View of HUBUNGAN PELAKSANAAN REFORMASI PUSKESMAS TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAEPANA KEC.SOA KAB. NGADA - NTT

  HUBUNGAN PELAKSANAAN REFORMASIPUSKESMAS TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAEPANA KEC.SOA KAB. NGADA - NTT

  

1

  2 Paskalis Kastriano Piara , Suarnianti

  1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

  2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

  Menurut Oliver, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang (pelanggan) setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan (pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang diharapkannya. sedangkan Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), prefentif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), rehabilitative (pemulihan), pelayanan tersebut ditujukan kesemua produk dengan tidak membedakan jenis kelamin, umur, dan lainnya. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui hubungan pelaksanaan reformasi puskesmas terhadap kepuasan pengguna layanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Waepana Soa Kabupaten Ngada.. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel yang ditemukan 154 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan teknik Purposive Sampling. Data dianalisis dengan menggunakan chi-square yang dibaca melalui pearson chi- square, dengan derajat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara prosedur pelayanan dengan kepuasan pengguna layanan kesehatan (p=0,000), ada hubungan antara ketersediaan tenaga kesehatan dengan kepuasan pengguna layanan kesehatan (p= 0,010), ada hubungan antara sarana dan prasarana dengan kepuasan pengguna layanan kesehatan (p= 0,005). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara kepuasan pelayanan kesehatan terhadap pelaksanaan reformasi puskesmas baik dari segi prosedur pelayanan, ketersediaan tenaga kesehatan dan sarana prasarana.

  Kata kunci: Kepuasan Pelayanan Kesehatan, Pelaksanaan reformasi puskesmas.

  PENDAHULUAN bagian masyarakat tersebut tidak berubah

  Perubahan pelaksanaan pelayanan dalam menata kehidupan profesi keperawatan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, (Nursalam,2013 : 4). yaitu mereka melakukan inovasi dan berubah Dalam konteks pelayanan kesehatan di atau mereka yang diubah oleh suatu keadaan Puskesmas, kualitas pelayanan sering dan situasi. Perawat harus mempunyai menjadi keluhan masyarakat. Secara umum keterampilan dalam proses perubahan. keluhan yang sering didengar adalah tidak Keterampilan pertama adalah proses jelasnya jam operasional puskesmas, keperawatan. Proses keperawatan merupakan keterlambatan petugas, sikap petugas yang pendekatan dalam menyelesaikan masalah tidak ramah, tidak transparan, tidak paham yang sistematis dan konsisten dengan terhadap tupoksi, kurang komunikatif, alur perencanaan perubahan. Keterampilan kedua pelayanan tidak tersedia, dan kotak opini adalah ilmu teoritis dan pengalaman praktek pelayanan tidak ada. Hal ini menjadi dasar (Nursalam,2013 : 3) pelaksanaan reformasi pelayanan puskesmas

  Perubahan pelaksanaan pelayanan yang menuntut semua pelaku pelayanan untuk kesehatan atau keperawatan merupakan menghormati hak dan kewajiban masyarakat kesatuan dalam perkembangan dan sesuai dengan peran dan fungsi masing- perubahan keperawatan di Indonesia, bahkan masing, ( Ferry Efendi, 2011: 23). menjadi hal yang aneh atau menjadi hal yang November 2011 Dinas Kesehatan tidak semestinya terjadi, apabila masyarakat Kabupaten Ngada, bekerjasama dengan AIP- umum dan lingkunganya terus menerus MNH NTT (Australia Indonesia Partnership for berubah, sedangkan keperawatan merupakan Maternal andNeonatal Health), melakukan

  371

BAHAN DAN METODE

  Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Waepana Kecamatan Soa Kabupaten Ngada Propinsi Nusa Tenggara Timur.

