STANDARISASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DI PERUSAHAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

ST AN DARI SASI
PEM U T U SAN
H U BU N GAN K ERJ A DI
PERU SAH AN
Oleh :
A
Ayu,
P
Puput,
t Vitaria
Vit i
Badai,, Habib,, Yanuar Rizki

La t a r Be la k a ng
Penciptaan
Lapangan
Pekerjaan

Indikator
g
j

Ketenagakerjaan

Krisis Ekonomi
Global

Pemutusan
Hubungan Kerja
(PHK)

Pe rum usa n M a sa la h
Dalam penulisan ini akan dibahas
mengenai pemutusan hubungan kerja di
perusahaan y
p
yang
g disesuaikan dengan
g
hukum yang berlaku, serta kompensasi
sebagai akibat dari pemutusan
hubungan kerja.


Pe m ba t a sa n M a sa la h
Pemutusan Hubungan Kerja, yang
meliputi perjanjian kerja, hubungan
j ,p
pemutusan hubungan
g kerja,
j ,
kerja,
tenggang waktu, ijin pemutusan kerja.
 Kompensasi pemutusan hubungan
kerja berupa uang pesangon, uang
jasa, uang ganti rugi, serta jaminan
kesehatan dan keselamatan kerja.
j


Hubungan
g Kerja
j

 Hubungan kerja adalah hubungan antara
pekerja dan pengusaha,
pengusaha terjadi setelah
diadakan perjanjian oleh pekerja dan
pengusaha,
h dimana
di
pekerja
k j menyatakan
t k
kesanggupannya untuk bekerja pada
pengusaha dengan menerima upah dan
pengusaha menyatakan kesanggupannya
untuk memperkerjakan pekerja dengan
membayar
y upah.
p
 Hubungan kerja dapat berlangsung untuk
waktu tidak tertentu dan dapat juga diadakan
untuk jangka waktu tertentu.


Perjanjian Kerja
 Adanya perjanjian kerja maka timbul
kewajiban
j
satu p
pihak untuk bekerja.
j
 Adapun bentuk Perjanjian Kerja dalam
praktik di kenal 2 bentuk perjanjian yaitu :
1. Perjanjian Tertulis, diperuntukan
perjanjian-perjanjian yang sifatnya tertentu
atau adanya kesepakatan para pihak, bahwa
perjanjian yang dibuat harus secara tertulis,
agar
g adanya
y kepastian
p
hukum.
2. Perjanjian Tidak Tertulis, perjanjian yang

oleh undang-undang
undang undang tidak disyaratkan dalam
bentuk tertulis

Lanjutan…
 Berakhirnya Perjanjian Kerja dapat terjadi
karena :
• Pekerja meninggal dunia
• Berakhir karena jangka waktu dalam
perjanjian
• Adanya
Ad
putusan
t
pengadilan
dil dan
d atau
t putusan
t
atau penetapan lembaga penyelesaian

perselisihan hubungan industrial yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
• Adanya keadaan atau kejadian yang di
cantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
perusahaan,
bersama
• Pemutusan hubungan kerja (PHK)

Pemutusan Hubungan Kerja
 PHK

adalah pengakhiran hubungan
kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan
kewajiban
antara
pekerja
dan
pengusaha.

 Ketentuan hukum PHK dapat bersifat
perdata  yaitu mengenai pemberitahuan, 
perdata, yaitu
pemberitahuan  
tenggang waktu dan saat PHK

 PHK diatur
di
oleh
l h KUHPerdata
KUHP d
b b 7a bagian
bab
b i 5, dan
d

bersifat publik yaitu mengenai ijin untuk
memutuskan
k
h b

hubungan
k j diatur
kerja
di
d l
dalam
UU
No.12/1964 tentang pemutusan hubungan kerja di
perusahaan
h
swasta, dan
d Pasal
P l 16
6 Keputusan
K
M
Menteri
i
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep‐78
/M /

/Men/2001
tentang perubahan
b h
atas beberapa
b b
pasall
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep‐
150/Men/2000
/M /
tentang penyelesaian
l i
pemutusan
hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang
penghargaan
h
masa kerja,
k j
d
dan
gantii kerugian

k
i
di
perusahaan menetapkan beberapa prosedur tentang
pemutusan hubungan
h b
k j dalam
kerja
d l
suatu perusahaan.
h

Perundingan
benar‐benar
tidak
menghasilkan persetujuan,
persetujuan pengusaha hanya
dapat memutuskan hubungan kerja dengan
pekerja/buruh
setelah

memperoleh
penetapan dari lembaga penyelesaian
perselisihan
l h
h b
hubungan
industrial.
d
l
penetapan
p
p
pemutusan
p
Permohonan
hubungan kerja diajukan secara tertulis
kepada lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial disertai alasan yang
menjadi dasarnya

Pemutusan hubungan kerja atau PHK dapat dibagi menjadi
4 kelompok yaitu:
4 kelompok, yaitu:
1. PHK demi hukumterjadi tanpa perlu adanya suatu
tindakan terjadi dengan sendirinya misalnya karena
tindakan, terjadi
berakhirnya waktu atau karena meninggalnya pekerja. 
2 PHK oleh pihak pekerjaterjadi karena keinginan dari
2. PHK oleh
pihak pekerja dengan alasan dan prosedur tertentu.
3 PHK oleh pihak pengusahaterjadi karena keinginan dari
3. PHK oleh
pihak pengusaha dengan alasan, persyaratan dan prosedur
tertentu.
tertentu
4. PHK oleh putusan pengadilanterjadi karena alasan‐
alasan tertentu yang mendesak
yang mendesak dan penting, misalnya
penting misalnya
terjadi peralihan kepemilikan, peralihan asset atau pailit.

Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan
alasan :
a
a.
pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit
menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 (dua
belas) bulan
)
secara terus‐menerus
Untuk selanjutnya, dijelaskan lebih dalam tentang keadaan sakit
terus‐menerus meliputi :
Sakit menahun atau berkepanjangan sehingga tidak dapat
menjalankan pekerjaannya secara terus‐menerus;
Setelah sakit lama kemudian
lama kemudian masuk bekerja kembali tetapi tidak
lebih dari 4 (empat) minggu kemudian sakit kembali.
b. 
pekerja/buruh
p
j
berhalangan
g menjalankan
j
pekerjaannya
p
j
y
karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku
c. 
pekerja/buruh
k j /b h menjalankan
j l k ibadah
ib d h yang diperintahkan
di i hk
agamanya

d. 
d
pekerja/buruh menikah
e. 
pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur
kandungan atau menyusui bayinya
kandungan, atau
f. 
pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/atau
ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam
satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian
kerja peraturan perusahan, atau
kerja, peraturan
perusahan atau perjanjian kerja bersama
g. 
pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota
dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh, 
buruh
pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat
buruh di luar jam kerja, atau
jam kerja atau di dalam jam kerja
jam kerja atas
kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang 
diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
kerja peraturan perusahaan, atau
perusahaan atau
perjanjian kerja bersama

h.  pekerja/buruh
h
k j /b h yang mengadukan
d k pengusaha
h
kepada yang berwajib mengenai perbuatan
pengusaha yang melakukan tindak pidana
j
kejahatan
i. 
karena perbedaan paham, agama, aliran
politik suku warna kulit, golongan, jenis
politik, suku, warna
kulit golongan jenis kelamin, 
kelamin
kondisi fisik, atau status perkawinan
j
j. 
pekerja/buruh
k j /b h dalam
d l
k d
keadaan
cacatt tetap, 
t t
sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakitkarena
hubungan kerja yang menurut surat keterangan
g j g waktu p
penyembuhannya
y
y
dokter yyang jangka
belum dapat dipastikan.

T e ngga ng Wa k t u
Di Indonesia, masalah pengaturan
tenggang waktu pemutusan hubungan
j tersebut tertuang
g dalam p
pasal
kerja
1603i KUHP yang bunyi sebagai berikut:
“ Dalam hal menghentikan hubungan
kerja harus paling sedikit diberikan suatu
t
tenggang
waktu
kt yang lamanya
l
satu
t
bulan jika hubungan kerja pada waktu
pemberitahuan pemutusan hubungan
kerja
j itu telah sedikit-dikitnya
y dua tahun
terus-menerus”

Dalam Pasal 19 Instruksi Menteri
Tenaga Kerja Nomor 2/Instruksi/1967
tentang
Larangan
Pemberhentian
Tenaga Kerja secara Massal oleh
P
Perusahaan-perusahaan
h
h
N
Negara
tanpa
Konsultasi dengan
g Departemen
p
Tenaga
g
Kerja, dikatakan bahwa apabila tenaga
kerja akan memutuskan hubungan
kerjanya dengan perusahaan, ia harus
memberi tenggang waktu kepada
pperusahaan minimal satu bulan.

MAKSUD PEMBERIAN TENGGANG WAKTU
ADALAH :
Memberi

kesempatan kepada
perusahaan
untuk
mencari
pegawai pengganti.
Member
M
b

kesempatan
k
t
k
kepada
d
perusahaan untuk mengadakan
penelitian
liti
mengenai
g
i kewajiban
k
jib
dan tanggung jawab yang masih
h
harus
di l
diselesaikan
ik
sebelum
b l
pegawai yang bersangkutan
mengundurkan
e g d ka diri.
di i

DEMIKIAN

PULA SEBALIKNYA, APABILA
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DILAKUKAN
OLEH PUHAK PERUSAHAAN, SEBAIKNYA
PERUSAHAAN
JUGA
MEMBERIKAN
TENGGANG WAKTU KEPADA PEGAWAI YANG
BERSANGKUTAN PALING SEDIKIT SATU
BULAN. MAKSUD PEMBERIAN TENGGANG
WAKTU KEPADA PEGAWAI YANG AKAN
DIPUTUSKAN
ADALAH

HUBUNGAN

KERJANYA

:

Memberi kesempatan
p
kepada
p
pegawai yang bersangkutan
untuk
k mencarii pekerjaan
k j
di
tempat lain.
lain
Member kesempatan kepada
pegawai yang bersangkutan
untuk menyelesaikan segala
macam
urusan/pekerjaan/tanggung
j
jawabnya.
b