Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan Makanan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2017 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode mixed methods research, yaitu
penelitian yang menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode
kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan teknik survey dengan pendekatan
deskriptif terhadap sekelompok obyek (cukup banyak) yang diselenggarakan
dalam jangka waktu tertentu. Metode kualitatif menggunakan pendekatan
deskriptif melalui prosses dan makna atau perspektif subjek (Imron., dkk, 2010).
Adapun metode kuantitatif adalah metode yang akan lebihdominan
digunakan dalam penelitian ini. Survei tidak melakukan penelitian untuk membuat
suatu deskripsi saja, akan tetapi juga mengaitkan dan menjelaskan tentang adanya
hubungan dari berbagai variabel terkait dengan persoalan(Azwar, 2003). Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas yang mencakup indikatorindikator pelayanan makanan dan variabel terikat yaitu kepuasan pasien pada
penyelenggaraan makanan di RSU Haji Medan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan yang beralamat di Jl.
Rumah Sakit Haji Medan. Jangka waktu penelitian ini dimulai dari bulan
November sampai Febuari 2017.


37

38

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan elemen atau subjek riset dalam arti lain
populasi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki nilai yang semua
ingin diteliti sifatnya (Azwar, 2003). Populasi juga bukan sekedar jumlah yang
ada pada objek atau subjek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik
atrau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah sebanyak 740 orang yang terdiri dari 213 orang pasien rawat
inap kelas I, 125 orang pasien kelas II, dan 402 orang pasien kelas III di RSU
Haji Medan yang diambil dari data pasien dalam satu bulan terakhir yaitu dari
awal bulan November sampai awal bulan Desember. Selain itu, penelitian ini juga
menjadikan kepala instalasi gizi sebagai informan dalam memperoleh gambaran
pelayanan makanan di rumah sakit tersebut.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan sebuah subset yang dicuplik dari populasi, yang akan
diamati atau diukur peneliti. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling. Simple random sampling adalah pengambilan anggota
sampel dari populasi yang dilakukan secara acak sederhana (Azwar., dkk, 2014).
Semua individu mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu sendiri. Sampel yang di
ambil dalam penelitian ini adalah pasien yang sedang menjalani rawat inap di
Instalasi Rawat Inap di RSU Haji Medan atas dasar inklusi yaitu :

39

a. Tidak menderita penyakit jiwa atau dalam perawatan intensif
b. Pasien dalam keadaan sadar dan bisa diajak berkomunikasi
c. Pasien bersedia untuk diwawancarai.
Agar responden (sampel) yang diambil dalam penelitian ini dapat
mewakili

populasi,

jumlah


responden

ditentukan

menurut

perhitungan

berdasarkan rumus Slovin (Azwar., dkk, 2014), yaitu sebagai berikut :

N

n=

1 + N (e)2

Keterangan :
n = Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi
e = Presentase tingkat kesalahan; e = 0,1 (10%).

Perhitungan sampel untuk pasien dimasing –masing kelas, yaitu sebagai
berikut.
n=

N
1 + N (e)2

n=

740
1 + 7,40 (0,1)2

n = 740

= 88,09

8,40
Berdasarkan perhitungan diatas, maka keseluruhan sampel yang menjadi
responden dalam penelitian ini disesuaikan oleh peneliti menjadi sebanyak 89
orang.


40

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
Sumber data yang dgunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh
langsung dari responden atau pasien berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam
kuesioner. Sumber data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen Rumah
Sakit Umum Haji Medan, termasuk lampiran Standar Pelayanan Minimal RSU
Haji Medan yang tercantum dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 17
Tahun 2014 dan Peraturan Perundang-Undanganstudi kepustakaan yang melalui
kegiatan pengumpulan keterangan melalui buku-buku, jurnal, skripsi, tesis, dan
penelitian-penelitian terdahu.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam fungsinya masing-masing teknik pengumpulan data penelitian
dipilih teknik yang tepat dan sesuai dengan permasalahan penelitian Adapun
teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui kuesioner (angket).
Kuesioner (angket) adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu

penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut
kepentingan umum (orang banyak). Angket ini dilakukan dengan mengedarkan
suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis
kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan
sebagainya. Berdasarkan strukturnya, angket terbagi menjadi dua yaitu angket
berbentuk isian dan angket berbentuk pilihan (Notoadmodjo, 2010).

41

Angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dijadikan
sebagai alat pengambil data kepuasan pasien. Angket yang digunakan yaitu
angket berbentuk pilihan (closed ended item), alasan digunakannya angket
berbentuk pilihan adalah untuk membantu responden mempermudah mengisinya
dan juga untuk mempermudah peneliti menganalisa hasilnya. Selain itu
diperlukan juga kuesioner terbuka yang berguna untuk memperoleh gambaran
pelayanan makanan di instalasi gizi.
3.5 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya sebuah penelitian bekerja atas data, maka data tersebut
perlu dikumpulkan terlebih dahulu. Cara dan atau pun alat untuk mengumpulkan
data dalam penelitian dikenal dengan istililah instrumen penelitian. Suatu

instrumen haruslah sesuai dengan macam dan tujuan penelitian yang akan
dilakukan. Instrumen sebagai alat pengukur data harus valid dan reliabel sehingga
data empiris dapat diperoleh sebagaimana mestinya. Penelitian ini menggunakan
metode survey dan data dikumpulkan dengan angket (Azwar, 2003).
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan teknik kuesioner
atau angket. Maka, untuk pembuatan instrumen penelitian disusun melalui
pedoman dari kajian teori. Adapun didalam kajian teori tersebut tercantumlah
beberapa variabel yang akan diteliti. Variabel-variabel tersebut kemudian akan
dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dituangkan dalam beberapa
pertanyaan/pernyataan. Peran responden yang sudah ditentukan akan memberikan
jawaban yang sesuai dengan pertanyaan tersebut dan menghasilkan data untuk

42

dikumpulkan oleh peneliti. Adapun indikator-indikator tersebut tercantum
didalam tabel berikut.
Tabel 3.1
Variabel
Independen


