Akuntansi untuk Perusahaan Pertambangan. pptx

AKUNTANSI
UNTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

Informasi Keuangan dan non Keuangan
• Akuntansi menghasilkan informasi keuangan
sebuah entitas.
• Informasi disusun berdasarkan prinsip akuntansi
yang berlaku umum (GAAP):
– Laporan Posisi Keuangan / Neraca
– Laporan Laba Rugi Komprehensif
– Laporan Arus Kas
– Laporan Perubahan Ekuitas
– Catatan atas laporan keuangan

• Selain laporan perusahaan juga membuat 
Laporan Tahunan, Sustainability Reporting,
Prospektus, Laporan Pajak, Integrating Reporting.

Tujuan Laporan Keuangan
• Memberikan infomasi 
– posisi keuangan,

– kinerja
– perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi
• Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), dan pertanggung jawaban sumber
daya yang dipercayakan kepadanya
• Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.
• Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu
dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan.
Ref: PSAK Conceptual

Laporan Keuangan Relevan dan Reliable
Standar
Akuntansi
Berkualitas

Kerangka
Konseptual


Manajemen
Corporate
Governance

Laporan
Keuangan yang
Relevan dan
Reliable

Independen
Standar Audit
Kompeten

Kualitas
Audit

• Pasar Modal yang
efisien
• Keputusan yang

tepat
Informasi yang
berkualitas

Dampak informasi
assimetri
1. Adverse selection
2. Moral hazard

Standar Akuntansi ??
• Untuk keseragaman laporan keuangan
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena
ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias
dari penyusun
• Memudahkan auditor
• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
• Pengguna laporan keuangan banyak pihak
sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan

kepada masing-masing pengguna

Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia
 PernyataanStandar Akuntansi
Keuangan
 Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan SAK-ETAP
 Standar Akuntansi Syari’ah – SAK
Syariah
 Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP
 IFRS hanya diadopsi PSAK
 SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 July 2009
 Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan PP 71 tahun 2010
6

PSAK SYARIAH
• Basis transaksi
• Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi
syariah baik entitas lembaga syariah maupun non

lembaga syariah
• Pengembangan dengan model PSAK umum namun
berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI
• PSAK 100 – PSAK 106
– Kerangka konseptual, Penyajian Laporan Keuangan Syariah,
Akuntansi Murabahah, Musyarakah, Mudharabah , Salam,
Istishna

7

SAP
• Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan, PP 24 tahun 2005  PP 71 tahun 2010
• Standar disusun oleh Komite Akuntansi Pemerintahan
kemudian ditetapkan dengan PP
• Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun
LKPP dan LKPD:
– instansi pemerintah pusat
– Instansi pemerintah daerah
– BLU (digabung), BUMN (sbg investasi)  PSAK


• Entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan
PSAK 45.
8

SAK ETAP
• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik signifikan
• ETAP adalah entitas yang:
– Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
– Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna eksternal.

• Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.
• Lebih sederhana antara lain:
– Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan
– Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode
ekuitas.
– Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan
– Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.


• Tahun 2011 perusahaan harus memilih menjadi menggunakan
PSAK-IFRS atau PSAK-ETAP
9

PSAK – IFRS BASED
• Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas
publik seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan,
asuransi, dan BUMN.
• Dapat diterapkan oleh entitas lainya.
• Basis transaksi, bukan basis industri.
• Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user
laporan keuangan
• Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012

10

IFRS - PSAK
• Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS
terbaru)

• Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam
Standar bagian depan.
– Substansi / konseptual
– Redaksional
– Tanggal efektif

• Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti
pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.
• Setelah konvergensi IFRS  PSAK akan berkembang
dinamis mengikuti IFRS
11

Mengapa IFRS
• Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (Statement
Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai
accounting standard.
• Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia
sebagai anggota G20 forum.
• Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15
November 2008 :

– “Strengthening Transparency and Accountability”
• Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk
Strengthening Financial Supervision and Regulation  “to call on the
accounting standard setters to work urgently with supervisors and
regulators to improve standards on valuation and provisioning and
achieve a single set of high-quality global accounting standards.”
12

Manfaat IFRS

• Meningkatkan daya banding laporan keuangan.
• Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
internasional
• Menghilangkan hambatan arus modal internasional
dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan
pelaporan keuangan.
• Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan
multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi
para analis.
• Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best

practise”.
13

Roadmap IFRS di Indonesia

Efektif pada
2010

Efektif pada
2011

Efektif pada
2012

PSAK Baru
Baru
•• 33 PSAK

16 PSAK
PSAK baru

baru
•• 16

11 PSAK
PSAK baru
baru
•• 11

Pencabutan 99
•• Pencabutan
PSAK
PSAK

Interpretasi
•• 77 Interpretasi
(ISAK)
(ISAK)

Interpretasi
•• 55 Interpretasi
(ISAK)
(ISAK)

Pencabutan 11
•• Pencabutan
Interpretasi
Interpretasi
IAS / IFRS yang belum diadopsi:
a. IAS 41 Agriculture
b. IFRS First time adoption  adopsi bertahap
c. IFRS / Revisi IAS setelah 2010

14

Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga
harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar
aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau
menggunakan jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif

15

“Judgment”
• IFRS = Principles
• Penerapan standard mengacu pada substansi ekonomi bukan
bentuk hukumnya.
• Pemahaman underlying transaksi dan detail kontrak menjadi
penting
• Pengajaran dengan menggunakan kasus
 Ilustrasi
 PT. A memiliki kontrak dengan PT. B untuk membeli semua produk yang
dihasilkan. Produknya khusus dan hanya dapat dijual kepada PT. A. Kontrak
meliputi jangka waktu 20 tahun. Kontrak tersebut menjamin bahwa PT. A
membeli jumlah minimum produk B setiap tahun dengan harga yang telah
ditentukan. Dari kontrak tersebut PT. B dapat memperoleh pengembalian
modal dari investasi untuk memproduksi produk tersebut.
16

Dinamis
• IFRS membuka wawasan, bahwa mengajarkan akuntansi
keuangan harus sesuai dengan standar bukan teks book.
• Awareness terhadap standar akuntansi meningkat
• Materi pengajaran harus dinamis mengikuti perkembangan
standar.
• IFRS sering berubah
– Digunakan perusahaan banyak di negara sehingga kesulitan penerapan
akan membuahkan kritik terhadap standar yang ada  perubahan
– Perubahan lingkungan usaha

• Contoh  Pendapatan awalnya menggunakan konsep risk and
reward, kemudian ditambahkan konsep present obligation.
17

“Fair value”
• Nilai wajar adalah suatu jumlah yang digunakan untuk
mengukur aktiva yang dapat dipertukarkan melalui suatu
transaksi yang wajar (arm's length transaction) yang
melibatkan pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai.
– Kuotasi harga di pasar aktif;
– Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik penilaian yang
meliputi:
• transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini antara pihak-pihak yang
mengerti, berkeinginan, jika tersedia;
• referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara
substansial sama;
• analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis);
dan
• model penetapan harga opsi (option pricing model)
18

“Fair value”
• IAS 41 Agriculture
– Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya
penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama
maupun pada tanggal laporan
– Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya
penjualan (point-of-sale costs), pada pengakuan pertama.

• Fair value menggunakan harga kuotasi jika tidak ada menggunakan
both on initial recognition and at each balance sheet date
harga wajar alternatif
 Perlu tidak mengajarkan perhitungan fair value
 Bagaimana menentuka arus kas
 Tingkat suku bunga
 Model opsi
 Judgment : produk serupa, transaksi terkini, biaya penjualan
19

Pengungkapan Lebih Banyak





Ilustrasi laporan keuangan.
Membaca dan membuat pengungkapan
pengungkapan yang diinginkan oleh standar
Judgment : apa yang perlu diungkapkan

PSAK 60 – Instrumen keuangan
Pengungkapan kualitatif : eksposure dan timbulnya risiko;
tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko; perubahan dua
hal tersebut.
Pengungkapan kuantitatif: risiko kredit, aset keuangan yang
melewati jatuh tempo/mengalami penurunan, agunan dan
peningkatan kualitas kredit; risiko pasar; risiko likuiditas analisis
sensitifitas; pengungkapan risiko pasar laiinnya.
20

PSAK Disahkan 2007 - 2008

1.
2.
3.
4.

PSAK 16 (revisi 2007)
PSAK 13 (revisi 2007)
PSAK 30 (revisi 2007)
PSAK 14 (revisi 2008)

:
:
:
:

Aset Tetap  revisi 2011
Properti Investasi  revisi 2011
Sewa  revisi 2011
Persediaan

21

PSAK Disahkan 23 Desember 2009
1. PSAK 1 (revisi 2009)
2. PSAK 2 (revisi 2009)
3. PSAK 4 (revisi 2009)
Laporan
4. PSAK 5 (revisi 2009)
5. PSAK 12 (revisi 2009)
6. PSAK 15 (revisi 2009)
7. PSAK 25 (revisi 2009)
8. PSAK 48 (revisi 2009)
9. PSAK 57 (revisi 2009)
10.PSAK 58 (revisi 2009)

: Penyajian Laporan Keuangan
: Laporan Arus Kas
: Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Keuangan Tersendiri
: Segmen Operasi
: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
: Investasi Pada Entitas Asosiasi
: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan
: Penurunan Nilai Aset
: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi
: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual
dan Operasi yang Dihentikan
22

Interpretasi Disahkan 23 Desember 2009

1. ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan
Khusus
2. ISAK 9
: Perubahan atas Liabilitas Purna
Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas
Serupa
3. ISAK 10
: Program Loyalitas Pelanggan
4. ISAK 11
: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
5. ISAK 12
: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi
Nonmoneter oleh Venturer

23

PPSAK Disahkan Sepanjang 2009
(Berlaku efektif 2010)
1. PPSAK 1

2. PPSAK 2
3. PPSAK 3
Utang
4. PPSAK 4

5. PPSAK 5
dan

: Pencabutan PSAK 32 Akuntansi Kehutanan, PSAK 35
Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK
37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
: Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43:
Akuntansi Anjak Piutang
: Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi
Piutang bermasalah
: Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi
Perbankan, PSAK 42: Akuntansi Perusahaan Efek, dan
PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana
: Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12
16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif
Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing
24

PSAK Disahkan 2010
PSAK Disahkan 19 Februari 2010
• PSAK 19 (2010)
: Aset tidak berwujud
• ISAK 14 (2010)
: Biaya Situs Web
• PSAK 23 (2010)
: Pendapatan
• PSAK 7 (2010)
: Pengungkapan Pihak Berelasi
• PSAK 22 (2010)
: Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010)
• PSAK 10 (2010)
: Transaksi Mata Uang Asing
(disahkan 23 Maret 2010)
• ISAK 13 (2010)
: Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan
Usaha Luar Negeri