  Diperoleh dari pengumpulan dokumen seperti laporan tahunan dan profil Puskesmas Waepana, Profil Dinkes kota Kupang, sumber-sumber lain seperti

  1. Data Primer Dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disediakan.

  Pengumpulan Data

  sampel atas tujuan tertentu berdasarkan criteria inklusi.

  purposive sampling yaitu cara pengambilan

  Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan responden atau objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah kunjungan di puskesmas Waepana adalah 250 orang perminggu. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili populasi. Untuk sampel di wilayah kerja Puskesmas Waepana diambil dengan menggunakan

  372

  suatu gerakan perubahan yang disebut Reformasi Puskesmas. Langkah awal yang berani di lakukan di 3 Puskesmas di Kabupaten Ngada yaitu Puskesmas Riung, Puskesmasre dan Puskesmas Waepana, adalah mereka melakukan kegiatan identifikasi keluhan masyarakat terhadap pelayanan yang mereka berikan. Selanjutnya dari semua keluhan yang berhasil diidentifikasi, masing- masing puskesmas menyusun Kuesioner Pengaduan Masyarakat untuk dilakukan Survey Keluhan atauPengaduan kepada responden di wilayah kerja mereka. dari hasil survey para petugas puskesmas yang tergabung dalam Tim Reformasi merekapitulasi hasil survey, kemudian menganalisis penyebab internal maupun eksternal dari setiap Keluhan masyarakat di wilayah kerja mereka. dari hasil analisis maka munculah Janji perbaikan Layanan dan Rekomendasi Perbaikan layanan. janji perbaikan adalah Janji petugas di Puskesmas untuk memperbaiki kualitas pelayanan yang mereka berikan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh warga atau masyarakat setempat. sedangkan Rekomendasi perbaikan ditujukan ke StakeHolder di tingkat Kecamatan dan Kabupaten untuk perbaikan sarana, prasarana dan penambahan tenaga kesehatan, (Profil Dinkes Kab.Ngada, 2012).

  study” penelitian ini dimaksudkan untuk

  Jenis penelitian ini adalah penelitian “analitik” dengan pendekatan “cross sectional

  Lokasi, Populasi dan Sampel

  Berdasarkan uraian tersebut penulis ingin mengetahui seberapa besar perubahan yang telah terjadi dengan dilaksanakannya Reformasi pada Puskesmas Waepana ini, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul“ Hubungan Pelaksanaan Reformasi Puskesmas Terhadap Kepuasan Pengguna Layanan Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Waepana, Kecamatan Soa Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur “.

  Pelayanan Jampersal Gratis belum disosialisasikan pada masyarakat (317), 9. Kamar WC pasien kurang bersih, 10. Dapur rawat inap terlalu berdekatan dengan WC telah dikelompokan dalam beberapa pokok permasalahan. Selanjutnya Tim Reformasi Puskesmas Waepana melakukan analisis hasil survey atau keluhan masyarakat, dan dilakukan mini lokakarya untuk menentukan penyebab internal dan ekstrernal, yang diikuti dengan penyusunan janji pelayanan serta membuat beberapa rekomendasi kepada stake holder terkait pada masalah masalah yang tidak dapat diselesaikan di tingkat Intern Puskesma. Adapun jumlah kunjungan di puskesmas Waepana adalah 250 orangperminggu (Hand Out, Puskesmas Waepana; Melangkah Menuju Pelayanan Kesehatan Prima, TPM PPW, 2012).

  6. Hewan berkeliaran di Lingkungan Polindes, Poskesdes (331), 7. Kamar WC pasien hanya 2 buah pada unit rawat Inap (318), 8.

  Puskesmas Waepana yang berada di kecamatan Soa, merupakan satu diantara 3 Puskesmas yang dipercayakan melakukan Reformasi dalam pelayanan kesehatan, setelah melewati beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan, terkuaklah beberapa masalah yang menjadi keluhan masyarakat pengguna layanan kesehatan di wilayah kecamatan Soa. Adapun 10 keluahan tertinggi yang ditemui adalah 1. lingkungan Puskesmas yang tidak memiliki pagar permanen (488), 2. Kurang penyuluhan tentang kesehatan gigi kepada masyarakat (366), 3. Petugas atau Bidan Desa lebih banyak meninggalkan tempat tugas (348), 4. Lingkungan Puskesmas, Poskesdes, Polindes kurang bersih (337), 5. Tidak tersedianya ruang tunggu pada Instalasi Rawat Inap (335),

  mengetahui hubungan pelaksanaan reformasi puskesmas berdasarkan prosedur pelayanan, ketersediaan tenaga kesehatan, sarana dan prasarana di puskesmas Waepana Soa.

