Perilaku Wanita Usia Subur Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Di Klinik Pratama Rbg Rz, Medan Tahun 2016 Chapter III VI

BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independent

Variabel Dependent

Pengetahuan

Sikap

SADARI

Tindakan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional
3.2.1


Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek yang tertentu. Penginderaan manusia
terjadi melalui indera yang dimilikinya seperti: indera penglihatan, indera
pendengaran, indera penciuman, indera perasa, dan indera peraba. Pada saat
penginderaan menghasilkan pengetahuan yang banyak diperoleh intensitas
perhatian dan penerimaan sesuatu terhadap objek. Pengetahuan seseorang
terhadap sesuatu dapat berbeda dan berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan,
pengalaman, dan banyaknya informasi yang ada dilingkungannya.17
3.2.2

Sikap
Tidak ada definisi sikap yang baku, definisi yang diberikan para ahli

memliki perbedaan satu sama lain, namun esensisnya sama sahaja. Menurut
Schiffman sikap didefinisikan sebagai predisposi yang dipelajari (learned

17
Universitas Sumatera Utara


18

predisposition)

untuk

berrespon

terhadap

satu

obyek

menyenangkan atau tidak menyenangkan secara konsisten.

3.2.3

dalam


suasana

28

Tindakan
Tindakan bermaksud sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh sesorang

indvidu.

3.3 Skala Pengukuran
3.3.1

Umur
Umur adalah waktu hidup wanita usia subur penderita kanker payudara

sejak lahir sampai ulang tahun terakhir sesuai dengan observasi.
a. Cara ukur

: Wawancara


b. Alat ukur

: Kuesioner

c. Skala pengukuran : Numerik
d. Hasil ukur :
1) 20 tahun-25 tahun
2) 26 tahun-30 tahun
3) 31 tahun-35 tahun
4) 36 tahun-40 tahun
5) 41 tahun-45 tahun

3.3.2

Pendidikan
Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang diselesaikan

oleh penderita kanker payudara
a. Cara ukur


: Wawancara

b. Alat ukur

: Kuestioner

c. Skala pengukuran : Nominal
d. Hasil ukur

:

1) Pendidikan dasar

: SD, SMP

2) Pendidikan menengah

: SMA


3) Pendidikan tinggi

: D3, S1, S2

Universitas Sumatera Utara

19

3.3.3

Status Perkawinan
Status perkawinan adalah jumlah melahirkan penderita kanker payudara

sesuai dengan data observasi
a. Cara ukur

: Mencatat data observasi

b. Alat ukur


: Data observasi

c. Skala pengukuran : Nominal

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan crosssectional, dimana penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
wanita usia subur tetang deteksi dini kanker payudara tahun 2016 di Klinik
Pratama RBG RZ di Jalan Setia Budi, Medan. Pada penelitian ini, pengumpulan
data dilakukan secara simultan atau dalam satu waktu tertentu. (point time
approach).

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1

Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama Desember 2016 hingga bulan Januari

2017.
4.2.2

Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Klinik Pratama RBG RZ di Jl. Setia Budi, Medan.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari hasil kuesioner yang
diberikan kepada wanita usia subur di Klinik Pratama RBG RZ. Pertimbangan
pemilihan lokasi adalah karena Klinik Pratama RBG RZ merupakan klinik
rujukan penderita kanker payudara dari wilayah Provinsi Sumatera Utara .

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1

Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang

berkunjung di Klinik Pratama RBG RZ selama 13 Desember 2016 hingga 14

Desember 2016.
4.3.2

Sampel
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti sedangkan kriteria inklusi pada
penelitian adalah :

20
Universitas Sumatera Utara

21

a. Wanita yang berkunjung ke Klinik Pratama RBG RZ
b. Wanita yang dapat berkomunikasi, membaca dan menulis dengan benar
c. Wanita yang bersedia menjadi responden
d. Wanita yang berusia dari 20 tahun hingga 49 tahun
Kriteria Eklusi
a. Wanita nonkooperatif

b. Kuesioner yang tidak diisi lengkap oleh responden
4.3.3

Jumlah Sampel
Semua wanita usia subur yang berkunjung ke Klinik Pratama RBG RZ

pada 13 Disember 2016 hingga 14 Disember 2016.
4.3.4

Cara Sampling
Teknik sampling penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh populasi

yang memenuhi kriteria inklusi dijadikan sampel.

4.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa data primer karena
data diambil secara langsung dari wanita usia subur pada Klinik Pratama RBG RZ
selama Desember 2016 hingga Januari 2017 dengan menggunakan kuesioner.
4.4.1


Instrument Penelitian
Instrumen untuk penelitian ini ialah kuesioner (daftar pertanyaan), yang

dibahagikan secara langsung oleh peneliti kepada mahasiswa. Kuesioner ini
berdasarkan Perilaku Deteksi Dini kanker payudara pada Wanita Usia Subur di
Klinik Pratama RBG RZ.

