T MTK 1302715 Chapter1

(1)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang sangat berperan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu matematika dipelajari pada semua jenjang pendidikan, dengan harapan pendidikan matematika harus dapat menumbuhkembangkan kemampuan dan pribadi siswa sejalan dengan tuntutan kehidupan masa depan (Setyawan, 2013, hlm. 1). Dengan begitu penguasaan matematika sangat penting dimiliki oleh generasi untuk menghadapi perkembangan zaman yang menuntut sesuatu lebih cepat, praktis dan efisien.

Selain itu matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah mempunyai visi atau arah pengembangan. Visi yang berorientasi untuk memenuhi kebutuhan masa kini, yaitu mengarahkan pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman konsep serta kemampuan koneksi matematis siswa yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah matematika dan ilmu pengetahuan lainnya, sedangkan visi yang kedua berorientasi untuk kebutuhan menalar yang logis, sistematik, kritis, dan cermat serta bersikap objektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah (Setyawan, 2013, hlm. 1).

Matematika yang diberikan di sekolah sangat penting dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menyadari pentingnya pembelajaran matematika di sekolah, dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 37 ditegaskan bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Tujuan matematika menurut Permendiknas No. 22 (dalam Depdiknas, 2006) antara lain meliputi hal berikut : (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep matematika,


(2)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

atau algoritma secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah;(2) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (3) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat ditelusuri bahwa belajar matematika tentunya tidak cukup hanya dengan menyampaikan materi saja tetapi juga mengembangkan sikap dan karakter peserta didik. NCTM (National Council of Teacher of Mathematics, 2000) mengungkapkan bahwa terdapat enam kemampuan penting yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika, yaitu pemahaman konsep (conceptual understanding), pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connection), dan representasi (representation).

Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis merupakan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam belajar matematika. NCTM (2000) menyatakan bahwa visi dari matematika sekolah adalah berdasarkan pada pembelajaran matematika siswa yang disertai dengan pemahaman konsep. Belajar matematika dengan disertai pemahaman konsep sangat diperlukan untuk memungkinkan siswa menyelesaikan masalah lain yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang. Bransford, Brown, dan Cocking (dalam Auliya, 2013) memaparkan belajar matematika dengan disertai pemahaman juga merupakan komponen terpenting dari kemampuan, bersama dengan kecakapan pengetahuan faktual dan prosedural.

Salah satu komponen dari keenam standar NCTM di atas adalah kemampuan koneksi matematis. Kemampuan koneksi matematis dapat dilihat sebagai kemampuan menerapkan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari terhadap masalah-masalah yang berkaitan baik dalam konteks bidang


(3)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

matematika maupun dalam disiplin ilmu lainnya. Koneksi matematis bertujuan untuk membantu persepsi siswa dengan cara melihat matematika sebagai suatu bagian yang utuh dan terintegrasi dengan kehidupan. Tujuan pembelajaran koneksi matematis di sekolah dapat dirumuskan ke dalam tiga bagian yaitu memperluas wawasan pengetahuan siswa, memandang matematika sebagai suatu keseluruhan yang terpadu, bukan sebagai materi yang berdiri sendiri, serta mengenal relevansi dan manfaat matematika dalam konteks dunia nyata.

Kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis sangat diperlukan sebagai landasan dalam berpikir, karena dengan kemampuan berpikir yang baik seseorang akan dapat mengambil keputusan dalam setiap tindakannya dengan cepat dan benar sesuai kaidah yang berlaku. Salah satu sasaran yang perlu dicapai siswa untuk memperoleh pemahaman konsep yang mendalam dan bermakna adalah memahami matematika yang dipelajarainya melalui konstruksi pemahaman. Jika anak mengkonstruksi sendiri pemahamannya, maka pengetahuan akan diperoleh akan lebih bermakna.

Kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis adalah kemampuan yang perlu tertanam dalam diri siswa dalam belajar matematika. Kemampuan koneksi matematis diperlukan untuk menghubungkan berbagai macam gagasan-gagasan atau ide-ide matematis yang diterima siswa. Dengan dikembangkannya kemampuan koneksi matematis, maka pemahaman konsep siswa akan bertambah.

