Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan Istirahat Pasif Terhadap Derajat Stres Oksidatif
ISSN: 1410-2935
Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan
(Bullet in of Healt h Syst em Resear ch)
Vol. 14
No. 3, Juli
2011
zyxwvutsrqponmlkj
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQ
K E M E N T E R I A N K E S E H A T A N R E P U B L I K INDONESIA
BADAN PENELITIAN DAN P E N G E M B A N G A N K E S E H A T A N
PUSAT HUMANIORA KEBIJAKAN KESEHATAN
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Alamat Redaksi/Penerbit
Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Jalan Indrapura 17, Surabaya 60176 Telp. (031)3528748, Fax. (031) 3528749
E-mail: [email protected]
Bul. Penel.
Sistem
Kes.
Vol. 14
No. 3
Him.209-309
zyxwvutsrq
Surabaya,
Juli 2011
ISSN:
1410-2935
TerakreditasizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
{Accredited) A -LIPI Nomor 171/AU1/P2MBI/08/2009
ISSN: 1410-2935 zyxwvutsrq
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcba
(Bulletin of Health System Research)
Volume 14. No. 3, Juli 2011
DAFTAR IS!
Pola Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah dan Faktor yang Memengaruhinya di Indonesia Tahun
2010
Mochamad Setyo Pramono dan Umi Muzakklroh
209-217
Validation Test for Verbal Autopsy Tool in Capturing TB Death in the Community In Metro City,
Lampung Province
Sanmawar Djaja dan Lamria Pangaribuan
218-225
Are Under Weight Adolescents Boys Associated to A Lower Socio Economic Status in
Indonesia?
Dwi Susllowati
226-233
EfektivitaszyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Home Wsrf terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Klien TBC
di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan
Reni Chairani, Heni Nurhaeni, Wahyu Widagdo, A. Eru Saprudin.^mumpuni,
Elsye Rachmawati, Lindawati dan li Solihah
234-240
Hubungan Dukungan Sosial terhadap Depresi Remaja Mantan Penyalahgunaan Napza di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pondok Bambu Jakarta TImur Tahun 2009
Hen! Nurhaeni, Reni Chairani, Suryati, Suryani Manurung, Tri Riana Lestari dan Sumiati
241-246
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan Istirahat Pasif terhadap Derajat Stres Oksidatif
Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo
1^249-257
Benefits "Sajojo" as Efforts Through the Promotion of Health Effects of Blood Cholesterol
Hasmiati
258-264
Study on Feasibility and Logistics of Vaccination With Typhoid Vl-vaccine on School Children
in North Jakarta Indonesia: Analysis of the Vaccination Cost
Roy G.A. Massie
265-269
Pengaruh Suplementasi Zinc Sulfat dan Biskuit terhadap Konsentrasi Zinc Rambut Balita
(Program MPASI Biskuit di Kertosono Jawa Timur)
Indah Budiastutik, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adrian!
270-281
Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Penugasan Khusus dan Tenaga PTT di Daerah
Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) Tahun 2010
Oktarina. Mugeni Sugiharto
282-289
Impact of Sports and Nutrition Counseling to Blood Pressure and Nutritional Status Based on
Waist Circumference in Hypertensive Patients at Bengkulu Municipality
Emy Yuliantini, Tonny C. Maigoda
290-300
Pemanfaatan Jamu untuk Gangguan Kesehatan Reproduksi Perempuan. Analisis Lanjut Data
Riset kesehatan Dasar Tahun 2010
Lestari Handayani, Lusi Kristiana
301-309
Dicetak oleh Airlangga University Press (144/09.11/225E) Kampus C Unair, Jl, Mulyorejo Surabaya 60115,
Indonesia Telp. (031) 5992246, 5992247, Fax. (031) 5992248. E-mail: [email protected],
Kesalahan penulisan (is!) di luar tanggung jawab AUP
PENGARUH LATIHAN INTERVAL ISTIRAHAT AKTIF DAN ISTIRAHAT
PASIF TERHADAP DERAJAT STRES OKSIDATIF
Olivia Andiana,^zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCB
dan Yudik Prasetyo^ zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR
ABSTRACT" zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
The purpose of the research was to determine the effect interval exercise with active rest and passive rest to degree
of oxidative stress. This research was an experimental study. Using "randomized pretest-posttest control group design.
Samples were obtained in randomized fashion from population 124 healthy subjects between 21-22 years of age, and
obtained 8 persons for each groups. They were chosen from Faculty of Sport Science, in University state of tvfalang. Blood
samples were obtained from cubital veins before exercise and after exercise in eppendorf tubes. The present research
was designed to determine the changes of plasma lipid peroxidation levels (expressed as malondialdehyde [MDA]) and
erythrocyte SOD activity in healthy people. This type of exercise is an aerobic interval exercise by ergocycle. This exercise
was executed in the morning. Laboratory examination of the variables used TBARS method in Brawijaya University. Data
analysis was carried out using descriptive and inferensial statistic with statistical software SPSS, Pairwise comparisons
statistical multivariat and discriminant analysis. From stastical analysis, showed the difference of rate MDA plasma post
test between active group of rests interval exercise and passive rests interval exerase (p = 0.153). This mean that there
no difference between group of Interval exercise with active resf and Interval exercise with passive rest. While difference
of enzymatic activity SOD erythrocyte between group of interval exercise with active rest and interval exercise with passive
rest have value p = 0.004. There were difference is influence which significant between group of Inten/al exercise with active
rest and interval exercise with passive rest This research result may give scientific information contribution for concept
development effort and form of athletics practice which evaluated from oxidative stress parameter. zyxwvutsrqponmlkjihgfed
Key word: Interval exercise, active rest, passive rest and oxidative stress
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari pengaruh latihan inten/al istirahat aktif dan istirahat pasif
terhadap derajat stres oksidatif Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental laboratoris, dengan pretest-posttest
design. Penelitian ini menggunakan sampe! yang dipilih secara acak dan 124 orang sehat, berumur 21-22 tahun. Mereha
dipilih dari Mahasiswa llmu Keolahragaan Unlversitas Negeri Malang. Sampel darah diambil dari vena cubiti saat sebelum
dan sesudah melakukan latihan, dan diletakkan dalam tabung. Variabel tergantung yang diteliti adalah menggunakan indikator
kadar MDA dan aktivitas enzim SOD eritrosit. Latihan olahraga dilakukan pada pagi had dengan bentuk interval (beban
latihan yang berselang-seling), terbagi menjadi dua kelompok perlakuan yang dilakukan secara random. Yaitu kelompok
inten/al dengan istirahat aktifdan kelompok inten/al dengan istirahat pasif. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
program statistik SPSS 15, dengan menggunakan uji Manova. Dari analisis statistik menunjukkan perbedaan kadar MDA
plasma post test pada kelompok latihan interval istirahat aktif dan latihan inten/al istirahat pasif memiliki nilai p = 0,153
(p > 0,05) berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada kadar MDA plasma setelah latihan interval istirahat
aktifdan latihan interval istirahat pasif Sedangkan perbedaan aktivitas enzim SOD eritrosit post test pada kelompok latihan
inten/al istirahat aktif dan latihan interval istirahat pasif memiliki nilai p = 0,004 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan
pengaruh yang signifikan pada aktivitas enzim SOD entrosit antara latihan inten/al istirahat aktifdan latihan inten/al istirahat
pasif Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok latihan
inten/al istirahat aktifdan latihan interval istirahat pasif Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasl
untuk meningkatkan kemampuan atlit yang ditinjau dari parameter stres oksidatif
Kata kunci: latihan inten/al, istirahat aktif, istirahat pasif dan stres oksidatif
Naskah Masuk: 27 Juni 2011. Review 1: 30 Juni 2011, Reviews 2: 30 Juni 2011, Naskah layakterbit: 1 Juli 2011
2 Dosen Institut Pendidikan Negeri Yogyakarta, Fakuitas Keolahragaan
Korespondensi: Olivia Andiana, E-mail: [email protected],id
249
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 14 No. 3 Juli 2011: 249-257 zyxwvutsr
PENDAHULUAN
ini telah terbukti b a h w a latihan interval istirahat
aktif memiliki banyak keuntungan daripada latihan
interval dengan istirahat pasif, sedangkan indikator
yang menunjukkan bahwa k e d u a latihan tersebut
menguntungkan dari stres oksidatif belum diketahui.
Program latihan yang baik tidak hanya dapat dilihat
dari satu aspek saja tetapi juga perlu ditinjau dan
berbagai aspek.
Pada saat ini diakui bahwa kualitas sumber daya
manusia merupakan hal terpenting untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. Olahraga
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia. Meskipun demikian jika
olahraga dilakukan tidak tepat akan dapat menimbulkan
efek samping yang bersifat kontra produktlf terhadap
Derajat s t r e s oksidatif d a p a t diukur d e n g a n
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.
berbagai cara, antara lain: dengan mengukur kadar
Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah
M D A p l a s m a dan aktivitas e n z i m S O D eritrosit.
terjadinya p e n i n g k a t a n p e m b e n t u k a n s e n y a w a
Terbentuknya M D A ( M a l o n d i a l d e h y d e ) dianggap
oksidan yang diikuti dengan terjadinya peristiwa
sebagai suatu petanda biologis untuk mengukurderajat
stres oksidatif {Harjanto, 2003:1). Stres oksidatif
stres oksidatif yang terjadi pada suatu organisme
terjadi karena adanya ketidakselmbangan produksi
( M c B r i d g e & K r a e m e r , 1999: 177), k a r e n a M D A
antara pro-oksidan dan antioksidan (Leeuwenburgh &
merupakan senyawa toksik hasil akhir terputusnya
Heinecke, 2001:829). Beberapa peneliti menyebutkan
rantai karbon asam lemak pada proses peroksidasi
bahwa stres oksidatif dapat menyebabkan terjadinya
lipid. Proses oksidasi lipid ini merupakan salah satu
penyakit neurodegeneratif, seperti:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Atherosclerosis,
hasil kerja dari radikal bebas yang diketahui paling
Parkinson, Alzheimer, (Wikipedia, 2008:1) selain itu
awal dan paling mudah p e n g u k u r a n n y a . Menurut
juga mempercepat terjadinya penuaan, meningkatkan
WinarsI (2007: 19), M D A dalam plasma merupakan
risiko terjadinya kanker ( C h a l l e m , 1997: 1) d a n
salah satu Indikator yang memiliki sensitivitas reaksi
k e r u s a k a n jaringan ( A n d i a n a , 2 0 0 5 : 77). S t r e s
y a n g paling tinggi, ketika d a l a m s u a t u j a r i n g a n
oksidatif merupakan kondisi fisiologis yang terjadi
terdapat radikal bebas. Salah satu enzim antioksidan
pada metabolisme aerobik (Wikipedia, 2 0 0 8 : 1;
yang berguna sebagai sistem pertahanan terhadap
Halliwell & Gutteridge, 1999: 4). Stres oksidatif yang
senyawa oksigen rektif adalah Superoksida Dismutase
terjadi berlebihan a k a n menimbulkan efek yang
(SOD). Aktivitas enzim S O D memiliki peran yang
penting dalam sistem pertahanan tubuh, terutama
patologis.