  373

  Pekerjaan n % PNS

  Tingkat Pendidikan n %

  Tamat SD

  28

  18.2 Tamat SMP

  54

  35.1 Tamat SMA

  49

  31.8 Tamat PT

  23

  14.9 Total 154 100 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden penelitian berpendidikan tamat SMP yaitu 54 orang (35,1%), dan paling sedikit berpendidikan Tamat Perguruan Tinggi yaitu 23 orang (14,9%). Tabel. 4 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Puskesmas Waepana Tahun 2013

  17

  jurnal, buku dan penunjang lainnya yang terkait dengan penelitian ini.

  11.0 Tani

  79

  51.3 Swasta

  40

  26.0 Pelajar

  18

  11.7 Total 154 100 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagaian besar responden penelitian memiliki pekerjaan sebagai petani yaitu 79 orang (51,3%) dan paling sedikit adalah PNS yaitu 17 orang (11,0%). Tabel. 5 Distribusi Kepuasan Pengguna Layanan Kesehatan di Puskesmas Waepana Tahun 2013

  Layanan n % Puas 105

  68.2 Tidak Puas

  49

  31.8 Total 154 100

  52.6 Total 154 100 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden penelitian adalah perempuan dengan jumlah 81 orang (52,6%), sedangkan responden laki-laki 73 orang (47,4%). Tabel. 3 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Puskesmas Waepana Tahun 2013

  81

  47.4 Perempuan

  73

  Jenis Kelamin n % Laki-laki

  Tabel. 2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Puskesmas Waepana Tahun 2013

  Pengolahan Data

  1. Editing Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

  2. Koding Kegiatan pemberian kode numeric atau angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Selanjutnya dibuat daftar variable sesuai dengan yang ada dalam instrument penelitian. Selanjutnya untuk mempermudah pemasukan data, maka dibuat formulir koding. Kemudian hasil koding siap dimasukkan kedalam computer.

  3. Entry data Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base computer, kemudian membuat distribusi n sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.

  Analisis Data

  1. Analisis Univariat : dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian. Pada umumnya dilakukan secara statistic deskriptif dengan menggunakan distribusi n.

2. Analisis bivariat : dilakukan terhadap dua

  variable yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan menggunakan uji chi square

HASIL PENELITIAN

  30.5 30-39 Tahun

  4.5 20-29 Tahun

  7

  Umur n % < 20 tahun

  1. Analisis Univariat Tabel. 1 Distribusi Responden Menurut Umur di Puskesmas Waepana Tahun 2013

  40

  26.0 40-49 Tahun

  28

  18.2 50-59 Tahun

  25

  16.2 > 60 Tahun

  7

  4.5 Total 154 100 Berdasarkan tabel di atas terlihat berada pada golongan umur 20-29 Tahun yaitu 47 orang (30,5%) dan paling sedikit pada golongan umur < 20 tahun dan > 60 tahun masing masing 7 orang (4,5%)

  47

  374

  2. Analisis Bivariat.

  Total 105 68.2 49 31.8 154 100 p = 0,010

  Total n % n % n % Tersedia 88 57.1 32 20.8 120 77.9 Kurang Tersedia 17 11.0 17 11.0 34 22.1

  Kesehatan Puas Tidak Puas

  Ketersediaan Tenaga Kesehatan Kepuasan Pengguna Layanan

  10 Distribusi Hubungan Ketersediaan Tenaga Kesehatan Dengan Kepuasan Peengguna Layanan Kesehatan Di Puskesmas Waepana Tahun 2013

  Jadi ada hubungan yang berarti antara prosedur pelayanan dengan kepuasan pengguna layanan kesehatan. Tabel.

