Paparan Permendikbud 75 dan Saber Pungli

Permendikbud No. 75 Tahun 2017
Tentang Komite Sekolah dan
Kebijakan Saber Pungli

Disampaikan dalam Kegiatan Bimtek Program Penguatan
Pendidikan Karakter Bagi Kepala Sekolah Tahun 2017
Kota Malang
Tanggal 25 April 2017

Bahan Diskusi

Oleh : MASRUL LATIF, SIP. M.Si., QIA, CFRA.
Auditor Madya pada Inspektorat Jenderal Kemendikbud.
I N S P E K TO R AT J E N D E R A L P E N D I D I K A N DA N K E B U DAYA A N

MARAKNYA KASUS OTT PUNGLI DI
SEKOLAH
1. (Merdeka.com – LM), Kepala Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) 6
Mataram, ditahan Polda NTB
dalam kasus dugaan pungutan liar (pungli) kegiatan persiapan

UNBK…
2. (news.detik.com/berita) Oknum kepsek dan guru di Jayapura
tertangkap basah melakukan praktik pungli kepada
siswa di sekolah negeri ..
3. makassar.tribunnews.com/2017/02/24/breaking-news- :
Kepala SMAN 5 Makassar Ditahan di Lapas Klas 1 Makassar
ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan
pungli di sekolah….
2

LATAR BELAKANG REVITALISASI KOMITE SEKOLAH
1. Kepmendiknas Nomor 44/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah sudah tidak
relevan karena tidak mengacu pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (masih berdasarkan
UU Sisdiknas sebelumnya: UU Nomor 2 Tahun 1989 yang telah dicabut) dan PP Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Salah satu contoh norma yang sudah
tidak relevan adalah komponen keanggotaan Komite Sekolah masih memasukkan unsur Guru dari
sekolah yang bersangkutan.
2. Optimalisasi tugas dan fungsi Komite Sekolah
3. Menghindari praktik pungli (pungutan liar) baik yang dilakukan Sekolah maupun Komite Sekolah
4. Melindungi masyarakat yang kurang mampu

5. Perlunya transparansi alokasi anggaran dari Pemda/Pemerintah Pusat kepada sekolah dan
akuntablitas pertanggungjawaban penggalangan dana oleh Komite Sekolah.
6. Tujuan: Revitalisasi Komite Sekolah dengan Prinsip Gotong Royong

FUNGSI DAN TUGAS KOMITE SEKOLAH [PASAL 2 & 3]
1.
2.

Fungsi Komite Sekolah: Peningkatan MUTU PELAYANAN Pendidikan.
Tugas Komite Sekolah
a. Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan terkait:
1) Kebijakan dan program Sekolah;
2) RAPBS/RKAS;
3) Kriteria kinerja Sekolah;
4) Kriteria fasilitas pendidikan di Sekolah; dan
5) Kriteria kerjasama Sekolah dengan pihak lain.
b. Menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari
masyarakat melalui upaya kreatif dan inovatif
c. Mengawasi pelayanan pendidikan di Sekolah

d. Menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan aspirasi masyarakat atas
kinerja Sekolah

KEANGGOTAAN [PASAL 4]
Orangtua/wali dari
siswa yang masih
aktif



maks 50%
Diharapkan ketua
Komite dari Orang
Tua/Wali



Tokoh
Masyarakat
maks 30%


• Memiliki pekerjaan dan
perilaku hidup yang
menjadi panutan
• Tidak termasuk
anggota/pengurus OPG
dan pengurus Parpol

YANG TIDAK DAPAT MENJADI
KOMITE SEKOLAH
1. Guru & Tenaga Kependidikan dari Sekolah
yang bersangkutan
2. Penyelenggara Sekolah yang
bersangkutan  Sekolah Swasta
ORANG YANG KARENA JABATANNYA BERPOTENSI
CONFLICT OF INTEREST TERHADAP PENGELOLAAN
ANGGARAN NEGARA

Pakar Pendidikan


Jumlah Anggota:

5-15 orang


maks 30%

• Pensiunan PTK
• Berpengalaman di
bidang pendidikan

Persentase ini merupakan
batas maksimal sampai
dengan jumlah anggota
memenuhi 100% yang
disesuaikan dengan kondisi
daerah masing-masing.