Waktu
makan

Penampilan
makanan

Rasa
makanan

Keramahan
pramusaji

Kebersihan
alat dan
makanan

Variasi
menu
makanan


Indikator

3

7

7

10

9

4

Metode Pengukuran Variabel Penelitian
Nilai
Bobot

Range Kategori


5
4
3
2
1

14-15
12-13
9-11
6-8
3-5

- Sangat Baik
- Baik
- Cukup Baik
- Tidak Baik
- Sangat Tidak Baik

5
4

3
2
1

31-35
25-30
19-24
13-18
7-12

- Sangat Baik
- Baik
- Cukup Baik
- Tidak Baik
- Sangat Tidak Baik

5
4
3
2
1

31-35
25-30
19-24
13-18
7-12

- Sangat Baik
- Baik
- Cukup Baik
- Tidak Baik
- Sangat Tidak Baik

5
4
3
2
1

44-50
36-43
28-35
19-27
10-18

- Sangat Baik
- Baik
- Cukup Baik
- Tidak Baik
- Sangat Tidak Baik

5
4
3
2
1

40-45
33-39
25-32
17-24
9-16

- Sangat Baik
- Baik
- Cukup Baik
- Tidak Baik
- Sangat Tidak Baik

5
4
3
2
1

18-20
15-17
12-14
8-11
4-7

- Sangat Baik
- Baik
- Cukup Baik
- Tidak Baik
- Sangat Tidak Baik

Alat
Ukur

Skala
Ukur

Kuesioner

Ordinal

Kuesioner

Ordinal

Kuesioner

Ordinal

Kuesioner

Ordinal

Kuesioner

Ordinal

Kuesioner

Ordinal

43

Variabel
Dependen

Kepuasan
Pasien

Indikator

Nilai
Bobot

Range

40

5
4
3
2
1

172-200
139-171
106-138
73-105
40-72

Kategori

- Sangat Puas
- Puas
- Cukup Puas
- Tidak Puas
- Sangat Tidak Puas

Alat
Ukur

Skala
Ukur

Kuesioner

Ordinal

Berdasarkan variabel yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini skala
pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala likert merupakan suatu
skala yang dirancang untuk memungkinkan responden menjawab dalam berbagai
tingkatan pada setiap butir yang menguraikan jasa/produk. Skala likert paling
sering digunakan dalam penelitian yang menggunakan metode survey. Skala likert
sering digunakan untuk kuesioner yang mengungkap sikap dan pendapat
seseorang terhadap suatu fenomena (Supranto, 2001). Dengan skala likert,
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi beberapa indikator. Indikatorindikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk membuat item-item
instrumen yang perlu dijawab oleh responden. Dalam instrumen harus ada kriteria
penilaian. Kriteria penilaian merupakan alat untuk menilai hasil/jawaban
instrumen/angket dan untuk mengklasifikasikan nilai yang dicapai. Angket ini
dituangkan dalam bentuk checklist yang terdiri dari dua pertanyaan, yaitu
pertanyaan yang mendukung (positif) dan pertanyaan yang tidak mendukung
(negatif) (Alifianti, 2015). Adapun alternatif jawaban tersebut diberi bobot seperti
tabel berikut.

44

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian untuk Angket Kepuasan Pasien
Kenyataan
Jawaban

Nilai

Sangat Puas (SP)
Puas (P)
Cukup Puas (CP)
Tidak Puas (TP)
Sangat Tidak Puas (STP)

5
4
3
2
1

3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Dalam suatu penelitian, dituntut pertanggungjawaban secara ilmiah, maka
untuk memperoleh hasil penelitian yang akurat harus melalui pengukuran
validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang digunakan dalam penelitian.
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang
ingin diukur. Maka, sebuah instrumen yang sudah disusun dalam bentuk
kuesioner dapat teruji validitasnya (Sunyoto, 2012).
Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu
dengan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi instrumen itu terdapat variabel yang
diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan yang telah
dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas
dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Adapun uji instrumen validitas
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas internal dan validitas
eksternal. Pengujian validitas eksternal pada penelitian ini digunakan rumus
korelasi Product Moment dari Pearson yaitu yaitu dengan mengkorelasikan antara
nilai tiap-tiap butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total (Supranto,
2001). Rumus korelasi Product Moment :

45

N( ∑XY) - ( ∑XY)

R=


{ N∑X2 - ( ∑X )2 } { N∑X2 - ( ∑Y )2 }

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas disini menunjukkan
tingkat konsistensi dan stabilitas dari data berupa skor hasil persepsi suatu
variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat. Dengan demikian reliabilitas
meliputi stabilitas ukuran dan konsistensi internal ukuran. Stabilitas mampu
menunjukkan kemampuan sebuah ukuran untuk tetap stabil atau tidak rentan
terhadap perubahan situasi apapun.
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan antara nilai cronbach’s alpha dan taraf keyakinan (coefficients
of confidance = CC) dengan ketentuan sebagai berikut :
-

Jika CC < cronbach’s alpha, item pertanyaan reliabel (konsisten).

-

Jika CC > cronbach’s alpha, item pertanyaan tidak reliabel (tidak konsisten).
Secara matematis, besarnya reliabilitas dirumuskan sebagai berikut
(Sunyoto, 2012).


 k 
ab2 

r
 1 
2 
 k  1 
ab


Berdasarkan hasil uji coba kuesioner yang dilakukan terhadap 29 orang
pasien di RSU Haji Medan menunjukkan bahwa terdapat beberapa pernyataan
yang tidak valid dan reliabel (Lampiran-2). Adapun hasilnya adalah sebagai
berikut.

46

a. Variabel Variasi Menu Makanan
Tabel 3.3 Validitas dan Reliabilitas Variabel Waktu Makan
No. Soal
1
2
3

Rhitung
0,000
0,000
0,000

Rtabel
0,05
0,05
0,05

Keterangan
Valid
Valid
Valid

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. (2-tailed) lebih
kecil daripada tingkat signifikansi yang digunakan yakni 5% (0,05). Dengan nilai
Conbrach Alpha 0,773. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel waktu
makan telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas.
Tabel 3.4 Validitas dan Reliabilitas Variabel Penampilan Makanan
No. Soal
1
2
3
4
5
6
7

Rhitung
0,000
0,011
0,001
0,005
0,002
0,000
0,000

Rtabel
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. (2-tailed) pada
seluruh variabel lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan
(0.011>0,05). Dengan nilai Conbrach Alpha 0,783. Maka dapat disimpulkan
bahwa seluruh variabel penampilan makanan telah memenuhi uji validitas dan
reliabilitas.

47

Tabel 3.5 Validitas dan Reliabilitas Variabel Rasa Makanan
No. Soal
1
2
3
4
5
6
7

Rhitung
0,062
0,000
0,001
0,000
0,000
0,000
0,000

Rtabel
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05

Keterangan
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Berdasarkan Tabel 3.5 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. (2-tailed) pada
variabel nomor 1 lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan
(0.062>0,05). Dengan nilai Conbrach Alpha 0,720. Maka dapat disimpulkan
bahwa seluruh variabel rasa makanan telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas,
kecuali variabel nomor 1.
Tabel 3.6 Validitas dan Reliabilitas Variabel Keramahan Pramusaji
No. Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Rhitung
0,000
0,001
0,361
0,002
0,001
0,000
0,277
0,007
0,000
0,002

Rtabel
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Berdasarkan Tabel 3.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. (2-tailed) pada
variabel nomor 3 dan nomor 7 lebih besar daripada tingkat signifikansi yang
digunakan (0.361>0,05 dan 0,277>0,05). Dengan nilai Conbrach Alpha 0,767.
Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel keramahan pramusaji telah
memenuhi uji validitas dan reliabilitas, kecuali variabel nomor 3 dan nomor 7.

48

Tabel 3.7 Validitas dan Reliabilitas Variabel Kebersihan Alat dan Makanan
No. Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Rhitung
0,000
0,025
0,012
0,642
0,062
0,972
0,000
0,122
0,000

Rtabel
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Berdasarkan Tabel 3.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. (2-tailed) pada
variabel nomor 4, 5, 6 dan 8 lebih besar daripada tingkat signifikansi yang
digunakan (0,642>0,05; 0,062>0,05; 0,972>0,05; dan 0,122>0,05). Dengan nilai
Conbrach Alpha 0,760. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel
Kebersihan Alat dan Makanan telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas,
kecuali variabel nomor 4, 5, 6 dan 8.
Tabel 3.8 Validitas dan Reliabilitas Variabel Variasi Menu Makanan
No. Soal
1
2
3
4

Rhitung
0,000
0,000
0,296
0,003

Rtabel
0,05
0,05
0,05
0,05

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. (2-tailed) pada
variabel nomor 3 lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan
(0.296>0,05). Dengan nilai Conbrach Alpha 0,568. Maka dapat disimpulkan
bahwa seluruh variabel variasi menu makanan telah memenuhi uji validitas dan
reliabilitas, kecuali variabel nomor 3.

