Majalah Kredibel Edisi 4
MAJALAH PENGADAAN INDONESIA
MENGENAL
PROBITY AUDIT
DA LA M KO N T RA K P E LA K S A N A A N
INOVASI
LPSE Kota Bandung
Kembangkan BIMRS Sebagai Sistem
Pengelolaan Daerah yang Berintegrasi
REGULASI
Blacklist, Efek Jera Pembelajaran
Bagi Penyedia dan Penerbit Jaminan
MANCA NEGARA
e-procurement di India
Diterbitkan oleh :
9 772089 241131
EDISI 04
|
LKPP
JAN - APRIL 2013
1
Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
www.lkpp.go.id
JAN - APRIL 2013
|
EDISI 04
KREDIBEL
PENGADAAN
KREDIBEL
MENGHEMAT
ANGGARAN
NEGARA
Gedung SME TOWER Lantai 8
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 94
Jakarta 12780 Indonesia
Telepon : 021 - 799 1025
Fax : 021 - 799 6033 / 021 - 799 1125
Call Center : 021 - 7167 3000
2
EDISI 04
inaproc.lkpp.go.id
|
JAN - APRIL 2013
D A F TA R I S I
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
1 0 F O K U S U TA M A
Mengenal
Probity Audit
dalam Kontrak
Pelaksanaan
Beberapa proyek pembangunan
dan pengadaan barang/jasa tidak
berjalan sesuai dengan kontrak yang
ditandatangani, bahkan rentan oleh
praktek korupsi. Bagaimana probity
audit menyelesaikan masalah ini?
KILAS & PERISTIWA
06
M E D I A W AT C H
26
REGULASI
28
PERSPEKTIF
32
TA N YA J A W A B
48
JALAN-JALAN
52
S E H A T
54
TOKOH BANGSA
56
REFLEKSI
59
RESENSI
61
Foto : ANTARA FB ANGGORO
36 inovasi
LPSE Kota Bandung
Kembangkan BIMRS Sebagai
Sistem Pengelolaan Daerah
yang Berintegrasi
UPT LPSE Kota Bandung yang berada di bawah Bappeda
sudah terbentuk sejak tahun 2008 lalu. UPT LPSE Kota Bandung
mengembangkan Bandung Intergrated Resources Management
System (BIMRS) yang merupakan sistem pengelolaan sumber daya
pemerintahan yang terintegrasi dari aktifitas birokrasi hulu sampai
dengan hilir (dalam konteks belanja) dalam rangka menunjang
pengelolaan keuangan daerah.
45 MANCA NEGARA
e-procurement
di India
Pemerintah India menghitung, dalam setahun
proyek pemerintah mencapai US$156 billion
atau sekitar 12-14% dari total PDB India yang
mencapai US$1.217 miliar membuat proses
tender yang efektif, efisien, harga terbaik dan
transparan menjadi tuntutan utama di seluruh
negara bagian India.
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
3
S U R AT P E M B A C A
Tweets @LKPP_RI
@chris_epo
Selamat pagi @LKPP_RI saya sangat
mendukung Indonesia bersih dari korupsi
dengan adanya E-proc
Mencari
Majalah Kredibel
Yth. Pengelola Majalah Kredibel dan
Jurnal Pengadaan Indonesia.
Kami ingin mendapatkan Majalah
Kredibel dan Jurnal Pengadaan Indonesia
versi Cetak, bagaimana caranya, mohon
informasinya.
Alamat kami : Jemmy Hosan, Jalan
Anoa I No . 117 Palu, Sulawesi Tengah.
Terima kasih perhatiannya.
Jemmy Hosan
Pa l u , S u l a w e s i Te n g a h
Yth Bapak Jemmy, terima kasih atas
apresiasi bapak terhadap Kredibel. Segera
kami kirim Majalah Kredibel ini ke alamat
Bapak secara cuma-cuma.
Terima kasih
Surat Pembaca dapat Anda kirimkan via email:
[email protected] atau melalui fax ke 021-7996033.
4
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
@adenatama
Sertiikasi PBJ pemerintah boleh juga kok
buat yg bukan PNS kaya saya, ujiannya
bisa tanya ke @LKPP_RI
@ashariabidin
Mantap, mari kita dukung penuh @
LKPP_RI 2014, LKPP Targetkan Seluruh
Pengadaan lewat E-procurement
@ImigrasiID
Selamat untuk @LKPP_RI menerima
penghargaan untuk kategori The Winner
of Technology Leadership dari FutureGov
Forum Indonesia
@ginayustisia
Alhamdulilah @LKPP_RI sy lulus Sertiikasi
Pengadaan Barang Jasa Pemerintah \/
horeeeee
@andre_syafrizal
@LKPP_RI buka perwakilan lkpp di masing
masing wilayah di indonesia seperti
Sumatera , Kalimantan, Sulawesi ..
@41Mugi
@LKPP_RI Kapan realisasi pengangkatan
Pejabat Fungsional Pengelola Pengadan
Barjas...
@yusro03
@LKPP_RI sy berharap mdh2 han para
penyedia barang d berikan informasi yg
aktual dan valid
Foto Sampul : ANTARA - WAHYU PUTRO A
DARI REDAKSI
DITERBITKAN OLEH
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
P e m b a c a y a n g Te r h o r m a t ,
SME Tower Lt.8
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.94
Jakarta 12780
Telp. 021-7991025
ami berbahagia bisa kembali hadir ke hadapan
pembaca sekalian, setelah sekian lama
mempersiapkan edisi kali ini, melalui proses
perancangan yang cukup memakan waktu
terutama dalam hal pemilihan tema laporan yang
hangat sehingga tak hanya mematik keinginan membaca
namun bisa menjadi sebuah referensi bagi pembaca
sekalian.
Kerja keras tersebut semata-mata dilakukan demi
menjaga semangat Majalah KREDIBEL yang tak akan lepas
dari motto LKPP, yaitu untuk mewujudkan sistem pengadaan
barang dan jasa pemerintah yang kredibel, transparan, dan
akuntabel demi kesejahteraan bangsa.
Melalui edisi ini Majalah KREDIBEL menyajikan topik
utama perihal manajemen kontrak yang kerap memancing
pertanyaan hingga keluhan para peminat maupun
pemenang peserta tender. Topik yang tak kalah menariknya
adalah perihal penerapan daftar hitam (blacklist) terhadap
perusahaan penyedia atau penerbit jaminan yang diterapkan
untuk menjaga terjaminnya kualitas proyek-proyek yang
dilakukan.
Akhir kata, melalui terbitan kali ini Majalah KREDIBEL
berharap mampu terus memberikan informasi dan
mengedukasi masyarakat pada umumnya tentang kebijakan
seputar pengadaan barang/ jasa pemerintah, sehingga
dapat bersama-sama memiliki visi dan pemahaman yang
sama akan pentingnya pengadaan yang bersih demi
terwujudnya bangsa yang sejahtera.
Salam Pengadaan!
K
Fax. 021-7996033
www.lkpp.go.id
PELINDUNG
Agus Rahardjo
REDAKTUR AHLI
Eiko Whismulyadi
Himawan Adinegoro
Ikak Gayuh P
Agus Prabowo
Djamaludin Abubakar
PEMIMPIN UMUM
Dharma Nursani
PEMIMPIN REDAKSI
R Adha Pamekas
REDAKSI
R Ari Widianto
Gigih Pribadi
Suharti
Ratna Ayu Maruti
Mustika Rosalina
Himawan Giri Dahlan
FOTOGRAFER
Tim Humas LKPP
Redaksi menerima kiriman tulisan dan foto yang relevan
dengan isi majalah ini. Kirim ke [email protected] dan
R. Adha pamekas
Pemimpin Redaksi
dilengkapi dengan identitas diri yang jelas.
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
5
KILAS & PERISTIWA
Indonesia dan Chile Diskusikan
Sustainable Procurement
KPP
menerima
kunjungan
Delegasi dari Public Procurement
and Contracting Bureau
dan
Kementerian
Lingkungan
Hidup Chile. Beberapa agenda
dibahas dalam kunjungan kerja bilateral ini
diantaranya untuk menjajaki kemungkinan
kerjasama di bidang pengadaan barang/jasa
pemerintah seperti pembahasan pengadaan
berkelanjutan (sustainable procurement) dan
pertukaran informasi seputar pengadaan
barang/ jasa di Chile.
Public Procurement and Contracting
Bureau merupakan institusi yang berwenang
dalam pengadaan barang/ jasa di Chile dan
berada di bawah Kementerian Keuangan Chile.
Insitusi ini telah berdiri sejak 2003 dan mulai
memberikan perhatian pada pengadaan yang
berkelanjutan pada 2009.
Dalam
kunjungannya,
mereka
menuturkan bahwa Chile telah menetapkan
aturan pengadaan yang memperhatikan
aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan etika.
Lebih lanjut, mereka juga mengutamakan
Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam kriteria
sustainability.
Terkait
e-procurement, Chile juga
memiliki sistem electronic supplier membership
J a k a r ta
29 Januari 2013
L
yakni untuk semua penyedia yang telah
teregistrasi sehingga dapat mengikuti lelang. Di
Indonesia, Sistem Pengadaan Secara Elektronik
(SPSE) juga mengharuskan setiap penyedia
untuk melakukan pendaftaran terlebih dahulu
sebelum mengikuti lelang secara elektronik.
Namun perbedaan yang mendasar
antara kedua sistem di dua Negara yang
berbeda ini adalah jika di Indonesia, penyedia
diwajibkan untuk melakukan veriikasi data
sebelum mengikuti lelang sedangkan sistem
di Chile sebaliknya, jika telah memenangkan
suatu lelang, barulah mereka diveriikasi.
Dalam pertemuan bilateral ini dipahami
bersama pentingnya memberikan edukasi
baik kepada entitas pengadaan maupun
kepada penyedia barang/jasa bahwa dalam
pengadaan,
kualitas
barang
maupun
konstruksi yang ramah lingkungan adalah hal
yang penting, bukan hanya sekedar harga
termurah. (Gih/RAM) *
Bina Sertifikasi Profesi LKPP
Lulus Surveillance Audit
ISO 9001:2008
embaga Kebijakan Pengadaan
Barang/ Jasa Pemerintah melalui
Direktorat Bina Sertiikasi Profesi
menyelesaikan kewajiban Surveillance audit ISO 9001:2008
dari Badan Sertiikasi ISO British Standards
Institution (BSI).
Berdasar hasil audit, LKPP masih
direkomendasikan untuk memegang ISO
9001:2008.
“Secara umum sistem masih berjalan
L
6
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
J a k a r ta
6 Februari 2013
dan masih sesuai dengan persyaratan
ISO 9001:2008. Kami tidak menemukan
sesuatu yang sifatnya major, meskipun ada
beberapa catatan. Sehingga kami masih
merekomendasikan LKPP untuk memegang
sertiikat ISO 9001:2008,” kata Auditor Utama
BSI, Danang Gunarto di Kantor LKPP, Selasa
(06/02).
LKPP melalui Bina Sertiikasi Profesi
sebelumnya telah mendapatkan pengakuan
sertiikasi ISO 9001:2008 dari BSI melalui
KILAS & PERISTIWA
Tim Auditor BSI mewawancarai Direktur Bina Sertifikasi Profesi
Gusmelinda Rahmi (kanan) dalam proses audit surveillance.
Foto: Taufan / Humas
program sertiikasi ahli pengadaan tingkat
dasar di tahun 2012.
Melalui standarisasi ISO 9001:2008, LKPP
telah dijamin proses kerja sertiikasi profesi
akan sesuai dengan prosedur dan instruksi
kerja yang sudah ditetapkan.
Direktur
Bina
Sertiikasi
Profesi
Gusmelinda Rahmi mengatakan surveillance
audit merupakan rangkaian proses yang
harus dilalui untuk mempertahankan ISO
9001:2008.
“Audit dilaksanakan untuk meninjau dan
memastikan kesesuaian sistem manajemen
mutu yang diterapkan oleh Bina Sertiikasi
Profesi LKPP dengan standar ISO 9001:2008.
Kegiatan ini juga untuk meninjau keefektifan
implementasi sistem manajemen mutu
terhadap manual mutu, prosedur dan
dokumen yang ditetapkan,” jelas Gusmelinda.
Surveillance audit BSI dilakukan dengan
metode wawancara, telaah dokumen dan
tinjauan lokasi kegiatan sertiikasi yang
meliputi Sub Direktorat Pengelolaan Sertiikasi
dan Sub Direktorat Sarana Sertiikasi.
Untuk mempertahankan standarisasi
ISO 9001:2008, Bina Sertiikasi Profesi LKPP
merencanakan surveillance audit selanjutnya
di bulan Juli 2013.*
61 K/ L Siap Tingkatkan Standar
Layanan LPSE
ebanyak 61 Kementerian dan
Lembaga yang memiliki Layanan
Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) menyatakan siap untuk
meningkatkan standar layanan
LPSE melalui penandatanganan Service Level
Agreement atau Perjanjian Tingkat Layanan
LPSE dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Deputi Bidang Monitoring Evaluasi
dan Sistem Informasi Ikak G. Patriastomo
mengatakan perjanjian tingkat layanan
memiliki tiga tujuan pokok.
“Tujuan pertama adalah memastikan
kedua belah pihak memahami ruang lingkup,
kewenangan dan tanggung jawab yang
berkaitan dengan layanan dan pemanfaatan
Teknologi Informasi di bidang e-procurement.
Kedua, memastikan layanan dan pemanfaatan
Teknologi Informasi di bidang e-procurement
telah sesuai dengan kebutuhan Penggunan
SPSE, yang terakhir adalah sebagai acuan
perbaikan layanan yang telah ada saat ini
bagi penggunan SPSE,” terang Ikak dalam
sambutannya di Jakarta, Rabu (06/03).
Kewajiban adanya perjanjian tingkat
S
J a k a r ta
30 Januari 2013
layanan LPSE telah diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 54 tahun 2010 Pasal 111
ayat (5) dimana disebutkan bahwa LPSE
wajib menyusun dan melaksanakan standar
prosedur operasional serta menandatangani
kesepakatan tingkat pelayanan (Service Level
Agreement) dengan LKPP.
Kepala LKPP Agus Rahardjo mengatakan
bentuk layanan LPSE harus terstandarisasi
agar memiliki tingkat layanan yang handal.
“Tidak harus sama di seluruh LPSE,
karena karakteristiknya mungkin berbedabeda. Nantinya mungkin akan ada klasiikasi
tertentu untuk setiap perjanjian tingkat
layanan, seperti misalnya perjanjian tingkat
layanan untuk LPSE yang transaksinya besar
dan kecil,” kata Agus.
Agus berharap nantinya dengan adanya
perjanjian tingkat layanan dan standarisasi
layanan LPSE setiap LPSE mampu memfasilitasi
pengadaan barang/jasa pemerintah secara
100%, baik melalui e-tendering maupun
e-contracting yang meliputi e-pengadaan
langsung, e-penunjukan langsung dan
e-swakelola.
*
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
7
KILAS & PERISTIWA
Keluarga Besar LKPP Lakukan
Aksi Donor Darah
embaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
menggelar aksi donor darah
bersama di kantor LKPP, Jakarta,
Senin (07/01). Aksi sosial ini adalah
yang pertama kalinya digelar oleh LKPP dan
serentak diikuti oleh pejabat, karyawan, dan
keluarga besar Darma Wanita LKPP.
