28522 ID pentingnya motivasi dan minat terhadap manajemen kinerja guru dalam pelaksanaan

(1)

P E N T IN G N Y A M O T IV A S I D A N M I N A T T E R H A D A P M A N A J E M E N K IN E R J A G U R U D A L A M P E L A K S A N A A N P E M B E L A J A R A N P E N D ID IK A N J A S M A N I , O L A H R A G A D A N K E S E H A T A N

Oleh :Muhammad Kasim

ABSTRAK

Motivasi merupakan sebuah unsur yang vital dalam sebuah organisasi. Motivasi berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lainya, tergantung dari banyak faktor seperti ambisi, latar belakang pendidikan, tujuan yang hendak dicapai, dan lingkungan sosial. Motivasi berasal dari keinginan yang keras dari seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak peduli kesulitan-kesulitan apapun yang harus diatasi, melainkan lebih menumbuhkan pemikiran-pemikiran positif serta taat kepada jalannya kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira.

Ma na jemen ki ner ja a da la h ma najemen ya ng men ciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif.Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukanol e h or ga ni sa s i, ma na j er , da n p ek er j a unt u k b er ha s i l. Manajemen kinerja adalah bagaimana kinerja dikelolauntuk memperoleh sukses

Kata Kunci : Motivasi, Kinerja Guru dan Pendidikan Olah raga

PENDAHULUAN

P endi di ka n ha r us diupa ya ka n unt u k menja di sa la h sa t u unsur penent u ya n g a ka n m e m b e r i ka n k e m a m p u a n k e p a da m a s ya r a ka t da l a m m e n g a t a s i berba gaipersoa lan ya ng dihadapinya. Hal ini berpija k dari pengala ma m adanya krisis ekonomi, politik, sosial dan budaya. Ket erpurukan da la m bida ng-bida ngt e r s e b u t j u g a t e l a h


(2)

m e m b a w a d a mp a k b u r u k y a n g l u a r b i a s a , t e r h a d a p penyelenggaraan pendidika n. Krisis tersebut telah menyebabkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan.

D e n ga n d e m i ki a n k e b i j a ks a na a n s i s t em p e n d i d i ka n ya n g m e n ga t u r kewa jiba n da n ta nggung ja wab ya ngjelas ba gi seluruh komponen, ba ik da la mma sya r a kat ma upun da la m p emer i nt a ha n pa da t ingka t na si ona l da n da er a h p e r l u u n t u k s e g e r a d i w u j u d k a n . K r i t i k y a n g d i l o n t a r k a n t e r ha d a p s i s t e m p e nd i di ka n ya ng di l a ks a na ka n s ekar a ng i ni b er da sa r ka n p a da s i st em ya ng di a t ur da la m u nda ng -b el u m ma mp u u nt u k me m-b er i ka n t a nggu ngj a wa -b da n m e ny er a p a sp i r a s i s el ur u h ko mp on e n dalam masyarakat untuk ikut serta secara proaktif da l a m m e n ga t a s i s ega l a , kr i s i s p e n d i di ka n ya n g m e l a n da ma s ya r a ka t k i t a sekarang ini.

Da la m pelaksaa n pendidi ka n diara hka n unt uk menca pa i t ujua n pendi di ka n s e c a r a l e b i h e f e kt i f d e n g a n m e n g g a nt i p r o gr a m - p r o gr a m p e n d u k u n g n y a d e n g a n y a n g l e b i h b a i k , a n t a r a l a i n p e m b a h a r u a n k u r i k u l u m , k h u s u s n y a ku r i ku l u m p en d i d i ka n j a s m a ni , pa da ma s i n g- ma s i ng j e n j a ng p e n di d i ka n. T ujua n pendidi ka ns eca ra ma kr o da la m masya r a ka t ya ng demokr a t is ada la h k es a ma a n kes e mp a t a n da n p r es t a s i. D en ga n d e mi ki a n di ha r a p ka n ba hwa p er u ba ha n ha r us m e m i l i k i ka r a kt er i s t i k ( 1 ) p er u b a ha n ha r u s b er m a nf a a t da l a m arti bahwa harus di sengaja dan mempunyai arah untuk mencapaitargeta t a u t u j ua n tertentu (2) perubahan harus di r enc a na ka n da la m a r t i ba hwa harus merupakan rangkaian langkah-langkahsistematis dan berurutan yangmenu ju ket a r get da n di la ksa na ka n d a la mp er i ode wa kt ut er t ent u, da n (3) p er uba ha n har us pr ogr essif da lam art i ba hwa harussecara posit if memba wa perbaikan dimasa yang akan datang.

