Prof. Dr. Arief Rachman M.Pd Pembentukan Karakter Peserta Didik yang Peduli Lingkungan Hidup UI Salemba 20Sept17

Pembentukan Karakter
Peserta Didik yang
Peduli Lingkungan
Hidup
Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk
UNESCO
Guru Besar Universitas Negeri Jakarta

1

Definisi Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara

(UU Sisdiknas pasal 1 ayat 1)
2

Sukses Pendidikan
Pendidikan yang sukses adalah
pendidikan yang mampu
mengantarkan pelajar menjadi:
1.
2.
3.
4.
5.

Bertaqwa
Berkepribadian matang
Berilmu mutakhir dan berprestasi
Mempunyai rasa kebangsaan
Berwawasan global

3


Sumber Karakter
1.
2.
3.
4.

Agama
Falsafah Bangsa
Kebudayaan
NKRI, UUD’45 & Bhineka
Tunggal Ika

4

Proses pembelajaran
menurut
PP No. 19 Tahun 2005



Proses pembelajaran diselenggarakan
sedemikian rupa sehingga terasa hidup,
memotivasi, interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan
memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
peserta didik sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta
psikologisnya.



Dalam proses pembelajaran, pendidik
memberikan keteladanan.
5










Karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian,
budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, watak (Pusat Bahasa Dekdiknas)
Karakter merupakan sifatsifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Karakter merupakan sikap dan kebiasaan seseorang
yang memungkinkan dan mempermudah tindakan
moral (Jack Corley dan Thomas Phillip)
Karakter adalah paduan dari segala tabiat manusia
yang bersifat tetap, sehigga menjadi tanda yang
khusus untuk membedakan orang yang satu dengan
yang lain (Griek)
6

Sumber Kemdiknas 2010


7

Definisi Pendidikan
Lingkungan Hidup
Suatu proses untuk membangun populasi manusia
di dunia yang sadar dan peduli terhadap
lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah
yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang
memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk
bekerja sama , baik secara individu maupun secara
kolektif , untuk dapat memecahkan berbagai
masalah lingkungan saat ini, dan mencegah
timbulnya masalah baru.
(UNESCO, Deklarasi Tbilisi, 1977)
8

Tujuan Pendidikan
Lingkungan Hidup

Mendorong dan memberikan kesempatan
kepada masyarakat memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
pada akhirnya dapat menumbuhkan
kepedulian, komitmen untuk melindungi,
memperbaiki serta memanfaatkan lingkungan
hidup secara bijaksana, turut menciptakan
pola perilaku baru yang bersahabat dengan
lingkungan hidup, mengembangkan etika
lingkungan hidup dan memperbaiki kualitas
hidup.
9

Manfaat Pendidikan
Lingkungan Hidup
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.

Meningkatkan keberhasilan dalam menciptakan
lingkungan yang baik
Memberikan wawasan berpikir yang luas
Memberikan kemampuan dalam mengatasi situasi
sehari-hari
Memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuannya
Memberi kemampuan mengatasi permasalahan pribadi
Meningkatkan rasa toleransi, kebersamaan, dan
menghargai orang lain
Meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri
dan orang lain.

10

Landasan Kebijakan
Pendidikan Lingkungan
Hidup








UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
UU No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Nasional;
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
Keputusan Bersama Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup dan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 1991 dan Nomor 38 Tahun 1991; tentang
Peningkatan Pemasyarakatan Kependudukan dan

Lingkungan Hidup Melalui Jalur Agama.
11

Landasan Kebijakan Pendidikan
Lingkungan Hidup (lanjutan)








Piagam Kerja Sama Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan dengan Menteri Dalam Negeri
Nomor 05/MENLH/8/1998 dan Nomor 119/1922/SJ tentang Kegiatan
Akademik dan Non Akademik di Bidang Lingkungan Hidup;
Memorandum Bersama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dengan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 0142/U/1996
dan Nomor KEP:89/MENLH/5/1996 tentang Pembinaan dan

Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup;
Naskah Kerja Sama antara Pusat Pengembangan Penataran Guru
Teknologi Malang sebagai Pusat Pengembangan Pendidikan Lingkungan
Hidup Nasional untuk Sekolah Menengah Kejuruan dan Direktorat
Pengembangan Kelembagaan/Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 218/C19/TT/1996 dan
Nomor B-1648/I/06/96 tentang Pengembangan Pendidikan Lingkungan
Hidup pada Sekolah Menengah Kejuruan.
Komitmen-komitmen Internasional yang berkaitan dengan pendidikan
lingkungan hidup.

