KOMUNIKASI DIALOG MERAWAT KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA

KOMUNIKASI DIALOG MERAWAT KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA

M. Yusuf Asry

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta

Abstrak Kerukunan umat beragama yang dinamis dan produktif tentu sangat didambakan semua orang melalui interaksi dan kerjasama untuk pembangunan yang produktif bagi keselamatan, kesejahteraan lahir-batin dan kebahagiaan hidup bersama. Suatu bangsa akan rukun seandainya berpegang teguh pada firman Tuhan yang mengajarkan kasih sayang, kerukunan dan kedamaian, serta berpegang erat pada kensensus nasional “Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945” yang diikuti sikap tolerans yang penuh kesadaran atas realitas kemajemukan.

Namun dalam perjalanan sejarah bangsa telah terjadi benturan hingga konflik terutama antara umat Islam dengan umat Kristiani (Kristen dan Katolik) dalam intensitas yang dinilai menonjol pada pase pertama pasca pemberontakan Gerakan 30 September 1965 (1967-1968), dan pase kedua menjelang tumbangnya rezim Orde Baru dan memasuki awal Orde Reformasi (1976-2000). Komunikasi membangun dan merawat kerukunan umat beragama terus dilakukan, dan beberapa produknya telah nyata, tetapi beberapa prinsip mengalami kegagalan, sehingga kerukunan umat beragama di Indonesia yang dinilai pihak luar dapat dijadikan contoh model kerukunan global, namun senyatannya ialah rukun dalam kesemuan.

Kita belum puas dengan kerukunan yang ada, sehingga diperlukan langkah besar ke depan yng harus diam- bil, dan itu tidak lain ialah mengembangkan komunikasi dialog yang sejati membangun toleransi yang berpegang teguh pada akidah dan syariat agama masing-masing, serta konsensus Nasional bangsa Indonesia “Pancasila dan UUD RI 1945”. Kata kunci: Komunikasi, dialog, kerukunan, toleransi, umat beragama.

gan intensitas yang berbeda. Kemajemukan tersebut K suatu kewajiban bagi pemerintah, pemuka agama dan

e mana-pun kita pergi di pelosok bumi ini akan harus disadari ia bukan “barang jadi”, melainkan ha- bertemu dengan masyarakat dan bangsa yang rus diupayakan, dan sifatnya dinamis. Karena itu per- majemuk. Majemuk dalam beberapa hal den- lu pemeliharaan dan pemantapan kerukunan sebagai

nampak dalam realitas etnis, bahasa, tradisi atau adat umat beragama itu sendiri. Upaya membangun kehidu- istiadat, seni budaya dan agama. Itu semua merupak- pan keagamaan, kemasyarakatan, kebangsaan dan ken- an pemberian Tuhan, mau tidak mau manusia harus egaraan pada kondisi yang rukun mutlak untuk diwu- menerimanya sebagai kenyataan.

judkan. Jika diabaikan akan dapat berakibat fatal bagi Masyarakat yang majemuk (plural soceity) laksana hidup manusia dan kemanusiaan, sekaligus mengan- sebuah taman yang kaya dengan berbagai macam ta- cam keberadaan suatu umat, bangsa dan negara. manan sehingga melahirkan keindahan. Tentunya kein-

Dalam konteks Indonesia sebagai salah satu dari 17 dahan itu dengan adanya keserasian dalam perbedaan negara yang paling majemuk di dunia, faktor keruku- di antara jenis dan warna-warni tanaman. Masalahnya nan umat beragama mutlak dibutuhkan. Bagi Indonesia bagaimana membuat dan merawat taman itu agar lebih kerukunan beragama telah dinyatakan sebagai bagian indah dan nyaman, serta bermanfaat bagi semua yang dari kerukunan nasional. Tidak berlebihan jika di- berada di taman itu. Demikian pula kemajemukan umat katakan, bahwa tidak ada kerukunan tanpa kerukunan beragama itu indah jika terdapat warna-warni perbedan antaraumat beragama. Tidak ada kerukunan antarumat agama. Dengan kata lain hidup manusia yang selamat, beragama tanpa komunikasi dialog yang mampu mem- sejahtera dan bahagia (SSB).

buahkan kerjasama dan toleransi. Dalam kehidupan ini kerukunan sangat penting, dan

Begitu penting masalah kerukunan untuk kedamaian,

Volume XIV No. 2. Juni 2015, Hlm. 110 - 200

maka komunikasi dialog merupakan jalan menuju si- bandingan Agama, Nida, Jogyakarta, 1965, hal. 25). kap tolerans dan kerjasama antarumat beragama. Per- Selain itu hingga saat ini terdapat banyak muncul ke- tanyannya ialah bagaimana peran komunikasi dialog percayaan dan agama lokal Nusantara. Hasil penelitian dalam merawawat keukunan umat beragama di Indo- Jeshoa Project dari Amerika Serikat mencatat adanya nesia? Apa kaitan kode etik panyiaran agama dengan 137 agama lokal. kerukunan antarumat beragama yang semu di Indone-

Agama besar dunia yang masuk ke Nusantara diawali sia? Tulisan ini mencoba menyajikan terkait hal tersebut oleh agama Hindu dari India, agama Buddha dari In-

berdasarkan bahan berbagai hasil kajian, temuan pene- dia, Agama Khonghucu dari China, Agama Islam dari litian dan pengalaman penulis selama 37 tahun meng- Timur Tengah dan India, agama Katolik dan selanjut- abdi dan bekecimpung di bidang sosial dan hubungan nya agama Kristen dari belahan dunia barat. Selain antarumat beragama.

itu juga masuk agama dalam komunitas kecil seperti agama Sikh dari India, agama Bahai dari Persia, agama

Satu Bangsa, Majemuk Penduduk

Tao dan Laotse dari China, agama Shinto dan agama Dengan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus Tenrekyo dari Jepang. 1945, Indonesia secara resmi menjadi satu bangsa yaitu

Kedatangan agama Hindu dan Budha membanwa bangsa Indonesia. Bangsa Indonesi yang berpenduduk pengaruh besar bagi penduduk di kepulauan Nusantara majemuk. Majemuk dalam etnis, ada istiadat, budaya, ini. Rasa kelompok manjadi berkurang sehingga men- bahasa dan agama. Indonesia sebagai masyarakat ma- jadi dominan dua kelompok besar yaitu Hindu dan Bud- jemuk (serba ganda, plural societies) nampak dari ban- dha. Relasi kedua agama tersebut pada masa itu cukup yak suku (multiethnic), banyak budaya (multiculture) baik. Misalnya Jawa bagian utara diperintah oleh raja dan banyak kepercayaan, keyakinan atau agama (mul- keturuan Wangsa Sanjaya beragama Hindu. Sedangkan tireligious).

di daerah selatan diprintah oleh raja keturunan Wangsa Salah satu bukti kemajemukan penduduk Indonesia Sailendra yang beragama Buddha. Hubungan kedua dilaporkan bahwa penduduk Indonesia terdiri dari lebih kerajaan tersebut terjalin baik yang diperkuat dengan 740 suku bangsa atau etnis, 583 bahasa dan dialek dari tali perkawinan antara keluarga kerajaan, dan telah bi-

