Perilaku Wanita Usia Subur Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Di Klinik Pratama Rbg Rz, Medan Tahun 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada
wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak kedua pada wanita
setelah kanker mulut rahim. Tingginya angka kematian akibat kanker payudara
disebabkan penderita kanker payudara datang ke pelayanan kesehatan dalam
stadium inoperabel atau stadium lanjut dan sukar disembuhkan, padahal
pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya gejala kanker secara dini dapat
dilakukan oleh diri sendiri sehingga dapat dilakukan sewaktu-waktu dan tanpa
biaya.1
Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat
kehamilan berlangsung dan setelah melahirkan, yakni sekitar 1 dari 3,000
kehamilan. Sekitar 3 persen dari seluruh kasus kanker payudara didapatkan pada
saat kehamilan. Rata-rata usia pasien yang didiagnosis kanker payudara karena
kehamilan adalah sekitar 32-38 tahun. Seiring perkembangan zaman, makin
banyak perempuan yang memutuskan untuk menunda mempunyai anak.2
Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia perempuan,
maka bisa terjadi peningkatan kasus di masa yang akan datang. Kanker payudara
umumnya terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun yang sudah
mengalami menopause. Sekitar 80 persen kasus kanker payudara terjadi pada
wanita berusia di atas 50 tahun. Berdasarkan info dari Globocan, International
Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, estimasi kanker payudara
adalah kanker dengan presentase kasus baru tertinggi (43,3%) dan presentase
kematian tertinggi (12,9%) pada perempuan di dunia.3
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi kanker
payudara di Indonesia mencapai 1,4 per 1000 pendduk atau sekitar 330,000
orang.. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2010, kanker
payudara adalah jenis kanker tertinggi pada pasien rawat jalan maupun rawat inap
mencapai 12,014 orang (28,7%).4
1
Universitas Sumatera Utara
2
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang sering ditemui dikalangan
wanita sedunia, meliputi 16% daripada semua jenis kanker yang diderita oleh
kaum wanita dan sebanyak 519,000 wanita dilaporkan mengalami kematian
akibatnya pada tahun 2004.5
Setiap tahun, lebih dari 1,15 juta kasus kanker payudara baru terdiagnosa
dikalangan wanita dan antaranya 0,41 juta wanita akan meninggal akibat kanker
ini. Lebih dari 50% insiden kanker payudara adalah di negara maju diantaranya
Eropa dan Amerika Utara dan insiden yang terendah adalah di Africa dan Asia.
Namun begitu yang perlu dikuwatirkan adalah terjadinya peningkatan insidens
pada negara yang dilaporkan sebelumnya dengan resiko yang rendah.6
Berdasarkan data American Cancer Society pada tahun 2013 di Amerika
Serikat terdapat sebanyak 232,340 kasus baru kanker payudara invasif dan 39,620
kematian akibat kanker payudara (American Cancer Society, 2013).7 Survei yang
dilakukan sekolah kedokteran Dunedin, Selandia Baru menyebutkan bahwa
skrining yang dilakukan pada wanita usia 50-69 tahun terbukti mengurangi angka
kematian akibat kanker payudara sebanyak 6-8 persen atau 20-34 pasien. Skrining
yang dilakukan pada usia lebih muda (mulai 45 tahun) diperkirakan mencegah 1-7
kematian pasien.8
Kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua tipe
kanker di Indonesia. Kanker serviks yang terbanyak, kanker payudara yang nomor
2 dan kanker nasofarinks nomor 3.9 Umur penderita kanker payudara yang
termuda adalah 20–29 tahun, yang tertua adalah 80–89 tahun, dan terbanyak 40–
49 tahun.10
Penyakit kanker di negara berkembang diperkirakan akan terjadi
peningkatan 99% pada tahun 2010. Sedangkan di negara maju, peningkatan
jumlah penderita diperkirakan hanya 38%. Di dunia, diperkirakan 7,6 juta orang
meninggal akibat kanker pada tahun 2005 dan 48 juta orang akan meninggal
hingga 10 tahun ke depan. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 6 di
Indonesia. Penderita kanker baru diperkirakan sekitar 100 orang untuk setiap
100,000 penduduk per tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
3
Di Asia, insidens berdasarkan Age Standardized Ratio (ASR) masih rendah
di kebanyakkan negara walaupun angka mencakupi lebih dari 50 per 100 000
penduduk (world standardized rate) di Manila, Philippines dan South Karachi,
Pakistan. 11 Menurut Park (2008), salah satu perkara yang harus diberi perhatian
adalah dimana penderita kanker payudara di negara-negara Asia relatif lebih
muda.12
Di Indonesia kurva angka kejadian meningkat pada usia di atas 30 tahun
dan yang paling tinggi pada kelompok usia 45-66 tahun. Berdasarkan data dari
SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di Indonesia pada tahun 2007, kejadian
kanker payudara sebesar 8,227 kasus (16,85%). Survei yang dilakukan Yayasan
Kesehatan Payudara Jakarta tahun 2005 menunjukkan 80% masyarakat tidak
mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara, 11,5% paham dan 8,5% tidak
tahun.13
Berdasarkan data Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (PPTM) Kemenkes RI, jumlah perempuan seluruh Indonesia umur 30-50
tahun adalah 36.761.000. Sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah
dilakukan oleh perempuan sebanyak 644.951 orang (1,75%) dengan penemuan
suspek benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk).
