Perilaku Wanita Usia Subur Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Di Klinik Pratama Rbg Rz, Medan Tahun 2016

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan
2.1.1

Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek yang tertentu. Penginderaan manusia
terjadi melalui indera yang dimilikinya seperti: indera penglihatan, indera
pendengaran, indera penciuman, indera perasa, dan indera peraba. Pada saat
penginderaan menghasilkan pengetahuan yang banyak diperoleh intensitas
perhatian dan penerimaan sesuatu terhadap objek. Pengetahuan seseorang
terhadap sesuatu dapat berbeda dan berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan,
pengalaman, dan banyaknya informasi yang ada dilingkungannya.17
2.1.2

Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang mencakup di dalam domain kognitif mempunyai 6


tingkatan, yakni :
a. Tahu
Tahu diartikan hanya sebagai memanggil memori yang telah ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu atau mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Yang termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai objek yang bukan hanya tahu terhadap objek
tersebut, tidak hanya dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
memberikan pendapat secara benar tentang objekyang diketahui tersebut.
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan jika orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

7
Universitas Sumatera Utara

8


d. Analisis
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan,
kemudian mencari hubungan antara bagian keseluruhan yang terdapat dalam
suatu masalah atau objek yang diketahui.Petunjuk bahwa pengetahuan
seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah jika individu tersebut
telah

dapat

membedakan

atau

memisahkan,

dan

mengkelompokkan

pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam satu hubungan yang sesuai dengan logika dari unsur-unsur
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun perumusan baru dari perumusan yang telah ada.
f. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan individu untuk melakukan putusan
atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.Penilaian ini dengan sendirinya
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri yang berlaku di
masyarakat.
2.1.3

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Evin (2009) dalam Notoatmodjo (2011) faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu :17
a. Umur
Usia mempengaruhi terhadap pemahaman dan pola pikir seseorang. Semakin
cukup umur seseorang, tingkat kematangan dan keteguhan seseorang yang
akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada yang
masih dibawah kedewasaannya. Hal ini sebagai sesuatu yang merupakan akhir
dari pengalaman dan kematangan jiwa.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu upaya untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam atau diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Universitas Sumatera Utara

9

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menentukan dan
menerima informasi. Semakin banyak informasi yang diketahui, semakin
banyak juga pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Sebaliknya,
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
c. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan yang merupakan cara dalam
memperoleh kebenaran dari pengetahuan dengan mengulang kembali
pengetahuan yang didapat dari pemecahan masalah yang dihadapi pada masa

lalu.
2.1.4

Cara Mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan yang dikemukakan oleh Bloom Skinner dalam

Evin (2009) dalam Notoatmodjo (2011) yaitu dengan cara orang yang
bersangkutan mengungkapkan kata-kata yang diketahuinya dalam bentuk bukti
jawaban baik lisan maupun tulisan.17
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan secara
umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Pertanyaan Subjektif berupa jenis pertanyaan esai
Hal ini karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan suatu hal yang
subjektif dari penilaian, sehingga nilainya akan beda dari seorang penilai
dibandingkan dengan penilai yang lain dari suatu waktu ke waktu yang lain.
b. Pertanyaan objektif berupa pertanyaan pilihan berganda dan benar salah
Hal ini karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti
penilaiannya tanpa melibatkan faktor subjektivitas dari penilai.
Dari kedua pertanyaan tersebut, penilaian objektif khususnya dengan
pilihan berganda lebih diminati untuk dijadikan sebagai alat ukur pengetahuan

karena lebih mudah dipahami dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih
cepat dinilai.
Pengukuran terhadap pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden dimana kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui

Universitas Sumatera Utara

10

dapat disesuaikan dengan tingkat pendidikan. Menurut Arikunto (2006)
menjelaskan tentang hasil pengukuran yang diperoleh dari pertanyaan obyektif
(pilihan ganda) sebagai berikut: 18
a. Baik, jika prosentase jawaban : >75%
b. Cukup, jika prosentase jawaban : 60%-75%
c. Kurang, jika prosentase jawaban : 30 tahun
b. Melahirkan anak pertama pada usia >35 tahun
c. Tidak menikah dan nullipara
d. Usia menarche 55 tahun
f. Pernah mengalami infeksi, atau operasi timor jinak payudara

g. Terapi hormonal lama
h. Mempunyai Kanker Payudara kontralateral
i. Pernah mengalami radiasi di daerah dada
j. Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu atau saudara yang lain
k. Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak
2.2.3

Tanda dan Gejala
Menurut Sjamsuhidajat (2004)23 yang termasuk tanda dan gejala Kanker

Payudara yaitu:
a. Nyeri pada payudara
Nyeri adalah fisiologis kalau timbul sebelum atau sewaktu haid dan dirasakan
oleh kedua payudara. Kanker Payudara dalam taraf permulaan tidak
menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke sekitar sudah
mulai.
b. Adanya benjolan/massa di Kelenjar Payudara
Pembesaran pada kelenjar payudara yang terjadi pada pada waktu sebelum
atau pada waktu haid saja merupakan keadaan yang fisiologis.
c. Gejala retraction merupakan panarikan ke dalam oleh putting payudara.

d. Nipple discharge. Yang disebut sebagai Nipple discharge ialah cairan yang
dikeluarkan putting payudara secara spontan dan memberikan bekas di kutang.
Cairan yang keluar berupa darah.
e. Timbulnya kelainan kulit Kelainan kulit berupa kemerahan pada suatu tempat
di payudara, edema kulit, peau d’orange (gambaran seperti kulit jeruk).
f. Pembesaran kelenjar getah bening atau tanda metastasis jauh.