Dalam pelaksanaan pendidikan yang berkaitan langsung adalah pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) merupakan interaksi berkelanjutan antara perilaku guru dan perilaku peserta


(3)

didik Mosston dan Aswort h,1994 (da la m Husdarta 2009:163). Dala m pela ksa naa n pr oses bela jar menga jar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan keempat faktor ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu; tujuan, materi, metoda, dan evaluasi. Di antarabeberapa faktor penting untuk mencapai pengajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang berhasil adalah perumusan tujuan. Pentingnya kedudukan tujuan untuk menentukan materi yang akan dilakukan oleh para peserta didik. Salah satu prinsip penting dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah partisipasi peserta didik secara penuh dan merata.Oleh karena itu, guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus memperhatikan kepentingan setiap peserta didik.

Persiapan peserta didik untuk menda patkan pengalama nbelajar adalah berupa pengantar yang merujuk pada komponenantisipasi. Dalam membuka pelajaran guru mempersiapkan pesertadidik denga n mengemba ngka n mina t mer eka pa da pela jara n tersebut. Dalam mempersiapkan peserta didik guru menyampaikanapa ya ng aka n dipela jar i da n hubunga nnya denga n pela jaransebelumnya dan aktivitas saat ini atau yang akan datang.

Hal ini penting untuk melibatkan peserta didik secara aktif.Pertanyaan, alat bantu visual, dan diskusi kelas adalah beberapaaktivitas yang digunakan sebagai pembuka dalam pembelajaran. Pembuka dalam pembelajaran akan memberikan awal dalam pikiran para peserta didik. Oleh karena itu,komponen pembukaan ini seharusnya singkat dan padat.

Terkait dengan hal tersebut kesiapan belajar merupakan kondisi yang harus mendapat perhatian pertama sebelum kegiatan belajar. Tanpa kesiapan peserta didik untuk belajar mustahil terjadi proses belaja r mengajar disekolah. Untuk mengetahui kesiapan peserta didik sebelum PBM itu dimulai, ma ka guru terlebih dahulu harus melakuka n langkah-langkah seperti memberikan perhatian, memberikan motivasi, dan memeriksa perkembangan kesiapan.

Guru harus mela kukan berbagai cara agar peserta didik dapat memberikan perhatiannya saatpr oses bela jar da n menga jar t enga h ber la ngsung. Untuk da pat mengembangkan perhatian peserta didik bukan sesuatu yang mudahnamun diperlukan kiat-kiat khusus, seperti menyajikan sesuatu


(4)

yangbelum peserta didik kenali. Sehingga merangsang peserta didik untukmencari tahu. Selain itu juga dalam menyampaika n pelajaran guruhendaknya memulai dari yang mudah hingga sukar.

Motivasi guru merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalamproses pembelajaran di sekolah. Setidaknya para peserta didik harusmemiliki motivasi untuk belajar di sekolah. Tanpa motivasi sukarbagi peserta didik untuk berkembang dalam belajarnya. Guru sangatberperan da la m menumbuh kemba ngkan mot ivasi pada peserta didik. Meskipun munculnya motivasi itu dengan sedikit memberi paksaan kepada mereka. Lambat laun akan muncul kesadarannyaunt uk bela ja r menur ut kei ngi na nnya sendir i. Mot iva si t er ba gi k eda l a m du a ba gi a n, ya it u ; mot i va si i ns t r i ns i k da n mot i va s i ekstrinsik. Untuk meningkatkan motivasi instrinsik sangat diperlu kan motivasi kuat dari dalam dirinya. Peserta didik harus diberikan penghargaan berupa pujian, angka yang baik, rasa keberhasilan, danseba gainya sehingga peserta didik lebih tert arik oleh pela jaran.Kesuksesa n ya ng dira ih da la m int era ksinya denga n lingkunga nbelajar dapat menimbulkan rasa puas. Kondisi ini merupakan sumbermotivasi. Apabila terus -menerus muncul pada diri peserta didik, maka ia akan sanggup untuk belajar sepanjang hidupnya.