67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa. asa saling menghadiri undangan dalam acara perayaan Selain itu terdapat pemeluk agama yang beragam pula keagamaan. seperti Hindu, Buddha, Khonghucu, Islam, Kristen dan

Islam datang menyusul setelah Hindu dan Buddha Kaolik, dan beratus agama dan kepercayaan lokal yang membawa pengaruh dan perubahan yang mendasar menjadi bagian dari kebudayaan (Dody S Truna, Pen- pada tatanan masyarakat. Masyarakat dengan cepat didikan Agama Islam Berwawasan Mutikulturalisme, menerima Islam sehingga secara kuantitas mangalami Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Ja- perkembangan yang sangat pesat, terutama oleh prinsip karta, 2010, hal. 1).

ajaran bahwa manusia adalah sama. Derajat manusia Kemajemukan masyarakat Indonesia digambarkan berbeda di hadapan Tuhan hanya dalam ketakwaannya dalam sebuah istilah pertama sekali diperkenalkan ta- (Qs Al Hujurat, 49: 13). Islam memberikan kebebasan hun 1970 oleh Dr. A. Mukti Ali pakar Ilmu Perband- kepada tiap orang memilih agama yang dikehendaki ingan Agama dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) sesuai pilihan hatinya masing-masing. Disamping itu saat ini menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan didukung oleh watak pedagang muslim sekaligus peny- Kalijaga Jogyakarta. Indonesia kata beliau merupakan iar Islam yang ramah dan mudah bergaul dengan siapa- masyarakat majemuk (serba ganda, plural societies). pun juga, Pendekatan dakwah dengan menggunakan Lebih lanjut A. Mukti Ali menyatakan, bahwa bangsa kearifan lokal. Di sinilah letak kekuatan penyiaran Is- Indonesia adalah hidup dalam “plural soceity” (mayara- lam sehingga menarik perhatian masyarakat. kat serbaganda): ganda kepercayaannya, kebudayaan-

Selanjutnya masuk agama Katolik dan Kristen. Ke- nya, aspirasi politiknya, agamanya dan sebagainya (Dr. datangan kedua agama ini bersamaan dengan misi pen-

A. Muti Ali, Kuliah Agama Islam, Nida, Jogyakarta, jajah dari negara-negara Eropa dan Barat masuk ke In- 1970, hal. 17).

donesia. Karenanya wajar juga di antaranya penyebar Sebelum agama-agama besar dunia masuk ke Indone- agama terkait dengan penjajah. Sebab itu kedua agama sia telah ada kepercayaan masyarakat kepada kekuatan ini lambat diterima oleh masyarakat tidak seperti pen- ghaib Yang Maha Agung, dan ritual yang berhubungan galaman Hindu, Buddha dan Islam. Namun lambat laun dengan kepecayaan tersebut, kemudian lahir animisme, setelah muncul adanya tokoh pergerakan yang beraga- dinamisme dan sejenisnya (Dr. A. Mukti Ali, Ilmu Per- ma Kristen dan Katolik, maka persepsi itu-pun men-

M. Yusuf Asry, KOMUNIKASI DIALOG MERAWAT ...

galami perubahan. Itulah bagian dari realita kehidupan etimologis berasal dari bahasa Arab “ruknun”, bentuk kegamaan sehingga masyarakat Indonesia pantas dise- jamaknya “arkan” berati tiang, dasar, sila. Munjid but dengan masyarakat religius atau masyarakat yang Loice Ma’luf menggambarkan rukun itu sebagai “suatu beketuhanan.

bangunan sederhana yang terdiri dari berbagai unsur”. Kemajemukan agama, etnis, dan budaya diyakini Kesatuan unsur tersebut tidak akan terwujud sempurna merupakan khasanah kekayaan bangsa yang harus di- jika ada di antara unsur tersebut yang tidak berfungsi syukuri sebagai anugerah dari Yang Maha Kuasa. Ti- (Sahibi Naim, Kerukunan Antarumat Beragama, Gu- dak ada sikap lain kecuali menerima dan mengelolanya nung Agung, Jakarta, 1983, hal. 52 dengan baik sehingga membuat hidup sosial semakin

Sedangkan pengertian kerukunan merupakan ialah dinamis dan produktif bagi kehidupan bersama, Indo- suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur yang nesia semakin besar dan kaya, serta suatu potensi yang berlainan, dan setiap unsur tersebut saling menguatkan. mampu memajukan bangsa ini dengan kemajemukan Misalnya sebutan rukun Islam terdiri dari lima rukun tersebut.

dan rukun iman terdiri dari enam rukun, dan Pancasila Seorang intelektual muslim Nurcholis Majid men- terdiri atas lima sila sebagai satu kesatuan yang tak gatakan, bahwa:

dapat dipisahkan satu dengan yang lain menjadi dasar Pluritas masyarakat Indonesia di berbagai aspek telah negara dan falsafah bangsa Indonesia. Pada prinsipnya menjadi kekayaan tersendiri, yang sebenarnya mem- umat beragama akan rukun jika secara terbuka men- buat bangsa ini besar. Kekayaan ini adalah pesona yang gakui dan menerima keberadaan agama lain yang ber- dapat dinikmati, jika dapat dijaga dengan sebaik-bai- beda dengan agama yang dianut. Dengan kata lain ada knya, tidak dirusak dan dikorbankan oleh kepentingan toleransi. egoisme sektoral. Perbedaan seharusnya menjadi aspek

Umat dari bahasa Arab amma-yaummu berarti menu- mendasar yang mempertemukan persatuan” (Nurcho- ju, menumpu dan meneladani. Dari akar yang sama lis Majid dalam Abdul Wahid, Membangun Visi Baru lahir kata “um” barart ibu dan imam yaitu pemimpin. Bangsa, Kementerian Agama RI, Jakarta, 2002, hal. Jadi ibu maupun pemimpin dapat dijadikan teladan, 45).

tumpuan dan harapan tiap anggota keluarga. Demikian Namun di sisi lain kemajemukan dan perbedaan pula pemimpin menjadi ikutan masyarakat. Umat juga tersebut memiliki potensi rawan benturan dan konflik berarti penganut atau pengikut suatu agama. Dalam oleh karena berbagai kepentingan, fanatik keagamaan Al Quran kata umat nenunjukkan himpunan pengikut yang sempit, dan pengaruh kekuatan politik. Di tengah Nabi Muhammasad saw (ummatan wasathan, Qs, 2: masyarakat sering sekali ditemukan berbagai ketidak- 143) (Ensiklopedi Ptaktis: Kerukunan Umat Beragama, harmonisan, baik dalam relasi politik, budaya, dan ke- Perdana Bekerjasama LPKUB, Medan, 2012, hal. 592). masyarakatan maupun agama. Kasus yang terjadi ialah

Beragama berasal dari kata agama dalam bahasa konflik antarmasyarakat dan antarnegara dengan ma- Sansekerta terdiri atas dua suku kata “a” tidak, gama syarakat.