terhadap aktivitas senyawa oksigen reaktif yang dapat
O l a h r a g a dapat d i l a k u k a n d e n g a n b e r b a g a i
menyebabkan terjadinya stres oksidatif (Gur dkk,
metode, s a l a h satu metode latihan yang banyak
2003: 99). Sedangkan eritrosit merupakan suatu sel
dilakukan oleh atlit adalah latihan interval dengan
yang tidak mempunyai organel sehingga tidak bisa
istirahat aktif. Latihan interval m e r u p a k a n s a l a h
mensintesis bahan. Penggunaan aktivitas enzim S O D
satu sistem latihan interval yang dilakukan dengan
eritrosit sebagai indikator memiliki keuntungan karena
pengulangan intensitas tinggi dan diikuti oleh periode
enzim ini tidak dapat disintesis baru sehingga dapat
istirahat/aktivitas rendah (Fox dkk, 1993:300). Selama
terhindar dari hasil bias pengukuran. Selain itu enzim
ini latihan interval dengan istirahat aktif dianggap
S O D ini terdapat dalam semua organisme aerob, dan
memiliki banyak keuntungan, antara lain: menghemat
sebagian besar berada dalam tingkat intraseluler,
waktu, membakar kalori lebih banyak, meningkatkan
sehingga S O D digunakan s e b a g a i indikator tidak
kekuatan, meningkatkan kecepatan, meningkatkan
langsung yang digunakan untuk mengetahui adanya
endurance (Brunswick, 2008:1). Jika dibandingkan
senyawa oksigen reaktif.
dengan sistem latihan lainnya, latihan interval terbukti
lebih efektif meningkatkan prestasi s e o r a n g atlit
P e m b u k t i a n tentang terjadinya p e n i n g k a t a n
(Fox, 1980:84). Beberapa penelitian menyebutkan
jumlah radikal bebas oksigen s e l a m a berolahraga,
bahwa latihan dengan bentuk interval istirahat aktif
sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk dilakukan
karena umur radikal bebas sangat singkat (mikrodetik)
telah terbukti lebih meningkatkan proses pemulihan
(Erman, 2003:63). Mengingat bahaya yang ditimbulkan
asam laktat daripada latihan inten/al istirahat pasif
akibat stres oksidatif s e l a m a aktivitas fisik, m a k a
(Cochrane, 2004:28). Latihan interval dengan istirahat
perlu
diungkap perbedaan pengaruh latihan interval
aktif juga lebih meningkatkan daya tahan otottungkai
istirahat aktif dan istirahat pasif terhadap derajat stres
serta kecepatan lari (Liskustyowati, 1995:86). Sejauh
250
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan Istirahat Pasif (Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo)
ol 0,05. Hal
signifikan t e r h a d a p k a d a r M D A p l a s m a d a n
ini berarti bahwa seluruh data pada variabel penelitian
aktivitas enzim S O D eritrosit. Dengan demikian
berdistribusi normal.
dapat disimpulkan bahwa latihan interval istirahat
Uji homogenltas dilakukan untuk mengetahui
aktif tidak memberikan pengaruh yang signifikan
bahwa. s a m p e l penelitian memiliki kondisi a w a l
terhadap
derajat stres oksidatif.
yang s a m a atau tidak antara kelompok istirahat
2. S e d a n g k a n pada latihan interval istirahat pasif
aktif dan kelompok istirahat pasif. Uji homogenltas
k a d a r M D A p l a s m a memiliki nilai p s e b e s a r
menggunakan taraf signifikansi 0,05. Bila besarnya
0,006 (p < 0,05) dan nilai p untuk aktivitas enzim
nilai uji lebih dari 0,05 (> 0,05), m a k a data pada
S O D eritrosit s e b e s a r 0,004. (p < 0,05). J i k a
variabel tersebut memiliki varians yang homogen.
p < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima. Latihan
Ringkasan hasil uji homogenltas dapat dilihat pada
interval istirahat pasif m e m b e r i k a n pengaruh
Tabel 3. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
yang signifikan terhadap kadar M D A plasma dan
Tabel 3. Hasil Uji Homogenltas
aktivitas enzim S O D eritrosit. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa latihan interval Istirahat
Variabel
P
pasif m e m b e r i k a n p e n g a r u h y a n g s i g n i f i k a n
Umur (th)
0,230
terhadap derajat stres oksidatif.
Berat Badan (kg)
0.868
Tinggi Badan (cm)
0,867
Uji M a n c o v a d i g u n a k a n untuk m e n g a n a l i s a
Kadar MDA Plasma Sebelum
0,895
p e r b e d a a n k e l o m p o k interval istirahat aktif d a n
Latihan (nmol/ml)
k e l o m p o k interval istirahat pasif. Uji M a n c o v a
Aktivitas Enzim SOD Eritrosit
0,254
m e n g g u n a k a n taraf s i g n i f i k a n s i s e b e s a r 0 , 0 5 .
Sebelum Latihan (U/gHb)
Jika nilai p hasil uji m a n o v a lebih kecil dari 0,05
(p < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
Tabel 4. Hasil Uji T Berpasangan
perbedaan pengaruh latihan interval istirahat aktif
Variabel
Pretest
Posttest
P
dan latihan interval istirahat pasif terhadap derajat
Kadar MDA
5,4897
5,5565
0,598
stres oksidatif.
plasma (nmol/ml)
Dari Tabel 5 didapatkan hasil bahwa:
Latihan interval
1.
P
e r b e d a a n kadar M D A plasma post test pada
istirahat aktif
kelompok latihan interval istirahat aktifdan latihan
Aktivitas enzim
212,4583 200,0209
0,432
SOD eritrosit
interval istirahat pasif memiliki nilai p = 0,153. Jika
(U/gHb)
p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak. Dengan
Latihan interval
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
istirahat aktif
perbedaan pengaruh yang signifikan pada kadar
Kadar MDA
5,2918
4,8892
0,006
M D A plasma setelah latihan Interval istirahat aktif
plasma (nmol/ml)
dan latihan interval istirahat pasif.
Latihan interval
istirahat pasif
2. P e r b e d a a n aktivitas e n z i m S O D eritrosit post
Aktivitas enzim
214,0599 249,5449
0,004
test pada kelompok latihan interval istirahat aktif
SOD eritrosit
dan latihan Interval istirahat pasif memiliki nilai
(U/gHb)
p = 0,004. Jika p < 0,05 maka hipotesis penelitian
Latihan interval
diterima. D e n g a n demikian dapat disimpulkan
istirahat pasif
bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang
Berdasarkan pada Tabel 4, menunjukkan bahwa
signifikan p a d a aktivitas e n z i m S O D eritrosit
setelah dilakukan Uji T Berpasangan didapatkan hasil:
antara latihan interval Istirahat aktif dan latihan
1. P a d a latihan interval istirahat aktif kadar M D A
interval istirahat pasif.
plasma memiliki nilai p sebesar 0,598 (p > 0,05)
3. Nilai rata-rata kadar M D A plasma dan aktivitas
dan nilai p untuk aktivitas enzim S O D eritrosit
enzim S O D eritrosit antara latihan interval dengan
sebesar 0,432. (p > 0,05). Jika p > 0,05 m a k a
istirahat aktif dan istirahat pasif dapat ditunjukkan
hipotesis penelitian ditolak. L a t i h a n interval
dalam gambar 1 dan 2.
252
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan Istirahat Pasif (Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo) zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZY
Tabel 5. Hasil Ujl Mancova
Variabel
Kadar MDA plasma (nmol/ml)
Aktivitas enzim SOD eritrosit (U/gHb)
Istirahat Aktif
5,556 ± 1,164
200,020 ± 25,938
Istirahat Pasif
4,889 ± 1,062
249,544 ±20,539
P
0,153
0,004
PEMBAHASAN
P e n e l i t i a n ini d i l a k u k a n untuk m e n g u n g k a p
5.5zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
f
5.4
pengaruh latihan Interval istirahat aktif dan istirahat
5.3
5.2
o
E
c
5.1
5
4.9
4.8
4.7
4.6 '
ISTIRAHAT
AKTIF
ISTIRAHAT
PASIF
Gambar 1. Diagram Batang Nilai Rata-rata MDA pada
Kelompok Perlakuan
pasif terhadap derajat stres oksidatif pada Mahasiswa
llmu K e o l a h r a g a a n U n l v e r s i t a s N e g e r i M a l a n g ,
mekanlsme terjadinya stres oksidatif akibat latihan
Interval b e r d a s a r k a n teori radikal b e b a s , a k a n
diungkapkan melalui analisis Mancova dan perbedaan
antara b e b e r a p a variabel dependent (kadar M D A
plasma dan aktivitas enzim S O D eritrosit). Dalam
pembahasan hasil penelitian ini akan dibahas tentang
pengaruh latihan inten/al istirahat aktif terhadap derajat
stres oksidatif, pengaruh istirahat pasif terhadap
derajat stres oksidatif dan perbedaan pengaruh antara
interval istirahat aktif dan istirahat pasif terhadap
derajat stres oksidatif.
Kriteria Orang Coba
Dari hasil a n a l i s i s kriteria o r a n g c o b a p a d a
variabel umur, berat badan dan tinggi badan orang
coba, diketahui bahwa kedua kelompok tidak memiliki
200 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
p e r b e d a a n yang signifikan. Ha) ini menunjukkan
bahwa orang coba pada kedua kelompok berasal dari
n 150
sampel yang homogen, ditinjau dan umur, berat badan
I
dan tinggi badan orang c o b a , karena pembagian
01
sampel yang dilakukan s e c a r a random. Seperti
^ 100
yang dikemukakan oleh Leedy (2001), bahwa tujuan
dilakukan randomlsasi dalam pembagian kelompok
50'
perlakuan adalah agar variasi yang terdapat pada
sampel penelitian dapat tersebar merata pada semua
kelompok. Sehingga hasil analisis tidak dipengaruhi
ISTIRAHAT
ISTIRAHAT
oleh kondisi fisik awal orang c o b a . Bila ditemukan
AKTIF
PASIF
perbedaan kadar M D A plasma dan aktivitas enzim
S O D pada kedua kelompok, hal ini tidak disebabkan
Gambar 2. Diagram Batang Nilai Rata-rata SOD pada
oleh
perbedaan kriteria orang coba sebelum latihan.