25

PSAK DISAHKAN NOP 2010

• PSAK 24 (R 2010)

: Imbalan Kerja

• ISAK 16

: Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)

• PSAK 60

: Instrumen Keuangan: Pengungkapan

• PSAK 50 (R 2010)

: Instrumen Keuangan: Penyajian

• PSAK 8 (R 2010)

: Peristiwa Setelah Tanggal Neraca

• PSAK 53 (R 2010)

: Pembayaran Berbasis Saham

26

PSAK DISAHKAN 2011
• PSAK 3

:

Laporan Keuangan Interim

• PSAK 18 (2010)

:

Program Manfaat Purnakarya

• PSAK 61

:

Akuntansi Hibah Pemerintah dan
Pengungkapan Bantuan Pemerintah

• PSAK 56

:

Laba Per Lembar Saham

• PSAK 46

:

Pajak Penghasilan

• PSAK 62

:

Kontrak Asuransi

• PSAK 63

:

Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi
Hiperinflasi
27

PSAK DISAHKAN 2011
• PSAK 28

: Revisi 2011 Akuntansi Asuransi Kerugian

• PSAK 36

: Revisi 2011 Akuntansi Asuransi Jiwa

• PSAK 34

: Kontrak konstruksi

• PSAK 45

: Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba

• PPSAK 8

: Pencabutan PSAK 27 Akuntansi Koperasi

• PPSAK 6
: Pencabutan PSAK 21 Akuntansi Ekuitas,
ISAK 1 Penentuan Harga Pasar Dividen, ISAK 2 Penyajian
Modal dalam Neraca dan Piutang kepada Pemesan Saham,
ISAK 3 Akuntansi atas Sumbangan dan Bantuan
28

PSAK DISAHKAN 2011
• PSAK 64
• ISAK 15
• ISAK 17
• ISAK 18

• ISAK 19
• ISAK 20
• ISAK 21

: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan
Pendanaan Minimum dan Interaksinya.
: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
: Bantuan Pemerintah – Tidak ada Relasi
Spesifik dengan Aktivitas Operasi
: Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi
: Pajak Penghasilan: Perubahan dalam Status
Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham
: Perjanjian Konstruksi Real Estate
29

PSAK yang Disahkan 2011

1.

ISAK 22: Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan

2.

ISAK 23: Sewa Operasi-Insentif

3.

ISAK 24: Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu
Bentuk Legal Sewa

4.

PPSAK 11: Pencabutan PSAK 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi.

5.

PSAK 38 (revisi 2011): Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

6.

ISAK 25 : Hak atas Tanah

7.

PPSAK 10 : Pencabutan PSAK 51: Akuntansi kuasi reorganisasi

8.

PSAK 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (2011) menggantikan PSAK 33: Akuntansi
Pertambangan Umum (1994)
30

PSAK yang Disahkan 2013

1.

PPSAK 13: Pencabutan PSAK 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2.

ISAK 26: Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan

3.

ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan

4.

ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan

5.

ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada
Pertambangan Terbuka

31

IFRS













Conceptual Framework – still progress
IAS 27 Consolidated and Separate Financial Statements – Superseded by
IFRS 10, IFRS 12 and IAS 27 (rev. 2011) effective 2013
IAS 28 Investments in Associates – Superseded by IAS 28 (rev. 2011) and
IFRS 12 effective 2013
IAS 31 Interests In Joint Ventures – Superseded by IFRS 11 and IFRS 12
effective 2013
IAS 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement – Superseded by
IFRS 9 Financial Instrumentseffective 2013
IFRS 10 Consolidated Financial Statements
IFRS 11 Joint Arrangements
IFRS 12 Disclosure of Interests in Other Entities
IFRS 13 Fair Value Measurement
Revised IAS 32: Financial Instruments: Presentation
Revised IAS 36: Impairment of Assets
Revisied IAS 39: Financial Instruments:Recognition and Measurement
32

Perkembangan Tahun 2013
NO

IFRS

PROGRESS

1

IFRS 10: Consolidated
FinancialStatements

ED PSAK 65: Laporan Keuangan
Konsolidasian,
untuk berlaku efektif 1 Januari 2015

2

IFRS 11: Joint Arrangements

ED PSAK 66: Pengaturan Bersama, untuk
berlaku efektif 1 Januari 2015

3

IFRS 12: Disclosure of Interests
in Other Entities

ED PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan
dalam Entitas Lain, untuk berlaku efektif 1
Januari 2015

4

IFRS 13: Fair Value
Measurement

ED PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar, untuk
berlaku efektif 1 Januari 2015

5

IFRIC 18: Transfer of Assets
from Customers

ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan,
untuk berlaku efektif 1 Januari 2014

33

Perkembangan Tahun 2013
NO

IFRS

PROGRESS

6

IFRIC 19: Extinguishing
ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan
Financial Liabilities with Equity dengan Instrumen Ekuitas, untuk berlaku
Instruments
efektif 1 Januari 2014

7.

IFRIC 20: Stripping Costs in
the
Production Phase of a
Surface Mining

8.

IFRIC 21: Levies Dalam tahap Pembahasan
pembahasan

9.

IAS 41: Agriculture beserta
ED revisi terkait

ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan
Tanah tahap Produksi pada Pertambangan
Terbuka, untuk berlaku efektif 1 Januari
2014

Pembahasan

34

Perkembangan Tahun 2013 - Revisi
NO

IFRS

PROGRESS

1

Revisi IAS 1: Presentation of Financial
Statements

ED PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan
Keuangan, utk berlaku efektif 1 Januari 2015

2

Revisi IAS 19: Employee Benefits

ED PSAK 24 (2013): Imbalan Kerja, untuk
berlaku efektif 1 Januari 2015

3.