Kepala LKPP Agus Rahardjo dalam
sambutannya mengatakan, aksi sosial ini
diharapkan dapat dilakukan secara rutin.
“Saya harap aksi donor darah ini dapat
terus kontinyu dilakukan oleh LKPP, setidaknya
empat kali dalam setahun,” kata Agus.
Kegiatan donor darah dimulai dari pukul
09.00 WIB dan berlangsung hingga pukul 12.00
WIB.
Para calon donor yang mendaftar
pertama-tama dicek kesehatannya, diantaranya Hb, setelah dinilai memenuhi syarat
mereka bergiliran mendonorkan darahnya.
Kepala Biro Keuangan dan Umum Dade
Nursahid AY mengatakan kegiatan donor
darah berlangsung lancar dan sukses.
J a k a r ta
7 Januari 2013
L
“Alhamdulillah, kegiatan donor darah
sudah selesai dengan jumlah donor yang
sukses sebanyak 56 orang. Sebenarnya ada 89
peserta yang berminat mendonorkan darahnya
namun sebagian tertolak. Kebanyakan yang
ditolak karena Hb-nya rendah atau terlalu
tinggi,” ujar Dade.
Dade berharap calon donor yang tertolak
agar memeriksakan kesehatannya kembali
hingga siap untuk kegiatan yang sama tiga
bulan yang akan datang.*
LPSE Dukung Tugas Pokok MA
Hadirkan Keadilan
etua Muda Pembinaan Mahkamah
Agung, Widayatno Sastrohardjono,
menegaskan bahwa Layanan
Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE), akan mendukung tugas
pokok MA sebagai pemberi keadilan kepada
para pencari keadilan.
“Adil dalam pengadaan adalah tidak
adanya pembedaan perlakuan terhadap
peserta lelang,” kata Widayanto dalam
sambutannya di Balairung Mahkamah Agung
dalam Launching LPSE Mahkamah Agung,
Kamis (14/02).
Widayatno
menambahkan
bahwa
pengadaan barang dan jasa yang efektif
merupakan bagian perbaikan pengelolaan
keuangan negara.
Dalam kesempatan yang sama,
Sekretaris Utama LKPP Eiko Whismulyadi
mengatakan LKPP telah melakukan berbagai
J a k a r ta
14 Februari 2013
K
8
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
langkah reformasi dalam pengadaan barang/
jasa pemerintah.
Dalam bidang regulasi yakni dengan
menerbitkan berbagai peraturan untuk
mendukung Peraturan Presiden nomor 70
tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Perpres
No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah seperti Standard
Bidding Document. *
KILAS & PERISTIWA
F O K U S U TA M A
KONTRAK DALAM
PENGADAAN BARANG
DAN JASA
alam proses pengadaan barang dan jasa, kontrak tentunya mempunyai peran yang
sangat penting. Kontrak berfungsi sebagai pengikat komitmen pihak-pihak yang ikut
serta dalam proses pengadaan barang dan jasa. Tanpa kontrak, keberlangsungan
proses pengadaan barang/jasa akan berjalan tanpa pengawasan. Maka, tak heran jika
penyusunan kontrak pengadaan menjadi kegiatan utama dalam pengadaan barang dan
jasa pemerintah.
Pada dasarnya, kontrak pengadaan barang/jasa adalah kontrak bisnis dalam kegiatan untuk
memperoleh barang/jasa oleh pengguna dari pemerintah yang biasanya adalah kementerian,
lembaga, daerah, atau institusi (K/L/D/I). Kontrak pengadaan ini disepakati oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dengan penyedia atau pelaksana swakelola. PPK sebagai pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan, bertindak mewakili K/L/D/I dalam kontrak pengadaan.
Maka, kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah telah disepakati oleh PPK dan pihak
penyedia. Kontrak pengadaan diatur dalam Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010, Standard Biding
Document (SBD), dan peraturan perundangan lainnya. Perpres ini menjelaskan kontrak pengadaan
secara lengkap dan mengatur standar minimal yang harus dipenuhi oleh sbuah kontrak. Perpres ini
mewajibkan kontrak pengadaan dalam bentuk perjanjian tertulis.
Membahas kontrak, tentu cakupannya luas. Kontrak sendiri dapat diartikan sebagai persetujuan
antara dua orang atau lebih, di mana menimbulkan sebuah kewajiban untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu bagi setiap pihak. Dan seiring dengan perkembangan dan tingkat kerumitan
proses pengadaan barang dan jasa, kontrak mengalami perkembangan, ditambah perkembangan
pengadaan barang/jasa pemerintah ditunjang dengan kepastian hukum berupa kontrak dalam
mengawal seluruh proses.
Ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas dalam tema kontrak ini, seperti Kontrak Berbasis
Kinerja; Konsep probiti audit yang mendampingi proses pengadaan berjalan sesuai dengan kontrak;
dan pentingnya studi kelayakan sebelum kontrak dibuat. Ketiga hal ini mempunyai keterkaitan
untuk mewujudkan kinerja kontrak pengadaan yang ideal, sekarang dan kemudian hari.
D
>> MENGENAL PROBITY AUDIT DALAM KONTRAK PELAKSANAAN
10
>> KONTRAK BERBASIS KINERJA UNTUK MENJAGA KINERJA PENGADAAN
15
>> PENTINGNYA STUDI KELAYAKAN UNTUK MENGHINDARI SENGKETA PENGADAAN
20
>> MEMAHAMI ALUR PROSES PELAKSANAAN KONTRAK
22
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
9
F O K U S U TA M A
MENGENAL PROBITY AUDIT
DALAM KONTRAK PELAKSANAAN
Beberapa proyek pembangunan dan pengadaan barang/jasa
tidak berjalan sesuai dengan kontrak yang ditandatangani,
bahkan rentan oleh praktek korupsi. Bagaimana probity audit
menyelesaikan masalah ini?
elaksanaan kontrak tanpa didampingi audit yang ketat, pasti
menyisakan potensi masalah yang bakal muncul di kemudian
hari. Lihat saja beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang
mangkrak tak terurus, ataupun proyek pengadaan barang yang
tidak tepat sasaran. Tak hanya satu atau dua kasus, melainkan
belasan kasus ketidakberesan implementasi kontrak yang menyebabkan
kerugian negara miliaran rupiah.
P
10
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
F O K U S U TA M A
be r m a sa l a h
Salah satu kasus yang proses penyelesaiannya masih bergulir sampai saat
ini adalah proyek Hambalang. Ini adalah
proyek pembangunan Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Prestasi Olah Raga Nasional
di daerah Hambalang, Bogor. Proyek yang
dinahkodai oleh Kementerian Pemuda dan
Olah Raga ini terpaksa dihentikan karena
konstruksi bangunan yang ambles seluas
seribu meter persegi.
Penghentian proyek senilai Rp2,5 triliun
ini merugikan beberapa pihak, terutama
negara. Taksiran kerugian negara kurang lebih
Rp753 miliar dengan rincian Rp253 miliar
sebagai dana pembangunan lanjutan isik,
sedangkan Rp500 miliar untuk pengadaan
sarana pendidikan, olah raga, dan pelatihan.
Dalam pembangunan ini, Kementerian
Pemuda dan Olah Raga mempercayakan
proyek ini kepada Kerja Sama Operasional PT
Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk.
Proyek pembangunan Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Prestasi Olah Raga Nasional di
daerah Hambalang, Bogor.
Foto : KEMENPORA
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menemukan beberapa kejanggalan yang
mengarah pada penyelewengan dana yang
melibatkan beberapa oknum kementerian.
Sampai saat ini, proses investigasi KPK tentang
kasus Hambalang masih berlanjut. Terkait
apakah kasus Hambalang itu adalah kasus
korupsi atau tidak, tentu kita bertanya-tanya,
bagaimana idealnya kontrak itu dijalani?
Pengawasan seperti apa yang harus dilakukan
sehingga kualitas dan eisiensi proyek terjaga,
sehingga tak ada potensi kegagalan proyek?
“Jika kita melakukan apa yang disebut
probity audit, tentunya kasus seperti yang
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
11
F O K U S U TA M A
terjadi di Hambalang itu, tidak akan terjadi,”
ujar
Kasminto,
Direktur
Pengawasan
Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah
I BPKP.
Probity
audit
adalah
kegiatan
penilaian independen yang dilakukan untuk
memastikan bahwa proses pengadaan
barang/ jasa dilakukan secara adil, dapat
dipertanggungjawabkan, dan transparan,
sesuai dengan harapan publik dan ketentuan
yang berlaku (Independent Commission Against
Corruption, New South Wales 2005).
Tentunya, dari deinisi tersebut, kita
tahu bahwa pelaksanaan probity audit
benar-benar menekankan ketaatan pada
prosedur, proses, atau sistem, bukan hanya
mengaudit hasil dari proses pengadaan
yang telah selesai. Proses probity audit
harus dilakukan sesuai dengan prinsipprinsip penegakan integritas, kebenaran,
dan ketentuan perundangan yang berlaku.
Probity audit biasanya dilaksanakan untuk
menjaga proses pekerjaan yang bersifat
strategis dan melibatkan kepentingan
masyarakat, proyek yang menggunakan dana
masyarakat, dan proses yang berhubungan
erat dengan isu politik.
Pelaksanaan probity audit dilakukan
bersamaan dengan proses pengadaan
barang atau jasa (real time audit), bukan
sesudahnya. Dengan demikian, para probity
auditor biasanya menggunakan teknik
probity audit yang berupa peninjauan isik,
observasi, diskusi, dan wawancara tanpa
mengesampingkan teknik-teknik audit yang
lainnya.
Probity audit harus dilakukan sesuai
dengan prinsip probity yang pada dasarnya
merupakan prinsip-prinsip pengadaan barang
dan jasa, yang telah diatur dalam Perpres
54/2010. Prinsip pertama adalah eisien
dan efektif, sehingga belanja pengadaan
barang dan jasa bisa mendapatkan nilai
yang maksimal. Kedua, proses audit harus
dilakukan secara transparan, terbuka, adil/
tidak diskriminatif, dan bersaing. Ketiga,
pengadaan barang dan jasa tersebut harus
bisa dipertangungjawabkan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku,
dan teriakhir, harus bebas dari konlik
kepentingan.
12
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
Tujuan
probity
audit
adalah
meningkatkan integritas pelayanan publik
melalui efektiitas hasil audit atas proses
pengadaan barang/jasa yang berdasarkan
pada peraturan dan prosedur yang ada. Hal
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam upaya peningkatan eisiensi dan
efektiitas pelaksanaan pengadaan barang/
jasa secara nasional. Maka dari itu, pelaksanaan
probity audit harus mempunyai dasar hukum.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan perubahan Pada Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
Pelaksanaan probity audit
dilakukan bersamaan dengan
proses pengadaan barang atau
jasa (real time audit), bukan
sesudahnya. Dengan demikian,
para probity auditor biasanya
menggunakan teknik probity audit
yang berupa peninjauan isik,
observasi, diskusi, dan wawancara
tanpa mengesampingkan teknikteknik audit yang lainnya.
Sedangkan sasaran probity audit adalah
untuk meyakinkan bahwa pengadaan barang/
jasa dilakukan secara benar sesuai dengan
kebutuhan yang benar, baik segi jumlah,
kualitas, waktu, dan nilai pengadaan yang
menguntungkan negara. Kedua, meyakinkan
bahwa prosedur pengadaan barang/jasa
yang dituliskan dalam Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa telah diikuti dengan
F O K U S U TA M A
benar sesuai ketentuan perundangan yang
berlaku.
Sasaran ketiga, yang tak kalah penting
adalah meyakinkan bahwa kuantitas, kualitas,
dan harga yang diperoleh melalui proses
pengadaan telah sesuai dengan ketentuan
dalam kontrak serta diserahterimakan tepat
waktu. Keempat, meyakinkan bahwa barang
yang diperoleh telah ditempatkan di lokasi
yang tepat, dipertanggungjawabkan dengan
benar, dan dimanfaatkan sesuai tujuan
penggunaannya. Kelima, untuk mencegah
penyimpangan dalam kegiatan pengadaan
barang dan jasa. Dan yang terakhir adalah
supaya bisa mengidentiikasi kelemahan
aRENA re n a n g po n r i a u
Probity audit sangat penting bagi proyek yang
mempunyai nilai strategis, seperti proyek
Hambalang, proyek pembangunan sarana PON
Riau, ataupun Sea Games Palembang.
Foto : LKBN ANTARA FB ANGGORO
sistem pengendalian internal atas pengadaan
barang dan jasa, sehingga sistem tersebut
bisa disempurnakan.
Selain untuk memastikan proses
penyelenggaraan kegiatan sektor publik,
seperti pengadaan barang atau jasa,
pembangunan infrastruktur, penjualan aset,
dan pemberian hibah berjalan secara baik,
obyektif, dan transparan, konsep probity juga
digunakan mencegah terjadinya korupsi.
Kasminto menjelaskan, berbicara tentang
kontrak, masalah pengadaan barang dan
jasa memang paling rawan korupsi. Bahkan,
menurut penelitian KPK yang sudah diaudit,
70% dari kasus korupsi terjadi dalam proses
pengadaan barang dan jasa. Oleh karena
itu, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), mulai memperkenalkan
probity audit ini.
Dibandingkan
negara-negara
lain, pencegahan korupsi dalam proses
pengadaan barang dan jasa di Indonesia
masih tertinggal. Kita ambil contoh negaranegara persemakmuran seperti Australia,
probity audit sudah bukan merupakan hal
baru, benar-benar sudah diterapkan. Bahkan
standar probity audit di Australia dibuat oleh
badan anti korupsi mereka sendiri (ICAC). Ini
cukup membedakan dengan negara-negara
lain. Probity audit di australia, tidak hanya
dilakukan oleh internal auditor, tapi juga
termasuk BPK mereka juga melakukan probity
audit. Ini dilakukan untuk proyek-proyek
yang sifatnya strategis, nilainya besar, dan
mempunyai dampak politis luar biasa.
Nah,
ketika
di
negara-negara
persemakmuran, konsep probity audit cukup
populer, Amerika Serikat menggunakan
pre-award audit, artinya adalah audit yang
dilaksanakan sebelum kontrak
ditandatangani. Setelah itu, audit dilakukan secara
bertahap, seperti ketika pelaksanaan kontrak
sebelum dibayar, setiap termin dilakukan
progress payment audit.
Praktek probity audit ini, biasanya sudah
akrab dilakukan oleh negara-negara bersih
korupsi. “Menurut data 2011, ada 32 negara
yang skor 6 ke atas dari ranking 1-10, biasanya
mereka adalah negara-negara maju yang
sudah menggunakan probity dan pre-award
audit,” cetus Kasminto.
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
13
F O K U S U TA M A
Probity mengarah pada integritas
orang-orang yang melakukan
kontrak tersebut, sehingga potensi
korupsi terkait akan penyalahgunaan
orang dengan melakukan
ketidakjujuran, tidak akan terjadi
RITA BERLIS
D i rektur Penanganan Pe r masal ahan Huk um LKPP
Dia juga berpendapat, jika di Indonesia
ingin memiliki proses pengadaan barang dan
jasa yang baik dan aman, probity audit harus
diterapkan. Untuk itu, tahun lalu, BPKP sudah
membuat pedoman probity audit. Mereka
mengharapkan supaya, seluruh internal
auditor Indonesia, baik dari BPKP, Pemerintah
Provinsi, dan kota, bisa menggunakan
pedoman tersebut.
