PEMILIHAN PASAR PETANI MANGGA SERTA DINAMIKA AGRIBISNISNYA DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT | Ramadhani | Mimbar Agribisnis 355 2974 1 PB

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
PEMILIHAN PASAR PETANI MANGGA SERTA DINAMIKA AGRIBISNISNYA
DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA
PROVINSI JAWA BARAT
Widyarina Ramadhani dan Elly Rasmikayati
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Email: widyarinar@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka. Tujuan
penelitian ini adalah memaparkan dinamika yang terjadi pada kegiatan agribisnis
komoditas mangga, mendeskripsikan gambaran pemilihan pasar oleh petani mangga,
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pasar, dan mengetahui
potensi serta kendala petani mangga di Kecamatan Panyingkiran dalam dalam kegiatan
agribisnis komoditas mangga. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
metode survey. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis data statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan dinamika agribisnis komoditas mangga cenderung statis.
Tujuan pemasaran mayoritas adalah ke pedagang pengumpul/tengkulak dipilih karena
adanya faktor kemudahan akses, kedekatan/keluarga, sistem pembayaran tunai, dan
pinjaman saprotan. Mudahnya permodalan, hasil mangga yang berkualitas baik menjadi
potensi kegiatan usahatani komoditas mangga sedangkan kendala terjadi akibat cuaca

dengan curah hujan tinggi dan harga ZPT mahal.
Kata kunci: Dinamika Agribisnis, Sistem Agribisnis, Pemilihan Pasar, Saluran Pemasaran
ABTRACT
The purpose of this research is to describe the dynamics of mango commodity agribusiness
activity, to describe the description of market selection by mango farmers, to identify
factors influencing market selection, and to know the potency and constraints of mango
farmers in Panyingkiran District of Majalengka in mango agribusiness activities.
Quantitative research design with survey method. Data analysis was done by descriptive
statistical data analysis. The results show that there has been little change in mango
farming activities since the farmers started to date. The majority marketing objective is to
collecting traders/middlemen chosen because of the factors of accessibility,
proximity/family, cash payment system, and the prevailing means of production loan. Easy
capital, good quality mango results into the potential of mango agribusiness activities
while the constraints occur due to weather with high rainfall and expensive stimulants
grow price.
Keywords: Agribusiness Dynamics, Agribusiness System, Market Selection, Marketing
Channel.
petani sudah dapat menghasilkan mangga

PENDAHULUAN

Pemasaran mangga oleh petani ke
pasar

modern

dan

pasar

dengan kualitas yang baik dan dengan

ekspor

memasarkan hasil produksi mangga ke

merupakan peluang yang besar karena

pasar modern, maka nilai jual pun akan
185


Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
meningkat dibandingkan dengan pasar

mempertahankan

tradisional sehingga pendapatan petani

kontinuitas dalam memproduksi buah

pun meningkat. Kejelasan harga juga

mangga, ini merupakan hal yang penting

menjadi keuntungan yang dapat diperoleh

dan dapat menjadi potensi bagi daerah

oleh petani apabila memasarkan produksi


tersebut mengingat pemasaran mangga

mangganya ke pasar modern dan pasar

dapat stabil dan bahkan menjadi lebih

ekspor sehingga pendapatan petani dapat

luas lagi, dengan begitu pendapatan dan

cenderung stabil.

kesejahteraan petani mangga pun akan

Di

Indonesia

sendiri


kuantitas

dan

meningkat.

terdapat

Kabupaten

beberapa provinsi yang menjadi sentra

Majalengka

sebagai

produksi mangga nasional. Salah satu

salah satu sentra produksi mangga di


provinsi yang menjadi sentra produksi

Jawa

mangga bagi nasional adalah Provinsi

perkebunan mangga 10.880,42 hektar

Jawa Barat. Terdapat beberapa daerah di

dengan luas panen 7.502,9 ha, ini

Jawa Barat yang merupakan sentra

menunjukkan bahwa dari total kebun

produksi

mangga


Kabupaten
Cirebon,

mangga

diantaranya

Indramayu,
Kabupaten

yaitu

Barat

yang

menghasilkan

Kabupaten


produktif.

Majalengka,

memiliki

ada

luas

lahan

68,96%

buah

mangga

Sehingga


dapat

nya

dengan
dikatakan

Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten

bahwa Kabupaten Majalengka secara

Sumedang.

geografis memang cocok untuk ditanam
komoditas

Dari kelima daerah yang menjadi

mangga


sehingga

tingkat

sentra penghasil mangga Jawa Barat, satu

luasan panen dari total luas tanam

diantaranya yaitu Kabupaten Majalengka

mencapai lebih dari 50%. Hal ini

yang secara garis besar mengalami

menunjukkan pula bahwa sebagai salah

peningkatan produksi sejak tahun 2010

satu sentra produksi mangga di Jawa


hingga tahun 2015. Berdasarkan data

Barat, komoditas mangga ini memang

produksi

menjadi

mangga

di

Kabupaten

komoditas

primadona

yang

Majalengka pada periode 2010-2015

dirasa dapat memberikan nilai ekonomis

maka diketahui bahwa jumlah produksi

yang tinggi bagi para pelaku usaha di

mangga meningkat rata-rata sebesar 26%

Kabupaten Majalengka.

setiap tahunnya.