Seseorang dikatakan memahami konsep atau fakta matematis jika ia dapat menjelaskan konsep atau fakta matematis tersebut dengan cara yang lebih sederhana. Untuk menjelaskan konsep atau fakta tersebut tentunya dibutuhkan kemampuan koneksi yang baik pula, sehingga dengan pemahaman konsep diharapkan siswa mampu untuk mengkoneksikan konsep yang telah dipahami dengan baik dan benar setiap kali menghadapi permasalahan dalam pembelajaran matematika. Oleh sebab itu, pemahaman dan koneksi matematis sangat berkaitan, Hal ini didukung oleh pendapat Sumarmo (dalam Sari, 2013, hlm. 4) bahwa “untuk mencapai pemahaman yang bermakna siswa harus memiliki


(4)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kemampuan koneksi matematis yang memadai”. Keterkaitan antara kemempuan pemahaman dan koneksi matematis juga disampaikan dalam NCTM (2000) bahwa

Thinking mathematically involves looking for conections, and making connections builds mathematical understanding. Without connections, students must learn and remember too many isolated concepts and skills. With connections, they can build new understandings on previous knowledge.

(hlm.274)

Hal senada juga disampaikan oleh Hirdjan (dalam Puspitasari 2010, hlm. 5) “Matematika tidak diajarkan secara terpisah antar topik. Masing-masing topik dapat dilibatkan atau terlibat dengan topik lainnya”. Oleh karena itu, pemahaman siswa pada suatu topik akan membantu untuk memahami topik yang lain, tetapi hal ini dapat terjadi jika siswa mampu mengkoneksikan topik-topik tersebut. Dengan koneksi siswa juga mampu membangun pemahaman baru berdasarkan pada pengetahuan sebelumnya. Ini juga berarti bahwa upaya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa diperlukan kemampuan koneksi antar konsep yang diperolehnya secara terpisah untuk dapat digunakan atau diaplikasikan pada konteks nyata,sehingga memberikan makna yang lebih baik untuk diri siswa dan diharapkan dapat membangkitkan minat belajarnya terhadap matematika. Hal ini sesuai dengan teori Ausabel (dalam Suherman, 2003) dengan belajar bermaknanya yaitu “ suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif baik itu fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa”.

Pada teori lain, Brunner (dalam Suherman, 2003) pada dalil pengaitan menyatakan bahwa “ anak perlu menyadari bagaimana hubungan antar konsep, karena antara sebuah bahasan dengan bahasan matematika lainnya saling berkaitan”. Untuk mengaitkan suatu konsep dengan konsep yang lain, artinya anak perlu memahami konsep sebelumnya sebagai suatu prasyarat untuk memahami konsep yang akan dipelajari. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa dengan meningkatnya kemampuan siswa untuk menghubungkan antar


(5)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

konsep dan ide-ide matematika maka kemampuan pemahaman relasional siswa tersebut ikut bertambah, dalil pengaitan (connectivity theorem).

Pentingnya kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis tidak sejalan dengan yang terjadi dilapangan. Untuk memecahkan masalah matematis yang dihadapi siswa dalam mempelajari matematika, siswa harus mampu memahami konsep-konsep matematika itu sendiri. Namun kenyataannya banyak siswa yang masih belum memahami konsep-konsep yang diajarkan karena siswa cenderung menghafal dengan tanpa kebermaknaan. Agar pembelajaran efektif maka penghafalan konsep harus dihindari. Sesuai dengan pendapat (Wahyudin, 2008, hlm. 65) bahwa program matematika sekolah yang efektif hendaknya mempertimbangkan cakupan objektif yang lebih dari sekedar kecakapan berhitung, tentu saja kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan untuk kehidupan keseharian harus diajarkan, tetapi ini semua tidak lebih ataupun kurang penting daripada membangun pemahaman-pemahaman yang membebaskan siswa dari penghafalan semata. Pengembangan matematika bertujuan untuk mengembangkan daya pikir siswa secara aktif.