Internal auditor punya kewajiban
untuk memastikan bahwa program atau
kegiatan pengadaan barang dan jasa itu
telah efektif, eisien, dan menaati peraturan.
Kasminto mengharapkan internal auditor bisa
melakukan audit sejak tahap perencanaan,
melihat seberapa penting barang atau jasa
yang akan dibeli itu harus diadakan. Jika
berkaitan dengan pembangunan proyek,
survei pendahuluan dan detailnya perlu
diaudit sejak awal.
Bagaimana probity audit bisa mencegah potensi penyelewengan pada proses
pengadaan barang dan jasa, sehingga
korupsi bisa diatasi? Dengan probity audit,
kita melakukan audit di setiap tahap, dari
perencanaan, persiapan, dan proses. Kasminto
membenarkan bahwa probity audit sangat
penting bagi proyek yang mempunyai nilai
strategis, seperti proyek Hambalang, proyek
14
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
pembangunan sarana PON Riau, ataupun
Sea Games Palembang. Probity audit lebih
tepat dilakukan oleh internal auditor masingmasing pihak, kementerian, provinsi, ataupun
kotamadya.
Rita Berlis, Direktur Penanganan
Permasalahan Hukum LKPP mengungkapkan
hal yang sama.
Probity audit dilakukan
ketika rencana pekerjaan dibuat melibatkan
masyarakat dan beberapa pihak, sehingga
prosesnya transparan dan jujur. Tentunya, ini
akan memperkecil kemungkinan terjadinya
penyimpangan ke depan, terutama dalam
proyek-proyek yang nilainya besar. “Probity
mengarah pada integritas orang-orang yang
melakukan kontrak tersebut, sehingga potensi
korupsi terkait akan penyalahgunaan orang
dengan melakukan ketidakjujuran, tidak akan
terjadi,” jelas Rita.
Probity audit memang masih hijau di
Indonesia, dan BPKP giat melakukan sosialisasi
pengenalan, sudah ada beberapa pihak yang
siap menggunakan probity audit untuk proyekproyeknya. Salah satu di antaranya adalah
Kementerian Dalam Negeri yang meminta
BPKP mengaudit salah satu proyeknya
sejak perencanaan. Selain itu, Kementerian
Keuangan juga sudah berencana melakukan
probity audit pada 2013 ini. [K]
F O K U S U TA M A
F O K U S U TA M A
KONTRAK BERBASIS
KINERJA
UNTUK MENJAGA KINERJA
PENGADAAN
Kontrak Berbasis Kinerja berlaku tidak hanya sampai
proses pengadaan selesai. Kontrak ini juga menjaga
pemeliharaan kinerja pengadaan.
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
15
Foto : LKBN ANTARA NYOMAN BUDHIANA..
TA
FF
OO
KK
UU
SSUU
TA
MM
AA
eberapa waktu lalu, Kementerian
Pekerjaan Umum (PU) melalui
Dirjen Bina Marga berencana
menerapkan Kontrak Berbasis
Kinerja (KBK) untuk pelaksanaan
jalan nasional di empat kota besar, Jakarta,
Medan, Semarang, dan Makassar. Dirjen
Bina Marga yakin, dengan implementasi KBK
yang lebih sempurna, bisa menjadi salah
satu solusi untuk penanganan performa
jalan. Diharapkan, kerusakan jalan bisa lebih
diminimalisir, kondisi jalan pun akan lebih
terpelihara.
Apa yang dimaksud dengan Kontrak
Berbasis Kinerja? KBK atau yang juga dikenal
sebagai Performance Based Contract (PBC)
merupakan salah satu jenis kontrak terintegrasi
yang terbentuk dari beberapa jenis kegiatan,
dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan.
B
16
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
Ciri khas utama dari KBK adalah kinerja yang
menjadi tolak ukur dalam kontrak. Setelah
proyek selesai dikerjakan, tidak serta-merta
tugas penyedia selesai. Tanggung jawabnya
akan paripurna setelah hasil proyeknya
bisa digunakan dengan baik sesuai dengan
kontrak sampai batas waktu tertentu. KBK
merupakan tantangan baru dalam khazanah
kontrak, karena sifatnya adalah kontrak
terintegrasi, yaitu penggabungan pekerjaan
desain, konstruksi dan layanan yang risikonya
menjadi tanggung jawab penyedia.
Secara umum, KBK diimplementasikan
pada pengadaan atau pekerjaan yang
berkaitan dengan konstruksi. Dengan begitu,
pekerjaan konstruksi dengan KBK ini pasti
meliputi desain pekerjaan, proses konstruksi,
sampai layanan pemeliharaan yang dijalankan
secara terintegrasi, dengan tujuan menjamin
F O K U S U TA M A
jalan to l a m b la s
Dengan Kontrak Berbasis kinerja, kerusakan
dan lambatnya perbaikan diharapkan tidak
terjadi lagi. Standar perbaikan kerusakan
tertuang dalam konsep kontraknya.
Foto : LKBN ANTARA M.ALI KHUMAINI.
kinerja hasil konstruksi dalam periode
waktu tertentu, sesuai kesepakatan yang
telah ditetapkan melalui kontrak tersebut.
Sampai sekarang, KBK telah digunakan untuk
pembangunan dan pemeliharaan jalan. Dalam
proyek pembangunan jalan, kontrak antara
pengguna dan penyedia tidak selesai setelah
jalan jadi, melainkan berlangsung selama
dibutuhkan oleh masyarakat. Idealnya, KBK
berlaku antara 5-10 tahun.
Dengan KBK, penyedia akan bekerja
seserius mungkin, sebab jika ada kerusakan
dalam kurun 5-10 tahun setelah proyek selesai,
ini akan menjadi beban bagi penyedia. Maka,
mau tidak mau penyedia akan membuat
jalan yang berkualitas, yang awet digunakan
oleh masyarakat secara umum. Jika penyedia
membangun jalan seadanya dan tidak
berkualitas, maka dia akan menanggung biaya
pemeliharaan yang jauh lebih mahal. KBK juga
mengarah pada eisiensi, di mana penyedia
hanya cukup sekali saja membangun jalan
dengan kualitas yang terjamin, sehingga dia
akan mengeluarkan lebih sedikit waktu dan
biaya untuk memperbaiki jalan tersebut jika
rusak. Pihak penyedia bertanggung jawab
terhadap kualitas kinerjanya selama beberapa
tahun setelah proyek selesai dibangun.
KBK bisa dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan dari otoritas pemegang anggaran.
Pasalnya, pelaksanaan kontrak berbasis
kinerja memang membutuhkan biaya yang
lebih mahal di awal, di mana pengeluaran
yang bersifat tahun jamak diperlukan.
Keuntungannya, akan mendatangkan eisiensi
anggaran di kemudian hari, sebab kinerja yang
dihasilkan penyedia sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditetapkan dan terjaga.
Sebenarnya, KBK memberikan ruang bagi
penyedia untuk menentukan desain bangunan
dan mengerjakannya sesuai dengan cara
mereka. Bahkan penyedia bisa melakukan
inovasi terbaiknya supaya bisa memberikan
penawaran yang lebih kompetitif kepada
pengguna. Penyedia, dengan persetujuan
pengguna dan pemegang anggaran,
bisa mengerjakan perencanaan sampai
pemeliharaan. Persetujuan ini merupakan
pernyataan tidak keberatan dari pemilik
pekerjaan (pengguna) terhadap usulan yang
dibuat oleh penyedia. Dengan kemampuan
inovasinya, penyedia bisa memberikan
berbagai masukan dan usulan untuk proyek
yang akan mereka kerjakan. Selain itu, pihak
pengguna dan penyedia dapat membentuk
komite ahli untuk menilai desain. Dia bakal
menilai standar desain, proses konstruksi, dan
layanan kinerja, sesuai dengan kontrak yang
telah disepakati.
Di Indonesia, KBK sudah dimulai oleh
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
17
F O K U S U TA M A
Jasa Marga sejak tahun 2000 lalu dengan
menerapkannya di beberapa ruas tol. Jasa
Marga ingin meningkatkan pelayanan
jalan yang baik dan bebas dari kerusakan.
Sebelumnya, Jasa Marga menggunakan
kontrak tradisional dan masih mengalami
beberapa kendala, seperti pembaharuan dan
pergantian kontrak yang harus dilakukan
setiap tahun, dan deisit sumber daya manusia
yang harus melakukan pengawasan pekerjaan
perbaikan. Dengan KBK, Jasa Marga berharap
kendala-kendala tersebut tidak lagi terjadi.
Sekarang, tidak hanya Jasa Marga yang
menerapkan KBK, Kementerian Pekerjaan
Umum (PU) sudah melakukan KBK. Oleh PU,
KBK menjadi pola baru untuk mengelola
pemeliharaan jalan. Arif Rachman, Kasubag
Administrasi Kontrak I, Badan Pembinaan
Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum
(PU), menjelaskan bahwa KBK berlaku untuk
jangka waktu tertentu, dengan tolak ukur
layanan kinerja terhadap penggunaan jalan.
“Tujuannya, supaya jalan, dalam kondisi
yang bagus, sesuai dengan rencana dan bisa
difungsikan secara optimal untuk melayani
masyarakat,” ujarnya. “Maka Kementerian PU,
melalui Bina Marga, mengimplementasikan
KBK, di sektor pembangunan jalan,” ujar Arif.
Bina Marga sudah mengimplementasikan
KBK untuk pemeliharaan jalan. Arif
memberikan contoh, pengerjaan jalan di
Pantura jalur Demak-Trengguli, Jawa Tengah.
Ruas ini membutuhkan penanganan yang
berbeda karena kondisi tanahnya yang
berbeda. Selain wilayah itu, Bina Marga juga
sudah menerapkan KBK untuk pemeliharaan
di Ciasem-Sukamandi, Jawa Barat, sepanjang
18,5 kilometer.
Sebelum
menjalankan
proyek
pembangunan jalan, pihak penyedia (dan
pengguna) perlu memperhatikan adanya
risiko kerusakan yang mungkin terjadi pada
jalan setelah selesai dibangun nanti. Risiko
kerusakan bisa berasal dari faktor eksternal
seperti kondisi tanah, curah hujan, banjir, dan
beban kendaraan yang lewat. Penyedia juga
harus memperhatikan risiko yang bersifat
lebih internal seperti kualitas pengerjaan yang
tidak terjaga dengan baik. Pihak penyedia
seharusnya bisa menangani risiko internal
yang berada dalam kendali mereka.
Arif berpendapat, ketika penyedia sedang
mengerjakan proyek pembangunan jalan,
dia bisa mengerjakannya dalam kondisi lalu
lintas yang lebih terukur sehingga kontrol
muatan kendaraan yang masuk pada ruas
jalan tersebut bisa diketahui. Dengan begitu,
penyedia bisa menggunakan data dari jalan
untuk hasil yang lebih akurat. Pada lapisan
bawah jalan, ada komponen tanah yang bisa
Tujuannya, supaya jalan,
dalam kondisi yang bagus,
sesuai dengan rencana dan
bisa difungsikan secara
optimal untuk melayani
masyarakat. Maka Kementerian
PU, melalui Bina Marga,
mengimplementasikan KBK, di
sektor pembangunan jalan
Arif Rachman
K a su b a g Administra si K ontra k I, B a da n
Pemb ina a n K onstru ksi, K ementer ia n
Pek erj aan Umum ( PU) .
18
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
F O K U S U TA M A
ins peks i j a la n t o l
Dua pekerja menginspeksi jalan tol
penghubung Bandara Ngurah RaiDenpasar, Bali.
Foto : LKBN ANTARA NYOMAN BUDHIANA..
diukur ketebalan dan kekuatannya. Informasi
tersebut diharapkan bisa membantu penyedia
dalam mengerjakan proyek jalan dengan
durabilitas tinggi.
Dengan mengimplementasikan KBK,
tersedia ruang terbuka bagi masyarakat
untuk ikut berperan dalam mengontrol
pembangunan dan pemeliharaan jalan.
Apabila masyarakat menemukan adanya
kerusakan, mereka bisa menginformasikan
kerusakan tersebut pada PPK yang nantinya
akan diteruskan ke penyedia supaya
memperbaikinya. Apabila penyedia gagal
memenuhi pelayanan sesuai dengan standar
yang disepakati, dia tidak hanya harus
memperbaikinya, namun dia juga akan terkena
denda. Supaya informasi kerusakan jalan bisa
diterima oleh pihak pengguna dengan cepat,
papan informasi tentang rujukan pengaduan
kerusakan perlu dipasang. Dengan begitu,
masyarakat bisa lebih mudah untuk turut
serta ikut mengontrol kondisi jalan.
Direktur Kebijakan Pengadaan Umum LKPP,
Setya Budi Arijanta, menjelaskan bahwa KBK
memang sudah diterapkan oleh Jasa Marga
dan Kementerian PU. Dia setuju bahwa ke
depan nanti, KBK akan menjadi prinsip hukum
kontrak yang mempunyai asas kebebasan.
Menurutnya, kontrak tak bisa dibatasi oleh
berbagai hal, karena nyatanya kontrak bisa
berkembang sesuai dengan kebutuhan
lapangan. “Performance Based Contract akan
terus berkembang, dan harus kita dorong
untuk bisa dilakukan di lapangan,” kata Setya.
Dia juga menjelaskan bahwa tahun lalu, sudah
ada penerapan dua paket KBK. “Tahun ini akan
ada tiga paket yang akan dijalankan,” katanya.
Pembangunan jalan yang terjaga
kinerjanya menjadi penunjang kokohnya
infrastruktur kita. Dengan menggunakan KBK,
kerusakan jalan akan segera diperbaiki, dan
lambatnya renovasi jalan diharapkan tidak lagi
terjadi. Hasilnya, kemacetan akan berkurang,
waktu tempuh akan semakin eisien. Dengan
begitu, tentu saja pergerakan perekonomian
Indonesia akan semakin maju.
[K]
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
19
F O K U S U TA M A
F O K U S U TA M A
PENTINGNYA
STUDI KELAYAKAN
UNTUK MENGHINDARI SENGKETA PENGADAAN
eberhasilan proses pengadaan
ditentukan oleh perencanaan
yang tepat. Jika perencanaan
hanya dibuat seadanya saja, tentu
bisa menyebabkan pelaksanaan
kontrak yang kacau balau. Banyak pelaksanaan
kontrak yang bermasalah dari perdata atau
pidana berawal dari perencanaan yang buruk.
Itulah yang masih sering terjadi dalam proses
kontrak pengadaan.
Contohnya, penyusunan anggaran
untuk paket-paket kegiatan kadang asal lolos
dari pembahasan, sehingga kualitas dan
persiapannya tidak bagus untuk dilelang.
Seharusnya sebelum kontrak dibuat, ada studi
kelayakan terlebih dahulu. Dalam perpres
memang dikatakan perlunya melakukan
analisis kebutuhan, walaupun tidak dituliskan
secara detail.
