Kajian Produktivitas Hijauan Tahan Naungan Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Chapter III V

BAHAN DAN METODE
Tahap I. Kajian Produksi Hijauan pada Beberapa Tingkat Umur Tanaman
Kelapa Sawit

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian pada tahap pertama telah dilaksanakan di perkebunan PT.
Buana Estate Kecamatan Sicanggang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera
utara. Penelitian ini berlangsung selama 1 minggu pada tanggal 3-8 Oktober 2011.

Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan antara lain broti untuk membuat kuadran 1x1 meter
sebanyak 5 buah, plastik sampel sebagai tempat sampel hijauan, amplop sebagai
tempat sampel pada saat dioven.
Alat yang digunakan antara lain cangkul untuk mengolah tanah, sabit
untuk memotong hijauan, gunting rumput, oven untuk mengeringkan hijauan.

Metode Penelitian
Pengkajian Hijauan Pakan Ternak pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit,
meliputi pengkajian umur tanaman, pengambilan sampel hijauan, identifikasi
tanaman, menghitung produktifitas dan penentuan ranking hijauan.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

(RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Jenis perlakuan yang diberikan yaitu :
P1 = Naungan pada kelapa sawit umur 5 tahun
P2 = Naungan pada kelapa sawit umur 8 tahun
P3 = Naungan pada kelapa sawit umur 10 tahun

Universitas Sumatera Utara

Metode linear yang digunakan menurut Hanafiah (2003) adalah :
Yij

= µ + Ti + €ij

Dimana :
Yi = nilai pengamatan yang diperoleh dari satuan percobaan dari
perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
i = 1,2,3..........(perlakuan)
j = 1,2,3..........(ulangan)
μ = rataan / nilai tengah
σi = efek dari perlakuan ke–i
€ij = efek error dari percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Prosedur Pelaksanaan Penelitian :
1. Penentuan Tingkat Umur Tanaman Kelapa Sawit
Umur tanaman dibedakan atas naungan rendah, sedang dan tinggi.
Penentuan perlakuan umur tanaman kelapa sawit didapat dari tingkat umur yang
terdapat pada perkebuanan Buana Estate yaitu 5 tahun, 8 tahun dan 10 tahun.
2. Pengambilan Sampel Hijauan
a. Pengambilan sampel hijauan dilakukan pada umur kelapa sawit yang
berbeda. Pengambilan sambil tersebut menggunakan kuadran masingmasing berukuran 1x1 meter sebanyak 5 buah per umur tanaman.
b. Sampel hijauan segar yang sudah diambil kemudian ditimbang sebagai
hasil produksi berat segar.
c. Sampel hijauan segar dioven dengan suhu 700C salama 48 jam,
kemudian ditimbang dan dicatatkan sebagai hasil produksi berat kering.
3. Identifikasi Tanaman
Dari identifikasi tanaman kita dapat melakukan perhitungan komposisi
botani. Komposisi botani dihitung berdasarkan produksi bahan segar yang
dikumpulkan, kemudian dilakukan separasi berdasarkan spesies kemudian

Universitas Sumatera Utara

ditimbang. Setelah ditimbang berdasarkan spesies lalu sampel tersebut di oven.

Sampel yang telah dioven ditimbang kembali dan dicatat sebagai data komposisi
botani.

Peubah Penelitian :
1. Produksi Berat segar
Dipotong tiap kuadran, kemudian ditimbang langsung dalam keadaan
segar dan hasilnya dicatat sebagai data berat segar.
2. Produksi berat kering
Hijauan hasil pemotongan tiap kuadran dioven dengan suhu 70o C selama
48 jam, kemudian ditimbang dan dicatatkan sebagai hasil produksi berat kering.
3. Komposisi Botani
Dipotong tiap kuadran, diseparasi berdasarkan spesies, ditimbang berat
segar masing-masing spesies kemudian di oven untuk mendapatkan bahan kering
masing-masing spesies, dan diranking berdasarkan bahan kering.

Tahap II. Pengujian Spesies Unggul pada Berberapa Tingkat Naungan

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian pada tahap kedua telah dilaksanakan di lahan Penelitian
Fakultas pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Tahapan ini berlangsung

selama 2 bulan yaitu mulai dari 10 Oktober sampai 17 Desember 2011.

Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah hijauan unggul dari
penelitian tahap pertama yaitu Asystasia sp (Asistasia), Setaria sp

(Bambuan)

Universitas Sumatera Utara

Axonopus compressus (Lapangan),

Ottochloa nodosa (Kawatan). Naungan

buatan yaitu naungan 50% dan 75%. Polibag 8 kg sebanyak 36 buah sebagai
tempat tumbuh hijauan, pupuk NPK 100 kg/hektar sebagai pupuk dasar hijauan.
Alat yang digunakan yaitu gunting rumput untuk memotong hijauan,
timbangan untuk menimbang produksi hijauan dan oven untuk mengeringkan
hijauan.