Pendidikan yang diharapkan bangsa Indonesia merupakan salah satu sarana untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas ternyata tidak terlepas dari berbagai permasalahan. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa terlihat dari beberapa hasil penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2008), Sudihartinih (2009), Rahmah (2012), Mulyanti (2010), Nasution (2010), Afrilianto (2012), dan Tim Jica (dalam, Tandililing, 2011) menyimpulkan rendahnya kualitas pemahaman konsep matematis siswa disebabkan oleh proses pembelajaran dimana guru terlalu berkonsentrasi pada latihan soal yang bersifat prosedural, sehingga tidak memungkinkan siswa cepat memperoleh makna dari kegiatan pembelajaran. Senada dengan peneliti-peneliti yang lainnya seperti Sumarmo (1987), Suzana (2004), dan Priatna (2003) yang menyatakan bahwa pemahaman konsep matematis siswa masih belum memperoleh hasil yang memuaskan.


(6)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

melakukan praktek mengajar lapangan. Penulis menemukan kesalahan konsep siswa dalam materi aljabar. Beberapa siswa tidak dapat membedakan antara penyelesaian persamaan 3x = 6 dengan 3 + x = 6. Hal ini disebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi operasi aljabar. Selain itu, rendahnya kemampuan pemahaman konsep juga terlihat dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap kemampuan pemahaman. Dari hasil studi pendahuluan ditemukan beberapa penyebab rendahnya tingkat pemahaman konsep siswa, antara lain: (1) siswa cenderung menghafal konsep dengan tanpa kebermaknaan, sehingga menyebabkan siswa mudah lupa terhadap materi yang diperlajarinya; (2) siswa tidak terbiasa dengan soal-soal non rutin, siswa lebih tertarik menyelesaikan soal seperti yang dicontoh kan oleh guru. Wahyudin (1999) menambahkan bahwa salah satu penyebab siswa lemah dalam matematika adalah kurangnya siswa tersebut memiliki kemampuan pemahaman untuk mengenali konsep-konsep dasar matematika (aksioma, definisi, kaidah, dan teorema) yang berkaitan dengan pokok bahasan yang sedang dipelajari.

Sama halnya dengan kemampuan pemahaman konsep, beberapa studi sebelumnya juga menemukan bahwa kemampuan koneksi matematik siswa masih rendah. Ruspiani (2000) mengungkapkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan koneksi matematis masih tergolong rendah dan sedang. Kemampuan terendah ada pada kemampuan koneksi antar topik matematika. Rendahnya tingkat kemampuan koneksi antar topik, dibandingkan dengan koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain dan koneksi dengan dunia nyata, antara lain karena banyaknya topik matematika yang harus dikaitkan dengan penyelesaian soal sehingga memerlukan jangkauan pemikiran yang tinggi. Sedangkan pada koneksi dengan dunia nyata, permasalahan utamanya adalah kesulitan dalam membuat model matematika, hal ini terlihat dari rata-rata nilai kemampuan koneksi matematis siswa sekolah mengengah yang masih rendah, yaitu: sekitar 22,2% untuk koneksi matematis dengan pokok bahasan, 44,9% untuk koneksi matematis dengan bidang studi lain, dan 67,5% untuk koneksi matematis dalam kehidupan sehari-hari.


(7)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian Gordah (2009) menemukan bahwa dalam kemampuan koneksi matematis kelemahan yang paling banyak muncul dari jawaban siswa adalah ketidakmampuan siswa dalam menjawab hubungan dari konsep yang digunakan. Begitu pula menurut Kusmayadi (2011) mengemukakan bahwa (1) kebanyakan siswa tidak mengetahui dan tidak mengerti materi mana yang ada hubungannya dengan materi yang akan dipelajari; (2) masih banyak siswa yang tidak mampu menyatakan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide matematika dan juga tidak mampu menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa atau bentuk simbol; (3) sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia nyata atau masalah yang ada disekitar siswa; (4) ada siswa yang mampu menyelesaikan suatu masalah matematika tetapi tidak mengerti apa yang dikerjakannya dan kurang memahami apa yang terkandung didalamnya.