3. Pemerintah Desa
4. Pejabat daerah yang tergabung dalam

Forum Koordinasi Pimpinan
Kecamatan/Pimpinan Daerah
5. Anggota DPRD
6. Pejabat pemerintah pusat/pemda yang
membidangi pendidikan

KEANGGOTAAN & KOORDINASI [PASAL 4 – 9]
2. METODE PEMBENTUKAN

3. BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN

Dalam
1
Sekolah:
melalui
rapat
orangtua/wali, dimusyawarahkan dan/atau
melalui voting. Ditetapkan oleh Kepala
Sekolah (Sesuai dengan PP 17 Tahun 2010)
b. Komite Sekolah Gabungan: bagi Sekolah

yang memiliki siswa kurang dari 200 dapat
membentuk Komite Sekolah gabungan dgn
Sekolah Lain. Pembentukannya difasilitasi
oleh
Dinas
Pendidikan
sesuai
kewenangannya. Ditetapkan oleh Kepala
Sekolah yang memiliki siswa paling banyak
c. Masa Jabatan: 3 tahun, dapat dipilih
kembali 1x

a. Mengundurkan diri
b. Meninggal dunia
c. Tidak dapat melaksanakan tugas karena
berhalangan tetap
d. Dijatuhi pidana dan telah inkracht

a.


4. PEMBINA KOMITE SEKOLAH

Bupati/walikota, camat, lurah/kepala
sesuai dengan wilayah kerjanya

desa

5. KOORDINASI DAN KONSULTASI

Dengan

Sekolah,

Dewan

Pendidikan,

Pendidikan, dan pemangku kepentingan lainnya

Dinas


METODE PENGGALANGAN DANA
YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH KOMITE SEKOLAH
BANTUAN

SMA/SMK NEGERI DI DAERAH YG
TIDAK MELAKSANAKAN WAJIB
BELAJAR 12 TAHUN & SEKOLAH
SWASTA
PUNGUTAN

SUMBANGAN

Definisi:
Definisi: Pemberian
Pemberian
uang/barang/jasa oleh
uang/barang/jasa
peserta didik, orang
oleh pemangku

tua/wali baik
kepentingan
perseorangan maupun
satuan pendidikan
bersama-sama,
di luar peserta
masyarakat atau lembaga
didik atau orang
secara sukarela, dan tidak
tua/wali, dengan
mengikat satuan
syarat yang
pendidikan
disepakati para
pihak
• Sumbangan oleh KS tidak boleh untuk membayar gaji/honor guru dan
tendik. (Permendagri Nomor 31 Tahun 2016  APBD untuk Guru PNS)

Pasal 10


BUKAN 





Definisi: Penarikan uang
oleh Sekolah kepada
peserta didik,
orangtua/walinya yang
bersifat wajib, mengikat,
serta jumlah dan jangka
waktu pemungutannya
ditentukan

Dana BOS/BOSDA diutamakan untuk kebutuhan pokok
sekolah misalkan buku pelajaran, buku di perpustakaan.
Pungutan TIDAK DIPERUNTUKAN untuk pembangunan fisik
atau renovasi bangunan (misalkan tempat ibadah dan ruang
kelas), atau untuk pembelian kendaraan operasional
sekolah.

SKEMA PERBEDAAN BANTUAN, PUNGUTAN DAN SUMBANGAN
ASPEK
TINDAKAN
BENTUK
PELAKU

BANTUAN

SUMBANGAN

PUNGUTAN

Pemberian

Pemberian

Penarikan

Uang/Barang/Jasa

Uang/Barang/Jasa

Uang

Pemangku
kepentingan satuan
pendidikan di luar
peserta didik atau
orang tua/wali

Peserta didik, orang
tua/wali baik
perseorangan maupun
bersama-sama,
masyarakat atau lembaga

Sekolah

Sukarela, dan tidak
mengikat satuan
pendidikan

Wajib, mengikat, serta
jumlah dan jangka waktu
pemungutannya
ditentukan

SIFAT (SYARAT Disepakati para
pihak
DAN
KETENTUAN)

Sumbangan WAJIB?
Iuran WAJIB?