Kecamatan

Hal ini menunjukkan

Panyingkiran

merupakan kecamatan yang memiliki

bahwa Kabupaten Majalengka dapat

186

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
luas panen terbesar dibandingkan dengan

terkait dengan rantai ke pasar modern

kecamatan

Kabupaten

yaitu yang melakukan investasi pada

Majalengka. Hal ini menunjukkan bahwa

sistem produksinya dan memiliki aset

Kecamatan

pengetahuan.

lainnya

di

Panyingkiran

penyumbang

terbesar

hasil

merupakan

keahlian

produksi

Kurangnya

dalam

proses

modal

dan

pascapanen

membuat petani sulit mendapatkan nilai

mangga di Kabupaten Majalengka.
Budidaya mangga out of season

tambah dari produk mangganya. Petani

saat ini juga sudah banyak diterapkan

masih banyak yang menggunakan sistem

oleh

informal dalam pengelolaan mangga. Hal

petani

mangga

di

Kecamatan

Panyingkiran, Kabupaten Majalengka.

tersebut

Hal ini membuat pohon mangga dapat

ketergantungan

tetap berbuah meskipun di luar jadwal

informal dari tengkulak atau bandar yang

panen biasanya. Sistem budidaya ini

berperan sebagai perantara antara sektor

sangat memungkinkan petani untuk dapat

informal

meningkatkan hasil produksi mangganya

(Natawidjaja, 2012).

sehingga

kontinuitas

produksi

menjadikan

petani

terhadap

pelayanan

dengan

sektor

formal

dapat

terjadi. Kondisi ini seharusnya dapat

TINJAUAN PUSTAKA

mendorong

1. Definisi dan Varietas Tanaman

petani

dapat

memasok

mangganya ke pasar modern atau bahkan

Mangga

ke pasar ekspor yang dapat meningkatkan

Tanaman pohon mangga berbatang

nilai jual dari hasil produksi mangga

tegak, bercabang banyak, serta bertajuk

mereka dengan jumlah dan kualitas yang

rindang dan juga hijau sepanjang tahun

baik serta bernilai tambah tersedia pada

(Aak, 1991). Tanaman mangga dapat

masa-masa out of season.

mencapai umur yang cukup lama yaitu

Hal tersebut ternyata masih belum

100 tahun. Tanaman mangga terdiri atas

terlaksana sepenuhnya karena peluang ke

akar, batang, daun, dan bunga. Dengan

pasar modern dan pasar ekspor belum

adanya bunga, maka tanaman mangga

dimaksimalkan oleh petani mangga di

dapat menghasilkan buah dan biji yang

Kecamatan

kemudian secara generatif dapat tumbuh

Panyingkiran

Kabupaten

Majalengka. Menurut Natawidjaja, et al

menjadi tanaman baru.

(2007), hanya sebagian kecil dari petani

Menteri Pertanian telah melepas

hortikulutura di Indonesia yang dapat

beberapa varietas mangga diantaranya

187

Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
adalah Arumanis 143, Golek 31, dan

seperti lembaga-lembaga keuangan dan

Manalagi 69. Ketiga varietas mangga

lainnya.

tersebut mampu banyak menghasilkan

4. Pemilihan Pasar (Market Choice)
Menurut

buah; daging buahnya tebal dan rasanya

Amaya

dan

Alwang

Gadung,

(2011), pemilihan pasar ditentukan oleh

Gedong, dan Ourih termasuk varietas

kuantitas produk yang dihasilkan, jarak

yang populer di masyarakat, varietas

ke pasar, tingkat jalan beraspal, biaya

mangga ini memiliki mutu tinggi, daging

transportasi,

tebal dan rasanya manis (Sutono, 2008).

persyaratan kualitas, akses informasi, dan

2. Dinamika Agribisnis

kondisi pengelolaan pasar.

manis,

sedangkan

Mangga

Menurut Perdana (2011), dinamika

harga

yang diharapkan,

5. Definisi Aksesibilitas

agribisnis atau agribusiness dynamics

Menurut

Suthanaya

(2009),

adalah suatu kajian untuk memahami

aksesibilitas adalah salah satu bagian dari

kompleksitas agribisnis (level pelaku

analisis interaksi kegiatan dengan sistem

usaha, kawasan dan makro). Berdasarkan

jaringan

kekhasan Indonesia, bidang dinamika

tujuan guna memahami cara kerja sistem

agribisnis

untuk

tersebut dan menggunakan hubungan

menciptakan model sistem agribisnis

analisis antara komponen sistem yang

nasional yang berkeadilan dan daya saing

dimaksudkan untuk meramalkan dampak

berkelanjutan.

lalu lintas beberapa tata guna lahan atau

3. Agribisnis Tanaman Mangga

kebijakan transportasi yang berbeda.

memiliki

tujuan

Jarak,

Konsep agribisnis adalah suatu

transportasi

waktu

yang

tempuh

memiliki

dan

biaya

konsep yang utuh mulai dari proses

perjalanan kerap kali dikaitkan dengan

produksi, pengolahan hasil, pemasaran,

aksesibilitas. Selain itu, aksesibilitas

hingga aktivitas lain yang berkaitan

dapat

dengan kegiatan pertanian (Soekartawi,

kenyamanan atau kemudahan mengenai

2003). Maka dari itu agribisnis tanaman

cara interaksi tata guna lahan antara satu

mangga dapat diartikan sebagai segala

sama lain juga mengenai mudah atau

proses usahatani mulai dari hulu hingga

sulitnya mencapai lokasi menggunakan

hilir

tanaman

sistem

mangga yang kemudian dalam prosesnya

1987).

mengenai

komoditas

didukung oleh susbsitem pendukung

188

dikatakan

jaringan

pula

suatu

transportasi

ukuran

(Black,

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
pasar yang ada (pasar tradisional dan

6. Pemasaran

pasar modern).