Lebih lanjut minat guru merupakan sesuatu hal yang sangat penting juga dalamproses pembelajaran di sekolah. Setidaknya para peserta didik harusmemiliki minat untuk belajar di sekolah. Tanpa minat sukar bagi peserta didik untuk berkembang dalam belajarnya. Guru sangatberperan dala m menumbuhkemba ngka n minat pada peserta didik. Meskipun munculnya minat itu dengan sedikit memberipaksaan kepada mereka. Lambat laun akan muncul kesadarannya unt uk bela ja r menur ut keingi na nnya sendir i.

Dapat atau tidaknya peserta didik yang ada di SMA Kota Palu Sulawesi Tengah terlibat dalam proses belajar akan sangat ditentukan oleh kesiapannya untuk belajar. Teori Piagetmembedakan perkembangan kesiapan peserta didik dilihat dari aspekkognitif. Perbedaan dalam perkembangan kesiapan peserta didik disekolah disebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan intelektualdan keterampilan motorik yang telah dipelajari


(5)

sebelumnya. Oleh karena itu, guru harus mempertimbangkan secara sungguh ketiga halpokok t ersebut sebaga i upa ya meningkat kan mutu hasil bela jar peserta didik.

Melihat perkembangan yang ada maka disini penulis sangat tertarik dan tertantang untuk melakukan penelitian tentang tantangan yang dihadapi guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya guru SMA yang ada di Kota Palu Sulawesi Tengah. Yang menjadi tanda tanya besar bagi penulis disini adalah apakah betul motivasi dan minat dapat meningkatkan manajemen kinerja guru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah.

Manajemen kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan secara umum sama dengan guru mata pelajaran yang lain, namun secara khusus ada letak perbedaan yang sangat prinsipil dan ini merupakan ciri khas tersendiri misalnya salah satu contoh guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan mempunyai multi fungsi yaitu diantaranya adalah guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dituntut untuk menyegarkan, menyehatkan dan membentuk mental dan karakter seorang anak didik. Profesionalisasi tenaga kependidikan menjadi kebutuhan yang utama dalam masyarakat jika masyarakat itu sendiri mengakuinya. Tenaga kependidikan khususnya guru sangat diakui oleh masyarakat jika guru tersebut mempunyai tingkat kredibilitas yang tinggi, yaitu komitmen, dapat dipercaya, dan profesional dalam bidangnya.

Menurut penulis apabila motivasi dan minatbaik, maka dapat meningkatkan manajeman kinerja gurupendidikan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan secara berkelanjutan. Dalam Penelitian ini agar tidak terjadi tumpang tindih tentang arti manajemen kinerja guru maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada manajemen kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang ada di Kota Palu Sulawesi Tengah, dengan demikian seorang guru khususnya guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dituntut untuk memperbaiki motivasi dan minat mereka dalam proses pembelajaran.

Untuk mewujudka n visi pendidikan bangsa Indane sia dimasa depan, GBHN 1999 menetapkan misi untuk mewujudkan sistem dan iklim pendidikan na siona l ya ng demokr a si da n ber mut u guna memp er t egu h a khla kmul ia, kr ea t i f , i n o va t i f , b er wa wa s a n k eb a ngs a a n,


(6)

c er da s , s eha t , di s i p l i n da n bertanggung jawab, berketerempilan serta menguasai ilmu pengetahuan danteknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indanesia.

HAKIKAT MOTIVASI GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Seorang guru mempunyai keinginan untuk menjadi yang terbaik disekolahnya, ada suatu dorongan atau yang di sebut dengan motivasi dalam dirinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Motivasi adalah dorongan,keinginan untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan memberikan yang terbaik pada dirinya demi tercapainya tujuan yang diinginkan (Suyati, 2001:44). Menurut Sardiman (2000:73), motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang tersebut mau dan ingin melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:80) menyatakan, motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar.Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara prilaku manusia.Motivasi ini merupakan subyek pentig bagi seorang pendidik (guru). Menurut Robbins, (2001:166). Motivasi di definisikan sebagai kesedian untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan tertentu, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.

a. Definisi motivasi

Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur yang vital dalam sebuah organisasi. Motivasi berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lainnya, tergantung dari banyak faktor seperti ambisi, latar belakang pendidikan, tujuan yang hendak dicapai, dan lingkungan sosial. Motivasi berasal dari keinginan yang keras dari seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak peduli kesulitan-kesulitan apapun yang harus diatasi,


(7)

melainkan lebih menumbuhkan pemikiran-pemikiran positif serta taat kepada jalannya kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Motivasi kerja sangat mempengaruhi kinerja seseorang dalam organisasi, oleh karenanya seorang pemimpin harus mampu memotivasi seluruh anggota organisasinya untuk dengan sukarela dan sepenuh hati dalam melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka.