INI ADALAH
PUNGUTAN

MEKANISME PENGGALANGAN DANA [PASAL 10]
YANG HARUS DILAKUKAN SEKOLAH
A. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS), dengan ketentuan (tertuang dalam Permendikbud Nomor 16 Tahun 2016 tentang BOS):
1. RKAS memuat BOS
2. RKJM disusun setiap 4 (empat) tahun
3. RKJM, RKT, dan RKAS disusun berdasarkan hasil evaluasi diri sekolah
4. RKJM, RKT, dan RKAS harus disetujui dalam rapat dewan guru setelah memperhatikan pertimbangan Komite
Sekolah dan disahkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangannya untuk SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/ SMALB/SMK yang diselenggarakan oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah atau yayasan untuk SD/SDLB/SMP/ SMPLB atau SMA/SMALB/SMK yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
B. Menentukan Kebutuhan YANG TELAH DAN TIDAK DIBIAYAI OLEH NEGARA dalam Penyelenggaraan Pendidikan
C. Komite Sekolah membuat proposal yang diketahui Sekolah sebelum melakukan penggalangan dana dan sumber
daya pendidikan lainnya dari masyarakat. Bentuk proposal minimal berisi:
1. Jenis kebutuhan yang tidak dapat dibiayai negara
(yang telah diputuskan sebelumnya pada rapat
Komite Sekolah dengan Sekolah yang disepakati
oleh orangtua siswa)
2. Besaran anggaran untuk pemenuhan Kebutuhan

3.
4.
5.
6.

Rencana sumber penggalangan dana
Rencana pelaksanaan (jangka waktu)
Metode pemberian sumbangan/bantuan
Narahubung/Contact Person

MEKANISME PENGGALANGAN DANA [PASAL 10]
D. Hasil penggalangan dana dibukukan pada rekening bersama antara Komite Sekolah dan Sekolah
E.

Hasil penggalangan dana dapat digunakan untuk:

1. Menutupi kekurangan biaya Sekolah
2. Pembiayaan program terkait peningkatan mutu sekolah
3. Pengembangan Sarpras
4. Pembiayaan kegiatan operasional Komite Sekolah yang dilakukan sewajarnya dan harus
dipertanggungjawabkan secara transparan (ATK, konsumsi rapat, transportasi)
F.

Penggunaan hasil penggalangan dana oleh Sekolah harus mendapatkan persetujuan Komite Sekolah
dan dipertanggungjawabkan secara akuntabel

PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENGGALANGAN DANA
[Pasal 11] Sumbangan dan
Bantuan DILARANG berasal dari:
a. Perusahaan rokok dan/atau
lembaga yang menggunakan
merk dagang, logo, semboyan,
dan/atau
warna
yang
diasosiasikan sbg ciri khas
perusahaan rokok
b. Perusahaan
minuman
beralkohol dan/atau lembaga
yang menggunakan merk dagang,
logo, semboyan, dan/atau warna
yang diasosiasikan sbg ciri khas
perusahaan beralkohol
c. Partai politik.

[PASAL 12] Larangan untuk KS
(juga terdapat pada PP 17 Tahun 2010)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.

Menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkapan bahan ajar,
pakaian seragam, atau bahan pakaian seragam di Sekolah
Melakukan pungutan kepada siswa & orangtua siswa
Mencederai integritas evaluasi hasil belajar siswa
Mencederai integritas seleksi pada PPDB
Melaksanakan kegiatan lain yang mencederai integritas
Mengambil/mensiasati keuntungan ekonomi dari pelaksanaan
kedudukan
Memanfaatkan
asset
Sekolah
untuk
kepentingan
pribadi/kelompok diluar untuk urusan Sekolah
Melakukan kegiatan politik praktis di Sekolah
Mengambil keputusan atau tindakan melebihi kedudukan & tusi
KS

PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENGGALANGAN DANA

[PASAL 13] Mekanisme Laporan KS

Komite Sekolah menyampaikan laporan kepada orgtua/wali siswa,
masyarakat, dan Kepsek melalui pertemuan berkala paling sedikit 1x
dalam 1 semester
Laporan KS terdiri dari:
a. Laporan kegiatan KS (rutin dan berkala)
b. Laporan hasil perolehan penggalangan dana (dibuat setiap
melakukan penggalangan dana)

KRITERIA MINIMAL FORMAT
LAPORAN TAHUNAN KOMITE SEKOLAH






A. UMUM
SK Pengangkatan Komite Sekolah
Profil Pengurus Komite Sekolah

B. IKHTISAR PROGRAM KEGIATAN SELAMA 1 TAHUN
Dana Yang Tersedia di Awal Tahun
Laporan per Kegiatan Komite Sekolah
Non Penggalangan Dana
o Ruang Lingkup Kegiatan
o Laporan Keuangan
o Dokumenasi & Hasil kegiatan





Laporan per kegiatan Komite Sekolah berbentuk
Penggalangan Dana (dituangkan dalam laporan tahunan
dan dibuat setiap kegiatan sebagai pertanggungjawaban)
o Proposal Kegiatan untuk Penggalangan Dana
o Laporan Pemasukan dari Penggalangan Dana
o Laporan Pengeluaran dari Penggunaan Dana
o Dokumentasi & Hasil Kegiatan
Dana Yang Tersisa Pada Akhir Tahun

KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 14:
Ketentuan dalam Permendikbud ini harus disesuaikan dalam jangka
waktu 1 tahun sejak Permendikbud ditetapkan (30 Desember 2016).

1. Maka, batas waktu penyesuaian Komite Sekolah diseluruh Sekolah terhadap
Peraturan Menteri ini paling lambat 30 Desember 2017;
2. Dinas Pendidikan wajib memastikan setiap Sekolah wajib memiliki Komite
Sekolah; dan
3. Sesuai dengan PP Nomor 17 Tahun 2010, pembentukkan Komite Sekolah dapat
menggunakan nomenklatur lain dengan pembentukan, struktur, tugas, dan
fungsi yang sama dengan Komite Sekolah sesuai peraturan perundangundangan.

KETENTUAN PENUTUP DAN TINDAK LANJUT
1. Sumbangan, bantuan, dan DAK Fisik tidak dapat dilaksanakan apabila tidak terdapat Komite Sekolah.
2. Pemerintah Daerah membuat aturan tentang batasan yang jelas mengenai apa yang dapat dipungut dan yang
tidak dapat dipungut melainkan dengan sumbangan/bantuan.
3. Regulasi yang dibuat oleh Pemerintah Daerah mengacu pada peraturan perundang-undangan termasuk PP
Nomor 17 Tahun 2010 dan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016.
4. Regulasi yang dibuat Pemerintah Daerah mengakomodir antara lain: prinsip tidak memungut dari peserta didik
atau orang tua/walinya yang tidak mampu secara ekonomis dan tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik
untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan.
5. Dengan adanya regulasi tersebut, diharapkan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah yang telah melaksanakan
penggalangan dana sesuai dengan peraturan perundang-undangan tidak terkena Tim Saber Pungli maupun
penegak hukum lainnya.

