Munculnya gerakan reformasi

merupakan langkah awal proses demokratisasi Indonesia dan menghancurkan rezim otoriter Orde baru. Proses politk semakin membuka kesempatan bagi setiap individu warga negara untuk terlibat dalam kegiatan politik tanpa adanya determinasi dalam pihak-pihak tertentu yang seringkali mengekang keputusan politik individu. Kemunculan artis dalam politik merupakan salah satu faktor kebebasan nilai demokrasi dimana warga negara berhak terlibat didalamnya. Hal inilah menginspirasi kalangan artis untuk berpartisipasi dalam kancah politik praktis.

19Nur Selvyana Sungkar, “

Artis dan Politik: Faktor Kemenangan Rano Karno sebagai

Wakil Bupati Tangerang.” Jurusan Pemikiran Politik Islam. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009.


(24)

Setelah terlibat sebagai anggota MPR RI dan menjadi Duta Besar UNICEF untuk PBB dalam bidang pendidikan di Indonesia, Rano Karno akhirnya memilih terjun dalam dunia politik dengan keinginan dirinya mencalonkan diri menjadi calon gubernur DKI Jakarta pada 2007. Keinginan Rano tersebut tidak terlepas dari keberadaan undang-undang pemilihan kepala daerah secara langsung, sehingga mendorong Rano untuk melakukan pengabdian bagi masyarakat walaupun pada kesempatan itu Rano belum berhasil karena minimnya dukungan politik yang berasal dari partai politik.

Keterlibatan Rano Karno pada pemilihan kepala daerah sebagai wakil bupati adalah cerminan fenomena demokrasi modern akan keterlibatan artis dalam lingkup kekuasaan yang mana sudah dipraktikkan oleh beberapa negara demokrasi modern. Beberapa faktor menjelaskan keterpilihan artis sebagai pemimpin rakyat merupakan indikasi adanya pergeseran kepercayaan masyarakat terhadap artis dengan keunggulan popularitas dan dukungan materi yang memadai. Ketenaran Rano Karno menjadi bertambah dan melekat dihati masyarakat melalui peran media cetak, surat kabar, majalah, tabloid turut pula mempublikasikannya. Ketenaran Rano Karno makin meningkat dan menjadi idola dikalangan masyarakat dikarenakan Rano selalu berperan sebagai protogonis (sosok yang berbuat kebaikan) dalam setiap film atau sinetron yang

dimainkannya. Image Rano Karno yang tetap menjadi protogonis dimasyarakat

menjadikan hal tersebut membuktikan bahwa sosok peran yang dimainkan Rano melahirkan sikap simpatik masyarakat dan semakin bertambah untuk menonton dan menyaksikan.


(25)

Kemenangan artis melalui kontestasi pilkada tidak serta merta berdasarkan kekuatan politik popularitas semata, melaika juga ditentukan oleh strategi partai politik. Kesuksesan Rano Karno merupakan bukti nyata kemampuan artis dalam dunia politik melalui dukungan masyarakat, partai politik, birokrat, pegusaha, dan elemen masyarakat lainnya. Keberhasilan Rano Karno mampu meraih sukses

sebagai pemimpin daerah mendampingi incumbent Ismet Iskandar, sehingga

menempatkan Rano Karno sebagai artis pertama yag berhasil mejadi pemimpin melalui pemimpin kepala daerah.

Persamaannya skripsi ini dengan penelitian pertama, kedua, dan ketiga adalah sama-sama merekrut artis juga mempunyai tujuan yang sama untuk mendongkrak suara.

Perbedaannnya skripsi ini dengan penelitian pertama bahwa PAN dari awal sudah yakin artis yang direkrut tidak mempunyai andil yang besar untuk perolehan suara sedangkan PPP yakin dalam merekrut empat artis dapat mendongkrak suara. Perbedaan dengan penelitian kedua merekrut artis karena kekurangan kader partai yang berkualitas sedangkan PPP sengaja untuk merekrut artis karena popularitas, dan perbedaan dengan penelitian yang ketiga adalah artis yang berpartisipasi atau terjun ke dalam dunia politik sendiri tanpa ada yang merekrutnya untuk dijadikan sebagai pemilihan kepala daerah (pilkada) sedangkan skripsi ini PPP yang merekrut artis supaya berpartisipasi sebagai caleg.


(26)

E. Metode Penelitian E.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan dukungan data

kualitatif melalui wawancara mendalam dan dokumentasi.20Data kualitatif juga

diperoleh dari sejumlah penelitian sebelumnya dengan tema terkait yang menyediakan data-data terkait berkenaan dengan rekrutmen artis untuk caleg pada partai-partai politik. Menurut Moloeng, pendekatan ini diharapkan dapat mengungkap permasalahan yang berhubungan dengan penelitian.

Pendekatan kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan pendekatan kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan informan. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Pendekatan ini lebih efektif karena didalam melakukakan wawancara terjadi hubungan langsung antara peneliti dan

informan.21

E.2. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan penulis adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

20

M.B Miles dan A.m. Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta UI-Press, 1992), hlm. 16.

21

Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja roesdakarya, 1998), hlm. 125-126.


(27)

Wawancara adalah pertemuan penulis dengan caleg artis PPP dan juga tiga anggota Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP yang bertanggung jawab, dimana jawabannya akan menjadi data mentah. Secara khusus wawancara adalah alat yang baik untuk menghidupkan topik penulisan.

Wawancara dilakukan secara bebas terpimpin, yaitu bebas dalam mengadakan wawancara dengan berpijak pada pedoman dan memberikan kebebasan untuk menjawab pertanyaan, namun jika jawaban kurang mengenai

sasaran, peneliti menjelaskan kembali pertanyaan sebelumnya dan

menjelaskannya secara sistematis kepada caleg artis dan tiga anggota DPP PPP.22

Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang sebelumnya telah disusun oleh penulis sebagai acuan dan sifatnya tidak mengikat sehingga banyak pertanyaan baru yang muncul pada saat wawancara terkait dengan rekrutmen caleg artis Angel Lelga, Mat Solar, Okky Asokawati, dan Ratih Sanggarwati sebagai anggota legislatif melalui PPP.

b. Dokumentasi

Cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari sumber-sumber literatur buku seperti Dasar-dasar Ilmu Politik, Perekrutan Kaum Elit dan Pembangunan Politik dalam Elit dan Modernisasi dan jurnal Penarikan Pegawai (Recruiting) yang ada hubungannya dengan permasalahan. Literatur ini dapat dikatakan sebagai sumber data tertulis yang terbagi dalam dua kategori yaitu sumber resmi dan tidak resmi. Sumber resmi dibuat oleh lembaga/perorangan atas

22

Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Psikologi UGM, 1073), hlm. 226.


(28)

nama lembaga, sedangkan sumber tidak resmi dibuat oleh individu tidak atas nama lembaga.

E.3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data diperoleh dari buku, internet, dan koran yang penulis masukan serta hasil dari wawancara caleg artis. Sebelum digunakan dalam proses analisis, data dikelompokkan terlebih dahulu sesuai dengan jenis dan karakteristik yang menyertainya. Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan dari sumber asli23 seperti yang

didapatkan oleh penulis dari empat caleg artis dan tiga DPP PPP.