Kelompok Perlakuan
250
D e n g a n demikian dapat d i s i m p u l k a n b a h w a
terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara
kelompok latihan interval istirahat aktif dan latihan
interval istirahat pasif.
Kadar MDA Plasma dan Aktivitas Enzim SOD
eritrosit sebelum melakukan latihan fisik.
Hasil analisis pada variabel kadar M D A plasma
dan aktivitas enzim S O D sebelum latihan menunjukkan
lidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua
253
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 14 No. 3 Juli 2011: 249-257
bahwa kadar M D A plasma akan sedikit meningkat
ketika melakukan latihan interval istirahat aktif.
Malondialdehyde merupakan salah satu Indikator
yang digunakan untuk mengukur terjadinya stres
oksidatif (Halliwell, 1999). Peningkatan kadar M D A
plasma yang terjadi setelah melakukan latihan interval
istirahat aktif, mengindikasikan bahwa setelah latihan
terjadi peningkatan jumlah oksidan yang masuk ke
Menurut Ji (1996) a d a beberapa faktor yang
dalam tubuh. MDAterbentuk apabila terjadi peroksidasi
dapat memengaruhi tingkat peroksidasi lemak dan
lemak p a d a m e m b r a n s e l , y a n g m e n y e b a b k a n
kadar enzim antioksidan akibat latihan fisik, antara
penurunan fungsi dari membran s e l . Pengukuran
lain: interaksi diet, penyakit, obat-obatan dan tingkat
kadar M D A plasma merupakan pengukuran aktivitas
partisipasi s e s e o r a n g terhadap latihan fisik atau
radikal bebas secara tidak langsung, karena yang
olahraga. Bila seseorang melakukan aktivitas berat
diukur adalah produk dari aktivitas radikal bebas.
selama beberapa jam atau beberapa hari sebelumnya,
Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kadar
akan dapat memengaruhi tingkat peroksidasi lemak
M D A plasma akibat latihan interval istirahat aktif.
dan enzim antioksidan. Begitu juga ketika memakan
Hal ini membuktikan bahwa latihan interval istirahat
obat-obatan tertentu akan dapat memengaruhi tingkat
aktif mengakibatkan peningkatan produksi radikal
peroksidasi lemak dan enzim antioksidan. Berdasarkan
bebas, bila peningkatan ini tidak mampu diredam oleh
pendapat ini, kedua kelompok dianggap mempunyai
antioksidan yang tersedia dalam tubuh maka akan
interaksi diet, kondisi fisik dan respons terhadap latihan
mengakibatkan terjadinya peningkatan peroksidasi
fisik yang hampir s a m a . Dengan demikian faktor
lemak yang pada akhirnya menghasilkan zat toksik
tersebut dianggap tidak akan memengaruhi hasil
M
D A yang dapat merusak membran sel.
analisis antara kedua kelompok setelah latihan fisik. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
kelompok latihan, Hal Ini menunjukkan bahwa sebelum
latihan, variabel tersebut p a d a k e d u a kelompok
adalah sama. Bila ditemukan perbedaan antara kedua
kelompok berdasarkan variabel tersebut setelah
latihan fisik, maka perbedaan itu tidak disebabkan
karena a d a n y a p e r b e d a a n nilai a w a l ( s e b e l u m
melakukan latihan interval).
Pengaruh Latihan Interval istirahat Aktif dan
Latihan Interval Istirahat Pasif terhadap Kadar
MDA Plasma
B e r d a s a r k a n hasil penelitian tidak terdapat
perbedaan pengaruh yang signifikan antara kadar
M D A plasma sebelum dan setelah latihan. Sellslh
nilai rerata antara sebelum dan setelah melakukan
olahraga (menggunakan latihan interval istirahat
aktif) sebesar 0,0668, sedangkan selisih nilai rerata
antara sebelum dan setelah melakukan olahraga
(menggunakan latihan interval istirahat pasif) sebesar
0,4026. Hal ini berarti bahwa kadar M D A plasma
pada indivldu yang m e l a k u k a n latihan interval
istirahat aktif terjadi peningkatan kadar M D A plasma
yang lebih rendah daripada latihan interval iatirahat
pasif. Pada kelompok latihan Interval istirahat aktif,
kadar M D A p l a s m a setelah latihan memiliki nilai
rerata yang lebih tinggi daripada kadar M D A plasma
sebelum latihan. Nilai rerata s e b e s a r 5,489 pada
saat sebelum melakukan latihan d a n nilai rerata
sebesar 5,556 setelah melakukan latihan. Setelah
diuji menggunaakan "Painwlse Comparisons", nilai
rerata tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan karena p > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
254
K a r e n a istirahat yang dilakukan a d a l a h aktif,
jadi tubuh dapat m e r e s p o n s oksidan yang masuk
dengan cara dikeluarkannya antioksidan. Hasil
penelitian didukung oleh pendapat McBride &
K r a e m e r (1999), y a n g menyatakan bahwa ketika
m e l a k u k a n o l a h r a g a y a n g bersifat aerobik a k a n
terjadi peningkatan konsumsi oksigen sekltar 10-20
kali. Dari 4 - 5 % oksigen yang dikonsumsi s e l a m a
respirasi tersebut a k a n dibentuk menjadi radikal
bebas (Clarkson & Thompson, 2000). Latihan interval
istirahat aktif merupakan salah satu aktivitas fisik akan
m e n y e b a b k a n terjadinya peningkatan kebutuhan
oksigen, sehingga proses oksidasi di dalam tubuh
juga ikut meningkat. Salah satu hasil samping dari
proses oksidasi adalah molekul oksigen yang tidak
stabil seperti radikal bebas, sehingga terjadi sedikit
peningkatan kadar M D A pada plasma.
Peningkatan kadar MDAplasma setelah melakukan
olahraga merupakan suatu fenomena fisiologis yang
disebabkan oleh terjadinya peningkatan konsumsi
oksigen (peningkatan respirasi) dan disertai dengan
proses reduksi yang dapat m e r a n g s a n g o k s i g e n .
Karena proses inilah sehingga terjadi peningkatan
reaksi pembentukan superoksida anion, hidrogen
p e r o k s i d a , radikal hidroksil, o k s i g e n b e b a s , d a n
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan istirahat Pasif (Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo)
komponen radikal bebas yang lain (Spencer, 1994).
Setiap proses yang menggunakan oksigen sebagai
energi sangat berpotensi meningkatkan produksi
radikal bebas bermuatan partikel kimia. Hal ini akan
menyebabkan membran sel dari sel darah merah dan
sel otot mudah terjadi kerusakan (Pidcock, 2001).
(H2O2), (3) respons inflamasi
dan hidrogen peroksidazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
ketika terjadi kerusakan otot akibat overexertion zyxwvutsr
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif
dan Latihan Interval Istirahat Pasif terhadap
Aktivitas Enzim SOD Eritrosit
Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan
Dalam penelitian ini, orang coba mendapat beban
y
a
n
g
b e r m a k n a antara kelompok latihan interval
fisik dengan c a r a m e n g a y u h s e p e d azyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
{ergocycle
istirahat aktif d a n latihan interval istirahat pasif.
technogym) selama 24 menit dengan bentuk latihan
Dengan selisih nilai rerata antara sebelum dan setelah
interval istirahat aktif. Beban tersebut akan direspon
melakukan
olahraga (menggunakan latihan interval
soleh tubuh salah satunya dengan jalan peningkatan
istirahat
aktif)
sebesar 12.4374, sedangkan selisih
konsumsi oksigen. Namun peningkatan konsumsi
nilai rerata antara sebelum dan setelah melakukan
oksigen tersebut a k a n diiringi d e n g a n terjadinya
olahraga
(menggunakan latihan interval Istirahat pasif)
peningkatan kadar M D A p l a s m a , hasil penelitian
sebesar
35.485.
Hal ini berarti bahwa aktivitas enzim
ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
S
O
D
eritrosit
pada
Indivldu yang melakukan latihan
Marzatico dkk. (2000) bahwa kadar M D A p l a s m a
aktif
terjadi penurunan, sedangkan
interval
istirahat
pada pelari maraton dan pelari cepat mengalami
aktivitas enzim S O D eritrosit meningkat pada latihan
peningkatan secara bertahap sampai 48 jam setelah
interval istirahat pasif.
melakukan latihan, d a n setelah 4 8 j a m berikutnya
Aktivitas e n z i m S O D eritrosit s e b e l u m latihan
akan terjadi penurunan.
interval
istirahat aktif mempunyai nilai rerata sebesar
B e r d a s a r k a n hasil penelitian pada kelompok
212.4583 dan setelah latihan mempunyai nilai rerata
latihan interval istirahat pasif, kadar M D A plasma
sebesar 200.0209. Jadi terjadi penurunan aktivitas
setelah latihan memiliki nilai rerata yang lebih rendah
enzim S O D eritrosit. Hasil ini mengindikasikan bahwa
daripada kadar M D A plasma sebelum latihan. Nilai
selama m e l a k u k a n latihan interval istirahat aktif,
rerata sebesar 5.2918 nmol/ml pada saat sebelum
akan segera dikeluarkan e n z i m antioksidan untuk
melakukan latihan interval istirahat pasif dan nilai rerata
menangkal terjadinya stres oksidatif.
sebesar 4,8892 nmol/ml setelah melakukan latihan.
Setelah diuji menggunakan "Pairwise Comparisons",
nilai rerata tersebut tidak menunjukkan perbedaan
yang signifikan karena p ^ 0 , 0 5 . H a s i l tersebut
menunjukkan bahwa kadar M D A plasma akan sedikit
menurun ketika melakukan latihan interval istirahat
pasif. Konsumsi oksigen yang lebih rendah pada
kelompok latihan interval istirahat pasif, merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan kadar M D A
plasma setelah latihan menjadi lebih rendah.
Hasil penelitian, menunjukkan bahwa tingkat
peroksidasi lemak pada latihan interval istirahat
aktif lebih tinggi daripada latihan interval istirahat
pasif. Hal ini menunjukkan bahwa produksi oksidan
lebih tinggi p a d a latihan interval istirahat aktif
daripada latihan interval istirahat pasif. Peningkatan
produksi oksidan terjadi karena beberapa faktor,
antara lain: (1) terjadinya peningkatan konsumsi
oksigen (peningkatan respirasi) dan disertai dengan
proses reduksi yang dapat merangsang oksigen,
(2) peningkatan autooksidasi katekolamin s e l a m a
latihan akan menyebabkan produksi O^- akan bereaksi
dengan molekul sejenis seperti: proton (dismutasi)
Intensitas latihan yang tinggi akan menyebabkan
terjadinya hipoksta p a d a otot d a n diikuti dengan
terjadinya iskemla. Keadaan Iskemia ini akan direspons
oleh tubuh dengan meningkatkan terjadinya reperfusi.