TANTANGAN REVITALISASI KOMITE SEKOLAH
1. Keterlibatan aktif peran anggota KS dan Orang tua/wali
2. Peran Dinas Pendidikan untuk :

a. Memastikan adanya Komite Sekolah ada di setiap Sekolah.
b. mencegah adanya Pungli berkedok sumbangan dan memberatkan orang tua.
c. melakukan pengawasan pada saat memasuki tahun ajaran baru (mulai bulan 5-7) agar jangan ada
pungutan oleh sekolah dan sumbangan oleh KS kepada org tua/wali
3. Bagi daerah yang belum menetapkan Wajib Belajar 12 Tahun maka sebaiknya Perda yang mengatur
penetapan APBS (Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah) untuk menetapkan iuran wajib (pungutan) oleh
Sekolah, dengan mengatur antara lain :
a. APBS ditetapkan sebelum Tahun Ajaran Baru;
b. disusun oleh Sekolah dan KS dengan wajib memetakan kemampuan wali siswa untuk SMA/SMK
c. APBS harus disetujui DISDIK dan ada waktu bagi DISDIK untuk mencermati bahwa APBS tersebut tidak
membebani orang tua/wali siswa.

d. APBS wajib disosialisasikan kepada seluruh orang tua/wali siswa.

Dasar Hukum Saber Pungli
1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
2. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu
Bersih Pungutan Liar
3. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pemberantasan Praktek
Pungutan Liar (Pungli) dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Instansi
Pemerintah
4. Keputusan Mendikbud No. 317/P/2016 ttg Unit Pemberantasan Pungli di
Lingkungan Kemendikbud
5. Keputusan Irjen Kemendikbud No. 1257/2017 ttg Pebentukan Tim
17
Pelaksana Berpungli di Lingkungan Kemendikbud
17

PERPRES NO 87/2016

Optimalisasi Sumber Daya K/L/P untuk berantas Pungutan liar (SATGAS)
SE MenPAN & RB Nomor 5 Tahun 2016
K/L/D
BPKP

Unit Kerja/SKPD

Mengidentifikasi area yang berpotensi
pungli dan mengambil langkah-langkah
yang efektif untuk memberantas pungli

SK MENDIKBUD NO 137/P/2016 (UNIT)




APIP

1. Koordinasi dan sinergi
2. Quality Assurance

Mendorong dan memantau langkah-langkah unit
kerja/SKPD dalam mencegah dan mendeteksi pungli

SK Irjen Kemendikbud No.1257/2017 (TIM)

Koordinasi dengan Saber Pungli Pusat
Seluruh sektor lini pelayanan pendidikan dan Kebudayaan




Anggotanya SPI Unitama
Seluruh sektor lini pelayanan pendidikan
dan Kebudayaan
18

TUGAS SATGAS/UNIT/TIM SABER PUNGLI

TUGAS
MELAKSANAKAN

PEMBERANTASAN

PUNGUTAN LIAR SECARA EFEKTIF DAN
EFISIEN

DENGAN

PEMANFAATAN

MENGOPTIMALKAN

PERSONIL,

SATUAN

KERJA DAN SARANA PRASARANA, BAIK
YANG

BERADA

LEMBAGA

DI

MAUPUN

KEMENTERIAN/
PEMERINTAH






FUNGSI
INTELIJEN;
PENCEGAHAN;
PENINDAKAN; DAN
YUSTISI.

SASARAN
SENTRA PELAYANAN PUBLIK DI
KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMDA

DAERAH.

19

STRATEGI CEGAH & BERANTAS PUNGLI
STRATEGI PRE EMTIF (PEMBINAAN)

➢ MEMBANGUN BUDAYA ANTI PUNGLI BAIK MASY, APARATUR MAUPUN PENGUSAHA

➢ MENIGKATKAN
SOSIALISASI
KEPADA
MASY
DLM
PEMBERANTASAN PUNGLI, PEMDA BEBAS DARI PUNGLI

GERAKAN

NASIONAL

STRATEGI PENCEGAHAN

➢ MELAKSANAKAN PEMETAAN RAWAN PUNGLI DI SETIAP K/L & PEMDA

➢ MENGOPTIMALKAN FUNGSI SAT WAS INTERNAL BAIK WAS MELEKAT WAS
FUNGSIONAL INTERN DGN JADWAL & PRIORITAS YG TERARAH
➢ MENGOPTIMALKAN SISTEM PELAYANAN PUBLIK YG PRIMA BERBASIS TEKNOLOGI &
INFORMASI