Revisi IAS 27: Consolidated and
Separate Financial Statements

ED PSAK 4 (2013): Laporan Keuangan
Tersendiri, untuk berlaku efektif 1 Januari
2015

4.

Revisi IAS 28: Investments in
Associates and Joint Ventures

ED PSAK 15 (2013): Investasi pada Entitas
Asosiasi dan Ventura Bersama, untuk berlaku
efektif 1 Januari 2015

5

Revisi IAS 32: Financial Instruments:
Presentation

Pembahasan

6

Revisi IAS 36: Impairment of Assets

Pembahasan

7.

Revisi IAS 39: Financial Instruments:
Recognition and Measurement

Pembahasan

35

Kerangka Dasar Penyajian dan
Penyusunan Laporan Keuangan
Kerangka Konseptual Ditujukan
untuk:
 Penyusun standar akuntansi
keuangan dalam pelaksanaan
tugasnya.
 Penyusun laporan keuangan
untuk menanggulangi masalah
akuntansi yang belum diatur dalam
standar akuntansi keuangan.
 Auditor
dalam
memberikan
pendapat
mengenai
apakah
laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang
berlaku.
 Para pemakai dalam menafsirkan
informasi yang disajikan dalam
Laporan Keuangan.

Kerangka konseptual menurut
PSAK terdiri dari:
Pengguna laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan
Asumsi dasar
Karakteristik kualitatif
Konsep pengakuan dan
pengukuran unsur laporan
keuangan
 Konsep pemeliharaan modal






36

Kerangka
Konseptual
menurut IFRS

37

Laporan Keuangan


PSAK 1  Penyajian Laporan Keuangan
– Komponen
– Tanggung jawab laporan keuangan
Karakteristik umum

 Penyajian secara wajar
dan kepatuhan terhadap
SAK
 Kelangsungan usaha
 Dasar akrual
 Material dan agregasi
 Saling hapus
 Frekuensi pelaporan
 Informasi komparatif
 Konsistensi penyajian

Identifikasi laporan keuangan
 Laporan Posisi Keuangan
 Laporan Laba Rugi
Komprehensif
 Laporan Perubahan
Ekuitas
 Laporan Arus Kas
 Catatan atas Laporan
Keuangan

38

Karakteristik Umum
– Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK
• Menyebutkan secara explisit kepatuhan terhadap SAK
• Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah
(kondisi jarang terjadi)  tidak sesuai PSAK

– Kelangsungan usaha
• Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,
mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi

– Dasar akrual
– Material dan agregasi
– Saling hapus
diizinkan

 Tidak boleh kecuali disyaratkan atau
suatu PSAK

– Frekuensi pelaporan  Tahunan
– Informasi komparatif  Periode sebelumnya
– Konsistensi penyajian  Penyajian dan klasifikasi
39

Laporan Posisi Keuangan (Neraca)






Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan
neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan
hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling
interest)
Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan
bagian laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian
Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk
penyajian retroaktif  perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan
Minimum line item Penyajian Neraca







Properti Investasi
Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
Aset yang dimiliki untuk dijual
dll

Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK
1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)
40

Laporan Laba Rugi Komprehensif
• Laporan Laba rugi  Laporan Laba Rugi Komprehensif.
• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur
laba komprehensif
• Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan
mayoritas
• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan
berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat
• Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak
diperkenankan lagi
• Minimum line item :






Pendapatan
Biaya keuangan
Beban pajak
Pendapatan komprehensif
dll

41

Laporan laba rugi komprehensif
• Pendapatan komprehensif: Perubahan aset atau
liabilitas yang tidak mempengaruhi laba pada
periode rugi
– Selisih revaluasi aset tetap
– Perubahan nilai investasi available for sales
– Dampak translasi laporan keuangan

• Dalam dua laporan :
– Laba sebelum laba komprehensif
– Laporan laba komprehensif dimulai dari laba/rugi bersih

42

ED Revisi PSAK 1 (2013)
• INFORMASI KOMPARATIF
– Persyaratan Minimum Komparatif
• informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya
sebagaimana ditentukan dalam paragraf 36 dan 36A; dan
– Tambahan Informasi Komparatif Sukarela;

• POS PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
– Laporan Laba Rugi Komprehensif  Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain
– Pos minimal  jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan (lihat
PSAK 58).
– Informasi yang Disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehesif Lain
dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya: (a) tidak akan
direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan (b) akan direklasifikasi lebih
lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
43

LAPORAN ARUS KAS
• Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar
untuk menilai kemampuan entias dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta menilai
kebutuhan kas entitas untuk menggunakan arus
kas tersebut.
• Laporan arus kas menggambarkan perubahan
historis dalam kas dan setara kas yang
diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan selama satu periode

44

Pelaporan Arus kas dari Aktivitas Operasi
• Metode yang dapat digunakan:
– Metode langsung  kelompok utama dari penerimaan dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan;
– Metode tidak langsung  laba disesuaikan dengan mengoreksi
transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur
penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan
pendanaan.

• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung 
informasi yang lebih berguna
• ETAP  metode tidak langsung

45

Laporan Arus Kas
• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan
diklasifikasikan secara konsisten.
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan
(alternatif)
– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau
investasi (alternatif)
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan
atau operasi (alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau
investasi (alternatif)

• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan
secara terpisah.
• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi
saldo awal dan akhir kas dan setara kas
46

PSAK 3 : Laporan Interim
• Laporan keuangan interim: laporan keuangan, baik laporan
keuangan lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk suatu
periode interim.
• LK Interim dapat disajikan secara lengkap atau ringkas
• Komponen Minimal Laporan Interim
– Laporan posisi keuangan ringkas
– Laporan laba rugi komprehensif ringkas.

• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan
diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk
perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal
laporan keuangan tahunan terkini.
• Untuk laporan posisi keuangan, komparasi dengan laporan
keuangan tahun sebelumnya, bukan interim tahun sebelumnya

47

PSAK 7 Pengungkapan Pihak
Berelasi
 Mengapa perlu ??
Laporan Posisi
Keuangan
Dan Laba Rugi

Transaksi dan
Saldo

Dipengaruhi

• Keberadaan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
• Komitment dengan pihak tersebut
48

PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
• Identifikasi hubungan dan transaksi dengan
pihak-pihak berelasi
• Identifikasi saldo, komitmen antara entitas
dengan pihak-pihak berelasi.
• Menentukan pengungkapan yang diperlukan
baik untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang
disajikan individual.
– Pengungkapan atas hubungan
– Nilai transaksi, saldo  terkait pihak berelasi

49

PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi
antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan
diototisasi untuk terbit
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian
adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada
akhir periode pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan
penyesuaian adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah
periode pelaporan
• Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal
laporan keuangan sudah final
– Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor
– Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai
disusun manajemen
50

PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan

51

Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan
- PSAK 25
• Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan,
pengukuran dan penyajian.
• Kebijakan akuntansi harus tunduk pada PSAK dan
mempertimbangkan panduan aplikasi, jika tidak ada,
menggunakan pertimbangan manajemen.
• Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan
kecuali dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan
keuangan yang lebih andal dan relevan  diterapkan
secara retrospektif, kecuali tidak praktis
• Koreksi kesalahan  retroaktif
• Perubahan Estimasi  prospektif
52

Segmen Operasi – PSAK 5
PSAK 5 (2009)
• Aktivitas untuk menghasilkan
pendapatan dan terjadinya
beban
• Dikaji secara reguler untuk
alokasi sumber daya dan
menilai kinerja
• Tersedia infomasi terpisah
Segmen dilaporkan:
• Syarat kualitatif
• Syarat kuantitatif
• Pengungkapan level segmen
• Pengungkapan level entitas

PSAK 5 Lama
• Dibedakan dalam menghasilkan
produk/jasa
• Risiko dan imbalan berbeda dari
segmen lain

Segmen dilaporkan:
• Syarat kuantitatif
• Pengungkapan level segmen

53

PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing,
kecuali transaksi dan saldo derivatif (PSAK 55)
• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan
usaha luar negeri yang termasuk dalam laporan
keuangan entitas secara konsolidasi, proporsional atau
metode ekuitas.
• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke
dalam mata uang penyajian.
– Translasi
– Remeasurement

54

Transaksi Mata Uang Asing PSAK 10
Perihal
Penentuan mata uang
fungsional

Pengukuran dan
penyajian mata
uang

PSAK No. 10
(revisi 2009)

PSAK 10, 11, dan
52

Terdapat hirarki
indikator dalam
penentuan suatu mata
uang fungsional

PSAK No. 52: ada 3
indikator mata uang
fungsional, yaitu:
1. Indikator arus kas
2. Indikator harga jual
3. Indikator biaya
• Pengukuran mata
• Pengukuran dan
uang menggunakan
penyajian mata uang
mata uang fungsional
menggunakan Rupiah.
• Penyajian mata uang
• Entitas dapat
dapat menggunakan
menggunakan mata
mata uang selain mata
uang selain Rupiah jika
uang fungsional
mata uang tersebut
memenuhi kriteria
sebagai mata uang
fungsional
55

PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham
• Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan
pengungkapan LPS.
• Meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan
dan antar periode.
LPS Dasar =

EPS

=

Laba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa
Laba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata
Tertimbang Saham Biasa

+/+
atau
-/-

Penyesuaian atas
Efek berpotensi
saham biasa yang
dilutif

LPS Dasar
LPS Dilusian

56

Instrumen Keuangan 50,55,60
Instrumen Keuangan







IAS 32

IAS 39

PSAK 50

PSAK 55

Definisi dan klasifikasi
Pemisahan liabilitas
keuangan dan ekuitas
Akuntansi untuk instrumen
keuangan majemuk.
Akuntansi untuk penarikan
saham dan saham treasury
Saling hapus atas aset dan
liablitas






Definisi, klasifikasi dan
reklasifikasi
Pengakuan dan
penghapusan
Pengukuran setelah
pengakuan awal
Akuntansi untuk derivarif
untuk diperdagangkan
dan hedging.

