PEMILIHAN PASAR PETANI MANGGA SERTA DINAMIKA AGRIBISNISNYA DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT | Ramadhani | Mimbar Agribisnis 355 2974 1 PB
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
PEMILIHAN PASAR PETANI MANGGA SERTA DINAMIKA AGRIBISNISNYA
DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA
PROVINSI JAWA BARAT
Widyarina Ramadhani dan Elly Rasmikayati
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Email: widyarinar@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka. Tujuan
penelitian ini adalah memaparkan dinamika yang terjadi pada kegiatan agribisnis
komoditas mangga, mendeskripsikan gambaran pemilihan pasar oleh petani mangga,
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pasar, dan mengetahui
potensi serta kendala petani mangga di Kecamatan Panyingkiran dalam dalam kegiatan
agribisnis komoditas mangga. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
metode survey. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis data statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan dinamika agribisnis komoditas mangga cenderung statis.
Tujuan pemasaran mayoritas adalah ke pedagang pengumpul/tengkulak dipilih karena
adanya faktor kemudahan akses, kedekatan/keluarga, sistem pembayaran tunai, dan
pinjaman saprotan. Mudahnya permodalan, hasil mangga yang berkualitas baik menjadi
potensi kegiatan usahatani komoditas mangga sedangkan kendala terjadi akibat cuaca
dengan curah hujan tinggi dan harga ZPT mahal.
Kata kunci: Dinamika Agribisnis, Sistem Agribisnis, Pemilihan Pasar, Saluran Pemasaran
ABTRACT
The purpose of this research is to describe the dynamics of mango commodity agribusiness
activity, to describe the description of market selection by mango farmers, to identify
factors influencing market selection, and to know the potency and constraints of mango
farmers in Panyingkiran District of Majalengka in mango agribusiness activities.
Quantitative research design with survey method. Data analysis was done by descriptive
statistical data analysis. The results show that there has been little change in mango
farming activities since the farmers started to date. The majority marketing objective is to
collecting traders/middlemen chosen because of the factors of accessibility,
proximity/family, cash payment system, and the prevailing means of production loan. Easy
capital, good quality mango results into the potential of mango agribusiness activities
while the constraints occur due to weather with high rainfall and expensive stimulants
grow price.
Keywords: Agribusiness Dynamics, Agribusiness System, Market Selection, Marketing
Channel.
petani sudah dapat menghasilkan mangga
PENDAHULUAN
Pemasaran mangga oleh petani ke
pasar
modern
dan
pasar
dengan kualitas yang baik dan dengan
ekspor
memasarkan hasil produksi mangga ke
merupakan peluang yang besar karena
pasar modern, maka nilai jual pun akan
185
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
meningkat dibandingkan dengan pasar
mempertahankan
tradisional sehingga pendapatan petani
kontinuitas dalam memproduksi buah
pun meningkat. Kejelasan harga juga
mangga, ini merupakan hal yang penting
menjadi keuntungan yang dapat diperoleh
dan dapat menjadi potensi bagi daerah
oleh petani apabila memasarkan produksi
tersebut mengingat pemasaran mangga
mangganya ke pasar modern dan pasar
dapat stabil dan bahkan menjadi lebih
ekspor sehingga pendapatan petani dapat
luas lagi, dengan begitu pendapatan dan
cenderung stabil.
kesejahteraan petani mangga pun akan
Di
Indonesia
sendiri
kuantitas
dan
meningkat.
terdapat
Kabupaten
beberapa provinsi yang menjadi sentra
Majalengka
sebagai
produksi mangga nasional. Salah satu
salah satu sentra produksi mangga di
provinsi yang menjadi sentra produksi
Jawa
mangga bagi nasional adalah Provinsi
perkebunan mangga 10.880,42 hektar
Jawa Barat. Terdapat beberapa daerah di
dengan luas panen 7.502,9 ha, ini
Jawa Barat yang merupakan sentra
menunjukkan bahwa dari total kebun
produksi
mangga
Kabupaten
Cirebon,
mangga
diantaranya
Indramayu,
Kabupaten
yaitu
Barat
yang
menghasilkan
Kabupaten
produktif.
