Nawa Cita

Nawa Cita
Nawa Cita atau Nawacita adalah istilah umum yang diserap dari bahasa Sanskerta, nawa (sembilan) dan cita
(harapan, agenda, keinginan). Dalam konteks perpolitikan Indonesia menjelang Pemilu Presiden 2014, istilah ini merujuk kepada visi-misi yang dipakai oleh pasangan calon presiden/calon wakil presiden Joko Widodo/Jusuf Kalla berisi agenda pemerintahan pasangan itu.
[1]
Dalam visi-misi tersebut dipaparkan sembilan agenda
pokok untuk melanjutkan semangat perjuangan dan citacita Soekarno yang dikenal dengan istilah Trisakti, yakni berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan
berkepribadian dalam kebudayaan[2] .

sa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia
lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan
kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme
dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi
pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

Adapun intisari dari Program Nawa Cita tersebut adalah
[3]
:

9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan

ruang-ruang dialog antarwarga.

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas
aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang
dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati
diri sebagai negara maritim.

1 Revolusi mental
Salah satu agenda dalam Nawa Cita yang paling banyak dibahas bahkan diperdebatkan oleh publik adalah
poin nomor 8 yakni, revolusi karakter bangsa atau lazim disebut revolusi mental[4] . Pembahasan hangat tentang revolusi mental berlangsung sejak masa kampanye
Pemilu Presiden 2014, bahkan sempat menjadi trending
topic di jejaring sosial[5] . Dalam sebuah tulisan di harian nasional, Jokowi menjelaskan bahwa arti dari revolusi
mental yang dia gagas adalah menggalakkan pembangunan karakter untuk mempertegas kepribadian dan jadi diri
bangsa sesuai dengan amanat Trisakti Soekarno. Untuk
mencapai tujuan tersebut, menurut Jokowi, sistem pendidikan harus diarahkan untuk membantu membangun
identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab,
yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama yang hidup Indonesia. Akses ke pendidikan dan layanan kesehatan masyarakat yang terprogram, terarah dan tepat sasaran oleh negara dapat membantu membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia[6] .

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan
publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi

sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program “Indonesia Pintar"; serta
peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Sejahtera”
dengan mendorong land reform dan program kepe2 Kabinet Kerja
milikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi
Setelah terpilih menjadi Presiden, Jokowi menerapkserta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.
an Nawa Cita ke dalam progam-program pemerintahan6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing nya melalui sebuah kabinet yang disebut Kabinet Kerdi pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bi- ja. Komposisi dan strutur Kabinet Kerja dirancang untuk
1

2

3 REFERENSI

mengakomodir agenda-agenda yang termuat dalam Nawa

Cita[7] . Dia merubah nomenklatur beberapa kementerian
dan menambah jumlah menteri koordinator, yakni:
1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, dibentuk untuk menggalakkan pembangunan serta menegakkan kedaulatan Indonesia di bidang kemaritiman karena dalam Nawa Cita ditegaskan bahwa Indonesia pada dasarnya adalah negara maritim. Hal
ini dapat dibuktikan secara geografis dan historis.
Sebagian besar wilayah Indonesia yang terdiri dari
pulau-pulau, terhubung oleh laut dan sejak berabadabad yang lalu nenek moyang Indonesia telah dikenal dunia sebagai pelaut-pelaut tangguh. Selama ini,
pembangunan bidang kemaritiman kurang mendapat perhatian dan kekayaan bahari Indonesia belum
dieksplorasi secara maksimal, bahkan sering mengalami pencurian oleh negara lain[8] .
2. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dibentuk untuk mengkoordinir
pembangunan karakter berlandaskan budaya bangsa sesuai dengan agenda Nawa Cita.
3. Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar
dan Menengah, dipisahkan dari Bidang Pendidikan tinggi yang sebelumnya merupakan satu kesatuan
agar pembangunan karakter dan budaya bangsa melaui pendidikan dapat ditangani secara lebih serius
sesuai dengan semangat Nawa Cita[9] .
4. Kementerian Pariwisata dipisahkan dari bidang
ekonomi kreatif agar kedua bidang tersebut dikelola secara lebih serius dan dapat menjadi salah satu
andalan Indonesia dalam mewujudkan kemandirian
ekonomi sesuai dengan amanat Nawa Cita[10] .

3


Referensi

[1] Lihat Visi Misi Capres-Cawapres Jokowi-JK ketika mendaftarkan diri ke KPU. Dimuat dalam http://kpu.go.
id/koleksigambar/VISI_MISI_Jokowi-JK.pdf, diakses 5
Meri 2015
[2] Ibid
[3] Media, Kompas Cyber. ""Nawa Cita”, 9 Agenda Prioritas
Jokowi-JK - Kompas.com”. Diakses tanggal 2016-07-28.
[4] Ibid
[5] Lih. Dahana Radhar Panca, “Salah Tafsir Jokowi”, Kompas, 17 Oktober 2014, hlm. 4. Versi digitalnya bisa
dilihat di http://nasional.kompas.com/read/2014/10/20/
11305861/Salah.Tafsir.Jokowi
[6] Widodo Joko, “Reovolusi Mental”, Kompas 10 Mei
2014, hlm.
5.
Versi digitalnya dapat dilihat di
http://nasional.kompas.com/read/2014/05/10/1603015/
Revolusi.Mental


[7] "Bentuk Tim Transisi, Jokowi-JK Ingin Percepat Nawa
Cita", dalam Kompas.com, 4 Agustus 2014.
[8] Bdk. "Agenda Besar Wujudkan Negara Poros Maritim",
dalam http://www.harnas.co, diakses 6 Mei 2015.
[9] Bdk. Zubaidah Sitti, "Analisa Kebijakan Nawicita
Jokowi-JK", dalam academia.edu, diakses 6 Mei 2015
[10] Ibid

3

4

Text and image sources, contributors, and licenses

4.1 Text
• Nawa Cita Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Nawa_Cita?oldid=12214963 Kontributor: Andriana08, JohnThorne, Mario P. Manalu,
Ardfeb, OceanFlyer13, HsfBot dan Pengguna anonim: 2

4.2 Images
4.3 Content license

• Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0