Data ini diperoleh melalui informan dengan menggunakan teknik wawancara. Dalam pelaksanaan teknik ini penulis mengumpulkan data melalui komunikasi langsung dengan informan. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber

yang telah ada. 24 Data ini diperoleh secara tidak langsung melalui studi

kepustakaan, melalui kajian buku-buku dan literatur yang relevan dengan obyek yang diteliti.

E.4. Analisis Data Penelitian

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Analisa data dilakukan sejak awal penelitian hingga penelitian selesai. Untuk menganalisa data yang akan dikumpulkan dalam

23

Pupuh Fathurahman, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal. 146.

24


(29)

penelitian ini, maka digunakan teknik analisa kualitatif, yaitu analisis deskriptif kualitatif.25

Analisis ini juga dimaksudkan agar kasus-kasus yang terjadi di lokasi penelitian dapat dikaji lebih mendalam dan fenomena yang ada dapat digambarkan secara lebih terperinci. Analisa data akan dilakukan melalui enam alur yakni: reduksi data dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta membuat memo sehingga data dari informan lebih teratur dan sistematis, kemudian dilanjutkan dengan penyajian data yaitu susunan informasi yang diperoleh berupa deskripsi untuk menganalisis data, dan terakhir penarikan kesimpulan dari berbagai hal yang akan ditemui dalam pengumpulan data mengenai rekrutmen artis sebagai anggota legislatif pada partai politik Islam.

Data analisas ini akan disajikan secara terstruktur dengan maksud supaya mudah dipahami. Pada bagian akhir skripsi ini, sejumlah kesimpulan ditarik berdasarkan hasil analisis dan pembahasan atas data. Pokok-pokok kesimpulan ini merupakan temuan-temuan utama yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian ini sebagai upaya untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. Penarikan kesimpulan dilakukan setelah memverivikasi data selama penelitian berlangsung. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan langkah-langkah yang terkait dan dikerjakan secara berkesinambungan.

25


(30)

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini supaya mempermudah dalam memahami isi skripsi, maka penulis membagi skripsi ini dalam lima bab sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan pada bab ini peneliti memaparkan permasalahan PPP merekrut artis yang dijadikan sebagai caleg dengan tujuan mendongkrak suara dan merebut kekuasaan. PPP yakin dengan merekrut artis sebagai caleg, tujuan utamanya tercapai yaitu mendongkrak suara dan memperebutkan kekuasaan. Penulisan tersebut berdasarkan berdasarkan pada metode penelitian kualitatif.

BAB II: Pada bab ini akan dipaparkan mengenai teori dan konsep yang dipergunakan dalam pendekatan yang menjelaskan pokok permasalahan skripsi ini yaitu Partai Politik bukan lagi sebagai penyaluran aspirasi masyarakat tetapi semata-mata hanya memperebutkan kekuasaan, Partai Islam pada Era Reformasi ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat, Ideologi seolah-olah lebur dari PPP, Pragmatisme Menguat, dan Rekrutmen politik pada perekrutan artis semakin menjadi-jadi.

BAB III: Penulis akan membahas tentang gambaran umum PPP dari Orde Baru sampai Era Reformasi dan profil-ptofil caleg artis Angel Lelga, Mat Solar, Okky Asokawati, dan Ratih Sanggarwati dalam pemilihan calon legislatif 2014.

BAB IV: Pada bab ini merupakan bagian yang berisikan tentang permasalahan yang diangkat oleh penulis. Penulis akan menjelaskan faktor-faktor PPP merekrut artis Angel Lelga, Mat Solar, Okky Asokawati, dan Ratih Sanggarwati sebagai caleg pada pemilu tahun 2014.


(31)

BAB V: Penulis akan menyimpulkan pembahasan mengenai skripsi ini dari bab I sampai bab IV, sekaligus menjadi penutup pada pokok permasalahan perekrutan caleg artis oleh PPP dan selanjutnya di bab V ini terdapat saran dan kritik bagi para pembaca.


(32)

BAB II

Kajian Teori dan Konseptual

Dalam pembahasan ini akan menjelaskan beberapa teori pendukung yang membantu dalam penulisan skripsi ini. Teori pendukung itu nantinya digunakan sebagai bahan untuk mengkaji lebih dalam masalah-masalah yang terkait dalam pola perekrutan calon legislatif (caleg) artis oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Adapun kerangka teoretis yang menjadi landasan berpikir penulis dalam mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data penelitian ini adalah:

A. Partai Politik

PPP merupakan salah satu sarana penting penyaluran aspirasi masyarakat dan sebagai kendaraan politik yang pada umumnya ada pada negara-negara berdaulat serta merdeka. Partai politik (parpol) secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai tujuan yang sama dalam mencapai cita-cita visi dan misinya pada partai. Tujuan PPP merekrut caleg adalah untuk memperebutkan suara ketika pemilihan umum (Pemilu) dan mendapatkan kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) supaya mereka dapat melanjutkan visi misi pada partainya dan melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka, baik dengan

cara konstitusional maupun inkostitusional.1

1

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta, (Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm 160.


(33)

Melihat partai politik sebagai organisasi untuk mengekspresikan kepentingan ekonomi sekaligus mengapresiasikan dan mengatur konflik. Partai politik dilihat sebagai organisasi yang mempunyai kegiatan berkesinambungan serta secara organisatoris memiliki cabang mulai dari tingkat pusat sampai

ketingkat daerah.2

A.1. Klasifikasi Partai Politik

Klasifikasi itu dapat diketahui dari tiga dasar kriteria, yaitu asas dan

orientasi, komposisi dan fungsi, serta basis tujuan dan sosial.3

Dari sisi asas dan orientasi, parpol dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe, yaitu :

1. Parpol pragmatis, yaitu PPP merekrut caleg artis yang sangat mudah didoktrin

sehingga ideologi PPP memudar.

2. Parpol doktriner, ialah suatu parpol yang memiliki sejumlah program dan

kegiatan konkrit sebagai penjabaran ideologinya.

3. Parpol kepentingan merupakan suatu parpol yang dibentuk dan dikelola atas

dasar kepentingan tertentu, seperti petani, buruh, etnis, agama, yang secara langsung ingin berpartisipasi dalam pemerintahan.

Jika melihat klasifikasi partai politik berdasarkan asas dan orientasinya, PPP merupakan tipe partai pragmatis karena dapat dilihat bahwa PPP memiliki program-program dan kegiatan yang tidak terikat pada doktrin atau ideologi tertentu dengan program kerja yang cenderung merupakan cerminan dari gaya

2

Joseph Lapalombara dan Myron Weiner, Political Parties and Political Development, (Princeton UP, Princeton, 1966), hlm 42.

3

A.A. Said Batara & Moh. Dzulkiah Said, Sosiologi Politik; Konsep & Dinamika PerkembanganKajian, (C.V Pustaka Setia, Bandung, 2007), hlm 228.


(34)

caleg artis tahun 2014 yaitu seperti Angel Lelga, Mat Solar, Okky Asokawati, dan Ratih Sanggarwati.