Pemasaran adalah suatu proses
sosial dimana individu dan kelompok

2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan

mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan

inginkan

melalui

adalah

penciptaan,

metode

penelitian

penawaran, dan pertukaran produk dan

Penelitian

layanan dari nilai bebas dengan orang

mengumpulkan informasi tentang orang

lain. Definisi pendek pemasaran dapat

atau populasi yang berjumlah besar

disebut

“pertemuan

dengan cara mewawancarai sebagian

kebutuhan yang menguntungkan”. Ruang

kecil dari populasi tersebut (Nasution,

lingkup pemasaran terdiri dari 10 jenis

2007).

entitas

3. Teknik pengumpulan data

pula

antara

sebagai

lain

barang,

jasa,

survey

bertujuan

survey.
untuk

pengalaman, perisitiwa, orang, tempat,

Pengumpulan data dilakukan dengan

properti, organisasi, informasi, dan ide-

menggunakan kuesioner dengan metode

ide (Kotler, 2002).

wawancara.

7. Saluran Pemasaran
Saluran

pemasaran

HASIL DAN PEMBAHASAN

menggambarkan saluran atau rantai yang

1. Keadaan
umum
Panyingkiran

membentang dari bahan baku hingga

a. Sejarah Kecamatan Panyingkiran

produk akhir hingga sampai kepada

Sejak tahun 1992, telah terjadi

konsumen akhir (Kotler, 2002). Sehingga
dapat

dikatakan

bahwa

Kecamatan

pemecahan

saluran

wilayah

Kecamatan

Kadipaten yang dibagi menjadi 2 bagian,

pemasaran adalah penghubung antar

yaitu

pemasar dengan pembeli dari produk

menjadi

Kadipaten

awal hingga produk yang siap untuk

dan

wilayah

Kecamatan

wilayah

Perwakilan

Kecamatan Panyingkiran yang meliputi 9

konsumen akhir.

desa yang terdiri dari 30 dusun, 58 RW,
dan 167 RT. Berdasarkan Peraturan

METODE PENELITIAN

Pemerintah Nomor 3 Tahun 1992, status

1. Objek Penelitian

Perwakilan

Objek penelitian adalah mengenai

berubah

dinamika agribisnis buah mangga dengan

Kecamatan
menjadi

Panyingkiran
Kecamatan

Panyingkiran yang definitif. Diresmikan

fokus kepada pemilihan petani terhadap

pada tanggal 7 Februari 1992 oleh
189

Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
Gubernur Jawa Barat di Kabupaten DT II

3. Dinamika
Mangga

Tanggerang.

Agribisnis

Tanaman

a. Subsistem Hulu

b. Potensi Pertanian di Kecamatan
Panyingkiran

Mayoritas
mangga

Kecamatan Panyingkiran memiliki

di

responden

Kecamatan

petani

Panyingkiran

beberapa potensi tanaman pertanian,

mengeluarkan Rp 10.000.000 – Rp

diantaranya adalah padi, jagung, kedelai,

50.000.000

kacang tanah, mangga, jambu biji, dan

mereka dalam satu tahun. Modal yang

pisang.

Panyingkiran

dikeluarkan ini bukanlah modal usahatani

komoditas mangga memiliki luas lahan

mangga dari awal penanaman namun

yang paling luas dibandingkan dengan

pada masa pemeliharaan hingga panen.

komoditas lainnya. Ini menunjukkan

Responden petani mangga di Kecamatan

bahwa Kecamatan Panyingkiran cocok

Panyingkiran mayoritas mengeluarkan

untuk ditanam komoditas mangga dan

modal untuk usahatani mangganya dari

masyarakatnya

modal sendiri/pribadi. Modal pribadi

Di

Kecamatan

pun

banyak

yang

untuk

usahatani

mangga

dirasa petani lebih menguntungkan petani

mengusahatanikan komoditas ini.

mangga nantinya pada saat pemasaran.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik

Keuntungan pun dapat langsung terasa

responden

petani

karena semua hasil dapat langsung

mangga lebih banyak yang berjenis

dinikmati tanpa terbatas pengembalian

kelamin pria dari pada wanita, berumur

pinjaman modal.

rata-rata 51 tahun, berpendidikan terakhir

Rata-rata

SD, berpendapatan antara Rp 10.000.000

usahatani

– Rp 30.000.000 rupiah per tahun,
memiliki

kebun

mangga

mangga

pribadi,

di

dalam

responden

petani

Kecamatan

Panyingkiran

keluarga dan 2 orang tenaga kerja yang

pekerjaan utamanya, dan berdomisili di
Panyingkiran

mangga

kerja

adalah 1 orang yang berasal dari anggota

menjadikan usahatani mangga sebagai

Kecamatan

tenaga

bukan berasal dari anggota keluarga.

Kabupaten

Tenaga

Majalengka.

kerja

mayoritas
dapat

yang

digunakan oleh

responden

petani

mangga

berubah-ubah

sesuai

dengan

kebutuhan. Meski begitu, penambahan
atau pengurangan tenaga kerja tidak
terlalu signifikan dari tahun ke tahun
190

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
semenjak

petani

mangga

pemberian ZPT hanya dilakukan satu kali

memulai

dalam satu tahun. Adapun pemeliharaan

usahatani mangganya hingga saat ini.

tanaman mangga yang berkala yaitu

Terdapat beberapa sarana produksi
pertanian dalam usahatani mangga antara

penyemprotan

pestisida,

lain

insektisida

(obat-obatan)

seperti

cangkul,

selang,

alat

fungisida,
dan

drum,

penyemprotan obat penguat bunga agar

carangka, container, onclang, dan lain-

tidak mudah rontok. Penyemprotan ini

lain. Mayoritas responden petani mangga

dilakukan oleh mayoritas petani mangga

di Kecamatan Panyingkiran mendapatkan

sebanyak 2 kali/minggu. Hal ini tidak

sarana

sesuai

penyemprot,

gergaji,

produksi

ember,

pertanian

dalam

dengan

standar

operasional

usahatani mangga mereka yaitu dari

budidaya mangga out of season. Menurut

membelinya secara pribadi.