“kacau”. Jadi agama berati tidak kacau, karena berisi Atas pertimbangan tersebut, maka kerukunan ma- aturan dan ajaran yang diturunkan oleh Tuhan kepada syarakat, khususnya kerukunan umat beragama men- manusia sebagai pedoman menjalani hidup dan kehidu- jadi sesuatu yang penting, bahkan mutlak untuk diwu- pan untuk hidup tertib, teratur rukun damai. judkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

Kerukunan hidup karena ada toleransi. Toleransi be- bernegara.

rasal dari bahasa Latin “tolerare” yang memiliki arti ganda: 1) membawa, memegang, 2) menanggung, me-

Kerukunan, Toleransi dan Umat Beragama

nyebarkan, menahan, membetahkan, dan membiarkan. Istilah kerukunan dalam relasi umat beragama mulai

3) memelihara, mempertahankan supaya hidup, meng- populir setelah pertama sekali diucapkan oleh K. H. hidupi (Prof. Dr. M. Ridwan Lubis, dkk., 2004: 20). M. Dahlan Menteri Agama RI pada Pidato Pembukaan

Dalam toleransi terdapat sejumlah unsur positif sep- Musyawarah Antarumat Beragama di Gedung Dewan erti keterbukaan, kejujuran, kesabaran dan ketahanan, Pertimbangan Agung (DPA) Jakarta pada tanggal 30 dan kebersamaan melalui perjumpaan satu dengan Nopember 1967.

yang lain. Toleransi merupakan sikap dan tindakan Kata rukun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang menghormati dan menghargai orang lain. Den-

diartikan dengan: tiang, asas, sendi atau dasar (Ka- gan demikian dalam toleransi terdapat wawasan yang mus Bsar Bahasa Indonesia, Tim Pustaka Phonix, Ja- positif dari perbedaan, dan membangun kehidupan karta, 2012, hal. 772). Menurut Sahibi Naim secara bersama. Sedangkan pemikiran negatif harus dijauh-

Volume XIV No. 2. Juni 2015, Hlm. 110 - 200

kan seperti sikap berpura-pura dan penghianatan atas kalangan umat beragama. Memang kemajemukan itu kebersamaan. Dari pengertian tersebut toleransi berarti berpeluang muncul konflik. Faktor penyebabnya antara sikap membiarkan perbedaan untuk saling bertahan lain: 1) Fanatisme keagamaan yang sempit, seperti han- hidup dalm susana rukun dan damai.

ya pada agamanya saja terdapat kebenaran, sedangkan Dalam kerukunan terdapat relasi timbal-balik yang agama lain salah yang harus dibenarkan. 2) Prasangka serba saling, seperti saling menerima perbedaan tanpa negatif pada pemeluk agama lain dengan menilainya saling melemahkan, saling percaya atas kejujuran sesa- serba salah yang harus dienyahkan. 3) Penguatan umat ma, saling menghormati keyakinan diri dan orang lain, sendiri dengan cara mengalahkan atau melemahkan saling menghargai pelaksanaan keyakinan orang lain, umat lain. 4) Intervensi terhadap ajaran atau kegiatan dan saling memberi makna yang sama atas sesuatu un- umat beragama lain. 5) Pengembangan ajaran sesat, si- tuk kebersamaan.

kap ekstrim dan eksklusif yang mengancam keberadaan Jadi umat beragama ialah komunitas manusia yang umat beragama, baik internal maupun eksternal. 6) Pe- mempercayai Tuhan, dan menjadi pemeluk ajaran suatu nyatuan etnis dengan agama yang menimbulkan spirit agama dari Tuhan tersebut. Dari sinilah lahir istilah sukuisme sempit. yang dikaitkan dengan agama, seperti: umat Islam, umat

Konflik internal umat beragama Islam seperti Syiah Kristen, umat Katolik, umat Hindu, Umat Buddha dan dengan Sunni di negara Irak dan Yaman, Katolik den- umat Khonghucu. Kerukunan umat beragama berarti gan Kristen di Irlandia Utara. Konflik antarumat be- penganut agama yang hidup bersama dan bekerjasama ragama, seperti Islam dengan Katolik di Filipina Se- secara tolerans berdasarkan ajaran Tuhan. Dengan kata latan, Islam dan Hindu di Kasmir, konflik antara etnis lain rukun berarti hidup damai baik intern maupun an- Rohingya yang Muslim denga etnis dengan etnis Ra- trumat beragama yang dibangun di atas toleransi.

khine yang Buddhis, pemerinyah Myanmar tidak men- Toleransi (tasamuh) sebagaimana dikemukakan oleh gakui Rohingya sebagai warga negara sehingga terjadi

Umar Hayim yaitu:

pengusiran.

Pemberian kebebasan kepada sesama manusia untuk Belajar dari pengalaman Indonesia terkait fenomena menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya, konflik antarumat beragama, dan secara khusus antara dan menentukan nasibnya, tidak melanggar dan ti- Kristiani dan Islam nampak dalam intensitas yang me- dak bertentangan dengan syarat terciptanya ketertiban nonjol terjadi pada tahun 1967, tepatnya pasca pembe- dan perdamaian” (Umar Hasyim, Toleransi dan Ke- rontakan Gerakan 30 September 1965. Pada awal masa merdekaan dalam Islam, Bina Ilmu, Surabaya, 1979, pemerintahan Orde Baru muncul kasus Islam dan Kris- hal. 20-25).

tiani, seperti peristiwa Meulabouh, Aceh (1967), Ujung Berdasarkan definisi tersebut di atas, aspek toleransi Pandang (Makassarar) Sulawesi (1967), dan Slipi Ja-

atau tasamuh melipui: 1) menerima dan mengakui hak karta. setiap orang, 2) menerima dan menghormati perbedaan

Dalam buku Mencari Modus Vivendi Antar Umat keyakinan, 3) membiarkan orang lain mengamalkan Beragama di Indonesia oleh Moh. Natsir seorang to- ajaran agama dan epercayaan yang diyakini, 4) me- koh Muslim kelas dunia dari Indonsia, mantan perdana megang prinsip “setuju dalam perbedaan”, 5) Semua Menteri pertama negara Indonesia menjelaskan panjang aspek tersebut dilakukan dengan kesadaran dan keju- lebar tentang relasi Islam Kristiani pasca tahun 1965 juran. Itulah bagian dari realitas kehidupan masyarakat (Hussein Umar, 1967: 3-25). Pada waktu itu kegiatan Indonesia sehingga disebut masyarakat religius dan tol- issi Kristen/Katolik di Indonesia nampak nampak men- erans.

galami peningkatan pasca meletusnya pemberontakn Komunis G 30 S/PKI (30 September 1965). Keluarga

Majemuk Rentan Konflik Perlu Pengaturan

orang-orang komunis yang diangkap dan umat Islam Stuasi dan kondisilah menyebabkan kerukunan itu yang miskin meruupakan sasaran missionaris. Puluhan bersifat dinamis. Ia sangat tergantung pada stuasi dan ribu orang pindah agma dari Islam. Pada tahun 967 kondisi yang terjadi pada waktu tertentu. Suatu waktu kegiatan missi tersebut semakin dirasakan oleh umat kerukunan umat beragama dapat menguat atau me- Islam dengan didirikannya gereja-gereja dan sekolah lemah hingga terjadi konflik. Karena itu kerukunan ha- Kristen di lingkungan umat Islam. Menurut Penulis rus dibangun dan dirawat. Dengan kata lai kerukunan secara logika wajar karena pertumbuhan umat Kri- itu harus diupayakan.