12

Prinsip Pendidikan
Lingkungan Hidup
1.

2.

3.


4.

Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas —
alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial (ekonomi,
politik, kultural, historis, moral, estetika);
Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus
dan sepanjang hidup, dimulai pada zaman pra sekolah, dan
berlanjut ke tahap pendidikan formal maupun non formal;
Mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisipliner, dengan
menarik/mengambil isi atau ciri spesifik dari masing-masing
disiplin ilmu sehingga memungkinkan suatu pendekatan yang
holistik dan perspektif yang seimbang.
Meneliti (examine) issue lingkungan yang utama dari sudut
pandang lokal, nasional, regional dan internasional, sehingga
siswa dapat menerima insight mengenai kondisi lingkungan
di wilayah geografis yang lain;
13

Prinsip Pendidikan
Lingkungan Hidup (lanjutan)
5.

6.

7.

8.

Memberi tekanan pada situasi lingkungan saat ini dan
situasi lingkungan yang potensial, dengan memasukkan
pertimbangan perspektif historisnya;
Mempromosikan nilai dan pentingnya kerja sama lokal,
nasional dan internasional untuk mencegah dan
memecahkan masalah-masalah lingkungan;
Secara eksplisit mempertimbangkan/memperhitungkan
aspek lingkungan dalam rencana pembangunan dan
pertumbuhan;
Memampukan peserta didik untuk mempunyai peran
dalam merencanakan pengalaman belajar mereka, dan
memberi kesempatan pada mereka untuk membuat
keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan
tersebut;
14

Prinsip Pendidikan
Lingkungan Hidup (lanjutan)
9.

10.
11.

12.

Menghubungkan (relate) kepekaan kepada lingkungan,
pengetahuan, ketrampilan untuk memecahkan masalah dan
klarifikasi nilai pada setiap tahap umur, tetapi bagi umur muda
(tahun-tahun pertama) diberikan tekanan yang khusus terhadap
kepekaan lingkungan terhadap lingkungan tempat mereka hidup;
Membantu peserta didik untuk menemukan (discover), gejalagejala dan penyebab dari masalah lingkungan;
Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah lingkungan,
sehingga diperlukan kemampuan untuk berpikir secara kritis
dengan ketrampilan untuk memecahkan masalah.
Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran (learning
environment) dan berbagai pendekatan dalam pembelajaran
mengenai dan dari lingkungan dengan tekanan yang kuat pada
kegiatan-kegiatan yang sifatnya praktis dan memberikan
pengalaman secara langsung (first – hand experience).

15

Fokus Pendidikan
Lingkungan Hidup







Kepedulian dan sensitifitas terhadap lingkungan
hidup dan tantangannya.
Pengetahuan dan pemahaman tentang
lingkungan hidup dan tantangannya.
Perubahan perilaku terhadap lingkungan hidup
dan mengembangkan peningkatan kualitas
lingkungan hidup.
Keahlian untuk mengantisipasi terjadinya
permasalahan lingkungan hidup.
Partisipasi untuk menerapkan pengetahuan dan
keahlian terkait program lingkungan hidup.
16

Kategori Pendidikan
Lingkungan Hidup
1. PLH

formal yaitu kegiatan pendidikan di bidang

lingkungan hidup yang diselenggarakan melalui
sekolah yang terdiri atas pendidikan dasar,
menengah, dan tinggi yang dilakukan secara
terstruktur dengan menggunakan metode
pendekatan kurikulum yang terintegrasi maupun
kurikulum yang monolitik atau tersendiri
2. PLH

non-formal adalah kegiatan pendidikan di

bidang lingkungan hidup yang dilakukan di luar
sekolah yang dapat dilaksanakan secara terstruktur
dan berjenjang, misalnya AMDAL, ISO, dan PPNS.
17

Belahan Otak
Organ
Kana
n
Kedudukan
: sebagai
Khalifah
Sikap :
Bebas, Jalan
sendiri,
Bertanya
Motivasi :
Internal

Orga
n Kiri
Kedudukan
:
sebagai
hamba
Sikap :
Patuh,
disiplin,
penurut
Motivasi :
Eksternal
18

Ragam Potensi Kecerdasan
Anak
Potensi Spiritual

Mampu menghadirkan
Tuhan/Keimanan dalam
setiap aktifitas.

