Pengaruh Waktu Aplikasi Dan Pemberian Berbagai Dosis Kompos Azolla Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine Max (L) Merrill)

PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS
KOMPOS AZOLLA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill)

SKRIPSI

Oleh:
ARY WIBOWO
050301041/BDP AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara

PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS
KOMPOS AZOLLA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill)


SKRIPSI

OLEH :

ARY WIBOWO
050301041/BDP AGRONOMI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2 0 10

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi


Nama
NIM
Departemen
Pogram Studi

: Pengaruh Waktu Aplikasi Dan Pemberian Berbagai Dosis
Kompos Azolla Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Kedelai (Glycine Max (L) Merrill)
: Ary Wibowo
: 050301041
: Budidaya Pertanian
: Agronomi

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

Ketua

Anggota


(Ir. Rosita Sipayung, MP)

(Ir. Sanggam Silitonga)

Mengetahui,

Prof. Edison Purba, Ph.D
Ketua Departemen Budidaya Pertanian

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

ARY WIBOWO : Pengaruh waktu aplikasi dan pemberian berbagai dosis
kompos azolla terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine
max (L) Merrill), dibimbing oleh ROSITA SIPAYUNG dan SANGGAM
SILITONGA.
Untuk itu suatu penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian
USU (± 25 m dpl) pada bulan Maret sampai Juli 2010 menggunakan Rancangan

Acak Kelompok faktorial dengan 2 faktor yaitu waktu aplikasi kompos azolla (21,
14, 7 hari sebelum tanam dan saat tanam) dan berbagai dosis kompos azolla (0,
20, 40, 60 g kompos azolla per tanaman). Parameter yang diamati adalah tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produktif, berat basah tajuk, berat kering
tajuk, berat basah akar, berat kering akar, berat basah akar saat panen, berat kering
akar saat panen, bobot kering 100 biji, produksi per tanaman, dan produksi per
plot.
Hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan waktu aplikasi kompos azolla
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot basah akar dan bobot100 biji.
Pemberian berbagai dosis kompos azolla berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, cabang produktif, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk,
bobot basah akar, bobot basah akar saat panen, bobot kering saat panen, bobot
kering 100 biji, produksi biji persampel dan produksi biji pertanaman. Sedangkan
Interaksi antara perlakuan waktu aplikasi kompos azolla dan berbagai dosis
kompos azolla berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, bobot basah akar dan
bobot kering 100 biji.
Kata Kunci : Waktu Aplikasi Kompos Azolla, Berbagai Dosis Kompos azolla,
Tanaman Kedelai

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
ARY WIBOWO: The effect in growth and production of
soybean (Glycine max L.) to the time application and the addition variant of
doses of azolla compost, supervised by ROSITA SIPAYUNG and SANGGAM
SILITONGA.
Therefore, a research had been conducted at experimental field of College
of Agriculture USU (± 25 m asl.) in March until July 2010 using factorial
randomized block design with two factor, i.e. time application of azolla compost
(21, 14, 7 day before planted and when planted) and variant doses of azolla
compost (0, 2 0, 40, 60 g per plant). Parameters measured were plant’s height,
numbers of leaf, numbers productive branch, shoot wet weight, shoot dry weight,
root wet weight, root dry weight, root wet weight after harvest time, root dry
weight after harvest time, yield of each plant, yield of each block, the dry weight
of one hundred seeds.
The result showed that the treatment of time application of azolla compost
were significantly impact plant’s height, root wet weight and the dry weight of
one hundred seeds. Treatment of variant doses of azolla compost significantly
impact plant’s height, numbers of leaf, numbers productive branch, shoot wet
weight, shoot dry weight, root wet weight, root dry weight, root wet weight after

harvest time, root dry weight after harvest time, yield of each plant, yield of each
block, the dry weight of one hundred seeds. The interaction between the treatment
of time application of azolla compost and the variant doses of azolla compost
significantly impact to the numbers of leaf, root wet weight and the dry weight of
one hundred seeds.
Keywords : Time Application of azolla compost, Variant doses of azolla compost,
Soybean

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Ary Wibowo lahir di Medan pada tanggal 13 Januari 1985 merupakan
anak ke lima dari tujuh bersaudara, putra dari Ayahanda Suwirman dan Ibunda
Ratnawati.
Tahun 2004 penulis lulus SMA Negeri 13 Medan, dan pada tahun 2005
masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru. Penulis memilih program studi Agronomi Departemen
Budidaya Pertanian.
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PTPN II kebun

Sawit Seberang, Kabupaten Langkat pada bulan Juli –Agustus 2009. Penulis
pernah mengikuti Training Organisasi Profesi Mahasiswa (TOPMA) HIMADITA
pada tahun 2006, Masa Orientasi Perkenalan (MOP) HmI Kom’s Pertanian USU
pada tahun 2007, Basic Training I (LK I) HmI Cab. Medan pada tahun 2008. Saat
ini penulis aktif di Badan Kenaziran Mesjid Jami’ Aur sebagai Sekretaris Umum
dan organisasi masyarakat Nasional Demokrat kecamatan Medan Maimun bidang
Kaderisasi.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul ” Pengaruh waktu aplikasi dan pemberian kompos azolla terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (l) merrill) ”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Ir. Rosita Sipayung, MP dan Bapak Ir. Sanggam Silitonga selaku komisi
pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Suwirman dan Ibunda
Ratnawati atas segala kasih sayang, nasehat, motivasi serta do’anya. Ungkapan
senada penulis sampaikan untuk abanganda tercinta Rahmad Doni, SH, M.Hum,
Hendra Jaya, Hendri Syahputra, Rahmadi dan Adik-adik tercinta Ramdania, SH
dan Sajidah atas do’a dan dukungannya. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada adinda Irma Yana, kawan-kawan Armyplant 05, stambuk 2005
se-Pertanian, adik-adik BDP dan se-Pertanian stambuk 2008, 2009 AET, kawan –
kawan seperjuangan HmI Kom’s Pertanian USU, bang Zhiboer, bang Jiweng,
bang Boim, Babet, bapak H. Salamuddin selaku ketua umum beserta seluruh
pengurus BKM-JA priode 2009-2011 atas segala bantuan, dukungan dan do’anya,
Yakin Usaha Sampai.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Medan, Desember 2010
Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI


ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...........................................................................................
Tujuan Penelitian .......................................................................................
Hipotesa Penelitian ....................................................................................
Kegunaan Penelitian ..................................................................................