  square test diperoleh nilai p = 0,000 < α (0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

  Berdasarkan data pada tabel di atas terlihat bahwa dari 154 responden yang diteliti terdapat 100 responden yang menyatakan prosedur pelayanan di Puskesmas Waepana baik, 84 responden menyatakan puas dengan layanan kesehatan, namun masih terdapat 16 responden yang menyatakan tidak puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan. Terdapat 54 responden yang menyatakan prosedur pelayanan kurang, 21 responden menyatakan puas dengan layanan kesehatan yang diberikan dan 33 responden menyatakan tidak puas. Setelah dilakukan uji statistik dengan chi

  Kurang 21 13.6 33 21.4 54 35.1 Total 105 68.2 49 31.8 154 100 p = 0,000

  Total Puas Tidak Puas n % n % n % Baik 84 54.5 16 10.4 100 64.9

  Prosedur Pelayanan Kepuasan Pengguna Layanan Kesehatan

  Tabel. 9 Distribusi Hubungan Prosedur Pelayanan Dengan Kepuasan Pengguna Layanan Kesehatan Di Puskesmas Waepana Tahun 2013

  25 responden (16,2%) yang mengatakan sarana prasarana tidak ada.

  Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden mengatakan puas dengan layanan kesehatan di Puskesmas Waepana, yaitu 105 responden (68,2%) dan hanya 49 responden yang tidak puas dengan layanan kesehatan yang diberikan. Tabel. 6 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Prosedur Pelayanan di Puskesmas Waepana Tahun 2013

  Total 154 100 bahwa sebagian besaresponden mengatakan sarana dan prasarana di Puskesmas Waepana ada, yaitu 129 responden (83,8%), namun masih terdapat

  Ada 129 83,8 Tidak Ada 25 16,2

  Sarana dan Prasarana n %

  22.1 Total 154 100 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden mengatakan tenaga kesehatan di Puskesmas Waepana tersedia sesuai kebutuhan, yaitu 120 responden (77,9%), namun masih terdapat 34 responden (22,1%) yang mengatakan tidak tersedia sesuai kebutuhan. Tabel. 8 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Sarana dan Prasarana di Puskesmas Waepana Tahun 2013

  34

  77.9 Tidak Tersedia

  Tersedia 120

  Ketersediaan Tenaga Kesehatan n %

  35.1 Total 154 100 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden mengatakan prosedur pelayanan kesehatan di Puskesmas Waepana baik, yaitu 100 responden (64,9%), namun 54 responden (35,1%) mengatakan prosedur layanan kurang baik. Tabel. 7 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Ketersediaan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Waepana Tahun 2013

  54

  64.9 Kurang

  Baik 100

  Prosedur Pelayanan n %

  Berdasarkan data pada tabel di atas terlihat bahwa dari 154 responden yang diteliti terdapat 120 responden yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan di

  375

  p = 0,005

  2012).

  Hasil ini sejalan dengan hasil Monev (Monitoring dan Evalusi) yang dilakukan oleh Tim Monev Puskesmas Reformasi Kabupaten Ngada pada bulan Mei 2013, dimana nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dari unsur prosedur pelayanan di Puskesmas Waepana mendapat nilai 3,1 dan masuk dalam kriteria baik standar IKM

  Seorang perawat bukan saja dituntut untuk memberikan pelayanan yang harus sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan tetapi juga harus bisa mengembangkan hubungan baik dengan pasien seperti yang dikemukakan oleh Schulmen (Ramlah, 2008) bahwa hubungan perawat dengan pasien sama dengan hubungan ibu dan anak yaitu: hubungan interpersonal disertai dengan kelembutan hati dan rasa kasih sayang, melindungi dari ancaman bahaya, memberikan rasa aman dan nyaman, memberikan dorongan untuk mandiri.

  Prosedur adalah tata tertib mengenai cara-cara yang harus dipenuhi dalam melaksanakan atau mendapatkan sesuatu atau rangkaian satu sama lainnya yang menunjukkan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang harus ditempuh dalam menyelesaikan atau melaksanakan sesuatu (Aditama, 2010).