Berdasarkan komposisi dan fungsinya, parpol dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:

1. Partai massa, adalah parpol yang mengandalkan kekuatan pada keunggulan

jumlah anggota (kuantitas) dengan cara mobilisasi massa sebanyak-banyaknya, dan mengembangkan diri sebagai pelindung bagi kelompok dalam masyarakat.

2. Partai kader, adalah suatu parpol yang mengandalkan kualitas anggota,

kedekatan organisasi, dan disiplin anggota sebagai kekuatan utama.

Jika dilihat dari komposisi dan fungsinya PPP dapat digolongkan partai kader karena PPP merupakan partai Islam yang mengandalkan kualitas caleg artis yang menjadi alat agar lebih mudah dipahami dan diingat oleh masyarakat sehingga mendongkrak suara.

Berdasarkan basis sosial dan tujuannya, parpol dapat digolongkan menjadi 4 tipe, yaitu:

1. Parpol yang beranggotakan lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat seperti

kelas atas, menengah, dan bawah.

2. Parpol yang anggotanya berasal dari kalangan kelompok kepentingan tertentu

seperti buruh, petani, dan pengusaha.

3. Parpol yang anggotanya berasal dari pemeluk agama tertentu seperti Islam,


(35)

4. Parpol yang anggotanya berasal dari budaya tertentu, seperti suku bangsa, bahasa, dan daerah tertentu.

Dilihat dari basis sosial dan tujuannya PPP merupakan parpol yang semua caleg anggotanya memeluk agama Islam.

B. Partai Islam

Sebelum melangkah lebih jauh penulis akan menjelaskan yang dimaksud dengan “Partai Islam”. Ada dua unsur pokok yang membuat sebuah partai dapat disebut sebagai Partai Islam. Pertama, partai-partai yang secara resmi mengadopsi Islam sebagai dasar partai, sebagaimana yang sudah dikemukakan dokumen resmi yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), dan

Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kedua, partai–partai itu menggunakan

simbol-simbol yang identik atau secara dekat diasosiasikan dengan Islam seperti gambar

bulan bintang, Ka’bah, kalimat atau adanya tulisan huruf arab.4

Partai Islam adalah partai yang berupaya menyadarkan masyarakat dan berjuang bersamanya untuk melanjutkan kehidupan Islam. Partai Islam tidak ditujukan untuk meraih suara dalam pemilu atau berjuang meraih kepentingan sesaat, melainkan partai yang berjuang untuk merubah sistem sekular menjadi sistem yang diatur oleh syariah Islam.

PPP yang tujuannya adalah untuk menegakkan kedaulatan Tuhan dimuka bumi dan menjadikan Islam sebagai jalan hidup didunia ini seharusnya tokoh-tokoh partai akan dikhususkan kepada orang-orang yang sungguh-sungguh beriman dan bertawa yaitu orang-orang yang ikhlas berjuang untuk menegakkan

4

A.M. Fatwa, Satu Islam Multi Partai, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), hlm, 12-13.


(36)

kalimah Allah dan mencari keridhaan-Nya. Orang-orang yang berniat mengeksploitasi Islam untuk mencari kekuasaan keduaniaan yang bersifat

sementara, tidak diterima menjadi pengurus.5

Indonesia adalah negeri Muslim terbesar di dunia, namun PPP sebagai partai yang berasaskan Islam malah dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

Beberapa penyebab kegagalan PPP dalam pemilu:6

a. Partai nasionalis lebih terlihat berkuasa pada kebangsaan.

b. PPP tidak memiliki konsepsi yang jelas dan tegas.

c. PPP tidak menjalankan metode yang jelas, sehingga yang dipikirkan hanya

memenangkan pemilu dengan cara merekrut caleg artis.

d. Tidak adanya ikatan yang kuat di antara para anggotanya yang ada hanya

lebih pada kepentingan melainkan kurangnya solidaritas.

e. Partai-partai secara umum hanya diperuntukkan bagi kemenangan pemilu.

Kegiatannya terkait persoalan rakyat hanya digiatkan menjelang pemilu. Umumnya partai kurang aktif, kalaupun aktif lebih disibukkan dengan aktivitas Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) untuk meloloskan calonnya.

f. Anggota/pengurus tidak mencerminkan partai Islam sesungguhnya.

Caleg PPP yang gagal dalam memperoleh kursi yang signifikan dalam

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)7

perannya sangat bergantung pada:

5

Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam (Perbandingan Partai Masyumi Indonesia dan Partai Jama’at al-Islami Pakistan), (Jakarta: Paramadina, 1999), hlm. 90.

6

http://hizbut-tahrir.or.id/2008/07/30/partai-politik-dalam-islam/. Diakses pada 06 Maret 2015.

7


(37)

1. Kurangnya kesatuan atau karena sedikitnya kebersamaan internal pada kelompok PPP.

2. Adanya perkembangan dan situasi politik eksternal, khususnya dalam partai

Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Berkembangnya PPP memang tidak terpisah dari aspek historis, PPP menggunakan identitas berasaskan Islam, karena didasarkan pada ide untuk menempatkan Islam sebagai inspirasi hidup.

C. Ideologi

Ideologi adalah sebagai suati istilah yang dipergunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta filsafat sosial yang dilaksanakan bagi suatu rencana sistematis tentang cita-cita yang

dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.8 Fungsi ideologi yaitu9

sebagai struktur kognitif yaitu keseluruhan pengetahuan yang merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian di alam sekitar, orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia, norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seorang untuk melangkah dan bertindak, bekal dan jalan bagi seseorangu untuk menemukan identitasnya, kekuatannya yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan

8

Menurut Harold H. Titus, dibuku “The Living Issues of Philosophy.” http://www.apapengertianahli.com/2014/06/apa-pengertian-ideologi-ahli.html. Diakses pada 17 Mei 2015.

9

http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-unsur-fungsi-ideologi.html. Diakses pada 17 Mei 2015.


(38)

mencapai tujuan, dan pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta memolakan tingkah-lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.

Sejak Era Reformasi, sistem kepartaian di Indonesia mengalami pergeseran dalam hal orientasi ideologi partai, dimana dalam setiap pemilihan, PPP tidak lagi melihat persoalan ideologi tapi lebih berorientasi kepada pencapaian kekuasaan. PPP awalnya merupakan partai yang memiliki basis ideologi sebagai partai doktriner yang beridentitas partai kader dan mulai bergeser menjadi partai pragmatis. Ideologi mengandung pengertian gagasan, keyakinan,

nilai, dan pandangan hidup dalam negara atau politik.10 Pemikiran atau pandangan

politik tertentu sudah inheren dengan kehidupan partai. Meskipun suatu partai

memiliki program yang bersifat universal misalnya sama-sama memperjuangkan keadilan dan demokrasi, partai politik tetap tidak bisa terlepas dari pandangan tertentu yang menjadi nilai dasar dalam menentukan ciri dan identitas partainya.