4.5 Teknik Pengolahan dan Analisa data
4.5.1

Pengolahan data
Langkah-langkah dalam menganalisa data dalam penelitian ini adalah:

1. Editing
Yakni memeriksa data awal yang telah ada. Bertujuan untuk mengurangi
kesalahan atau kekurangan yang ada.
2. Koding

Universitas Sumatera Utara

22

Yakni memberikan kode pada masing-masing variabel penelitian untuk
memudahkan dalam analisis data.
3. Entry
Yakni memasukkan data dalam program komputer untuk dilakukan
pengolahan data sesuai dengan variabel yang sudah ada.
4. Tabulasi
Yakni mengelompokkan data hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian
kemudian menyusunnya ke dalam tabel unutuk mempermudah dalam
pembacaan hasil penelitian.
4.5.2

Analisa Data
Analisis data yang akan digunakan dalam Penelitian ini adalah Analisa

Univariat. Jenis analisis statistik yang akan digunakan adalah statistik deskriptif
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil yang diperoleh akan
dianalisis dengan cara perhitungan presentase.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.5 Hasil Penelitian
5.5.1

Deskripsi lokasi penelitian
Penelitian

ini

dilaksanakan

di

Klinik Pratama Rumah

Bersalin

Gratis(Rumah Zakat) yang berlokasi di Jalan Setia Budi NO. 46, Kelurahan
Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara,
Indonesia.
5.5.2

Deskripsi Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan pada 43 orang responden wanita usia subur yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data diperoleh dengan menggunakan
kuesioner kepada semua wanita usia subur yang berkunjung ke Klinik Pratama
RBG RZ Jalan Setia Budi, Medan. Karakteristik responden pada penelitian ini
adalah umur, pendidikan, status perkawinan, riwayat keluarga menderita kanker
payudara,

riwayat

responden

menderita

kanker

payudara,

dan

waktu

melaksanakan SADARI. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan data-data
sebagai berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Umur
No
1
2
3
4
5
6

Umur
40
Total

Frekuensi (n)
1
15
13
11
1
2
43

Persentase (%)
2.3
34.9
30.2
25.6
2.3
4.7
100.0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden paling banyak berumur
antara 20-25 tahun sebesar 15 responden (34.9%), responden paling kurang
berumur antara 5 kali
SADARI pada 7-14 sebelum
menstruasi
Teknik perabaan payudara
menggunakan 3 jari
SADARI dengan bantuan alat
bantu bantal kecil
Teknik posisi SADARI searah
putar jarum jam 12.00

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Ya

Tidak
%

Jumlah
f
%

f

%

f

26

60.5

17

39.5

43

100

21

48.8

22

51.2

43

100

14

32.6

29

67.4

43

100

35
25

81.4
58.1

8
18

18.6
41.9

43
43

100
100

17

39.5

26

60.5

43

100

19

44.2

24

55.8

43

100

16

37.2

27

62.8

43

100

25

58.1

18

41.9

43

100

11

25.6

32

74.4

43

100

22

51.2

21

48.8

43

100

Perilaku responden dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu: “Ya”
dan “Tidak”, dan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tindakan nomor 4 (Pada
saat saya memeriksa payudara sendiri, saya meraba sekeliling payudara
menggunakan jari-jari tangan dengan gerakan memutar mulai dari tepi luar
payudara sampai putting susu, dan vertikal) merupakan tindakan yang paling
banyak dibuat oleh responden yaitu sebanyak 35 responden (81.4). Tindakan yang
paling kurang dibuat oleh responden adalah tindakan nomor 10 (Saya melakukan
SADARI dengan bantuan alat bantu bantal kecil) yaitu sebanyak 32 responden
(74.4%).
Dari jawaban responden di atas maka dapat diketahui perilaku responden
berdasarkan tindakan pada tabel di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara

30

Tabel 5.12

No
1
2
3

Distribusi Tindakan Responden Klinik Pratama RBG RZ
Medan
Tindakan

Baik
Cukup
Kurang
Total

Frekuensi
7
8
28
43

Persentase (%)
16.3
18.6
65.1
100.0

Dari tabel diatas, dilihati jelas tindakan kebanyakan responden terhadap
SADARI adalah kurang yaitu sebesar 28 responden (65.1%). Manakala tindakan
responden yang baik terhadap SADARI adalah sekecil 7 responden (16.3%) saja.
5.5.4

Perilaku WUS tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di Klinik RBG
RZ Medan
Dari hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan

WUS tentang deteksi dini kanker payudara di Klinik RBG RZ maka diperoleh
katagori perilaku responden pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.13.

No
1
2
3

Perilaku WUS tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di
Klinik RBG RZ Medan
Perilaku

Baik
Cukup
Kurang
Total

Frekuensi
30
12
1
43

Persentase (%)
69.8
27.9
2.3
100.0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan tingkat pengetahuan,
sikap dan tindakan responden pada Klinik Pratama RBG RZ Medan responden
memiliki perilaku dalam katagori baik sebanyak 30 responden (69,8%), cukup
sebanyak 12 responden (27,9%) dan kurang baik hanya ada 1 responden (2,3%).