1
4
4
5

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman .........................................................................................
Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai ..............................................................
Kompos Azolla ..........................................................................................
Waktu Aplikasi Kompos Azolla .................................................................

6
7
9
11

METODE PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian ..................................................................... 13
Bahan dan alat ........................................................................................... 13
Metode Penelitian ...................................................................................... 14
Pengamatan Parameter ............................................................................... 15
Tinggi tanaman (cm) ...................................................................... 15
Jumlah daun (helai) ........................................................................ 16
Jumlah cabang produktif (cabang) .................................................. 16
Bobot basah tajuk (g)...................................................................... 16
Bobot basah akar (g)....................................................................... 16

Bobot kering tajuk (g)..................................................................... 16
Bobot kering akar (g)...................................................................... 16
Bobot basah akar (g) saat panen...................................................... 17
Bobot kering akar (g) saat panen..................................................... 17
Produksi biji per sampel (g) ............................................................ 17
Produksi biji per plot (g) ................................................................. 17
Bobot kering 100 biji (g) ................................................................ 17
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan lahan ................................................................................. 18

Universitas Sumatera Utara

Pengapuran ...................................................................................... 18
Penyiapan media .............................................................................. 18
Aplikasi kompos azolla ..................................................................... 18
Penanaman ....................................................................................... 19
Penyiraman ....................................................................................... 19
Penjarangan ...................................................................................... 19
Pemupukan .............................................................................. 19
Penyiangan .............................................................................. 19
Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................ 19
Panen ................................................................................................ 20
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 21
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan....................................................................................... 49
Saran ................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No

Hal

1. Rataan tinggi tanaman umur 2 MST (cm) pada perlakuan waktu
aplikasi kompos azolla dan berbagai dosis kompos azolla ............................ 22
2. Rataan tinggi tanaman umur 4 MST (cm) pada perlakuan waktu
aplikasi kompos azolla dan berbagai dosis kompos azolla ............................ 23
3. Rataan tinggi tanaman umur 5 MST (cm) pada perlakuan waktu
aplikasi kompos azolla dan berbagai dosis kompos azolla ............................ 24
4. Rataan jumlah daun 4 MST (helai) pada perlakuan waktu aplikasi
kompos azolla dan berbagai dosis kompos azolla ......................................... 26
5. Rataan jumlah daun 5 MST (helai) pada perlakuan waktu aplikasi
kompos azolla dan berbagai dosis kompos azolla ......................................... 27
6. Rataan jumlah daun 6 MST (helai) pada perlakuan waktu aplikasi
kompos azolla dan berbagai dosis kompos azolla ......................................... 29
7. Rataan jumlah cabang produktif (cabang) pada perlakuan waktu
aplikasi kompos azolla dan berbagai dosis kompos azolla ............................ 31
8. Rataan bobot basah tajuk (g) pada perlakuan waktu aplikasi kompos
azolla dan berbagai dosis kompos azolla ...................................................... 33
9. Rataan bobot basah akar (g) pada perlakuan waktu aplikasi kompos
azolla dan berbagai dosis kompos azolla ...................................................... 35
10. Rataan bobot kering tajuk (g) pada perlakuan waktu aplikasi kompos
azolla dan berbagai dosis kompos azolla ...................................................... 37
11. Rataan bobot kering akar (g) pada perlakuan waktu aplikasi kompos
azolla dan berbagai dosis kompos azolla ...................................................... 38
12. Rataan bobot basah akar (g) saat panen pada perlakuan waktu aplikasi
kompos azolla dan berbagai dosis kompos azolla ......................................... 40
13. Rataan bobot kering akar (g) saat panen pada perlakuan waktu aplikasi
kompos azolla dan berbagai dosis kompos azolla ......................................... 41
14. Rataan produksi biji per sampel (g) pada perlakuan waktu aplikasi
kompos azolla dan berbagai dosis kompos azolla ......................................... 43

Universitas Sumatera Utara

15. Rataan produksi biji per plot (g) pada perlakuan waktu aplikasi
kompos azolla dan berbagai dosis kompos azolla ............................... 44
16. Rataan bobot kering 100 biji (g) pada perlakuan waktu aplikasi
kompos azolla dan berbagai dosis kompos azolla ............................... 45

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No

Hal

1. Hubungan tinggi tanaman umur 2 MST dan berbagai dosis
kompos azolla .................................................................................... 22
2. Hubungan tinggi tanaman umur 4 MST dan waktu aplikasi
kompos azolla .................................................................................... 23
3. Hubungan tinggi tanaman umur 5 MST dan waktu aplikasi
kompos azolla .................................................................................... 24
4. Hubungan Jumlah daun umur 4 MST dan interaksi waktu aplikasi
kompos azolla pada berbagai dosis kompos azolla ............................. 26
5. Hubungan Jumlah daun umur 4 MST dan interaksi berbagai dosis
kompos azolla pada waktu aplikasi kompos azolla ............................. 27
6. Hubungan Jumlah daun umur 5 MST dan interaksi waktu aplikasi
kompos azolla pada berbagai dosis kompos azolla ............................. 28
7. Hubungan Jumlah daun umur 5 MST dan interaksi berbagai dosis
kompos azolla pada waktu aplikasi kompos azolla ............................. 28
8. Hubungan Jumlah daun umur 6 MST dan waktu aplikasi kompos
azolla ................................................................................................. 30
9. Hubungan Jumlah daun umur 6 MST dan berbagai dosis kompos
azolla ................................................................................................. 30
10. Hubungan cabang produktif dan berbagai dosis kompos azolla ........... 32
11. Hubungan bobot basah tajuk dan berbagai dosis kompos azolla .......... 34
12. Hubungan bobot basah akar dan interaksi waktu aplikasi kompos
azolla dan berbagai dosis kompos azolla ............................................ 35
13. Hubungan bobot basah akar dan interaksi berbagai dosis kompos
azolla dan waktu aplikasi kompos azolla ............................................ 36
14. Hubungan bobot kering tajuk dan berbagai dosis kompos azolla ......... 38
15. Hubungan bobot kering akar dan berbagai dosis kompos azolla .......... 39