Majalengka,
memiliki
ada
luas
lahan
68,96%
buah
mangga
Sehingga
dapat
nya
dengan
dikatakan
Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten
bahwa Kabupaten Majalengka secara
Sumedang.
geografis memang cocok untuk ditanam
komoditas
Dari kelima daerah yang menjadi
mangga
sehingga
tingkat
sentra penghasil mangga Jawa Barat, satu
luasan panen dari total luas tanam
diantaranya yaitu Kabupaten Majalengka
mencapai lebih dari 50%. Hal ini
yang secara garis besar mengalami
menunjukkan pula bahwa sebagai salah
peningkatan produksi sejak tahun 2010
satu sentra produksi mangga di Jawa
hingga tahun 2015. Berdasarkan data
Barat, komoditas mangga ini memang
produksi
menjadi
mangga
di
Kabupaten
komoditas
primadona
yang
Majalengka pada periode 2010-2015
dirasa dapat memberikan nilai ekonomis
maka diketahui bahwa jumlah produksi
yang tinggi bagi para pelaku usaha di
mangga meningkat rata-rata sebesar 26%
Kabupaten Majalengka.
setiap tahunnya.
Kecamatan
Hal ini menunjukkan
Panyingkiran
merupakan kecamatan yang memiliki
bahwa Kabupaten Majalengka dapat
186
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
luas panen terbesar dibandingkan dengan
terkait dengan rantai ke pasar modern
kecamatan
Kabupaten
yaitu yang melakukan investasi pada
Majalengka. Hal ini menunjukkan bahwa
sistem produksinya dan memiliki aset
Kecamatan
pengetahuan.
lainnya
di
Panyingkiran
penyumbang
terbesar
hasil
merupakan
keahlian
produksi
Kurangnya
dalam
proses
modal
dan
pascapanen
membuat petani sulit mendapatkan nilai
mangga di Kabupaten Majalengka.
Budidaya mangga out of season
tambah dari produk mangganya. Petani
saat ini juga sudah banyak diterapkan
masih banyak yang menggunakan sistem
oleh
informal dalam pengelolaan mangga. Hal
petani
mangga
di
Kecamatan
Panyingkiran, Kabupaten Majalengka.
tersebut
Hal ini membuat pohon mangga dapat
ketergantungan
tetap berbuah meskipun di luar jadwal
informal dari tengkulak atau bandar yang
panen biasanya. Sistem budidaya ini
berperan sebagai perantara antara sektor
sangat memungkinkan petani untuk dapat
informal
meningkatkan hasil produksi mangganya
(Natawidjaja, 2012).
sehingga
kontinuitas
produksi
menjadikan
petani
terhadap
pelayanan
dengan
sektor
formal
dapat
terjadi. Kondisi ini seharusnya dapat
TINJAUAN PUSTAKA
mendorong
1. Definisi dan Varietas Tanaman
petani
dapat
memasok
mangganya ke pasar modern atau bahkan
Mangga
ke pasar ekspor yang dapat meningkatkan
Tanaman pohon mangga berbatang
nilai jual dari hasil produksi mangga
tegak, bercabang banyak, serta bertajuk
mereka dengan jumlah dan kualitas yang
rindang dan juga hijau sepanjang tahun
baik serta bernilai tambah tersedia pada
(Aak, 1991). Tanaman mangga dapat
masa-masa out of season.
mencapai umur yang cukup lama yaitu
Hal tersebut ternyata masih belum
100 tahun. Tanaman mangga terdiri atas
terlaksana sepenuhnya karena peluang ke
akar, batang, daun, dan bunga. Dengan
pasar modern dan pasar ekspor belum
adanya bunga, maka tanaman mangga
dimaksimalkan oleh petani mangga di
dapat menghasilkan buah dan biji yang
Kecamatan
kemudian secara generatif dapat tumbuh
Panyingkiran
Kabupaten
Majalengka. Menurut Natawidjaja, et al
menjadi tanaman baru.