Husdarta

(2010:31-hanya dapat diamati dalam bentuk manifestasi tingkah laku yang ditampil-kannya. Motivasi sebagai proses psikologis adalah refleksi kekuatan interaksi antara kognisi, pengalaman dan kebutuhan dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan , Alder ma n (1974) menyebut ka n ba hwa t ida k ada pr estasi ta npa motivasi. Prestasi adalah amalgamasi latihan/keterampilan dengan motivasi (Straub, 1978).

ini pada pokoknya memiliki dua bentuk yang umum ya itu: (1) mot ivasiintr insikda n (2) mot ivasiekstr insik , yang saling

1) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang bersumber dalam diri sendiriYang biasa dikenal dengan motivasi internal. Motivasi ini timbui tidak memer lukan rangsangan dari luar karena memang t elah ada dalam diriindividu yang sejalan dengan kebutuhannya. Mengenai motivasi instrinsik dikemukakan oleh Devi Edward (Wahjosumijo,2004) sebagai berikut, "intrinsically motivatedbehavior is behavior which is motivated by a

person's innate need to feel competent and self-determining in dealing with his or her environment." (dalam Husdarta 2010:34).

Motivasi intrinsik menurut Harsono (1988:250-251) adalah karena ada dorongan dorongan yang berasal dari dalam diri individusendiri. Misalnya seseorang selalu berusaha untuk semakin meningkatkan kepintarannya, kamampuannya dan keterampilannya, karena hal tersebut akan memberikan kepuasan kepada dirinya. Dia tidak peduli apakah karena prestasinya nanti dia akan mendapat pujian, mindali, atau hadiah-hadiah lainnya atau tidak yang panting


(8)

baginya hanyalah kepuasan diri. Oleh karena itu orang dengan motivasi intrinsik biasanya tekun dalam nemperdalam ilmu.Sebagaimana juga atlet-atlet deogan motivasi ekstrinsik, biasanya mereka men iperlihatkan dedikasi yang tinggi terhadap latihan-latihan. Atlet demikian biasanya juga tidak menggantungkan diri kepada orang lain, mempunyai kepribadian yang matang, percaya diri, dan mempunyai disiplin diri yang matang.

Menurut Husdarta (2010:34) Motivasi intrinsik dipengaruhi dari dalam manusia adapun tolok ukur sebagai berikut :

a) Tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas. b) Melaksanakan tugas dengan target yang jelas. c) Memiliki tujuan yang jelas dan menantang. d) Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya. e) Memiliki perasaan senang dalam mengajar. f) Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain. g) Diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya.

Motivasi intrinsik yang dimaksudkan dalam penelitian ini menurut adalah motivasi yang bersumber dalam diri seseorang atau guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatanyang timbul tidak memer luka n rangsangan dari luar karena memang t elah ada dalam diri individu yang sejalan dengan kebutuhannya.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan t erhadap perilaku seseorang ya ng a da di luar perbua ta n yang dila kuka nnya. Ora ng ber buat sesua tu ka r en a dor on ga n da r i l u a r , sep er t i a da nya ha di a h da n m e n g hi n da r i hukuman.Hal ini biasa pula disebut sebagai motivasi eksternal.

Menurut Husdarta (2010:35) Motivasi ekstriksik diartikan sebagai proses yang menggerakan seseorang hingga berbuat sesuatu. Menunjukkan kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasiyang mendorong, dorongan yang timbul dari luar diri individu, tingkah lakuyang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.


(9)

diketengahkanbeberapa pendekata n t eor i mot ivasi ya ng diduga memiliki implikasi da la m pr oses p el at iha n ata u pemb ela ja ran pendidika n ja sma ni ola hr a ga dan kesehat a n . Motivasi ekstrinsik menurut Harsono (1988:250) Motivasi ekstrinsik berfungsi karena ada rangsangan da ri luar diri seseorang. Misalnya, seseorangterdorong untuk berusaha atau berprestasi sebaik-baiknya disebabkan karena (a) menariknya hadiah-hadiah yang dijanjikan kepadanya bila ia menang, (b) karena perlawatan ke luar negeri, (c) karena akan dipuja orang, (d) karena akan menjadi berita di koran-koran dan TV, (e) karena ingin mendapatstatus di masyarakat, dan sebagainya. Mudah kiranya ditarik kesimpulan bahwa, apabila pada suatu scat tidak disediakan hadiah-hadiah tersebut, atau tidak ada janji-janji yang muluk-muluk, maka dorongan, semangat, dan usaha untuk berprestasi akan minim, atau tidak akan timbul pada orang tersebut.