Universitas Sumatera Utara

16. Hubungan bobot basah akar saat panen dan berbagai dosis
kompos azolla .................................................................................... 40
17. Hubungan bobot kering akar saat panen dan berbagai dosis
kompos azolla .................................................................................... 41
18. Hubungan produksi biji per sampel dan berbagai dosis kompos
azolla ................................................................................................. 43
19. Hubungan produksi biji per plot dan berbagai dosis kompos
azolla ................................................................................................. 45
20. Hubungan bobot basah akar dan interaksi waktu aplikasi kompos
azolla dan berbagai dosis kompos azolla ............................................ 46
21. Hubungan bobot basah akar dan interaksi berbagai dosis kompos
azolla dan waktu aplikasi kompos azolla ............................................ 46

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No

Hal

1.

Data pengamatan tinggi tanaman 2 MST .................................... 53

2.

Daftar sidik ragam tinggi tanaman 2 MST................................... 53

3.

Data pengamatan tinggi tanaman 3 MST..................................... 54

4.

Daftar sidik ragam tinggi tanaman 3 MST................................... 54

5.

Data pengamatan tinggi tanaman 4 MST..................................... 55

6.

Daftar sidik ragam tinggi tanaman 4 MST................................... 55

7.

Data pengamatan tinggi tanaman 5 MST..................................... 56

8.

Daftar sidik ragam tinggi tanaman 5 MST................................... 56

9.

Data pengamatan tinggi tanaman 6 MST..................................... 57

10.

Daftar sidik ragam tinggi tanaman 6 MST................................... 57

11.

Data pengamatan jumlah daun 2 MST ........................................ 58

12.

Daftar sidik ragam jumlah daun 2 MST ...................................... 58

13.

Data pengamatan jumlah daun 3 MST ........................................ 59

14.

Daftar sidik ragam jumlah daun 3 MST ...................................... 59

15.

Data pengamatan jumlah daun 4 MST ........................................ 60

16.

Daftar sidik ragam jumlah daun 4 MST ...................................... 60

17.

Data pengamatan jumlah daun 5 MST ........................................ 61

18.

Daftar sidik ragam jumlah daun 5 MST ...................................... 61

19.

Data pengamatan jumlah daun 6 MST ........................................ 62

20.

Daftar sidik ragam jumlah daun 6 MST ...................................... 62

21.

Data pengamatan jumlah cabang produktif.................................. 63

22.

Daftar sidik ragam jumlah cabang produktif ............................... 63

Universitas Sumatera Utara

23.

Data pengamatan bobot basah tajuk ............................................ 64

24.

Daftar sidik ragam bobot basah tajuk .......................................... 64

25.

Data pengamatan bobot basah akar ............................................. 65

26.

Daftar sidik ragam bobot basah akar ........................................... 65

27.

Data pengamatan bobot kering tajuk ........................................... 66

28.

Daftar sidik ragam bobot kering tajuk ......................................... 66

29.

Data pengamatan bobot kering akar ............................................ 67

30.

Daftar sidik ragam bobot kering akar .......................................... 67

31.

Data pengamatan bobot basah akar saat panen ............................ 68

32.

Daftar sidik ragam bobot basah akar saat panen .......................... 68

33.

Data pengamatan bobot kering akar saat panen ........................... 69

34.

Daftar sidik ragam bobot kering akar saat panen ......................... 69

35.

Data pengamatan produksi biji per sampel .................................. 70

36.

Daftar sidik ragam produksi biji per sampel ................................ 70

37.

Data pengamatan produksi biji per plot ....................................... 71

38.

Daftar sidik ragam produksi biji per plot ..................................... 71

39.

Data pengamatan bobot kering 100 biji ....................................... 72

40.

Daftar sidik ragam bobot kering 100 biji ..................................... 72

41.

Rangkuman uji beda rataan ......................................................... 73

42.

Deskripsi Tanaman Kacang Kedelai Varietas Anjasmoro............ 75

43.

Hasil Analisis Tanah ................................................................... 76

44.

Bagan Lahan Percobaan .............................................................. 77

45.

Bagan tata letak polibeg dalam plot............................................. 78

46.

Dokumentasi Penelitian .............................................................. 79

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

ARY WIBOWO : Pengaruh waktu aplikasi dan pemberian berbagai dosis
kompos azolla terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine
max (L) Merrill), dibimbing oleh ROSITA SIPAYUNG dan SANGGAM
SILITONGA.
Untuk itu suatu penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian
USU (± 25 m dpl) pada bulan Maret sampai Juli 2010 menggunakan Rancangan
Acak Kelompok faktorial dengan 2 faktor yaitu waktu aplikasi kompos azolla (21,
14, 7 hari sebelum tanam dan saat tanam) dan berbagai dosis kompos azolla (0,
20, 40, 60 g kompos azolla per tanaman). Parameter yang diamati adalah tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produktif, berat basah tajuk, berat kering
tajuk, berat basah akar, berat kering akar, berat basah akar saat panen, berat kering
akar saat panen, bobot kering 100 biji, produksi per tanaman, dan produksi per
plot.
Hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan waktu aplikasi kompos azolla
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot basah akar dan bobot100 biji.
Pemberian berbagai dosis kompos azolla berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, cabang produktif, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk,
bobot basah akar, bobot basah akar saat panen, bobot kering saat panen, bobot
kering 100 biji, produksi biji persampel dan produksi biji pertanaman. Sedangkan
Interaksi antara perlakuan waktu aplikasi kompos azolla dan berbagai dosis
kompos azolla berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, bobot basah akar dan
bobot kering 100 biji.
Kata Kunci : Waktu Aplikasi Kompos Azolla, Berbagai Dosis Kompos azolla,
Tanaman Kedelai

