Apa itu qawaid tafsir mu

Pengertian dan sumbersumber qawa’id tafsir

PENGERTIAN QAWA’ID TAFSIR
Kata “Kaidah Tafsir” terdiri dari dua kata yaitu kaidah dan
tafsir.
Kaidah berasal dari bahasa Arab qa’idah/ ‫اااااعدة‬
‫ ق‬secara
etimologis berarti al-ashl (asal) dan al-asas (dasar). Dalam
pengertian istilah ditemukan beberapa penjelasan:
a)

Syarif Ali bin Muhammad al-Jurzani dalam bukunya at-Ta’rifat.
Kaidah adalah ‫ىجميع جزئيتها‬
‫االااية منطبقة عل‬
‫ااضااية ك‬
‫ ق‬/ Rumusan yang
bersifat kully (menyeluruh) mencakup semua bagian-bagiannya.

b)

Kaidah adalah ‫ىأحكام جزئية‬

‫اااهاا ع ل‬
‫ف ب‬
‫اات عر‬
‫ي ي‬
‫ ح كم ااكلااا‬/ketentuan
umum yang dengannya diketahui ketentuan-ketentuan mengenai
rincian

c)

Kaidah adalah ‫اان طبق معظم أجزائه‬
‫ي ي‬
‫ حكم أغلب‬yakni ketetapan yang
dapat diterapkan pada kebanyakan bagian-bagiannya.

Sementara kata tafsir secara bahasa berarti al-kasyf
(pengungkapan) dan al-bayan (penjelasan). Sedangkan tafsir
menurut istilah adalah‫ى‬
‫االل ته عل‬
‫ثد‬

‫لاالاقرأن من حي‬
‫اايااه عن احو ا‬
‫ثف‬
‫ااب ح‬
‫ي‬
‫علم‬
‫اااق دراالاطا قةاالابشرية‬
‫ااى ب‬
‫اااعاالا‬
‫تا‬
‫ مراداالا له‬yakni ilmu yang membahas
tentang seluk beluk al-Qur’an dari ayat-Nya sesuai dengan
kemampuan manusia.

PROF. DR. QURAISH SHIHAB
“Kaidah tafsir adalah ketetapan-ketetapan yang
membantu seorang mufassir untuk mengungkap
makna atau pesan-pesan Al-Qur`an, dan
menjelaskan apa yang musykil dari ayat-ayatnya“


SUMBER-SUMBER QAWA’ID TAFSIR


Disiplin ilmu: Bahasa (gramatika dan susastra), ilmu Ushul
Fiqh dan Ilmu Kalam / Ushuluddin. Contohnya: kaidah tafsir
yang bersumber dari ilmu ushul fiqih dan kaidah-kaidahnya
misalnya, kaidah yang menyatakan: Teks keagamaan yang
memerintahkan sesuatu, sedang sebelum teks perintah itu
telah ada larangan, maka perintah itu sekedar mengandung
makna boleh dilakukan. Misalnya pada firman Allah dalam
QS. Al Jumu`ah [62]: 9-10. Ayat 9 memerintahkan untuk
memenuhi panggilan sholat jum’at dan melarang melakukan
jual beli (aneka aktifitas). Ayat 10 memerintahkan untuk
betebaran mencari rizeki ilahi begitu selesai sholat jumat.
Perintah ayat 10 ini bukanlah perintah wajib karena
sebelumnya telah ada larangan berjual beli.



Kaidah yang ditarik langsung atau bersumber langsung dari

hasil pengamatan terhadap al-Qur’an.



Untuk kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir sebelum
menafsirkan, antara lain bersumber dari pengamatan
terhadap kejanggalan-kejanggalan. Contohnya: kaidahkaidah yang berkaitan dengan penerapan metode Tahlili,
Maudhu’i atau Muqorron. Demikian juga menyangkut
sitematika penyusunan urutan uraian, misalnya kapan
uraian asbab an-Nuzul didahulukan atas uraian tentang
hubungan ayat dan kapan sebaliknya.



Kaidah yang ditarik langsung atau bersumber langsung dari
hasil
pengamatan
terhadap
Al-Qur`an.
Misalnya:

menyangkut kata Kami yang menunjuk Allah Tuhan Yang
Maha Esa. Kaidahnya menyatakan: “kata kami yang
digunakan Allah menunjuk diri-Nya, disamping bertujuan
menunjukkan keagungan-Nya, lafadz itu juga berarti adanya
keterlibatan makhluk dalam aktivitas yang ditunjuknya.