Ideologi PPP itu tercermin dari visi dan misinya. Walaupun PPP merekrut caleg artis, visi dan misi PPP bisa dilihat dari program-program partai dalam memperjuangkannya. Teori aliran Herbeth Feith hasil pengembangan dari teori aliran Cliffod Geerzt tidak cukup membantu dalam menganalisis orientasi ideologi-ideologi partai politik. Herbert Feith menggambarkan corak ideologi partai-partai pada 1950-an, kedalam lima aliran besar diantaranya Nasionalisme

Radikal, Tradisionalisme Jawa, Islam, Sosialisme Demokratis, dan Komunisme11

10

Ibid.,hlm, 95.

11

Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia “Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru”,


(39)

tidak berlaku lagi dalam Era Reformasi. Corak politik aliran seperti ini tidak hanya berbeda, tetapi juga bernuansa konfliktual karena di antara mereka terdapat perbedaan-perbedaan nilai yang cukup mendasar. Nahdlatul Ulama (NU) memiliki aliran ideologis Islam yang bertitik singgung dengan Tradisionalisme Jawa, dan menimbulkan adanya jarak ideologi yang jauh antara partai berideologi agamis dengan partai berideologi sekuler.

Ikatan-ikatan ideologi seperti ini yang menjadikan sebuah ancaman pada masa pemerintahan Orde Baru. Ideologi yang menjadi asas PPP hanya sebagai aksesoris dan retorika politik dan tidak diterapkan dalam aktifitas politiknya. Padahal selama ini ideologi merupakan arah dan petunjuk partai politik untuk

memperjuangakan kondisi masyarakat.12 Nilai-nilai atau ideologi PPP telah luntur

oleh proses kompromi dan aspek kepraktisan. Ideologi atau cita-cita moral untuk mewujudkan kemaslahatan bersama sudah luntur, PPP sudah melupakan ideologi sebagai panduan gerak poltiknya. Adanya ketidakjelasan ideologi PPP menggambarkan bahwa partai Islam tersebut hanya mengejar kekuasaan sehingga bisa seenaknya berkoalisi dengan partai apapun tanpa didasari oleh visi dan misi perjuangan yang sama, inilah yang menyebabkan lahirnya pragmatisme partai Islam.

PPP tidak lagi memikirkan pengorganisasian gerakan sistematis di tengah masyarakat untuk mendorong perubahan tertentu. Melainkan hanya memikirkan cara memenangkan pemilu. Sehingga ini berdampak kepada perubahan perekrutan

12

Firmanzah, Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Postining Ideologi Politik di era Demokrasi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia), hlm. 40.


(40)

kader partai.13 PPP hanya berkonsentrasi untuk menarik kelompok profesional yang mempunyai kemampuan untuk membantu memenangkan pemilu atau merekrut artis yang berpotensi besar menggalang dukungan suara. Sehingga PPP tidak peduli apakah caleg itu memiliki latar belakang ideologis yang sama atau bahkan berseberangan sama sekali yang penting bisa menyumbangkan dana, pikiran, dan tenaga untuk memenangkan pemilu.

D. Pragmatisme Menguat

Secara etimologi pragmatisme berasal dari bahasa Yunani, pragma yang

berarti guna, sesuatu yang dilakukan, dan tindakan kerja.14 Pragmatisme adalah

aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa segala tindakan bersifat praktis

dapat memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata.15 Fungsi pragmatis adalah fungsi

dalam kehidupan nyata pada manusia yang melegitimasi suatu kekuasaan agar

terlihat kuat dan berwibawa.16

Melihat kondisi masyarakat yang plural termasuk dari segi agama, PPP yang bersaskan Islam kini sedikit realistis dan tidak lagi idealis. Akhirnya ditempatkanlah satu hingga beberapa kader tanpa almamater Islam untuk menarik suara yang lebih besar dan tidak lagi terpaku pada satu obyektivitas suara.

PPP berharap dapat mengumpulkan suara dalam jumlah banyak dengan menempuh cara termudah yaitu mengambil jalan pragmatis dengan merekrut para artis yang menjadi idola masyarakat. Inilah yang disebut dengan pragmatis dan

13

Ari Dwipayana dan Hasto Kristiyanto,Parpol Tanpa Ideologi Menaruh Harapan pada Partai Politik, Kompas, 25 Oktober 2011, hlm. 5.

14

http:kamusbahasaindonesia org/pragmatisme. Diakses pada 25 Februari 2015. 15

Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum dari Metodologi sampai Teofilosofi,(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008), hlm. 319.

16

Syamsuddin Arif, Orientalis dan Diabolisme Pemikiran (Jakarta: Gema Insani Press, 2008), hlm. 70.


(41)

hilangnya ideologi dalam PPP. Pragmatisme telah menjalar dalam paham PPP dan ideologi lama seolah-olah lebur. Jika PPP telah pragmatis dapat dipastikan partai-partai penegak demokrasi akan berjalan sempoyongan tanpa acuan. Berjalan secara pragmatis akan membuat PPP menempuh cara yang praktis dengan mengesampingkan idealisme dan rasionalisme demi mencapai popularitas dan suara sebanyak-banyaknya.

Membicarakan pragmatism tidak dapat dilepaskan dari Charles S. Pierce, William James dan John Dewey. Ketiga tokoh tersebut sama-sama masuk dalam aliran pragmatisme, namun diantara ketiga tokoh tersebut memiliki fokus pembahasan yang berbeda Charles S. Pierce lebih ditekankan dengan filosof ilmu, William James dengan filosof agama, dan John Dewey dengan filosof sosialnya. Walaupun ketiganya berbeda pada penekanannya tetapi ketiga pemikir utama pragmatism menganut garis yang sama yaitu kebenaran suatu ide harus dibuktikan dengan pengalaman.

Pragmatis merupakan cara pandang atau pola pikir seseorang yang ingin memperoleh atau mendapatkan sesuatu dengan cara-cara mudah dan praktis, begitu juga dengan halnya PPP yang merekrut caleg artis dengan bertujuan untuk memperoleh banyak suara dengan mengandalkan popularitasnya.

Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan

nyata.17 Aliran seperti ini terlihat seperti PPP yang merekrut artis sebagai caleg

yang bersedia menerima segala sesuatu asal dengan cara praktis dan membawa

17

Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad, Filsafat Umum dari Metodologi sampai Teofilosofi, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008), hlm. 319.


(42)

keuntungan. Penganut pragmatisme memandang hidup manusia sebagai suatu perjuangan untuk hidup yang berlangsung terus-menerus yang didalamanya terpenting adalah konsekuensi-konsekuensi yang bersifat praktis. Bagi kaum pragmatis untuk mengambil tindakan tertentu, ada dua hal penting. Pertama, ide atau keyakinan yang mendasari keputusan yang harus diambil untuk melakukan tindakan tertentu. Dan yang kedua, tujuan dari tindakan itu sendiri. Charles S. Pierce mengatakan demikian:

”Dalam memastikan makna yang ada harus didasari oleh konsepsi akal,

maka dari itu kita harus memperhatikan konsekuensi-konsekuensi praktis apakah yang niscaya akan timbul dari kebenaran-kebenaran konsepsi

tersebut berbentuk menguntungkan atau malah merugikan.”18

Apa yang dikatakan oleh Peirce tersebut merupakan prinsip pragmatis dalam arti yang sebenarnya. Pragmatisme dalam hal ini tidak lain adalah suatu metode untuk menentukan konsekuensi praktis dari suatu ide atau tindakan. Aliran ini menekankan pada praktik dalam mengadakan pembuktian kebenaran yang dapat dilihat dari tindakannya yang praktis atau dari segi kegunaan yang berusaha menemukan asal mula serta hakikat yang merupakan kegiatan sangat menarik meskipun kegiatannya luar biasa sulitnya. Pragmatisme pada PPP hanya berusaha untuk memperbanyak suara dengan cara merekrut caleg artis yang merupakan konsekuensi praktis dalam persaingan.