49

3.7 Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data penelitian ini digunakan metode deskriptif
kuantitatif. Untuk menjawab perumusan masalah mengenai sampai sejauh mana
kepuasan pasien terhadap pelayanan makanan yang diberikan oleh Rumah Sakit
Umum Haji Medan dengan jasa yang diharapkan pasien.
Adapun teknik analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda
merupakan analisis hubungan antara beberapa variabel independen dengan satu
variabel dependen. Data yang diperoleh, dikumpulkan kemudian diolah dengan
langkah-langkah editing, coding, dan entry data. Selanjutnya data akan dianalisis
menggunakan SPSS. Metode analisis data menggunakan uji regresi linear
berganda dapat diukur dengan persamaan :
Y=b +b X +b X +b X +b X +b X +μ
0

1

1

2

2

3

di mana :
Y = Kepuasan pasien
X = Waktu makan
1

X = Penampilan makanan
2

X = Rasa makanan
3

X = Keramahan pramusaji
4

X = Kebersihan alat dan makanan
5

X6 = Variasi menu makanan
b = Intercept
0

b – b = Koefisien Regresi
1

6

μ = error of term

3

4

4

5

5

50

3.8 Definisi Operasional
a. Waktu makan adalah jadwal yang tepat dan sudah disesuaikan untuk
memberikan makanan kepada konsumen. Hal ini mencakup waktu makan pagi,
siang dan malam
b.

Penampilan makanan merupakan bentuk pernyataan

dari gambaran

penyelenggaraan makanan yang dapat dinilai baik secara objektif maupun
objektif. Hal ini mencakup warna, tekstur, bentuk, porsi dan penyajian makanan.
c. Rasa makanan adalah tanggapan indra pengecap terhadap rangsangan yang
dihasilkan oleh makanan yang dikonsumsi oleh konsumen. Hal ini mencakup
aroma, pengolahan bumbu dan temperatur makanan.
d. Keramahan pramusaji adalah sikap dari pramusaji yang diharapkan dapat sigap,
cekatan., mampu berkomunikasi, baik dalam bersikap, berekspresi wajah dan
senyum akan mempengaruhi pasien untuk menikmati makanan dan akhirnya
dapat menimbulkan rasa puas.
e. Kebersihan alat dan makanan yaitu upaya yang dilakukan untuk menghindari
kontaminasi organisme atau bibit penyakit yang tertinggal akan berkembang biak
dan mencemari makanan. Hal ini mencakup kelengkapan dan kebersihan
peralatan makan seperti piring, sendok, mangkuk, gelas, tisu makan dan plastik
penutup makanan.
f. Variasi menu makanan adalah beraneka ragam jenis menu makanan yang
disajikan secara bergantian dengan tujuan
mencegah terjadinya kebosanan untuk makan.

memenuhi kebutuhan gizi dan

51

g. Kepuasan pasien adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan di mana pasien memandang pelayanan makanan yang diberikan
oleh pihak rumah sakit yang diukur menggunakan fungsi dari tingkat harapan
yang dirasakan dari hasil kegiatan pelayanan makanan yang diterimanya.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1

Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat RSU Haji Medan
Sejak awal tahun 1960-an sudah mulai terdengar suara dari kalangan Umat
Islam di Sumatera Utara, khususnya di Kotamadya Medan, gagasan mendirikan
rumah sakit yang bernafaskan islam terus berkembang. Pada musim haji tahun
1990 terjadi musibah terowongan Mina yang banyak menimbulkan korban
Jemaah Haji Indonesia. Mulai pada saat itu timbullah gagasan pemerintah untuk
membangun rumah sakit yang bernafaskan islam. Pembangunan rumah sakit ini
mendapat persetujuan dari pemerintah pusat yakni berupa penyaluran bantuan
Garuda Indonesia, Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila bahkan bantuan dari
Pemda Tk. II Sumatera Utara, Instansi Pemerintah dan Swasta, serta dukungan
dari masyarakat melalui infaq para jamaah haji.
Pada tanggal 7 Maret 1991, melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara No. 445.05/712.K, maka dibentuklah Panitia Pembangunan RS
Haji Medan dan diadakan peletakan batu pertama oleh Bapak Menteri Agama RI
dan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Peresmian RS Haji Medan dilakukan oleh
Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 4 Juni 1992. Pada tanggal 3 Juni 1998
terbentuklah yayasan RS Haji Medan dengan Ketua Umum Gubernur Provinsi
SumateraUtara dan pada tanggal 29 Desember 2011 secara resmi dilakukan acara

52

53

pengalihan Pengelolaan Yayasan RS Haji Medan Kepada Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.
4.1.2 Visi dan Misi RSU Haji Medan
Visi RSU Haji Medan adalah menjadi “Rumah Sakit Unggulan dan Pusat
Rujukan dengan Pelayanan Bernuansa Islami, Ramah Lingkungan Berdaya Saing
sesuai Standar Nasional dan Internasional”. Untuk mewujudkan visi tersebut RSU
Haji Medan mempunyai misi yaitu :
1. Meningkatkan profesionalisme, kompetensi sumber daya manusia RSU Haji
Medan Provinsi Sumatera Utara yang memiliki intregitas dan religius.
2. Meningkatkan Kualitas sarana dan prasarana RSU Haji Medan sesuai standar
Nasional dan Internasional dengan prinsip kenyamanan dan keselamatan.
3. Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia RSU Haji Medan Provinsi
Sumatera Utara melalui Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
4. Meningkatkan Kemudahan jangkauan pelayanan kesehatan.
5. Meningkatkan pelayanan yang berkualitas, transparan, bersih, ramah, aman dan
nyaman serta lingkungan yang sehat bernuansa Go Green.
4.1.3 Tenaga Kesehatan dan Pelayanan di RSU Haji Medan
Jumlah tenaga medis di RSU Haji Medan sebanyak 116 orang dokter
umum dan spesialis, 204 orang perawat, 19 orang teknisi Medis, 18 orang
pegawai khusus bidan, 7 orang pegawai khusus kefarmasian dan 1 orang pegawai
khusus kesehatan masyarakat, dan 198 orang pegawai non kesehatan.

54

4.1.4 Pelayanan Makanan di RSU Haji Medan
Berdasarkan informasi yang didapatkan melalui wawancara singkat
dengan Kepala Instalasi Gizi RSU Haji Medan, maka diperoleh beberapa
informasi penting mengenai pelayanan makanan di RSU Haji Medan. Pedoman
Gizi Rumah Sakit (PGRS) sebagai starndar pelayanan makanan pasien yang
ditetapkan Departemen Kesehatan bagi setiap rumah sakit di Indonesia telah
digunakan oleh RSU Haji Medan. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat
beberapa hambatan dalam hal pendistribusian, perencanaan menu, sarana
prasarana dan peralatan yang digunakan.
Adapun sumber daya manusia, khususnya tenaga pengelola makanan yang
terdapat di instalasi gizi RSU Haji Medan adalah sebanyak 37 orang, yang terdiri
dari 1 orang kepala instalasi gizi, 1 orang kepala gudang dan administrasi, 8 orang
ahli gizi, 13 orang tenaga pengolah tamatan SMU dan SMK Tata Boga, 8 orang
prakarya dan 6 orang pramusaji tamatan SMU.
Penganggaran dalam instalasi gizi dilakukan satu kali dalam setahun, yaitu
setiap bulan Oktober. Penyusunan anggaran didasarkan pada siklus menu yang
telah ditetapkan oleh pihak instalasi gizi. Adapun besar anggaran biaya makanan
pasien secara umum berkisar antara Rp 35.000,- s.d Rp 40.000,- per hari. Menu
makanan disusun bervariasi dengan menggunakan menu siklus 10 hari, baik
menu untuk pasien diet khusus maupun pasien dengan diet normal masing-masing
disesuaikan.
Adapun sarana prasarana yang terdapat di instalasi gizi RSU Haji Medan
adalah gudang penyimpanan bahan makanan kering, gudang penyimpanan