siani yang cepat sehingga memerlukan sarana. Namun Kemajemukan yang tidak fungsional (disfungsional) karena faktor cara dan perizinan timbul masalah. telah akan terjadi benturan, konflik hingga peperangan di menimbulkan suatu pristiwa yang tidak diinginkan, ter-

M. Yusuf Asry, KOMUNIKASI DIALOG MERAWAT ...

jadi pengrusakan gereja di Meolaboh Aceh (Juni 967), Buddha dalam musyawarah yang berlangsung tanggal pengrusakan gereja di Ujung Pandang/Makassr (Okto-

30 Nopember 1097 di Jakarta.

ber 1967) dan pengruskan sekolah Kristen di Palmerah Sesudah menperhatikan bahwa perkembangan di ta- Slipi, Jakata.

nah air dewasa ini perihal kehidupan umat beragama Pristiwa tersebut terjadi karena usul dan tuntutan yang telah menimbulkan kekhawatiran mengarah kepa- umat Islam kepada pihak-pihak yang bersangkutan

da perpecahan serta dapat berakibat retaknya kesatuan dan pemerintah tidak mendapat sambutan yang positif. nasional. Mantan Menteri Agama K.H. Sifuddiuhri pada waktu

Bahwa perpepecahan demikian itu niscaya akan itu telah menegaskan kepada Dijen Kristen dan Kato- merugikan perjuangan dan pembinaan Orde Baru yang lik untuk beusaha mengatasi pristiwa-pristiwa tersebut, juga menjadi aspirai umat beragama di Indonesia. Bah- dan mencegah terulangnya pristiwa-pristiwa serupa di wa perpecahan tersebut langsung atau tidak langsung daerah lain.

pasti memberikan peluang kepada musuh-musuh umat Dalam rangka menjaga keserasian dalam pelaksanaan khususnya dalam usaha-usaha membangkitan kontra- penyebaran agama di Indonesia pemerintah pada tang- diksi dan antagonisme umat golongan. Sesudah men- gal 30 Nopember 1967 menyelenggarkan Musyawarah imbang: Antar Agama di Jakarta. Moh. Natsir sekembali dari

Perlu segera diatasi segala persoalan yang telah tim- misi muhibah selama kurang lebih dua bulan di Timur bul perihal khidupan umat beragama di tanah air, dan Tengah didatangi wartawan Sinar Harapan yang berafi- segera dipulihkannya suasana tenteram yang sehat, liasi pada Kristen. J. Lasut menanyakan terkait berita sebagaimana dicantumkan dalam pasal 29 Undang- pengrusakan gereja-gereja di Makssar. Dengan spontan Undang Daar 1945 yakni: 1) Negara berdasarkan Ketu- Moh. Natsir menjelaskan bahwa kejadian itu meupakan hanan Yang Maha Esa suatu ekses. Begitu pula pada kegiatan-kegiatan meng-

. 2) Negara menjamin kemerdekaan tip-tiap pen- kristenkan orang-orang Islam adalah satu ekses.

duduk untuk memeluk gmny masing-masing dan untuk

Pancasia menentukan adanya kebebasan menganut beribadt menurut agamanya dan kepercayaannya itu. agama Islam, Kristen., Katolik , Hindu dan Buddha. Ini

Pidato Pj Prisiden pada Pembukaan Musyawarah bukan berarti mengkristenkan orang Islam sesuai den- Antara Golongan Agama tanggal 30 Nopember 197 gan Pancasila. Kalau toh mau berlomba-lomba akan menganjurkan kepada Pemerintah Pusat untuk mem- menyiarkan agama masing-masing itu silakan lakukan bentuk BADAN KONSULTASI ANTAR AGAM yang di kalangan bangsa Indonesia yang belum menganut bertugas: a) Membantu Pemerintah Pusat untuk me- sesutu agma. Demikian oleh Moh. Natsir.

nyarankan usaha-usaha penyelesaian masalah-masalah Platform Pancasila menghendaki adanya saling harga yang timul dalam kehidupan umat beragama. b) ........ menghargaai di antara golongan-golongan agama. Jika ........................................................................................ orang Islam dikristenkan bertentangan dengan prin- ........................................................................................ sip tersebut. Pengrusakan gereja-gereja tentu melukai ........................................................................................ hati umat Kristen. Namun jangan dilihat persoalan itu (Belum ada persetujuan/kata sepakat antara golongan dengan suatu symptomstic approach dengan sekedar Islam dan Kristen/Katolik). c) Membantu Pemerintah melayani gejala yang kelihatan. Natsir mengibaratkan Pusat dalam mengupayakan segala upaya yang bertu- seorang yang terkena sakit malara, kepalanya panas. juan terciptanya saling pengertian dan saling menghor- Lalu diberi kompres dengan es, tidak akan menghilng- mati antara sesama umat beragama. kan penyakit malaria itu. Harus dicari sebab hakiki dari

Rumusan tersebut ditolak keseluruhannya oleh pi- penyakit itu sendiri, karena panas kepala hanya suatu hak Krisnten/Katolik. Dalam kalausul b pihak Kristen/ gejala dari orang yng sakit malaria. Islam memiliki Katolik tidak menyetujuinya antara lain menyatakan kode yang positif tentang toleransi sesama beragama “tidak menjadikan umat telah beragama sebagai sasa- yang tidak perlu dikhawatirkan oleh orang yang berag- ran penyebaran agama masing-masing (Modus Viven- ma lain. Identitas orang Islam jangan diganggu.

di, 1967: 17). Musywarah itu-pun gagal. Pernyataan Bersama. Dalam rapat terbuka dan tertu-

Sejak saat itu komunikasi antar umat Islam dan Kris- tup, pihak pemerintah mengajukan suatu rumusan, ber- tiani tidak seperti yang diharapkan, bahkan genderang bunyi:

konflik Islam versus Kristiani seakan dimulai. Upaya Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa

perbaikan relasi atau mencari titik temu selalu kandas Kami peserta dri golongan Islam, golongn Kristen di tengah jalan. Musyawarah Antarumat Beragama ta- Protestan, Katolik, golongan Hidu Bali dan golongan hun 1967 yang difasilitasi pemerintah (Kementerian

Volume XIV No. 2. Juni 2015, Hlm. 110 - 200

Agama RI) telah mengakomodasi usulan lahirnya kode relasi antarumat beragama yang dalam interaksi yang etik penyiaran agama. Semua perwakilan penganut dapat menimbulkan konflik sehingga perlu pengaturan. agama sudah menyatakan sepakat atas rumusan yang Misalnya, jika seorang pengaut agama berkunjung ke ada, kecuali perwakilan umat Kristen dan Katolik me- rumah orang lain agama dalam rangka silaturahim atau nolak point rumusan “tidak menyiarkan agama kepada hubungan sosial tidak ada masalah. Namun jika yang orang yang telah beragama”. Rasanya tidak berlebihan berkunjung itu membawa makanan, pakaian, buku-bu- berangkat dari realitas tersebut sesungguhnya relasi Is- ku keagamaan dengan tujuan memurtadkan orang yang lam dan Kristiani menjadi rukun semu.