5.6 Tabulasi Silang
5.6.1

Tabulasi Silang Pengetahuan Responden berdasarkan Karakteristik
Dari jawaban responden berdasarkan tingkat pengetahuan pada tabel

dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara

31

Tabel 5.14

No
1

2

3

4

5

6

Tabulasi Silang
Karakteristik

Karakteristik Responden
Umur
a. 40 tahun
Pendidikan
a. Pendidikan Dasar (SD,
SMP)
b. Pendidikan Menengah
(SMA, SMK)
c. Pendidikan Tinggi (D1,
D3, S1, S2)
Status Perkawinan
a. Menikah
b. Belum Menikah
Riwayat keluarga
menderita kanker payudara
a. Ada
b. Tidak ada
Riwayat responden
menderita kanker payudara
a. Benjolan/ Tumor
b. Tidak ada
Waktu melakukan
SADARI
a. Setiap 1 bulan sesudah
menstruasi
b. Setiap 1 bulan sebelum
menstruasi
c. Setiap 1 bulan saat
menstruasi
d. Tidak Tentu
e. Belum pernah

Pengetahuan

Responden

berdasarkan

Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
f
%
f
%
f
%

Jumlah
f

%

0
5
4
3
0
0

0.0
11.6
9.3
7.0
0.0
0.0

0
7
1
4
1
2

0.0
16.3
2.3
9.3
2.3
4.7

1
3
8
4
0
0

2.3 1 2.3
7.0 15 34.9
18.6 13 30.2
9.3 11 25.6
0.0 1 2.3
0.0 2 4.7

2

4.7

4

9.3

7

16.3 13 30.2

6

14.0

7

16.3

7

16.3 20 46.5

4

9.3

4

9.3

2

4.7

10 23.3

12 27.9 13 30.2
0 0.0 2 4.7

14 32.6 39 90.7
2 4.7 4 9.3

1 2.3 3 7.0
11 25.6 12 27.9

0 0.0 4 9.3
16 37.2 39 90.7

2 4.7 1 2.3
10 23.3 14 32.6

0 0.0 3 7.0
16 37.2 40 93.0

2

4.7

6

14.0

2

4.7

10 23.3

1

2.3

1

2.3

3

7.0

5

11.6

2

4.7

0

0.0

1

2.3

3

7.0

4
3

9.3
7.0

5
3

11.6
7.0

5
5

11.6 14 32.6
11.6 11 25.6

Universitas Sumatera Utara

32

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden berumur 26-30 tahun
memiliki tingkat pengetahuan kurang baik yaitu sebesar 8 responden (18,6%),
responden dengan tingkat pendidikan dasar memiliki tingkat pengetahuan kurang
baik yaitu sebesar 7 responden (16,3%) dan tingkat pendidikan menengah
memiliki pengetahuan cukup baik dan kurang baik masing-masing sebesar 7
responden (16,3%), responden dengan status perkawinan menikah memiliki
pengetahuan kurang baik sebesar 14 responden (32,6%), riwayat keluarga
responden menderita kanker payudara memiliki pengetahuan kurang baik sebesar
16 responden (37,2%), tidak ada riwayat responden menderita kanker payudara
memiliki pengetahuan kurang sebesar 16 responden (37,2%), dan waktu
melakukan SADARI setiap 1 bulan sesudah menstruasi memiliki pengetahuan
yang cukup sebesar 6 responden (14%).

5.6.2

Tabulasi Silang Sikap Responden berdasarkan Karakteristik
Dari jawaban responden berdasarkan tingkat pengetahuan pada tabel

dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara

33

Tabel 5.15

No
1

2

3

4

5

6

Tabulasi Silang Sikap Responden berdasarkan Karakteristik

Karakteristik Responden
Umur
a. 40 tahun
Pendidikan
a. Pendidikan Dasar (SD,
SMP)
b. Pendidikan Menengah
(SMA, SMK)
c. Pendidikan Tinggi (D1,
D3, S1, S2)
Status Perkawinan
a. Menikah
b. Belum Menikah
Riwayat keluarga
menderita kanker payudara
a. Ada
b. Tidak ada
Riwayat responden
menderita kanker payudara
a. Benjolan/Tumor
b. Tidak ada
Waktu melakukan
SADARI
a. Setiap 1 bulan sesudah
menstruasi
b. Setiap 1 bulan sebelum
menstruasi
c. Setiap 1 bulan saat
menstruasi
d. Tidak Tentu
e. Belum pernah