Selain kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis, juga terdapat aspek lain yang menunjang proses pembelajaran matematika siswa yaitu aspek psikologis yang salah satunya adalah self efficacy. Self efficacy mampu meningkatkan kemampuan matematika siswa melalui usaha untuk membangun keyakinan diri seseorang untuk mencapai kesuksesan dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan. Hal ini dipertegas oleh pendapat Wilson & Janes (2008) yang menyatakan bahwa self efficacy merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan prestasi matematika seseorang. Selain itu, (Somakim 2010, hlm. 6) menyatakan bahwa self efficacy hampir identik dengan “kepercayaan diri” yang diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa.

Self efficacy merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa, hal tersebut sesuai dengan tujuan umum matematika yaitu memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu, self efficacy harus dikembangkan di dalam diri siswa agar dapat memaknai proses dan pembelajaran matematika di dalam kehidupan nyata, sehingga proses pembelajaran terjadi


(8)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

secara optimal, dan dapat mengkoneksikan pengetahuan yang dimilikinya dengan keadaan sekitarnya.

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa self efficacy siswa berkorelasi positif terhadap motivasi, kinerja dan prestasi siswa. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Nur (2012) yang menyatakan self efficacy sebagai salah satu faktor pencapai prestasi siswa, sehingga jika self efficacy siswa tinggi maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapainya dan sebaliknya. Perlu diperhatikan bahwa individu yang memiliki self efficacy yang tinggi menganggap bahwa kegagalan sebagai kurangnya usaha, sedangkan individu yang memiliki self efficacy yang rendah menganggap kegagalan berasal dari kurangnya kemampuan.

Self efficacy memiliki pengaruh dalam pemilihan perilaku, besar usaha dan ketekunan, serta pola berpikir dan reaksi emosional. Penilaian self efficacy mendorong individu menghindari situasi yang diyakini melampaui kemampuannya atau melakukan kegiatan yang diperkirakan dapat diatasinya. Dalam memecahkan masalah yang sulit, individu yang mempunyai keraguan tentang kemampuannya akan mengurangi usahanya bahkan cenderung akan menyerah. Perlu diperhatikan bahwa keyakinan diri yang dipersepsikan seseorang memainkan peranan kunci dalam kehidupan manusia, karena hal tersebut memberi pengaruh pada perilaku manusia secara keseluruhan seperti kepercayaan, emosi, pemikiran dan tindakan (Bandura, 2006, hlm. 309). Siswa yang memiliki self efficacy rendah akan cenderung ragu-ragu dalam penyelesaian masalah matematika. Sebaliknya siswa yang memiliki self efficacy tinggi akan sangat yakin dengan yang akan dikerjakannya.

Hasil OECD’s Teaching and Learning International Survey (TALIS) bahwa self efficacy telah menunjukkan hubungan pengaruh tindakan terhadap produktivitas seseorang dalam pekerjaan. Lane & Lane (2001) juga menunjukkan prediksi self efficacy mengatasi tuntutan intelektual dari program akademik sebesar 11,5%, penelitian ini menyarankan bahwa self efficacy memiliki beberapa manfaat dalam setting akademik. Bandura (dalam Wilson & Janes,


(9)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2008) menyatakan bahwa perasaan positif yang tepat tentang self efficacy dapat mempertinggi prestasi, meyakini kemampuan, mengembangkan motivasi internal, dan memungkinkan siswa untuk meraih tujuan yang menantang. Perasaan negatif tentang self efficacy dapat menyebabkan siswa menghindari tantangan, melakukan sesuatu dengan lemah, fokus pada defisiensi dan hambatan, dan mempersiapkan diri untuk outcomes yang kurang baik. Individu yang mempunyai efficacy tinggi menganggap kegagalan sebagai kurangnya usaha, sedangkan individu yang memiliki efficacy rendah menganggap kegagalan berasal dari kurangnya kemamapuan (Widyastuti, 2010).