Dalam dunia olahraga, motivasi ekstrinsik sering pula disebut competitive motivation, oleh karena dorongan untuk bersaing dan untuk menang memegang peranan yang lebih besar daripada rasa kepuasan karena telah beroestasi dengan baik.

MANAJEMEN KINERJA GURU

Ma na jemen kiner ja a da la h ma na j emen t ent a ng menciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif.Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukanol eh or ga nisa s i, ma na j er , da n p eker ja u nt u k b er ha s i l. Manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelola (Wibowo 2007:7).

Kinerja berasal dari pengertianperformance. Ada pula yangmemberikan pengertianperformance sebagai hasil kerja atauprestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai maknaya ng lebih lugs, buka n ha nya hasil ker ja, tetap i t er masukbagaimana proses pekerjaan berlangsung.

mempunya ihubungan kuat dengan tujuan strategi organisasi, kepuasan konsumen, dan memb erikan kontribusi pada Armstrong dan Baron (dalam (Wibowo 2007:7). Dengan demikian, kinerjaadalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapaidari peker jaan t ersebut. Kiner ja


(10)

adalah t entangapa yang dikerjakan danbagaimana cara mengerjakannya.

pa nda nga n pa r a pa ka r t ent a ng pengertian manajemen manajemen kinerja sebagaiproses komunikasiyang dilakukansec ara t or us -mener us da la m kemit r aa n a nt ara kar ya wa n dengan atasan

Proses komunikasi ini meliputikegiatan membangun harapan yang jelas Berta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Proses komunikasimer upa ka n suatu sist em, memil iki seju mla h ba gia n ya ng semuanya harus diikutsertakan, apabila manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer, dan karyawan.

Berbeda dengan Bacal yang menekankan pada proses komunikasi, Armstrong (2004:29) lebih melihat kinerja sebagai saranauntuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim, dan individu dengan cara memahamidan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar,dan

persyaratan-Armstrong dan Baron (1998:7) sebelumnya berpandang

strategis dan t er pa duuntuk menya mpa ika n sukses ber kela njuta n pa da organisasi dengan memperbaiki kinerja karyawan yang bekerjadi dalamnya dan dengan mengembangkan kapabilitas tim dan uga mengutip pendapat Fletcherya ng menyat a ka n ma na j e men ki ner ja seba ga i b er ka it a n dengan pendekatanmenciptakan visi bersamatentang maksuddan tujuan organisasi, membantu karyawan memahami, danmengenai bagiannya dalam memberikan kontribusi, dan dalammelakukannya, mengelola, dan meningkatkan kinerja baikindividu maupun organisasi.

S eme nt a r a it u, S c hwa r t z (19 9 9: vi i ) me ma nda n g jemen kinerja sebagaigaya manajemenyang dasarnya adalahkomu ni ka si t er buka a ntar a ma na jer da n ka r ya wa n ya ngmenyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik baikda r i ma na j er kepa da ka r ya wa n maupun seba l i knya da r ikaryawan kepada manajer, demikian pula penilaian Di sini tampak bahwa Schwartz melihat manajemen kinerjahanya sebagai salah satu gaya manajemen, na mun


(11)

dari sisisubstansinya mirip dengan pandangan Bacal sebagai suatu proses komunikasi.

kinerjamerupaka ndasar dan kekuatan pendor ongya ng berada dibelakang semua keputusan organisasi, usaha kerja, dan Dengan memerhatikan pandangan para pakar di atas dapatdi r u mu s ka n ba hwa pa da da sa r nya ma na j e m e n ki n er j a merupakan gaya manajemen dalam mengelola surnber dayaya ng b er or ient a si pa da ki ner ja ya ng mela ku ka n pr os es ko mu n i ka s i s eca r a t er bu ka da n b er kel a nj u t a n de nga n menciptakan visi bersama da n pendekatan strategis sertaterpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuanorganisasi.