55

makanan basah (freezer), timbangan, kompor, frying pan, rice cooker, food troli,
alat makan berdasarkan kelas. Peralatan makanan untuk pasien kelas I dan kelas II
yaitu berupa baki berbahan melamin, sendok plastik, piring, mangkuk dan tissu
makan. Peralatan makanan untuk pasien kelas III yaitu berupa ompreng dan
sendok plastik. Dalam setiap penyajiannya ditutupi dengan menggunakan plastik
wrap.
Waktu pendistribusian makan pagi yaitu pada pukul 07.00 WIB dan snack
pukul 10.00 WIB, makan siang pukul 12.00 WIB dan snack pukul 16.00 WIB,
serta makan malam pukul 17.00 WIB. Namun, ketentuan waktu pendistribusian
tersebut tidak seterusnya berjalan lancar. Beberapa kali juga pernah mengalami
keterlambatan pendistribusian, hal ini disebabkan oleh penyelenggaraan makanan
RSU Haji Medan yang menggunakan sistem sentralisasi. Sistem sentralisasi
mengatur segala jenis kegiatan yang berlangsung dalam penyelenggaraan
makanan melalui instalasi gizi. Oleh karena itu,sistem sentralisasi ini memiliki
kelemahan yaitu pada kegiatan distribusi makanan kepada pasien. Keterlambatan
pendistribusian makanan kepada pasien mengakibatkan makanan tidak lagi terasa
hangat, hal ini juga menjadi keluhan bagi pasien.
Permasalahan lain juga ditemukan melalui penghitungan sisa makanan
pasien, pasien diet khusus memiliki sisa makanan yang lebih tinggi dibandingkan
pasien dengan diet normal. Sisa makanan ini juga tergantung pada menu yang
disajikan oleh pihak instalasi gizi, pada umumnya pasien tidak banyak
menyisakan makanan pada menu ke-3 dan menu ke-8.

56

4.2

Analisis Univariat

4.2.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 89 orang. Karakteristik dalam
penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, etnik,
status perkawinan, kelas perawatan, lama perawatan, perilaku merokok,
perawatan sebelumnya, dan jenis diet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden terbanyak adalah wanita yaitu sebanyak 49 orang (55,1%), umur
terbanyak antara 39-59 tahun, yaitu sebanyak 44 orang (49,4%), pendidikan
terakhir terbanyak adalah SMA, yaitu sebanyak 39 orang (43,8%), pekerjaan
terbanyak adalah tidak bekerja, yaitu sebanyak 37 orang (41,5%), etnik terbanyak
adalah Jawa, yaitu sebanyak 32 orang (36,0%), status perkawinan terbanyak
adalah kawin, yaitu sebanyak 74 orang (83,1%), lama perawatan terbanyak adalah
antara 3-6 hari, yaitu sebanyak 60 orang (56,2%), perilaku merokok terbanyak
adalah sebanyak 61 orang yang tidak merokok (68,5%), perawatan sebelumnya
terbanyak adalah 61 orang yang belum pernah dirawat sebelumnya (68,5%), dan
jenis diet terbanyak adalah sebanyak 71 orang dengan diet normal (79,8%).
Berikut hasil uji statistik.
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden di RSU Haji Medan
No.
1.

2.

Karakteristik
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Jumlah
Umur
18-38
39-59
60-80

Jumlah Pasien
n

%

40
49
89

44,9
55,1
100,0

29
44
16

32,6
49,4
18,0

57

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Jumlah
Pendidikan Terakhir
SD
SMP
SMA
D3
S1
Jumlah
Pekerjaan
Petani
Nelayan
Pedagang
Swasta
PNS
Tidak bekerja
Jumlah
Etnik/Suku
Jawa
Batak
Melayu
Padang
Aceh
Jumlah
Status
Perkawinan
Kawin
Tidak Kawin
Jumlah
Lama Perawatan
3-6
7-10
11-14
Jumlah
Perilaku Merokok
Ya
Tidak
Jumlah
Perawatan
Sebelumnya
Pernah
Belum Pernah
Jumlah
Jenis Diet
Normal
Sesuai Penyakit
Jumlah

89

100,0

19
7
39
6
18
89

21,3
7,9
43,8
6,7
20,2
100,0

4
1
14
22
11
37
89

4,5
1,1
15,7
24,7
12,4
41,5
100,0

32
27
12
11
7
89

36,0
30,3
13,5
12,4
7,9
100,0

74
15
89

83,1
16,9
100,0

60
33
6
89

56,2
37,1
6,7
100,0

28
61
89

31,5
68,5
100,0

23
22

25,7
74,3

89

100,0

71
18
89

79,8
20,2
100,0

58

4.2.2 Kepuasan Pasien terhadap Variabel Waktu Makan di RSU Haji
Medan
Tingkat kepuasan terhadap waktu makan pasien terbagi menjadi beberapa
kategori, yaitu sangat puas (SP), puas (P), cukup puas (CP), tidak puas (TP), dan
sangat tidak puas (STP). Berikut hasil pengukuran.
Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden berdasarkan
Tingkat Kepuasan terhadap Variabel Waktu Makan Pasien
Kelas di RSU Haji Medan
Kepuasan terhadap Waktu Makan Pasien
Pernyataan

STP
N
(%)

TP
N
(%)

CP
N
(%)

P
N
(%)

SP
N
(%)

1. Ketepatan waktu makan pagi yang
telah ditetapkan manajemen rumah
sakit
2. Ketepatan waktu makan siang
yang telah ditetapkan manajemen
rumah sakit
3. Ketepatan waktu makan malam
yang telah ditetapkan manajemen
rumah sakit

10

66

10

3

0

(11,2)

(74,2)

(11,2)

(3,4)

(0)

2

58

26

3

0

(2,2)

(65,2)

(29,2)

(3,4)

(0)

4

50

29

6

0

(4,5)

(56,2)

(32,6)

(6,7)

(0)

Berdasarkan Tabel 4.2 ditemukan sebanyak 74,2% responden menyatakan
tidak puas terhadap kenyataan waktu makan yang disajikan oleh pihak rumah
sakit. Terutama pada waktu pagi hari. Hal ini terlihat dari persepsi pasien yang
menyatakan bahwa waktu makan pagi sering mengalami keterlambatan.
4.2.3 Kepuasan Pasien terhadap Variabel Penampilan Makanan di RSU
Haji Medan
Tingkat kepuasan terhadap penampilan makanan terbagi menjadi beberapa
kategori, yaitu sangat puas (SP), puas (P), cukup puas (CP), tidak puas (TP), dan
sangat tidak puas (STP). Berikut hasil pengukuran.