dikunjungi malalui bujuk rayu atau memanfaatkan ke- Namun Menteri Agama K. H. M. Dahlan bersaama miskinan seseorang tentu tidak akan membuat rukun, Menteri dalam Negeri Amir Mahmud mengeluarkan justeru akan menimbulkan konflik, bahkan bertentan- Keputusan Bersama No. 01/BER/Mdn-Mag/1969 ten- gan dengan ajaran Tuhan yang berkeadaban. tang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintahan dalam

Secara diam-diam Kementerian Agama melalui Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama pernah Pengembangan dan Ibadat Agama oleh Pemeluk- mempersiapkan draft RUU terkait dengan kerukunan pemeluknya. Namun sejalan dengan perubahan dalam dengan pertimbangan jika suatu saat diperlukan telah tata kelola pemerintahan, maka SKB tersebut dinilai tersedia draft yang diajukan. Sayang, langkah ini-pun terdapat kekurangan. Di antaranya: 1) syarat-syarat kecium pihak luar sehingga mendapat respons peno- pendirian rumah ibadat dalam SKB tidak jelas. 2) Tidak lakan. Akhirnya dinyatakan tidak ada, yang sesung- jelas pelayanan terukur oleh pemerintah, 3) Kurang ko- guhnya ada, dan telah tersusun draft naskahnya. Draft munikasi antara pihak-pihak yang hendak mendirikan ini ditunjukkan oleh seorang peneliti teman penulis rumah ibadat dengan umat beragama dan peleuk-peme- dangan catatan rahasia (RHS). Selanjutnya atas inisi- luk agama di sekitar lokasi rumah ibadat yang hendak atif DPR RI dibuat RUU terkait agama dan kerukunan, dibangun. 4) Adanya Undang-Undang No. 32 tahun penulis sendiri dan kawan-kawan lain pernah dimintai 2004 tentang Pemerintahan daerah, maka SKB terkait masukan dengan mengambil tempat di salah satu ruan- perlu diempurnakan.

gan Gedung Bayt Al Quran Taman Miniatur Indonesia Setelah 11 kali pertemuan wakil-wakil majelis- Indah (TMII). RUU ini telah dibahas di DPR RI, tetapi majelis agama membahas draft Penyempurnaan SKB nasipnya juga kandas atau “gugur sebelum lahir”. oleh wakil majelis-majelis agama bersama pemerintah,

Atas inisiatif pemikiran yang berilian dari kawan- dan terakhir tanggal 21 Maret 2006 akhinya disepakati kawan di Puslitbang Kehidupan Keagamaan, dan penu- dan ditandatangani oleh Menteri Agama Muhammad lis salah seorang yang menguatkan perlunya penyia- M. Basyuni dan Menteri Dalam Negeri Moh. Ma’ruf pan konsep tentang RUU itu, jika suatu saat diperlukan No. 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksaan oleh Menteri Agama atau pemerintah. Beberapa kali Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam usulan dirumuskan bersama Saudara Akmal Salim Ru- Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberday- hama, dan disampaikan untuk memperoleh tanggapan aan Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah dari Menteri Agama Surya Dharma Ali, tetapi tidak ada Ibadat. Dengan ditetapkannya Peraturan Bersama ini, respons. Akhirnya diupayakan penelitian dengan tema maka SKB tahun 1969 tentang pendirian rumah ibadat tentang Urgensi Pengaturan Hubungan Antarumat Be- tidak berlaku lagi.

ragama pada tahun 2014.

Sebelumnya pada saat Menteri Agama Tarmizi Taher Penulis sendiri mendapat tugas penelitian dimaksud pernah menggagas penyusunan Rencana Undang-Un- di Ambon, Maluku. Hasil penelitian dari seluruh daerah dang Kerukunan Beragama di Indonesia. Namun juga yang meliputi pertimbangan komunitas keenam agama mendapat penolakan termasuk dari Dr. A.A. Yewangoe dan dan mencerminkan kewilayahan Indonesia bagian Ketua Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). barat, tengah dan timur Indonesia secara keseluruhan Alasannya bahwa agama dan relasi-relasi antarmanusia cukup mengagetkan, ternyata hampir seluruh nara sum- semestinya bersifat manusiawi, berlaku secara spontan ber menyetujui adanya pengaturan hubungan antarumat dan tidak dibatasi oleh berbagai aturan dan pembatasan beragama. (A. A. Yewangoe, Agama dan Kerukunan, BPK Gu-

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebagai nung Mulia, Jakarta, 2006, hal. 43). Gagasan dan atau pelanjut Menteri Agama Surya Dharma Ali dengan usulan itu-pun juga kandas.

semangat baru yang menggebu-gebu merencanakan Sebenarnya yang diatur bukan ajaran agamanya, kare- adanya Undang-Udang Perlindungan Umat Beraga- na itu merupakan urusan masing-masing agama, tetapi ma. Dalam media massa diungkapan rencana terse-

M. Yusuf Asry, KOMUNIKASI DIALOG MERAWAT ...

but akan disiapkan dalam waktu enam. Namun dalam tuk kawasan Indonesia barat di Medan (18 Nopember pembahasan mengenai ide tersebut bersama yang di- 1996) juga menyusun sebuah buku yang diberi judul undang mewakili dari semua penganut agama- agama “Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Umat Beragama”. sebagaimana dimuat dalam Harian Republika, Para Buku ini berisi pemikiran teologis dari para pemuka wakil dari agama-agama ernya belum sepaham, bukan agama terkait dengan kerukunan dalam perspektif Is- lagi hanya dari wakil Kristen dan Katolik saja seperti lam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. yang terjadi pada tahun 1967, tetapi bertambah dari

Buku tersebut sebagai acuan membangun kerukunan perwakilan agama Buddha. Namun hingga tulisan ini cukup baik, tetapi bagaimana sosialisanya dan penga- dibuat usaha tersebut nampak terus bergulir, tetapi malannya menjadi persoalan sendiri hingga saat ini. hasilnya apakah akan gagal lagi “wallahu a’lam”.

Jika terjadi konflik sesungguhnya bukan karena ajaran Sebuah realita sosial dipenghujung pemerintahan Tuhan, bukan karena tidak ada pedoman, tetapi lebih Orde Baru, sama seperti di awal terjadi lagi fenome- pada pengikut agama yang tidak memahami ajaran Tu- na konflik antarumat beragama, terutama antara Islam han, dan patuh pada pedoman yang dibuat oleh para dengan Kristen dan Katolik. Misalnya kasus di Jati Ba- pemuka agama sendiri. rang Jawa Barat (1975), Simpang Kanan Aceh (1979),

Dari uraian di atas bahwa kemajemukan itu berpo- Purwakarta Jawa Barat (1979), Surabaya (1976 dan, Si- tensi rawan konflik. Konflik bukan karena faktor ajaran tubondo (1976) Jawa Timur, Tasikmalaya dan Rengas- Tuhan, tetapi oleh pemikiran dan pemahaman penganut dengklok di Jawa Barat, Ketapang di Jakarta, Kupang agama yang dipengaruhi berbagai kepentingan. Jadi di Nusa Tenggara Timur, Ambon di Maluku (1998), konflik berkaitan dengan relasi interaksi antarpenganut Poso Sulawesi Tengah (1990), Maluku Utara (2000), agama, dan inilah yang perlu diatur. Pengaturan sebagai Sambas Kalimantan Barat dan Sampit di Kalimantan manifestasi ajaran Tuhan untuk terciptanya kerukunan Tengah. Kasus itu bersekala kecil terjadi didaerah may- dan kedamaian merupakan suatu keniscayaan. oritas muslim, sedang yang kasus uang relatif besar

yang menelan kerusakan berat dan banyak korban jiwa Trilogi dan Upaya Merawat Kerukunan

justeru di daerah yang besar atau ralatif banyak atau Relasi atau hubungan hidup beragama yang ideal pernah besar jumlah pemeluk Kristen/Katolik seperti di ialah kerukunan yang otentik, dinamis dan produktif. Kupang, Ambon dan Poso.