Tentunya kita masih ingat kasus
Hambalang yang saat ini masih berjalan.
Proyek itu menghabiskan dana lebih dari Rp2
triliun. Direktur Kebijakan Pengadaan Umum
LKPP Setya Budi Arijanta berpendapat bahwa
untuk tahu berapa kebutuhan proyek tersebut,
perlu diadakan Feasibility Study (FS) atau
studi kelayakan. Studi kelayakan ini penting
untuk menentukan analisis kebutuhan,
untuk mengukur nilai ideal dari proyek
tersebut. “Proyek yang khususnya punya nilai
triliunan rupiah harus didahului dengan studi
kelayakan,” ujar Setya.
Setya
menceritakan
tentang
pengalamannya dulu ketika masih di
Bappenas. Kala itu, setiap proyek yang
menggunakan studi kelayakan adalah proyek
yang mendapatkan dana dari luar negeri.
Karena FS merupakan syarat mutlak yang
diajukan ketika ingin meminjamkan dana.
Penyandang dana asing pasti menagih
K
20
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
studi kelayakan dulu. Tidak hanya syarat
dari penyandang dana, sebenarnya studi
kelayakan ini akan membantu panitia atau PPK
dalam menjawab masalah di pengadaan yang
seringkali bermasalah karena mengabaikan
proses survei kebutuhan yang sangat
penting (walaupun memang prosesnya tidak
mudah dan harus teliti). Ketidaktahuan pada
pentingnya FS ini menyebabkan PPK sering
menggunakan kontrak lama (meniru) untuk
kontrak proyek baru, walaupun kebutuhannya
berbeda.
Sebelum membuat kontrak, ada
beberapa pertanyaan yang harus dijawab.
Pertama, tentu saja pengadaan ini diperlukan
apa tidak, apakah dibutuhkan oleh kantor atau
kementerian untuk melayani rakyat. Kita tidak
bisa mengadakan barang, tanpa mengetahui
kebutuhannya secara pasti. Setelah kebutuhan
ketemu, baru kita bisa tanya, siapa yang akan
memenuhi kebutuhan ini, berapa jumlahnya,
penyedianya dari mana, dan apakah bisa
diswakelolakan? “ini semua harus tertulis di
perencanaan,” ujar Setya.
Dalam
membuat
perencanaan,
penting bagi panitia PPK untuk merumuskan
pemaketan dan spesiikasi barang yang
dibutuhkan. Kedua hal tersebut sering mengakibatkan terjadinya sengketa pengadaan.
Setya mengakui, ini juga harus menjadi
evaluasi bagi LKPP. Kesalahan yang sering
terjadi dalam pemaketan adalah, bentuk
paket yang dicampur dengan alasan eisiensi.
Sebagai contoh, dalam pengadaan alat rumah
sakit, pemaketan tempat tidur dijadikan satu
dengan paket alat-alat kedokteran. Padahal,
dua barang itu dibuat oleh produsen yang
berbeda.
Dengan pemaketan yang campur aduk
itu, tentu ketika panitia melakukan lelang
F O K U S U TA M A
a l at c t sc a n
Kesalahan yang sering terjadi
dalam pemaketan adalah,
bentuk paket yang dicampur
dengan alasan efisiensi.
Sebagai contoh, dalam
pengadaan alat rumah sakit,
pemaketan tempat tidur
dijadikan satu dengan paket
alat-alat kedokteran. Padahal
dua barang itu dibuat oleh
produsen yang berbeda.
Foto : LKBN ANTARA NILA FU’ADI.
pengadaan, bukan produsen atau distributor
yang akan ikut lelang, melainkan makelar.
“Biasanya peserta lelang ada produsen, agen,
distributor, reseler, dan tambah satu, makelar,”
kata Setya sambil tertawa. Dan dalam
pengadaan, penyedia tidak harus makelar,
tapi bisa pabrik atau produsen. “Jika yang ikut
lelang para makelar, jelas harga yang didapat
akan lebih mahal,” imbuh Setya.
Setya juga menjelaskan, situasi ini
memang tidak sepenuhnya kesalahan
panitia lelang, sebab bisa ditanggulangi
dengan adanya studi kelayakan. Jika ada
studi kelayakan, mungkin makelar tidak akan
menjadi pilihan utama dalam peoses lelang,
karena kita bisa menggunakan pabrik atau
produsen. Tanpa studi kelayakan, hasilnya
bisa sangat fatal dan pemborosan yang
bisa menyebabkan kerugian negara. Dalam
perpres juga disebutkan bahwa penyedia bisa
perorangan dan bisa perusahaan.
Pemahaman tentang tidak boleh
dipecahnya paket disebabkan karena tidak
memahami Perpres 54 tahun 2010 secara
lengkap. Yang dimaksud dalam Perpres 54
tahun 2010 adalah dilarang memecah paket
dengan tujuan menghindari lelang. Maka,
sejauh itu tidak bertujuan untuk menghindari
lelang, seharusnya tidak ada masalah. Seperti
yang kita tahu, strategi pemaketan sangat
penting karena berkaitan dengan vendor
manajemen. Dengan memecah pemaketan,
pabrik atau produsen bisa mengikuti lelang,
sebaliknya jika pemaketan digabung, hanya
makelar yang bisa ikut lelang. “Lihat saja
proyek Hambalang, Pon Riau, dan Wisma
Atlit, mereka melakukan pengadaan dengan
pemaketan yang digabung,” ujar Setya.
Setya menceritakan bagaimana dia
menerapkan pemaketan terpisah dalam
pembangunan jalan. Dia membagi-bagi lelang
pengadaan hotmix, lelang sewa alat berat,
lelang pengerjaan jalan. Kontraktor hanya
mengerjakan jalan saja, tidak bisa menjadi
makelar. Dia mengatakan bahwa biaya untuk
membuat jalan itu bisa eisien 50%, dan
kualitasnya pun bagus. “Sistem pemaketan ini
bisa memberikan memberikan peluang pada
pengusaha-pengusaha lokal untuk ikut lelang,
tidak hanya kontraktor besar saja,” kata Setya.
Sedangkan
spesiikasi,
akan
berhubungan dengan syarat teknis. Setya
mengambil contoh ketika dia bekerja
sama dengan KPU dalam pengadaan
barang keperluan Pemilu 2009 lalu. Untuk
pencetakan surat suara, dia melakukan
survei ke seluruh percetakan di Indonesia
yang bisa memenuhi syarat untuk mencetak
surat suara. Dia menentukan kriteria dari sisi
kualitas, kecepatan mencetak, kualitas mesin,
dan kapasitas produksi. Jika tidak memenuhi
standar, maka percetakan itu akan gugur. Setya
menjelaskan dia sangat serius menangani
pengadaan untuk pemilu ini. Tak hanya itu,
dengan mengadakan FS terlebih dulu, dia bisa
menghemat biaya Pemilu itu dari Rp1,7 triliun,
menjadi Rp 650 miliar.
[K]
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
21
F O K U S U TA M A
F O K U S U TA M A
MEMAHAMI ALUR PROSES
PE LA KSANAKAAN K O N T R AK
eperti halnya manajemen di
dalam organisasi, Manajemen
Kontrak juga meliputi proses
Planning, Organizing, Actuating,
sControlling
(POAC),
atau
Perencanaan , Pengorganisasian, Pelaksanaan
dan Pengendalian. Proses perencanaan dan
pengorganisasian adalah tahap persiapan,
dimana pemberi kerja harus mendeinisikan
rancangan kontrak seakurat mungkin, karena
rancangan ini akan termuat dalam dokumen
pemilihan penyedia. Apa isi dari rancangan
kontrak tersebut termuat dalam Pepres 54
beserta perubahannya, dan Standard Bidding
Documents (SBD) yang menyertainnya.
Pada tahap pelaksanaan kontrak, pemberi
kerja harus mengawal kontrak tersebut agar
output yang dihasilkan sesuai dengan rencana.
Bagian tulisan ini secara khusus mengupas
tahap-tahap pelaksanaan kontrak sesuai
Perpres 54 beserta perubahannya.
Dalam proses manajemen kontrak, ada
beberapa tahap yang harus dilakukan. Pertama,
Kelompok Kerja ULP perlu menyampaikan
Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) kepada
PPK sebagai dasar untuk menerbitkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa (SPPBJ).
PPK perlu memeriksa kebenaran formulir isian
kualiikasi.
Untuk menerbitkan SPPBJ itu, PPK harus
memperhatikan beberapa ketentuan yang
ada, antara lain adalah tidak ada sanggahan
dari peserta. Jikalau ada, sanggahan dan
bandingnya terbukti tidak benar, atau masa
sanggah dan masa sanggah banding telah
berakhir. Setelah itu baru SPPBJ diterbitkan
paling lambat enam hari kerja setelah
pengumuman
penetapan
pemenang.
Meskipun ada sanggahan, SPPBJ tetap harus
diterbitkan paling lambat dua hari kerja
setelah semua sanggahan dan sanggahan
banding dijawab.
Surat Penunjukan Penyedia Barang/
Jasa (SPPBJ) menjadi acuan dasar proses
S
22
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
penandatanganan kontrak. Kontrak ini
ditandatangani antara Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dengan penyedia paling
lambat empat belas hari kerja terhitung sejak
SPPBJ terbit. Sebelum penandatangan kontrak,
PPK melakukan inalisasi kontrak dengan
memeriksa substansi, bahasa, redaksional,
angka dan huruf draf kontrak.
Penandatanganan Kontrak
Tahap selanjutnya adalah penandatanganan kontrak. Penandatanganan kontrak
yang bernilai di atas Rp100 miliar untuk paket
Pengadaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/
Jasa Lainnya atau paket pengadaan jasa
konsultasi dengan nilai diatas Rp10 miliar
dilakukan setelah draf kontrak memperoleh
pendapat dari ahli hukum kontrak. Selain itu,
penandatanganan kontrak juga sebaiknya
dilakukan setelah penyerahan jaminan
pelaksanaan untuk pengadaan barang,
pekerjaan konstruksi, dan jasa Lainnya yang
bernilai di atas Rp200 juta, baik yang dilakukan
melalui kompetisi atau dengan penunjukan
langsung.
Mengenai Jaminan pelaksanaan berlaku
sejak kontrak ditandatangani sampai serah
terima barang/jasa lainnya, atau serah terima
pertama pekerjaan konstruksi. Penyampaian
jaminan pelaksanaan, dikecualikan untuk
pengadaan jasa lainnya di mana aset penyedia
sudah dikuasai oleh pengguna. Untuk
pekerjaan yang dibiayai dengan kredit ekspor,
penyerahan jaminan pelaksanaan dapat
dilakukan setelah kontrak ditandatangani dan
dinyatakan berlaku efektif. Maka, ketentuan
jaminan penawaran untuk pekerjaan tersebut
berlaku sampai dengan jaminan pelaksanaan
diserahkan.
Besarnya nilai jaminan pelaksanaan
adalah 5% dari nilai kontrak atau 5% dari
nilai total HPS untuk penawaran yang lebih
kecil dari 80% nilai HPS. Jaminan pelaksanaan
F O K U S U TA M A
DIAGRAM ALUR PROSES MANAJEMEN KONTRAK
Meminta
Pendapat Ahli
Hukum kontrak
Y
Dana
dalam Dok. Anggaran
Tersedia
Nilai Barang, PK,
JL > 100 M atau
JK > 10 M?
Finalisasi Kontrak
Penerbitan SPJB
N
Penyedia tidak
Masuk Blacklist?
SKP Cukup
Y
Jaminan Pelaksanaan
Y
N
Penyedia
Menyerahkan
Jaminan
Peaksanaan
Pemeriksaan
Bersama
Kondisi Lapangan
Rapat Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak
Berita Acara
Kontrak Tahun Jamak
Max 15 % dari Nilai Kontrak
Penyedia
Menyerahkan
Jaminan Uang
Muka
Y
Rencana
Penggunaan Uang
Muka Disetujui
PPK?
Permohonan
Pengambilan
Uang Muka
Y
Penyedia Usaha Non Kecil
Penyedia Jasa Konsultasi
Max 30 % dari Nilai Kontrak
N
Pelaksanaan
Kontrak
Y
Penyedia Usaha Kecil
Administrasi
Perubahan
Administrasi/
Teknis?
Adendum kontrak
Inspeksi oleh
Panitia/ Pejabat
Peneliti Pelaksanaan
Kontrak
Permintaan
Perubahan
Pekerjaan
Teknis
Pemberian
Uang Muka
Max 20 % dari Nilai Kontrak
N
Perbedaan
Signiikan Kondisi
Lapangan dengan
Kontrak?
PENGHENTIAN KEGIATAN
Hasil
Pemeriksaan Bersama
Inspeksi Pabrikasi
Ada
Uang
Muka?
N
Program mutu
Penyedia
Menyusun Program
Mutu
Para Pihak
Menandatangani
SP atau SPMK
Y
Penyedia yang
Ditunjuk Turun ke
Peringkat Berikutnya
SP atau SPMK
Penerbitan
Surat Pesanan
(SP) atau Surat
Perintah Mulai
Kerja (SPMK)
Penandatanganan
Kontrak
Ada
Pemenang
Cadangan
N
Perintah
Perubahan
Pekerjaan
Negosiasi
Teknis dan
Harga
N
Perubahan
Kontrak
Berita Acara
Terjadi
Keadaan
Kahar?
Y
Penyedia
Memberitahukan
PPK (max 14 hari)
Pekerjaan
Dapat Dilanjutkan?
Persetujuan
Perubahan Capaian
Output Pekerjaan
N
N
PENGHENTIAN KONTRAK
Adendum kontrak
Persetujuan
Perpanjangan
Waktu Pekerjaan
Y
Denda Keterlambatan
Pengenaan
Denda
Keterlambatan
Pekerjaan
Telah
Selesai?
Jaminan Uang Muka Dicairkan
Keterlambatan
Lebih dari 50
Hari?
N
Y
N
Y
PEMUTUSAN KONTRAK
Jaminan Pelaksanaan Dicairkan
Surat Pernyataan
Pekerjaan Selesai
Perbaikan Pekerjaan
Hasil Uji Coba
Uji Coba
N
Black List Jika Wanprestasi
Penilaian Hasil Pekerjaan
Berita Acara
Hasil
Pekerjaan Sesuai
Spek Diterima?
Y
Penandatanganan Berita
Acara Serah Terima
Serah Terima
Berita Acara Serah Terima
Penyerahan Jaminan
Pemeliharaan
Barang
Apakah Barang/
Konstruksi /
Jasa Lainnya?
Sertiikat Garansi
Y
Konstruksi
Jaminan
Pemeliharaan
Masa
Pemeliharaan Melampaui
Tahun Anggaran?
Jasa Lainnya
Keterlambatan
Pembayaran
oleh PPK?
Pembayaran
Y
N
Pencairan Jaminan
Pemeliharaan dan
Pengalokasian Dana
Tahun Berikutnya
N
Klaim
Jaminan
Cukup?