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
ARY WIBOWO: The effect in growth and production of
soybean (Glycine max L.) to the time application and the addition variant of
doses of azolla compost, supervised by ROSITA SIPAYUNG and SANGGAM
SILITONGA.
Therefore, a research had been conducted at experimental field of College
of Agriculture USU (± 25 m asl.) in March until July 2010 using factorial
randomized block design with two factor, i.e. time application of azolla compost
(21, 14, 7 day before planted and when planted) and variant doses of azolla
compost (0, 2 0, 40, 60 g per plant). Parameters measured were plant’s height,
numbers of leaf, numbers productive branch, shoot wet weight, shoot dry weight,
root wet weight, root dry weight, root wet weight after harvest time, root dry
weight after harvest time, yield of each plant, yield of each block, the dry weight
of one hundred seeds.
The result showed that the treatment of time application of azolla compost
were significantly impact plant’s height, root wet weight and the dry weight of
one hundred seeds. Treatment of variant doses of azolla compost significantly
impact plant’s height, numbers of leaf, numbers productive branch, shoot wet
weight, shoot dry weight, root wet weight, root dry weight, root wet weight after
harvest time, root dry weight after harvest time, yield of each plant, yield of each
block, the dry weight of one hundred seeds. The interaction between the treatment
of time application of azolla compost and the variant doses of azolla compost
significantly impact to the numbers of leaf, root wet weight and the dry weight of
one hundred seeds.
Keywords : Time Application of azolla compost, Variant doses of azolla compost,
Soybean

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kedelai (Glycine max (L) Merrill) adalah salah satu tanaman pangan yang
telah lama diusahakan di Indonesia karena kedelai mempunyai peranan cukup
besar dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Komoditi tersebut merupakan
sumber protein nabati yang efesien (Sumarno dan Harnoto, 1983) dan juga
sumber protein yang menduduki tempat pertama diantara tanaman kacangkacangan .
Sebagai sumber utama protein nabati dan minyak biji yang dapat dimakan
kedelai tidak di ragukan lagi merupakan legume pangan terpenting di dunia.
Amerika serikat , Brazil, dan Cina adalah negara produsen terbesar. Pada tahun
1994 , AS menghasilkan sekitar 50% produksi dunia, yaitu 136 juta ton. Brazil
sekitar 25 juta ton, dan Cina 16 juta ton. Walaupun terutama di tanam untuk
menghasilkan biji kering, penggunaan biji muda secara luas, khususnya di Asia
timur, menyebabkan kedelai merupakan salah satu sayuran yang terpenting
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Produksi kedelai tahun 1992 merupakan puncaknya, karena mencapai 1,86
juta ton. Akan tetapi sejak 1993 produksinya terus menurun. Pada tahun 2003
tinggal 671.600 ton. Menurunnya produksi kedelai ini disebabkan oleh
menurunnya gairah petani untuk menanam kedelai. Masuknya kedelai impor
dengan harga murah, juga turut memicu penurunan minat akan budidaya ini.
Produksi kedelai untuk daerah Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 4.345
ton atau mengalami penurunan 2.697 ton atau 38,30% dibandingkan tahun 2006.

Universitas Sumatera Utara

Penurunan ini disebabkan penurunan luas panen sebesar 2.564 atau 40.63% (BPS
Sumut, 2008). Melihat masalah diatas diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan
produksi kedelai Nasional dan Sumatera Utara khususnya, yakni dengan
penerapan teknologi budidaya yang memanfaatkan sumber daya sekitar.
Kompos merupakan produk pembusukan dari limbah tanaman dan hewan
hasil perombakan oleh fungi aktynomisetes, dan cacing tanah. Pupuk hijau
merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari tanaman seperti
sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang hijau digunakan
sebagai pakan ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini adalah sisa–sisa tanaman,
kacang-kacangan, dan tanaman paku air azolla. Pupuk kandang merupakan
kotoran ternak (Tyasmoro, 2006).
Adanya bintil akar pada tanaman kedelai adalah penting untuk mencapai
hasil yang maksimal dan menghemat pupuk N. Bintil akar dapat disamakan
dengan pabrik alami karena di tempat itu terdapat bakteri rhizobium yang mampu
menambat N2 di udara. Pembentukan bintil akar dan penambatan N2 sangat
ditentukan oleh keserasian hubungan antara bakteri dan tanaman inang, keadaan
hara dan lingkungan tanah (Ngadiman, dkk, 1992).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi kedelai
adalah dengan penambahan bahan organik. Bahan organik yang diberikan dapat
berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran tanah sehingga agregatnya menjadi
mantap. Keadaan ini berpengaruh terhadap porositas, daya penyimpanan, dan
penyediaan air serta aerase tanah. Perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah
ini akan menjadikannya media yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
akar.