E. Rekrutmen Politik

` Rekrutmen politik merupakan seleksi, pemilihan, dan pengangkatan

seseorang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik. Secara

18

Charles S. Pierce, “How to Make Our Ideas Clear”,Classic American Philosopher,


(43)

umum rekrutmen politik pada caleg artis adalah suatu proses dimana PPP menempatkan artis-artis pada pemilu supaya bisa mendapatkan kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dan bisa memperjuangkan visi misinya. Adanya perekrutan para artis menjadi caleg mengakibatkan dapat memotong mata rantai proses kaderisasi internal PPP dan hal ini juga menutup peluangnya para kader yang sejak awal merintis dan menekuni kerja-kerja kepartaian. Proses dalam mengangkat seorang berbakat yang dianggap mampu menduduki suatu posisi atau jabatan dapat berpartisipasi secara langsung dalam setiap kegiatan organisasi yang berorientasi kepada kualitas dan kuantitas caleg artis serta menghidupkan regenerasi untuk eksistensi organisasi.

Fungsi rekrtumen caleg artis pada politik adalah suatu proses seleksi atau rekrutmen anggota-anggota kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam jabatan-jabatan administratif maupun politik. Apabila kata rekrutmen menambahkan kata politik dibelakangnya, maka akan merujuk pada suatu proses dimana partai politik mengangkat aktor dan menempatkan pada posisi atau jabatan tertentu, baik pada infrastruktur maupun pada suprastruktur politik, sehingga yang bersangkutan terlibat dalam proses kehidupan politik.

Menurut Lester Seligman menyatakan bahwa pola rekrutmen mencakup dua proses yaitu pertama, perubahan dari peranan non politik menjadi peranan politik yang berpengaruh dalam hal partai politik itu sendiri. Kedua, penetapan dan seleksi orang-orang untuk memegang peranan politik yang khusus. Dalam


(44)

penyeleksian pada perekrutan artis dipastikan orang-orang yang sudah mengerti

dalam dunia politik khususnya dalam memainkan perannya.19

Salah satu tugas pokok dalam rekrutmen politik bagaimana PPP dapat mempersiapkan artis-artis yang direkrut berkualitas untuk bisa duduk di lembaga

legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR/DPRD).20Adanya rekrutmen

politik pada keempat artis dimaksudkan untuk memenangkan pertarungan merebut kekuasan dalam pemilu legislatif. Pada kasus rekrutmen politik yang pragmatis dalam ikatan ideologi, harus diakui bahwa di Era Reformasi ini adalah Era politik aliran yang sudah berakhir dan pragmatisme kian menjadi-jadi di PPP. Rekrutmen Politik menurut Almond dan Powell adalah suatu proses dimana terjadi penseleksian calon-calon masyrakat yang dipilih untuk menempati kursi-kursi penting di dalam peranan politik, termasuk dalam jabatan birokrasi dan jabatan administrasi.

Teori Almond dan Powell prosedur-prosedur rekrutmen politik terbagi

dalam dua bagian yaitu :21

1. Prosedur tertutup artinya rekrutmen dilakukan oleh elit partai yang memiliki

kekuasaan untuk memilih calon-calon yang dianggap layak diberikan jabatan berdasarkan skill dan kapasitas yang dimilikinya untuk memimpin. Sehingga prosedur ini dianggap prosedur tertutup karna hanya ditentukan oleh beberapa orang saja.

19

Lester G. Seligmen, Perekrutan Kaum Elit dan Pembangunan Politik dalam Elit dan Modernisasi. (Yogyakarta: Liberty, 1989), hlm. 15-16.

20

Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi : Menakar Kinerja Partai Politik Era Transisi di Indonesi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 99.

21

Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, (Semarang: Pustaka Pelajar, 2005) hlm. 200-203.


(45)

2. Prosedur terbuka artinya setiap masyarakat berhak untuk memilih caleg artis siapa saja yang bakal menjadi calon pemimpin didalam negaranya termasuk serta pengumuman hasil pemenang dari kompetisi tersebut dilaksankan secara terbuka, dan terang-terangan. Dikenal dengan istilah Langsung Umum Bebas dan Rahasia (LUBER), jujur dan adil (JURDIL) didalam rekrutmen politik juga dikenal istilah jalur-jalur politik yang perlu kita ketahui secara luas kajian-kajiannya antara lain:

a. Jalur rekrutmen berdasarkan kemampuan-kemampuan dari PPP atau calon

legislatif artis yang artinya jalur ini menjadi kriteria dasar dalam perekrutan seseorang karena dinilai dari berbagai segi yaitu kriteria-kriteria tertentu, distribusi-distribusi kekuasaan, bakat-bakat caleg artis yang terdapat didalam masyarakat, dan juga dapat menguntungkan partai politik.

b. Jalur rekrutmen berdasarkan kaderisasi ini ada dikelompok PPP artinya

PPP yang merekrut caleg artis untuk mempersiapkan kemampuannya dalam mendapatkan jabatan-jabatan politik yang lebih tinggi jenjangya serta mampu membawa/memobilisasi partai-partai politiknya sehingga memberi pengaruh besar dikalangan masyarakat.

c. Jalur rekrutmen politik berdasarkan ikatan promodial. Promodial ini

terjadi karena adanya hubungan kekerabatan yang dekat antara artis dan elit politik yang memiliki jabatan politik sehingga memindahkan atau memberi jabatan tersebut kepada kerabat terdekatnya yang dianggap mampu dalam menjalani tugas kenegaraan.


(46)

Di Indonesia pemilihan umum merupakan kesempatan bagi anggotanya yang dianggap mampu untuk mewakili partainya di dalam lembaga legislatif. PPP yang ingin merekrut artis untuk dijadikan peserta pemilu terlebih dahulu menyeleksi dan memilih artis yang berbakat dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi calon legislatif dengan mewakili partainya dalam pemilu.

Untuk mempertahankan suatu jabatan, PPP lebih memilih menampilkan artis yang telah direkrut dalam memiliki kemampuan bercakap atau keahlian khusus dan juga mempunyai pengaruh pada masyarakat khususnya pemilih. Sistem demokrasi yang sudah mapan, para tokoh politik yang direkrut terdiri dari orang-orang dengan latar belakang keahlian tertentu, seperti pengusaha, artis dan bahkan individu yang memiliki pengaruh tertentu dalam suatu wilayah.

Pola rekrutmen politik pada caleg artis mengalami perkembangan sejalan dengan berkembangnya kualitas kehidupan sosial politik masyarakat. Namun rekrutmen politik, seperti peserta politik cenderung pada masyarakat dengan latar belakang kelas menengah atau kelas atas, dan yang biasanya terdapat dari kelas lebih rendah dapat mencapai masuk melalui jalur pendidikan.