Dar i beber apa defi nisi di a t as maka penulis da pat menyi mpul ka n ba hwa Ma na jemen Ki ner ja a da la h ma na j emen t ent a ng men ciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif.Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukanol eh or ga ni sas i, ma na j er , da n p ek er ja u nt u k b er ha si l. Manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelolauntuk memperoleh sukses.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 menentukan jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah 28 orang peserta didik untuk SD, dan 32 orang peserta didik untuk satuan pendidikan SMP/SMA/SMK atau yang sederajat. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Buku teks pelajaran yang akan digunakan dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri. Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 per mata pelajaran (satu banding satu/mata pelajaran). Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya. Guru membiasakan peserta didik menggunakan


(12)

buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

Menurut Husdarta (2009:164) dalam pelaksanaan pem-belajaran akan terjadi suatu transfer dari guru kepadapeserta didik atau sebaliknya. Ada tiga aspek yang terkait dengantransfer belajar yaitu:

a .

P e r a n a n t r a ns f e r d a l a m k o n d i s i b e l a j a r s k i l l s e p e r t i mempertimbangkan drill dalam sepak bola atau memperhatikanhasil latihan melakukan tembakan bebas dalam permainan bolabasket dengan melakukan tembakan bebas pada saat bertanding.

b .

Bagaimana transfer itu diukur? Transfer ini dapat diestimasipeningkatan atau penurunan keterampilan sebagai hasil darilatihan atau pengalaman dan transfer ini pula dapat bersifat positif atau negatif tergantung pada tugasnya.

c .

Transfer sebagai sebuah kriteria untuk belajar seperti tes retensi

Dalam hal ini ada dua kriteria transfer yaitu:(1) near transferartinya tujuan belajar yang relatif sama dengan tugas latihan dan,(2) near transfer artinya tujuan belajar berbeda dengan kondisilatihan yang sesungguhnya.

Dalam pengelolaan kelas, guru harus memperhatikan: (1). mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan, (2) volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik, (3) tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik, (4) menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik, (5) menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, (6) memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, (7) menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi, (8) menghargai pendapat peserta didik, (9) memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi, (10) pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang


(13)

diampunya, (11) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.Dalam kegiatan pendahuluan, guru: (1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, (3). menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, (4). menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjalin kerjasama yang bermakna dengan teman dan guru. Pembelajaran inspiratif adalah pembelajaran yang mendorong dan memicu peserta didik untuk mencaritemukan hal-hal yang baru dan inovatif. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam suasana tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisik.

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di diuraikan bahwa motivasi dan minat guru merupakan hal untuk meningkatkan manajemen kinerja guru. Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur yang vital dalam sebuah organisasi. Motivasi berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lainya, tergantung dari banyak faktor seperti ambisi, latar belakang pendidikan, tujuan yang hendak dicapai, dan lingkungan sosial. Motivasi berasal dari keinginan yang keras dari seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak peduli kesulitan-kesulitan apapun yang harus diatasi, melainkan lebih menumbuhkan pemikiran-pemikiran positif serta taat kepada jalannya kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai.


(14)

Minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira.

Ma na jemen ki ner ja a da la h ma najemen ya ng men -ciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif.Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukanol eh or ga nisa s i, ma na j er , da n p eker ja u nt u k b er ha s i l. Manajemen kinerja adalah bagaimana kinerja dikelolauntuk memperoleh sukses.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi Amirul, dan Haryono H,. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.

Husdarta, H.J.S. 2009. Manajemen Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, Bandung: Alfabeta.

Mangkuprawira, Sjafri. 2007. Kinerja: Apa itu?. Online. (http://ronawajah. wordpress.com/2007/05/29/kinerja-apa-itu). Diakses tanggal 5 Mei 2010 dari

Mitrani, A., Daziel, M., and Fitt, D. 1992.Competency Based Human Resource Management. Value-Driven Strategies for Recruitmen, Development and Reward. Londan: Kogan Page Limited.

Peraturan Pemerintah Republik Indanesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri.

Saud Syaefuddin Udin 2009, Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta. Sagala Syaeful. 2009. Kemampuan Profesional guru dan tenaga kependidikan,

Bandung: Alfabeta.

Saudagar Fachruddin dan Idrus Ali. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru, GP Press FKIP Universitas Jambi.