Dari hasil penelitian Widyastuti (2010) yang melakukan penelitian di SMP untuk kategori self efficacy siswa baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen, dimana kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran MEAs masih belum dapat dikatakan bagus mengingat self efficacy merupakan keyakinan peserta didik terhadap kemampuannya untuk dapat melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas/masalah tertentu dengan berhasil. Sehingga terbuka peluang dalam penelitian selanjutnya untuk dapat meningkatkan self efficacy yang dimiliki peserta didik melalui metode pembelajaran lainnya. Menurut Nurfauziah (2013) agar pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan, dan terjadinya keseimbangan antara kemampuan kognitif dan afektif siswa, hendaknya suasana belajar yang terjadi memungkinkan siswa untuk mengkonstruksi, menemukan dan mengembangkan pengetahuannya.

Hasil dari penelitian-penelitian di atas, mengindikasikan bahwa kemampuan pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy siswa di Indonesia masih belum mencapai hasil yang memuaskan. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy siswa, salah satu faktornya menurut Zulkardi (2001) yaitu faktor yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, misalnya metode mengajar matematika yang masih terpusat pada guru, sementara siswa cenderung pasif. Selanjutnya, Wahyudin (1999) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa dalam


(10)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

hal proses pembelajaran matematika, para guru hampir selalu menggunakan metode ceramah dan ekspositori dengan tanpa kebermaknaan.

SMSG (Ruseffendi; 2006, hlm. 290) melalui penelitian sendiri dan ulasannya terhadap penelitian lain mengatakan bahwa bila metode ekspositori dipergunakan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan situasi dan kondisinya maka akan menjadi metode yang paling efektif. Hal ini diperkuat David P. Ausabel (Ruseffendi; 2006, hlm. 290) metode ekspositori yang baik adalah cara mengajar yang efisien bila dalam pembelajarannya siswa belajar secara bermakna (meaningful). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan ekspositori pada dasarnya baik, hanya saja dalam proses pembelajarannya para pendidik cenderung melalaikan pembelajaran secara bermakna sehingga menyebabkan siswa belajar yang tidak banyak makna (tanpa mengerti).

Oleh karena itu diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya, menjawab pertanyaan, serta aktivitas pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pada akhirnya akan berdampak positif pada prestasi dan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy siswa adalah pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind map.

Untuk itu perlu usaha guru agar siswa belajar secara aktif. Sumarmo (2000) mengatakan agar pembelajaran dapat memaksimalkan proses dan hasil belajar matematika, guru perlu mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan, berpikir secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diajukan. Oleh karena itu diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya, menjawab pertanyaan, serta aktivitas pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pada akhirnya akan berdampak positif pada prestasi dan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy siswa adalah pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind map.


(11)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pendekatan scientific merupakan pendekatan yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013 dengan tujuan agar siswa mampu meyelesaikan masalah yang diajukan dengan cara berfikir sistematis. Artinya siswa harus mampu menghubung pengetahuan yang sudah dia miliki dengan pengetahuan baru. Ini bekaitan dengan kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis siswa. Dengan kata lain penerapan pendekatan scientific diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis siswa. Lebih lanjut Sudaryat (2014) menyatakan bahwa pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum melalui tahapan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Oleh karena itu kondisi pembelajaran diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk mencari tahu dari berbagai sumber bukan hanya diberi tahu.

Mind map adalah salah satu sistem how to learn yang paling penting dan harus didapatkan paling pertama oleh anak jika mau menggunakan otaknya secara efektif dan efisien dalam belajar. Penggunaan mind map akan menyebabkan proses belajar yang menyenangkan dan mendorong anak untuk mandiri belajar serta sukses dalam prestasi akademiknya. Hal ini dikarenakan mind map merupakan pancaran pikiran dari masing-masing siswa, jika belajar sudah menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, seperti halnya saat mereka membaca komik atau bermain games, maka akan termotivasi untuk belajar dan akan mampu belajar secara mandiri serta memunculkan motivasi dan keyakinan dirinya dalam melaksanakan suatu tujuan yang ingin dicapai.