Rekrutmen politik, kepemimpinan politik dan pemerintahan khususnya oleh masyarakat modern yang telah mengenal lebih dalam tentang teknologi membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih suatu jabatan dibandingkan melalui pendidikan atau pelatihan. Pelaksanaan rekrutmen politik yang dilakukan oleh elit-elit politik dari sudut politis akan memberikan pengaruh


(47)

terhadap kebijaksanaan politik khususnya penempatan anggota dalam badan

legislatif yang akan berfungsi sebagai decision maker (pengambilan keputusan).

Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam proses rekrutmen elit politik

ini didasarkan sejumlah pertimbangan berikut ini:22

a. Perekrutan caleg artis oleh PPP merupakan indikator yang sensitif dalam

melihat nilai-nilai dan distribusi pengaruh politik dalam sebuah masyarakat dan juga memungkinkan untuk memahami dinamika kerja internal sebuah masyarakat.

b. Pola-pola perekrutan caleg artis merefleksikan sekaligus mempengaruhi

masyarakat lewat pemahaman yang bisa diungkapkan seperti sistem nilai, tipe keterwakilan politik, serta basis dan stratifikasi sosial dalam sebuah masyarakat.

c. Pola-pola rekrutmen elit politik merupakan indikator yang penting untuk

melihat pembangunan dan perubahan dalam masyarakat politik.

Dalam proses pemilihannya pun ada berbagai macam yang dilakukan, seperti teknis seleksi, undian dan dilaksanakan oleh partai politik yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dimana proses rekrutmen politik dilaksanakan. Pemaparan di atas menyebutkan rekrutmen politik dimaksudkan untuk menyeleksi kader-kader baik yang akan diposisikan ke dalam lembaga legislatif merupakan salah satu fungsi yang esensial bagi sebuah partai politik. Seiring berjalannya mekanisme yang jelas tentu akan memunculkan kader-kader yang berkualitas.

22

Cornelis Lay, Involusi Politik “Esei-esei Transisi Indonesia”, (Yogyakarta : 2006), hlm. 17-19.


(48)

Berbicara tentang rekrutmen ada kaitannya dengan merit system dalam rangka pada penempatan jabatan,seorang pemimpin harus dapat mengembangkan potensinya secara tepat, sehingga proses pengangkatan dan penempatan dalam

jabatan struktural betul-betul menganut merit system, yaitu: berdasarkan

kemampuan atau keahlian tertentu sesuai dengan tingkatan jabatannya. Gambar II.1. Kompensasi Calon Legislatif

Ilustrasi diatas menunjukkan konsep pemberian kompensasi berdasarkan kinerja. Garis vertikal menunjukkan kinerja, sedangkan garis horizontal menunjukkan kompensasi yang diterima. Grafik menunjukkan pergerakan kompensasi yang diterima caleg akan mengikuti kinerja caleg yang bersangkutan. Kinerja rendah akan memperoleh kompensasi minimum, sedangkan kinerja tinggi akan memperoleh kompensasi maksimum.

Merit system adalah calon yang lulus seleksi yang benar-benar didasarkan

pendidikan, prestasi, keahlian, akhlak, dan pengalaman.23 Adanya penerapan tipe

merit sistem, berarti caleg artis yang lulus dalam seleksi memiliki kualitas yang

23

http://www.google.co.id//pengertian+merit+system+untuk+pemilihan+sebagai+pemimp in. Diakses pada 31 Januari 2014.


(49)

baik juga dapat mendukung kinerja birokrasi untuk lebih optimal dimasa yang akan datang. Tujuan ini hanya untuk mendapat calon anggota legislatif yang lebih

baik. Manfaat merit system adalah supaya PPP dapat meningkatkan kinerjanya,

PPP mampu bersaing dengan partai lain, dan PPP mampu bertahan terhadap perubahan lingkungan yang sangat cepat.


(50)

BAB III

PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DAN CALON LEGISLATIF ARTIS

Pada Era Reformasi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusung calon legislatif (caleg) artis, berbeda sekali dengan kondisi politik partai Islam pada awal Orde Baru. Pada periode awal Orde Baru politik partai Islam tampak lebih dekat dengan rakyat dibandingkan dengan Era Reformasi yang lebih mencari kekuasaan.

A. Biografi PPP

PPP merupakan partai yang berasaskan Islam. PPP pertama kali didirikan pada tanggal 5 Januari 1973 yang merupakan hasil gabungan dari empat partai berbasis Islam yakni Partai Nahdhatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Perti. Partai ini dipelopori oleh KH Idham Chalid, H. Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Haji Anwar Tjokroaminoto, Haji Rusli Halil, dan Haji Mayskur yang merupakan

pimpinan empat partai Islam Peserta Pemilu tahun 1971.1

Tahun 1973 pemerintah melakukan fusi terhadap partai partai yang ada, partai-partai Islam digabungkan dalam satu partai yaitu PPP sedangkan partai non Islam disatukan dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Dengan hasil gabungan dari partai-partai besar berbasis Islam, maka PPP telah memproklamirkan diri sebagai “Rumah Besar Umat Islam.” Pertama, PPP merupakan tempat kembalinya

1


(51)

orang Islam, terutama untuk menyalurkan aspirasi. Kedua,PPP merupakan tempat

bernaung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan ketiga,PPP merupakan

tempat untuk menyatukan aspirasi umat Islam dapat terwujud dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.2 Sebagai wadah politik umat Islam saat itu PPP menjadi

corong utama umat Islam dalam menyampaikan pandangan-pandangan politiknya.

Pada Orde Baru PPP mengubah haluan dari partai Islam menjadi partai berasas negara Pancasila. Lambang Ka'bah yang menjadi simbol kuat PPP pun diganti menjadi lambang bintang segi lima. Namun, selama 17 tahun dengan runtuhnya rezim Orde Baru, asas Islam kembali menjadi ideologi PPP. Lambang bintang segi lima pun dihapus dan kembali ke Ka'bah.

PPP mempunyai platform yang dibagi dalam beberapa bidang, yakni agama, politik, ekonomi, hukum, sosial, pengetahuan dan keterampilan, dan pendidikan. Dalam bidang agama, PPP mengedepankan peran agama sebagai panduan moral dan sumber inspirasi dalam kehidupan Negara. Hal ini diwujudkan dengan sikap saling toleransi antar umat beragama.

Dalam bidang politik, PPP terfokus dalam aspek budaya politik yang demokratis dan berakhlaqul karimah demi meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), serta menghargai kebebasan berekspresi termasuk pada caleg artis yang direkrut oleh PPP, bebas berpendapat dan berorganisasi. Selanjutnya dalam bidang ekonomi, PPP lebih menekankan pada konsep ekonomi kerakyatan.

2


(52)

Menegakkan supremasi hukum akan selalu dijunjung tinggi oleh PPP dengan ikut serta dalam upaya pemberantasan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) serta selalu ikut aktif dalam pembaharuan hukum nasional.