N
N
Masa Pemeliharaan
Jaminan Pemeliharaan/
Retensi
Pengenaan Bunga
atau Kompensasi
Permintaan
Tertulis
Penyerahan Akhir
Pekerjaan
Pekerjaan
Selesai 100 %
Pencairan Jaminan
Pemeliharaan
Y
Masa
Pemelihara
MENGENAL
PROBITY AUDIT
DA LA M KO N T RA K P E LA K S A N A A N
INOVASI
LPSE Kota Bandung
Kembangkan BIMRS Sebagai Sistem
Pengelolaan Daerah yang Berintegrasi
REGULASI
Blacklist, Efek Jera Pembelajaran
Bagi Penyedia dan Penerbit Jaminan
MANCA NEGARA
e-procurement di India
Diterbitkan oleh :
9 772089 241131
EDISI 04
|
LKPP
JAN - APRIL 2013
1
Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
www.lkpp.go.id
JAN - APRIL 2013
|
EDISI 04
KREDIBEL
PENGADAAN
KREDIBEL
MENGHEMAT
ANGGARAN
NEGARA
Gedung SME TOWER Lantai 8
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 94
Jakarta 12780 Indonesia
Telepon : 021 - 799 1025
Fax : 021 - 799 6033 / 021 - 799 1125
Call Center : 021 - 7167 3000
2
EDISI 04
inaproc.lkpp.go.id
|
JAN - APRIL 2013
D A F TA R I S I
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
1 0 F O K U S U TA M A
Mengenal
Probity Audit
dalam Kontrak
Pelaksanaan
Beberapa proyek pembangunan
dan pengadaan barang/jasa tidak
berjalan sesuai dengan kontrak yang
ditandatangani, bahkan rentan oleh
praktek korupsi. Bagaimana probity
audit menyelesaikan masalah ini?
KILAS & PERISTIWA
06
M E D I A W AT C H
26
REGULASI
28
PERSPEKTIF
32
TA N YA J A W A B
48
JALAN-JALAN
52
S E H A T
54
TOKOH BANGSA
56
REFLEKSI
59
RESENSI
61
Foto : ANTARA FB ANGGORO
36 inovasi
LPSE Kota Bandung
Kembangkan BIMRS Sebagai
Sistem Pengelolaan Daerah
yang Berintegrasi
UPT LPSE Kota Bandung yang berada di bawah Bappeda
sudah terbentuk sejak tahun 2008 lalu. UPT LPSE Kota Bandung
mengembangkan Bandung Intergrated Resources Management
System (BIMRS) yang merupakan sistem pengelolaan sumber daya
pemerintahan yang terintegrasi dari aktifitas birokrasi hulu sampai
dengan hilir (dalam konteks belanja) dalam rangka menunjang
pengelolaan keuangan daerah.
45 MANCA NEGARA
e-procurement
di India
Pemerintah India menghitung, dalam setahun
proyek pemerintah mencapai US$156 billion
atau sekitar 12-14% dari total PDB India yang
mencapai US$1.217 miliar membuat proses
tender yang efektif, efisien, harga terbaik dan
transparan menjadi tuntutan utama di seluruh
negara bagian India.
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
3
S U R AT P E M B A C A
Tweets @LKPP_RI
@chris_epo
Selamat pagi @LKPP_RI saya sangat
mendukung Indonesia bersih dari korupsi
dengan adanya E-proc
Mencari
Majalah Kredibel
Yth. Pengelola Majalah Kredibel dan
Jurnal Pengadaan Indonesia.
Kami ingin mendapatkan Majalah
Kredibel dan Jurnal Pengadaan Indonesia
versi Cetak, bagaimana caranya, mohon
informasinya.
Alamat kami : Jemmy Hosan, Jalan
Anoa I No . 117 Palu, Sulawesi Tengah.
Terima kasih perhatiannya.
Jemmy Hosan
Pa l u , S u l a w e s i Te n g a h
Yth Bapak Jemmy, terima kasih atas
apresiasi bapak terhadap Kredibel. Segera
kami kirim Majalah Kredibel ini ke alamat
Bapak secara cuma-cuma.
Terima kasih
Surat Pembaca dapat Anda kirimkan via email:
[email protected] atau melalui fax ke 021-7996033.
4
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
@adenatama
Sertiikasi PBJ pemerintah boleh juga kok
buat yg bukan PNS kaya saya, ujiannya
bisa tanya ke @LKPP_RI
@ashariabidin
Mantap, mari kita dukung penuh @
LKPP_RI 2014, LKPP Targetkan Seluruh
Pengadaan lewat E-procurement
@ImigrasiID
Selamat untuk @LKPP_RI menerima
penghargaan untuk kategori The Winner
of Technology Leadership dari FutureGov
Forum Indonesia
@ginayustisia
Alhamdulilah @LKPP_RI sy lulus Sertiikasi
Pengadaan Barang Jasa Pemerintah \/
horeeeee
@andre_syafrizal
@LKPP_RI buka perwakilan lkpp di masing
masing wilayah di indonesia seperti
Sumatera , Kalimantan, Sulawesi ..
@41Mugi
@LKPP_RI Kapan realisasi pengangkatan
Pejabat Fungsional Pengelola Pengadan
Barjas...
@yusro03
@LKPP_RI sy berharap mdh2 han para
penyedia barang d berikan informasi yg
aktual dan valid
Foto Sampul : ANTARA - WAHYU PUTRO A
DARI REDAKSI
DITERBITKAN OLEH
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
P e m b a c a y a n g Te r h o r m a t ,
SME Tower Lt.8
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.94
Jakarta 12780
Telp. 021-7991025
ami berbahagia bisa kembali hadir ke hadapan
pembaca sekalian, setelah sekian lama
mempersiapkan edisi kali ini, melalui proses
perancangan yang cukup memakan waktu
terutama dalam hal pemilihan tema laporan yang
hangat sehingga tak hanya mematik keinginan membaca
namun bisa menjadi sebuah referensi bagi pembaca
sekalian.
Kerja keras tersebut semata-mata dilakukan demi
menjaga semangat Majalah KREDIBEL yang tak akan lepas
dari motto LKPP, yaitu untuk mewujudkan sistem pengadaan
barang dan jasa pemerintah yang kredibel, transparan, dan
akuntabel demi kesejahteraan bangsa.
Melalui edisi ini Majalah KREDIBEL menyajikan topik
utama perihal manajemen kontrak yang kerap memancing
pertanyaan hingga keluhan para peminat maupun
pemenang peserta tender. Topik yang tak kalah menariknya
adalah perihal penerapan daftar hitam (blacklist) terhadap
perusahaan penyedia atau penerbit jaminan yang diterapkan
untuk menjaga terjaminnya kualitas proyek-proyek yang
dilakukan.
Akhir kata, melalui terbitan kali ini Majalah KREDIBEL
berharap mampu terus memberikan informasi dan
mengedukasi masyarakat pada umumnya tentang kebijakan
seputar pengadaan barang/ jasa pemerintah, sehingga
dapat bersama-sama memiliki visi dan pemahaman yang
sama akan pentingnya pengadaan yang bersih demi
terwujudnya bangsa yang sejahtera.
Salam Pengadaan!
K
Fax. 021-7996033
www.lkpp.go.id
PELINDUNG
Agus Rahardjo
REDAKTUR AHLI
Eiko Whismulyadi
Himawan Adinegoro
Ikak Gayuh P
Agus Prabowo
Djamaludin Abubakar
PEMIMPIN UMUM
Dharma Nursani
PEMIMPIN REDAKSI
R Adha Pamekas
REDAKSI
R Ari Widianto
Gigih Pribadi
Suharti
Ratna Ayu Maruti
Mustika Rosalina
Himawan Giri Dahlan
FOTOGRAFER
Tim Humas LKPP
Redaksi menerima kiriman tulisan dan foto yang relevan
dengan isi majalah ini. Kirim ke [email protected] dan
R. Adha pamekas
Pemimpin Redaksi
dilengkapi dengan identitas diri yang jelas.
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
5
KILAS & PERISTIWA
Indonesia dan Chile Diskusikan
Sustainable Procurement
KPP
menerima
kunjungan
Delegasi dari Public Procurement
and Contracting Bureau
dan
Kementerian
Lingkungan
Hidup Chile. Beberapa agenda
dibahas dalam kunjungan kerja bilateral ini
diantaranya untuk menjajaki kemungkinan
kerjasama di bidang pengadaan barang/jasa
pemerintah seperti pembahasan pengadaan
berkelanjutan (sustainable procurement) dan
pertukaran informasi seputar pengadaan
barang/ jasa di Chile.
Public Procurement and Contracting
Bureau merupakan institusi yang berwenang
dalam pengadaan barang/ jasa di Chile dan
berada di bawah Kementerian Keuangan Chile.
Insitusi ini telah berdiri sejak 2003 dan mulai
memberikan perhatian pada pengadaan yang
berkelanjutan pada 2009.
Dalam
kunjungannya,
mereka
menuturkan bahwa Chile telah menetapkan
aturan pengadaan yang memperhatikan
aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan etika.
Lebih lanjut, mereka juga mengutamakan
Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam kriteria
sustainability.
Terkait
e-procurement, Chile juga
memiliki sistem electronic supplier membership
J a k a r ta
29 Januari 2013
L
yakni untuk semua penyedia yang telah
teregistrasi sehingga dapat mengikuti lelang. Di
Indonesia, Sistem Pengadaan Secara Elektronik
(SPSE) juga mengharuskan setiap penyedia
untuk melakukan pendaftaran terlebih dahulu
sebelum mengikuti lelang secara elektronik.
Namun perbedaan yang mendasar
antara kedua sistem di dua Negara yang
berbeda ini adalah jika di Indonesia, penyedia
diwajibkan untuk melakukan veriikasi data
sebelum mengikuti lelang sedangkan sistem
di Chile sebaliknya, jika telah memenangkan
suatu lelang, barulah mereka diveriikasi.
Dalam pertemuan bilateral ini dipahami
bersama pentingnya memberikan edukasi
baik kepada entitas pengadaan maupun
kepada penyedia barang/jasa bahwa dalam
pengadaan,
kualitas
barang
maupun
konstruksi yang ramah lingkungan adalah hal
yang penting, bukan hanya sekedar harga
termurah. (Gih/RAM) *
Bina Sertifikasi Profesi LKPP
Lulus Surveillance Audit
ISO 9001:2008
embaga Kebijakan Pengadaan
Barang/ Jasa Pemerintah melalui
Direktorat Bina Sertiikasi Profesi
menyelesaikan kewajiban Surveillance audit ISO 9001:2008
dari Badan Sertiikasi ISO British Standards
Institution (BSI).
Berdasar hasil audit, LKPP masih
direkomendasikan untuk memegang ISO
9001:2008.
“Secara umum sistem masih berjalan
L
6
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
J a k a r ta
6 Februari 2013
dan masih sesuai dengan persyaratan
ISO 9001:2008. Kami tidak menemukan
sesuatu yang sifatnya major, meskipun ada
beberapa catatan. Sehingga kami masih
merekomendasikan LKPP untuk memegang
sertiikat ISO 9001:2008,” kata Auditor Utama
BSI, Danang Gunarto di Kantor LKPP, Selasa
(06/02).
LKPP melalui Bina Sertiikasi Profesi
sebelumnya telah mendapatkan pengakuan
sertiikasi ISO 9001:2008 dari BSI melalui
KILAS & PERISTIWA
Tim Auditor BSI mewawancarai Direktur Bina Sertifikasi Profesi
Gusmelinda Rahmi (kanan) dalam proses audit surveillance.
Foto: Taufan / Humas
program sertiikasi ahli pengadaan tingkat
dasar di tahun 2012.
Melalui standarisasi ISO 9001:2008, LKPP
telah dijamin proses kerja sertiikasi profesi
akan sesuai dengan prosedur dan instruksi
kerja yang sudah ditetapkan.
Direktur
Bina
Sertiikasi
Profesi
Gusmelinda Rahmi mengatakan surveillance
audit merupakan rangkaian proses yang
harus dilalui untuk mempertahankan ISO
9001:2008.
“Audit dilaksanakan untuk meninjau dan
memastikan kesesuaian sistem manajemen
mutu yang diterapkan oleh Bina Sertiikasi
Profesi LKPP dengan standar ISO 9001:2008.
Kegiatan ini juga untuk meninjau keefektifan
implementasi sistem manajemen mutu
terhadap manual mutu, prosedur dan
dokumen yang ditetapkan,” jelas Gusmelinda.
Surveillance audit BSI dilakukan dengan
metode wawancara, telaah dokumen dan
tinjauan lokasi kegiatan sertiikasi yang
meliputi Sub Direktorat Pengelolaan Sertiikasi
dan Sub Direktorat Sarana Sertiikasi.
Untuk mempertahankan standarisasi
ISO 9001:2008, Bina Sertiikasi Profesi LKPP
merencanakan surveillance audit selanjutnya
di bulan Juli 2013.*
61 K/ L Siap Tingkatkan Standar
Layanan LPSE
ebanyak 61 Kementerian dan
Lembaga yang memiliki Layanan
Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) menyatakan siap untuk
meningkatkan standar layanan
LPSE melalui penandatanganan Service Level
Agreement atau Perjanjian Tingkat Layanan
LPSE dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Deputi Bidang Monitoring Evaluasi
dan Sistem Informasi Ikak G. Patriastomo
mengatakan perjanjian tingkat layanan
memiliki tiga tujuan pokok.
“Tujuan pertama adalah memastikan
kedua belah pihak memahami ruang lingkup,
kewenangan dan tanggung jawab yang
berkaitan dengan layanan dan pemanfaatan
Teknologi Informasi di bidang e-procurement.
Kedua, memastikan layanan dan pemanfaatan
Teknologi Informasi di bidang e-procurement
telah sesuai dengan kebutuhan Penggunan
SPSE, yang terakhir adalah sebagai acuan
perbaikan layanan yang telah ada saat ini
bagi penggunan SPSE,” terang Ikak dalam
sambutannya di Jakarta, Rabu (06/03).
Kewajiban adanya perjanjian tingkat
S
J a k a r ta
30 Januari 2013
layanan LPSE telah diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 54 tahun 2010 Pasal 111
ayat (5) dimana disebutkan bahwa LPSE
wajib menyusun dan melaksanakan standar
prosedur operasional serta menandatangani
kesepakatan tingkat pelayanan (Service Level
Agreement) dengan LKPP.
Kepala LKPP Agus Rahardjo mengatakan
bentuk layanan LPSE harus terstandarisasi
agar memiliki tingkat layanan yang handal.
“Tidak harus sama di seluruh LPSE,
karena karakteristiknya mungkin berbedabeda. Nantinya mungkin akan ada klasiikasi
tertentu untuk setiap perjanjian tingkat
layanan, seperti misalnya perjanjian tingkat
layanan untuk LPSE yang transaksinya besar
dan kecil,” kata Agus.
Agus berharap nantinya dengan adanya
perjanjian tingkat layanan dan standarisasi
layanan LPSE setiap LPSE mampu memfasilitasi
pengadaan barang/jasa pemerintah secara
100%, baik melalui e-tendering maupun
e-contracting yang meliputi e-pengadaan
langsung, e-penunjukan langsung dan
e-swakelola.
*
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
7
KILAS & PERISTIWA
Keluarga Besar LKPP Lakukan
Aksi Donor Darah
embaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
menggelar aksi donor darah
bersama di kantor LKPP, Jakarta,
Senin (07/01). Aksi sosial ini adalah
yang pertama kalinya digelar oleh LKPP dan
serentak diikuti oleh pejabat, karyawan, dan
keluarga besar Darma Wanita LKPP.