59

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden berdasarkan
Tingkat Kepuasan terhadap Variabel Penampilan Makanan
Pasien di RSU Haji Medan

Pernyataan

4. Sayur yang dihidangkan berwarna
segar
5. Tekstur makanan yang mudah dicerna
6. Bentuk makanan yang rapi dan
menarik
7. Porsi sayur sesuai dengan kebutuhan
pasien kurang lebih ¾ mangkok
8. Porsi lauk yang sesuai dengan ukuran
dan kebutuhan pasein
9. Penyajian makanan yang tertutup
10. Penyajian makanan yang menggugah
selera makan

Kepuasan terhadap Penampilan Makanan
Pasien
STP
TP
CP
P
SP
N
N
N
N
N
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
12
50
23
4
0
(13,5)
(56,2)
(25,8)
(4,5)
(0)
10
60
19
0
0
(0)
(11,2)
(67,4)
(21,3)
(0)
10
69
10
0
0
(0)
(11,2)
(77,5)
(11,2)
(0)
7
51
31
0
0
(34,8)
(0)
(0)
(7,9)
(57,3)
2
45
42
0
0
(47,2)
(0)
(0)
(2,2)
(50,6)
1
29
40
9
0
(44,9)
(10,1)
(0)
(1,1)
(43,8)
14
51
16
8
0
(15,7)
(57,3)
(18,0)
(9,0)
(0)

Berdasarkan Tabel 4.3 ditemukan sebanyak 77,5% responden menyatakan
tidak puas terhadap penampilan makanan yang disajikan, terutama pada bentuk
makanan yang disajikan. Hal ini terlihat dari persepsi pasien yang menyatakan
bahwa bentuk makanan yang disajikan oleh pihakrumah sakit kurang menarik dan
rapi.
4.2.4 Kepuasan Pasien terhadap Rasa Makanan di RSU Haji Medan
Tingkat kepuasan terhadap rasa makanan terbagi menjadi beberapa
kategori, yaitu sangat puas (SP), puas (P), cukup puas (CP), tidak puas (TP), dan
sangat tidak puas (STP). Berikut hasil pengukuran.
Berdasarkan Tabel 4.4 ditemukan sebanyak 78,7% responden menyatakan
tidak puas terhadap rasa makanan. Terutama pada aroma makanan yang kurang
menggugah selera dan agak menyengat.

60

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden berdasarkan
Tingkat Kepuasan terhadap Variabel Rasa Makanan di RSU
Haji Medan
Pernyataan

11. Aroma makanan yang dapat
menggugah selera makan
12. Pengolahan bumbu yang matang
13. Lauk yang dihidangkan terasa empuk
14. Bubur yang dihidangkan terasa renyah
15. Aroma makanan harum dan tidak
menyengat
16. Nasi yang dihidangkan masih hangat
17. Sayur dan lauk yang dihidangkan
masih hangat

Kepuasan terhadap Rasa Makanan
STP
TP
CP
P
N
N
N
N
(%)
(%)
(%)
(%)
8
70
9
2
(9,0)
(78,7)
(10,1)
(2,2)
7
36
38
8
(7,9)
(40,4)
(42,7)
(9,0)
8
56
21
4
(9,0)
(62,9)
(23,6)
(4,5)
5
61
22
2
(24,7)
(1,1)
(5,6)
(68,5)
9
70
10
0
(11,2)
(0)
(10,1)
(78,7)
17
56
13
3
(14,6)
(3,4)
(19,1)
(62,9)
15
55
16
3
(16,9)
(61,8)
(18,0)
(3,4)

SP
N
(%)
0
(0)
0
(0)
0
(0)
0
(0)
0
(0)
0
(0)
0
(0)

4.2.5 Kepuasan Pasien terhadap Variabel Keramahan Pramusaji di RSU
Haji Medan
Tingkat kepuasan terhadap keramahan pramusaji terbagi menjadi beberapa
kategori, yaitu sangat puas (SP), puas (P), cukup puas (CP), tidak puas (TP), dan
sangat tidak puas (STP). Berikut hasil pengukuran.
Berdasarkan Tabel 4.5 ditemukan sebanyak 67,4% responden menyatakan
tidak puas terhadap keramahan pramusaji. Terutama terhadap petugas yang kurangdapat
dipercaya dalam hal kualitas makanan yang disajikan.

61

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden berdasarkan
Tingkat Kepuasan terhadap Variabel Keramahan Pramusaji
di RSU Haji Medan

Pernyataan

18. Petugas selalu bertindak cepat dalam
memenuhi permintaan pasien
19. Petugas selalu mengutamakan pasien
20. Petugas bersikap sopan terhadap pasien
saat pelayanan
21. Petugas mempunyai pengetahuan yang
luas tentang makanan yang disajikan
22. Petugas dapat dipercaya oleh pasien dalam
hal kualitas makanan yang disajikan
23. Petugas meluangkan waktu khusus untuk
berkomunikasi dengan pasien untuk
membahas tentang makanan yang telah
disediakan
24. Petugas memberikan kepeduliaan terhadap
kondisi pasien
25. Petugas selalu berusaha mengetahui
kebutuhan pasien
26. Petugas menghibur dan memberikan
dorongan kepada pasiem supaya cepat
sembuah dan mendoakan mereka
27. Petugas berpakaian rapi dan bersih sesuai
dengan seragam

Kepuasan terhadap Keramahan Pramusaji
Kenyataan
STP
TP
CP
P
SP
N
N
N
N
N
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
0
44
29
7
9
(0)
(49,4)
(32,6)
(7,9)
(10,1)
0
52
25
4
8
(0)
(58,4)
(28,1)
(4,5)
(9,0)
0
0
21
8
0
(0)
(0)
(72,4)
(27,6)
(0)
22
2
46
14
5
(15,7)
(5,6)
(24,7) (51,7)
(2,2)
0
12
60
16
1
(67,4)
(18,0)
(1,1)
(0)
(13,5)
0
(0)

31
(34,8)

49
(55,1)

9
(10,1)

0
(0)

0
(0)
0
(0)

21
(23,6)
6
(20,7)

51
(57,3)
18
(62,1)

17
(19,1)
5
(17,2)

0
(0)
0
(0)

0
(0)

30
(33,7)

43
(48,3)

16
(18,0)

0
(0)

4
(4,5)

38
(42,7)

45
(50,6)

2
(2,2)

0
(0)

4.2.6 Kepuasan Pasien terhadap Variabel Kebersihan Alat dan Makanan di
RSU Haji Medan
Tingkat kepuasan terhadap kebersihan alat dan makanan terbagi menjadi
beberapa kategori, yaitu sangat puas (SP), puas (P), cukup puas (CP), tidak puas
(TP), dan sangat tidak puas (STP). Berikut hasil pengukuran.

62

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden berdasarkan
Tingkat Kepuasan terhadap Variabel Kebersihan alat dan
Makanan di RSU Haji Medan

Pernyataan

28. Penyajian makanan disediakan piring
29. Penyajian makanan disediakan sendok
30. Penyajian makanan disediakan mangkuk
31. Penyajian makanan disediakan gelas
32. Penyajian makanan disediakan tisu makan
33. Gelas minum yang selalu diberi tutup
34. Nasi yang dihidangkan bersih dan putih
35. Petugas menghidangkan lauk dan sayur
dalam kondisi bersih
36. Makanan yang dihidangkan lengkap

Kepuasan terhadap Kebersihan Alat dan
Makanan
STP
TP
CP
P
SP
N
N
N
N
N
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
18
34
35
2
0
(20,2)
(38,2)
(39,3)
(2,2)
(0))
18
40
31
0
0
(20,2)
(44,9)
(34,8)
(0)
(0)
23
37
29
0
0
(25,8)
(41,6)
(32,6)
(0)
(0)
0
27
54
8
0
(9,0)
(0)
(0)
(30,3)
(60,7)
33
0
39
17
0
(37,1)
(43,8)
(19,1)
(0)
(0)
20
43
20
6
0
(48,3)
(22,5)
(6,7)
(0)
(22,5)
6
(6,7)
10
(11,2)
17
(19,1)

59
(66,3)

22
(24,7)

2
(2,2)

34
(38,2)

44
(49,4)

1
(1,1)

61
(68,5)

11
(12,4)

0
(0)

0
(0)
0
(0)
0
(0)

Berdasarkan Tabel 4.6 ditemukan sebanyak 68,5% responden menyatakan
tidak puas terhadap kebersihan alat dan makanan. Terutama terhadap kelengkapan
hidangan makanan

yang kurang memadai bagi kebutuhan pasien.