Universitas Sumatera Utara

Pada saat ini pupuk organik mulai popular dikalangan petani perkebunan
maupun masyarakat yang cinta terhadap lingkungan. Cukup banyak informasi dari
hasil penelitian bahwa kesuburan tanah dan hasil tanaman tidak dapat
ditingkatkan dengan hanya pupuk kimia saja. Pandangan umum saat ini bahwa
bahan organik mempunyai peranan penting dalam mempertahankan kesuburan
fisik, kimia dan biologi tanah. Salah satu bahan organik ialah kompos.
Azolla adalah sejenis pakis (fern) air tawar yang hidup di kolam, danau,
rawa dan sungai kecil baik di kondisi daerah tropis maupun sub tropis. Untuk
berabad lamanya, azolla telah digunakan sebagai pupuk hijau di Cina Selatan dan
Vietnam Utara (Imanuddin, 2007).
Meski azolla sudah diperkenalkan dan dipopulerkan sejak awal tahun
1990-an, ternyata belum banyak petani yang memanfaatkan tanaman azolla
(Azolla pinnata) untuk usaha taninya. Padahal manfaat tanaman air yang satu
cukup banyak. Selain bisa untuk pupuk dan media tanaman hias, azolla juga bisa
dimanfaatkan untuk pakan ternak dan ikan. Di Bali, azolla biasa dan sering
dijumpai terapung di perairan sawah dan kolam ikan. Karena dianggap gulma,
para petani lantas menyingkirkannya. Ditumpuk dan dibuang begitu saja. Padahal,
bila dimanfaatkan sebagai pupuk, azolla ini bisa menekan penggunaan pupuk urea
sampai 65 Kg/ha (http//kolamazollablogspot.com).
Pemanfaatan azolla sebagai pupuk ini memang memungkinkan. Pasalnya,
bila dihitung dari berat keringnya dalam bentuk kompos (azolla kering)
mengandung unsur Nitrogen (N) 3 - 5 %, Phosphor (P) 0,5 - 0,9 % dan
Kalium (K) 2 - 4,5 % (Rochdianto, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Pertumbuhan dan produksi tanaman sangat ditentukan oleh keberadaan air
tanah dan kesuburannya. Jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman sangat
bergantung pada jenis tanaman dan iklim. Jumlah air yang dibutuhkan oleh
tanaman kedelai untuk pertumbuhan sampai panen antara 450-700 mm,
bergantung pada kondisi iklim dan umur tanaman. Fase pembungaan memerlukan
air yang lebih banyak dari fase vegetatif. Dengan demikian aspek penting dari
pengairan adalah sampai pada tingkat kekeringan tanah tertentu yang mana
pengairan harus diberikan. Kalau tingkat ini diketahui maka akan diperoleh
pengairan yang tepat waktu dan jumlah (Hanafiah, 2005).
Bahan organik dalam waktu yang lama dapat menyumbngakan unsur hara
sehingga perlu dilakukan penelitian waktu aplikasi. Waktu aplikasi dan pemberian
dosis kompos Azolla yang tepat diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman dipandang dari sudut kuantitas dan kualitas sertamemberikan
hasil yang baik bagi tanaman kedelai.
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melalkuakan penelitian yang
berjudul ’Pengaruh waktu aplikasi dan pemberian brbagai dosis kompos azolla
terhadap Petumbuhan dan Produksi tanaman kedelai (Glycine max (L) Merrill)’.
Tujuan Penelitian
Untuk menguji pengaruh waktu aplikasi dan berbagai dosis kompos azolla
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (L) Merrill).
Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan pengaruh yang nyata akibat waktu aplikasi dan berbagai
dosis kompos azolla terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai serta interaksi
kedua faktor tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusun skripsi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan, dan diharapkan dapat pula berguna untuk
pihak-pihak yang berkepentingan dalam budidaya kedelai.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Kedelai adalah tanaman tahunan yang termasuk dalam famili leguminosae.
Kedelai memiliki tinggi yang bervariasi mulai dari 30-150 cm (1-5 kaki). Sistem
perakaran kedelai dapat menembus tanah pada kedalaman 150 cm (5 kaki),
terutama pada tanah yang subur. Perakaran tanaman kedelai mempunyai
kemampuan membentuk bintil-bintil (nodula-nodula) akar. Bintil akar ini
biasanya akan terbentuk 15-20 hari setelah tanam (Hartman et al., 1981).
Tanaman kedelai termasuk berbatang semak yang dapat mencapai
ketinggian antara 30-100 cm. Batang ini beruas-ruas dan memiliki percabangan
antara 3-6 cabang. Jumlah cabang tidak mempunyai hubungan yang signifikan
dengan jumlah biji yang diproduksi. Artinya, walaupun jumlah cabang banyak,
belum tentu produksi kedelai juga banyak (Rukmana dan Yuniarsih, 1996).
Daunnya berselang-seling, beranak daun tiga, licin atau berbulu; tangkai
daun panjang, terutama untuk daun-daun yang berada di bagian bawah; anak daun
bundar telur sampai bentuk lanset, (3-10) cm x (2-6) cm, pinggirannya rata,
pangkalnya membulat, ujungnya lancip sampai tumpul (Purseglove, 1982).
Perbungaannya berbentuk tandan-aksilar atau terminal, berisi 3-30 kuntum
bunga; bunganya kecil, berbentuk kupu-kupu, lembayung atau putih; daun
kelopaknya berbentuk tabung, dengan dua cuping atas dan tiga cuping bawah
yang berlainan, tidak rontok; lunasnya lebih pendek daripada sayapnya, tidak
menyatu di sepanjang kampuh (sutur)-nya; benang sarinya 10 helai, dua tukal;
tangkai putiknya melengkung, berisi kepala putik yang berbentuk bonggol
(Van der Maesen and Somaatmadja, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Polongnya agak bengkok dan biasanya pipih, (3-15) cm x 1 cm, mudah
pecah, lazimnya berisi (2-3) tetapi dapat (1-5) butir biji; bijinya umumnya bundar.
Menurut Splittstoesser (1984) menyatakan sebagian besar biji kedelai berwarna
kuning, hijau, coklat atau hitam, atau berbintik (blotched) dan lurik (mottled),
dengan kombinasi warna-warna tersebut di atas; hilumnya kecil; kotiledon
berwarna kuning atau hijau, biasanya dahulu, ukurannya sangat bervariasi. Berat
100 biji berkisar antara 5-40 g, tetapi sebagian besar berat bijinya 10-20 gr
(Purseglove, 1982).
Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai
Pertumbuhan optimum tercapai pada suhu 20 -25 0C. Suhu 12 – 20 0C
adalah suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses pertumbuhan tanaman,
tetapi dapat menunda proses perkecambahan benih dan pemunculan kecambah,
serta pembungaan dan pertumbuhan biji. Pada suhu yang lebih tinggi
dari