Kepala LKPP Agus Rahardjo dalam
sambutannya mengatakan, aksi sosial ini
diharapkan dapat dilakukan secara rutin.
“Saya harap aksi donor darah ini dapat
terus kontinyu dilakukan oleh LKPP, setidaknya
empat kali dalam setahun,” kata Agus.
Kegiatan donor darah dimulai dari pukul
09.00 WIB dan berlangsung hingga pukul 12.00
WIB.
Para calon donor yang mendaftar
pertama-tama dicek kesehatannya, diantaranya Hb, setelah dinilai memenuhi syarat
mereka bergiliran mendonorkan darahnya.
Kepala Biro Keuangan dan Umum Dade
Nursahid AY mengatakan kegiatan donor
darah berlangsung lancar dan sukses.
J a k a r ta
7 Januari 2013
L
“Alhamdulillah, kegiatan donor darah
sudah selesai dengan jumlah donor yang
sukses sebanyak 56 orang. Sebenarnya ada 89
peserta yang berminat mendonorkan darahnya
namun sebagian tertolak. Kebanyakan yang
ditolak karena Hb-nya rendah atau terlalu
tinggi,” ujar Dade.
Dade berharap calon donor yang tertolak
agar memeriksakan kesehatannya kembali
hingga siap untuk kegiatan yang sama tiga
bulan yang akan datang.*
LPSE Dukung Tugas Pokok MA
Hadirkan Keadilan
etua Muda Pembinaan Mahkamah
Agung, Widayatno Sastrohardjono,
menegaskan bahwa Layanan
Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE), akan mendukung tugas
pokok MA sebagai pemberi keadilan kepada
para pencari keadilan.
“Adil dalam pengadaan adalah tidak
adanya pembedaan perlakuan terhadap
peserta lelang,” kata Widayanto dalam
sambutannya di Balairung Mahkamah Agung
dalam Launching LPSE Mahkamah Agung,
Kamis (14/02).
Widayatno
menambahkan
bahwa
pengadaan barang dan jasa yang efektif
merupakan bagian perbaikan pengelolaan
keuangan negara.
Dalam kesempatan yang sama,
Sekretaris Utama LKPP Eiko Whismulyadi
mengatakan LKPP telah melakukan berbagai
J a k a r ta
14 Februari 2013
K
8
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
langkah reformasi dalam pengadaan barang/
jasa pemerintah.
Dalam bidang regulasi yakni dengan
menerbitkan berbagai peraturan untuk
mendukung Peraturan Presiden nomor 70
tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Perpres
No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah seperti Standard
Bidding Document. *
KILAS & PERISTIWA
F O K U S U TA M A
KONTRAK DALAM
PENGADAAN BARANG
DAN JASA
alam proses pengadaan barang dan jasa, kontrak tentunya mempunyai peran yang
sangat penting. Kontrak berfungsi sebagai pengikat komitmen pihak-pihak yang ikut
serta dalam proses pengadaan barang dan jasa. Tanpa kontrak, keberlangsungan
proses pengadaan barang/jasa akan berjalan tanpa pengawasan. Maka, tak heran jika
penyusunan kontrak pengadaan menjadi kegiatan utama dalam pengadaan barang dan
jasa pemerintah.
Pada dasarnya, kontrak pengadaan barang/jasa adalah kontrak bisnis dalam kegiatan untuk
memperoleh barang/jasa oleh pengguna dari pemerintah yang biasanya adalah kementerian,
lembaga, daerah, atau institusi (K/L/D/I). Kontrak pengadaan ini disepakati oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dengan penyedia atau pelaksana swakelola. PPK sebagai pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan, bertindak mewakili K/L/D/I dalam kontrak pengadaan.
Maka, kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah telah disepakati oleh PPK dan pihak
penyedia. Kontrak pengadaan diatur dalam Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010, Standard Biding
Document (SBD), dan peraturan perundangan lainnya. Perpres ini menjelaskan kontrak pengadaan
secara lengkap dan mengatur standar minimal yang harus dipenuhi oleh sbuah kontrak. Perpres ini
mewajibkan kontrak pengadaan dalam bentuk perjanjian tertulis.
Membahas kontrak, tentu cakupannya luas. Kontrak sendiri dapat diartikan sebagai persetujuan
antara dua orang atau lebih, di mana menimbulkan sebuah kewajiban untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu bagi setiap pihak. Dan seiring dengan perkembangan dan tingkat kerumitan
proses pengadaan barang dan jasa, kontrak mengalami perkembangan, ditambah perkembangan
pengadaan barang/jasa pemerintah ditunjang dengan kepastian hukum berupa kontrak dalam
mengawal seluruh proses.
Ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas dalam tema kontrak ini, seperti Kontrak Berbasis
Kinerja; Konsep probiti audit yang mendampingi proses pengadaan berjalan sesuai dengan kontrak;
dan pentingnya studi kelayakan sebelum kontrak dibuat. Ketiga hal ini mempunyai keterkaitan
untuk mewujudkan kinerja kontrak pengadaan yang ideal, sekarang dan kemudian hari.
D
>> MENGENAL PROBITY AUDIT DALAM KONTRAK PELAKSANAAN
10
>> KONTRAK BERBASIS KINERJA UNTUK MENJAGA KINERJA PENGADAAN
15
>> PENTINGNYA STUDI KELAYAKAN UNTUK MENGHINDARI SENGKETA PENGADAAN
20
>> MEMAHAMI ALUR PROSES PELAKSANAAN KONTRAK
22
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
9
F O K U S U TA M A
MENGENAL PROBITY AUDIT
DALAM KONTRAK PELAKSANAAN
Beberapa proyek pembangunan dan pengadaan barang/jasa
tidak berjalan sesuai dengan kontrak yang ditandatangani,
bahkan rentan oleh praktek korupsi. Bagaimana probity audit
menyelesaikan masalah ini?
elaksanaan kontrak tanpa didampingi audit yang ketat, pasti
menyisakan potensi masalah yang bakal muncul di kemudian
hari. Lihat saja beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang
mangkrak tak terurus, ataupun proyek pengadaan barang yang
tidak tepat sasaran. Tak hanya satu atau dua kasus, melainkan
belasan kasus ketidakberesan implementasi kontrak yang menyebabkan
kerugian negara miliaran rupiah.
P
10
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
F O K U S U TA M A
be r m a sa l a h
Salah satu kasus yang proses penyelesaiannya masih bergulir sampai saat
ini adalah proyek Hambalang. Ini adalah
proyek pembangunan Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Prestasi Olah Raga Nasional
di daerah Hambalang, Bogor. Proyek yang
dinahkodai oleh Kementerian Pemuda dan
Olah Raga ini terpaksa dihentikan karena
konstruksi bangunan yang ambles seluas
seribu meter persegi.
Penghentian proyek senilai Rp2,5 triliun
ini merugikan beberapa pihak, terutama
negara. Taksiran kerugian negara kurang lebih
Rp753 miliar dengan rincian Rp253 miliar
sebagai dana pembangunan lanjutan isik,
sedangkan Rp500 miliar untuk pengadaan
sarana pendidikan, olah raga, dan pelatihan.
Dalam pembangunan ini, Kementerian
Pemuda dan Olah Raga mempercayakan
proyek ini kepada Kerja Sama Operasional PT
Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk.
Proyek pembangunan Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Prestasi Olah Raga Nasional di
daerah Hambalang, Bogor.
Foto : KEMENPORA
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menemukan beberapa kejanggalan yang
mengarah pada penyelewengan dana yang
melibatkan beberapa oknum kementerian.
Sampai saat ini, proses investigasi KPK tentang
kasus Hambalang masih berlanjut. Terkait
apakah kasus Hambalang itu adalah kasus
korupsi atau tidak, tentu kita bertanya-tanya,
bagaimana idealnya kontrak itu dijalani?
Pengawasan seperti apa yang harus dilakukan
sehingga kualitas dan eisiensi proyek terjaga,
sehingga tak ada potensi kegagalan proyek?
“Jika kita melakukan apa yang disebut
probity audit, tentunya kasus seperti yang
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
11
F O K U S U TA M A
terjadi di Hambalang itu, tidak akan terjadi,”
ujar
Kasminto,
Direktur
Pengawasan
Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah
I BPKP.
Probity
audit
adalah
kegiatan
penilaian independen yang dilakukan untuk
memastikan bahwa proses pengadaan
barang/ jasa dilakukan secara adil, dapat
dipertanggungjawabkan, dan transparan,
sesuai dengan harapan publik dan ketentuan
yang berlaku (Independent Commission Against
Corruption, New South Wales 2005).
Tentunya, dari deinisi tersebut, kita
tahu bahwa pelaksanaan probity audit
benar-benar menekankan ketaatan pada
prosedur, proses, atau sistem, bukan hanya
mengaudit hasil dari proses pengadaan
yang telah selesai. Proses probity audit
harus dilakukan sesuai dengan prinsipprinsip penegakan integritas, kebenaran,
dan ketentuan perundangan yang berlaku.
Probity audit biasanya dilaksanakan untuk
menjaga proses pekerjaan yang bersifat
strategis dan melibatkan kepentingan
masyarakat, proyek yang menggunakan dana
masyarakat, dan proses yang berhubungan
erat dengan isu politik.
Pelaksanaan probity audit dilakukan
bersamaan dengan proses pengadaan
barang atau jasa (real time audit), bukan
sesudahnya. Dengan demikian, para probity
auditor biasanya menggunakan teknik
probity audit yang berupa peninjauan isik,
observasi, diskusi, dan wawancara tanpa
mengesampingkan teknik-teknik audit yang
lainnya.
Probity audit harus dilakukan sesuai
dengan prinsip probity yang pada dasarnya
merupakan prinsip-prinsip pengadaan barang
dan jasa, yang telah diatur dalam Perpres
54/2010. Prinsip pertama adalah eisien
dan efektif, sehingga belanja pengadaan
barang dan jasa bisa mendapatkan nilai
yang maksimal. Kedua, proses audit harus
dilakukan secara transparan, terbuka, adil/
tidak diskriminatif, dan bersaing. Ketiga,
pengadaan barang dan jasa tersebut harus
bisa dipertangungjawabkan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku,
dan teriakhir, harus bebas dari konlik
kepentingan.
12
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
Tujuan
probity
audit
adalah
meningkatkan integritas pelayanan publik
melalui efektiitas hasil audit atas proses
pengadaan barang/jasa yang berdasarkan
pada peraturan dan prosedur yang ada. Hal
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam upaya peningkatan eisiensi dan
efektiitas pelaksanaan pengadaan barang/
jasa secara nasional. Maka dari itu, pelaksanaan
probity audit harus mempunyai dasar hukum.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan perubahan Pada Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
Pelaksanaan probity audit
dilakukan bersamaan dengan
proses pengadaan barang atau
jasa (real time audit), bukan
sesudahnya. Dengan demikian,
para probity auditor biasanya
menggunakan teknik probity audit
yang berupa peninjauan isik,
observasi, diskusi, dan wawancara
tanpa mengesampingkan teknikteknik audit yang lainnya.
Sedangkan sasaran probity audit adalah
untuk meyakinkan bahwa pengadaan barang/
jasa dilakukan secara benar sesuai dengan
kebutuhan yang benar, baik segi jumlah,
kualitas, waktu, dan nilai pengadaan yang
menguntungkan negara. Kedua, meyakinkan
bahwa prosedur pengadaan barang/jasa
yang dituliskan dalam Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa telah diikuti dengan
F O K U S U TA M A
benar sesuai ketentuan perundangan yang
berlaku.
Sasaran ketiga, yang tak kalah penting
adalah meyakinkan bahwa kuantitas, kualitas,
dan harga yang diperoleh melalui proses
pengadaan telah sesuai dengan ketentuan
dalam kontrak serta diserahterimakan tepat
waktu. Keempat, meyakinkan bahwa barang
yang diperoleh telah ditempatkan di lokasi
yang tepat, dipertanggungjawabkan dengan
benar, dan dimanfaatkan sesuai tujuan
penggunaannya. Kelima, untuk mencegah
penyimpangan dalam kegiatan pengadaan
barang dan jasa. Dan yang terakhir adalah
supaya bisa mengidentiikasi kelemahan
aRENA re n a n g po n r i a u
Probity audit sangat penting bagi proyek yang
mempunyai nilai strategis, seperti proyek
Hambalang, proyek pembangunan sarana PON
Riau, ataupun Sea Games Palembang.
Foto : LKBN ANTARA FB ANGGORO
sistem pengendalian internal atas pengadaan
barang dan jasa, sehingga sistem tersebut
bisa disempurnakan.
Selain untuk memastikan proses
penyelenggaraan kegiatan sektor publik,
seperti pengadaan barang atau jasa,
pembangunan infrastruktur, penjualan aset,
dan pemberian hibah berjalan secara baik,
obyektif, dan transparan, konsep probity juga
digunakan mencegah terjadinya korupsi.
Kasminto menjelaskan, berbicara tentang
kontrak, masalah pengadaan barang dan
jasa memang paling rawan korupsi. Bahkan,
menurut penelitian KPK yang sudah diaudit,
70% dari kasus korupsi terjadi dalam proses
pengadaan barang dan jasa. Oleh karena
itu, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), mulai memperkenalkan
probity audit ini.
Dibandingkan
negara-negara
lain, pencegahan korupsi dalam proses
pengadaan barang dan jasa di Indonesia
masih tertinggal. Kita ambil contoh negaranegara persemakmuran seperti Australia,
probity audit sudah bukan merupakan hal
baru, benar-benar sudah diterapkan. Bahkan
standar probity audit di Australia dibuat oleh
badan anti korupsi mereka sendiri (ICAC). Ini
cukup membedakan dengan negara-negara
lain. Probity audit di australia, tidak hanya
dilakukan oleh internal auditor, tapi juga
termasuk BPK mereka juga melakukan probity
audit. Ini dilakukan untuk proyek-proyek
yang sifatnya strategis, nilainya besar, dan
mempunyai dampak politis luar biasa.
Nah,
ketika
di
negara-negara
persemakmuran, konsep probity audit cukup
populer, Amerika Serikat menggunakan
pre-award audit, artinya adalah audit yang
dilaksanakan sebelum kontrak
ditandatangani. Setelah itu, audit dilakukan secara
bertahap, seperti ketika pelaksanaan kontrak
sebelum dibayar, setiap termin dilakukan
progress payment audit.
Praktek probity audit ini, biasanya sudah
akrab dilakukan oleh negara-negara bersih
korupsi. “Menurut data 2011, ada 32 negara
yang skor 6 ke atas dari ranking 1-10, biasanya
mereka adalah negara-negara maju yang
sudah menggunakan probity dan pre-award
audit,” cetus Kasminto.
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
13
F O K U S U TA M A
Probity mengarah pada integritas
orang-orang yang melakukan
kontrak tersebut, sehingga potensi
korupsi terkait akan penyalahgunaan
orang dengan melakukan
ketidakjujuran, tidak akan terjadi
RITA BERLIS
D i rektur Penanganan Pe r masal ahan Huk um LKPP
Dia juga berpendapat, jika di Indonesia
ingin memiliki proses pengadaan barang dan
jasa yang baik dan aman, probity audit harus
diterapkan. Untuk itu, tahun lalu, BPKP sudah
membuat pedoman probity audit. Mereka
mengharapkan supaya, seluruh internal
auditor Indonesia, baik dari BPKP, Pemerintah
Provinsi, dan kota, bisa menggunakan
pedoman tersebut.