(1)

diketengahkanbeberapa pendekata n t eor i mot ivasi ya ng diduga memiliki implikasi da la m pr oses p el at iha n ata u pemb ela ja ran pendidika n ja sma ni ola hr a ga dan kesehat a n . Motivasi ekstrinsik menurut Harsono (1988:250) Motivasi ekstrinsik berfungsi karena ada rangsangan da ri luar diri seseorang. Misalnya, seseorangterdorong untuk berusaha atau berprestasi sebaik-baiknya disebabkan karena (a) menariknya hadiah-hadiah yang dijanjikan kepadanya bila ia menang, (b) karena perlawatan ke luar negeri, (c) karena akan dipuja orang, (d) karena akan menjadi berita di koran-koran dan TV, (e) karena ingin mendapatstatus di masyarakat, dan sebagainya. Mudah kiranya ditarik kesimpulan bahwa, apabila pada suatu scat tidak disediakan hadiah-hadiah tersebut, atau tidak ada janji-janji yang muluk-muluk, maka dorongan, semangat, dan usaha untuk berprestasi akan minim, atau tidak akan timbul pada orang tersebut.

Dalam dunia olahraga, motivasi ekstrinsik sering pula disebut competitive motivation, oleh karena dorongan untuk bersaing dan untuk menang memegang peranan yang lebih besar daripada rasa kepuasan karena telah beroestasi dengan baik.

MANAJEMEN KINERJA GURU

Ma na jemen kiner ja a da la h ma na j emen t ent a ng menciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif.Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukanol eh or ga nisa s i, ma na j er , da n p eker ja u nt u k b er ha s i l. Manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelola (Wibowo 2007:7).

Kinerja berasal dari pengertianperformance. Ada pula yangmemberikan pengertianperformance sebagai hasil kerja atauprestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai maknaya ng lebih lugs, buka n ha nya hasil ker ja, tetap i t er masukbagaimana proses pekerjaan berlangsung.

mempunya ihubungan kuat dengan tujuan strategi organisasi, kepuasan konsumen, dan memb erikan kontribusi pada Armstrong dan Baron (dalam (Wibowo 2007:7). Dengan demikian, kinerjaadalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapaidari peker jaan t ersebut. Kiner ja


(2)

adalah t entangapa yang dikerjakan danbagaimana cara mengerjakannya.

pa nda nga n pa r a pa ka r t ent a ng pengertian manajemen manajemen kinerja sebagaiproses komunikasiyang dilakukansec ara t or us -mener us da la m kemit r aa n a nt ara kar ya wa n dengan atasan

Proses komunikasi ini meliputikegiatan membangun harapan yang jelas Berta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Proses komunikasimer upa ka n suatu sist em, memil iki seju mla h ba gia n ya ng semuanya harus diikutsertakan, apabila manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer, dan karyawan.

Berbeda dengan Bacal yang menekankan pada proses komunikasi, Armstrong (2004:29) lebih melihat kinerja sebagai saranauntuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim, dan individu dengan cara memahamidan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar,dan

persyaratan-Armstrong dan Baron (1998:7) sebelumnya berpandang

strategis dan t er pa duuntuk menya mpa ika n sukses ber kela njuta n pa da organisasi dengan memperbaiki kinerja karyawan yang bekerjadi dalamnya dan dengan mengembangkan kapabilitas tim dan uga mengutip pendapat Fletcherya ng menyat a ka n ma na j e men ki ner ja seba ga i b er ka it a n dengan pendekatanmenciptakan visi bersamatentang maksuddan tujuan organisasi, membantu karyawan memahami, danmengenai bagiannya dalam memberikan kontribusi, dan dalammelakukannya, mengelola, dan meningkatkan kinerja baikindividu maupun organisasi.

S eme nt a r a it u, S c hwa r t z (19 9 9: vi i ) me ma nda n g jemen kinerja sebagaigaya manajemenyang dasarnya adalahkomu ni ka si t er buka a ntar a ma na jer da n ka r ya wa n ya ngmenyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik baikda r i ma na j er kepa da ka r ya wa n maupun seba l i knya da r ikaryawan kepada manajer, demikian pula penilaian Di sini tampak bahwa Schwartz melihat manajemen kinerjahanya sebagai salah satu gaya manajemen, na mun


(3)

dari sisisubstansinya mirip dengan pandangan Bacal sebagai suatu proses komunikasi.

kinerjamerupaka ndasar dan kekuatan pendor ongya ng berada dibelakang semua keputusan organisasi, usaha kerja, dan Dengan memerhatikan pandangan para pakar di atas dapatdi r u mu s ka n ba hwa pa da da sa r nya ma na j e m e n ki n er j a merupakan gaya manajemen dalam mengelola surnber dayaya ng b er or ient a si pa da ki ner ja ya ng mela ku ka n pr os es ko mu n i ka s i s eca r a t er bu ka da n b er kel a nj u t a n de nga n menciptakan visi bersama da n pendekatan strategis sertaterpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuanorganisasi.