Kerukunan yang otentik berarti yang murni atau sejati Sekalipun konflik-konflik tersebut sulit disebut kon- keluar dari hati yang tulus dan suci. Rukun yang sejati flik agama, tetapi tidak dapat disangkal terdapat nu- jauh dari kontravensi. Bukan rukun namanya jika ter- ansa-nuansa keagamaan. Nampak penyebabnya ialah dapat unsur paksaaan. Juga bukan rukun namanya jika kesenjangan sosial dan ekonomi serta perebutan kekua- semu, karena itu palsu. Ketika saling berhadapan beda saan. Tetapi pada kenyataan terjadi perusakan rumah agama nampak rukun, begitu kembali dan berada pada

ibadat dan fasilitas keagamaan. Kenyataan kasus-kasus komunitasnya yang terjadi lain cerita. Pada penampilan serupa secara sporadis muncul sewaktu-waktu hingga ia, sedang di dalam hati tidak. Jika ada peluang atau sekarang, terutama terkait dengan pendirian dan sekitar pemicunya meledak secara tiba-tiba (contravention). rumah ibadat.

Kerukunan yang dinamis berarti rukun dalam inter- Patut disyukuri bahwa di Indonesia konflik bersekala aksi kerjasama satu dengan yang lain. Berarti ada ko-

besar seperti di Kupang, Ambon dan Poso sejauh ini munkasi. Rukun tanpa interaksi kerjasama tidak dapat tidak ada lagi, mudah-mudahan selanjutnya tidak akan disebut rukun, karena tanpa komunikasi. Komunikasi ada lagi. Sekalipun konflik hubungan antarumat be- di sini salain menyampaikan dan menerima pesan satu ragama dan hubungan internal umat beragama sesung- dengan yang lain. Jadi dalam rukun itu terbangun relasi guhnya jauh dari berakhir.

kerjasama membangun suatu kehidupan bersama yang Gagalnya penyusunan RUU Kerukunan Beragama sejahtera dan damai. Jadi kerukunan yang dikehendaki bukan berari pemerintah berhenti berupaya untuk keru- bukan rukun semu, basa-basi atau pura-pura. kunan umat beragama. Menteri Agama Tarmizi Taher

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa kerukunan yang mengusulkan adanya Undang-Ungang terkait umat beragama diawali dari istilah yang disampaikan dengan kerukunan ternyata kandas, tetapi baliau tidak dalam Pidato Menteri Agama K. H. M. Dahlan pada tinggal diam. Beliau mendirikan Lembaga Pengkajian forum Musyawarah Antrumat Beragama untuk mencari Keukunan Umat Beragama (LPKUB) di Jogyakarta solusi dari konflik yang terjadi antara umat Islam dan (Oktober 1993) dengan Perwakilannya untuk kawasan Kristen/Katolik pada tahun 1967. Indonesia Timur di Ambon (12 Oktober 1996) dan un-

Ekskalasi konflik pada waktu itu sangat mengkha-

Volume XIV No. 2. Juni 2015, Hlm. 110 - 200

watirkan kehidupan masyarakat dan bangsa. Soeharto sebelumnya digagas oleh K. H. M. Dahlan. Pada saat Presiden RI menyatakan:

Menteri Agama Alamsyah inilah juga disepakati Pedo- Secara jujur dan dengan hati terbuka, kita harus man Dasar tentang Wadah Musyawarah Antarumat Be- berani mengakui, bahwa musyawarah antarumat be- ragama oleh wakil-wakil majeis-majelis agama. Badan ragama ini justeru diadakan oleh karena timbulnya ber- ini dibentuk dengan Surat Kepuusan Menteri Agama bagai gejala di beberapa daerah yang mengarah pada No. 35 Tahun 1980. Jadi terbentuknya wadah ini me- pertentangan-pertentangan agama (Badan Litbang dan merlukan proses dan waktu 13 tahun (1967-1980). Hal Diklat Kementerian Agama RI, Kompilasi Kebijakan ini menunjukkan untuk sebuh kerukunan ternyata ti- dan Peraturan Perundang-undangan Kerukunan Umat dahklah mudah, sekalipun secara normatif pesan Tuhan Beragama, Jakarta, 2012, hal.6-7).

dalam masing-masing agama mengajarkan komuni- Faktor penyebabnya diisyaratkan adanya salah kasi, dialog dan kerukunan. Pada saat Menteri Agama pengertian, mungkin oleh kegiatan pecah belah per- Alamsyah juga berhasil dirumuskan Trilogi Kerukunan satuan dan adu domba antarsuku, golongan dan agama Umat Beragama yaitu: 1) Kerukunan Intern Umat yang dilakukan oleh gerakan politik sisa-sisa G 30 S/ Beragama. 2) Kerukunan Antarumat Beragama dan 3) PKI.

Kerukunan Antarumat Beragama dengan Pemerintah Presiden Soeharto melanjutkan:

(Alamsyah Ratu Perwiranegara, Pembinaan Keru- Pemerintah tidak akan menghalang-halangi suatu pe- kuan Hidup Umat Beragama, Kemenerian Agama, Ja- nyebaran agama. Akan tetapi, hendaknya penyebaran karta, 1982, hal. 12). agama tersebut ditujukan kepada mereka yang belum

Menteri Agama H. Munawir Sjazali, MA mem- beragama yang masih terdapat di Indonesia, agar men- perkuat tiga kerukunan umat beragama, dan dikem- jadi pemeluk-pemeluk agama yang yakin. Penyebaran bangkan kemitraan dengan semua umat beragama agama tidak ditujukan semata-mata untuk memper- secara bersama-sama bertanggung jawab meletakkan banyak pengikut, apalagi apabila cara-cara penyebaran landasan spiritual, moral dan etik dalam pembangunan agama tersebut dapat menimbulkan kesan bagi ma- nasional. Bahkan pada saat Menteri Agama M. Maftuh syarakat pemeluk agama yang lain, seolah-olah ditu- M. Basyuni berhasil dibentuk Forum Kerukunan Umat jukan kepada orang-orang yang telah memeluk agama Beragama (FKUB) di tingkat provinsi dan seluruh ka- tersebut (Badan Litbang dan Diklat Kementerian Aga- bupaten/kota. ma RI, 2012: 7).

Pembentukan FKUB ini merupakan pelaksanaan dari Dari pidatonya itu Presiden Soeharto memberikan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam paling tidak dua pokok pikiran, yaitu: (1) Perlunya Negeri No. 9 dan 8 tanggal 21 Maret 2006 tentang Pe- dibentuk Badan Kontak/Komunikasi Antaragama. (2) doman Pelaksanaan Kepala Daerah/Wakil Kepala Dae- Perlunya tata cara atau kode etik penyiaran agama, rah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, yang berisi “tidak menjadikan umat yang sudah be- Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan ragama sebagai sasaran penyebaran agama lain”.