(2007), hanya sebagian kecil dari petani
Menteri Pertanian telah melepas
hortikulutura di Indonesia yang dapat
beberapa varietas mangga diantaranya
187
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
adalah Arumanis 143, Golek 31, dan
seperti lembaga-lembaga keuangan dan
Manalagi 69. Ketiga varietas mangga
lainnya.
tersebut mampu banyak menghasilkan
4. Pemilihan Pasar (Market Choice)
Menurut
buah; daging buahnya tebal dan rasanya
Amaya
dan
Alwang
Gadung,
(2011), pemilihan pasar ditentukan oleh
Gedong, dan Ourih termasuk varietas
kuantitas produk yang dihasilkan, jarak
yang populer di masyarakat, varietas
ke pasar, tingkat jalan beraspal, biaya
mangga ini memiliki mutu tinggi, daging
transportasi,
tebal dan rasanya manis (Sutono, 2008).
persyaratan kualitas, akses informasi, dan
2. Dinamika Agribisnis
kondisi pengelolaan pasar.
manis,
sedangkan
Mangga
Menurut Perdana (2011), dinamika
harga
yang diharapkan,
5. Definisi Aksesibilitas
agribisnis atau agribusiness dynamics
Menurut
Suthanaya
(2009),
adalah suatu kajian untuk memahami
aksesibilitas adalah salah satu bagian dari
kompleksitas agribisnis (level pelaku
analisis interaksi kegiatan dengan sistem
usaha, kawasan dan makro). Berdasarkan
jaringan
kekhasan Indonesia, bidang dinamika
tujuan guna memahami cara kerja sistem
agribisnis
untuk
tersebut dan menggunakan hubungan
menciptakan model sistem agribisnis
analisis antara komponen sistem yang
nasional yang berkeadilan dan daya saing
dimaksudkan untuk meramalkan dampak
berkelanjutan.
lalu lintas beberapa tata guna lahan atau
3. Agribisnis Tanaman Mangga
kebijakan transportasi yang berbeda.
memiliki
tujuan
Jarak,
Konsep agribisnis adalah suatu
transportasi
waktu
yang
tempuh
memiliki
dan
biaya
konsep yang utuh mulai dari proses
perjalanan kerap kali dikaitkan dengan
produksi, pengolahan hasil, pemasaran,
aksesibilitas. Selain itu, aksesibilitas
hingga aktivitas lain yang berkaitan
dapat
dengan kegiatan pertanian (Soekartawi,
kenyamanan atau kemudahan mengenai
2003). Maka dari itu agribisnis tanaman
cara interaksi tata guna lahan antara satu
mangga dapat diartikan sebagai segala
sama lain juga mengenai mudah atau
proses usahatani mulai dari hulu hingga
sulitnya mencapai lokasi menggunakan
hilir
tanaman
sistem
mangga yang kemudian dalam prosesnya
1987).
mengenai
komoditas
didukung oleh susbsitem pendukung
188
dikatakan
jaringan
pula
suatu
transportasi
ukuran
(Black,
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
pasar yang ada (pasar tradisional dan
6. Pemasaran
pasar modern).
Pemasaran adalah suatu proses
sosial dimana individu dan kelompok
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan
inginkan
melalui
adalah
penciptaan,
metode
penelitian
penawaran, dan pertukaran produk dan
Penelitian
layanan dari nilai bebas dengan orang
mengumpulkan informasi tentang orang
lain. Definisi pendek pemasaran dapat
atau populasi yang berjumlah besar
disebut
“pertemuan
dengan cara mewawancarai sebagian
kebutuhan yang menguntungkan”. Ruang
kecil dari populasi tersebut (Nasution,
lingkup pemasaran terdiri dari 10 jenis
2007).
entitas
3. Teknik pengumpulan data
pula
antara
sebagai
lain
barang,
jasa,
survey
bertujuan
survey.
untuk
pengalaman, perisitiwa, orang, tempat,
Pengumpulan data dilakukan dengan
properti, organisasi, informasi, dan ide-
menggunakan kuesioner dengan metode
ide (Kotler, 2002).
wawancara.