Universitas Sumatera Utara

12

2.2.4

Stadium Kanker Payudara
Mansjoer (2000)22, stadium kanker payudara yaitu:

a. Stadium I Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran 5 cm dengan metastasis aksila atau tumor
dengan diameter 2-5 cm dengan/tanpa metastasis aksila.
c. Stadium IIIa Tumor dengan diameter >5 cm tapi masih bebas dari jaringan
sekitarnya dengan/tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain;

atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat.
d. Stadium IIIb Tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor
yang telah mengilfiltrasi kulit atau dinding thoraks.
e. Stadium IV Tumor yang telah mengadakan metastasis jauh, misalnya ke
tulang punggung, paru-paru, hati, dan panggul.
2.2.5

Diagnosa Kanker Payudara
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis yang

dilakukan dengan:
a. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit
jaringan sehat disekitarnya bila tumor 5 cm.22
Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI). Pemeriksaan penunjang juga harus dilakukan untuk
menegakkan diagnosis, antara lain: mammografi, ultrasonografi, dan biopsi
2.2.6

Pengobatan Kanker Payudara
Menurut Sjamsuhidajat (2004) 23, pengobatan kanker payudara terdiri dari:


a. Pembedahan Bedah kuratif yang mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal
dan bedah konservatif merupakan eksisi tumor luas. Terapi kuratif dilakukan
jika tumor terbatas pada payudara dan tidak ada infiltrasi ke dinding dada dan
kulit mamma atau infiltrasi dari kelenjar limfe ke struktur sekitarnya.
b. Radioterapi Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai
terapi kuratif dengan mempertahankan mamma, dan sebagai terapi tambahan.

Universitas Sumatera Utara

13

c. Kemoterapi Merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran
sisitemik dan sebagai terapi ajuvan. Kemoterapi ajuvan diberikan kepada
pasien yang pada pemeriksaan histopatologik pascabedah mastektomi
ditemukan metastasis di sebuah atau beberapa kelenjar.
d. Terapi hormonal Diberikan bila penyakit menjadi sistemik akibat metastasis
jauh. Biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi karena efek
terapinya lebih lama dan efek sampingnya kurang
2.2.7


Pencegahan Kanker Payudara
Kanker payudara dapat dicegah dengan beberapa cara. Menurut Shadine

(2009)12, kanker payudara dapat dicegah dengan cara :
a. Kesadaran akan payudara itu sendiri,
b. Berikan ASI pada bayi,
c. Jika dalam pemeriksaan payudara sendiri ditemukan gumpalan, segera periksa
kedokter,
d. Hindari mengkonsumsi alkohol,
e. Memperhatikan berat badan,
f. Lakukan olahraga secara teratur,
g. Mengurangi makanan berlemak,
h. Lakukan screening pada payudara secara teratur setelah berumur 50 tahun,
i. Mengatasi stres dengan baik,
j. Konsumsi buah dan sayur.

2.3 Deteksi Dini Kanker Payudara
2.3.1

Pengertian Deteksi dini kanker payudara
Deteksi dini kanker payudara merupakan upaya untuk mengetahui secara

dini kelainan-kelainan pada payudara. Kanker payudara dapat ditemukan secara
dini dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan pemeriksaan klinik.24
Deteksi Dini merupakan kegiatan atau kebiasaan pemeriksaan (perabaan)
sendiri untuk menemukan timbulnya benjolan abnormal pada payudara.
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sesaat sehabis menstruasi. Sebelum menstruasi
payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.25

Universitas Sumatera Utara

14

SADARI adalah upaya yang dilakukan guna mendeteksi dini terjadinya
kanker payudara melalui berbagai tahapan yang dilakukan oleh seorang wanita.
SADARI merupakan suatu hal penting untuk instruksi pada pasien tentang teknik
yang benar untuk memeriksa payudara secara mandiri.26
2.3.2

Tujuan Deteksi Dini Kanker Payudara
Tujuan dilaksanakannya SADARI oleh wanita adalah untuk mendeteksi

dini terjadinya kanker payudara yang berupa benjolan-benjolan di sekitar
payudara. SADARI hanya mendeteksi dini terjadinya kanker payudara, tidak
mencegah kanker payudara. Sebagian wanita berfikir untuk apa melakukan
SADARI apalagi yang masih berusia dibawah 30 tahun, kebanyakan beranggapan
bahwa kasus kanker payudara jarang ditemukan pada usia di bawah 30 tahun.
Dengan melakukan SADARI sejak dini akan membantu deteksi kanker payudara
pada stadium dini sehingga kesempatan untuk sembuh lebih besar.25
Menurut Shadine (2009)12, tujuan deteksi dini kanker payudara adalah
untuk mengetahui gejala-gejala yang dapat meningkatkan terjadinya kanker
payudara.
2.3.3