Internal auditor punya kewajiban
untuk memastikan bahwa program atau
kegiatan pengadaan barang dan jasa itu
telah efektif, eisien, dan menaati peraturan.
Kasminto mengharapkan internal auditor bisa
melakukan audit sejak tahap perencanaan,
melihat seberapa penting barang atau jasa
yang akan dibeli itu harus diadakan. Jika
berkaitan dengan pembangunan proyek,
survei pendahuluan dan detailnya perlu
diaudit sejak awal.
Bagaimana probity audit bisa mencegah potensi penyelewengan pada proses
pengadaan barang dan jasa, sehingga
korupsi bisa diatasi? Dengan probity audit,
kita melakukan audit di setiap tahap, dari
perencanaan, persiapan, dan proses. Kasminto
membenarkan bahwa probity audit sangat
penting bagi proyek yang mempunyai nilai
strategis, seperti proyek Hambalang, proyek
14
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
pembangunan sarana PON Riau, ataupun
Sea Games Palembang. Probity audit lebih
tepat dilakukan oleh internal auditor masingmasing pihak, kementerian, provinsi, ataupun
kotamadya.
Rita Berlis, Direktur Penanganan
Permasalahan Hukum LKPP mengungkapkan
hal yang sama.
Probity audit dilakukan
ketika rencana pekerjaan dibuat melibatkan
masyarakat dan beberapa pihak, sehingga
prosesnya transparan dan jujur. Tentunya, ini
akan memperkecil kemungkinan terjadinya
penyimpangan ke depan, terutama dalam
proyek-proyek yang nilainya besar. “Probity
mengarah pada integritas orang-orang yang
melakukan kontrak tersebut, sehingga potensi
korupsi terkait akan penyalahgunaan orang
dengan melakukan ketidakjujuran, tidak akan
terjadi,” jelas Rita.
Probity audit memang masih hijau di
Indonesia, dan BPKP giat melakukan sosialisasi
pengenalan, sudah ada beberapa pihak yang
siap menggunakan probity audit untuk proyekproyeknya. Salah satu di antaranya adalah
Kementerian Dalam Negeri yang meminta
BPKP mengaudit salah satu proyeknya
sejak perencanaan. Selain itu, Kementerian
Keuangan juga sudah berencana melakukan
probity audit pada 2013 ini. [K]
F O K U S U TA M A
F O K U S U TA M A
KONTRAK BERBASIS
KINERJA
UNTUK MENJAGA KINERJA
PENGADAAN
Kontrak Berbasis Kinerja berlaku tidak hanya sampai
proses pengadaan selesai. Kontrak ini juga menjaga
pemeliharaan kinerja pengadaan.
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
15
Foto : LKBN ANTARA NYOMAN BUDHIANA..
TA
FF
OO
KK
UU
SSUU
TA
MM
AA
eberapa waktu lalu, Kementerian
Pekerjaan Umum (PU) melalui
Dirjen Bina Marga berencana
menerapkan Kontrak Berbasis
Kinerja (KBK) untuk pelaksanaan
jalan nasional di empat kota besar, Jakarta,
Medan, Semarang, dan Makassar. Dirjen
Bina Marga yakin, dengan implementasi KBK
yang lebih sempurna, bisa menjadi salah
satu solusi untuk penanganan performa
jalan. Diharapkan, kerusakan jalan bisa lebih
diminimalisir, kondisi jalan pun akan lebih
terpelihara.
Apa yang dimaksud dengan Kontrak
Berbasis Kinerja? KBK atau yang juga dikenal
sebagai Performance Based Contract (PBC)
merupakan salah satu jenis kontrak terintegrasi
yang terbentuk dari beberapa jenis kegiatan,
dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan.
B
16
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
Ciri khas utama dari KBK adalah kinerja yang
menjadi tolak ukur dalam kontrak. Setelah
proyek selesai dikerjakan, tidak serta-merta
tugas penyedia selesai. Tanggung jawabnya
akan paripurna setelah hasil proyeknya
bisa digunakan dengan baik sesuai dengan
kontrak sampai batas waktu tertentu. KBK
merupakan tantangan baru dalam khazanah
kontrak, karena sifatnya adalah kontrak
terintegrasi, yaitu penggabungan pekerjaan
desain, konstruksi dan layanan yang risikonya
menjadi tanggung jawab penyedia.
Secara umum, KBK diimplementasikan
pada pengadaan atau pekerjaan yang
berkaitan dengan konstruksi. Dengan begitu,
pekerjaan konstruksi dengan KBK ini pasti
meliputi desain pekerjaan, proses konstruksi,
sampai layanan pemeliharaan yang dijalankan
secara terintegrasi, dengan tujuan menjamin
F O K U S U TA M A
jalan to l a m b la s
Dengan Kontrak Berbasis kinerja, kerusakan
dan lambatnya perbaikan diharapkan tidak
terjadi lagi. Standar perbaikan kerusakan
tertuang dalam konsep kontraknya.
Foto : LKBN ANTARA M.ALI KHUMAINI.
kinerja hasil konstruksi dalam periode
waktu tertentu, sesuai kesepakatan yang
telah ditetapkan melalui kontrak tersebut.
Sampai sekarang, KBK telah digunakan untuk
pembangunan dan pemeliharaan jalan. Dalam
proyek pembangunan jalan, kontrak antara
pengguna dan penyedia tidak selesai setelah
jalan jadi, melainkan berlangsung selama
dibutuhkan oleh masyarakat. Idealnya, KBK
berlaku antara 5-10 tahun.
Dengan KBK, penyedia akan bekerja
seserius mungkin, sebab jika ada kerusakan
dalam kurun 5-10 tahun setelah proyek selesai,
ini akan menjadi beban bagi penyedia. Maka,
mau tidak mau penyedia akan membuat
jalan yang berkualitas, yang awet digunakan
oleh masyarakat secara umum. Jika penyedia
membangun jalan seadanya dan tidak
berkualitas, maka dia akan menanggung biaya
pemeliharaan yang jauh lebih mahal. KBK juga
mengarah pada eisiensi, di mana penyedia
hanya cukup sekali saja membangun jalan
dengan kualitas yang terjamin, sehingga dia
akan mengeluarkan lebih sedikit waktu dan
biaya untuk memperbaiki jalan tersebut jika
rusak. Pihak penyedia bertanggung jawab
terhadap kualitas kinerjanya selama beberapa
tahun setelah proyek selesai dibangun.
KBK bisa dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan dari otoritas pemegang anggaran.
Pasalnya, pelaksanaan kontrak berbasis
kinerja memang membutuhkan biaya yang
lebih mahal di awal, di mana pengeluaran
yang bersifat tahun jamak diperlukan.
Keuntungannya, akan mendatangkan eisiensi
anggaran di kemudian hari, sebab kinerja yang
dihasilkan penyedia sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditetapkan dan terjaga.
Sebenarnya, KBK memberikan ruang bagi
penyedia untuk menentukan desain bangunan
dan mengerjakannya sesuai dengan cara
mereka. Bahkan penyedia bisa melakukan
inovasi terbaiknya supaya bisa memberikan
penawaran yang lebih kompetitif kepada
pengguna. Penyedia, dengan persetujuan
pengguna dan pemegang anggaran,
bisa mengerjakan perencanaan sampai
pemeliharaan. Persetujuan ini merupakan
pernyataan tidak keberatan dari pemilik
pekerjaan (pengguna) terhadap usulan yang
dibuat oleh penyedia. Dengan kemampuan
inovasinya, penyedia bisa memberikan
berbagai masukan dan usulan untuk proyek
yang akan mereka kerjakan. Selain itu, pihak
pengguna dan penyedia dapat membentuk
komite ahli untuk menilai desain. Dia bakal
menilai standar desain, proses konstruksi, dan
layanan kinerja, sesuai dengan kontrak yang
telah disepakati.
Di Indonesia, KBK sudah dimulai oleh
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
17
F O K U S U TA M A
Jasa Marga sejak tahun 2000 lalu dengan
menerapkannya di beberapa ruas tol. Jasa
Marga ingin meningkatkan pelayanan
jalan yang baik dan bebas dari kerusakan.
Sebelumnya, Jasa Marga menggunakan
kontrak tradisional dan masih mengalami
beberapa kendala, seperti pembaharuan dan
pergantian kontrak yang harus dilakukan
setiap tahun, dan deisit sumber daya manusia
yang harus melakukan pengawasan pekerjaan
perbaikan. Dengan KBK, Jasa Marga berharap
kendala-kendala tersebut tidak lagi terjadi.
Sekarang, tidak hanya Jasa Marga yang
menerapkan KBK, Kementerian Pekerjaan
Umum (PU) sudah melakukan KBK. Oleh PU,
KBK menjadi pola baru untuk mengelola
pemeliharaan jalan. Arif Rachman, Kasubag
Administrasi Kontrak I, Badan Pembinaan
Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum
(PU), menjelaskan bahwa KBK berlaku untuk
jangka waktu tertentu, dengan tolak ukur
layanan kinerja terhadap penggunaan jalan.
“Tujuannya, supaya jalan, dalam kondisi
yang bagus, sesuai dengan rencana dan bisa
difungsikan secara optimal untuk melayani
masyarakat,” ujarnya. “Maka Kementerian PU,
melalui Bina Marga, mengimplementasikan
KBK, di sektor pembangunan jalan,” ujar Arif.
Bina Marga sudah mengimplementasikan
KBK untuk pemeliharaan jalan. Arif
memberikan contoh, pengerjaan jalan di
Pantura jalur Demak-Trengguli, Jawa Tengah.
Ruas ini membutuhkan penanganan yang
berbeda karena kondisi tanahnya yang
berbeda. Selain wilayah itu, Bina Marga juga
sudah menerapkan KBK untuk pemeliharaan
di Ciasem-Sukamandi, Jawa Barat, sepanjang
18,5 kilometer.
Sebelum
menjalankan
proyek
pembangunan jalan, pihak penyedia (dan
pengguna) perlu memperhatikan adanya
risiko kerusakan yang mungkin terjadi pada
jalan setelah selesai dibangun nanti. Risiko
kerusakan bisa berasal dari faktor eksternal
seperti kondisi tanah, curah hujan, banjir, dan
beban kendaraan yang lewat. Penyedia juga
harus memperhatikan risiko yang bersifat
lebih internal seperti kualitas pengerjaan yang
tidak terjaga dengan baik. Pihak penyedia
seharusnya bisa menangani risiko internal
yang berada dalam kendali mereka.
Arif berpendapat, ketika penyedia sedang
mengerjakan proyek pembangunan jalan,
dia bisa mengerjakannya dalam kondisi lalu
lintas yang lebih terukur sehingga kontrol
muatan kendaraan yang masuk pada ruas
jalan tersebut bisa diketahui. Dengan begitu,
penyedia bisa menggunakan data dari jalan
untuk hasil yang lebih akurat. Pada lapisan
bawah jalan, ada komponen tanah yang bisa
Tujuannya, supaya jalan,
dalam kondisi yang bagus,
sesuai dengan rencana dan
bisa difungsikan secara
optimal untuk melayani
masyarakat. Maka Kementerian
PU, melalui Bina Marga,
mengimplementasikan KBK, di
sektor pembangunan jalan
Arif Rachman
K a su b a g Administra si K ontra k I, B a da n
Pemb ina a n K onstru ksi, K ementer ia n
Pek erj aan Umum ( PU) .
18
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
F O K U S U TA M A
ins peks i j a la n t o l
Dua pekerja menginspeksi jalan tol
penghubung Bandara Ngurah RaiDenpasar, Bali.
Foto : LKBN ANTARA NYOMAN BUDHIANA..
diukur ketebalan dan kekuatannya. Informasi
tersebut diharapkan bisa membantu penyedia
dalam mengerjakan proyek jalan dengan
durabilitas tinggi.
Dengan mengimplementasikan KBK,
tersedia ruang terbuka bagi masyarakat
untuk ikut berperan dalam mengontrol
pembangunan dan pemeliharaan jalan.
Apabila masyarakat menemukan adanya
kerusakan, mereka bisa menginformasikan
kerusakan tersebut pada PPK yang nantinya
akan diteruskan ke penyedia supaya
memperbaikinya. Apabila penyedia gagal
memenuhi pelayanan sesuai dengan standar
yang disepakati, dia tidak hanya harus
memperbaikinya, namun dia juga akan terkena
denda. Supaya informasi kerusakan jalan bisa
diterima oleh pihak pengguna dengan cepat,
papan informasi tentang rujukan pengaduan
kerusakan perlu dipasang. Dengan begitu,
masyarakat bisa lebih mudah untuk turut
serta ikut mengontrol kondisi jalan.
Direktur Kebijakan Pengadaan Umum LKPP,
Setya Budi Arijanta, menjelaskan bahwa KBK
memang sudah diterapkan oleh Jasa Marga
dan Kementerian PU. Dia setuju bahwa ke
depan nanti, KBK akan menjadi prinsip hukum
kontrak yang mempunyai asas kebebasan.
Menurutnya, kontrak tak bisa dibatasi oleh
berbagai hal, karena nyatanya kontrak bisa
berkembang sesuai dengan kebutuhan
lapangan. “Performance Based Contract akan
terus berkembang, dan harus kita dorong
untuk bisa dilakukan di lapangan,” kata Setya.
Dia juga menjelaskan bahwa tahun lalu, sudah
ada penerapan dua paket KBK. “Tahun ini akan
ada tiga paket yang akan dijalankan,” katanya.
Pembangunan jalan yang terjaga
kinerjanya menjadi penunjang kokohnya
infrastruktur kita. Dengan menggunakan KBK,
kerusakan jalan akan segera diperbaiki, dan
lambatnya renovasi jalan diharapkan tidak lagi
terjadi. Hasilnya, kemacetan akan berkurang,
waktu tempuh akan semakin eisien. Dengan
begitu, tentu saja pergerakan perekonomian
Indonesia akan semakin maju.
[K]
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
19
F O K U S U TA M A
F O K U S U TA M A
PENTINGNYA
STUDI KELAYAKAN
UNTUK MENGHINDARI SENGKETA PENGADAAN
eberhasilan proses pengadaan
ditentukan oleh perencanaan
yang tepat. Jika perencanaan
hanya dibuat seadanya saja, tentu
bisa menyebabkan pelaksanaan
kontrak yang kacau balau. Banyak pelaksanaan
kontrak yang bermasalah dari perdata atau
pidana berawal dari perencanaan yang buruk.
Itulah yang masih sering terjadi dalam proses
kontrak pengadaan.
Contohnya, penyusunan anggaran
untuk paket-paket kegiatan kadang asal lolos
dari pembahasan, sehingga kualitas dan
persiapannya tidak bagus untuk dilelang.
Seharusnya sebelum kontrak dibuat, ada studi
kelayakan terlebih dahulu. Dalam perpres
memang dikatakan perlunya melakukan
analisis kebutuhan, walaupun tidak dituliskan
secara detail.
Tentunya kita masih ingat kasus
Hambalang yang saat ini masih berjalan.