7. Saluran Pemasaran
Saluran
pemasaran
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggambarkan saluran atau rantai yang
1. Keadaan
umum
Panyingkiran
membentang dari bahan baku hingga
a. Sejarah Kecamatan Panyingkiran
produk akhir hingga sampai kepada
Sejak tahun 1992, telah terjadi
konsumen akhir (Kotler, 2002). Sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
Kecamatan
pemecahan
saluran
wilayah
Kecamatan
Kadipaten yang dibagi menjadi 2 bagian,
pemasaran adalah penghubung antar
yaitu
pemasar dengan pembeli dari produk
menjadi
Kadipaten
awal hingga produk yang siap untuk
dan
wilayah
Kecamatan
wilayah
Perwakilan
Kecamatan Panyingkiran yang meliputi 9
konsumen akhir.
desa yang terdiri dari 30 dusun, 58 RW,
dan 167 RT. Berdasarkan Peraturan
METODE PENELITIAN
Pemerintah Nomor 3 Tahun 1992, status
1. Objek Penelitian
Perwakilan
Objek penelitian adalah mengenai
berubah
dinamika agribisnis buah mangga dengan
Kecamatan
menjadi
Panyingkiran
Kecamatan
Panyingkiran yang definitif. Diresmikan
fokus kepada pemilihan petani terhadap
pada tanggal 7 Februari 1992 oleh
189
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
Gubernur Jawa Barat di Kabupaten DT II
3. Dinamika
Mangga
Tanggerang.
Agribisnis
Tanaman
a. Subsistem Hulu
b. Potensi Pertanian di Kecamatan
Panyingkiran
Mayoritas
mangga
Kecamatan Panyingkiran memiliki
di
responden
Kecamatan
petani
Panyingkiran
beberapa potensi tanaman pertanian,
mengeluarkan Rp 10.000.000 – Rp
diantaranya adalah padi, jagung, kedelai,
50.000.000
kacang tanah, mangga, jambu biji, dan
mereka dalam satu tahun. Modal yang
pisang.
Panyingkiran
dikeluarkan ini bukanlah modal usahatani
komoditas mangga memiliki luas lahan
mangga dari awal penanaman namun
yang paling luas dibandingkan dengan
pada masa pemeliharaan hingga panen.
komoditas lainnya. Ini menunjukkan
Responden petani mangga di Kecamatan
bahwa Kecamatan Panyingkiran cocok
Panyingkiran mayoritas mengeluarkan
untuk ditanam komoditas mangga dan
modal untuk usahatani mangganya dari
masyarakatnya
modal sendiri/pribadi. Modal pribadi
Di
Kecamatan
pun
banyak
yang
untuk
usahatani
mangga
dirasa petani lebih menguntungkan petani
mengusahatanikan komoditas ini.
mangga nantinya pada saat pemasaran.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik
Keuntungan pun dapat langsung terasa
responden
petani
karena semua hasil dapat langsung
mangga lebih banyak yang berjenis
dinikmati tanpa terbatas pengembalian
kelamin pria dari pada wanita, berumur
pinjaman modal.
rata-rata 51 tahun, berpendidikan terakhir
Rata-rata
SD, berpendapatan antara Rp 10.000.000
usahatani
– Rp 30.000.000 rupiah per tahun,
memiliki
kebun
mangga
mangga
pribadi,
di
dalam
responden
petani
Kecamatan
Panyingkiran
keluarga dan 2 orang tenaga kerja yang
pekerjaan utamanya, dan berdomisili di
Panyingkiran
mangga
kerja
adalah 1 orang yang berasal dari anggota
menjadikan usahatani mangga sebagai
Kecamatan
tenaga
bukan berasal dari anggota keluarga.
