Tinjauan Ketatanegaraan Pelaksanaan Pemilukada Serentak Dalam Penyelenggaraan Demokrasi Di Indonesia (Studi Pada Kpud Kabupaten Karo)

10

ABSTRAK
Herry Pranata Putra Kaban*)
Faisal Akbar Nasution**)
Yusrin***)

1

Pemilukada serentak adalah pemilihan umum kepala daerah yaitu
Gubernur, Bupati dan Walikota secara bersamaan dalam sekali pemilihan yang
akan dimulai pada akhir tahun 2015 ini. Tujuan dilaksanakannya pemilukada
serentak ini adalah terciptanya efektivitas dan efisiensi yang tentunya bisa
menghemat anggaran. Permasalahan dalam skripsi ini membahas tentang
keefektifan pemilukada serentak di Indonesia dari segi biaya dan kinerja
penyelenggaranya, pengaturan kewenangan Kepala Daerah Sementara selama
menduduki masa kekosongan Kepala Daerah, serta kedudukan Kepala Daerah
yang masa jabatannya kurang dari satu periode dan lebih dari satu periode.
Berdasarkan permasalahan yang dimaksud, maka skripsi ini diberi judul
“Tinjauan Ketatanegaraan Pelaksanaan Pemilukada Serentak dalam
Penyelenggaraan Demokrasi di Indonesia (Studi Pada KPUD Kabupaten Karo).”

Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian yuridis
normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Bahan pustaka yang dapat dijadikan
sumber dari penelitian didapatkan dari buku-buku, artikel, majalah, dan media
elektronik. Studi kasus skripsi ini dilakukan di KPUD Kabupaten Karo. Penelitian
dilaksanakan guna melengkapi penyelesaian skripsi ini.
Kesimpulannya tujuan dilaksanakannya pemiluda serentak adalah
terciptanya efektivitas dan efisiensi. Efisiensi dapat tercipta pada perencanaan,
biaya penyelenggaraan, dan pendayagunaan personel secara penuh selama lima
tahun. Hal ini akan menghemat anggaran yang meliputi honor petugas TPS, biaya
bimbingan teknis, biaya sosialisasi dan biaya-biaya lain untuk satu kali pemilihan.
Pada masa transisi, untuk mengisi kekosongan jabatan gubernur, bupati dan
walikota maka diangkat pejabat gubernur, pejabat bupati, pejabat walikota sampai
terpilih yang definitif. Adapun tugas, wewenang, kewajiban dan hak Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah diatur dalam Pasal 65, 66, 67, 68, 69 UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014. Mahkamah Konstitusi memutuskan setengah dari
5 (lima) tahun masa jabatan yang sudah dijalani oleh Kepala Daerah sudah
dihitung satu periode. Jika sudah menjabat 2 (dua) kali tetapi masih kurang dari
7,5 (tujuh koma lima) tahun menjabat, maka periode berikutnya dapat mengikuti
pilkada kembali. Masa jabatan yang dihitung satu periode adalah yang telah
dijalani setengah atau lebih dari setengah masa jabatan. Hal ini terdapat dalam

ketentuan Pasal 202, 203 ayat 2, 204 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015.
Kata kunci : Pemilukada Serentak, Efektivitas dan Efisiensi, Masa Transisi
Kepala Daerah.
*) Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
**) Dosen Pembimbing I
***) Dosen Pembimbing II

Universitas Sumatera Utara