Firman Allah:

‫حافف ظ‬
‫ن‬
‫ظو ن‬
‫ه لن ن‬
‫إ فننا ن ن ك‬
‫ن ن ننزل كننا الذ ذك كنر ونإ فننا ل ن ظ‬
‫ح ظ‬
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur`an, dan
sesungguhnya kami benar-benar pemelihara(Nya)” (QS.
Al-Hijr [15] :9)”
Ini karena yang membawa “turun “ al-Qur`an adalah
malaikan Jibril AS atas perintah Allah dan yang

memeliharanya bersama Allah antara lain adalah umat
Islam. Sedangkan kalau Allah menunjuk diri-Nya dengan kata
Aku, maka itu antara lain mengisyaratkan bahwa tidak ada
selain-Nya yang boleh atau dapat terlibat didalamnya

PERBEDAAN TAFSIR
DENGAN QAWAID TAFSIR
Qawa’id tafsir adalah pendapat yang disepakati
untuk mengetahui arti yang diinginkan. Sedangkan
tafsir adalah menjelaskan makna secara luas
beserta syarahnya.

PERBEDAAN QAWA’ID
TAFSIR DENGAN ‘ULUMUL
QUR’AN
Ulumul Qur`an adalah ungkapan dari seluruh ilmu
yang berhubungan dengan Al-Qur`an dari segi mana
pun. Sedangkan qawa’id tafsir adalah bagian dari
‘ulumul qur`an yang cakupannya terbatas dan sudah
ditentukan.


PERBEDAAN QAWA’ID TAFSIR
DENGAN QAWA’ID USHUL DAN
LUGHOH
Qawa’id tafsir itu membahas tentang kalam Allah
dari segi dalil kekuasaan Allah. Sedangkan qawa’id
lughoh itu membahas tentang lughoh arab baik dari
segi mufrod-mufrodnya, tarkib, haqiqot dan juga
majaznya
menurut
pendapat
orang
yang
menetapkannya sebagai majaz.
 Adapun qawa’id ushul itu membahas dalil fikih ijmaly
(global)
yang
disandarkan
kepada
cara-cara

pengambilan faidah dari qoidah tersebut (yakni
tentang pengamalan dalil mengenai ‫اااتعااريض‬
dan
‫ااار جيح‬
‫ ) ت‬dan juga perkara yang diambil faidahnya
(yakni merupakan perkara yang diijtihadi).


MANFAAT KAIDAH TAFSIR
Membantu seseorang menarik makna-makna yang
dikandung oleh kosakata dan rangkaian kalimatkalimat Al-Qur`an.
 Membantu untuk menemukan makna-makna batin
yang dikandung Al-Qur`an sehingga dapat
mengantar mengungkap rahasia dan menjelaskan
kemusykilan yang timbul dari ungkapan-ungkapan
Al-Qur`an.


TOKOH-TOKOH QAWA’ID
TAFSIR









Imam Syafii, dalam karyanya Ár-Risalah (karya dalam bidang
Ushul Fiqih), di dalamnya ada bab Ahkam al-Qurán. Inilah
karya yang diduga pertama kali membahas aturan-aturan
tentang Ulumul Qurán.
Selanjutnya al-Burhan fi Ulumil Qurán, karya Az-Zarkasy,
dan dikembangkan oleh As-Suyuthi dalam al-Itqon,
dilengkapi oleh Az-Zarqoni dalam Manahilul Irfan fi Ulumil
Qurán, yang selanjutnya diringkas oleh Manna al-Qaththan
dalam Mabahis fi Ulumil Qurán, dan juga oleh Subhi Shalih
dalam kitab yang judulnya sama Mabagis fi Ulumil Quránn
juga
Ahmad Abdul Halim atau Ibnu Taimiyah (661-728 H) adalah

salah seorang perintis penulisan kaidah tafsir, dengan
karyanya Muqaddimah fi Ushul al-Tafsir.
Muhammad Sulaiman al-Kafiji (w. 879 H) menulis karya “alTaisir fi Qawa’id ‘Ilm al-Tafsir”

 Badruddin Muhammad bin Abdillah al-Zarkasyi (745-794 H)
menulis al-Burhan fi Ulum al-Qur’an, di dalamnya ada
pembahasan tentang Qawaid al-Tafsir
 Jalaluddin Abdurrahman al-Suyuthi (w. 911 H), dalam
karyanya al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, banyak membahas
Qawaid al-Tafsir
 Khalid Abdurrahman al-’Akk, menulis karya Ushul al-Tafsir
wa Qawa’iduhu
 Khalid bin Usman al-Sabt menulis Qawa’id Tafsir
 Dan lain lain