Kabupaten
Tenaga
Majalengka.
kerja
mayoritas
dapat
yang
digunakan oleh
responden
petani
mangga
berubah-ubah
sesuai
dengan
kebutuhan. Meski begitu, penambahan
atau pengurangan tenaga kerja tidak
terlalu signifikan dari tahun ke tahun
190
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
semenjak
petani
mangga
pemberian ZPT hanya dilakukan satu kali
memulai
dalam satu tahun. Adapun pemeliharaan
usahatani mangganya hingga saat ini.
tanaman mangga yang berkala yaitu
Terdapat beberapa sarana produksi
pertanian dalam usahatani mangga antara
penyemprotan
pestisida,
lain
insektisida
(obat-obatan)
seperti
cangkul,
selang,
alat
fungisida,
dan
drum,
penyemprotan obat penguat bunga agar
carangka, container, onclang, dan lain-
tidak mudah rontok. Penyemprotan ini
lain. Mayoritas responden petani mangga
dilakukan oleh mayoritas petani mangga
di Kecamatan Panyingkiran mendapatkan
sebanyak 2 kali/minggu. Hal ini tidak
sarana
sesuai
penyemprot,
gergaji,
produksi
ember,
pertanian
dalam
dengan
standar
operasional
usahatani mangga mereka yaitu dari
budidaya mangga out of season. Menurut
membelinya secara pribadi.
Standar Operasional Prosedur (SOP)
b. Subsistem Produksi Pertanian
Mangga Gedong Gincu Off Season
di
Kabupaten Majalengka, Cirebon dan
Kecamatan Panyingkiran sebagian besar
Indramayu (2016), interval penyemprotan
menanam
pada
jika curah hujan tinggi 5 hari sekali
kebun/lahannya tidak secara homogen
setelah keluar bunga sampai dengan buah
tetapi cukup heterogen yaitu dengan
sebesar bola pingpong.
menanam pula tanaman lainnya pada
Mayoritas
Responden
petani
tanaman
mangga
mangganya
responden
petani
kebun/lahan yang sama. Rata-rata petani
mangga melakukan panen sendiri yaitu
menanam tanaman mangga diselingi
bahwa
tanaman lain seperti pisang, kacang-
kegiatan panen buah mangga ke pihak
kacangan, petai, pepaya, bahkan padi.
lain.
Hal ini dikarenakan di daerah Kecamatan
menunjukkan
Panyingkiran memang kerap ditemui
menggunakan teknologi out of season
tanaman
mangga
maka
pematang
sawah,
yang
ditanam
di
petani
Hasil
tidak
penelitian
mayoritas
menyerahkan
di
bahwa
lapangan
dengan
responden
petani
tanaman
mangga dapat melakukan panen mangga
mangga tidak hanya ditanam di kebun
sebanyak 2 hingga 3 kali dalam satu
saja.
tahun.
sehingga
Sedangkan
produktivitas
dari
pemeliharaan
pohon terbesar yang dimiliki oleh petani
pemupukan,
mangga yaitu mulai dari yang paling
pemangkasan dahan, penyiangan, dan
sedikit berjumlah 50 Kg/pohon hingga
Dalam
tanaman
kegiatan
mangga,
191
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
yang
terbanyak
Kg/pohon.
berjumlah
Apabila
pengumpul/tengkulak/bandar.
1500
umumnya grading
dirata-ratakan,
Pada
yang ditentukan
produktivitas mangga responden petani
pedagang
pengumpul/tengkulak/bandar
mangga adalah sebesar 470 Kg/pohon.
terhadap petani terbagi menjadi 2, yaitu
c. Subsistem Agribisnis Hilir
Grade AB dan Grade PL.
Grade AB
Agribisnis hilir komoditas mangga
adalah tingkat kelas untuk buah mangga
di sini berarti perlakuan tambahan yang
dari petani yang kualitasnya paling baik
dilakukan kepada buah mangga yang
dan Grade PL adalah tingkat kelas untuk
sehingga dapat memberikan nilai tambah
buah
kepada buah mangga tersebut. Kegiatan-
kualitasnya cukup baik. Untuk mangga
kegiatan tersebut antara lain adalah
yang tidak termasuk
pencucian buah mangga, pengemasan
mangga cakra. Selain itu mayoritas
buah mangga, sortasi buah mangga,
responden petani mangga juga tidak
grading buah mangga, dan pemberian
melakukan kegiatan pengemasan buah
label pada buah mangga.