Klasifikasi Deteksi Dini Kanker Payudara
Deteksi dini kanker payudara antara lain dikelompokkan kedalam:

a. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
SADARI adalah periksa payudara sendiri yang dilakukan secara rutin setiap
bulan setelah menstruasi. Sedangkan menurut Manuaba (1999) SADARI
adalah upaya untuk menetapkan adanya tumor atau tidak dalam payudara yang
dilakukan dengan peradabaan. Waktu terbaik untuk memeriksa payudara
sendiri yaitu setelah periode menstruasi atau pada hari ke 7-10 setelah hari
pertama menstruasi. Jika periode menstruasi tidak teratur atau kadang-kadang
dalam sebulan tidak terjadi, dapat dilakukan pada hari yang sama pada setiap
bulan. Untuk wanita yang sudah mengalami menopause dilakukan secara rutin
setiap bulan.26
Menurut Manuaba (2005)16 cara SADARI dapat dilakukan antara lain
dengan :

Universitas Sumatera Utara

15

1) Pemeriksaan fisik payudara dimulai dengan inspeksi yang berhubungan
secara khusus dengan keadaan asimetris, adanya benjolan pada kulit dan
perubahan pada kulit. Hal-hal yang harus dilakukan:
a) Tangan dinaikkan ke atas kepala,
b) Tangan diletakkan pada pinggang,
c) Ketika masih berdiri atau duduk lakukan pemeriksaan pada kelenjar
aksilla.
2) Palpasi pada payudara, ada dua posisi yaitu berdiri dan terlentang.
Palpasi teratur ke semua arah–melingkar, meliputi Palpasi kelenjar Limpa
Aksilla. Cara-cara yang dilakukan:
a) Lakukan gerakan memutar dengan menggunakan telapak tangan akan
sangat sensitif untuk menemukan ciri-ciri benjolan.
b) Lakukan penekanan pada semua kuadran payudara dan putting, ini
dilakukan untuk meneliti cairan yang keluar dari putting susu.
SADARI yang dilakukan secara teratur merupakan suatu aspek skrining yang
penting. Suatu yang bijaksana untuk mengambil waktu, tempat dan metode
yang rutin secara teratur untuk melakukan SADARI.26
b. Mammografi
Mammografi adalah jenis sadari lainnya selain dari cara pemeriksaan dini
kanker payudara sendiri (sadari). Dengan mammografi dapat ditemukan
benjolan yang kecil sekalipun. Bila secara klinis dicurigai ada tumor dan pada
mammografi tidak ditemukan apa–apa, pemeriksaan harus dilanjutkan dengan
biopsi sebab karsinoma tidak tampak pada mammogram.
c. Ultrasonografi Ultrasonografi berguna terutama untuk menentukan adanya
benjolan.
d. Biopsi Untuk menentukan apakah akan segera disiapkan pembedahan atau
dengan pemeriksaan penunjang lain atau langsung akan dilakukan eksterpasi.
2.3.4

Manfaat Sadari
Manfaat SADARI antara lain sebagai berikut:

a. Memperbaiki dan meningkatkan peredaran darah
b. Mengurangi gejala kram akibat menstruasi

Universitas Sumatera Utara

16

c. Mengurangi rasa sakit saat anda menjalani pembedahan (apapun)
d. Mengurangi ketidanyamanan selama kehamilan
e. Meningkatkan kekencangan kulit payudara dan sekitarnya
f. Meningkatkan produksi ASI
g. Mempercepat proses pengosongan kantung ASI
h. Mencegah sumbatan ASI di saluran dan kelenjar susu
i. Mempercepat kesembuhan saat terjadi pembengkakan
j. Relaksasi payudara dan area dada
k. Mengencangkan otot penggantung payudara (otot pektoralis) hingga payudara
menjadi lebih kencang dan terangkat
l. Mengencangkan

payudara

dan

meningkatkan

keindahannya

secara

menyeluruh
m. Mendeteksi kanker payudara (karena ini menjadi metode SADARI)
n. Meningkatkan pengeluaran cairan limfe yang akan mencegah timbulnya
kanker dan membuang toksin yang tidak bermanfaat dari dalam tubuh
o. SADARI-Periksa Payudara Sendiri, yang akan membantu deteksi dini adanya
benjolan di payudara
p. Mengurangi munculnya guratan dan strechmark payudara.25

2.4 Wanita Usia Subur
Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang berusia antara usia 15 tahun
sampai dengan usia 49 tahun.8 Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang
keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun.
Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak
kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Masalah kesuburan alat reproduksi
merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Dimana dalam masa wanita
subur ini, setiap wanita usia subur harus menjaga dan merawat personal hygiene
(kebersihan diri) dengan cara pemeliharaan keadaan alat reproduksinya dengan
rajin membersihkannya, oleh karena itu dianjurkan untuk merawat diri agar
terhindar dari gangguan kesehatan 27

Universitas Sumatera Utara