Proses pengembalian oksigen setelah latihan akan
menghasilkan radikal bebas, sehingga aktivitas radikal
bebas akan meningkat setelah melakukan latihan.
Radikal b e b a s yang tinggi ini akan diikuti dengan
peningkatan derajat stres oksidatif yang tinggi, dan
penurunan jumlah enzim antioksidan. Hasil penelitian
ini s e n a d a dengan penelitian yang dilakukan oleh
Asian (1998) yang menyebutkan bahwa orang yang
melakukan latihan dapat meningkatkan kerja radikal
bebas yang diikuti dengan terjadinya penurunan pada
enzim antioksidan.
Mekanisme terjadinya penurunan aktivitas enzim
S O D eritrosit disebabkan karena ketika melakukan
o l a h r a g a d e n g a n latihan interval istirahat aktif,
akan terjadi peningkatan konsumsi oksigen selama
respirasi. Ketika O2 dibentuk, enzim S O D ini berfungsi
sebagai katalisator pada proses dismutasi hidrogen
peroksida. Sehingga oksidan yang terbentuk setelah
255
Buletin Peneitiian Sistem Kesehatan - Vol. 14 No, 3 Juli 2011: 249-257
latihanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
akan mampu dinetralisir dengan cepat oleh
antiradikal bebas yang terdapat dalam eritrosit (seperti:
superoksida dismutase, glutathionin peroksidase,
antioksidan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
dan katalase). Enzim anti radikal bebas berpengaruh
terhadap proteksi kerusakan jaringan akibat serangan
Gur (2003), dengan perlakuan olahraga yang bersifat
radikal bebas. Sebaliknya pada subjek yang tidak
akut antara orang yang merokok dan orang yang tidak
merokok menunjukkan terjadinya penurunan aktivitas
terlatih adaptasi terhadap peningkatan enzim antiradikal
enzim S O D eritrosit setelah melakukan latihan. Hasil
bebas kemungkinan sudah terjadi, tetapi radikal bebas
mengalami peningkatan yang lebih tinggi.
senada juga dilaporkan oleh Toskulkao and Glinsukon
(1996) yang menunjukkan bahwa pada orang yang
Stres oksidatif yang tertinggi terjadi pada kelompok
bersepeda selama 60 menit dengan intensitas 70%
latihan interval istirahat aktif, d a n s e c a r a c e p a t
dari H R m a x , aktivitas e n z i m S O D eritrosit a k a n
langsung mampu direspons oleh sistem antioksidan
menurun setelah 5 menit melakukan latihan dan akan
tubuh. Sedangkan pada latihan interval istirahat pasif,
terus menurun sampai 48 jam.
didapatkan derajat stres oksldatifnya rendah dan
memiliki S O D yang lebih tinggi. Peningkatan aktivitas
S O D merupakan enzim antioksidan yang pertama
S O D yang lebih tinggi, mengindikasikan bahwa di
kali terbentuk s e b a g a i sistem pertahan terhadap
dalam gel terjadi sistem pertahanan yang meningkat.
terjadinya stres oksidatif, o l e h k a r e n a itu S O D
Hal ini perlu diwaspadai karena aktivitas fisik berpotensi
merupakan salah satu indikator biokimia ketika terjadi
menimbulkan kerusakan jaringan, yang diikuti dengan
kondisi patologis akibat dari stres oksidatif (Maestro,
peningkatan kadar enzim antioksidan (Ji, 1996).
1991; Mates & J i m e n e z , 1999). Dismutasi anion
superoksida menjadi hidrogen peroksida danzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
O2
Setiap latihan fisik memiliki potensi terhadap
oleh S O D sering disebut sebagai pertahanan primer
timbulnya radikal bebas yang bisa mengakibatkan
terhadap stres oksidatif karena superoksida adalah
terjadinya stres oksidatif. Tubuh memiliki jumlah
inisiator reaksi berantai yang kuat (Marks dkk, 1996).
antioksidan yang terbatas, sedangkan saat latihan
Al 0,05. Hal ini berarti bahwa seluruh data pada variabel
penelitian berdistribusi normal dan homogen.
Uji T Berpasangan dilakukan untuk menganalisis
apakah terdapat perbedaan yang bermakna antara
kadar M D A plasma sebelum latihan dan setelah latihan,
dan juga apakah terdapat perbedaan yang bermakna
antara aktivitas enzim S O D eritrosit sebelum latihan
dan setelah latihan. Uji T Berpasangan menggunakan
taraf signifikansi 0,05 (p = 0,05). Bila nilai p hasit
Uji T Berpasangan lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara sebelum latihan dan setelah
Pengaruh Latihan Interval istirahat Aktif dan Istirahat Pasif (Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo)
Biology and Medicine. (Online), (http://www.ebmonline.
latihan. Nilai p dari Uji T Berpasangan dapat dilihat
org/misc/terms.shtml, diakses 26 Februari 2008).
pada Tabel 4. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Ji, Li Li, 1996. Exercise, Oxidative Stress and Antioxidants.
The American Journal of Sports Medicine, Vol. 24,
DAFTAR PUSTAKA
No. 6. American Orthopaedic Society for Sports
Medicine.
Andiana O, 2005. Pengaruh Latihan Teratur dan Tidak
PD, 2001. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran,
Leedy
Teratur Terhadap Kerusakan Jaringan pada Tikus
Cetakan
Ke-Tiga. Balai PenerbitFKUl, Jakarta: Gaya
Putih. Skripsi, Unlversitas Negeri Malang, Fakuitas
Baru.
Editor
oleh: Arjatmo Tjokronegoro dan Sunedi
llmu Pendidikan, Jurusan llmu Keolahragaan.
Sudarsono.
Blokehealth, 2008. Exercise and Free Radicals; Exercise and
Leeuwenburgh C dan Heinecke JW, 2001. Oxidative
Oxidative Damage, (Online), (http://vvww.mjholland.
Stress and Antioxidants in Exercise. Current Medical
fsnet.couk/blokehealth/exercise.htm, diakses 8 Juni
Chemistry
8,829-838. Bentham Science Publishers
20008),
Ltd.
Brunsw/ick, 2008. Better results in less time? Interval Training
Liskustyowati H, 1995. Perbedaan Latihan Naik Turun
may be the Answer for the Common Workout!. 2008
Bangku dengan Interval Istirahat Aktif dan Interval
Life Fitness, A Division Of The Bmnswick Corporation.
Istirahat
Pasif terhadap Daya Tahan Otot Tungkai
(Online), (http:www.//au.home.Iifefitness.com/ fitness
serta
Kecepatan
Lari. Tesis. Program Pascasarjana,
advisor, diakses 21 Februari 2008).
Unlversitas Airiangga Surabaya.
Clarkson PM & Thompson HS, 2000. Antioxidants: What
Marzatico F, Pansarasa O, Bertoreili L, Somenzini L,
Role do They Play in Physical Activity and Health?.
& Delia V G , 2000. Blood free radical antioxidant
American Journal of Clinical Nutrition,Vol. 72, No.
enzymes and lipid peroxides following long-distance
2, 637S-646S, Augst, (Online), (http://www.ajcn.
and
lactacidemic performances in highly trained
org/cgi/ content/full/72/2/6357#R135, diakses 26
aerobic
and sprint athletes. J Sports Med Phys
Februari 2008).
Fitness;
37:
235-239.
Cochrane DJ, 2004. Alternating Hot and Cold Water
Males, Jose MJ & Francisca S J , 1999. Antioxidant Enzymes
Immersion For Athlete Recovery Physical Therapy
and their Implication in Pathophysiologic Process,
in Sport 5 (2004) 26-32, (Online), (http://www.
Frontiers in Bioscience 4, 0339-345, Department
sciencedirect.com, diakses 3 April 2008).
of
Molecular Biology and Biochemistry, Faculty of
Erman, 2003. Oksigen Sebagai Ancaman Bagi Atlet. Jurnal
Sciences,
University of Malaga.
Kepelatihan Olahraga. Volume 1, t^o. 2, Desember
McBridge
JM
&
Kraemer W J , 1999. Free Radicals,
2003: 61-69.
Exercise
and
Antioxidants. Journal of Strength &
Fox E, 1980. Encyclopedia of Physical Education. Fitness
Conditioning
Research,
Center for Sport Medicine.
and Sport: Interval Training. Brighton Publishing
The
Pennsylvania
State
University.
Company: G. Alan Stull, Thomas K. Cureton.
Pidcock
J
,
2001.
Carbohydrate
Protection Against Muscle
Fox E, Richard Bowers, & Merle Foss, 1993. The
Damage.
Last
modified:
December, 01, 2004,
Physiologycal Basis for Exercise and Sport. Fifth
(Online),
(http://wvvw,woridclimbing.com,
diakses 22
Edition. WCB. Brown & Benchmark Publishers.
Maret
2008).
Gur E, Sijrmen, Adhan E, Zehra S, & Haken G, 2003.
Rushall BS & Pyke FS, 1990. Training for Sport and Fitness,
Influence of Acute Exercise on Oxidative Stressin
lzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJ
^t edition. Melbourne: Mc Millan co. of Austria PTY
Chronic Smokers. Journal of Sport Science and
LTD.
Medicine (2003) 2, 98-105. (Online), (http://www.
Shuji T. Matsubara E & Hirohisa, 2003. Changes Plasma
jssm.org, diakSQs 4 Wei 2008).
Cu Concentration and Erythrocyte SOD Activity due
Hallivi^ell B and John MCG. 1999. Free Radicals in Biology
to Aerobic Bicycle Exercise. Journal the Faculty of
and Medicine (S'^ ed): Oxidative Stress, Adaptation,
Education, Kagoshima University. Science Links
Damage. Repair and Death. Oxford University
Japan, (Online), (http://www.sciencelinksjapan.html,
Press,
diakses
10 Maret 2008).
Harjanto. 2003. Petanda Biologis dan Faktor yang
Spencer SS, 1994. Pnnciples of Surgery (6^'^ ed.). McGrawMemengaruhi Derajat Stres Oksidatif pada Latihan
Hill, Inc. Health Provessions Division.
Olahraga Aerobik Sesaat. Disertasi. Program
Wikipedia,
2008. The Free Encyclopedia. (Online), (http://
Pascasarjana. Unlversitas Airlangga Surabaya.
en.wikipediaorg/wiki/
Wikipedia:Manual_of_Style,
Ji, Li Li, 1996, Antioxidants and Oxidative Stress in Exercise. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
diakses
22
Maret
2008).