Dalam sektor sosial, PPP selalu berkomitmen untuk terus mewujudkan kehidupan sosial yang religius dan bermoral dengan menghilangkan budaya kekerasan dan mengembangkan nilai-nilai sosial budaya. Kemudian dalam bidang pengetahuan dan keterampilan, PPP ikut membantu demi terbentuknya manusia yang berkualitas dan menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan kesejahteraan.

Terwujudnya negara Indonesia yang damai, makmur, sejahtera serta religius dan bermodal menjadi orientasi perjuangan politik PPP. Dalam mewujudkannya PPP senantiasa menjunjung tinggi nilai dan prinsip demokrasi, secara tegas menjaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara.

A.1. VISI DAN MISI PPP3

PPP adalah partai berasaskan Islam yang merekrut caleg artis, PPP jelas membutuhkan penentu arah dalam pengabdiannya, karena itu PPP memiliki cita-cita besar atau jangkauan kehendak ke masa depan supaya bisa meyakinkan konstituennya.

3

Pemi Apriyanto, Kader Nasional PPP dari Masa ke Masa, (KORBID OKK DPP PPP: Jl. Dipenogoro 61 Jakarta), hlm 36.


(53)

A.1a. VISI PPP

Dalam visi PPP, harus mewujudkan kehidupan beragama yang rukun dan saling menghormati. Begitupun caleg artis yang direkrut oleh PPP harus juga mempunyai niat contohnya ketika ada di lingkungan masyarakat harus dapat mentertibkan aturan agar disiplin dan juga bisa menegakkan hukum dan keadilan sehingga lingkungan dapat hidup tenteram. Selama ini PPP mempunyai kehidupan sosial budaya yang pluralis dan berkepribadian baik.

PPP juga mengaspirasikan kepada caleg artis bahwasnnya harus mempunyai kehidupan berpolitik yang demokratis dan aspiratif sebagai contoh kepada masyarakat. Caleg artis juga harus bisa mewujudkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang baik, halal dan adil agar dikehidupan bermasyarakat berdampak lebih baik dan makmur.

Caleg artis yang direkrut oleh PPP harus memiliki jiwa besar dalam menghadapi masalah apapun pada PPP supaya terwujudnya kehidupan bangsa dan negara menjadi bersatu, aman, damai dan tenteram.

A.1b. MISI PPP

Dalam misi PPP caleg artis yang direkrut harus sepenuhnya berjuang dan membina masyarakat supaya selalu taat beragama dan beribadah, menjadikan masyarakat orang yang beriman dan bertaqwa. Caleg artis juga harus mampu mencegah berkembangnya paham Atheisme, Komunisme, Marxisme-Leninisme, sekularisme dan pendangkalan agama supaya melancarkan manusia untuk terus bertaqwa dan beribadah pada Allah SWT.


(54)

Caleg artis juga harus mampu mencegah dan menentangnya perkembangan Neo-Feudalisme, diskriminasi, pelecehan martabat manusia dan budaya kekerasan, sehingga terwujudnya Hak Asasi Manusia (HAM) dan kewajiban dasar manusia sesuai dengan nilai ajaran Islam tentang harkat dan martabat manusia. Mampu mencegah dan menantang proses disintegrasi, perpecahan dan konflik sosial yang membahayakan keutuhan bangsa Indonesia yang berbhineka tunggal ika.

Caleg artis harus mampu berjuang mempertahankan dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengembangkan Ukhuwwah Islamiyyah. Caleg artis harus mampu memperjuangkan demokrasi karena hal ini sebagai cerminan kedaulatan rakyat yang sejati dengan prinsip musyawarah dan mufakat. Terbentuknya musyawarah dan mufakat harus dapat mencegah dan menentang adanya otoritarianisme, kediktatoran, dan kesewenangan yang mendzalimi rakyat. Agar selalu terciptanya masyarakat yang adil makmur dan di ridhoi Allah SWT. Caleg artis juga harus mampu mencegah perkembangan berbagai bentuk kesenjangan sosial ekonomi dan budaya, gaya hidup konsumeritis, hedonistis, permisif, dan materialistis

A.2. Prinsip Dasar Perjuangan PPP

Caleg artis PPP harus senantiasa berupaya mendasari perjuangan dengan prinsip ibadah untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Oleh karena itu, seluruh kegiatan Caleg artis dalam berpolitik adalah merupakan panggilan untuk beribadah kepada Allah SWT. Dalam perjuangan PPP pada kegiatan apapun harus selalu didasarkan pada penegakan kebenaran, kejujuran, dan keadilan dalam


(55)

kehidupan bermasyarakat. Meskipun begitu kebenaran yang mutlak hanya Allah SWT yang Maha Benar.

Prinsip kejujuran atau amanah bersifat sentral dan esensial adalah bentuk prinsip perjuang caleg artis pada PPP yang menjamin tegaknya saling pengertian, keharmonisan, keserasian dan ketentraman. Prinsip kejujuran merupakan penunaian amanah dan kepercayaan rakyat yang perlu terus dijaga sehingga terhindar dari perbuatan yang menghianati amanah rakyat.

Caleg artis selain memperjuangkan visi dan misi PPP juga akan terus mempertahankan prinsip keadilan didalam setiap gerak langkah perjuangannya.

Karena tegaknya keadilan (justice) adalah essensial dalam kehidupan masyarakat,

bangsa dan negara.

Caleg artis PPP harus mempunya pendirian tetap bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat merupakan dasar dalam proses pengambilan keputusan. Karena adanya musyawarah dapat dipelihara sikap saling pengertian, saling menghargai dan menjamin kemantapan hasilnya serta menumbuhkan tanggung jawab bersama sehingga demokrasi yang sejati dapat terwujud dengan baik. Disamping itu keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Allah SWT. Apabila dengan musyawarah tidak dicapai mufakat maka tidak tertutup kemungkinan pengambilan keputusan ditempuh dengan suara terbanyak dengan mencegah munculnya diktator mayoritas.

Atas dasar pejuangan PPP melalui caleg artis harus mempunyai itikad yang baik dan keyakinan yang mendasar, supaya dapat memberikan motivasi


(56)

perjuangan kepada seluruh jajaran partai sehingga terhindar dari bahaya kultur individu dan neo feudalisme yang dapat memerosotkan kualitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Caleg artis PPP berjuang untuk mengembangkan nilai-nilai kebersamaan dalam memikul beban dan tanggung jawab kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyrakatan secara proposional sehingga terhindar dari dominasi. Disamping itu, perjuangan PPP melalui caleg artis juga di dasarkan atas prinsip menegakkan dan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga terhindar dari bahaya disintegrasi dan perpecahan.

Caleg PPP harus mempunyai menjadikan prinsip istiqomah atau konsisten yang artinya PPP sebagai institusi dan kader-kadernya harus gigih, kokoh, terguh, pendirian dan selalu konsisten dalam memperjuangkan aspirasi rakyat berdasarkan nilai-nilai kebenaran. Atas dasar istiqomah sebagai nilai-nilai dasar perjuangan PPP melalui caleg artis, maka terwujudnya keberhasilan akan dapat ditegakkan dan kemantapan dalam perjuangan partai dalam konteks perjuangan bangsa untuk mencapai cita-cita proklamasi kemerdekaan yaitu mencapai kehidupan bangsa, berdaulat, adil, makmur, dan sejahtera dalam bimbingan dan lindungan Allah SWT.