Proyek itu menghabiskan dana lebih dari Rp2
triliun. Direktur Kebijakan Pengadaan Umum
LKPP Setya Budi Arijanta berpendapat bahwa
untuk tahu berapa kebutuhan proyek tersebut,
perlu diadakan Feasibility Study (FS) atau
studi kelayakan. Studi kelayakan ini penting
untuk menentukan analisis kebutuhan,
untuk mengukur nilai ideal dari proyek
tersebut. “Proyek yang khususnya punya nilai
triliunan rupiah harus didahului dengan studi
kelayakan,” ujar Setya.
Setya
menceritakan
tentang
pengalamannya dulu ketika masih di
Bappenas. Kala itu, setiap proyek yang
menggunakan studi kelayakan adalah proyek
yang mendapatkan dana dari luar negeri.
Karena FS merupakan syarat mutlak yang
diajukan ketika ingin meminjamkan dana.
Penyandang dana asing pasti menagih
K
20
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
studi kelayakan dulu. Tidak hanya syarat
dari penyandang dana, sebenarnya studi
kelayakan ini akan membantu panitia atau PPK
dalam menjawab masalah di pengadaan yang
seringkali bermasalah karena mengabaikan
proses survei kebutuhan yang sangat
penting (walaupun memang prosesnya tidak
mudah dan harus teliti). Ketidaktahuan pada
pentingnya FS ini menyebabkan PPK sering
menggunakan kontrak lama (meniru) untuk
kontrak proyek baru, walaupun kebutuhannya
berbeda.
Sebelum membuat kontrak, ada
beberapa pertanyaan yang harus dijawab.
Pertama, tentu saja pengadaan ini diperlukan
apa tidak, apakah dibutuhkan oleh kantor atau
kementerian untuk melayani rakyat. Kita tidak
bisa mengadakan barang, tanpa mengetahui
kebutuhannya secara pasti. Setelah kebutuhan
ketemu, baru kita bisa tanya, siapa yang akan
memenuhi kebutuhan ini, berapa jumlahnya,
penyedianya dari mana, dan apakah bisa
diswakelolakan? “ini semua harus tertulis di
perencanaan,” ujar Setya.
Dalam
membuat
perencanaan,
penting bagi panitia PPK untuk merumuskan
pemaketan dan spesiikasi barang yang
dibutuhkan. Kedua hal tersebut sering mengakibatkan terjadinya sengketa pengadaan.
Setya mengakui, ini juga harus menjadi
evaluasi bagi LKPP. Kesalahan yang sering
terjadi dalam pemaketan adalah, bentuk
paket yang dicampur dengan alasan eisiensi.
Sebagai contoh, dalam pengadaan alat rumah
sakit, pemaketan tempat tidur dijadikan satu
dengan paket alat-alat kedokteran. Padahal,
dua barang itu dibuat oleh produsen yang
berbeda.
Dengan pemaketan yang campur aduk
itu, tentu ketika panitia melakukan lelang
F O K U S U TA M A
a l at c t sc a n
Kesalahan yang sering terjadi
dalam pemaketan adalah,
bentuk paket yang dicampur
dengan alasan efisiensi.
Sebagai contoh, dalam
pengadaan alat rumah sakit,
pemaketan tempat tidur
dijadikan satu dengan paket
alat-alat kedokteran. Padahal
dua barang itu dibuat oleh
produsen yang berbeda.
Foto : LKBN ANTARA NILA FU’ADI.
pengadaan, bukan produsen atau distributor
yang akan ikut lelang, melainkan makelar.
“Biasanya peserta lelang ada produsen, agen,
distributor, reseler, dan tambah satu, makelar,”
kata Setya sambil tertawa. Dan dalam
pengadaan, penyedia tidak harus makelar,
tapi bisa pabrik atau produsen. “Jika yang ikut
lelang para makelar, jelas harga yang didapat
akan lebih mahal,” imbuh Setya.
Setya juga menjelaskan, situasi ini
memang tidak sepenuhnya kesalahan
panitia lelang, sebab bisa ditanggulangi
dengan adanya studi kelayakan. Jika ada
studi kelayakan, mungkin makelar tidak akan
menjadi pilihan utama dalam peoses lelang,
karena kita bisa menggunakan pabrik atau
produsen. Tanpa studi kelayakan, hasilnya
bisa sangat fatal dan pemborosan yang
bisa menyebabkan kerugian negara. Dalam
perpres juga disebutkan bahwa penyedia bisa
perorangan dan bisa perusahaan.
Pemahaman tentang tidak boleh
dipecahnya paket disebabkan karena tidak
memahami Perpres 54 tahun 2010 secara
lengkap. Yang dimaksud dalam Perpres 54
tahun 2010 adalah dilarang memecah paket
dengan tujuan menghindari lelang. Maka,
sejauh itu tidak bertujuan untuk menghindari
lelang, seharusnya tidak ada masalah. Seperti
yang kita tahu, strategi pemaketan sangat
penting karena berkaitan dengan vendor
manajemen. Dengan memecah pemaketan,
pabrik atau produsen bisa mengikuti lelang,
sebaliknya jika pemaketan digabung, hanya
makelar yang bisa ikut lelang. “Lihat saja
proyek Hambalang, Pon Riau, dan Wisma
Atlit, mereka melakukan pengadaan dengan
pemaketan yang digabung,” ujar Setya.
Setya menceritakan bagaimana dia
menerapkan pemaketan terpisah dalam
pembangunan jalan. Dia membagi-bagi lelang
pengadaan hotmix, lelang sewa alat berat,
lelang pengerjaan jalan. Kontraktor hanya
mengerjakan jalan saja, tidak bisa menjadi
makelar. Dia mengatakan bahwa biaya untuk
membuat jalan itu bisa eisien 50%, dan
kualitasnya pun bagus. “Sistem pemaketan ini
bisa memberikan memberikan peluang pada
pengusaha-pengusaha lokal untuk ikut lelang,
tidak hanya kontraktor besar saja,” kata Setya.
Sedangkan
spesiikasi,
akan
berhubungan dengan syarat teknis. Setya
mengambil contoh ketika dia bekerja
sama dengan KPU dalam pengadaan
barang keperluan Pemilu 2009 lalu. Untuk
pencetakan surat suara, dia melakukan
survei ke seluruh percetakan di Indonesia
yang bisa memenuhi syarat untuk mencetak
surat suara. Dia menentukan kriteria dari sisi
kualitas, kecepatan mencetak, kualitas mesin,
dan kapasitas produksi. Jika tidak memenuhi
standar, maka percetakan itu akan gugur. Setya
menjelaskan dia sangat serius menangani
pengadaan untuk pemilu ini. Tak hanya itu,
dengan mengadakan FS terlebih dulu, dia bisa
menghemat biaya Pemilu itu dari Rp1,7 triliun,
menjadi Rp 650 miliar.
[K]
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
21
F O K U S U TA M A
F O K U S U TA M A
MEMAHAMI ALUR PROSES
PE LA KSANAKAAN K O N T R AK
eperti halnya manajemen di
dalam organisasi, Manajemen
Kontrak juga meliputi proses
Planning, Organizing, Actuating,
sControlling
(POAC),
atau
Perencanaan , Pengorganisasian, Pelaksanaan
dan Pengendalian. Proses perencanaan dan
pengorganisasian adalah tahap persiapan,
dimana pemberi kerja harus mendeinisikan
rancangan kontrak seakurat mungkin, karena
rancangan ini akan termuat dalam dokumen
pemilihan penyedia. Apa isi dari rancangan
kontrak tersebut termuat dalam Pepres 54
beserta perubahannya, dan Standard Bidding
Documents (SBD) yang menyertainnya.
Pada tahap pelaksanaan kontrak, pemberi
kerja harus mengawal kontrak tersebut agar
output yang dihasilkan sesuai dengan rencana.
Bagian tulisan ini secara khusus mengupas
tahap-tahap pelaksanaan kontrak sesuai
Perpres 54 beserta perubahannya.
Dalam proses manajemen kontrak, ada
beberapa tahap yang harus dilakukan. Pertama,
Kelompok Kerja ULP perlu menyampaikan
Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) kepada
PPK sebagai dasar untuk menerbitkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa (SPPBJ).
PPK perlu memeriksa kebenaran formulir isian
kualiikasi.
Untuk menerbitkan SPPBJ itu, PPK harus
memperhatikan beberapa ketentuan yang
ada, antara lain adalah tidak ada sanggahan
dari peserta. Jikalau ada, sanggahan dan
bandingnya terbukti tidak benar, atau masa
sanggah dan masa sanggah banding telah
berakhir. Setelah itu baru SPPBJ diterbitkan
paling lambat enam hari kerja setelah
pengumuman
penetapan
pemenang.
Meskipun ada sanggahan, SPPBJ tetap harus
diterbitkan paling lambat dua hari kerja
setelah semua sanggahan dan sanggahan
banding dijawab.
Surat Penunjukan Penyedia Barang/
Jasa (SPPBJ) menjadi acuan dasar proses
S
22
EDISI 04
|
JAN - APRIL 2013
penandatanganan kontrak. Kontrak ini
ditandatangani antara Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dengan penyedia paling
lambat empat belas hari kerja terhitung sejak
SPPBJ terbit. Sebelum penandatangan kontrak,
PPK melakukan inalisasi kontrak dengan
memeriksa substansi, bahasa, redaksional,
angka dan huruf draf kontrak.
Penandatanganan Kontrak
Tahap selanjutnya adalah penandatanganan kontrak. Penandatanganan kontrak
yang bernilai di atas Rp100 miliar untuk paket
Pengadaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/
Jasa Lainnya atau paket pengadaan jasa
konsultasi dengan nilai diatas Rp10 miliar
dilakukan setelah draf kontrak memperoleh
pendapat dari ahli hukum kontrak. Selain itu,
penandatanganan kontrak juga sebaiknya
dilakukan setelah penyerahan jaminan
pelaksanaan untuk pengadaan barang,
pekerjaan konstruksi, dan jasa Lainnya yang
bernilai di atas Rp200 juta, baik yang dilakukan
melalui kompetisi atau dengan penunjukan
langsung.
Mengenai Jaminan pelaksanaan berlaku
sejak kontrak ditandatangani sampai serah
terima barang/jasa lainnya, atau serah terima
pertama pekerjaan konstruksi. Penyampaian
jaminan pelaksanaan, dikecualikan untuk
pengadaan jasa lainnya di mana aset penyedia
sudah dikuasai oleh pengguna. Untuk
pekerjaan yang dibiayai dengan kredit ekspor,
penyerahan jaminan pelaksanaan dapat
dilakukan setelah kontrak ditandatangani dan
dinyatakan berlaku efektif. Maka, ketentuan
jaminan penawaran untuk pekerjaan tersebut
berlaku sampai dengan jaminan pelaksanaan
diserahkan.
Besarnya nilai jaminan pelaksanaan
adalah 5% dari nilai kontrak atau 5% dari
nilai total HPS untuk penawaran yang lebih
kecil dari 80% nilai HPS. Jaminan pelaksanaan
F O K U S U TA M A
DIAGRAM ALUR PROSES MANAJEMEN KONTRAK
Meminta
Pendapat Ahli
Hukum kontrak
Y
Dana
dalam Dok. Anggaran
Tersedia
Nilai Barang, PK,
JL > 100 M atau
JK > 10 M?
Finalisasi Kontrak
Penerbitan SPJB
N
Penyedia tidak
Masuk Blacklist?
SKP Cukup
Y
Jaminan Pelaksanaan
Y
N
Penyedia
Menyerahkan
Jaminan
Peaksanaan
Pemeriksaan
Bersama
Kondisi Lapangan
Rapat Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak
Berita Acara
Kontrak Tahun Jamak
Max 15 % dari Nilai Kontrak
Penyedia
Menyerahkan
Jaminan Uang
Muka
Y
Rencana
Penggunaan Uang
Muka Disetujui
PPK?
Permohonan
Pengambilan
Uang Muka
Y
Penyedia Usaha Non Kecil
Penyedia Jasa Konsultasi
Max 30 % dari Nilai Kontrak
N
Pelaksanaan
Kontrak
Y
Penyedia Usaha Kecil
Administrasi
Perubahan
Administrasi/
Teknis?
Adendum kontrak
Inspeksi oleh
Panitia/ Pejabat
Peneliti Pelaksanaan
Kontrak
Permintaan
Perubahan
Pekerjaan
Teknis
Pemberian
Uang Muka
Max 20 % dari Nilai Kontrak
N
Perbedaan
Signiikan Kondisi
Lapangan dengan
Kontrak?
PENGHENTIAN KEGIATAN
Hasil
Pemeriksaan Bersama
Inspeksi Pabrikasi
Ada
Uang
Muka?
N
Program mutu
Penyedia
Menyusun Program
Mutu
Para Pihak
Menandatangani
SP atau SPMK
Y
Penyedia yang
Ditunjuk Turun ke
Peringkat Berikutnya
SP atau SPMK
Penerbitan
Surat Pesanan
(SP) atau Surat
Perintah Mulai
Kerja (SPMK)
Penandatanganan
Kontrak
Ada
Pemenang
Cadangan
N
Perintah
Perubahan
Pekerjaan
Negosiasi
Teknis dan
Harga
N
Perubahan
Kontrak
Berita Acara
Terjadi
Keadaan
Kahar?
Y
Penyedia
Memberitahukan
PPK (max 14 hari)
Pekerjaan
Dapat Dilanjutkan?
Persetujuan
Perubahan Capaian
Output Pekerjaan
N
N
PENGHENTIAN KONTRAK
Adendum kontrak
Persetujuan
Perpanjangan
Waktu Pekerjaan
Y
Denda Keterlambatan
Pengenaan
Denda
Keterlambatan
Pekerjaan
Telah
Selesai?
Jaminan Uang Muka Dicairkan
Keterlambatan
Lebih dari 50
Hari?
N
Y
N
Y
PEMUTUSAN KONTRAK
Jaminan Pelaksanaan Dicairkan
Surat Pernyataan
Pekerjaan Selesai
Perbaikan Pekerjaan
Hasil Uji Coba
Uji Coba
N
Black List Jika Wanprestasi
Penilaian Hasil Pekerjaan
Berita Acara
Hasil
Pekerjaan Sesuai
Spek Diterima?
Y
Penandatanganan Berita
Acara Serah Terima
Serah Terima
Berita Acara Serah Terima
Penyerahan Jaminan
Pemeliharaan
Barang
Apakah Barang/
Konstruksi /
Jasa Lainnya?
Sertiikat Garansi
Y
Konstruksi
Jaminan
Pemeliharaan
Masa
Pemeliharaan Melampaui
Tahun Anggaran?
Jasa Lainnya
Keterlambatan
Pembayaran
oleh PPK?
Pembayaran
Y
N
Pencairan Jaminan
Pemeliharaan dan
Pengalokasian Dana
Tahun Berikutnya
N
Klaim
Jaminan
Cukup?
N
N
Masa Pemeliharaan
Jaminan Pemeliharaan/
Retensi
Pengenaan Bunga
atau Kompensasi
Permintaan
Tertulis
Penyerahan Akhir
Pekerjaan
Pekerjaan
Selesai 100 %
Pencairan Jaminan
Pemeliharaan
Y
Masa
Pemelihara