Baik
f
%

Sikap
Cukup
f
%

Kurang
f
%

1
7
5
4
1
2

2.3
16.3
11.6
9.3
2.3
4.7

0
8
8
6
0
0

0.0
18.6
18.6
14.0
0.0
0.0

0
0
0
1
0
0

0.0
0.0
0.0
2.3
0.0
0.0

1 2.3
15 34.9
13 30.2
11 25.6
1 2.3
2 4.7

7

16.3

6

14.0

0

0.0

13 30.2

6

14.0 13 30.2

1

2.3

20 46.5

7

16.3

7.0

0

0.0

10 23.3

19 44.2 19 44.2
1 2.3 3 7.0

1
0

2.3
0.0

39 90.7
4 9.3

3 7.0 1 2.3
17 39.5 21 48.8

0
1

0.0
2.3

4 9.3
39 90.7

3 7.0 0 0.0
17 39.5 22 51.2

0
1

0.0
2.3

3 7.0
40 93.0

7

16.3

3

7.0

0

2.3

10 23.3

2

4.7

3

7.0

0

2.3

5

11.6

3

7.0

0

2.3

0

2.3

3

7.0

5
3

11.6
7.0

9
7

20.9
16.3

0
1

0.0
2.3

14 32.6
11 25.6

3

Jumlah
f

%

Universitas Sumatera Utara

34

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden umur 26-30 tahun dan
umur 20-25 tahun memiliki sikap cukup baik yaitu masing-masing sebesar 8
responden (18,6%), responden dengan tingkat pendidikan menengah memiliki
sikap cukup sebesar 13 responden (30,2%), responden dengan status perkawinan
menikah memiliki sikap cukup baik dan kurang baik yaitu sebesar 19 responden
(44,2%), tidak ada riwayat keluarga responden menderita kanker payudara
memiliki sikap cukup baik sebesar 21 responden (48,8%), tidak ada riwayat
responden menderita kanker payudara memiliki sikap cukup baik sebesar 22
responden (51,2%) dan waktu melakukan SADARI tidak tentu sebesar 9
responden (20,9%).

5.6.3

Tabulasi Silang Tindakan Responden berdasarkan Karakteristik
Dari jawaban responden berdasarkan tingkat pengetahuan pada tabel

dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara

35

Tabel 5.16

No
1

2

3

4

5

6

Tabulasi
Silang
Karakteristik

Karakteristik Responden
Umur
a. 40 tahun
Pendidikan
a. Pendidikan Dasar (SD,
SMP)
b. Pendidikan Menengah
(SMA, SMK)
c. Pendidikan Tinggi (D1,
D3, S1, S2)
Status Perkawinan
a. Menikah
b. Belum Menikah
Riwayat
keluarga
menderita kanker payudara
a. Ada
b. Tidak ada
Riwayat responden
menderita kanker payudara
a. Benjolan/ Tumor
b. Tidak ada
Waktu melakukan
SADARI
a. Setiap 1 bulan sesudah
menstruasi
b. Setiap 1 bulan sebelum
menstruasi
c. Setiap 1 bulan saat
menstruasi
d. Tidak Tentu
e. Belum pernah

Tindakan

Baik
f
%

Responden

berdasarkan

Tindakan
Cukup
Kurang
f
%
f
%

Jumlah
f

%

0
6
1
0
0
0

0.0
14.0
2.3
0.0
0.0
0.0

1
1
2
4
0
0

2.3
2.3
4.7
9.3
0.0
0.0

0 0.0 1 2.3
8 18.6 15 34.9
10 23.3 13 30.2
7 16.3 11 25.6
1 2.3 1 2.3
2 4.7 2 4.7

4

9.3

1

2.3

8

3

7.0

2

4.7

15 34.9 20 46.5

0

0.0

5

11.6

5

6
1

14.0
2.3

8
0

18.6
0.0

25 58.1 39 90.7
3 7.0 4 9.3

0
7

0.0
16.3

1
7

2.3
16.3

3 7.0 4 9.3
25 58.1 39 90.7

1
6

2.3
14.0

1
7

2.3
16.3

1 2.3 3 7.0
27 62.8 40 93.0

3

7.0

2

4.7

5

11.6 10 23.3

0

0.0

0

0.0

5

11.6

5

11.6

0

0.0

3

7.0

0

0.0

3

7.0

2
2

4.7
4.7

3
0

7.0

9
9

20.9 14 32.6
20.9 11 25.6

18.6 13 30.2

11.6 10 23.3

Universitas Sumatera Utara

36

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden umur 26-30 tahun
memiliki tindakan kurang baik yaitu sebesar 10 responden (23,3%), responden
dengan tingkat pendidikan menengah memiliki tindakan kurang baik sebesar 15
responden (34,9%), responden dengan status perkawinan menikah memiliki
tindakan kurang baik sebesar 25 responden (58,1%), tidak ada riwayat keluarga
responden menderita kanker payudara memiliki tindakan kurang baik sebesar 25
responden (58,1%), tidak ada riwayat responden menderita kanker payudara
memiliki tindakan kurang baik sebesar 27 responden (62,8%) dan waktu
melakukan SADARI adalah tidak tentu dan belum pernah memiliki tindakan
kurang baik masing-masing sebesar 9 responden (20,9%).

5.7 Perilaku WUS terhadap Deteksi Dini Kanker Payudara di Klinik RBG
RZ Medan
Hasil penelitian berdasarkan tabulasi data perilaku WUS terhadap tingkat
pengetahuan, sikap, dan tindakan responden terhadap deteksi dini kanker
payudara di Klinik RBG RZ Medan adalah sebagai berikut maka dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.17

No
1

2

3

Tabulasi Silang Perilaku WUS terhadap Deteksi Dini Kanker
Payudara di Klinik RBG RZ Medan

Variabel
Pengetahuan
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
Sikap
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
Tindakan
a. Baik
b. Cukup
d. Kurang