IFRS 7
PSAK 60
 Pengungkapan
instrumen
keuangan dan
risiko

57

Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kas

Instrumen
ekuitas entitas
lain

Hak
kontraktual

Kontrak diselesaikan
dengan instrumen
ekuitas entitas

Liabilitas keuangan
Kewajiban kontraktual

kontrak yang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas entitas

Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah
ikurangi dengan seluruh kewajibannya
58

Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
► Aset Keuangan

 Kas
 Instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas lain
 Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset
keuangan lainnya dari entitas lain;
atau
• untuk mempertukarkan aset
keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi berpotensi untung;
atau
 Kontrak yang akan diselesaikan
dengan penerbitan instrumen ekuitas
entitas
• nonderivatif
• derivatif

► Kewajiban Keuangan
 Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan
atau kewajiban keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan
entitas;
 kontrak yang akan atau mungkin
diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
dan merupakan suatu:
• non derivatif; atau
• derivatif

59

Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Aset
Keuangan
Aset Keuangan
yang diukur
pada nilai wajar
melalui laporan
laba rugi
Investas
dimiliki hingga
jatuh tempo
Pinjaman
diberikan dan
Piutang
Aset keuangan
tersedia untuk
dijual

Liabilitas
Keuangan
Liabilitas
Keuangan yang
diukur pada
nilai wajar
melalui laporan
laba rugi
Kewajiban
Lainnya

Instrumen
Ekuitas

Instrumen
Derivatif

Instrumen
Lindung Nilai

Instrumen
Ekuitas Biasa

Derivatif
Biasa

Atas Nilai
Wajar

Instrumen
Ekuitas
Majemuk

Derivatif
Melekat

Atas Arus Kas

Instrumen
Ekuitas
Sinstesis

Atas Investasi
Neto pada
Operasi Luar
Negeri

60

PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran
• Empat kategori aset keuangan:
1.
2.
3.
4.

Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi;
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
Pinjaman yang diberikan atau piutang; dan
Aset keuangan tersedia untuk dijual.

• Dua kategori liabilitas keuangan
1) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi
2) Kewajiban lain

• Pengukuran aset keuangan dengan menggunakan nilai
wajar dalam arti luas
• Beberapa perbedaan dalam praktik dalam mengidentifikasi
derivatif majemuk.
61

PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran
► Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar
nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi kecuali untuk
instrumen yang diukur dengan menggunakan nilai wajar.
► Penghapusan (derecognition) aset keuangan didasarkan atas
kombinasi “risk and reward” dan pendekatan pengendalian.
Evaluasi atas risk and reward diakukan sebelum evaluasi atas
transfer pengendalian
► Pengakuan gain/loss atas penghapusan (extinguishment)
liabilitas keuangan ketika utang baru diterbitkan memiliki
persyaratan (term) yang berbeda dengan utang lama.
► Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi
substansial term dapat menghasilkan gain/loss pada saat
penerbitan liabilitas baru.
62

PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran
• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang
akan diterbitkan adalah harga penawaran(bid price) dan
untuk aset yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki
adalah harga permintaan (asking price).
• Pengukuran instrumen keuangan sebesar nilai amortisasi,
premium dan diskon dimartisasi dengan menggunakan
effective interest rate.
• Aturan tainting atas held to maturity investment,
pembatasan selama 2 tahun tidak boleh melakukan
transfer antar kategori investasi.
63

PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran

► Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan
penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
► Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan
kolektif
► Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM
dan AFS instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi
kriteria.
► Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang f yang
didesain untuk tujuan hedging

64

PSAK 60 –

Instrumen Keuangan Pengungkapan

• Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk
mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan
terhadap posisi dan kinerja keuangan.
– Pengungkapan hirarki nilai wajar
 Tingkat 1 harga kuotasi pasar
 Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)
 Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
– Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
– Pengungkapak kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak
dan proses penelolaan risiko)
– Pengungkapan kuantatif (risiko kredit, risiko likuiditas, analisa
sensitivitas)
65

Kas dan Piutang – PSAK 50 & 55


Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung:








Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya

Pengukuran aset keuangan


Nilai wajar




Biaya diamortisasi
Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat
ditentukan)

Penyisihan piutang  mengikuti aturan penurunan nilai instrumen
keuangan, berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.
Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.
Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control.
Evaluasi atas risk and reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu
baru transfer of control.
66

AK 2 – Liabilitas Jangka Panjang & Investasi

• Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan






instrumen keuangan, utang ditentukan lebih dahulu.
Klasifikasi investasi nilai wajar melalui laba rugi (Fair
Value to Profit and Loss)
Penggunaan metode bunga untuk amortisasi
Pengungkapan atas risiko dari instrumen keuangan
Pembelian treasury shares diperlakukan sebagai
perubahan ekuitas sehingga tidak ada gain/loss diakui.
Pengakuan gain/loss dari penarikan intrument keuangan
utang ketika utang baru memiliki term yang berbeda
dengan utang lama.
67

Provisi dan Kontijensi – PSAK 57
• Provisi  liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti, diakui jika
(a)

Memiliki kewajiban kini

(b)

Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya

(c)

Estimasi yang andal

• Kewajiban kontinjensi adalah:
(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada
dalam kendali entitas; atau
(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak
diakui karena:
(c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya
yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai
“sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
(d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
68

Persediaan – PSAK 14
• Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian
persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan.
• Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada
pihak ketiga contoh pajak.
• Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat
menimbulkan beban bunga.
• Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara harga
perolehan dan nilai realisasi bersih  kerugian yang timbul atau
recovery kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain
• Metode LIFO tidak diperkenankan lagi
• Perlu dipertimbangkan untuk tidak mengajarkan konsep advance
LIFO, cukup sampai LIFO reserve