Pada dasarnya mind map berbeda dengan peta konsep, Dahar (2011) penyajian peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi topik pada bidang srudi secara hierarki, namun mind map dan peta konsep sama-sama mempunyai tujuan untuk menunjukkan hubungan dari satu topik pada bidang studi. Tahapan yang diberikan melalui proses pembelajaran dengan pendekatan scientic disertai mind map memberikan keuntungan kepada siswa dalam meningkatkan keyakinan diri, seperti pada langkah pembelajaran yang kelima memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan hasil


(12)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

percobaan kepada siswa lain dan guru untuk mendapatkan tanggapan, akan memunculkan keyakinan akan kemampuan yang dimiliki dan mempunyai motivasi untuk memperoleh keberhasilan dalam proses pembelajaran, sehingga mengkomunikasikan hasil percobaan dan asosiasi yang telah dilakukan peserta didik akan memperkuat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah disajikan dalam pembelajaran.

Self efficacy, akan tumbuh dan berkembang baik dalam aktifitas mengkomunikasikan, semakin banyak orang mengkomunikasikan suatu gagasan ia akan semakin paham. Dengan bantuan mind map juga memungkinkan terjadinya asosiasi yang lebih lengkap pada informasi yang ingin dipelajari, baik asosiasi antar sesama informasi yang ingin dipelajari ataupun dengan informasi yang telah tersimpan sebelumnya dalam ingatan.

Pendekatan scientific disertai mind map merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy siswa. Pembelajaran yang dapat merekam banyak informasi juga dapat membantu siswa menemukan konsep-konsep yang berhubungan dari suatu materi dan mengingat-ingat kembali konsep-konsep yang telah diketahuinya serta mengkoneksikannya dengan konsep-konsep matematika yang dipelajari dari materi yang ditugaskan, seperti halnya peta konsep. Dengan mengkoneksikan konsep-konsep matematika yang dipelajari, pemahaman siswa tentang konsep-konsep itu akan lebih mendalam. Seperti diungkapkan oleh Michener (dalam Sumarmo, 1987, hlm. 24) bahwa unjuk memahami suatu objek secara mendalam, seseorang selain harus mengetahui hubungan obyek itu sendiri juga harus mampu mengkoneksikannya dengan objek lain.

Dengan pola pendekatan seperti ini diharapkan siswa memperoleh kesempatan menemukan pemahaman menggunakan kompetensi yang dimilikinya dan memberi ruang kepada siswa untuk merenungi cara belajarnya. Ketercapaian penggalian dan penemuan kompetensi dilakukan sendiri oleh siswa, agar informasi yang diterima akan selalu tertanam dalam sistem memorinya sehingga diharapkan mengurangi peristiwa lupa. Hal ini disebabkan matematika


(13)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

merupakan ilmu yang memiliki keterkaitan antara satu konsep dan konsep lainnya, sehingga siswa diharapkan mampu mengaitkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya, sehingga pembelajaran yang terjadi menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pendekatan Scientific disertai Mind Map untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Koneksi Matematis serta Self Efficacy Siswa SMP.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan pendekatan scientific disertai mind map lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori?

2. Apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan pendekatan scientific disertai mind map lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori?

3. Apakah self efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind map lebih baik daripada self efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menelaah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan pendekatan scientific disertai mind map lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori.


(14)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Menelaah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan pendekatan scientific disertai mind map lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori.

3. Menelaah self efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind map lebih baik daripada self efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting dilakukan karena diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Meningkatkan pemahaman konsep dan koneksi matematis pada diri siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

2. Memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran matematika, khususnya yang menggunakan pendekatan scientific disertai mind map. 3. Bagi para peneliti yaitu sebagai sebuah pengayaan dalam memperkaya

khasanah keilmuan dalam penelitian serta sebagai tambahan referensi dalam memilih pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, koneksi matematis dan self efficacy siswa.


(1)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2008) menyatakan bahwa perasaan positif yang tepat tentang self efficacy dapat mempertinggi prestasi, meyakini kemampuan, mengembangkan motivasi internal, dan memungkinkan siswa untuk meraih tujuan yang menantang. Perasaan negatif tentang self efficacy dapat menyebabkan siswa menghindari tantangan, melakukan sesuatu dengan lemah, fokus pada defisiensi dan hambatan, dan mempersiapkan diri untuk outcomes yang kurang baik. Individu yang mempunyai efficacy tinggi menganggap kegagalan sebagai kurangnya usaha, sedangkan individu yang memiliki efficacy rendah menganggap kegagalan berasal dari kurangnya kemamapuan (Widyastuti, 2010).