Perilaku
Cukup
f
%

Kurang
f
%

2
3
7

4.7
7.0
16.3

0
0
1

20 46.5 0 0.0
10 23.3 12 27.9
0 0.0 0 0.0
6 14.0
8 18.6
16 37.2

Baik
f
%
10 23.3
12 27.9
8 18,6

1
0
11

2.3
0.0
25.6

Jumlah
f

%

0.0
0.0
2.3

12
15
16

27.9
34.9
37.2

0
0
1

0.0
0.0
2.3

20
22
1

46.5
51.2
2.3

0
0
1

0.0
0.0
2.3

7
8
28

16.3
18.6
65.1

PValue

0,245

0,000

0,166

Universitas Sumatera Utara

37

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa perilaku wus tentang deteksi dini
kanker payudara berdasarkan tingkat pengetahuan menunjukkan pengetahuan
cukup dengan perilaku baik yaitu sebanyak 12 responden (27,9%), responden
dengan sikap baik menunjukkan perilaku baik yaitu sebanyak 20 responden
(46,5%) dan responden dengan tindakan kurang menunjukkan perilaku baik yaitu
sebanyak 16 responden (37,2%).
Hasil uji statistik perilaku WUS tentang deteksi dini kanker payudara pada
Klinik Pratama RBG RZ Medan menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap
responden terhadap perilaku WUS tentang deteksi dini kanker payudara di Klinik
Pratama RBG RZ Medan tetapi tidak ada hubungan antara pengetahuan dan
tindakan responden terhadap perilaku WUS tentang deteksi dini kanker payudara
di Klinik Pratama RBG RZ Medan.

5.8 Pembahasan
Dari hasil penelitian berdasarkan perilaku deteksi dini wanita usia subur
tentang kanker payudara di Klinik Pratma RGB RZ, Jalan Setia Budi, Medan
diperoleh karakteristik responden, pengetahuan, sikap dan tindakan sebagai
berikut:
5.8.1

Karakteristik Responden

5.8.1.1 Umur
Dari hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menunjukkan
bahwa sebagian besar responden berumur antara 20-25 tahun. Pada dasarnya usia
mempengaruhi terhadap pemahaman dan pola pikir seseorang. Semakin cukup
umur seseorang, tingkat kematangan dan keteguhan seseorang akan semakin lebih
matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang
yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada yang masih dibawah
kedewasaannya. Hal ini sebagai sesuatu yang merupakan akhir dari pengalaman
dan kematangan jiwa. Namun dalam penelitian ini responden yang berumur lebih
(26-30 tahun), pengetahuan mereka masih kurang terhadap SADARI. Hal ini
dikarenakan perbedaan pola pikir mereka dalam menerima informasi.17

Universitas Sumatera Utara

38

Menurut Endang Purwoastuti (2008), penyebab kanker payudara sampai
saat ini belum diketahui secara pasti namun faktor-faktor resiko tinggi munculnya
penyakit ini antara lain, wanita berusia diatas 40 tahun yang tidak memiliki anak,
wanita yang mempunyai anak pertama di atas usia 35 tahun, wanita yang
mengalami menstruasi pada usia lebih dini, wanita yang mengalami trauma
berulang kali, wanita yang mendapat obat hormonal dalam jangka waktu lama,
dan wanita yang mempunyai sejarah keluarga penderita kanker payudara. Hasil
penelitiannya menunjukkan sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia di atas
60 tahun. Risiko terbesar ditemukan pada wanita berusia di atas 75 tahun.19
5.8.1.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah pendidikan
menengah (SMA/SMK) yaitu sebanyak 20 responden (46.5%). Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian Anisa (2015) yang menyatakan bahwa sebesar 45,6%
responden di wilayah kerja Puskesmas Nusukan Surakarta memiliki tingkat
pendidikan hanya sampai SMA. 42
Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap penerimaan informasi, karena
tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
mudah pula mereka menerima informasi. Sebaliknya jika seseorang memiliki
tingkat pendidikan yang rendah maka akan menghambat perkembangan seseorang
terhadap penerimaaan informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
Kemudahan untuk memperoleh informasi sendiri juga dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru.
5.8.1.3 Status Perkawinan
Deteksi dini kanker payudara berdasarkan status perkawinan lebih banyak
dilakukan oleh WUS yang sudah menikah yaitu sebanyak 39 responden (90.7%).
Hal ini sesuai dengan penelitian Silvia (2012) sebanyak 90,9% responden pada
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta adalah sudah
menikah.43
Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon
estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak, sehingga
kecendrungannya lebih tinggi untuk terkena tumor payudara. Tapi, pada Ibu yang