Terjadinya metastatis karsinoma belum dapat ditentukan secara pasti, namun para
ahli membuktikan bahwa ukuran tumor berkaitan dengan kejadian metastatis yaitu
semakin kecil tumor maka semakin kecil juga kejadian metastatisnya. Apabila
penyakit kanker payudara dapat dideteksi secara dini, maka proses pengobatan
lebih mudah dan murah serta peluang sembuh lebih besar dibandingkan kanker
payudara yang ditemukan pada stadium lanjut. 14
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nanik Widiawati (2009) yang
berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Tingkat Pengetahuan
Wanita Tentang Kanker Payudara Di Dukuh Ngambak Lipuro Bekonang
Sukoharjo” dengan jumlah responden sebanyak 61 orang didapatkan hasil bahwa
wanita dengan pendidikan formalnya tinggi, tingkat pengetahuan baik (19,7%),
cukup (4,9%), dan kurang (0). Untuk wanita dengan pendidikan formalnya
menengah, tingkat pengetahuan baik (36,1%), cukup (8,2%), dan kurang (0).
Universitas Sumatera Utara
4
Sedangkan wanita dengan pendidikan formalnya dasar, tingkat pengetahuan baik
(14,8%), cukup (11,5%), dan kurang (4,9%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan formal semakin tinggi tingkat
pengetahuannya tetapi tingkat keeratan hubungan bersifat lemah.15
Berdasarkan hasil penelitian Geethamalar, Fakultas Kedokteran USU
Medan tahun 2010 terbukti bahwa prevalensi kanker payudara pada wanita
berdasarkan usia dan jenis histopatologi, dilakukan penelitian di RSUP H.Adam
Malik Medan. Metode penelitian adalah penelitian deskriptif, setiap pasien yang
didiagnosis kanker payudara pada tahun 2009 dianalisa data sekunder berupa
umur, tipe histopatologi, lokasi kanker serta stadium. Seramai 146 orang pasien
kanker payudara dengan usia rata-rata 47,9 tahun, mulai 24-80 tahun telah
dianalisa. Prevalensi kelompok usia tertinggi mendapat kanker payudara adalah
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada
wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak kedua pada wanita
setelah kanker mulut rahim. Tingginya angka kematian akibat kanker payudara
disebabkan penderita kanker payudara datang ke pelayanan kesehatan dalam
stadium inoperabel atau stadium lanjut dan sukar disembuhkan, padahal
pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya gejala kanker secara dini dapat
dilakukan oleh diri sendiri sehingga dapat dilakukan sewaktu-waktu dan tanpa
biaya.1
Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat
kehamilan berlangsung dan setelah melahirkan, yakni sekitar 1 dari 3,000
kehamilan. Sekitar 3 persen dari seluruh kasus kanker payudara didapatkan pada
saat kehamilan. Rata-rata usia pasien yang didiagnosis kanker payudara karena
kehamilan adalah sekitar 32-38 tahun. Seiring perkembangan zaman, makin
banyak perempuan yang memutuskan untuk menunda mempunyai anak.2
Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia perempuan,
maka bisa terjadi peningkatan kasus di masa yang akan datang. Kanker payudara
umumnya terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun yang sudah
mengalami menopause. Sekitar 80 persen kasus kanker payudara terjadi pada
wanita berusia di atas 50 tahun. Berdasarkan info dari Globocan, International
Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, estimasi kanker payudara
adalah kanker dengan presentase kasus baru tertinggi (43,3%) dan presentase
kematian tertinggi (12,9%) pada perempuan di dunia.3
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi kanker
payudara di Indonesia mencapai 1,4 per 1000 pendduk atau sekitar 330,000
orang.. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2010, kanker
payudara adalah jenis kanker tertinggi pada pasien rawat jalan maupun rawat inap
mencapai 12,014 orang (28,7%).4
1
Universitas Sumatera Utara
2
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang sering ditemui dikalangan
wanita sedunia, meliputi 16% daripada semua jenis kanker yang diderita oleh
kaum wanita dan sebanyak 519,000 wanita dilaporkan mengalami kematian
akibatnya pada tahun 2004.5
Setiap tahun, lebih dari 1,15 juta kasus kanker payudara baru terdiagnosa
dikalangan wanita dan antaranya 0,41 juta wanita akan meninggal akibat kanker
ini. Lebih dari 50% insiden kanker payudara adalah di negara maju diantaranya
Eropa dan Amerika Utara dan insiden yang terendah adalah di Africa dan Asia.
