Keragaan pastura campuran pada berbagai tingkat naungan dan aplikasinya pada lahan perkebunan kelapa sawit

ABSTRAK
NEVY DIANA HANAFI. Keragaan Pastura Campuran pada Berbagai Tingkat
Naungan dan Aplikasinya pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit. Dibimbing ofeh
SOEDARMADI HARDJOSOEWIGNJO, LUKI ABDULLAH, TATANG
MOCHTAR IBRAHIM, SIMON P. GMTING dm HAD1 SUMARNO.
Luasnya areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia merupakan potensi
untuk mengembangkan integrasi ternak ruminansia pada lahan perkebunan.
Pennasalahan yang dihadapi adalah produktivitas hijauan yang semakin rendah
dengan meningkatnya mur tanaman &bat adanya naungan. PeneIitian tahap
pertama bertujuan untuk mendapatkan keragaan nunput-leguminosa yang toleran
terhadap nrmgan buatan (paranet), dan interval pemotongan terbaik ditinjau dari
produktivitas pastura (bahan kering d m produksi gizi), dan komposi botani pastura,
sedangkan penelitian tahap kedua bertujuan melillat respon pastura terpilil~yang
ditanam pada lahan kelapa sawit yang berbeda dengan berbagai tingkat pemupukan,
ditinjau dari produktivitas pastura (ballan kering d m produksi gizi), kandungan gizi,
komposisi botani dari hijauan serta kapasitas tampung lahan kefapa sawit. Penelitian
dilaksanakan d a i bulan Febmari 2004 smpai dengan November 2005.
Penelitian dilaksanakan dalam dua tahapan penelitian. Tahapan pertama
dilakukan di Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih Sumatera Utara.
Rancangan percobaan yang digunakan pada tahapan ini adalah rancangan pet&
petak terbagi (RPPT). Perlakuan yang diuji adalah taraf naungan dengan

menggunakan pmnet (0%, 55%, dm 75%) sebagai petak utama, interval
pemotongan (6 dan 12 minggu) sebagai anak petak, dan tujuh jenis pastufa
campuran (PO-P6) sebagai anak anak petak. Pastura yang diteliti pada tahapan ini
adalal~: PO = Penuhtp tanah konvensional = Calopogonium muconoides + Pzreraria
jnvanica -t- Calopogonium caemleum; P1 = Digitaria milanjiana + Stylcsanthes
guianensis + Paspalum nofatum + Calopogonium muconoides; P2 = Digifaria
milanjuna + Stylosanthes guianensis t PaspaZu~n notatzrm + Calopogonium
caenrlezin?; P3 = Digitaria 1nilanjin.i7a + Siylosanthes gtrianensis + Paspalzim
notatunl + Arachis glabarafu; P4 = Stenotaphmm secundaturn + Pueraria javanica
+ Brachiaria humidicola + Centrosemapubescens; P5 = Sfenotaphnlm secundatzrm
+ Puerariajavanica +Brachiaria hurnidlcola + Calopogonium caendezm; dm P6 =
Stenataphrt~msecundatzim + Pzreraria javanica -t- Brachiaria humidicola -t Arachis
glabarata. Tahapan kedua penelitian dilakukan di perkebunan kelapa sawit PT.
Buana Estate Sicanggang, Sumatera Utara. Tahapan ini mengpakan pastma
terbaik yang diperoleh dari tahapan pertama, dan rancangan percobaan yang
digunakan adalah rancangaii pet& terbagi (WT).Perlakuan ymg diteliti adalah
tingkatan umur tanaman kelapa sawit (4, X1 dan 12 tanun) sebagai petak utarna, dan
empat tingkat pemupukaa sebagai anak petak, yaitu FO = tanpa pemupukan, FI. =
50 kg urea + 25 kg SP-36 + 25 kg KC1 (rumput) dan 25 kg SP-36 + 25 kg KC1
(legum) perhektar pertahun, F2 = 100 kg urea +- 50 kg SP-36 + 50 kg KC1 (ruinput)

dan 50 kg SP-36 + 50 kg KC1 (fegum) perhektar pertafiun, d m F3 = 200 kg urea +
100 kg SP-36 + 100 kg KC1 (rumput) dan 100 kg SP-36 + 100 kg KC1 (legum)
perhektar pertahun. Peubah yang diamati pada tahap I meliputi produktivitas (bahan
kering d m produksi gizi) dan komposisi botani pastura, sedangkan pada tahap 11
selain peubah diatas, diamati juga kandungan gizi pastura dan kapasitas tampung.