4.2.7 Kepuasan Pasien terhadap Variasi Menu Makanan di RSU Haji
Medan
Tingkat kepuasan terhadap variasi menu makanan terbagi menjadi
beberapa kategori, yaitu sangat puas (SP), puas (P), cukup puas (CP), tidak puas
(TP), dan sangat tidak puas (STP). Berikut hasil pengukuran.

63

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden berdasarkan
Tingkat Kepuasan terhadap Variabel Variasi Menu Makanan
di RSU Haji Medan
Pernyataan

37. Sayur yang dihidangkan bervariasi
38. Olahan lauk yang dihidangkan
bervariasi
39. Sayur yang dihidangkan beda dengan
hidangan sebelumnya
40. Kesesuaian makanan dengan penyakit

Kepuasan terhadap Variasi Menu Makanan
STP
TP
CP
P
SP
N
N
N
N
N
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
0
3
59
27
0
(0)
(3,4)
(66,3)
(20,3)
(0)
3
68
18
0
0
(3,4)
(76,4)
(20,2)
(0)
(0)
7
67
15
0
0
(7,9)
(75,3)
(16,9)
(0)
(0)
21
51
0
17
0
(19,1)
(0)
(23,6) (57,3)
(0)

Berdasarkan Tabel 4.7 ditemukan sebanyak 76,4% responden menyatakan
tidak puas terhadap variasi menu dan makanan. Terutama terhadap variasi olahan
lauk yang dihidangkan.
4.2.8 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden
Adapun variabel yang dikategorikan dalam penelitian ini adalah mencakup
waktu makan, penampilan makanan, rasa makanan, keramahan pramusaji,
kebersihan alat dan makanan dan variasi menu makanan. Berikut distribusi
responden berdasarkan kategori pada masing-masing variabel.
Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan sebanyak 68,0% pasien yang
menyatakan tidak puas terhadap pelayanan makanan di RSU Haji Medan.

64

Tabel 4.8

No.
1.

2.

3.

4.

5.

Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden berdasarkan
Kategori pada Variabel Waktu Makan, Penampilan Makanan,
Rasa Makanan, Keramahan Pramusaji, Kebersihan Alat dan
Makanan, Variasi Menu Makanan, dan Kepuasan Pasien di
RSU Haji Medan
Kategori
Jumlah
%
Waktu Makan
a. Sangat Baik
3
3,4
b. Baik
10
11,3
c. Cukup Baik
67
75,3
d. Tidak Baik
9
10,0
e. Sangat Tidak Baik
0
0
Jumlah
89
100
Penampilan Makanan
a. Sangat Baik
0
0
b. Baik
16
19,4
c. Cukup Baik
43
47,8
d. Tidak Baik
30
32,8
e. Sangat Tidak Baik
0
0
Jumlah
89
100
Rasa Makanan
a. Sangat Baik
1
1,1
b. Baik
1
1,2
c. Cukup Baik
37
42,1
d. Tidak Baik
50
55,6
e. Sangat Tidak Baik
0
0
Jumlah
89
100
Keramahan Pramusaji
a. Sangat Baik
0
0
b. Baik
0
0
c. Cukup Baik
11
12,4
d. Tidak Baik
46
62,5
e. Sangat Tidak Baik
22
25,1
Jumlah
89
100
Kebersihan Alat dan Makanan
a. Sangat Baik
0
0
b. Baik
0
0
c. Cukup Baik
7
8,0
d. Tidak Baik
47
54,0
e. Sangat Tidak Baik
35
38,0
Jumlah
89
100

65

6.

Variasi Menu Makanan
a. Sangat Baik
b. Baik
c. Cukup Baik
d. Tidak Baik
e. Sangat Tidak Baik
Jumlah
Kepuasan Pasien
a. Sangat Puas
b. Puas
c. Cukup Puas
d. Tidak Puas
e. Sangat Tidak Puas
Jumlah

7.

0
5
36
48
0
89

0
5,5
40,8
53,7
0
100

0
0
26
61
2
89

0
0
29,9
68,0
2,1
100

4.3 Analisis Bivariat
Hubungan karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir,
pekerjaan, etnik/suku, status perkawinan, kelas perawatan, lama perawatan,
perilaku merokok, perawatan sebelumnya, dan jenis diet) terhadap kepuasan
pasien pada pelayanan makanan dapat diuraikan sebagai berikut.
4.3.1 Hubungan Jenis Kelamin terhadap Kepuasan Pasien pada Pelayanan
Makanan
Tabel 4.9

Hubungan Jenis Kelamin terhadap Kepuasan Pasien pada
Pelayanan Makanan di RSU Haji Medan
Kepuasan Pasien

Jenis

Sangat Tidak

Kelamin

Puas

Total
Tidak Puas

Cukup Puas

n

%

n

%

n

%

n

%

Pria

0

0

31

50,8

9

34,6

40

44,9

Wanita

2

100

30

49,2

17

65,4

49

55,1

Total

2

100

61

100

26

100

89

100

X2 = 3,605; df = 2; P = 0,165

66

Pasien pria yang cukup puas sebesar 34,6%, sedangkann pasien wanita
yang tidak puas sebesar 49,2%. Dari hasil uji statistik diketahui p sebesar 0,165
artinya pada ∝ = 5% tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin

pasien dengam kepuasan pasien terhadap pelayanan makanan di RSU Haji
Medan.
4.3.2 Hubungan Umur terhadap Kepuasan Pasien pada Pelayanan Makanan
Tabel 4.10

Hubungan Umur terhadap Kepuasan Pasien pada
Pelayanan Makanan di RSU Haji Medan
Kepuasan Pasien

Umur

Sangat Tidak
Puas

Tidak Puas

Total

Cukup Puas

n

%

n

%

n

%

n

%

18-38

1

50,0

22

36,1

6

23,1

2

100

39-59

0

0

31

50,8

13

50,0

61

100

60-80

1

50,0

8

13,1

7

26,9

26

100

Total

29

32,6

44

49,4

16

18,0

89

100

X2 = 5,249; df = 4; P = 0,263
Pasien dengan umur 18-38 yang merasa tidak puas sebesar 36,1%, pasien
dengan umur 39-59 yang merasa tidak puas sebesar 50,8%,sedangkann pasien
umur 60-80 yang tidak puas sebesar 13,1%. Dari hasil uji statistik diketahui p
sebesar 0,263 artinya pada ∝ = 5% tidak ada hubungan yang bermakna antara

umur pasien dengam kepuasan pasien terhadap pelayanan makanan di RSU Haji
Medan.