Universitas Sumatera Utara

39

menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena semakin
lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara, saat
menyusui terdapat perubahan hormonal salah satunya yaitu penurunan esterogen.
Kemudian wanita yang infertil lebih tinggi kemungkinan mendapat tumor
payudara dari pada wanita yang fertil. Ini terjadi menurut beberapa penyelidik,
karena waktu hamil tidak ada ovulasi. Penekanan ovulasi inilah yang dianggap
mempunyai hubungan dengan rendahnya kejadian tumor payudara.44
5.8.1.4 Riwayat Keluarga Menderita Kanker Payudara
Dari hasil penelitian pada Tabel 5.4 kebanyakan responden tidak
mempunyai riwayat keluarga menderita kanker yaitu sebanyak 39 responden
(90.7%). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Elisabet
(2012) dalam penelitiannya, dari 82 responden sebanyak 46 orang (56,1%)
memiliki riwayat keturunan terjadinya kanker payudara.45
Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian yang menyatakan bahwa ibu
yang menderita kanker payudara mempunyai risiko terjadinya kanker payudara
lebih tinggi dibandingkan dengan ibu tanpa riwayat keluarga dengan kanker
payudara. Hal ini terjadi karena kelainan gen pada ibu yang diwariskan atau
diturunkan pada anaknya perempuan.
5.8.1.5 Riwayat Responden Menderita Kanker Payudara
Dari hasil penelitian pada Tabel 5.5 Sebagian besar responden tidak
memiliki riwayat kanker sebanyak 40 responden (93%) sedangkan responden
yang memiliki riwayat kanker payudara seperti benjolan atau tumor ada 3
responden (7%). Kanker payudara adalah penyakit neoplasma yang bersifat ganas
dimana sel payudara mengalami proliferasi, diferensiasi abnormal dan tumbuh
secara autonom yang menyebabkan infiltrasi ke jaringan sekitar diambil merusak
serta menyebar ke bagian tubuh yang lain.46
Kanker adalah kondisi kelainan pada jaringan organ tubuh berupa
tumbuhnya sel-sel abnormal secara cepat, dan akhirnya mengganggu kinerja selsel normal. Sel yang mengalami abnormalitas ini bisa jadi sel organ dalam, sel
jaringan otot, sel tulang, sel otak, bahkan sel darah. Tidak ada satu sel pun di
dalam tubuh yang tidak memiliki kemungkinan terserang kanker. Bahkan yang

Universitas Sumatera Utara

40

lebih mengerikan sel yang sudah mengalami penyimpangan atau disebut sel
kanker, dapat berpindah tempat mengikuti aliran darah dan cairan limfa. Sehingga
banyak kasus kanker yang menyerang di berbagai tempat di tubuh manusia,
bahkan berpindah tempat dalam waktu singkat.47
5.8.1.6 Waktu melakukan SADARI
Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6 diketahui bahwa sebagian besar
responden tidak tentu dalam melakukan SADARI yaitu sebesar 14 responden
(32.6%.).
Menurut Diananda (2007) SADARI adalah periksa payudara sendiri yang
dilakukan secara rutin setiap bulan setelah menstruasi. Sedangkan menurut
Manuaba (1999) SADARI adalah upaya untuk menetapkan adanya tumor atau
tidak dalam payudara yang dilakukan dengan peradabaan. Waktu terbaik untuk
memeriksa payudara sendiri yaitu setelah periode menstruasi atau pada hari ke 710 setelah hari pertama menstruasi. Jika periode menstruasi tidak teratur atau
kadang-kadang dalam sebulan tidak terjadi, dapat dilakukan pada hari yang sama
pada setiap bulan. Untuk wanita yang sudah mengalami menopause dilakukan
secara rutin setiap bulan.26

5.8.2

Distribusi Frekuensi antara Karakteristik Responden terhadap
Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

5.8.2.1 Perilaku WUS tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di Klinik
Pratama RBG RZ Medan berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Dari tabel 5.17 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan
pengetahuan cukup mempunyai perilaku yang baik terhadap SADARI yaitu
sebanyak 12 responden (27,9%). Hal ini dibuktikan dari jawaban responden yang
sebagian besar mengetahui bahwa gaya hidup seperti makanan dan pola hidup
merupakan faktor yang paling memengaruhi seseorang untuk terkena kanker
payudara, tanda yang mungkin muncul pada stadium dini merupakan terabanya
benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri, dan usia untuk melakukan
SADARI adalah 20-30 tahun, serta sebelum menderita kanker payudara penting
untuk melakukan SADARI, tetapi masih ada responden yang tidak mengetahui

Universitas Sumatera Utara

41

cara melakukan SADARI adalah posisi pundak tegak dan kedua tangan di
pinggang dan SADARI dilakukan sebulan sekali dengan rutin setelah menstruasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dwi (2008) dengan
menggunakan uji statistik analisis bivariat diketahui responden Kelurahan
Kalangan Kecamatan Pedan Klaten memiliki perilaku baik sebanyak 36
responden (48,0%).48
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan respon seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan yang bersifat terselubung dalam bentuk pasif.
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan terjadi setelah seseorang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek. Pengindraan terjadi melalui panca indera yaitu
: penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Namun, sebagian besar
pengetahuan seseorang didapat melalui panca indera mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang.49
Banyaknya responden di Klinik Pratama RBG RZ yang memiliki tingkat
pengetahuan baik terhadap perilaku deteksi dini kanker payudara yaitu sebagian
besar responden sudah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terkena
kanker payudara, responden mengerti gejala-gejala kanker payudara, kapan waktu
penting untuk melakukan sadari, dan usia responden untuk melakukan SADARI
serta responden mengerti bagaimana caranya melakukan deteksi dini yang efektif
dan mudah.
Pengindraan yang baik juga akan meningkatkan pemahaman terhadap
suatu objek atau informasi. Memahami diartikan suatu sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar-benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan informasi tersebut secara benar. Maka dari itu meskipun
sebagian responden pernah mendapat informasi tentang SADARI tetapi responden
tersebut tidak melakukan pengindraan dengan baik, hal ini mengakibatkan
pemahaman responden yang kurang baik sehingga mempengaruhi pengetahuan
mereka.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang diperoleh Yenny (2009)
dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan responden