30

0

C,

fotorespirasi

cenderung

mengurangi

hasil

fotosintesis

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis
dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok
bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung.
Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab. Tanaman
kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar
100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman
kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan. Suhu yang
dikehendaki tanaman kedelai antara 21-340C, akan tetapi suhu optimum bagi

Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan tanaman kedelai 23-270C. Pada proses perkecambahan benih kedelai
memerlukan suhu yang cocok sekitar 300C (Prihatman, 2000).
Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu
basah, tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator yang baik
bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula ditanami kedelai.
Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan
tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai
dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan
busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal
drainase dan aerasi tanah cukup baik. Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial,
regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning
dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang
baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah
cukup (Prihatman, 2000).
Tanaman ini pada umumnya dapat beradaptasi terhadap berbagai jenis
tanah dan menyukai tanah yang bertekstur ringan hingga sedang, dan berdrainase
baik. Tanaman ini peka terhadap kondisi salin Toleransi pH yang baik sebagai
syarat tumbuh yaitu antara 5,8 – 7 , namun pada tanah dengan pH 4,5 pun kedelai
masih dapat tumbuh baik. Dengan menambah kapur 2 – 4 ton per ha, pada
umumnya hasil panen dapat di tingkatkan (Rukmana dan Yuniarsih, 2002).
Ultisol adalah tanah yang berwarna kuning dengan reaksi yang agak
masam sampai masam, pH dibawah 6, memiliki kandungan liat yang agak tinggi.
Karena bersifat asam, tanah ultisol memiliki tingkat kesuburan yang rendah.
Selain itu tanah ultisol juga memiliki tingkat stabilitas agregat yang rendah

Universitas Sumatera Utara

sehingga sensitif terhadap erosi. Meskipun demikian tanah ultisol dapat menjadi
produktif apa bila ditambah kapur, bahan organik, pemupukan dan pengolahan
tertentu (Hanafiah, 2005).
Kompos Azolla
Telah disadari bahwa usaha pertanian intensif pada suatu lahan menguras
persediaan unsur hara dalam tanah baik makro maupun mikro. Kehilangan ini
disebabkan oleh meningkatnya dekomposisi bahan organik dalam tanah dan
terangkutnya unsur-unsur tersebut dalam hasil panen, sementara itu tidak ada
masukan-masukan bahan organik baru. Masukan bahan organik kedalam tanah
(pupuk organik) selain memasok berbagai macam hara tanah juga berdaya
membenahi sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Kadar dan kualitas bahan organik
didalam tanah sangat menentukan kecocokan alami untuk pertanaman, sehingga
harkatnya perlu dipertahankam pada kisaran tertentu dengan pasokan bahan
organik (Ngadiman, dkk, 1992).
Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran
yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan
kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini
membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan
senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah
juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit
(Isroi, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Pupuk organik merupakan pupuk yang dengan bahan dasar yang diambil
dari alam dengn jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Dalam
pemberian pupuk untuk tanaman beberapa hal yang harus diingat, yaitu ada
tidaknya pengaruh terhadap perkembengan sifat fisik tanah (sifat fisik, kimia,
maupun biologi) yang merugikan serta tidak adanya gangguan keseimbangan
unsur hara dalam tanah yang berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara tertentu
oleh tanaman. Secara kualitatif, kandungan unsur hara dalam pupuk anorganik
tidak dapat lebih unggul dari pada pupuk organik. Namun penggunaan pupuk
organik secara terus menerus dalam rentang waktu tertentu akan menjadikan
kualitas tanah menjadi lebih baik, dibandingkan denagn pupuk anorganik
(Musnamar, 2007).
Pengomposan dimaksudkan untuk menurunkan kadar karbon terhadap
nitrogen atau sering disebut C/N ratio. Kompos yang bahan dasarnya masih
mentah atau kadar C/N-nya masih tinggi tidak baik bagi tanaman dan tanah. Sisa
tanaman atau sisa rumah tangga yang belum dikomposkan bila diberikan langsung
ke