67

4.3.3 Hubungan Tingkat Pendidikan Terakhir terhadap Kepuasan Pasien
pada Pelayanan Makanan
Tabel 4.11

Hubungan Tingkat Pendidikan Terakhir terhadap Kepuasan
Pasien pada Pelayanan Makanan di RSU Haji Medan
Kepuasan Pasien

Pendidikan Sangat Tidak
Puas

Terakhir

Total
Tidak Puas

Cukup Puas

n

%

n

%

n

%

n

%

SD

1

50,0

12

19,7

6

23,1

19

21,3

SMP

0

0

6

9,8

1

3,8

7

7,9

SMA

0

0

27

44,3

12

46,2

39

43,8

D3

0

0

4

6,6

2

7,7

6

6,7

S1

1

50,0

12

19,7

5

19,2

18

20,2

Total

2

100

61

100

26

100

89

100

X2 = 3,861; df = 8; P = 0,869
Pasien dengan pendidikan terkahir SD yang merasa cukup puas sebesar
19,7%, pasien dengan pendidikan terkahir SMP yang merasa tidak puas sebesar
9,8%, pasien dengan pendidikan terkahir SMA yang tidak puas sebesar 44,3%,
pasien dengan pendidikan terkahir D3 yang merasa tidak puas sebesar 6,6%, dan
pasien dengan pendidikan terkahir S1 yang merasa tidak puas sebesar 19,7%. Dari
hasil uji statistik diketahui p sebesar 0,869 artinya pada ∝ = 5% tidak ada

hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan terakhir pasien dengam
kepuasan pasien terhadap pelayanan makanan di RSU Haji Medan.

68

4.3.4

Hubungan Pekerjaan terhadap Kepuasan Pasien pada Pelayanan
Makanan

Tabel 4.12

Hubungan Pekerjaan terhadap Kepuasan Pasien pada
Pelayanan Makanan di RSU Haji Medan
Kepuasan Pasien

Pekerjaan

Sangat Tidak
Puas

Tidak Puas

Total

Cukup Puas

n

%

n

%

n

%

n

%

Petani

1

50,0

2

3,3

1

3,8

4

4,5

Nelayan

0

0

1

1,6

0

0

1

1,1

Pedagang

0

0

8

13,1

6

23,1

14

15,7

Swasta

1

50,0

16

26,2

5

19,2

22

24,7

PNS

0

0

7

11,5

4

15,4

11

12,4

0

0

27

44,3

10

38,5

37

41,6

2

100

61

100

26

100

89

100

Tidak
Bekerja
Total

X2 = 13,737; df = 10; P = 0,185
Pasien dengan pekerjaan sebagai petani yang merasa tidak puas sebesar
3,3%, Pasien dengan pekerjaan sebagai nelayan yang merasa tidak puas sebesar
1,6%, Pasien dengan pekerjaan sebagai pedagang yang tidak puas sebesar 13,1%,
Pasien dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta 26,2%, Pasien dengan pekerjaan
sebagai PNS yang merasa tidak puas sebesar 11,5%, dan Pasien yang tidak
bekerja yang merasa tidak puas sebesar 44,3% . Dari hasil uji statistik diketahui p
sebesar 0,185 artinya pada ∝ = 5% tidak ada hubungan yang bermakna antara

pekerjaan pasien dengam kepuasan pasien terhadap pelayanan makanan di RSU
Haji Medan.

69

4.3.5

Hubungan Etnik/Suku terhadap Kepuasan Pasien pada Pelayanan
Makanan

Tabel 4.13

Pekerjaan

Hubungan Etnik/Suku terhadap Kepuasan Pasien pada
Pelayanan Makanan di RSU Haji Medan
Kepuasan Pasien
Sangat Tidak
Puas

Tidak Puas

Total

Cukup Puas

n

%

n

%

n

%

n

%

Jawa

1

50,0

21

34,4

10

38,5

32

36,0

Batak

0

0

22

36,1

5

19,2

27

30,3

Melayu

1

50,0

7

11,5

4

15,4

12

13,5

Padang

0

0

7

11,5

4

15,4

11

12,4

Aceh

0

0

4

6,6

3

11,5

7

7,9

Total

2

100

61

100

26

100

89

100

X2 = 5,963; df = 8; P = 0,651
Pasien dengan suku Jawa yang merasa tidak puas sebesar 34,4%, Pasien
dengan suku Batak yang merasa tidak puas sebesar 36,1%, Pasien dengan suku
Melayu yang sangat tidak puas sebesar 50,0%, Pasien dengan suku Padang yang
tidak puas sebesar 15,4%, Pasien dengan suku Aceh yang merasa cukup puas
sebesar 11,5%. Dari hasil uji statistik diketahui p sebesar 0,651 artinya pada ∝ =

5% tidak ada hubungan yang bermakna antara etnik/suku pasien dengam
kepuasan pasien terhadap pelayanan makanan di RSU Haji Medan.

70

4.3.6

Hubungan Lama Perawatan terhadap Kepuasan Pasien pada
Pelayanan Makanan

Tabel 4.14

Hubungan Lama Perawatan terhadap Kepuasan Pasien pada
Pelayanan Makanan di RSU Haji Medan
Kepuasan Pasien

Lama

Sangat Tidak

Perawatan

Puas

Tidak Puas

Total

Cukup Puas

n

%

n

%

n

%

n

%

3-6

1

50,0

32

36,1

17

23,1

50

56,2

7-10

1

50,0

26

42,6

7

26,9

34

38,2

11-14

0

0

3

4,9

2

7,7

5

5,6

Total

2

100

61

100

26

100

89

100

2

X = 2,171; df = 4; P = 0,704
Pasien dengan lama perawatan 3-6 hari yang merasa sangat tidak puas
sebesar 50,0%, pasien dengan lama perawatan 7-10 hari yang merasa tidak puas
sebesar 42,6%, sedangkann dengan lama perawatan 11-14 hari yang cukup puas
sebesar 7,7%. Dari hasil uji statistik diketahui p sebesar 0,704 artinya pada ∝ =

5% tidak ada hubungan yang bermakna antara lama perawatan pasien dengam
kepuasan pasien terhadap pelayanan makanan di RSU Haji Medan.
4.3.7

Hubungan Perilaku Merokok terhadap Kepuasan Pasien pada
Pelayanan Makanan
Pasien perokok yang merasa tidak puas sebesar 32,8% dan pasien yang

tidak perokok yang merasa tidak puas sebesar 67,2%. Dari hasil uji statistik
diketahui p sebesar 0,615 artinya pada ∝ = 5% tidak ada hubungan yang

bermakna antara perilaku merokok dengam kepuasan pasien terhadap pelayanan
makanan di RSU Haji Medan

71

Tabel 4.15

Hubungan Perilaku Meokok terhadap Kepuasan Pasien pada
Pelayanan Makanan di RSU Haji Medan
Kepuasan Pasien

Perilaku

Sangat Tidak

Merokok

Puas

Total
Tidak Puas

Cukup Puas

n

%

n

%

n

%

n

%

Ya

0

0

20

32,8

8

30,8

28

31,5

Tidak

2

100

41

67,2

18

69,2

61

68,5

Total

2

100

61

100

26

100

89

100

.
4.3.8 Hubungan Perawatan Sebelumnya terhadap Kepuasan Pasien pada
Pelayanan Makanan
Tabel 4.16

Hubungan Perawatan Sebelumnya terhadap Kepuasan Pasien
pada Pelayanan Makanan di RSU Haji Medan
Kepuasan Pasien

Perawatan

Sangat

Sebelumnya

Tidak Puas

Pernah
Tidak
Pernah
Total

Tidak Puas

Total

Cukup Puas

n

%

n

%

n

%

n

%

1

50,0

21

34,4

6

23,1

28

31,5

1

50,0

40

65,6

20

76,9

61

68,5

2

100

61

100

26

100

89

100

X2 = 1,415; df = 2; P = 0,493
Pasien yang sudah pernah menjalani perawatan sebelumnya yang merasa
sangat tidak puas sebesar 34,4%, dan pasien yang tidak pernah menjalani
perawatan sebelumnya yang merasa cukup puas sebesar 76,9%. Dari hasil uji
statistik diketahui p sebesar 0,493 artinya pada ∝ = 5% tidak ada hubungan yang
bermakna antara perawatan pasien sebelumnya dengam kepuasan pasien terhadap
pelayanan makanan di RSU Haji Medan.