Proceedings of the Society for Experimental Biology
Winarsi H, 2007. Antioksidan Alami & Radikal Bebas.
andf^edicine 222:283-292. Society for Experimental
Penerbit Kanislus, Yogyakarta. zyxwvutsrqponmlkjihgfedc
257
Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan
(Bullet in of Healt h Syst em Resear ch)
Vol. 14
No. 3, Juli
2011
zyxwvutsrqponmlkj
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQ
K E M E N T E R I A N K E S E H A T A N R E P U B L I K INDONESIA
BADAN PENELITIAN DAN P E N G E M B A N G A N K E S E H A T A N
PUSAT HUMANIORA KEBIJAKAN KESEHATAN
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Alamat Redaksi/Penerbit
Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Jalan Indrapura 17, Surabaya 60176 Telp. (031)3528748, Fax. (031) 3528749
E-mail: [email protected]
Bul. Penel.
Sistem
Kes.
Vol. 14
No. 3
Him.209-309
zyxwvutsrq
Surabaya,
Juli 2011
ISSN:
1410-2935
TerakreditasizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
{Accredited) A -LIPI Nomor 171/AU1/P2MBI/08/2009
ISSN: 1410-2935 zyxwvutsrq
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcba
(Bulletin of Health System Research)
Volume 14. No. 3, Juli 2011
DAFTAR IS!
Pola Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah dan Faktor yang Memengaruhinya di Indonesia Tahun
2010
Mochamad Setyo Pramono dan Umi Muzakklroh
209-217
Validation Test for Verbal Autopsy Tool in Capturing TB Death in the Community In Metro City,
Lampung Province
Sanmawar Djaja dan Lamria Pangaribuan
218-225
Are Under Weight Adolescents Boys Associated to A Lower Socio Economic Status in
Indonesia?
Dwi Susllowati
226-233
EfektivitaszyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Home Wsrf terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Klien TBC
di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan
Reni Chairani, Heni Nurhaeni, Wahyu Widagdo, A. Eru Saprudin.^mumpuni,
Elsye Rachmawati, Lindawati dan li Solihah
234-240
Hubungan Dukungan Sosial terhadap Depresi Remaja Mantan Penyalahgunaan Napza di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pondok Bambu Jakarta TImur Tahun 2009
Hen! Nurhaeni, Reni Chairani, Suryati, Suryani Manurung, Tri Riana Lestari dan Sumiati
241-246
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan Istirahat Pasif terhadap Derajat Stres Oksidatif
Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo
1^249-257
Benefits "Sajojo" as Efforts Through the Promotion of Health Effects of Blood Cholesterol
Hasmiati
258-264
Study on Feasibility and Logistics of Vaccination With Typhoid Vl-vaccine on School Children
in North Jakarta Indonesia: Analysis of the Vaccination Cost
Roy G.A. Massie
265-269
Pengaruh Suplementasi Zinc Sulfat dan Biskuit terhadap Konsentrasi Zinc Rambut Balita
(Program MPASI Biskuit di Kertosono Jawa Timur)
Indah Budiastutik, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adrian!
270-281
Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Penugasan Khusus dan Tenaga PTT di Daerah
Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) Tahun 2010
Oktarina. Mugeni Sugiharto
282-289
Impact of Sports and Nutrition Counseling to Blood Pressure and Nutritional Status Based on
Waist Circumference in Hypertensive Patients at Bengkulu Municipality
Emy Yuliantini, Tonny C. Maigoda
290-300
Pemanfaatan Jamu untuk Gangguan Kesehatan Reproduksi Perempuan. Analisis Lanjut Data
Riset kesehatan Dasar Tahun 2010
Lestari Handayani, Lusi Kristiana
301-309
Dicetak oleh Airlangga University Press (144/09.11/225E) Kampus C Unair, Jl, Mulyorejo Surabaya 60115,
Indonesia Telp. (031) 5992246, 5992247, Fax. (031) 5992248. E-mail: [email protected],
Kesalahan penulisan (is!) di luar tanggung jawab AUP
PENGARUH LATIHAN INTERVAL ISTIRAHAT AKTIF DAN ISTIRAHAT
PASIF TERHADAP DERAJAT STRES OKSIDATIF
Olivia Andiana,^zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCB
dan Yudik Prasetyo^ zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR
ABSTRACT" zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
The purpose of the research was to determine the effect interval exercise with active rest and passive rest to degree
of oxidative stress. This research was an experimental study. Using "randomized pretest-posttest control group design.
Samples were obtained in randomized fashion from population 124 healthy subjects between 21-22 years of age, and
obtained 8 persons for each groups. They were chosen from Faculty of Sport Science, in University state of tvfalang. Blood
samples were obtained from cubital veins before exercise and after exercise in eppendorf tubes. The present research
was designed to determine the changes of plasma lipid peroxidation levels (expressed as malondialdehyde [MDA]) and
erythrocyte SOD activity in healthy people. This type of exercise is an aerobic interval exercise by ergocycle. This exercise
was executed in the morning. Laboratory examination of the variables used TBARS method in Brawijaya University. Data
analysis was carried out using descriptive and inferensial statistic with statistical software SPSS, Pairwise comparisons
statistical multivariat and discriminant analysis. From stastical analysis, showed the difference of rate MDA plasma post
test between active group of rests interval exercise and passive rests interval exerase (p = 0.153). This mean that there
no difference between group of Interval exercise with active resf and Interval exercise with passive rest. While difference
of enzymatic activity SOD erythrocyte between group of interval exercise with active rest and interval exercise with passive
rest have value p = 0.004. There were difference is influence which significant between group of Inten/al exercise with active
rest and interval exercise with passive rest This research result may give scientific information contribution for concept
development effort and form of athletics practice which evaluated from oxidative stress parameter. zyxwvutsrqponmlkjihgfed
Key word: Interval exercise, active rest, passive rest and oxidative stress
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari pengaruh latihan inten/al istirahat aktif dan istirahat pasif
terhadap derajat stres oksidatif Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental laboratoris, dengan pretest-posttest
design. Penelitian ini menggunakan sampe! yang dipilih secara acak dan 124 orang sehat, berumur 21-22 tahun. Mereha
dipilih dari Mahasiswa llmu Keolahragaan Unlversitas Negeri Malang. Sampel darah diambil dari vena cubiti saat sebelum
dan sesudah melakukan latihan, dan diletakkan dalam tabung. Variabel tergantung yang diteliti adalah menggunakan indikator
kadar MDA dan aktivitas enzim SOD eritrosit. Latihan olahraga dilakukan pada pagi had dengan bentuk interval (beban
latihan yang berselang-seling), terbagi menjadi dua kelompok perlakuan yang dilakukan secara random. Yaitu kelompok
inten/al dengan istirahat aktifdan kelompok inten/al dengan istirahat pasif. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
program statistik SPSS 15, dengan menggunakan uji Manova. Dari analisis statistik menunjukkan perbedaan kadar MDA
plasma post test pada kelompok latihan interval istirahat aktif dan latihan inten/al istirahat pasif memiliki nilai p = 0,153
(p > 0,05) berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada kadar MDA plasma setelah latihan interval istirahat
aktifdan latihan interval istirahat pasif Sedangkan perbedaan aktivitas enzim SOD eritrosit post test pada kelompok latihan
inten/al istirahat aktif dan latihan interval istirahat pasif memiliki nilai p = 0,004 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan
pengaruh yang signifikan pada aktivitas enzim SOD entrosit antara latihan inten/al istirahat aktifdan latihan inten/al istirahat
pasif Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok latihan
inten/al istirahat aktifdan latihan interval istirahat pasif Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasl
untuk meningkatkan kemampuan atlit yang ditinjau dari parameter stres oksidatif
Kata kunci: latihan inten/al, istirahat aktif, istirahat pasif dan stres oksidatif
Naskah Masuk: 27 Juni 2011. Review 1: 30 Juni 2011, Reviews 2: 30 Juni 2011, Naskah layakterbit: 1 Juli 2011
2 Dosen Institut Pendidikan Negeri Yogyakarta, Fakuitas Keolahragaan
Korespondensi: Olivia Andiana, E-mail: [email protected],id
249
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 14 No. 3 Juli 2011: 249-257 zyxwvutsr
PENDAHULUAN
ini telah terbukti b a h w a latihan interval istirahat
aktif memiliki banyak keuntungan daripada latihan
interval dengan istirahat pasif, sedangkan indikator
yang menunjukkan bahwa k e d u a latihan tersebut
menguntungkan dari stres oksidatif belum diketahui.
Program latihan yang baik tidak hanya dapat dilihat
dari satu aspek saja tetapi juga perlu ditinjau dan
berbagai aspek.
Pada saat ini diakui bahwa kualitas sumber daya
manusia merupakan hal terpenting untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. Olahraga
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia. Meskipun demikian jika
olahraga dilakukan tidak tepat akan dapat menimbulkan
efek samping yang bersifat kontra produktlf terhadap
Derajat s t r e s oksidatif d a p a t diukur d e n g a n
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.
berbagai cara, antara lain: dengan mengukur kadar
Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah
M D A p l a s m a dan aktivitas e n z i m S O D eritrosit.
terjadinya p e n i n g k a t a n p e m b e n t u k a n s e n y a w a
Terbentuknya M D A ( M a l o n d i a l d e h y d e ) dianggap
oksidan yang diikuti dengan terjadinya peristiwa
sebagai suatu petanda biologis untuk mengukurderajat
stres oksidatif {Harjanto, 2003:1). Stres oksidatif
stres oksidatif yang terjadi pada suatu organisme
terjadi karena adanya ketidakselmbangan produksi
( M c B r i d g e & K r a e m e r , 1999: 177), k a r e n a M D A
antara pro-oksidan dan antioksidan (Leeuwenburgh &
merupakan senyawa toksik hasil akhir terputusnya
Heinecke, 2001:829). Beberapa peneliti menyebutkan
rantai karbon asam lemak pada proses peroksidasi
bahwa stres oksidatif dapat menyebabkan terjadinya
lipid. Proses oksidasi lipid ini merupakan salah satu
penyakit neurodegeneratif, seperti:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Atherosclerosis,
hasil kerja dari radikal bebas yang diketahui paling
Parkinson, Alzheimer, (Wikipedia, 2008:1) selain itu
awal dan paling mudah p e n g u k u r a n n y a . Menurut
juga mempercepat terjadinya penuaan, meningkatkan
WinarsI (2007: 19), M D A dalam plasma merupakan
risiko terjadinya kanker ( C h a l l e m , 1997: 1) d a n
salah satu Indikator yang memiliki sensitivitas reaksi
k e r u s a k a n jaringan ( A n d i a n a , 2 0 0 5 : 77). S t r e s
y a n g paling tinggi, ketika d a l a m s u a t u j a r i n g a n
oksidatif merupakan kondisi fisiologis yang terjadi
terdapat radikal bebas. Salah satu enzim antioksidan
pada metabolisme aerobik (Wikipedia, 2 0 0 8 : 1;
yang berguna sebagai sistem pertahanan terhadap
Halliwell & Gutteridge, 1999: 4). Stres oksidatif yang
senyawa oksigen rektif adalah Superoksida Dismutase
terjadi berlebihan a k a n menimbulkan efek yang
(SOD). Aktivitas enzim S O D memiliki peran yang
penting dalam sistem pertahanan tubuh, terutama
patologis.