Kegemaran berbuat untuk
Allah.

Disiplin Beribadah

Sabar berupaya

Berterima kasih/bersyukur
atas pemberian Tuhan
kepada kita.
Potensi Akal

Kemampuan berhitung

Kemampuan Verbal

Kemamuan spasial

Kemampuan Membedakan

Kemampuan membuat
daftar
prioritas.

Potensi Jasmani

Sehat secara
medis

Tahan cuaca

Tahan bekerja
keras
Potensi Perasaan

Mengendalikan emosi

Mengerti perasaan orang
lain

Senang bekerjasama

Menunda kepuasan sesaat

Berkepribadian stabil
Potensi sosial
• Senang
berkomunikasi

Senang menolong

Senang berteman

Senang membuat
orang lain senang

Senang bekerjsama

19

Kecenderungan Sikap
Sangat Murung
Tegang Tidak
Bersemangat
Penuh
perhitungan Kaku

Penyedih/
Dingin

Dingin
Pendiam
Pasif

Introvert

Tidak Stabil
Perasa Tidak
Tenang Agresif
Negatif Berubahubah

Bergejolak/
Panas

Ekstrovet

Berhati
BersemangatOptimis
Pemimpin
Tenang Sejuk Gembira
Merdeka
Hangat Fleksibel/Memahami

Hati-hati
Tenggang
Rasa Damai
Terkendali
Dapat dipercaya
Emosi Seimbang

Perbedaan

Stabil

Senang
Berkomunikasi
Aktif
Bermasyarakat
20Orientasi

Sentuhan Pembelajaran

Perasaan Akal
Enak/seb
el

Benar/sal
ah

Iman /
Halal/har
Qolbu
am

21

21 Nilai Karakter
Yakin akan kehadiran Allah SWT
Semangat kerja keras
Berpikir luas dan terbuka
Berusaha untuk sanggup bekerja dan
bertanggung jawab
5. Hangat optimis dan bersyukur
6. Bersih, tertib dan rapi
7. Berani untuk yang benar
8. Bersedia memberi dan meminta maaf
9. Toleran kepada kekurangan
10. Penolong
1.
2.
3.
4.

22

21 Nilai Karakter (lanjutan)
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

Kreatif, imaginatif keluar dari kebiasaan untuk
hal yang baik
Mandiri yakin akan kekuatan diri tetapi rendah
hati
Mau belajar dan berpikir ilmiah
Ajeg, konsisten memakai nalar
Halus perasaan, kasih, cinta dan sayang
Hormat, disiplin dan taat azaz
Sopan santun
Dapat dipercaya (amanah)
Dapat mengendalikan diri
Bersikap adil dan sportif
Berikhtiar dan tawakal kepada Allah SWT
23

Karakter dibangun melalui:

A. Disiplin
1.
2.
3.
4.
5.

Tanggungjawab (responsibility)
Ketepatan kerja (punctuality)
Keterikatan (commitment)
Keteraturan (orderly manner)
Kemampuan (competent)

24

B. Kemartabatan (Honour)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kejujuran (honesty)
Semangat Juang (patriotik)
Keberanian untuk benar-adil
(courageous)
Kemuliaan/kepatuhan/keunggulan
(excellent)
Ketekunan-keajegan (persistent)
Tahan Cobaan (perserverence)

25

C. Struktur (Hierarchy)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mata Rantai Peraturan (chain of rules)
Profesional
Kesetiaan (loyal)
Kerjasama (teamwork)
Ketaatan (obedient)
Saling memperhatikan (care-share)

26

1.

Watak penting untuk
dikembangkan
Bertaqwa

Fleksibel
3. Keterbukaan
4. Ketegasan
5. Berencana
6. Mandiri
7. Toleransi
8. Disiplin
9. Berani ambil resiko
10. Sportif
11. Setia kawan
12. Integritas
13. Orientasi masa depan-penyelesaian tugas
2.

27

Terima Kasih
Arief Rachman & Associate
Jl. Ekor Kuning V No.7
Rawamangun, Jakarta Timur
Telp. (021) 475 3123 Fax. (021) 4788 2295
ara@arasynergy.com

28