Dari hasil penelitian Widyastuti (2010) yang melakukan penelitian di SMP untuk kategori self efficacy siswa baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen, dimana kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran MEAs masih belum dapat dikatakan bagus mengingat self efficacy merupakan keyakinan peserta didik terhadap kemampuannya untuk dapat melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas/masalah tertentu dengan berhasil. Sehingga terbuka peluang dalam penelitian selanjutnya untuk dapat meningkatkan self efficacy yang dimiliki peserta didik melalui metode pembelajaran lainnya. Menurut Nurfauziah (2013) agar pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan, dan terjadinya keseimbangan antara kemampuan kognitif dan afektif siswa, hendaknya suasana belajar yang terjadi memungkinkan siswa untuk mengkonstruksi, menemukan dan mengembangkan pengetahuannya.

Hasil dari penelitian-penelitian di atas, mengindikasikan bahwa kemampuan pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy siswa di Indonesia masih belum mencapai hasil yang memuaskan. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya

pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy siswa, salah satu faktornya menurut Zulkardi (2001) yaitu faktor yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, misalnya metode mengajar matematika yang masih terpusat pada guru, sementara siswa cenderung pasif. Selanjutnya, Wahyudin (1999) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa dalam


(2)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

hal proses pembelajaran matematika, para guru hampir selalu menggunakan metode ceramah dan ekspositori dengan tanpa kebermaknaan.

SMSG (Ruseffendi; 2006, hlm. 290) melalui penelitian sendiri dan ulasannya terhadap penelitian lain mengatakan bahwa bila metode ekspositori dipergunakan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan situasi dan kondisinya maka akan menjadi metode yang paling efektif. Hal ini diperkuat David P. Ausabel (Ruseffendi; 2006, hlm. 290) metode ekspositori yang baik adalah cara mengajar yang efisien bila dalam pembelajarannya siswa belajar secara bermakna (meaningful). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan ekspositori pada dasarnya baik, hanya saja dalam proses pembelajarannya para pendidik cenderung melalaikan pembelajaran secara bermakna sehingga menyebabkan siswa belajar yang tidak banyak makna (tanpa mengerti).

Oleh karena itu diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya, menjawab pertanyaan, serta aktivitas pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pada akhirnya akan berdampak positif pada prestasi dan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy siswa adalah pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind map.

Untuk itu perlu usaha guru agar siswa belajar secara aktif. Sumarmo (2000) mengatakan agar pembelajaran dapat memaksimalkan proses dan hasil belajar matematika, guru perlu mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan, berpikir secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diajukan. Oleh karena itu diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya, menjawab pertanyaan, serta aktivitas pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pada akhirnya akan berdampak positif pada prestasi dan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy siswa adalah pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind map.


(3)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pendekatan scientific merupakan pendekatan yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013 dengan tujuan agar siswa mampu meyelesaikan masalah yang diajukan dengan cara berfikir sistematis. Artinya siswa harus mampu menghubung pengetahuan yang sudah dia miliki dengan pengetahuan baru. Ini bekaitan dengan kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis siswa. Dengan kata lain penerapan pendekatan scientific diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis siswa. Lebih lanjut Sudaryat (2014) menyatakan bahwa pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum melalui tahapan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Oleh karena itu kondisi pembelajaran diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk mencari tahu dari berbagai sumber bukan hanya diberi tahu.

Mind map adalah salah satu sistem how to learn yang paling penting dan harus didapatkan paling pertama oleh anak jika mau menggunakan otaknya secara efektif dan efisien dalam belajar. Penggunaan mind map akan menyebabkan proses belajar yang menyenangkan dan mendorong anak untuk mandiri belajar serta sukses dalam prestasi akademiknya. Hal ini dikarenakan mind map merupakan pancaran pikiran dari masing-masing siswa, jika belajar sudah menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, seperti halnya saat mereka membaca komik atau bermain games, maka akan termotivasi untuk belajar dan akan mampu belajar secara mandiri serta memunculkan motivasi dan keyakinan dirinya dalam melaksanakan suatu tujuan yang ingin dicapai.

