Kajian Produktivitas Hijauan Tahan Naungan Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam usaha pemeliharaan ternak pakan merupakan salah satu faktor
penting. Kenyataan di lapangan, peternak masih kurang memperhatikan kualitas
pakan sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas ternak. Masalah
utama yang dihadapi dalam penyediaan hijauan pakan adalah terbatasnya
penggunaan dan pemilikan lahan, karena pada umumnya lahan produktif
digunakan untuk tanaman pangan. Pemanfaatan areal pada lahan perkebunan
kelapa sawit adalah salah satu alternatif manajemen penyediaan untuk mengatasi
penyediaan hijauan pakan.
Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun terus
meningkat. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 2000 seluas 4.158.007
hektar dan terus meningkat dari tahun ke tahun sampai pada tahun 2010 luasnya
mencapai 7.824.623 hektar (Departemen Pertanian, 2011). Pada tahun 2010
Indonesia tercatat sebagai negara yang mempunyai perkebunan kelapa sawit
paling luas di dunia. Jika ditinjau secara agronomis dan zooteknis, potensi lahan
kelapa sawit yang begitu luas memungkinkan pemanfaatannya sebagai lahan
untuk ditanami hijauan pakan ternak. Hijauan pakan ternak dapat ditanami di selasela lahan pertanaman kelapa sawit, mengingat jarak tanam kelapa sawit 9 meter x
9 meter. Diperkirakan bahwa sekitar 70%-80% dari areal perkebunan tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai sumber hijauan pakan ternak (Hutabarat, 2002).

Pola keterpaduan dalam usaha tani yang tepat dapat meningkatkan nilai
kegunaan tanaman dan meningkatkan pendapatan petani. Integrasi peternakan

Universitas Sumatera Utara

dengan perkebunan merupakan suatu bentuk usaha yang mempunyai nilai positif
bagi perkebunan maupun peternakan. Nilai positif yang diharapkan dari integrasi
adalah meningkatnya kualitas dan produktivitas lahan. Secara keseluruhan
keberadaan ternak dalam perkebunan memberi kontribusi terhadap kesuburan
tanah dengan adanya kotoran ternak yang kembali ke tanah, menurunkan biaya
pembersihan rumput karena integrasi dengan ternak akan mengurangi peran
tenaga kerja manusia serta merupakan upaya konservasi lahan dan lingkungan.
Kendala penyediaan hijauan ternak di perkebunan yaitu produksi rumput
alamnya akan semakin berkurang dengan semakin rapatnya kanopi, sejalan
dengan bertambahnya umur tanaman. Hal ini antara lain yang menjadikan
integrasi ternak di perkebunan kurang menarik minat investor. Hasil penelitian di
perkebunan karet dan kelapa sawit di Sumatera Utara dan Malaysia menunjukkan
adanya dampak positif dari integrasi ternak di kedua perkebunan tersebut.
Pendapatan peternak dari penjualan domba meningkat menjadi dua kali lipat
dengan penanaman rumput dan legum jenis unggul di kawasan perkebunan

tersebut. Demikian pula kapasitas tampun g juga mengalami peningkatan dari 14
ekor menjadi 35 ekor pada tanaman karet umur 1-3 tahun dan dari 14 ekor
menjadi 20 ekor pada tanaman karet umut 3-5 tahun. Dalam pengembangannya
pada perkebunan kelapa sawit umur 4 tahun dibutuhkan 4 ekor sapi untuk setiap
hektarnya (Basuno, 1996).
Mengingat luasnya areal lahan yang berada di bawah naungan perkebunan
kelapa sawit dan karet di Indonesia yang saat ini belum dimanfaatkan, akan baik
sekali prospeknya jika di areal tersebut dilakukan penanaman rumput ataupun
leguminosa yang sesuai dengan kondisi pada lahan kelapa sawit. Hal inilah yang

Universitas Sumatera Utara

mendorong adanya penelitian untuk mengkaji produktivitas hijauan makanan
ternak yang tahan naungan pada lahan kelapa sawit.

Tujuan Penelitian
Tahap I
Mengetahui produktivitas hijauan pada lahan perkebunan kelapa sawit di
berbagai tingkat umur kelapa sawit.
Tahap II

Menguji produktivitas spesies hijauan pada berbagai tingkat naungan
buatan.

Hipotesis
Ada beberapa spesies hijauan pakan ternak yang tahan terhadap naungan
dan dapat tumbuh dengan baik pada berbagai umur tanaman kelapa sawit.

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti,
peternak dan perkebunan dalam usaha pengembangan integrasi peternakan dengan
perkebunan kelapa sawit tentang hijauan yang tahan naungan pada lahan
perkebunan kelapa sawit.

Universitas Sumatera Utara