  Berdasarkan pada hasil penelitian terlihat bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa prosedur pelayanan di Puskesmas Waepana sudah baik, dan diantara responden tersebut menyatakan bahwa mereka puas dengan layanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan, hal ini terlihat dari pada alur pelayanan yang ditempelkan dengan huruf besar pada pintu masuk ruangan sehingga mudah dibaca oleh pengunjung, adanya SOP-SOP pada semua ruangan tindakan dan pelayanan, sehingga segala prosedur yang dilakukan telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ada, namun masih ada responden yang mngeluhkan prosedur pelayanan yang kurang, hal ini disebabkan karena alur pelayanan belum dilakukan sosialisasi lagi oleh petugas kesehatan yang ada.

  1. Analisis hubungan prosedur pelayanan dengan kepuasan pengguna layanan kesehatan di Puskesmas Waepana Kecamatan Soa.

  PEMBAHASAN

  Berdasarkan data pada tabel di atas terlihat bahwa dari 154 responden yang diteliti terdapat 129 responden yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Waepana ada, diantaranya terdapat 94 responden yang menyatakan puas dengan layanan kesehatan, namun masih terdapat 35 responden yang menyatakan tidak puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan. Terdapat 25 responden yang menyatakan sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Waepana tidak ada, diantaranya terdapat 11 responden yang puas dengan layanan kesehatan yang diberikan dan yang tidak puas sebanyak 14 responden. Setelah dilakukan uji statistik dengan chy square test diperoleh nilai p = 0,005< α (0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi ada hubungan yang berarti antara sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Waepana dengan kepuasan pengguna layanan kesehatan.

  16.2 Total 105 68.2 49 31.8 154 100

  Puskesmas Waepana tersedia,

  83.8 Tidak Ada 11 7.1 14 9.1 25

  Total Puas Tidak Puas n % n % n % Ada 94 61.0 35 22.7 129

  Sarana dan Prasarana Kepuasan Pengguna Layanan Kesehatan

  Tabel. 11 Distribusi Hubungan Sarana dan Prasarana dengan Kepuasan Pengguna Layanan Kesehatan Di Puskesmas Waepana Tahun 2013

  sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi ada hubungan yang berarti antara ketersediaan tenaga kesehatan di Puskesmas Waepana dengan kepuasan pengguna layanan kesehatan.

  test diperoleh nilai p = 0,010 < α (0,05)

  17 responden yang puas dengan layanan kesehatan yang diberikan dan yang tidak puas sebanyak 17 responden. Setelah dilakukan uji statistik dengan chi square

  88 responden diantaranya yang menyatakan puas dengan layanan kesehatan, namun masih terdapat 32 responden yang menyatakan tidak puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan. Terdapat 34 responden yang menyatakan tenaga kesehatan di Puskesmas Waepana kurang Tersedia, diantaranya terdapat

  Puskemas Waepana terus berbenah untuk memberikan pelayanan kesehatan termasuk dari unsur kejelasan Prosedur

  376

  pelayanan, untuk mencapai hal ini telah dilakukan minilokakarya yang khusus membahas dan merumuskan penyusunan Standar Operasioanl Prosedur, yang menjadi baku acuan untuk pelayanan di Puskesmas Waepana, SOP yang telah disusun selanjutnya telah disahkan dan tempelkan pada semua unit pelayanan, sehingga semua petugas dan pengunjung melihat dengan jelas standar operasional pelayanan tersebut (Tim Penjamin Mutu

  Puskesmas Waepana, 2012).

  Berdasarkan pada uraian dan pembahasan diatas peneliti berkesimpulan bahwa, Prosedur pelayanan di Puskesmas Waepana Kecamatan Soa, telah dilaksanakan dengan baik, sehingga sebagian besar masyarakat menyatakan kepuasan mereka terhadap prosedur pelayanan.