STRATEGI REPRESIF (PENEGAKAN HUKUM)

➢ MENINDAK TEGAS THDP OKNUM APARAT PENYELENGGARA NEGARA/PEGAWAI
NEGERI, MASY YG TERLIBAT DLM PUNGUTAN LIAR SESUAI KETENTUAN PER UU YG
BERLAKU
20

STRUKTUR ORGANISASI UPP K/L
K/L

PENANGGUNG JAWAB
MENTERI/ PIMP/KETUA LEMBAGA

POK AHLI

KETUA PELAKSANA UNIT
WAS INTERNAL/ PJBT YG DITUNJUK

SEKRETARIAT

KETUA POKJA UNIT
INTELIJEN

KETUA POKJA UNIT
PENCEGAHAN

STRUKTUR DISESUAIKAN DGN K/L

KETUA POKJA UNIT
PENINDAKAN

UNIT
PEMBERANTASAN
PUNGLI PD KANWIL

KETUA POKJA UNIT
YUSTISI

Faktor penyebab seseorang melakukan pungli
1. Penyalahgunaan wewenang, Jabatan atau kewenangan
seseorang;
2. Faktor mental, karakter atau kelakuan dari pada seseorang;
3. Faktor ekonomi. Penghasilan yang bisa dikatakan tidak
mencukupi kebutuhan hidup tidak sebanding dengan
tugas/jabatan;
4. Faktor kultural & Budaya Organisasi. Budaya yang berjalan terus
menerus sebagai hal biasa;
5. Terbatasnya sumber daya manusia;
6. Lemahnya sistem kontrol dan pengawasan oleh atasan.
22

7 SEKTOR PELAYANAN PUBLIK YG RAWAN PUNGLI
(Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri)

1. Sektor perizinan;
2. Sektor pendidikan;
3. Hibah dan bantuan sosial (bansos);
4. Kepegawaian;
5. Dana desa;
6. Pengadaan barang dan jasa serta;
7. Peradilan.
Sektor perizinan dan hibah bantuan sosial yang paling
rawan pungli karena langsung bersentuhan dengan
publik. Di seluruh Kementerian/Lembaga di Pusat,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah diharuskan
untuk membentuk Tim Pemberantasan Pungli. (amanah
dari Presiden R.I. Joko Widodo)
23

KEWENANGAN APIP DALAM MENYIKAPI PENYIMPANGAN
Pasal 385 UU Nomor 23 Th 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
1. Pengaduan
masyarakat
atas
dugaan
penyimpangan diperiksa oleh APIP dan/atau
Aparat Penegak Hukum;
2. Pemeriksaan Aparat Penegak Hukum terlebih
dahulu harus berkoordinasi dengan APIP;
3. Penyimpangan administrasi diserahkan kepada
APIP, penyimpangan pidana diserahkan kepada
Aparat Penegak Hukum.
24

PUNGLI PENDIDIKAN ANTARA
RANAH ADMINISTRATIF DAN RANAH
PIDANA.
HUKUM ADMINISTRASI

• PP. No. 48 Tahun 2008 Tentang
Pendanaan Pendidikan
• Permendikbud No. 44 Tahun
2012 Tentang Pungutan dan
Sumbangan di Satuan
Pendidikan Dasar.
• Permendikbud No. 75 Tahun
2016 Tentang Komite Sekolah

HUKUM PIDANA

UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan
atas UU No. 31 Tahun 1999 Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (pasal 12 huruf e).
Pegawai negeri atau penyelenggara negara
yang dengan maksud menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya
memaksa seseorang memberikan sesuatu,
membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan, atau untuk mengerjakan
sesuatu bagi dirinya sendiri;

Contoh Kasus

25

Mengacu pada SK Mendikbud dan SK Irjen dapat menggunakan kegiatan al :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Audit
Fact Finding
Monitoring
Pendampingan
Fasilitasi
Sidak dan Kunker
Forum Diskusi Terpumpun (FDT) dan
Pengawasan lainnya

AUDIT