mangga sebelum menjualnya dan tidak
mangga
mangga tidak melakukan pencucian buah
diketahui bahwa tujuan pasar mayoritas
mayoritas petani mereka merasa bahwa
responden petani mangga di Kecamatan
yang lebih mengerti mengenai spesifikasi
Panyingkiran,
untuk penyortiran buah mangga adalah
ke
bandar sehingga petani merasa tidak
tengkulak.
menjualnya
ke
petani, menjual hasil panen mangga ke
pedagang
petani mangga merasa masih kurang
pengumpul/
tengkulak
sangatlah mudah dan dekat. Resiko yang
kegiatan
besar juga menjadi pertimbangan petani
tersebut. Pada umumnya yang melakukan
adalah
pengumpul/
bandar/pedagang besar/supplier. Menurut
tidak
melakukan kegiatan grading karena para
grading
pedagang
cenderung
melakukan penyortiran.
melakukan
Majalengka
Kemudian selain itu, petani mangga
perlu membuang waktu dan tenaga untuk
untuk
Kabupaten
adalah menjual hasil produk mangganya
pihak pedagang pengumpul/ tengkulak/
paham
grade disebut
Berdasarkan skema di bawah dapat
kegiatan sortasi buah mangga. Bagi
juga
yang
d. Subsistem Pemasaran Komoditas
Agribisnis
mangga, mereka juga tidak melakukan
mangga
petani
melakukan pelabelan pada buah mangga.
Selain mayoritas responden petani
Petani
dari
untuk
pedagang
memasarkan
hasil
produk
mangganya ke pasar tradisional/pasar
192
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
modern secara langsung. Pembayaran
memerlukannya
yang tidak kontan membuat petani
pemeliharaan
merasa
selanjutnya.
dirugikan
karena
petani
untuk
modal
tanaman
mangga
Supermarket
Bandar/Pedagang Besar/Supplier
Pasar Tradisional
Bandar/Pedagang Besar/Supplier
Pasar Tradisional
Pasar Tradisional
Petani
Supermarket
Supplier/Eksporir
Pasar Tradisional
Pedagang Pengumpul/Tengkulak
Pedagang Pengumpul/Tengkulak
Bandar/Pedagang Besar/Supplier
Pedagang Pengumpul/Tengkulak
Pasar Tradisional
Gambar 1. Skema Tujuan Pasar Petani Mangga
Berdasarkan skema tujuan pasar di
yang
mampu
memasok
hasil
buah
menuju
pasar
atas, mayoritas petani mangga menjual
mangganya
hasil produk mangganya ke pedagang
tradisional dan bahkan ke pasar modern.
pengumpul/tengkulak
namun
langsung
juga
Hal di atas ternyata berbeda dengan
ternyata sudah terdapat petani mangga
hasil penelitian Supriatna (2005) yang
193
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
menunjukkan bahwa seluruh saluran
terlunasi.
pemasaran di Kabupaten Majalengka
penjualan dibayar secara tunai. Ini sesuai
pasti melewati pengumpul, agen, dan
dengan yang disukai oleh mayoritas
pasar induk. Padahal petani mangga di
responden
Kecamatan
Kabupaten
cenderung mencari pembeli yang dapat
Majalengka bisa langsung memasok ke
membayar petani secara tunai. Hal ini
pasar tradisional lokal dan bisa juga
dikarenakan petani membutuhkan uang
langsung memasok ke pasar modern.
tersebut
Selain itu terdapat pula petani mangga
pohon mangga selanjutnya.
yang dapat memasok ke eksportir.
e. Subsistem Lembaga Penunjang
Panyingkiran
menjual
hasil
mangga
panen
pembayaran
petani
untuk
Mayoritas
Tujuan pasar petani mangga yang
mayoritas
Sistem
di
mangga.