Pada dasarnya mind map berbeda dengan peta konsep, Dahar (2011) penyajian peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi topik pada bidang srudi secara hierarki, namun mind map dan peta konsep sama-sama mempunyai tujuan untuk menunjukkan hubungan dari satu topik pada bidang studi. Tahapan yang diberikan melalui proses pembelajaran dengan pendekatan scientic disertai mind map memberikan keuntungan kepada siswa dalam meningkatkan keyakinan diri, seperti pada langkah pembelajaran yang kelima memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan hasil


(4)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

percobaan kepada siswa lain dan guru untuk mendapatkan tanggapan, akan memunculkan keyakinan akan kemampuan yang dimiliki dan mempunyai motivasi untuk memperoleh keberhasilan dalam proses pembelajaran, sehingga mengkomunikasikan hasil percobaan dan asosiasi yang telah dilakukan peserta didik akan memperkuat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah disajikan dalam pembelajaran.

Self efficacy, akan tumbuh dan berkembang baik dalam aktifitas mengkomunikasikan, semakin banyak orang mengkomunikasikan suatu gagasan ia akan semakin paham. Dengan bantuan mind map juga memungkinkan terjadinya asosiasi yang lebih lengkap pada informasi yang ingin dipelajari, baik asosiasi antar sesama informasi yang ingin dipelajari ataupun dengan informasi yang telah tersimpan sebelumnya dalam ingatan.

Pendekatan scientific disertai mind map merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, koneksi dan self efficacy siswa. Pembelajaran yang dapat merekam banyak informasi juga dapat membantu siswa menemukan konsep-konsep yang berhubungan dari suatu materi dan mengingat-ingat kembali konsep-konsep yang telah diketahuinya serta mengkoneksikannya dengan konsep-konsep matematika yang dipelajari dari materi yang ditugaskan, seperti halnya peta konsep. Dengan mengkoneksikan konsep-konsep matematika yang dipelajari, pemahaman siswa tentang konsep-konsep itu akan lebih mendalam. Seperti diungkapkan oleh Michener (dalam Sumarmo, 1987, hlm. 24) bahwa unjuk memahami suatu objek secara mendalam, seseorang selain harus mengetahui hubungan obyek itu sendiri juga harus mampu mengkoneksikannya dengan objek lain.

Dengan pola pendekatan seperti ini diharapkan siswa memperoleh kesempatan menemukan pemahaman menggunakan kompetensi yang dimilikinya dan memberi ruang kepada siswa untuk merenungi cara belajarnya. Ketercapaian penggalian dan penemuan kompetensi dilakukan sendiri oleh siswa, agar informasi yang diterima akan selalu tertanam dalam sistem memorinya sehingga diharapkan mengurangi peristiwa lupa. Hal ini disebabkan matematika


(5)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

merupakan ilmu yang memiliki keterkaitan antara satu konsep dan konsep lainnya, sehingga siswa diharapkan mampu mengaitkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya, sehingga pembelajaran yang terjadi menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pendekatan Scientific disertai Mind Map untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Koneksi Matematis serta Self Efficacy Siswa SMP.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan pendekatan scientific disertai mind map lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori?

2. Apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan pendekatan scientific disertai mind map lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori?

3. Apakah self efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind map lebih baik daripada self efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menelaah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang

memperoleh pembelajaran menggunakan pendekatan scientific disertai mind map lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori.


(6)

Sri Mariana, 2014

PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Menelaah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan pendekatan scientific disertai mind map lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori.

3. Menelaah self efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind map lebih baik daripada self efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting dilakukan karena diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Meningkatkan pemahaman konsep dan koneksi matematis pada diri siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

2. Memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran matematika, khususnya yang menggunakan pendekatan scientific disertai mind map.

3. Bagi para peneliti yaitu sebagai sebuah pengayaan dalam memperkaya khasanah keilmuan dalam penelitian serta sebagai tambahan referensi dalam memilih pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, koneksi matematis dan self efficacy siswa.