dalam

tanah

akan

terjadi

proses

pengomposan

dalam

tanah

(Marsono dan Sigit, 2001).
Azolla adalah jenis tumbuhan paku air yang mengapung banyak terdapat
di perairan yang tergenang terutama di sawah-sawah dan di kolam, mempunyai
permukaan daun yang lunak mudah berkembang dengan cepat dan hidup
bersimbosis dengan Anabaena azollae yang dapat memfiksasi Nitrogen (N2) dari
udara. Hasil penelitian Setyono menunjukkan bahwa peningkatan jumlah azolla, P
dan Mo mengakibatkan peningkatan pertumbuhan tanaman dan bobot kering padi
(Tyasmoro, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Azolla sangat berguna sebagai pupuk organik dalam produksi tanaman,
khususnya pada tanaman padi di daerah tropis dataran rendah Asia Tenggara.
Azolla bersimbiosis dengan anabaena azollae. Simbiosis ini menyebabkan azolla
dapat menambat nitrogen dari atmosfer. Dan selanjutkan dapat digunakan sebagai
pupuk organik (kompos) (http//www.kehati.or.id, 2009).
Hal itu dimungkinkan, karena pada penebaran pertama 1/4 bagian unsur
yang dikandung azolla langsung dimanfaatkan oleh tanah. Seperempat bagian ini,
setara dengan 65 Kg pupuk Urea. Pada musim tanam ke-2 dan ke-3, azolla
mensubstitusikan 1/4 - 1/3 dosis pemupukan.Dibanding pupuk buatan, azolla
memang lebih ramah lingkungan (http//1bp.blogspot.com, 2008)
Waktu Aplikasi Kompos Azolla
Kebutuhan tanaman akan bermacam-macam pupuk selama pertumbuhan
dan perkembangannya (terutama dalam hal penyerapan) adalah tidak sama,
membutuhkan waktu yang berbeda dan tidak sama banyaknya. Selama
pertumbuhan dan perkembangannya (sejak kecambah hingga mati tanaman
tersebut) terdapat berbagai proses pertumbuhan yang intensitasnya berbeda.
Sesuai dengan dengan kegiatan kepentingan berbagai proses fisiologis tumbuhan,
tanaman memerlukan unsur hara yang cukup. Berdasarkan kegiatan tanaman
tersebut perlu dilakukan pemupukan (pemberian unsur hara) yang saesuai dengan
kebutuhan tanaman. Dengan demikian pemupukan tak boleh dilakukan sembarang
waktu, harus diperhatikan waktu yang dibituhkan (Sutedjo, 2002).
Pada masa pertumbuhannya, tanaman muda memerlukan nutrisi yang tepat
untuk mendukung pertumbuhan vegetatifnya, baik batang, cabang, maupun daun.
Pada masa tersebut, tanaman sedang membentuk tubuhnya agar menjadi tanaman

Universitas Sumatera Utara

yang kuat dan sehat. Salah satu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk membangun
tubuhnya adalah protein. Mengingat protein dibentuk dari unsur Nitrogen, maka
tanaman pun banyak memerlukan unsur Nitrogen pada masa vegetatifnya. Itulah
sebabnya tanaman membutuhkan pupuk Nitrogen atau pupuk yang berkadar N
yang tinggi (Redaksi Agromedia, 2007)
Kandungan hara yang menonjol dalam azolla adalah Nitrogen (3-5%).
Mineralisasi hara Nitrogen sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan
vegetatif. Hara Nitrogen sangat diperlukan tanaman untuk mensitesis asam amino
dan asam nukleat sebagai senyawa essensial untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman (Ngadiman dkk, 1992).
Hasil penelitian oleh IRRI yaitu dengan menggunakan Azolla sebagai
pupuk hijau pada tanaman padi, pembenaman selama 7-15 hari sebelum tanam
menghasilkan Nitrogen yang segera tersedia sehingga mempercepat pertumbuhan
bibit padi, setelah 2 minggu, kurang lebih 40% Nitrogen tersedia dalam tanah.
Diperlukan waktu hampir 8 minggu untuk melepaskan sebanyak 75% Nitrogen
(Sutanto, 2002)

Universitas Sumatera Utara

BAHAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
bulan Maret hingga bulan Juli 2010.
Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah ultisol, benih
kacang kedelai varietas Anjosmoro, kompos azolla, Urea, TSP, KCl, insektisida
decis 2,5 EC, fungisida M - 45, dan bahan yang lain yang mendukung penelitian
ini.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polibek 30 x 40 cm,
cangkul, gembor, meteran, timbangan analitik, handsprayer, dan alat yang lain
yang mendukung penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial
dengan 2 faktor perlakuan yaitu :
Faktor I : Waktu aplikasi kompos azolla (W) dengan 4 taraf, yaitu:
W1 = 21 hari sebelum tanam
W2 = 14 hari sebelum tanam
W3 = 7 hari sebelum tanam
W4 = 0 hari (diberi pada saat tanam)

Universitas Sumatera Utara

Faktor II : Berbagai dosis kompos azolla (A) dengan 4 taraf, yaitu :
A0 = 0

g/tanaman

A 1 = 20 g/tanaman
A 2 = 40 g/tanaman
A 3 = 60 g/tanaman
Kombinasi Perlakuan :
W1A0

W2A0

W3A0

W4A0

W1A1

W2A1

W3A1

W4A1

W1A2

W2A2

W3A2

W4A2

W1A3

W2A3

W3A3

W4A3

Jumlah ulangan

: 3 ulangan

Jumlah plot seluruhnya

: 48 plot

Panjang plot

: 130 cm

Lebar plot

: 70 cm

Jarak antar plot

: 30 cm

Jarak antar blok

: 50 cm

Jarak antar polibeg

: 30 cm x 30 cm

Jumlah tanaman/plot

: 6 tanaman

Jumlah sampel/plot

: 4 sampel

Jumlah sampel seluruhnya

: 192 sampel

Jumlah tanaman seluruhnya : 288 tanaman
Data hasil penelitian dianalisis sidik ragam berdasarkan model linier
sebagai berikut :
Yijk

: µ + ρI + αj + β k + (αβ)jk + єijk

Universitas Sumatera Utara

Dimana :
Yijk

:Hasil pengamatan dari blok ke-i dengan perlakuan waktu aplikasi
kompos azolla taraf ke-j dan perlakuan berbagai dosis kompos azolla

µ

ρi

αj

βk

(αβ)jk

taraf ke-k.
: Nilai tengah
:

Efek blok ke-i

: Efek

perlakuan waktu aplikasi kompos azolla taraf ke-j

: Efek perlakuan berbagai dosis kompos azolla taraf ke-k
:

Efek interaksi perlakuan waktu aplikasi kompos azolla taraf ke-j dan

berbagai dosis kompos azolla taraf ke-k
єijk

:

Efek galat yang mendapat perlakuan waktu aplikasi kompos azolla taraf

ke-i dan perlakuan berbagai dosis kompos azolla taraf ke-j dan interaksi
perlakuan waktu aplikasi kompos azolla dan perlakuan berbagai dosis
kompos azolla taraf ke-k.
Terhadap sidik ragam yang nyata, maka dilanjutkan analisis lanjutan
dengan menggunakan Uji DMRT dengan taraf 5%.
Parameter Yang Diukur
Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur dari pangkal tanaman sampai
titik tumbuh dengan menggunakan meteran, dilakukan mulai 2 minggu setelah
tanam (MST) dan diulangi setiap satu minggu sekali sampai masuk masa generatif
yang ditandai dengan keluarnya bunga.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah daun (helai)
Jumlah daun dihitung sejak tanaman berumur 2 MST dengan interval
satu minggu sampai masuk masa generatif yang ditandai dengan keluarnya bunga.
Jumlah cabang produktif (cabang)
Jumlah cabang produktif yang dihitung adalah cabang yang berasal dari
batang utama pada setiap tanaman.
Bobot basah tajuk (g)
Bobot basah tajuk dihitung pada akhir vegetatif.