PPP mendasarkan perjuangannya atas prinsip mendorong melaksanakan segala perbuatan yang baik serta mencegah segala perbuatan yang tercela

(Munkar). Dengan prinsip amar ma’ruf caleg artis yang direkrut oleh PPP juga

harus berusaha untuk menciptakan daya kritis dalam kehidupan masyarakat sehingga tidak terjadi apa yang disebut dengan pembusukan politik yang


(57)

diakibatkan oleh sikap membiarkan kemungkaran yang lebih jauh dan dapat merusak tatanan masyarakat secara keseluruhan.

A.3. Perkembangan Perolehan Suara PPP dari Tiap Pemilu4 Tabel III.A.3 Hasil Pemilu Perolehan Suara PPP dari Tahun-ketahun

Dari tahun 1977 hingga tahun 1992, tekanan dan kecurangan Orde Baru menyebabkan penurunan yang drastis. Pendidikan politik yang dijalankan oleh Orde Baru menyebabkan turunnya fanatisme politik umat Islam dan pencitraan

negatif terhadap PPP terutama dengan jargon Islam Yes partai Islam No yang

dibarengi dengan money politic sehingga PPP dijauhi oleh umat generasi baru.

4

http://kritik/perkembangan-perolehan-suara-ppp-dari-tiap-pemilu. Diakses pada 4 Januari 2015.

No Tahun Suara Presentase (%)

1. 1977 18.743.491 (29,29%)

2. 1982 20.871.880 (27,78%)

3. 1987 13.701.428 (15,96%)

4. 1992 16.624.647 (17%)

5. 1997 25.340.028 (22,43 %)

6. 1999 11.329.905 (10,71%)

7. 2004 9.248.764 (8,15 %)

8. 2009 5.533.214 (5,32 %)


(58)

Tahun 1997 perolehan suara PPP meningkat karena perpecahan pada Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang berhasil dimanfaatkan oleh kader PPP. Pemilu tahun 1999 perolehan PPP menurun drastis PPP karena mendapat sentimen negatif sebagai representasi Orde Baru. Di samping itu juga muncul partai-partai Islam baru seperti PKS dan PBB dan partai-partai berbasis umat, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Suara PPP kembali mengalami penurunan dalam pemilu 2004, karena itu kepercayaan masyarakat kepada PPP sebagai partai Islam meluntur. Di tahun 2009 PPP pertama kali merekrut artis Emilia Contessa, Okky Asokawati, dan Ratih Sanggarwati hasil suara pemilhan kembali mengalami penurunan, karena adanya kasus moral yang menimpa politisi PPP. Adanya perekrutan caleg artis di tahun 2009 semakin menurunkan citra PPP sebagai partai umat. Pada pemilu tahun 2014 dari perolehan suara dan persentase PPP mengalami peningkatan tipis, tetapi dari segi peringkat semakin turun jauh. PPP hanya di atas Hanura sebagai partai oposisi yang dianggap paling pasif.

B. Biografi Caleg Artis yang Direkrut oleh PPP Pada Tahun 2014

Empat artis yang ikut mencalonkan menjadi anggota legislatif di PPP pada pemilu tahun 2014 tidak sedikitpun mempengaruhi untuk mendongkrak hasil pemilu melainkan keempat artis yang ikut menjadi caleg hanya satu yang berhasil untuk duduk dikursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat-Rakyat Indonesia (DPR-RI). Berikut ini biografi caleg artis yang direkrut oleh PPP pada tahun 2014 :


(1)

“Pentingnya Rekrutmen Politik.” http//bukharawrite.wordpress.com20140402 rekrutmen politik. (Diakses pada 8 Januari 2015).

“Perkembangan Perolehan Suara oleh PPP dari Tiap Pemilu.

http://kritik/perkembangan-perolehan-suara-ppp-dari-tiap-pemilu.(Diakses pada 4 Januari 2015).

“PPP adalah Partai Peduli Perempuan.” http://ppp.or.id/news/okky-asokawati-PPP-adalah-partai-peduli-perempuan.html. (Diakses pada 25 Maret 2015). “Profil Calon Legislatif PPP Angel Lelga Anggreyani.”

http://ppp.or.id/profil/caleg/angel-lelga-anggreyani.html. (Diakses pada 20 April 2014).

“Profil Angel Lelga.” http://uniqpost.com/profil/angel-lelga/. (Diakses pada 8 Januari 2015).

“Profil Calon Legislatif PPP Hj. Okky Asokawati.”

http://ppp.or.id/profil/caleg/dra-hj-okky-asokawati-msi.html. (Diakses pada 21 April 2014).

“Profil Caleg PPP Nasrullah.” http://ppp.or.id/profil/caleg/nasrullah.html. (Diakses pada 20 April 2014).

“Profil Partai Persatuan Pembangunan.” http://profil/partai-persatuan-pembangunan/. (Diakses pada 8 Januari 2015).

“Profil Visi dan Misi PPP.” http://ppp.or.id/page/visi-dan-misi-ppp/index/. (Diakses pada 21 April 2014).


(2)

http://profil.merdeka.com/indonesia/o/okky-asokawati/. (Diakses pada 11 Januari 2015).

C.MEDIA MASSA

Dwipayana, Ari dan Kristiyanto, Hasto. “Parpol Tanpa Ideologi Menaruh Harapan pada Partai Politik.” Kompas, 25 Oktober 2011,

D.SKRIPSI

Hakim, Rizki. “Partisipasi Artis dalam Politik pada Pemilu Legislatif 2009.” Jurusan Ilmu Politik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

Selvyana Sungkar, Nur. “Artis dan Politik: Faktor Kemenangan Rano Karno sebagai Wakil Bupati Tangerang.” Jurusan Pemikiran Politik Islam. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009.

Setiawati , Dwi. “Perekrutan Artis oleh Parpol sebagai Wakil Rakyat.” Jurusan Ilmu Hukum. Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura 2011. E. WAWANCARA

Wawancara pribadi dengan Ade Sahroni Sekretariat Departemen Kaderisasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 16 Februari 2015, pukul 13.00 WIB di DPP PPP.

Wawancara pribadi dengan Hj. Ida (Istri Mat Solar) pada 20 Maret 2015, pukul 15.00 WIB di rumah Mat Solar.


(3)

Wawancara pribadi dengan Ita Lismawati Pengurus Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 16 Februari2015, pukul 14.00 WIB di DPP PPP.

Wawancara pribadi dengan Nuraini Ketua Departemen Dharma Wanita Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 16 Februari 2015, pukul 14.30 WIB di DPP PPP.

Wawancara pribadi dengan Okky Asokawati. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Komisi IX pada 23 Maret 2015, pukul 13.00 WIB di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Wawancara pribadi dengan Ratih Sanggarwati. Ketua Bidang Luar Negeri pada 19 Maret 2015, di rumah Ratih.

Wawancara pribadi dengan Reni Marlinawati Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 24 April 2014, pukul 13.00 di DPP PPP.


(4)

(5)

(6)