Standar Operasional Prosedur (SOP)

b. Subsistem Produksi Pertanian

Mangga Gedong Gincu Off Season
di

Kabupaten Majalengka, Cirebon dan

Kecamatan Panyingkiran sebagian besar

Indramayu (2016), interval penyemprotan

menanam

pada

jika curah hujan tinggi 5 hari sekali

kebun/lahannya tidak secara homogen

setelah keluar bunga sampai dengan buah

tetapi cukup heterogen yaitu dengan

sebesar bola pingpong.

menanam pula tanaman lainnya pada

Mayoritas

Responden

petani

tanaman

mangga

mangganya

responden

petani

kebun/lahan yang sama. Rata-rata petani

mangga melakukan panen sendiri yaitu

menanam tanaman mangga diselingi

bahwa

tanaman lain seperti pisang, kacang-

kegiatan panen buah mangga ke pihak

kacangan, petai, pepaya, bahkan padi.

lain.

Hal ini dikarenakan di daerah Kecamatan

menunjukkan

Panyingkiran memang kerap ditemui

menggunakan teknologi out of season

tanaman

mangga

maka

pematang

sawah,

yang

ditanam

di

petani

Hasil

tidak

penelitian

mayoritas

menyerahkan

di

bahwa

lapangan
dengan

responden

petani

tanaman

mangga dapat melakukan panen mangga

mangga tidak hanya ditanam di kebun

sebanyak 2 hingga 3 kali dalam satu

saja.

tahun.

sehingga

Sedangkan

produktivitas

dari

pemeliharaan

pohon terbesar yang dimiliki oleh petani

pemupukan,

mangga yaitu mulai dari yang paling

pemangkasan dahan, penyiangan, dan

sedikit berjumlah 50 Kg/pohon hingga

Dalam
tanaman

kegiatan
mangga,

191

Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
yang

terbanyak

Kg/pohon.

berjumlah

Apabila

pengumpul/tengkulak/bandar.

1500

umumnya grading

dirata-ratakan,

Pada

yang ditentukan

produktivitas mangga responden petani

pedagang

pengumpul/tengkulak/bandar

mangga adalah sebesar 470 Kg/pohon.

terhadap petani terbagi menjadi 2, yaitu

c. Subsistem Agribisnis Hilir

Grade AB dan Grade PL.

Grade AB

Agribisnis hilir komoditas mangga

adalah tingkat kelas untuk buah mangga

di sini berarti perlakuan tambahan yang

dari petani yang kualitasnya paling baik

dilakukan kepada buah mangga yang

dan Grade PL adalah tingkat kelas untuk

sehingga dapat memberikan nilai tambah

buah

kepada buah mangga tersebut. Kegiatan-

kualitasnya cukup baik. Untuk mangga

kegiatan tersebut antara lain adalah

yang tidak termasuk

pencucian buah mangga, pengemasan

mangga cakra. Selain itu mayoritas

buah mangga, sortasi buah mangga,

responden petani mangga juga tidak

grading buah mangga, dan pemberian

melakukan kegiatan pengemasan buah

label pada buah mangga.

mangga sebelum menjualnya dan tidak

mangga

mangga tidak melakukan pencucian buah

diketahui bahwa tujuan pasar mayoritas

mayoritas petani mereka merasa bahwa

responden petani mangga di Kecamatan

yang lebih mengerti mengenai spesifikasi

Panyingkiran,

untuk penyortiran buah mangga adalah

ke

bandar sehingga petani merasa tidak

tengkulak.

menjualnya

ke

petani, menjual hasil panen mangga ke
pedagang

petani mangga merasa masih kurang

pengumpul/

tengkulak

sangatlah mudah dan dekat. Resiko yang

kegiatan

besar juga menjadi pertimbangan petani

tersebut. Pada umumnya yang melakukan
adalah

pengumpul/

bandar/pedagang besar/supplier. Menurut

tidak

melakukan kegiatan grading karena para

grading

pedagang

cenderung

melakukan penyortiran.

melakukan

Majalengka

Kemudian selain itu, petani mangga

perlu membuang waktu dan tenaga untuk

untuk

Kabupaten

adalah menjual hasil produk mangganya

pihak pedagang pengumpul/ tengkulak/

paham

grade disebut

Berdasarkan skema di bawah dapat

kegiatan sortasi buah mangga. Bagi

juga

yang

d. Subsistem Pemasaran Komoditas
Agribisnis

mangga, mereka juga tidak melakukan

mangga

petani

melakukan pelabelan pada buah mangga.

Selain mayoritas responden petani

Petani

dari

untuk

pedagang

memasarkan

hasil

produk

mangganya ke pasar tradisional/pasar
192

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
modern secara langsung. Pembayaran

memerlukannya

yang tidak kontan membuat petani

pemeliharaan

merasa

selanjutnya.

dirugikan

karena

petani

untuk

modal

tanaman

mangga

Supermarket
Bandar/Pedagang Besar/Supplier
Pasar Tradisional

Bandar/Pedagang Besar/Supplier
Pasar Tradisional
Pasar Tradisional
Petani

Supermarket

Supplier/Eksporir
Pasar Tradisional

Pedagang Pengumpul/Tengkulak
Pedagang Pengumpul/Tengkulak
Bandar/Pedagang Besar/Supplier

Pedagang Pengumpul/Tengkulak
Pasar Tradisional
Gambar 1. Skema Tujuan Pasar Petani Mangga
Berdasarkan skema tujuan pasar di

yang

mampu

memasok

hasil

buah

menuju

pasar

atas, mayoritas petani mangga menjual

mangganya

hasil produk mangganya ke pedagang

tradisional dan bahkan ke pasar modern.

pengumpul/tengkulak

namun

langsung

juga

Hal di atas ternyata berbeda dengan

ternyata sudah terdapat petani mangga

hasil penelitian Supriatna (2005) yang

193

Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
menunjukkan bahwa seluruh saluran

terlunasi.