72

4.3.9 Hubungan Jenis Diet Pasien terhadap Kepuasan Pasien pada
Pelayanan Makanan
Tabel 4.17
Hubungan Jenis Diet Pasien terhadap Kepuasan Pasien
pada Pelayanan Makanan di RSU Haji Medan
Kepuasan Pasien
Jenis Diet

Normal
Sesuai
Penyakit
Total

Total

Sangat
Tidak Puas

Tidak Puas

Cukup Puas

n

%

n

%

n

%

n

%

2

100

53

86,9

16

61,5

71

79,8

0

0

8

13,1

10

38,5

18

20,2

2

100

61

100

26

100

89

100

X2 = 7,778; df = 2; P = 0,020
Pasien yang diberikan diet normal dan merasa tidak puas sebesar 86,9%,
dan pasien yang diberikan diet sesuai penyakit dan merasa cukup puas sebesar
38,5%. Dari hasil uji statistik diketahui p sebesar 0,020 artinya pada ∝ = 5% ada

hubungan yang bermakna antara jenis diet pasien dengam kepuasan pasien
terhadap pelayanan makanan di RSU Haji Medan.

4.3.10 Hubungan Status Kawin Pasien terhadap Kepuasan Pasien pada
Pelayanan Makanan
Tabel 4.18
Hubungan Status Kawin Pasien terhadap Kepuasan Pasien
pada Pelayanan Makanan di RSU Haji Medan
Kepuasan Pasien
Status

Sangat

Kawin

Tidak Puas

Kawin
Tidak
Kawin
Total

Tidak Puas

Total

Cukup Puas

n

%

n

%

n

%

n

%

2

100

52

85,2

20

76,9

74

83,1

0

0

9

14,8

6

23,1

15

16,9

2

100

61

100

26

100

89

100

X2 = 1,316; df = 2; P = 0,518

73

Pasien dengan status kawin yang merasa tidak puas sebesar 85,2%, dan
pasien dengan status tidak kawin yang merasa cukup puas sebesar 23,1%. Dari
hasil uji statistik diketahui p sebesar 0,518 artinya pada ∝ = 5% tidak ada

hubungan yang bermakna antara status kawin pasien dengam kepuasan pasien
terhadap pelayanan makanan di RSU Haji Medan.

4.3.11 Hubungan Perilaku Merokok Pasien terhadap Kepuasan Pasien pada
Pelayanan Makanan
Tabel 4.19
Hubungan Perilaku Merokok Pasien terhadap Kepuasan
Pasien pada Pelayanan Makanan di RSU Haji Medan
Kepuasan Pasien
Perilaku

Sangat

Merokok

Tidak Puas

Merokok
Tidak
Merokok
Total

Tidak Puas

Total

Cukup Puas

n

%

n

%

n

%

n

%

0

0

20

32,8

8

30,8

28

31,5

2

100

41

67,2

18

69,2

2

100

61

100

26

100

61
89

68,5
100

X2 = 0,9746; df = 2; P = 0,615
Pasien dengan perilaku merokok yang merasa tidak puas sebesar 32,8%,
dan pasien dengan status tidak merokook yang merasa tidak puas sebesar 67,2%.
Dari hasil uji statistik diketahui p sebesar 0,615 artinya pada ∝ = 5% tidak ada

hubungan yang bermakna antara perilaku merokok pasien dengam kepuasan
pasien terhadap pelayanan makanan di RSU Haji Medan.
4.4 Analisis Multivariat
Pengaruh antara variabel-variabel waktu makan (WM), penampilan
makanan (PM), rasa makanan (RM), keramahan pramusaji (KP), kebersihan alat

74

dan makanan (KAM), serta variasi menu makanan (VM) dapat diukur melalui uji
regresi linear berganda dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.20

Hasil Uji Regresi Linear Berganda terhadap Pasien Rawat
Inap di RSU Haji Medan

Variabel
Konstanta
Waktu Makan
Penampilan Makanan
Rasa Makanan
Keramahan Pramusaji
Kebersihan Alat dan Makanan
Variasi Menu Makanan

(WM)
(PM)
(RM)
(KP)
(KAM)
(VM)

B
130,235
0,781
1,563
-0,203
0,402
-1,417
-2,209

thitung

Sig.

6,184
1,201
2,504
-0,431
0,863
-1,908
-3,099

0,000
0,242
0,020
0,670
0,397
0,069
0,005

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil uji regresi linear berganda pada
analisis tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan makanan di RSU
Haji Medan tahun 2017 yaitu sebagai berikut:
K.Pasien = 130,235 + 0,781WM + 1,563PM – 0,203RM + 0,402KP – 1,417KAM
-2,209VM
Dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi
tersebut dapat diinterpretasikan, sebagai berikut :
1. Hasil uji regresi terhadap variabel waktu makan diperoleh nilai   0,242 lebih
besar dari pada level signifikan yang digunakan (   0,05 ). Sehingga hipotesis
penelitian ditolak, berarti tidak ada pengaruh antara variabel waktu makan dengan
kepuasan pasien. Nilai koefisien b1 = 0,781 untuk variabel waktu makan, yang
berarti ketika naik satu satuan, maka variabel kepuasan pasien akan naik sebesar
0,781 satuan.

75

2. Hasil uji regresi terhadap variabel penampilan makanan diperoleh nilai

  0,020 lebih kecil dari pada level signifikan yang digunakan (   0,05 ).
Sehingga hipotesis penelitian diterima, berarti ada pengaruh antara variabel
penampilan makanan dengan kepuasan pasien. Nilai koefisien b2 = 1,563 untuk
variabel penampilan makanan, yang berarti ketika naik satu satuan, maka variabel
kepuasan pasien akan naik sebesar 1,563 satuan.
3. Hasil uji regresi terhadap variabel rasa makanan diperoleh nilai   0,670 lebih
besar dari pada level signifikan yang digunakan (   0,05 ). Sehingga hipotesis
penelitian ditolak, berarti tidak ada pengaruh antara variabel rasa makanan dengan
kepuasan pasien. Nilai koefisien b3 = -0,203 untuk variabel rasa makanan, yang
berarti ketika naik satu satuan, maka variabel kepuasan pasien akan naik sebesar 0,023 satuan.
4. Hasil uji regresi terhadap variabel keramahan pramusaji diperoleh nilai

  0,397 lebih besar dari pada level signifikan yang digunakan (   0,05 ).
Sehingga hipotesis penelitian ditolak, berarti tidak ada pengaruh antara variabel
keramahan pramusaji dengan kepuasan pasien. Nilai koefisien b4 = -,402 untuk
variabel waktu makan, yang berarti ketika naik satu satuan, maka variabel
kepuasan pasien akan naik sebesar -0,402 satuan.
5. Hasil uji regresi terhadap variabel kebersihan alat dan makanan diperoleh nilai

  0,069 lebih besar dari pada level signifikan yang digunakan (   0,05 ).
Sehingga hipotesis penelitian ditolak, berarti tidak ada pengaruh antara variabel
kebersihan alat dan makanan dengan kepuasan pasien. Nilai koefisien b5 = -1,417

76

untuk variabel kebersihan alat dan makanan, yang berarti ketika naik satu satuan,
maka variabel kepuasan pasien akan naik sebesar -1,417 satuan.
6. Hasil uji regresi terhadap variabel variasi menu makanan diperoleh nilai

  0,005 lebih kecil dari pada level signifikan yang digunakan (   0,05 ).
Sehingga hipotesis penelitian diterima