Metode Penelitian
Pengujian Spesies Unggul Pada Berbagai Tingkat Naungan meliputi
persiapan bahan tanam rumput dan leguminosa, pembuatan naungan, penanaman
dan pemupukan. Rancangan yang digunakan pada penelitian tahap kedua ini
adalah Rancangan Petak Terbagi dalam RAL (Split Plot Design) dengan
menggunakan dua faktor yaitu ; faktor pertama yang dijadikan sebagai petak
utama (main plot) adalah taraf naungan.
N0 : Naungan 0% (kontrol)
N1 : Naungan 50%
N2 : Naungan 75%
Faktor kedua yang dijadikan sebagai anak petak (sub plot) adalah spesies
tanaman hijauan yaitu:
S1 : Asystasia sp (Asistasia)
S2 : Setaria sp ( Bambuan)
S3 : Axonopus compressus (Lapangan)
S4 : Ottochloa nodosa (Kawatan)

Universitas Sumatera Utara

Data-data yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus:

Y i j k = μ + α i +β j + (αβ)

ij



ik

+ ε ijk

Keterangan:
Y i j k = nilai pengamatan pada taraf ke i faktor A, taraf ke j faktor B,
dan ulangan ke k.
μ
= nilai tengah umum
αi
= pengaruh taraf ke i dari faktor A
βj
= pengaruh taraf ke j dari faktor B
(αβ) i j = pengaruh interaksi taraf ke i faktor A dengan taraf ke j faktor B

δi k
= pengaruh acak untuk petak utama
ε i j k = pengaruh acak untuk anak petak
Prosedur Pelaksanan Penelitian :
1. Persiapan Bahan Tanam Rumput dan Leguminosa
Pada persiapan hijauan yang akan ditanam dilakukan di Fakultas Pertanian
USU. Pada tanaman hijauan diambil berupa sobekan rumpun kemudian ditanam
pada polybag.
2. Pembuatan Naungan
Naungan dipasang setelah persiapan bahan tanam dengan tinggi naungan
1.5 meter dan tingkatan naungan yang dikehendaki yaitu 50% dan75% dengan
menggunakan paranet.
3. Penanaman
Penanaman hijauan menggunakan polibag. Setelah hijauan tanaman,
diletakkan di dalam paranet. Pada umur hijauan 2 minggu dilakuakan trimming
(pemangkasan) agar tinggi hijauan dapat merata. Dari penanaman ini dilihat
kemampuan tumbuh dan daya adaptasi tanaman tersebut terhadap naungan.

Universitas Sumatera Utara


4. Pemupukan
Dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk NPK sebanyak 100 kg/hektar.
5. Pengambilan data pengamatan
Pengambilan data pengamatan dilakukan dua (2) kali yaitu pada saat
pemotongan pertama dan pemotongan kedua. Pemotongan pertama dilakukan
pada umur 4 minggu dan pemotongan kedua dilakukan pada umur 8 minggu.

Peubah Penelitian
1. Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman didapat dengan alat ukur meteran yaitu dengan mengukur
tanaman dari atas permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi tanaman.
2. Produksi berat segar per tanaman (gram/polybag)
Produksi segar hijauan didapat dengan memotong hijauan 20 cm di atas
permukaan tanah, kemudian ditimbang.
3. Produksi bahan kering per tanaman (gram/polybag)
Produksi berat kering hijauan didapat dengan mengambil bahan segar
kemudian diovenkan selama 48 jam pada suhu 700 C.

Universitas Sumatera Utara


HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap I. Kajian Produksi Hijauan pada Beberapa Tingkat Umur Tanaman
Kelapa Sawit

Produktivitas Pastura
Pengamatan terhadap hijauan yang tumbuh pada lahan perkebunan kelapa
sawit dilakukan pada perkebunan PT Buana Estate, Kecamatan Sicanggang,
Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Pengkajian dilakukan terhadap
produksi hijauan baik dalam kondisi segar maupun kering. Pengkajian dilakukan
pada berbagai tingkat umur tanaman kelapa sawit yang ada pada lokasi tersebut,
yaitu pada umur 5; 8; 10 tahun. Hasil pengamatan terhadap produktivitas hijauan
segar disajikan pada Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Rataan produksi berat segar pada perkebunan kelapa Sawit (g/m2)
Ulangan
Umur Kelapa
Sawit (tahun)
1
2
3
4

5
Rataan
5
216,60 383,10 315,80 250,60 344,90 302,20±68,09b
8
349,90 239,70 576,16 249,80 322,20 347,55±136,10b
10
535,10 578,90 440,00 824,40 355,00 546,68±177,77a
Keterangan : Notasi yang sama pada perlakuan yang berbeda menunjukkan
pengaruh yang tidak berbeda nyata.
Tabel di atas menunjukkan bahwa produktivitas pastura berkisar antara
216,6 – 824,4 g/m² . Angka tersebut menunjukkan angka produksi untuk satu kali
pemotongan. Hasil analisis ragam menunjukkan produktivitas pastura antar tiga
tingkatan umur tanaman kelapa sawit tersebut menunjukkan adanya perbedaan
yang nyata (P