Universitas Sumatera Utara

42

tentang kanker payudara dan SADARI adalah tinggi sebanyak 54 orang (68,4%).
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa dengan tingkat pendidikan tinggi yaitu
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2008 dengan
jumlah sampel sebanyak 90 orang.
Hasil uji statistik menunjukkan p-value sebesar 0,245, artinya tidak ada
hubungan tingkat pengetahuan responden terhadap perilaku wus tentang deteksi
dini kanker payudara di Klinik Pratama RBG RZ Medan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anisa (2015) yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan tingkat pengetahuan deteksi dini kanker
payudara metode SADARI dengan perilaku melakukan SADARI pada masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Nusukan Surakarta.43 Juga didukung penelitian
Tutyan (2013) dengan hasil uji Chi-Square menyimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang kanker payudara
dengan sikap deteksi ini kanker payudara pada wanita pasangan usia subur di
Desa Dawung, Kebakkramat, Karanganyar.50
Menurut pendapat Yusniar (2016) pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan
bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan
rendah pula. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.34
5.8.2.2 Perilaku Wanita Usia Subur tentang Deteksi Dini Kanker Payudara
di Klinik Pratama RBG RZ berdasarkan Sikap
Dari hasil penelitian pada tabel 5.17 mengenai perilaku wanita usia subur
tentang deteksi dini kanker payudara di Klinik Pratama RBG RZ sebagian besar

Universitas Sumatera Utara

43

responden dengan sikap baik memiliki perilaku yang baik tentang SADARI yaitu
sebesar 20 responden (46,5%).
Hal penelitian ini diperoleh berdasarkan jawaban responden sebagian
besar menyatakan bahwa sebagai seorang wanita dewasa saya harus selalu
waspada terhadap kanker payudara, responden sudah mengerti SADARI secara
berurutan dilakukan sesuai dengan tahapannya dan dilakukan sehabis mandi
didepan kaca pada hari 5-10 dari siklus haid hari pertama, perilaku ini diikuti oleh
seorang teman dalam melakukan SADARI, dan keluarga adalah pusat informasi
untuk memperoleh perilaku mengenai SADARI serta melakukan SADARI setiap
sebulan secara kontiniu.
Hasil uji statistik menunjukkan p-value sebesar 0,000, artinya ada
hubungan sikap responden terhadap perilaku wus tentang deteksi dini kanker
payudara di Klinik Pratama RBG RZ Medan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian hasil uji statistik yang
dilakukan oleh Tutyan (2013) bahwa berdasarkan uji Chi-Square ada hubungan
yang signifikan antara sikap deteksi dini kanker payudara dengan perilaku deteksi
ini kanker payudara pada wanita pasangan usia subur di Desa Dawung,
Kebakkramat, Karanganyar. Semakin baik sikap yang dimiliki seseorang maka
cenderung baik perilakunya yang dimilikinya. 50
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap
belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap obyek.38
5.8.2.3 Perilaku Wanita Usia Subur tentang Deteksi Dini Kanker Payudara
di Klinik Pratama RBG RZ berdasarkan Tindakan
Dari hasil penelitian pada tabel 5.17 mengenai perilaku wanita usia subur
tentang deteksi dini kanker payudara di Klinik Pratama RBG RZ berdasarkan

Universitas Sumatera Utara

44

tindakan menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan tindakan kurang
baik memiliki perilaku baik terhadap SADARI yaitu sebanyak 16 responden
(37,2%). Hal ini dikarenakan responden sudah mengetahui teknik melakukan
SADARI secara benar yaitu dengan meraba sekeliling payudara, melakukan
SADARI dengan posisi duduk di depan cermin, tidak menekan putting susu, dan
teknik perabaan payudara menggunakan 3 jari, tetapi masih ada responden yang
belum mengerti bahwasannya SADARI dilakukan dengan menggunakan bantuan
alat bantu bantal kecil, meletakkan kedua tangan di pinggang sambil menekan
bahu, SADARI dilakukan pada 7-14 sebelum menstruasi, dan sadari dilakukan
meraba payudara dengan posisi kedua tangan dibelakang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dellya (2013) yang
menyatakan hampir seluruh responden sebanyak 78,8% mempunyai tindakan
kurang terhadap SADARI pada masyarakat di Dusun Kanigoro Desa Puton
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
Kurangnya tindakan responden dalam melakukan SADARI terhadap
deteksi dini kanker payudara dikarenakan responden sebagian besar tidak tentu
dalam melakukan SADARI. Terkadang satu bulan sebelum atau sesudah
menstruasi, setiap bulan saat menstruasi, malah ada responden yang tidak pernah
sama sekali melakukan SADARI. Sehingga dapat disimpulkan dari penelitian ini
bahwa antara faktor pengetahuan dan sikap sangat berpengaruh terhadap tindakan
atau perilaku seseorang. Hal ini juga yang mempengaruhi perilaku WUS yang
kurang dalam melakukan SADARI di Klinik RBG RZ Jl.Setia Budi Medan,
padahal SADARI sendiri merupakan suatu deteksi dini yang sangat penting
dilakukan agar penderita kanker payudara bisa terdeteksi lebih awal, karena 85%
SADARI efektif mendeteksi kanker payudara yang ditemukan oleh penderitanya
sendiri.
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu usaha agar perilaku yang kurang
tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya. Beberapa hal yang bisa mengubah
perilaku tersebut adalah dengan cara memberikan pendidikan kesehatan yang bisa
dilakukan melalui penyuluhan. Adanya kesadaran WUS serta pengaruh dari
lingkungan sekitar juga dapat mengubah perilaku WUS terhadap SADARI.