pemasaran di Kabupaten Majalengka

penjualan dibayar secara tunai. Ini sesuai

pasti melewati pengumpul, agen, dan

dengan yang disukai oleh mayoritas

pasar induk. Padahal petani mangga di

responden

Kecamatan

Kabupaten

cenderung mencari pembeli yang dapat

Majalengka bisa langsung memasok ke

membayar petani secara tunai. Hal ini

pasar tradisional lokal dan bisa juga

dikarenakan petani membutuhkan uang

langsung memasok ke pasar modern.

tersebut

Selain itu terdapat pula petani mangga

pohon mangga selanjutnya.

yang dapat memasok ke eksportir.

e. Subsistem Lembaga Penunjang

Panyingkiran

menjual

hasil

mangga

panen

pembayaran

petani

untuk

Mayoritas

Tujuan pasar petani mangga yang
mayoritas

Sistem

di

mangga.

modal

Petani

pemeliharaan

responden

Kecamatan

saat

petani

Panyingkiran

mangganya ke pedagang pengumpul/

Kabupaten Majalengka tidak tergabung

tengkulak dan bandar ternyata kerap kali

ke dalam kelompok tani. Hal ini terjadi

membuat

memiliki

karena beberapa faktor yang diantaranya

bargaining position yang tinggi dalam

adalah tidak adanya kelompok tani yang

penentuan harga jual buah mangga.

aktif di desa tempat tinggal responden

Terlebih lagi apabila adanya bantuan

petani mangga dan responden petani

sarpotan seperti berupa zat perangsang

mangga

tumbuh dari tengkulak/bandar kepada

tergabung dalam kelompok tani karena

petani mangga. Hal tersebut membuat

sangat jarangnya manfaat yang dirasakan

petani mangga harus terus memasok hasil

dari kelompok tani yang ada. Selain itu

panen mangga mereka ke tengkulak/

juga mayoritas tidak tergabung dalam

bandar

suatu lembaga usahatani mangga dengan

petani

tertentu

pinjaman

tersebut

tidak

yang
hingga

memberikan

merasa

tidak

perlu

untuk

cakupan yang lebih luas (di luar desa).

hutangnya

Tabel 1. Keikutsertaan Responden Petani Mangga ke dalam Lembaga
No

1
2

Keikutsertaan Petani Mangga dalam Lembaga
Lembaga Tingkat Desa
Frekuensi /
Lembaga Antar Wilayah
(Kelompok Tani)
Persentase (%)
(di Luar Desa)
Tidak
56
Tidak
Ya
44
Ya
Total
100

194

Frekuensi /
Persentase (%)
97
3
100

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
Mayoritas

responden

petani

4. Gambaran Pemilihan Pasar Petani
Mangga
di
Kecamatan
Panyingkiran

mangga pada penelitian ini hanya pernah
dibantu

dalam

hal

keuangan

oleh

a. Aksesibilitas
Petani
Terhadap Pasar

lembaga keuangan bank. Ini merupakan
hal

yang

menarik

karena

Mayoritas

menurut

Mangga

responden

petani

tingkat

mangga yang merasa mudah dalam

kepercayaan pihak bank kepada para

mendapatkan akses pasar memasarkan

petani

hasil panen mangganya ke pedagang

beberapa

responden

mangga

bahwa

di

Kecamatan

Panyingkiran sangatlah baik. Bahkan

pengumpul/tengkulak.

pihak bank tidak lagi sungkan untuk

menunjukkan

langsung

untuk

pengumpul/tengkulak merupakan tujuan

para

pasar yang dianggap mudah diakses oleh

turun

menawarkan

ke

lapangan

pinjaman

kepada

Hal

bahwa

ini

pedagang

mayoritas responden petani mangga.

petani.
petani

Dengan jarak tempuh yang dekat serta

mangga yang meminjam modal ke bank

waktu tempuh yang cepat dirasakan

menunjukkan

bahwa

petani

sudah

memudahkan mayoritas responden petani

menggunakan

sistem

formal

dalam

mangga

di

pengelolaan usahatani mangga. tujuan

dalam

memasarkan

penjualan ke tengkulak atau bandar

mangganya. Biaya yang dikeluarkan juga

mayoritas bukanlah karena keterikatan

relatif rendah atau bahkan tidak ada.

dan ketergantungan, namun lebih kepada

Selain itu, risiko buah mangga rusak di

kemudahan akses yang dirasakan oleh

jalan juga akan semakin rendah. Akses

petani untuk memasok dan menjual hasil

kendaraan ternyata juga sudah sangat

mangganya ke sana. Hal ini menjadi

mudah guna membawa hasil panen

menarik

mangga.

Mayoritas

responden

karena

ternyata

bertolak

Kecamatan

Panyingkiran
hasil

panen

dari

Kemudahan syarat dalam transaksi

Natawidjaja (2012) yang mengatakan

juga membuat petani mempertimbangkan

bahwa

yang

suatu pasar tertentu. Semakin mudah

menggunakan sistem informal dalam

persyaratan suatu pasar maka petani

pengelolaan

Sayangnya,

mangga semakin condong untuk memilih

bantuan dari pemerintah masih sangat

memasarkan hasil mangganya ke pasar

jarang terjadi.

tersebut.

belakang

dengan

petani

pernyataan

masih

mangga.

banyak

195

Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
tertulisnya paling mudah yaitu pedagang

Keinginan dari dalam diri petani
mangga untuk memasarkan komoditas

pengumpul/tengkulak.

mangganya ke pasar yang seluas-luasnya

juga cenderung menghindari tujuan pasar

merupakan faktor yang sangat penting

yang mengharuskan petani memasok

karena merupakan dorongan pribadi yang

buah mangga dengan kuantitas tertentu

berasal dari dalam sehingga menentukan

dan juga petani mangga tidak mau terikat

keseriusan dalam keinginan tersebut.

dengan

Mayoritas

mangga

sehingga tujuan pasar yang memberikan

memiliki keinginan untuk memasarkan

syarat kontinuitas pasokan buah mangga

mangganya ke pasar yang seluas-luasnya.

pada umumnya jarang dipilih oleh petani

responden

petani

satu

mangga

Kabupaten

5. Faktor-Faktor Penentu Pemilihan
Pasar Petani Mangga

adalah

menjual

kemudahan

Majalengka.