terhadap aktivitas senyawa oksigen reaktif yang dapat
O l a h r a g a dapat d i l a k u k a n d e n g a n b e r b a g a i
menyebabkan terjadinya stres oksidatif (Gur dkk,
metode, s a l a h satu metode latihan yang banyak
2003: 99). Sedangkan eritrosit merupakan suatu sel
dilakukan oleh atlit adalah latihan interval dengan
yang tidak mempunyai organel sehingga tidak bisa
istirahat aktif. Latihan interval m e r u p a k a n s a l a h
mensintesis bahan. Penggunaan aktivitas enzim S O D
satu sistem latihan interval yang dilakukan dengan
eritrosit sebagai indikator memiliki keuntungan karena
pengulangan intensitas tinggi dan diikuti oleh periode
enzim ini tidak dapat disintesis baru sehingga dapat
istirahat/aktivitas rendah (Fox dkk, 1993:300). Selama
terhindar dari hasil bias pengukuran. Selain itu enzim
ini latihan interval dengan istirahat aktif dianggap
S O D ini terdapat dalam semua organisme aerob, dan
memiliki banyak keuntungan, antara lain: menghemat
sebagian besar berada dalam tingkat intraseluler,
waktu, membakar kalori lebih banyak, meningkatkan
sehingga S O D digunakan s e b a g a i indikator tidak
kekuatan, meningkatkan kecepatan, meningkatkan
langsung yang digunakan untuk mengetahui adanya
endurance (Brunswick, 2008:1). Jika dibandingkan
senyawa oksigen reaktif.
dengan sistem latihan lainnya, latihan interval terbukti
lebih efektif meningkatkan prestasi s e o r a n g atlit
P e m b u k t i a n tentang terjadinya p e n i n g k a t a n
(Fox, 1980:84). Beberapa penelitian menyebutkan
jumlah radikal bebas oksigen s e l a m a berolahraga,
bahwa latihan dengan bentuk interval istirahat aktif
sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk dilakukan
karena umur radikal bebas sangat singkat (mikrodetik)
telah terbukti lebih meningkatkan proses pemulihan
(Erman, 2003:63). Mengingat bahaya yang ditimbulkan
asam laktat daripada latihan inten/al istirahat pasif
akibat stres oksidatif s e l a m a aktivitas fisik, m a k a
(Cochrane, 2004:28). Latihan interval dengan istirahat
perlu
diungkap perbedaan pengaruh latihan interval
aktif juga lebih meningkatkan daya tahan otottungkai
istirahat aktif dan istirahat pasif terhadap derajat stres
serta kecepatan lari (Liskustyowati, 1995:86). Sejauh
250
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan Istirahat Pasif (Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo)
ol 0,05. Hal
signifikan t e r h a d a p k a d a r M D A p l a s m a d a n
ini berarti bahwa seluruh data pada variabel penelitian
aktivitas enzim S O D eritrosit. Dengan demikian
berdistribusi normal.
dapat disimpulkan bahwa latihan interval istirahat
Uji homogenltas dilakukan untuk mengetahui
aktif tidak memberikan pengaruh yang signifikan
bahwa. s a m p e l penelitian memiliki kondisi a w a l
terhadap
derajat stres oksidatif.
yang s a m a atau tidak antara kelompok istirahat
2. S e d a n g k a n pada latihan interval istirahat pasif
aktif dan kelompok istirahat pasif. Uji homogenltas
k a d a r M D A p l a s m a memiliki nilai p s e b e s a r
menggunakan taraf signifikansi 0,05. Bila besarnya
0,006 (p < 0,05) dan nilai p untuk aktivitas enzim
nilai uji lebih dari 0,05 (> 0,05), m a k a data pada
S O D eritrosit s e b e s a r 0,004. (p < 0,05). J i k a
variabel tersebut memiliki varians yang homogen.
p < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima. Latihan
Ringkasan hasil uji homogenltas dapat dilihat pada
interval istirahat pasif m e m b e r i k a n pengaruh
Tabel 3. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
yang signifikan terhadap kadar M D A plasma dan
Tabel 3. Hasil Uji Homogenltas
aktivitas enzim S O D eritrosit. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa latihan interval Istirahat
Variabel
P
pasif m e m b e r i k a n p e n g a r u h y a n g s i g n i f i k a n
Umur (th)
0,230
terhadap derajat stres oksidatif.
Berat Badan (kg)
0.868
Tinggi Badan (cm)
0,867
Uji M a n c o v a d i g u n a k a n untuk m e n g a n a l i s a
Kadar MDA Plasma Sebelum
0,895
p e r b e d a a n k e l o m p o k interval istirahat aktif d a n
Latihan (nmol/ml)
k e l o m p o k interval istirahat pasif. Uji M a n c o v a
Aktivitas Enzim SOD Eritrosit
0,254
m e n g g u n a k a n taraf s i g n i f i k a n s i s e b e s a r 0 , 0 5 .
Sebelum Latihan (U/gHb)
Jika nilai p hasil uji m a n o v a lebih kecil dari 0,05
(p < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
Tabel 4. Hasil Uji T Berpasangan
perbedaan pengaruh latihan interval istirahat aktif
Variabel
Pretest
Posttest
P
dan latihan interval istirahat pasif terhadap derajat
Kadar MDA
5,4897
5,5565
0,598
stres oksidatif.
plasma (nmol/ml)
Dari Tabel 5 didapatkan hasil bahwa:
Latihan interval
1.
P
e r b e d a a n kadar M D A plasma post test pada
istirahat aktif
kelompok latihan interval istirahat aktifdan latihan
Aktivitas enzim
212,4583 200,0209
0,432
SOD eritrosit
interval istirahat pasif memiliki nilai p = 0,153. Jika
(U/gHb)
p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak. Dengan
Latihan interval
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
istirahat aktif
perbedaan pengaruh yang signifikan pada kadar
Kadar MDA
5,2918
4,8892
0,006
M D A plasma setelah latihan Interval istirahat aktif
plasma (nmol/ml)
dan latihan interval istirahat pasif.
Latihan interval
istirahat pasif
2. P e r b e d a a n aktivitas e n z i m S O D eritrosit post
Aktivitas enzim
214,0599 249,5449
0,004
test pada kelompok latihan interval istirahat aktif
SOD eritrosit
dan latihan Interval istirahat pasif memiliki nilai
(U/gHb)
p = 0,004. Jika p < 0,05 maka hipotesis penelitian
Latihan interval
diterima. D e n g a n demikian dapat disimpulkan
istirahat pasif
bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang
Berdasarkan pada Tabel 4, menunjukkan bahwa
signifikan p a d a aktivitas e n z i m S O D eritrosit
setelah dilakukan Uji T Berpasangan didapatkan hasil:
antara latihan interval Istirahat aktif dan latihan
1. P a d a latihan interval istirahat aktif kadar M D A
interval istirahat pasif.
plasma memiliki nilai p sebesar 0,598 (p > 0,05)
3. Nilai rata-rata kadar M D A plasma dan aktivitas
dan nilai p untuk aktivitas enzim S O D eritrosit
enzim S O D eritrosit antara latihan interval dengan
sebesar 0,432. (p > 0,05). Jika p > 0,05 m a k a
istirahat aktif dan istirahat pasif dapat ditunjukkan
hipotesis penelitian ditolak. L a t i h a n interval
dalam gambar 1 dan 2.
252
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan Istirahat Pasif (Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo) zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZY
Tabel 5. Hasil Ujl Mancova
Variabel
Kadar MDA plasma (nmol/ml)
Aktivitas enzim SOD eritrosit (U/gHb)
Istirahat Aktif
5,556 ± 1,164
200,020 ± 25,938
Istirahat Pasif
4,889 ± 1,062
249,544 ±20,539
P
0,153
0,004
PEMBAHASAN
P e n e l i t i a n ini d i l a k u k a n untuk m e n g u n g k a p
5.5zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
f
5.4
pengaruh latihan Interval istirahat aktif dan istirahat
5.3
5.2
o
E
c
5.1
5
4.9
4.8
4.7
4.6 '
ISTIRAHAT
AKTIF
ISTIRAHAT
PASIF
Gambar 1. Diagram Batang Nilai Rata-rata MDA pada
Kelompok Perlakuan
pasif terhadap derajat stres oksidatif pada Mahasiswa
llmu K e o l a h r a g a a n U n l v e r s i t a s N e g e r i M a l a n g ,
mekanlsme terjadinya stres oksidatif akibat latihan
Interval b e r d a s a r k a n teori radikal b e b a s , a k a n
diungkapkan melalui analisis Mancova dan perbedaan
antara b e b e r a p a variabel dependent (kadar M D A
plasma dan aktivitas enzim S O D eritrosit). Dalam
pembahasan hasil penelitian ini akan dibahas tentang
pengaruh latihan inten/al istirahat aktif terhadap derajat
stres oksidatif, pengaruh istirahat pasif terhadap
derajat stres oksidatif dan perbedaan pengaruh antara
interval istirahat aktif dan istirahat pasif terhadap
derajat stres oksidatif.
Kriteria Orang Coba
Dari hasil a n a l i s i s kriteria o r a n g c o b a p a d a
variabel umur, berat badan dan tinggi badan orang
coba, diketahui bahwa kedua kelompok tidak memiliki
200 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
p e r b e d a a n yang signifikan. Ha) ini menunjukkan
bahwa orang coba pada kedua kelompok berasal dari
n 150
sampel yang homogen, ditinjau dan umur, berat badan
I
dan tinggi badan orang c o b a , karena pembagian
01
sampel yang dilakukan s e c a r a random. Seperti
^ 100
yang dikemukakan oleh Leedy (2001), bahwa tujuan
dilakukan randomlsasi dalam pembagian kelompok
50'
perlakuan adalah agar variasi yang terdapat pada
sampel penelitian dapat tersebar merata pada semua
kelompok. Sehingga hasil analisis tidak dipengaruhi
ISTIRAHAT
ISTIRAHAT
oleh kondisi fisik awal orang c o b a . Bila ditemukan
AKTIF
PASIF
perbedaan kadar M D A plasma dan aktivitas enzim
S O D pada kedua kelompok, hal ini tidak disebabkan
Gambar 2. Diagram Batang Nilai Rata-rata SOD pada
oleh
perbedaan kriteria orang coba sebelum latihan.