Pendirian Rumah Ibadat. Selain itu juga memperkuat Forum Musyawarah menerima usulan yang pertama, trilogi kerukunan umat beragama. sedangkan usulan kedua ditolak oleh beberapa pemuka

agama (Kristen/Katolik). Upaya pembentukaan Badan Kerukunan Intern Umat Beragama

Kontak Antaragama yang diupayakan oleh Menteri Kerukunan intern umat beragama merupakan komu- Agama K.H. Ahmad Dahlan dilanjutkan oleh Menteri nikasi dan relasi pergaulan antar sesama penganut aga- Agama A. Mukti Ali dan Alamsyah Ratu Perwiraneg- ma. Tiap agama berkembang aliran, paham dan mazhab ara.

atau sekte. Tiap orang mengikatkan diri pada paham Menteri Agama A. Mukti Ali memperkenalkan teori keagamaan yang dianutnya. kerukunan umat beragama yang ideal dikenal yaitu:

Keragaman pemahaman keagamaan melahirkan ciri “setuju dalam perbedaan” (agree indisagreement). Be- atau identitas diri yang berbeda dari yang lain. Per- liau juga merupakan pelopor komunikasi dialog anta- bedaan itulah menjadi peluang sering saling menilai rumat beragama di Indenesia sehingga terjadi marak pahamnya yang benar, dan inilah sebuah realitas yang hingga sekarang ini.

wajar dan tidak dapat dihindarkan selama tidak meny- Baru pada waktu Menteri Agama dijabat oleh Alam- alahkan yang lain. Karena itu perselisihan antarpribadi syah Ratu Perwiranegara berhasil terbntuk Badan dengan pribadi penganut agama bukan disebakan oleh Kontak Antar Agama dalam pertemuan wakil-wakil ajaran dasar agama, melainkan oleh penafsiran dari majelis agama dan pejabat Kementerian Agama yang penagnut agama yang melahirkan perbedaan aliran atau

M. Yusuf Asry, KOMUNIKASI DIALOG MERAWAT ...

mazhab. dan persaudaraan. Semakin banyak persamaan, maka Berbicara aliran atau mazhab dalam agama-agama semakin kuat persaudaraan. Dengan demikian terban- umumnya, dan penganut Islam khususnya disebabkan gun apa yang dinamakan dengan ukhuwah Islamiyah. oleh pemahaman keagamaan. Perbedaan pemahaman Persamaan melahirkan hubungan keakraban, dan dari itu sebenarnya suatu hal yang wajar-wajar saja. Yang sini tumbuh kepedulian sehingga derita yang dialami tidak wajar menyikapi perbedaan itu secara berlebihan. seseorang akan dirasakan orang lain. Karena itu per-

Dalam pandangan umum para ulama Islam menyadari suadaraan dalam Islam sangat penting sebagaimana selama perbedaan itu dalam soal khilafiyah (furuiyyah) dinyatakan Allah swt, “Innamal mu’nuuna ikhwatun”, harus disikapi dengan sikap saling tolerans sehingga artinya “sesungguhnya orang-orang yang beriman itu komunikasi dan kerukunan tetap terjaga. Rasulullah bersaudara” (Qs Hujurat, 49: 10). berpesn “ikhilaafu ummtiy rahmah” (perbedaan di an-

Secara umum rasa cinta kasih dalam agama lahir dari tara umatku itu rahmat).

kesamaan iman menjadi dasar pergaulan di kalangan Kerukunan intern umat Islam harus terus dipayakan umat Islam. Atas dasar keimanan itu, seorang muslim dan dimantapkan, karena perbedaan tersebut suatu hal memandang orang lain seperti pada dirinya sendiri. yang mustahil dapat dihilangkan, apalagi berkenaan Sabda Rasulullah saw, “Tidak beriman seseorang di dengan keyakinan yang menyatu dalam kehidupan antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya seb- pribadi seseorang. Bagaimana menghadapi perbe- agaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR Bukhari daan intern umat Islam? Ada yang bermazhab seperti dan Anas). Nahdlatul Ulama (NU), Al Jamiyatul Washliyah, Per-

Namun kecintaan sesama bukanlah terhindar dari ad- satuan Tarbiayah Islamiyah (PERTI), Jamiaatul Khair, anya perbedaan. Perbedaan biasa muncul di kalangan Mathla’ul Anwar dan Persatuan Umat Islam (PUI), umat Islam karena pemahaman keagamaan yang bersi- dan ada yang tidak bermazhab seperti ormas Islam Al fat cabang (furuiyyah), bukan pada soal yang mendasar Irsyad, Muhammadiyah, Persatuan Islam dan Lembaga atau pokok (ushululiyah). Perbedaan pendapat dan pa- Dakwah Islam Indonesia (LDII). Di kalangan yang ham merupakan hal yang wajar atau lumrah dalam ma- bermazhab ada yang membolehkan tiap anggotanya syarakat. Namun perbedaan tersebut harus disikapi juga memilih dan mengamalkan salah satu dari empat atau dengan wajar sebagai konsekwensi manusia memiliki lima mazhab (mazhab Syafii, Hanbali, Maliki, Hanafi akal pikiran. Sebuah interpretasi sangat terkait dengan dan Zhahiri), dan ada yang menyatakan bermazhab berbagai faktor, seperti: lingkungan budaya, pengeta- tetapi dalam praktiknya hanya berpegang pada satu huan, kecerdasan, dan pengalaman. Bagaimana-pun mazhab, seperti hanya mazhab Syafii saja sebagaimana perbedaan akan melahirkan manfaat besar, antara lain yang mentradisi pada ormas Islam Nahdlatul Ulama, (1) dinamika hidup beragama dan bermasyarakat se- dan ada yang memberikan pilihan mazhab kepada ang- makin beragam, (2) kualitas pendapat dan kehidupan gotanya seperti pada ormas Islam PUI.

semakin mengalami peningkatan, 3) sikap dan tindakan Relasi sesama muslim sebagai suatu umat yang ber- keagamaan semakin berwawasan. hubungan satu dengan yang lain, sekalipun ada yang

Seyogyanya perbedaan dipahami dan dihormati den- bermazhab dan ada yang tidak bermazhab, dan ada gan adanya kualitas pemahaman dan dinamika kehidu- yang bermazhab dalam praktiknya hanya mengiku- pan tersebut. Semakin tinggi pemahaman keislaman, ti salah satu mazhab saja. Ibarat satu tubuh, di mana maka akan semakin tinggi penghormatan akan perbe- semua anggota tubuh saling berhubungan satu dengan daan. Dengan demikian perbedaan tidak harus melahir- yang lain. Sebuah Sabda Rasulullah saw yang diriway- kan pertentangan atau permusuhan. atkan oleh Muslim dan Ahmad dinyatakan:

Kerukunan intern harus dibina dan dipelihara dengan Seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan prinsip: “sama-sama berpegang kepada A Quran dan satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh itu terlu- Al hadits serta toleransi dalam perbedaan aliran atau ka, maka seluruh anggota tubuh merasakan demamnya mazhab. Dengan demikian akan menumbuhkan ke- (HR Muslim dan Ahmad).