Hubungan

hasil

mangganya

ke pasar

bahwa mayoritas tujuan pasar yang
memiliki faktor-faktor penentu pemilihan

oleh petani.

pasar tersebut adalah tujuan pasar ke

Selain akses informasi yang mudah,

pedagang pengumpul/tengkulak/bandar.

pemilihan pasar oleh petani mangga di

Selain itu tentunya harga beli mangga

Kecamatan Panyingkiran juga didominasi

juga berpengaruh terhadap pemilihan

oleh karena mudahnya akses angkutan
mendistribusikan

hasil

pasar

panen

cenderung memasarkan hasil mangganya
ke pasar yang memberikan persyaratan

akan

menawarkan

harga

lebih

tinggi

dibandingkan

dengan

yang

lainnya.

dari bank membuat petani cukup leluasa

yang sangat rendah
mangga

mangga

menggunakan modal pribadi dan modal

Tingkat pendidikan mayoritas responden

petani

Petani

Mayoritas responden petani mangga yang

yang mudah dalam sistem transaksinya.

petani mangga

petani.

cenderung memilih tujuan pasar yang

mangga. Responden petani mangga juga

membuat

Panyingkiran

tersebut. Diketahui dari hasil penelitian

mendapatkan informasi yang akan dituju

untuk

Kecamatan

tertentu

menentukan mengapa petani mangga

Majalengka

ternyata ditentukan oleh berbagai faktor
diantaranya

pasar

juga menjadi salah satu faktor yang

responden petani mangga di Kecamatan
Kabupaten

tujuan

mangga

keluarga/kedekatan dengan tujuan pasar

Pemilihan pasar oleh mayoritas

Panyingkiran

di

Petani

dalam menentukan pasar yang memiliki

memilih

harga yang lebih tinggi.

memasok ke tujuan pasar yang syarat
196

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
wilayah Kabupaten Majalengka untuk

Meski begitu, cakupannya masih di
tingkat tujuan pasar yang sama yaitu

ditanami tanaman mangga.

pedagang pengumpul/tengkulak/bandar.

b. Kendala Usahatani Mangga
Saat ini budidaya dan usahatani

Petani biasanya tidak hanya memasok ke
pengumpul/tengkulak/

mangga cukup sering dihadapkan oleh

bandar yang itu-itu saja, tetapi berganti-

beberapa kendala. Salah satu kendala

ganti sesuai harga yang ditawarkan oleh

terbesar

pedagang

penanganannya saat ini adalah kendala

satu

pedagang

pengumpul/tengkulak/bandar

dan

tersulit

dalam

cuaca yang tidak menentu. Curah hujan

yang lebih tinggi.

yang tinggi dan sering membuat bunga
6. Potensi serta Kendala Usahatani
Komoditas Mangga

pada pohon mangga cepat rontok.

a. Potensi Usahatani Mangga

semakin

Kemudahan

dalam

Biaya pemeliharaan tentunya akan
membengkak

pada

kondisi

akses

cuaca yang kurang baik. Petani kerap kali

permodalan usahatani mangga ternyata

mengeluhkan harga-harga obat-obatan

menjadi potensi usahatani mangga di

yang semakin hari semakin mahal.

Kecamatan

Terkadang

Panyingkiran,

Kabupaten

petani

juga

menemukan

Majalengka. Dari hasil penelitian di

bahwa obat yang dijual di toko-toko

lapangan diketahui bahwa mayoritas

saprotan adalah obat palsu. Hal ini masih

responden petani mangga merasakan

kurang didukung oleh harga yang stabil.

kemudahan dalam mendapatkan modal

Harga mangga masih sangat fluktuatif

bagi usahataninya. Ini dapat menjadi

yang sangat bergantung pada cuaca yang

potensi yang baik mengingat bahwa

akan menentukan hasil panen mangga

banyaknya pihak perbankan yang bahkan

sehingga berpengaruh terhadap pasokan

menawarkan pinjaman modal hingga

ke pasar.

door to door.
Mayoritas
mangga

responden

ternyata

sudah

petani

PENUTUP

dapat

Dinamika agribisnis petani mangga

memproduksi hasil buah mangga yang

ditunjukkan

berkualitas baik (Grade AB) sebesar

mangga mengeluarkan modal usahatani

70%. Menurut mayoritas petani hal ini

sebesar 10-50 juta rupiah yang berasal

didukung pula oleh kecocokan dari

dari

197

modal

oleh

mayoritas

pribadi,

tujuan

petani

pasar

Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
terbanyak masih memasok ke pedagang

sendiri, persyaratan dalam transaksi,

pengumpul/tengkulak.

hubungan

Kegiatan

keluarga/kedekatan

dengan

pemeliharaan tanaman mangga menjadi

pembeli, dan harga beli buah mangga.

bagian yang paling memerlukan modal

Mayoritas petani sudah cukup mandiri

besar dalam usahatani mangga. Hampir

dengan

seluruh petani sudah menerapkan sistem

pemasaran

budidaya Out of season namun tidak

akibat sumber permodalan pribadi dan

melakukan pengolahan pasca panen buah

dari lembaga formal.