Kelompok Perlakuan
250
D e n g a n demikian dapat d i s i m p u l k a n b a h w a
terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara
kelompok latihan interval istirahat aktif dan latihan
interval istirahat pasif.
Kadar MDA Plasma dan Aktivitas Enzim SOD
eritrosit sebelum melakukan latihan fisik.
Hasil analisis pada variabel kadar M D A plasma
dan aktivitas enzim S O D sebelum latihan menunjukkan
lidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua
253
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 14 No. 3 Juli 2011: 249-257
bahwa kadar M D A plasma akan sedikit meningkat
ketika melakukan latihan interval istirahat aktif.
Malondialdehyde merupakan salah satu Indikator
yang digunakan untuk mengukur terjadinya stres
oksidatif (Halliwell, 1999). Peningkatan kadar M D A
plasma yang terjadi setelah melakukan latihan interval
istirahat aktif, mengindikasikan bahwa setelah latihan
terjadi peningkatan jumlah oksidan yang masuk ke
Menurut Ji (1996) a d a beberapa faktor yang
dalam tubuh. MDAterbentuk apabila terjadi peroksidasi
dapat memengaruhi tingkat peroksidasi lemak dan
lemak p a d a m e m b r a n s e l , y a n g m e n y e b a b k a n
kadar enzim antioksidan akibat latihan fisik, antara
penurunan fungsi dari membran s e l . Pengukuran
lain: interaksi diet, penyakit, obat-obatan dan tingkat
kadar M D A plasma merupakan pengukuran aktivitas
partisipasi s e s e o r a n g terhadap latihan fisik atau
radikal bebas secara tidak langsung, karena yang
olahraga. Bila seseorang melakukan aktivitas berat
diukur adalah produk dari aktivitas radikal bebas.
selama beberapa jam atau beberapa hari sebelumnya,
Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kadar
akan dapat memengaruhi tingkat peroksidasi lemak
M D A plasma akibat latihan interval istirahat aktif.
dan enzim antioksidan. Begitu juga ketika memakan
Hal ini membuktikan bahwa latihan interval istirahat
obat-obatan tertentu akan dapat memengaruhi tingkat
aktif mengakibatkan peningkatan produksi radikal
peroksidasi lemak dan enzim antioksidan. Berdasarkan
bebas, bila peningkatan ini tidak mampu diredam oleh
pendapat ini, kedua kelompok dianggap mempunyai
antioksidan yang tersedia dalam tubuh maka akan
interaksi diet, kondisi fisik dan respons terhadap latihan
mengakibatkan terjadinya peningkatan peroksidasi
fisik yang hampir s a m a . Dengan demikian faktor
lemak yang pada akhirnya menghasilkan zat toksik
tersebut dianggap tidak akan memengaruhi hasil
M
D A yang dapat merusak membran sel.
analisis antara kedua kelompok setelah latihan fisik. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
kelompok latihan, Hal Ini menunjukkan bahwa sebelum
latihan, variabel tersebut p a d a k e d u a kelompok
adalah sama. Bila ditemukan perbedaan antara kedua
kelompok berdasarkan variabel tersebut setelah
latihan fisik, maka perbedaan itu tidak disebabkan
karena a d a n y a p e r b e d a a n nilai a w a l ( s e b e l u m
melakukan latihan interval).
Pengaruh Latihan Interval istirahat Aktif dan
Latihan Interval Istirahat Pasif terhadap Kadar
MDA Plasma
B e r d a s a r k a n hasil penelitian tidak terdapat
perbedaan pengaruh yang signifikan antara kadar
M D A plasma sebelum dan setelah latihan. Sellslh
nilai rerata antara sebelum dan setelah melakukan
olahraga (menggunakan latihan interval istirahat
aktif) sebesar 0,0668, sedangkan selisih nilai rerata
antara sebelum dan setelah melakukan olahraga
(menggunakan latihan interval istirahat pasif) sebesar
0,4026. Hal ini berarti bahwa kadar M D A plasma
pada indivldu yang m e l a k u k a n latihan interval
istirahat aktif terjadi peningkatan kadar M D A plasma
yang lebih rendah daripada latihan interval iatirahat
pasif. Pada kelompok latihan Interval istirahat aktif,
kadar M D A p l a s m a setelah latihan memiliki nilai
rerata yang lebih tinggi daripada kadar M D A plasma
sebelum latihan. Nilai rerata s e b e s a r 5,489 pada
saat sebelum melakukan latihan d a n nilai rerata
sebesar 5,556 setelah melakukan latihan. Setelah
diuji menggunaakan "Painwlse Comparisons", nilai
rerata tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan karena p > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
254
K a r e n a istirahat yang dilakukan a d a l a h aktif,
jadi tubuh dapat m e r e s p o n s oksidan yang masuk
dengan cara dikeluarkannya antioksidan. Hasil
penelitian didukung oleh pendapat McBride &
K r a e m e r (1999), y a n g menyatakan bahwa ketika
m e l a k u k a n o l a h r a g a y a n g bersifat aerobik a k a n
terjadi peningkatan konsumsi oksigen sekltar 10-20
kali. Dari 4 - 5 % oksigen yang dikonsumsi s e l a m a
respirasi tersebut a k a n dibentuk menjadi radikal
bebas (Clarkson & Thompson, 2000). Latihan interval
istirahat aktif merupakan salah satu aktivitas fisik akan
m e n y e b a b k a n terjadinya peningkatan kebutuhan
oksigen, sehingga proses oksidasi di dalam tubuh
juga ikut meningkat. Salah satu hasil samping dari
proses oksidasi adalah molekul oksigen yang tidak
stabil seperti radikal bebas, sehingga terjadi sedikit
peningkatan kadar M D A pada plasma.
Peningkatan kadar MDAplasma setelah melakukan
olahraga merupakan suatu fenomena fisiologis yang
disebabkan oleh terjadinya peningkatan konsumsi
oksigen (peningkatan respirasi) dan disertai dengan
proses reduksi yang dapat m e r a n g s a n g o k s i g e n .
Karena proses inilah sehingga terjadi peningkatan
reaksi pembentukan superoksida anion, hidrogen
p e r o k s i d a , radikal hidroksil, o k s i g e n b e b a s , d a n
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan istirahat Pasif (Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo)
komponen radikal bebas yang lain (Spencer, 1994).
Setiap proses yang menggunakan oksigen sebagai
energi sangat berpotensi meningkatkan produksi
radikal bebas bermuatan partikel kimia. Hal ini akan
menyebabkan membran sel dari sel darah merah dan
sel otot mudah terjadi kerusakan (Pidcock, 2001).
(H2O2), (3) respons inflamasi
dan hidrogen peroksidazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
ketika terjadi kerusakan otot akibat overexertion zyxwvutsr
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif
dan Latihan Interval Istirahat Pasif terhadap
Aktivitas Enzim SOD Eritrosit
Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan
Dalam penelitian ini, orang coba mendapat beban
y
a
n
g
b e r m a k n a antara kelompok latihan interval
fisik dengan c a r a m e n g a y u h s e p e d azyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
{ergocycle
istirahat aktif d a n latihan interval istirahat pasif.
technogym) selama 24 menit dengan bentuk latihan
Dengan selisih nilai rerata antara sebelum dan setelah
interval istirahat aktif. Beban tersebut akan direspon
melakukan
olahraga (menggunakan latihan interval
soleh tubuh salah satunya dengan jalan peningkatan
istirahat
aktif)
sebesar 12.4374, sedangkan selisih
konsumsi oksigen. Namun peningkatan konsumsi
nilai rerata antara sebelum dan setelah melakukan
oksigen tersebut a k a n diiringi d e n g a n terjadinya
olahraga
(menggunakan latihan interval Istirahat pasif)
peningkatan kadar M D A p l a s m a , hasil penelitian
sebesar
35.485.
Hal ini berarti bahwa aktivitas enzim
ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
S
O
D
eritrosit
pada
Indivldu yang melakukan latihan
Marzatico dkk. (2000) bahwa kadar M D A p l a s m a
aktif
terjadi penurunan, sedangkan
interval
istirahat
pada pelari maraton dan pelari cepat mengalami
aktivitas enzim S O D eritrosit meningkat pada latihan
peningkatan secara bertahap sampai 48 jam setelah
interval istirahat pasif.
melakukan latihan, d a n setelah 4 8 j a m berikutnya
Aktivitas e n z i m S O D eritrosit s e b e l u m latihan
akan terjadi penurunan.
interval
istirahat aktif mempunyai nilai rerata sebesar
B e r d a s a r k a n hasil penelitian pada kelompok
212.4583 dan setelah latihan mempunyai nilai rerata
latihan interval istirahat pasif, kadar M D A plasma
sebesar 200.0209. Jadi terjadi penurunan aktivitas
setelah latihan memiliki nilai rerata yang lebih rendah
enzim S O D eritrosit. Hasil ini mengindikasikan bahwa
daripada kadar M D A plasma sebelum latihan. Nilai
selama m e l a k u k a n latihan interval istirahat aktif,
rerata sebesar 5.2918 nmol/ml pada saat sebelum
akan segera dikeluarkan e n z i m antioksidan untuk
melakukan latihan interval istirahat pasif dan nilai rerata
menangkal terjadinya stres oksidatif.
sebesar 4,8892 nmol/ml setelah melakukan latihan.
Setelah diuji menggunakan "Pairwise Comparisons",
nilai rerata tersebut tidak menunjukkan perbedaan
yang signifikan karena p ^ 0 , 0 5 . H a s i l tersebut
menunjukkan bahwa kadar M D A plasma akan sedikit
menurun ketika melakukan latihan interval istirahat
pasif. Konsumsi oksigen yang lebih rendah pada
kelompok latihan interval istirahat pasif, merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan kadar M D A
plasma setelah latihan menjadi lebih rendah.
Hasil penelitian, menunjukkan bahwa tingkat
peroksidasi lemak pada latihan interval istirahat
aktif lebih tinggi daripada latihan interval istirahat
pasif. Hal ini menunjukkan bahwa produksi oksidan
lebih tinggi p a d a latihan interval istirahat aktif
daripada latihan interval istirahat pasif. Peningkatan
produksi oksidan terjadi karena beberapa faktor,
antara lain: (1) terjadinya peningkatan konsumsi
oksigen (peningkatan respirasi) dan disertai dengan
proses reduksi yang dapat merangsang oksigen,
(2) peningkatan autooksidasi katekolamin s e l a m a
latihan akan menyebabkan produksi O^- akan bereaksi
dengan molekul sejenis seperti: proton (dismutasi)
Intensitas latihan yang tinggi akan menyebabkan
terjadinya hipoksta p a d a otot d a n diikuti dengan
terjadinya iskemla. Keadaan Iskemia ini akan direspons
oleh tubuh dengan meningkatkan terjadinya reperfusi.