mantapan kerukunan intern umat beragama yang ter- Jika seorang muslim menderita kelaparan, maka cermin dalam pergaualan sesama seiman dan muslim muslim lain akan merasakan penderitaannya. Begitu majadi harmonis, nampak dalam kesatuan dan persat- pula jika seorang muslim teraniaya, maka orang Is- uan intern suatu agama terpelihara, mampun berpikir lam lain akan merasakan sakitnya. Hal ini menunjuk- positif menghadap perbedaan intern umat beragama, kan bahwa ajaran Islam sangat peduli terhadap sesa- dan akan mampu mencari titik temu dalam perbedaan. ma, dan menekankan betapa pentingnya kebersamaan Sesuai sabda Rasululllah bahwa perbedaan pendapat di

Volume XIV No. 2. Juni 2015, Hlm. 110 - 200

antara umatku adalah rahmat. orang-orang yang beriman” (Qs Yunus, 10: 99). “Tuhan tidak melarang kamu berbuat kebaikan dan

Kerukunan Antarumat Beragama

bersikap jujur terhadap orang-orang yang tidak mem- Tiap umat beragama tentu meyakini kerukunan erangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari merupakan sarana utama dan yang diutamakan dalam kampungmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang- kehidupan bersama. Kerukanan antarumat beragama orang yang jujur” (Qs Al Mumthanah, 60: 8) akan terwujud jika terdapat sikap yang tolerans. Per-

“Sesungguhnya Kami telah memberi jalan kepada se- bedaan ajaran agama masalah prinsip dan ciri khas, seorang untuk mengikuti jalan (yang lurus). Adalanya karena itu agama tidak dapat disamakan dan disatukan ia (orang itu) bersyukur, adakalanya ia menolak jalan (sinkretisme). Namun untuk menjaga hubungan yang yang lurus itu” (Qs Al Insan, 76: 3). rukun dalam perbedaan harus terus diupayakan dengan

Dari firman Allah tersebut di atas menegaskan dila- mempertemukan agama-agama tersebut dalam suatu rang melakukan pemaksaan dalam memasuki agama masyarakat yang majemuk atau suatu bangsa melalui apa-pun juga, baik secara halus maupun secara terang-

konsensus atau kesepakatan-kepakan bersama. terangan. Tiap orang memiliki hak pilih menganut suatu Islam diurunkan untuk manusia dengan segala ke- agama dan beribadat menurut keyakinannya. Tidak ada majemukkannya. Islam mengajarkan berhubungan gunanya memaksa orang untuk menjadi muslim. Islam dengan siapa-pun juga. Di era sekarang hubungan an- tidak melarang seseorang berhubungan dengan orang tarpemeluk agama yang berbeda tidak dapat dihindar- yang tidak seiman selama tidak memusuhi Islam. kan. Hubungan dalam koridor kemanusiaan dan sosial

Dalam konteks Indonesia bangsa ini memiliki kon- (muammalah). Dalam relasi antarumat beragama hen- sensus nasional yang mengikat seluruh warga, terma- daknya seorang muslim menjaga keyakinan akidah. suk umat beragama yaitu “Pancasila” dan “Undang Meyakini Islam agama yang diredhoi Allah. Karena itu Undang Dasar RI 1945”. Dengan mengacu kepada dua tiak dibenarkan saling tukar keyakinan, tetapi toleran konsensus tersebut akan terjaga persatuan dan kes- pada masing-masing keyakinan.

atuan bangsa, serta terpilihara kerukunan antarumat Hubunan muslim dengan non muslim dikaitkan den- beragama. Kerukunan umat beragama sebagaimana gan kondisi yang ada. Relasi dengan non muslim ter- telah dikemukakan terdiri dari tiga macam yang biasa buka untuk kerjasama. Jika dalam relasi tersebut orang disebut trilogi kerukunan. Upaya yang dapat dilakukan Islam teraniaya dan tidak berdaya, maka wajib meny- untuk memantapkan kerukunan antara umat beragama, elamatkan diri dan harta yang dimilikinya, dan jika juga antara lain, yaitu melakukan pembinaan kerukunan an- tidak selamat, maka sebagaimana dilakukan Rasulullah tarumat beragama, memegang teguh dan melaksanakan saw dapat saja melakukan “hijrah”. Adapun orang non kode etik penyiaran agama yang disepakati para pemu- muslim ditengah umat Islam harus dijamin hak-haknya ka agama, dan mengindentifikasi masalah-masalah sehingga dapat hidup aman dan tenteram. Dan inilah yang dapat menimbulkan gangguan relasi antarumat yang dipraktikkan dalam sejarah Islam. Misalnya ketik beragama, serta merumuskan solusinya. umat Islam menguasai Mesir orang Kristen Koptik dil-

indungi keberadaannya hingga sekarang eksis di tengah Kerukunan Antarumat Beragama dengan Pemerin- mayoritas muslim, tanpa dipaksa pindah agama atau tah

pindah tempat tinggalnya. Dalam catatan sejarah ancaman bahaya dapat terjadi Dalam hubungan umat Islam dengan non muslim ter- akibat relasi pemerintah dan umat beragama yang tidak dapat prinsip-prinsip toleransi yang disebutkan dalam harmonis. Misalnya di Turki pada masa Presiden Ke- Al Quran, antara lain:

mal Ataturk berkuasa memaksa semua penduduk yng “Tidak ada paksaan dalam (memeluk suatu) agama, nota bene muslim harus mengikuti paham sekuler. Pada

karena telah jelas mana yang benar dan mana yang saat Spanyol dikuasai oleh pemerintahan Katolik, maka salah, Qs Al Baqarah, 2: 256).

semua orang Islam yang pernah berjaya selama 700 ta- “Katakanlah (Muhammad) telah datang kebenaran hun di daerah itu lenyap dengan berbagai bentuk ke- dari Tuhnmu, karena iu barang siapa yang mau beri- kerasan dengan pilihan masuk ke Katolik akan selamat, manlah, barang siapa yng tidak mau, biarkanlah” (Qs atau meninggalkan Spanyol, dan atau menghadapi maut Al Kahfi, 18: 29).

atau kematian. Demikian pula saat ini betapa pedihnya “Dan apabila Tuhanmu menghendaki, orang yang nasib yang dialami oleh etnis Rohingya yang beraga- ada di muka bumi ini akan beriman seluruhnya. Apak- ma Islam atas ancaman kekejaman rasialisme dari etnis

ah engkau hendak memaksa mereka supaya menjadi Rakhine yang beragama Buddha dibawah rezim junta

M. Yusuf Asry, KOMUNIKASI DIALOG MERAWAT ...

militer Myanmar. Mereka tidak mendapat perlindungan “reserve” (sam’an wa tha’atan). Ketataan itu berlaku dari pemerinah dan perangkat keamanannya, tergusur terhadat peraturan, baik sesuai kemauan maupun berla- dan terisolasi dalam kamp-kamp pengungsi, diusir dari wanan, berat atau ringan selama perintah dan peraturan negeri kelahirannya, dan tidak diakui sebagai warga itu dalam lingkungan perkara-perkara yang dihalalkan negera oleh pemerintah Myanmar (Republika, 20 Mei oleh syara’, dan yang dibuat untuk kemaslahatan ber- 2015: 22).