Namun begitu yang perlu dikuwatirkan adalah terjadinya peningkatan insidens
pada negara yang dilaporkan sebelumnya dengan resiko yang rendah.6
Berdasarkan data American Cancer Society pada tahun 2013 di Amerika
Serikat terdapat sebanyak 232,340 kasus baru kanker payudara invasif dan 39,620
kematian akibat kanker payudara (American Cancer Society, 2013).7 Survei yang
dilakukan sekolah kedokteran Dunedin, Selandia Baru menyebutkan bahwa
skrining yang dilakukan pada wanita usia 50-69 tahun terbukti mengurangi angka
kematian akibat kanker payudara sebanyak 6-8 persen atau 20-34 pasien. Skrining
yang dilakukan pada usia lebih muda (mulai 45 tahun) diperkirakan mencegah 1-7
kematian pasien.8
Kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua tipe
kanker di Indonesia. Kanker serviks yang terbanyak, kanker payudara yang nomor
2 dan kanker nasofarinks nomor 3.9 Umur penderita kanker payudara yang
termuda adalah 20–29 tahun, yang tertua adalah 80–89 tahun, dan terbanyak 40–
49 tahun.10
Penyakit kanker di negara berkembang diperkirakan akan terjadi
peningkatan 99% pada tahun 2010. Sedangkan di negara maju, peningkatan
jumlah penderita diperkirakan hanya 38%. Di dunia, diperkirakan 7,6 juta orang
meninggal akibat kanker pada tahun 2005 dan 48 juta orang akan meninggal
hingga 10 tahun ke depan. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 6 di
Indonesia. Penderita kanker baru diperkirakan sekitar 100 orang untuk setiap
100,000 penduduk per tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
3
Di Asia, insidens berdasarkan Age Standardized Ratio (ASR) masih rendah
di kebanyakkan negara walaupun angka mencakupi lebih dari 50 per 100 000
penduduk (world standardized rate) di Manila, Philippines dan South Karachi,
Pakistan. 11 Menurut Park (2008), salah satu perkara yang harus diberi perhatian
adalah dimana penderita kanker payudara di negara-negara Asia relatif lebih
muda.12
Di Indonesia kurva angka kejadian meningkat pada usia di atas 30 tahun
dan yang paling tinggi pada kelompok usia 45-66 tahun. Berdasarkan data dari
SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di Indonesia pada tahun 2007, kejadian
kanker payudara sebesar 8,227 kasus (16,85%). Survei yang dilakukan Yayasan
Kesehatan Payudara Jakarta tahun 2005 menunjukkan 80% masyarakat tidak
mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara, 11,5% paham dan 8,5% tidak
tahun.13
Berdasarkan data Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (PPTM) Kemenkes RI, jumlah perempuan seluruh Indonesia umur 30-50
tahun adalah 36.761.000. Sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah
dilakukan oleh perempuan sebanyak 644.951 orang (1,75%) dengan penemuan
suspek benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk).
Terjadinya metastatis karsinoma belum dapat ditentukan secara pasti, namun para
ahli membuktikan bahwa ukuran tumor berkaitan dengan kejadian metastatis yaitu
semakin kecil tumor maka semakin kecil juga kejadian metastatisnya. Apabila
penyakit kanker payudara dapat dideteksi secara dini, maka proses pengobatan
lebih mudah dan murah serta peluang sembuh lebih besar dibandingkan kanker
payudara yang ditemukan pada stadium lanjut. 14
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nanik Widiawati (2009) yang
berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Tingkat Pengetahuan
Wanita Tentang Kanker Payudara Di Dukuh Ngambak Lipuro Bekonang
Sukoharjo” dengan jumlah responden sebanyak 61 orang didapatkan hasil bahwa
wanita dengan pendidikan formalnya tinggi, tingkat pengetahuan baik (19,7%),
cukup (4,9%), dan kurang (0). Untuk wanita dengan pendidikan formalnya
menengah, tingkat pengetahuan baik (36,1%), cukup (8,2%), dan kurang (0).
Universitas Sumatera Utara
4
Sedangkan wanita dengan pendidikan formalnya dasar, tingkat pengetahuan baik
(14,8%), cukup (11,5%), dan kurang (4,9%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan formal semakin tinggi tingkat
pengetahuannya tetapi tingkat keeratan hubungan bersifat lemah.15
Berdasarkan hasil penelitian Geethamalar, Fakultas Kedokteran USU
Medan tahun 2010 terbukti bahwa prevalensi kanker payudara pada wanita
berdasarkan usia dan jenis histopatologi, dilakukan penelitian di RSUP H.Adam
Malik Medan. Metode penelitian adalah penelitian deskriptif, setiap pasien yang
didiagnosis kanker payudara pada tahun 2009 dianalisa data sekunder berupa
umur, tipe histopatologi, lokasi kanker serta stadium. Seramai 146 orang pasien
kanker payudara dengan usia rata-rata 47,9 tahun, mulai 24-80 tahun telah
dianalisa. Prevalensi kelompok usia tertinggi mendapat kanker payudara adalah