Dar i beber apa defi nisi di a t as maka penulis da pat menyi mpul ka n ba hwa Ma na jemen Ki ner ja a da la h ma na j emen t ent a ng men ciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif.Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukanol eh or ga ni sas i, ma na j er , da n p ek er ja u nt u k b er ha si l. Manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelolauntuk memperoleh sukses.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 menentukan jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah 28 orang peserta didik untuk SD, dan 32 orang peserta didik untuk satuan pendidikan SMP/SMA/SMK atau yang sederajat. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Buku teks pelajaran yang akan digunakan dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri. Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 per mata pelajaran (satu banding satu/mata pelajaran). Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya. Guru membiasakan peserta didik menggunakan


(4)

buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

Menurut Husdarta (2009:164) dalam pelaksanaan pem-belajaran akan terjadi suatu transfer dari guru kepadapeserta didik atau sebaliknya. Ada tiga aspek yang terkait dengantransfer belajar yaitu:

a .

P e r a n a n t r a ns f e r d a l a m k o n d i s i b e l a j a r s k i l l s e p e r t i mempertimbangkan drill dalam sepak bola atau memperhatikanhasil latihan melakukan tembakan bebas dalam permainan bolabasket dengan melakukan tembakan bebas pada saat bertanding.

b .

Bagaimana transfer itu diukur? Transfer ini dapat diestimasipeningkatan atau penurunan keterampilan sebagai hasil darilatihan atau pengalaman dan transfer ini pula dapat bersifat positif atau negatif tergantung pada tugasnya.

c .

Transfer sebagai sebuah kriteria untuk belajar seperti tes retensi Dalam hal ini ada dua kriteria transfer yaitu:(1) near transferartinya tujuan belajar yang relatif sama dengan tugas latihan dan,(2) near transfer artinya tujuan belajar berbeda dengan kondisilatihan yang sesungguhnya.

Dalam pengelolaan kelas, guru harus memperhatikan: (1). mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan, (2) volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik, (3) tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik, (4) menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik, (5) menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, (6) memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, (7) menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi, (8) menghargai pendapat peserta didik, (9) memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi, (10) pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang


(5)

diampunya, (11) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.Dalam kegiatan pendahuluan, guru: (1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, (3). menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, (4). menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjalin kerjasama yang bermakna dengan teman dan guru. Pembelajaran inspiratif adalah pembelajaran yang mendorong dan memicu peserta didik untuk mencaritemukan hal-hal yang baru dan inovatif. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam suasana tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisik.

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di diuraikan bahwa motivasi dan minat guru merupakan hal untuk meningkatkan manajemen kinerja guru. Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur yang vital dalam sebuah organisasi. Motivasi berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lainya, tergantung dari banyak faktor seperti ambisi, latar belakang pendidikan, tujuan yang hendak dicapai, dan lingkungan sosial. Motivasi berasal dari keinginan yang keras dari seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak peduli kesulitan-kesulitan apapun yang harus diatasi, melainkan lebih menumbuhkan pemikiran-pemikiran positif serta taat kepada jalannya kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai.


(6)

Minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira.

Ma na jemen ki ner ja a da la h ma najemen ya ng men -ciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif.Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukanol eh or ga nisa s i, ma na j er , da n p eker ja u nt u k b er ha s i l. Manajemen kinerja adalah bagaimana kinerja dikelolauntuk memperoleh sukses.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi Amirul, dan Haryono H,. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.

Husdarta, H.J.S. 2009. Manajemen Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, Bandung: Alfabeta.

Mangkuprawira, Sjafri. 2007. Kinerja: Apa itu?. Online. (http://ronawajah. wordpress.com/2007/05/29/kinerja-apa-itu). Diakses tanggal 5 Mei 2010 dari

Mitrani, A., Daziel, M., and Fitt, D. 1992.Competency Based Human Resource

Management. Value-Driven Strategies for Recruitmen, Development and Reward. Londan: Kogan Page Limited.

Peraturan Pemerintah Republik Indanesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru,

Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri.

Saud Syaefuddin Udin 2009, Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta. Sagala Syaeful. 2009. Kemampuan Profesional guru dan tenaga kependidikan,

Bandung: Alfabeta.

Saudagar Fachruddin dan Idrus Ali. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru, GP Press FKIP Universitas Jambi.