Proses pengembalian oksigen setelah latihan akan
menghasilkan radikal bebas, sehingga aktivitas radikal
bebas akan meningkat setelah melakukan latihan.
Radikal b e b a s yang tinggi ini akan diikuti dengan
peningkatan derajat stres oksidatif yang tinggi, dan
penurunan jumlah enzim antioksidan. Hasil penelitian
ini s e n a d a dengan penelitian yang dilakukan oleh
Asian (1998) yang menyebutkan bahwa orang yang
melakukan latihan dapat meningkatkan kerja radikal
bebas yang diikuti dengan terjadinya penurunan pada
enzim antioksidan.
Mekanisme terjadinya penurunan aktivitas enzim
S O D eritrosit disebabkan karena ketika melakukan
o l a h r a g a d e n g a n latihan interval istirahat aktif,
akan terjadi peningkatan konsumsi oksigen selama
respirasi. Ketika O2 dibentuk, enzim S O D ini berfungsi
sebagai katalisator pada proses dismutasi hidrogen
peroksida. Sehingga oksidan yang terbentuk setelah
255
Buletin Peneitiian Sistem Kesehatan - Vol. 14 No, 3 Juli 2011: 249-257
latihanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
akan mampu dinetralisir dengan cepat oleh
antiradikal bebas yang terdapat dalam eritrosit (seperti:
superoksida dismutase, glutathionin peroksidase,
antioksidan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
dan katalase). Enzim anti radikal bebas berpengaruh
terhadap proteksi kerusakan jaringan akibat serangan
Gur (2003), dengan perlakuan olahraga yang bersifat
radikal bebas. Sebaliknya pada subjek yang tidak
akut antara orang yang merokok dan orang yang tidak
merokok menunjukkan terjadinya penurunan aktivitas
terlatih adaptasi terhadap peningkatan enzim antiradikal
enzim S O D eritrosit setelah melakukan latihan. Hasil
bebas kemungkinan sudah terjadi, tetapi radikal bebas
mengalami peningkatan yang lebih tinggi.
senada juga dilaporkan oleh Toskulkao and Glinsukon
(1996) yang menunjukkan bahwa pada orang yang
Stres oksidatif yang tertinggi terjadi pada kelompok
bersepeda selama 60 menit dengan intensitas 70%
latihan interval istirahat aktif, d a n s e c a r a c e p a t
dari H R m a x , aktivitas e n z i m S O D eritrosit a k a n
langsung mampu direspons oleh sistem antioksidan
menurun setelah 5 menit melakukan latihan dan akan
tubuh. Sedangkan pada latihan interval istirahat pasif,
terus menurun sampai 48 jam.
didapatkan derajat stres oksldatifnya rendah dan
memiliki S O D yang lebih tinggi. Peningkatan aktivitas
S O D merupakan enzim antioksidan yang pertama
S O D yang lebih tinggi, mengindikasikan bahwa di
kali terbentuk s e b a g a i sistem pertahan terhadap
dalam gel terjadi sistem pertahanan yang meningkat.
terjadinya stres oksidatif, o l e h k a r e n a itu S O D
Hal ini perlu diwaspadai karena aktivitas fisik berpotensi
merupakan salah satu indikator biokimia ketika terjadi
menimbulkan kerusakan jaringan, yang diikuti dengan
kondisi patologis akibat dari stres oksidatif (Maestro,
peningkatan kadar enzim antioksidan (Ji, 1996).
1991; Mates & J i m e n e z , 1999). Dismutasi anion
superoksida menjadi hidrogen peroksida danzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
O2
Setiap latihan fisik memiliki potensi terhadap
oleh S O D sering disebut sebagai pertahanan primer
timbulnya radikal bebas yang bisa mengakibatkan
terhadap stres oksidatif karena superoksida adalah
terjadinya stres oksidatif. Tubuh memiliki jumlah
inisiator reaksi berantai yang kuat (Marks dkk, 1996).
antioksidan yang terbatas, sedangkan saat latihan
Al 0,05. Hal ini berarti bahwa seluruh data pada variabel
penelitian berdistribusi normal dan homogen.
Uji T Berpasangan dilakukan untuk menganalisis
apakah terdapat perbedaan yang bermakna antara
kadar M D A plasma sebelum latihan dan setelah latihan,
dan juga apakah terdapat perbedaan yang bermakna
antara aktivitas enzim S O D eritrosit sebelum latihan
dan setelah latihan. Uji T Berpasangan menggunakan
taraf signifikansi 0,05 (p = 0,05). Bila nilai p hasit
Uji T Berpasangan lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara sebelum latihan dan setelah
Pengaruh Latihan Interval istirahat Aktif dan Istirahat Pasif (Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo)
Biology and Medicine. (Online), (http://www.ebmonline.
latihan. Nilai p dari Uji T Berpasangan dapat dilihat
org/misc/terms.shtml, diakses 26 Februari 2008).
pada Tabel 4. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Ji, Li Li, 1996. Exercise, Oxidative Stress and Antioxidants.
The American Journal of Sports Medicine, Vol. 24,
DAFTAR PUSTAKA
No. 6. American Orthopaedic Society for Sports
Medicine.
Andiana O, 2005. Pengaruh Latihan Teratur dan Tidak
PD, 2001. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran,
Leedy
Teratur Terhadap Kerusakan Jaringan pada Tikus
Cetakan
Ke-Tiga. Balai PenerbitFKUl, Jakarta: Gaya
Putih. Skripsi, Unlversitas Negeri Malang, Fakuitas
Baru.
Editor
oleh: Arjatmo Tjokronegoro dan Sunedi
llmu Pendidikan, Jurusan llmu Keolahragaan.
Sudarsono.
Blokehealth, 2008. Exercise and Free Radicals; Exercise and
Leeuwenburgh C dan Heinecke JW, 2001. Oxidative
Oxidative Damage, (Online), (http://vvww.mjholland.
Stress and Antioxidants in Exercise. Current Medical
fsnet.couk/blokehealth/exercise.htm, diakses 8 Juni
Chemistry
8,829-838. Bentham Science Publishers
20008),
Ltd.
Brunsw/ick, 2008. Better results in less time? Interval Training
Liskustyowati H, 1995. Perbedaan Latihan Naik Turun
may be the Answer for the Common Workout!. 2008
Bangku dengan Interval Istirahat Aktif dan Interval
Life Fitness, A Division Of The Bmnswick Corporation.
Istirahat
Pasif terhadap Daya Tahan Otot Tungkai
(Online), (http:www.//au.home.Iifefitness.com/ fitness
serta
Kecepatan
Lari. Tesis. Program Pascasarjana,
advisor, diakses 21 Februari 2008).
Unlversitas Airiangga Surabaya.
Clarkson PM & Thompson HS, 2000. Antioxidants: What
Marzatico F, Pansarasa O, Bertoreili L, Somenzini L,
Role do They Play in Physical Activity and Health?.
& Delia V G , 2000. Blood free radical antioxidant
American Journal of Clinical Nutrition,Vol. 72, No.
enzymes and lipid peroxides following long-distance
2, 637S-646S, Augst, (Online), (http://www.ajcn.
and
lactacidemic performances in highly trained
org/cgi/ content/full/72/2/6357#R135, diakses 26
aerobic
and sprint athletes. J Sports Med Phys
Februari 2008).
Fitness;
37:
235-239.
Cochrane DJ, 2004. Alternating Hot and Cold Water
Males, Jose MJ & Francisca S J , 1999. Antioxidant Enzymes
Immersion For Athlete Recovery Physical Therapy
and their Implication in Pathophysiologic Process,
in Sport 5 (2004) 26-32, (Online), (http://www.
Frontiers in Bioscience 4, 0339-345, Department
sciencedirect.com, diakses 3 April 2008).
of
Molecular Biology and Biochemistry, Faculty of
Erman, 2003. Oksigen Sebagai Ancaman Bagi Atlet. Jurnal
Sciences,
University of Malaga.
Kepelatihan Olahraga. Volume 1, t^o. 2, Desember
McBridge
JM
&
Kraemer W J , 1999. Free Radicals,
2003: 61-69.
Exercise
and
Antioxidants. Journal of Strength &
Fox E, 1980. Encyclopedia of Physical Education. Fitness
Conditioning
Research,
Center for Sport Medicine.
and Sport: Interval Training. Brighton Publishing
The
Pennsylvania
State
University.
Company: G. Alan Stull, Thomas K. Cureton.
Pidcock
J
,
2001.
Carbohydrate
Protection Against Muscle
Fox E, Richard Bowers, & Merle Foss, 1993. The
Damage.
Last
modified:
December, 01, 2004,
Physiologycal Basis for Exercise and Sport. Fifth
(Online),
(http://wvvw,woridclimbing.com,
diakses 22
Edition. WCB. Brown & Benchmark Publishers.
Maret
2008).
Gur E, Sijrmen, Adhan E, Zehra S, & Haken G, 2003.
Rushall BS & Pyke FS, 1990. Training for Sport and Fitness,
Influence of Acute Exercise on Oxidative Stressin
lzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJ
^t edition. Melbourne: Mc Millan co. of Austria PTY
Chronic Smokers. Journal of Sport Science and
LTD.
Medicine (2003) 2, 98-105. (Online), (http://www.
Shuji T. Matsubara E & Hirohisa, 2003. Changes Plasma
jssm.org, diakSQs 4 Wei 2008).
Cu Concentration and Erythrocyte SOD Activity due
Hallivi^ell B and John MCG. 1999. Free Radicals in Biology
to Aerobic Bicycle Exercise. Journal the Faculty of
and Medicine (S'^ ed): Oxidative Stress, Adaptation,
Education, Kagoshima University. Science Links
Damage. Repair and Death. Oxford University
Japan, (Online), (http://www.sciencelinksjapan.html,
Press,
diakses
10 Maret 2008).
Harjanto. 2003. Petanda Biologis dan Faktor yang
Spencer SS, 1994. Pnnciples of Surgery (6^'^ ed.). McGrawMemengaruhi Derajat Stres Oksidatif pada Latihan
Hill, Inc. Health Provessions Division.
Olahraga Aerobik Sesaat. Disertasi. Program
Wikipedia,
2008. The Free Encyclopedia. (Online), (http://
Pascasarjana. Unlversitas Airlangga Surabaya.
en.wikipediaorg/wiki/
Wikipedia:Manual_of_Style,
Ji, Li Li, 1996, Antioxidants and Oxidative Stress in Exercise. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
diakses
22
Maret
2008).
Proceedings of the Society for Experimental Biology
Winarsi H, 2007. Antioksidan Alami & Radikal Bebas.
andf^edicine 222:283-292. Society for Experimental
Penerbit Kanislus, Yogyakarta. zyxwvutsrqponmlkjihgfedc
257