  2. Analisis hubungan ketersediaan tenaga dengan kepuasan pengguna layanan kesehatan di Puskesmas Waepana Kecamatan Soa

  Berdasarkan pada hasil penelitian terlihat bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Waepana tersedia dimana pada semua unit pelayanan terdapat 2 atau lebih tenaga yang memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat sehingga proses pelayanan menjadi cepat, mudah dan teratur, dan sebagian besar responden mengatakan puas dengan pelayanan yang diberikan, namun masih terdapat beberapa responden yang mengatakan tenaga tidak / kurang tersedia sehingga masih terdapat responden yang kurang puas dengan pelayanan yang diberikan.

  Kepuasan adalah suatu keadaan yang dirasakan konsumen setelah dia mengalami suatu kinerja (atau hasil) yang telah memenuhi berbagai harapannya. Menurut Oliver, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang (pelanggan) setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan (pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang diharapkannya (Irine, 2009 : 61).

  Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), tenaga kesehatan merupakan pokok dari subsistem SDM kesehatan, yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan, serta pendayagunaan kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Unsur utama dari subsistem ini adalah perencanaan, pendidikan dan pelatihan, dan pendayagunaan tenaga kesehatan. Yang dimaksud dengan perencanaan tenaga kesehatan adalah upaya penetapan jenis, jumlah, dan kualifikasi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. (Depkes, 2004).

  Ketenagaan memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan berkualitas yang selanjutnya memberikan dampak pada kepuasan pengguna layanan kesehatan, di Puskesmas Waepana sesuai hasil Monitoring Evaluasi Puskesmas Reformasi yang dilaksanakan pada bulan Mei 2013 pada 150 responden, didapatkan hasil bahwa Indeks kepuasan masyarakat terhadap layanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas Waepana adalah 3,1 dengan nilai baik.

  Menurut undang-undang kesehatan nomor 23 tahun 1992, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Menurut PP No.32 thn 1966 tentang tenaga kesehatan, perawat adalah seseorang yang telah lulus dan mendapatkan ijazah dari pendidikan kesehatan yang diakui pemerintah.

  Dalam rancangan undang-undang tentang keperawatan, dikatakan bahwa Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien di sarana pelayanan kesehatan dan tatanan pelayanan lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan.

  Berdasarkan pada uraian di atas tenaga pada setiap sarana kesehatan sangat berpengaruh pada mutu pelayanan yang berkualitas yang berdampak pada kepuasan pengguna layanan kesehatan di

  377

  kecamatan Soa. Namun pada kenyataan masih terdapat masyarakat yang tidak puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan hal ini dapat disebabkan karena berbagai hal lain seperti sarana prasarana pendukung dan sebagainya.

  3. Analisis hubungan sarana prasarana dengan kepuasan pengguna layanan kesehatan di Puskesmas Waepana Kecamatan Soa.

  Berdasar pada hasil penelitian terlihat bahwa sebagian besar responden mengatakan sarana dan prasarana ada untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sebagaian besar diantara responden tersebut mengatakan puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas Waepana, namun masih terdapat beberapa responden yang menyatakan sarana prasarana tidak ada dan tidak puas dengan dengan pelayanan yang diberikan, hal ini dapat disebabkan karena pada situasi-situasi tertentu sarana prasarana tidak dapat dipergunakan secara maksimal, misalnya jumlah mobil ambulan yang hanya 1 unit, tabung oksigen yang terbatas dan lain sebagainya. Perhatian utama adalah ketersediaan sarana dan prasarana merupakan hal yang penting dalam meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya keperawatan. Pelayanan kesehatan untuk pelayanan keperawatan merupakan semua bentuk alat kesehatan atau peralatan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas pelayanan (Aditama, 2010).

  Sarana Prasarana dan fasilitas Rumah Sakit ataupun di Puskesmas turut menentukan penilaian kepuasan pasien.

  Tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang rawat inap maupun ruang pemeriksaan. Walaupun hal ini tidak vital untuk menilai kepuasan pasien, namun Rumah Sakit atau Puskesmas perlu memberikan perhatian pada fasilitas Rumah Sakit / Puskesmas dalam memberikan pelayanan yang lebih optimal.

  Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabuapten Ngada khususnya dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya, pemerintah daerah Kabupaten Ngada dalam hal ini Dinas Kesehatan kabupaten Ngada telah manajemen dan pelayanan di puskesmas.

  Sitem menejemen dan pelayanan yang dimaksud adalah implementasi dari Kepmenkes RI No 128 tahun 2004 tentang

  Kebijakan Dasar Puskesmas. Di dalam kepemenkes No 128 tahun 2004 dijelaskan terjadi perubahan-perubahan tentang konsep dasar puskesmas. Salah satu langkah yang diambil Dinas Kesehatan kabupaten Ngada adalah melakukan melaksanakan program Puskesmas Reformasi untuk menuju Puskesmas Prima.

  Penelitian lain yang menunjukkan kemiripan adalah penelitian yang dilakukan oleh Supardi (2008) tentang hubungan antara persepsi mutu pelayanan pengobatan dengan kepuasan pasien di balai kesehatan karyawan rokok Kudus. Pada penelitian ini diketahui bahwa diantara 100 orang responden, terdapat 69 % responden mengaku puas dengan pelayanan administrasi yang ada dibalai pengobatan tersebut.

  Berdasarkan pada uraian dan pembahasan di atas peneliti berasumsi bahwa sarana dan prasarana di Rumah Sakit atau Puskesmas turut memberikan pengaruh terhadap kepuasan pengguna layanan kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas tersebut, sehingga terdapat hubungan yang sangat berarti antara ketersediaan sarana prasarana dengan kepuasan pengguna layanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Waepana Kecamatan Soa. Karena pelayanan kesehatan yang langsung menyentuh pada lapisan masyarakat yang paling bawah itu sangat diperlukan oleh masyarakat sebab sangat penting, hal ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas akan memberikan perlindungan kesehatan kepada warga masyarakat khususnya bagi warga kurang mampu. Puskesmas diharapkan mampu memberikan jaminan bagi warga masyarakat sekitarnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

  1. Ada hubungan antara prosedur pelayanan dengan kepuasan pengguna layanan kesehatan di Puskesmas Waepana Kecamatan Soa kesehatan dengan kepuasan pengguna layanan kesehatan di Puskesmas Waepana Kecamatan Soa

  3. Ada hubungan antara sarana prasarana melengkapi prosedur pelayanan, dengan kepuasan pengguna layanan ketenagaan yang cukup serta sarana kesehatan di Puskesmas Waepana prasarana yang menunjang pelayanan Kecamatan Soa. kesehatan.

  2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada

  SARAN

  agar memberikan dukungan berupa Berdasarkan hasil penelitian di atas, penyediaan sarana prasarana pendukung maka penulis memberikan saran sebagai serta penempatan ketenagaan sesuai berikut: kebutuhan di Puskesmas Waepana.

  1. Bagi Puskesmas Waepana, agar meningkatkan pelayanan dengan

DAFTAR PUSTAKA

  Nursalam (2007). Manajemen Keperawa Nursalam (2013).Manajemen Keperawatan.Edisi 3.

  Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profe Sosial.Jakarta: Salemba Medika Aditama, Tjandra Yoga.2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi 2. Universitas Indonesia(UI-Press) : Jakarta Anonim, 2011.pengertian Sarana dan Prasarana.(online).(http://id.shvoog.com diakses 19 Maret 2013) Indar.2009.Etika Keperawatan dan Hukum Kesehatan.Dipakai dalam lingkungan Stikes Nani Hasanuddin.

  Jacobalis,Samsi,Penilaian Mutu Pelayanan kesehatan dan Akreditasi Rumah Sakit. Kumpulan Naskah Ilmiah,2009. Sugiyono (2003).Statistika Penelitian CV.Alfabeta,bandung,hal:259-303 Effendi dan Makhfudli.2009.Keperawatan kesehatan Komunitas.Teori Praktik dalam Keperawatan.Jakarta:

  Salemba medika Kuntoro,Agus (2010). Manajemen Keperawatan 378