Universitas Sumatera Utara

45

Namun perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini
didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku
tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran, maka tidak akan berlangsung lama.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nisa (2011)
yang menyatakan bahwa tindakan karyawati pada Kantor Dinas Pendidikan
Sumatera Utara mengenai metode SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara
adalah kurang baik yaitu sebesar 68.1%. Penelitian ini dilakukan terhadap 113
orang sampel dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Sampai
saat ini, kanker masih merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat di seluruh
negara, terutama di negara yang sedang berkembang. Salah satu jenis kanker yang
mengkhawartikan wanita adalah kanker payudara karena insiden kanker payudara
sangat tinggi di Indonesia. Dari data yang didapatkan dari Departemen Kesehatan
RI tahun 2008 dinyatakan estimasi insiden kanker payudara di Indonesia
mencapai 26 per 100.000 wanita. Disamping itu, penemuan dini kanker payudara
sudah dapat dilakukan dengan metode SADARI dengan benar.39
Penelitian ini didukung oleh penelitian Siti (2010) mengenai Gambaran
Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010. Berdasarkan hasil
penelitiannya

diperoleh

bahwa

tindakan

SADARI

mahasisiwi

Fakultas

Kedokteran USU angkatan 2010 dalam kategori kurang (total skor 0,05.

6.2 Saran
Berdasarkan penelitian tentang tingkat pengetahuan wanita usia subur
tentang kanker payudara maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:
7. Bagi Petugas Kesehatan Penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan
perilaku ibu dalam deteksi dini kanker payudara di Wilayah kerja Klinik
Pratama RGB RZ, Jalan Setia Budi, Medan. Hasil tersebut dapat menjadi

47
Universitas Sumatera Utara

48

masukan bagi petugas kesehatan di Klinik Pratama RBG RZ untuk
meningkatkan sikap wanita usia subur tentang pentingnya deteksi dini kanker
payudara. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
intesitas penyuluhan-penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang deteksi
dini kanker payudara.
8. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Institusi pendidikan keperawatan
hendaknya membekali mahasiswanya dengan kemampuan untuk melakukan
sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat, khususnya tentang pentingnya
deteksi dini kanker payudara bagi wanita usia subur. Institusi pendidikan
pendidikan

keperawatan

dalam

implementasi

pelaksanaan

kegiatan

pengabdian masyarakat, hendaknya mengarahkan siswanya untuk memberikan
penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat tentang deteksi dini kanker
payudara.
9. Bagi wanita usia subur hendaknya meluangkan waktunya untuk melakukan
deteksi dini kanker payudara. Peningkatan perilaku deteksi dini kanker
payudara diharapkan mampu menurunkan resiko terjadinya kanker payudara
pada wanita usia subur.
10. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk dikembangkan
pada penelitian yang lebih luas, yaitu dengan menambah faktor-faktor lain
yang mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker payudara, sehingga diketahui
faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi perilaku deteksi dini
kanker payudara pada wanita usia subur.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjidi, I., dan Hartanto, A., 2009. Kanker Payudara. Dalam : Deteksi dan
Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta : Sagung Seto, 51-91
2. Febiliawanti, 2010, Kanker Payudara Saat Kehamilan, Kenali Risikonya,
kompas.com. diunduh 26 Desember 2016.
3. Infodatin, Pusat Data dan Informasi Kementerian RI, 2015, Situasi Penyakit
Kanker.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Hilangkan Mitos Tentang
Kanker. Jakarta: Departemen Kesehatan
5. World Health Organization. The Global Burden of Disease: 2004 update.
Geneva: WHO Library Cataloguing-in-Publication Data; 2008
6. Saxena, S., et al. 2004. Global Disparities in The Epilepsy Treatment Gap: a
systematic review. Bulletin of the World Health Organization;88:260-266.
7. American Cancer Society, 2013. Breast Cancer Facts and Figures 2013-2014.
http://www.cancer.org
8. Sindo, 2008, Waspada Pendarahan Jelang Menopause, diakses dari
http//lifestyle. okezone.com/read/2016.
9. Manuaba, I.B.G., 2009. Pemeriksaan Pap Smear. In: Rusmi & Sari, L., eds.
Dasar-Dasar Teknik Operasi Gin