tidak

memiliki

terhadap

keterikatan

tengkulak/bandar

mangga dan menyerahkannya kepada

Potensi usahatani mangga yang

tengkulak/bandar. Penentuan harga jual

dirasakan mayoritas responden adalah

pada umumnya ditentukan oleh pembeli

mudahnya

terhadap

sistem

mudahnya mendapatkan modal, terutama

Petani

dari perbankan. Kualitas mangga yang

sangat jarang yang tergabung dalam

dihasilkan juga sudah memuaskan yaitu

suatu kelembagaan usahatani mangga.

mencapai 70% mangga berkualitas baik.

petani

pembayarannya

dan

adalah

tunai.

budidaya

mangga

dan

Pemilihan pasar petani mangga

Kendala yang terjadi adalah faktor curah

didasari oleh rasa mudah yang dirasakan

hujan yang tinggi dan biaya pemeliharaan

petani dalam mengakses pasar tertentu.

yang semakin mahal.

pasar

Rekomendasi yang diajukan adalah

berdasarkan jaraknya yang dekat dengan

bahwa ada baiknya apabila kelembagaan

tempat produksi, ketersediaan angkutan

usahatani mangga atau kelompok tani

menuju pasar tersebut, waktu tempuh

mangga dapat menghimpun petani untuk

yang relatif singkat, dan persyaratan yang

memasarkan hasil mangganya dengan

mudah. Petani merasa bahwa pasar

sistem yang menguntungkan bagi petani

tradisional merupakan pasar yang paling

mangga itu sendiri.

Mayoritas

petani

memilih

Agar menjadi perhatian pemerintah

mudah diakses dan pasar ekspor adalah

daerah

pasar tersulit untuk diakses.

untuk

mengaktifkan

Faktor-faktor penentu pemilihan

kelompok

tani

pasar petani mangga ditentukan oleh

Pemberian

insentif

berbagai

kelompok

hal

diantaranya

adalah

tani

mangga

kembali
mangga.

kepada

pengurus

juga

dapat

kemudahan akses informasi, transportasi,

membangkitkan semangat petani mangga

tingkat

untuk terus aktif dalam kelompok tani

pendidikan/SDM

petani

itu

198

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
mangga sehingga kelompok tani dapat

International

terus bertahan

Transport,

dan

dapat

berfungsi

Dinas

cara pengolahan pasca panen mangga

Kabupaten

memiliki nilai tambah dan harganya lebih

Realisasi

tinggi

produksi,

dapat

menambah

Dinas
DAFTAR PUSTAKA
Mangga.

2, pp.129.

dan

Perikanan

Majalengka.
Luas

tanam,

dan

2015.
panen,

produktivitas

komoditi mangga. Majalengka.

pendapatan petani mangga.

Yogyakarta:

Pertanian

Tanaman

Pangan

Provinsi

Jawa

Barat.

2016.

Produksi

Buah

Mangga.

Jawa

Barat.

Kanisius.
Agung, W. 2010. Panduan SPSS 17.0
untuk

and

Pertanian

agar buah mangga yang dijual dapat

1991.

Communication

Monash University.

Petani sebaiknya mempelajari cara-

Aak.

on

Urban Form, Part

sebagaimana mestinya.

sehingga

Symposium

Mengolah

Direktorat Jenderal

Penelitian

Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan Indonesia.
2017. Pengertian Ekspor. diakses

Kuantitatif. Yogyakarta: Garailmu.

melalui

Amaya, Nadezda and Alwang, J. 2011.
Access to information and farmer’s

http://www.beacukai.go.id/arsip/pa

market choice: The case of potato

b/ekspor.html (pada 26 Pebruari

in highland Bolivia. New Leaf

2017).

Associates, Inc.
Badan

Pusat

Direktorat Jenderal Peraturan PerundangRepublik

undangan Kementerian Hukum dan

Indonesia. 2015. Produksi, Ekspor,

HAM RI. 2009. Peraturan Daerah

dan Impor Komoditas Mangga

Kota Bandung Nomor 02 Tahun

Indonesia

2009 Tentang

Diakses

Statistik

Tahun
melalui

2010-2015.

Tradisional, Pusat Perbelanjaan

http://bps.go.id

dan Toko Modern. diakses melalui

(pada 20 Februari 2017).
Black,

J.A.

1987.

Dynamics

Penataan Pasar

of

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id

Accessibility to Employment and

/files/ld/2009/KotaBandung-2009-

Travel Behaviour: A Case Study of

2.pdf (pada 6 Pebruari 2017).

the Journey to Work in Sydney,

Firmansyah, Herlan & Ramdani, Dani.

1961-2011.

Proceedings

of

2009. Ilmu Pengetahuan Sosial

199

Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
Untuk

Sekolah

Menengah

Pertama/Madrasah

Tsanawiyah

Sekretariat Jenderal Kementerian
Pertanian.

Kelas VIII /Semester 1 dan 2.
Jakarta:

Pusat

Kotler, P. 2002. Marketing Management
Millenium Edition, Tenth Edition.

Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

Prentice-Hall, Inc.

Hendri, M. 2005. Pemasaran Ritel.
Jakarta:

PT

Gramedia

Malik, A. 2010. Pengantar Bisnis Jasa
Pelaksana Konstruksi. Yogyakarta:

Pustaka

Utama.
Higgins,

CV. Andi Offset.

E.T.

Knowledge

Nasution, S. 2007. Metode Research:

Accessibility,

Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi

1996.

activation:

applicability, and salience. In E. T.

Aksara.

Higgins & A. W. Kruglanski (Eds.),

Natawidjaja, et al. 2007. Horticultural

Social psychology: Handbook of

Producers

basic

Development in Indonesia. The

principles.

New

York:

Guilford Press.

Supermarket

World Bank. Report No. 38543-ID.