69

Aset Tetap - PSAK 16
• Komponen biaya perolehan adalah estimasi biaya untuk
memindahkan aset (dismantling cost).
• Suku cadang dengan kriteria tertentu diakui sebagai aset
tetap
• Penilaian aset tetap  dikurangi dengan depresiasi dan
penurunan nilai
• Pertukaran aset tetap tidak membedakan similar atau non
similar, menggunakan harga wajar. Kecuali pertukaran
yang tidak memiliki nilai komersial atau nilai wajar tidak
diperoleh  nilai buku.
• Review atas masa manfaat, nilai residu setiap pelaporan
• Penilaian dengan menggunakan model revaluasi sebagai
pilihan metode.
70

Dismantling Cost
Example
Example

PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang
dikeluarkan
sebesar
300
milyar.
Peraturan
pemerintah
mengharuskan entitas memindahkan instalasi tersebut di akhir
konsesi (20 tahun yang akan datang). Estimasi biaya untuk
melakukan pemindahan dan restorasi sebesar 80 milyar. Tingkat
bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94.
Instalasi
Instalasi minyak
minyak diakui
diakui dalam
dalam neraca
neraca dengan
dengan jurnal
jurnal berikut:
berikut:
Dr
Dr Aset
Aset Tetap
Tetap 324,94
324,94 milyar
milyar
Cr
Kas
300
Cr
Kas
300milyar
milyar
Kewajiban
24,94
Kewajiban diestimasi
diestimasi
24,94 milyar
milyar
Jurnal
Jurnal penyesuaian
penyesuaian kewajiban
kewajiban tahun
tahun 11
Cr
Cr Beban
Beban bunga
bunga 1,497
1,497 milyar
milyar
Kewajiban
Kewajiban diestimasi
diestimasi

1,497
1,497 milyar
milyar
71

Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost
Cost Model
Model

Revaluation
Revaluation Model
Model

Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
yang sama.

72

Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Cost
Cost Model
Model

Revaluation
Revaluation Model
Model

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar
:
– Biaya perolehan
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi,
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
73

Revaluation Model
Example
Example

Metode
Metode Proporsional
Proporsional

1/1/2012
31/12/2012

Peralatan
Peralatan senilai
senilai 4.000.000
4.000.000 diperoleh
diperoleh tanggal
tanggal
11 Januari
Januari 2012
2012 dengan
dengan masa
masa manfaat
manfaat
ekonomis
ekonomis 55 tahun
tahun tanpa
tanpa nilai
nilai sisa.
sisa. tanggal
tanggal 31
31
Desember
Desember 2012
2012 nilai
nilai wajar
wajar aset
aset adalah
adalah
4.800.000.
4.800.000.

Aset tetap
4.000,000
Kas
4.000,000
Beban Penyusutan
800.000
Akumulasi Penyusutan
800.000

31/12/ 2012 Aset Tetap
2.000,000
Akumulasi Penyusutan
400.000*
Surplus Revaluasi
1.600.000
*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000
74

Revaluation Model
Example
Example

Metode
Metode Eliminasi
Eliminasi

1/1/ 2012

Peralatan
Peralatan senilai
senilai 2.000.000
2.000.000 diperoleh
diperoleh tanggal
tanggal
11 Januari
Januari 2012
2012 dengan
dengan masa
masa manfaat
manfaat
ekonomis
ekonomis 55 tahun
tahun tanpa
tanpa nilai
nilai sisa.
sisa. tanggal
tanggal 31
31
Desember
Desember 2010
2010 nilai
nilai wajar
wajar aset
aset adalah
adalah
2.400.000.
2.400.000.

Aset tetap

4.000,000

Kas

4.000,000

31/12/ 2012 Beban Penyusutan

800.000

Akumulasi Penyusutan

800.000

31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan
Aset Tetap
Aset Tetap

800.000
800.000

1.600,000

Surplus Revaluasi

1.600.000
75

Revaluation Model
Contoh
Contoh
Revaluation
Revaluation Model
Model








1.1.2010

Dr
Dr Aset
Asettetap
tetap 50,000
50,000
PT. Kenanga membeli
Cr
Kas
50,000
mesin dengan harga
Cr
Kas
50,000
50.000 pada 1 Jan 2010 31.12.2010
dan menggunakan
Dr
Dr Beban
BebanPenyusutan
Penyusutan 10,000
10,000
metode revaluasi
Cr
Akumulasi
10,000
Cr
AkumulasiPenyusutan
Penyusutan
10,000
Mesin tersebut
disusutkan dengan
Dr
Akumulasi
Penyusutan
10,000
Dr
Akumulasi
Penyusutan
10,000
metode garis lurus 5thn.
Cr
Aset
2,000
Cr
Asettetap
tetap
2,000
Pada 31 Desember 2010
Cr
Surplus
8,000
Cr
SurplusRevaluasi
Revaluasi
8,000
direvaluasi sebesar
31.12.2011
48.000
Dr
Buat jurnal untuk tahun
Dr Beban
BebanPenyusutan
Penyusutan($48K/4)
($48K/4) 12,000
12,000
Cr
Akumulasi
12,000
2010 dan 2011.
Cr
AkumulasiPenyusutan
Penyusutan
12,000
Dr
Dr Surplus
SurplusRevaluasi
Revaluasi 2,000
2,000
Cr
Saldo
2,000
Cr
SaldoLaba
Laba
2,000
76

Bunga Pijaman PSAK 26
• Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara
langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi
aset kualifikasian adalah bagian dari biaya perolehan
aset tersebut.
– biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut
selama periode berjalan dikurangi
– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.

• Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi
untuk pengeluaran atas aset tersebut.
• Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu
periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang
terjadi.
• Biaya pinjaman yang dikapitalisasi  menambah aset

77

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan
pengeluaran selama tahun 2011:
Jan 31: $480,000
July 31: $360,000.
Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan return 6%.
Perusahaan sebelumnya memiliki utang outstanding utang
dalam bentuk notes. Sumber pendanaan pembangunan
tersebut adalah sbb:
1. 10%, 2-year note specifically for the project: $500,000
2. 8%, 5-year note (other debt): $400,000
Berapa bunga yang dikapitalisasi ??

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

Expenditure
$840,000

Up to
specific loan,
$500,000 at
10% x 11/12

$45,833
avoidable

Excess
($840,000 less
$500,000 = $340.000)
At 8% x 5/12

$11,333
avoidable

+

$600
Revenue
$56,567

-

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
Bunga yang dapat dihindari :
$56,567
Bunga aktual :

$500,000 @ 10%
= $50,000

$400,000 @ 8% = $32,000
$82,000
• Bunga yang dihindari lebih kecil dari
bunga aktual sehingga bunga yang
dapat dikapitalisasi $56,567.
• Beban bunga $25,433 ($82.00056,567).

Properti Investasi – PSAK 13
• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau
keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai,
atau kedua-duanya.
• Pengakuan
– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai
kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh
properti investasinya.
– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti
investasi diakui dalam laporan laba rugi
– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
– Jika menggunakan model biaya  PSAK 16
81

Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Fair
Fair Value
Value Model
Model

Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal neraca
Properti investasi tidak disusutkan.
Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi
pada periode terjadinya.

82

Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Example

Example

Fair value model (PSAK 13)

Revaluation model (PSAK 16)

•• Menggunakan
Menggunakan nilai
nilai wajar
wajar

•• Menggunakan
Menggunakan nilai
nilai wajar
wajar

•• Perubahan
Perubahan nilai
nilai wajar
wajar diakui
diakui dalam
dalam
laporan
laporan laba
laba rugi
rugi pada
pada periode
periode
terjadinya.
terjadinya.

•• Perubahan
Perubahan nilai
nilai wajar
wajar diakui
diakui dalam
dalam
ekuitas
ekuitas atau
atau laporan
laporan laba
laba rugi
rugi jika
jika
rugi
rugi (loss)
(loss)  impairment
impairment

•• Tidak
Tidak ada
ada penyusutan.
penyusutan.

•• Penyusutan.
Penyusutan.

•• Mencerminkan
Mencerminkan kondisi
kondisi pasar
pasar pada
pada
tanggal
tanggal neraca.
neraca.

•• Tidak
Tidak spesifik,
spesifik, hanya
hanya
mengharuskan
mengharuskan secara
secara reguler
reguler
(terjadi
(terjadi perbedaan
perbedaan signifikan
signifikan ))
83

Aset tidak berwujud – PSAK 19
• Aset tidak berwujud  memiliki manfaat ekonomi di masa
mendatang, dapat diukur dengan andal
• Masa manfaat –
– terbatas dan tidak terbatas
– Direview setiap tanggal laporan keuangan







Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas
Model Biaya dan Model Revaluasi
Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis
Akuisisi melalui hibah pemerintah
Biaya situs web bukan aset tidak berwujud kecuali
memenuhi konsep pengembangan
84

Penurunan Nilai – PSAK 48
• Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya
indikasi penurunan nilai aktiva.
• Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai :
– Informasi dari luar perusahaan
– Informasi dari dalam perusahaan
• Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang
lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai
pakainya.
• Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai
tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang
dapat diperoleh kembali.
• Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aktiva dan harus
segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
• Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan
agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai
sisa.
85

Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai

Carrying
Amount

Recoverable
Amount 
Nilai tertinggi

Nilai
Aset

Nilai Wajar
dikurangi Biaya
Penjualan
Nilai Pakai

Akumulasi
Penyusutan
dan
Akumulasi
Rugi
Penurunan
Nilai

Recovered
Recovered through
through
sale
sale
Recovered
Recovered through
through
use
use

86

Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai
terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan
sebesar Rp 200 juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
Rp180 juta dan nilai pakainyaRp 205 juta.
Rp 200 juta

Rp 205 juta
Tidak ada
penurunan
nilai

Rp 180 juta

Rp 205 juta
87

Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama
kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 175 juta.
Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai

Dr. Kerugian Penurunan Nilai

Rp 20 juta

Cr. Akulumasi Depresiasi Peralatan Rp 20 juta

Illustration 11-15

Rp 200 juta

Rp 180 juta

Rp 180 juta

Rp 175 juta
88

Kasus 3
Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:
Rp M
Goodwill
10
Properti
20
Pabrik dan Peralatan
30
60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.
Goodwill
RpM
Carrying value
10
Impairment loss
(10)
Nilai Tercatat setelah
Penurunan Nilai

Properti
RpM
(2)
18

Pabrik
RpM
20

Total
RpM
30
(3)
27 45

60
(15)

89

PSAK 58
• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi
dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat
dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen
pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap
rencana penjualan aset.

– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah
tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan
– Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset
lancar dan terpisah dari pos lainnya.
90

PSAK 30 & ISAK 8 SEWA
• Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak
kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode
waktu yang disepakati.
• Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya
dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8)
• ISAK 9 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan
perjanjian sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan
substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah
– Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset
– Perjanjian memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu

Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian
harus menerapkan ketentuan PSAK 30
91

Pendapatan - PSAK 23 (2010)
• Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal entitas selam