Bobot basah tajuk

dihitung dengan menimbang seluruh tajuk tanaman dengan menggunakan
timbangan analitik.
Bobot basah akar (g)
Bobot basah akar dihitung pada akhir vegetatif. Akar yang ditimbang
adalah akar yang sudah dipisahkan dari tajuk dan dibersihkan dari kotoran yang
ada dengan menggunakan air, lalu ditimbang dengan menggunakan timbangan
analitik.
Bobot kering tajuk (g)
Bagian tajuk tanaman yang telah dipisahkan dari akar dan telah di timbang
bobot basahnya dimasukkan kedalam oven dengan suhu 700C sampai bobot tajuk
konstan. Setelah itu dikeluarkan lalu ditimbang bobot keringnya.
Bobot kering akar (g)
Akar yang ditimbang adalah akar yang sudah dipisahkan dari tajuk dan
dibersihkan dari kotoran yang ada lalu dimasukkan kedalam oven dengan suhu
700C sampai bobot akar konstan. Setelah itu dikeluarkan dan dimasukkan
kedalam desikator, lalu ditimbang bobot keringnya.

Universitas Sumatera Utara

Bobot basah akar (g) saat panen
Akar yang ditimbang adalah akar yang sudah dipisahkan dari tajuk dan
dibersihkan dari kotoran yang ada lalu ditimbang dengan menggunakan
timbangan analitik.
Bobot kering akar (g) saat panen
Akar yang ditimbang adalah akar yang sudah dipisahkan dari tajuk dan
dibersihkan dari kotoran yang ada lalu dimasukkan kedalam oven dengan suhu
700C sampai bobot akar konstan. Setelah itu dikeluarkan dan dimasukkan
kedalam desikator, lalu ditimbang bobot keringnya. Akar yang dikeringkan
merupakan akar yang diambil dari tanaman saat panen.
Produksi biji per sampel (g)
Produksi biji per tanaman dihitung dengan menimbang seluruh produksi
biji masing-masing tanaman sampel kemudian dirata-ratakan. Biji yang ditimbang
adalah biji yang telah dipisahkan dari polongnya dan dijemur dibawah sinar
matahari selama 2 hari.
Produksi biji per plot (g)
Produksi biji per plot dihitung dengan menimbang produksi seluruh
tanaman dari masing-masing plot. Biji yang ditimbang adalah biji yang telah
dipisahkan dari polongnya dan dijemur dibawah sinar matahari selama 2 hari.
Bobot kering 100 biji (g)
Bobot kering 100 biji dilakukan dengan menimbang 100 biji kedelai yang
telah dipisahkan dari polongnya dan dijemur dibawah sinar matahari selama
2 hari. Untuk memperoleh 100 biji kedelai dilakukan pengambilan biji secara
acak.

Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan Penelitian
Penyiapan lahan
Areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma dan sisasisa akar tanaman, kemudian tanah diratakan dengan menggunakan cangkul.
Kemudian dibuat plot percobaan dengan ukuran 130 cm x 70 cm. Dibuat parit
drainase dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak antar blok 50 cm.
Pengapuran
Tanah yang digunakan adalah tanah ultisol. Sebelum pengapuran
dilakukan, terlebih dahulu pH awal tanah ultisol dianalisis, kemudian dihitung
kebutuhan kapur sesuai dengan bobot tanah ultisol, pH awal tanah ultisol adalah
5,6, dilakukan pengapuran untuk menaikkan pH sesuai kebutuhan tanaman
kedelai, pH tanah setelah dilakukan pengapuran adalah 6,4.
Penyiapan media
Tanah ultisol dimasukkan dalam polibek dengan ukuran 30 cm x 40 cm,
dengan volume 10 kg.

Tanah yang di masukkan dalam polibek kemudian

diguncang hingga padat, sehingga terisi tanah dengan batas 10 cm dari bibir
polibek.
Aplikasi kompos azolla
Aplikasi kompos azolla dilakukan 21 hari sebelum tanam, 14 hari sebelum
tanam, 7 hari sebelum tanam dan pada saat tanam sesuai dengan perlakuan.
Aplikasi kompos azolla dilakukan dengan mencampur media tanam dan kompos
azolla dengan cara menuangkan tanah yang di dalam polibeg, kemudian
dicampurkan kompos azolla sesuai perlakuan diaduk sampai merata lalu

Universitas Sumatera Utara

dimasukkan kembali tanah yang telah bercampur kompos azolla. Kemudian
polibek disusun sesuai dengan bagan lahan penelitian.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan melubangi tanah yang di dalam polibek
sampai kedalaman + 2 cm. Di tanam 3 benih per lubang tanam.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Apabila kondisi
tanah di polibek kering penyiraman dilakukan sore dan pagi hari. Apabila kondisi
tanah di polibek masih lembab, penyiraman tidak dilakukan.
Penjarangan
Penjarangan tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 7 HST.
Penjarangan dilakukan dengan menyisakan satu tanaman yang pertumbuhannya
baik.
Pemupukan
Pemupukan dilakuka