Istijanto. 2009. Aplikasi Praktis Riset
Pemasaran.

and

Jakarta:

Natawidjaja,

Gramedia

Ronnie

Understanding

Pustaka Utama.

How

S,

2012.

Informality

Works in Reality: The Case of

Iswanto, D. 2013. Faktor-Faktor yang

Horticulture Sector in Indonesia.

Mempengaruhi Ekspor Kayu Lapis

Paper presented at Meeting Small-

Indonesia ke Jepang. Padang.

Scale Farmers in Their Markets:

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016.

Understanding and Improving the

Melalui http://kbbi.web.id. Diakses

Institutions and Governance of

pada 9 Maret 2017.

Informal Agrifood Tradeheld in

Kementerian

Pertanian

Amsterdam

Republik

Indonesia. 2015. Produksi Mangga

Perdana, T. 2011. Dinamika Agribisnis
(Dynamic Agribusiness). Melalui

(pada

http://tomyperdana.blogspot.co.id/2

20 Pebruari 2017).
Kencanaputra,

R.

2014.

29-30,

2012.

di Jawa Barat. Diakses melalui
http://www.pertanian.go.id.

November

Outlook

011/01/dinamika-agribisnis-

Komoditi Mangga. Pusat Data dan

agribusiness.html pada 8 Maret

Sistem

2017.

Informasi

Pertanian

200

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
Pracaya.

2011.

Bertanam

Mangga Gedong Gincu Off Season

Mangga.

Kabupaten Majalengka, Cirebon

Jakarta: Penebar Swadaya.

dan Indramayu. Bandung.

Prijana. 2005. Metode Sampling Terapan.

Statistik Daerah Kecamatan Panyingkiran

Bandung: Humaniora.
Rasyad,

R.

2003.

Metode

Statistik

2015. 2015. Badan Pusat Statistik

Deskriptif untuk Umum. Jakarta:

Kabupaten

Grasindo.

Majalengka.

Sa-id, E dan Prastiwi, Y. 2005. Agribisnis

Sudjana.

Syariah. Depok: Penebar Swadaya.

Majalengka.

Metode

2005.

Statistika.

Bandung: Tarsito.

Sanna, L. J., & Schwarz, N. 2004.

Sudijono, A. 2012. Pengantar Statistik

Integrating temporal biases: The

Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono.

interplay of focal thoughts and
accessibility

Bandung: Alfabeta.
Sukirno, S. 2005. Mikro Ekonomi Teori

481.

Pengantar.

Santoso, Singgih dan Tjiptono, F. 2002.
Pemasaran:

Konsep

dan

Jakarta:

PT.

Raja

Grafindo Persada.

Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT.

Suthanaya,

P.A.

Analisis

2009.

Aksesibilitas Penumpang Angkutan

Elex Media Komputindo.

Umum

Sensus Pertanian 2013. 2013. Jumlah

Menuju

Kota

Provinsi

Bali.

Denpasar

Jawa

Universitas Udayana, Denpasar.

Barat.

Diakses

melalui

(pada

20

Sutono.

Soekartawi. 2003. Agibisnis: Teori dan

Tanaman

Jakarta:

PT.

Bogor: Balai Penelitian Tanah,

Raja

Badan

Grafindo Persada.

Penelitian

United

Erlangga.

States

Departement

Classification.

Pangan

Of

Mangoes

Agriculture.
Tanaman

dan

Pengembangan Pertanian.

Spiegel, M.R. 2000. Statistik. Jakarta:

Pertanian

Budidaya

Mangga (Mangifera Indica L.).

Pebruari 2017).

Aplikasinya.

2008.

di

Pusat

Rumah Tangga Usaha Hortikultura

http://st2013.bps.go.id

Dinas

Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

experiences.

Psychological Science, 15, 474–

Riset

Metode

2012.

Diakses

melalui

Provinsi Jawa Barat. 2016. Standar

https://usdasearch.usda.gov (pada 2

Operasional

Pebruari 2017).

Prosedur

(SOP)

201

Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
Urquieta, R. Amaya Nadezda. 2009.
Effects of access to information on
farmer’s market channel choice:
The Case of Potato in Tiraque Subwatershed (Cochabamba - Bolivia).
Blacksburg, Virginia.

202

Dokumen yang terkait

Beberapa Aspek Pengasuhan Anak pada Keluarga lbu Bekerja dan lbu Tidak Bekerja di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka Jawa Barat

0 12 127

Beberapa Aspek Pengasuhan Anak pada Keluarga lbu Bekerja dan lbu Tidak Bekerja di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka Jawa Barat

0 4 117

Analisis pemasaran mangga gedong gincu (mangifera indica spp.) di kecamatan penyingkiran, kabupaten Majalengka, Jawa Barat

0 14 155

Kajian keberlanjutan sistem agribisnis dengan pendekatan agropolitan: studi kasus Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka: Pascasarjana

1 37 328

LPSE Kabupaten Majalengka Kec.Panyingkiran

0 0 3

RISIKO PRODUKSI DAN PEMASARAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI MANGGA: KELOMPOK MANA YANG PALING BERISIKO | Rasmikayati | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 564 2958 1 PB

0 0 12

this PDF file PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PETANI MANGGA DALAM SISTEM AGRIBISNIS DI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT | Mukti | Mimbar Agribisnis 1 PB

0 3 17

this PDF file FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MANGGA DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI OFF SEASON DI KABUPATEN CIREBON | Budi Kusumo | Mimbar Agribisnis 1 PB

0 1 13

this PDF file PENENENTUAN KAWASAN UNGGULAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA DI JAWA BARAT | Firman | Mimbar Agribisnis 1 PB

0 0 15

Kata kunci: Dinamika Agribisnis, Sistem Agribisnis, Budidaya Mangga. PENDAHULUAN - DINAMIKA AGRIBISNIS PETANI MANGGA DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

0 2 8