modal
Petani
pemeliharaan
responden
Kecamatan
saat
petani
Panyingkiran
mangganya ke pedagang pengumpul/
Kabupaten Majalengka tidak tergabung
tengkulak dan bandar ternyata kerap kali
ke dalam kelompok tani. Hal ini terjadi
membuat
memiliki
karena beberapa faktor yang diantaranya
bargaining position yang tinggi dalam
adalah tidak adanya kelompok tani yang
penentuan harga jual buah mangga.
aktif di desa tempat tinggal responden
Terlebih lagi apabila adanya bantuan
petani mangga dan responden petani
sarpotan seperti berupa zat perangsang
mangga
tumbuh dari tengkulak/bandar kepada
tergabung dalam kelompok tani karena
petani mangga. Hal tersebut membuat
sangat jarangnya manfaat yang dirasakan
petani mangga harus terus memasok hasil
dari kelompok tani yang ada. Selain itu
panen mangga mereka ke tengkulak/
juga mayoritas tidak tergabung dalam
bandar
suatu lembaga usahatani mangga dengan
petani
tertentu
pinjaman
tersebut
tidak
yang
hingga
memberikan
merasa
tidak
perlu
untuk
cakupan yang lebih luas (di luar desa).
hutangnya
Tabel 1. Keikutsertaan Responden Petani Mangga ke dalam Lembaga
No
1
2
Keikutsertaan Petani Mangga dalam Lembaga
Lembaga Tingkat Desa
Frekuensi /
Lembaga Antar Wilayah
(Kelompok Tani)
Persentase (%)
(di Luar Desa)
Tidak
56
Tidak
Ya
44
Ya
Total
100
194
Frekuensi /
Persentase (%)
97
3
100
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
Mayoritas
responden
petani
4. Gambaran Pemilihan Pasar Petani
Mangga
di
Kecamatan
Panyingkiran
mangga pada penelitian ini hanya pernah
dibantu
dalam
hal
keuangan
oleh
a. Aksesibilitas
Petani
Terhadap Pasar
lembaga keuangan bank. Ini merupakan
hal
yang
menarik
karena
Mayoritas
menurut
Mangga
responden
petani
tingkat
mangga yang merasa mudah dalam
kepercayaan pihak bank kepada para
mendapatkan akses pasar memasarkan
petani
hasil panen mangganya ke pedagang
beberapa
responden
mangga
bahwa
di
Kecamatan
Panyingkiran sangatlah baik. Bahkan
pengumpul/tengkulak.
pihak bank tidak lagi sungkan untuk
menunjukkan
langsung
untuk
pengumpul/tengkulak merupakan tujuan
para
pasar yang dianggap mudah diakses oleh
turun
menawarkan
ke
lapangan
pinjaman
kepada
Hal
bahwa
ini
pedagang
mayoritas responden petani mangga.
petani.
petani
Dengan jarak tempuh yang dekat serta
mangga yang meminjam modal ke bank
waktu tempuh yang cepat dirasakan
menunjukkan
bahwa
petani
sudah
memudahkan mayoritas responden petani
menggunakan
sistem
formal
dalam
mangga
di
pengelolaan usahatani mangga. tujuan
dalam
memasarkan
penjualan ke tengkulak atau bandar
mangganya. Biaya yang dikeluarkan juga
mayoritas bukanlah karena keterikatan
relatif rendah atau bahkan tidak ada.
dan ketergantungan, namun lebih kepada
Selain itu, risiko buah mangga rusak di
kemudahan akses yang dirasakan oleh
jalan juga akan semakin rendah. Akses
petani untuk memasok dan menjual hasil
kendaraan ternyata juga sudah sangat
mangganya ke sana. Hal ini menjadi
mudah guna membawa hasil panen
menarik
mangga.
Mayoritas
responden
karena
ternyata
bertolak
Kecamatan
Panyingkiran
hasil
panen
dari
Kemudahan syarat dalam transaksi
Natawidjaja (2012) yang mengatakan
juga membuat petani mempertimbangkan
bahwa
yang
suatu pasar tertentu. Semakin mudah
menggunakan sistem informal dalam
persyaratan suatu pasar maka petani
pengelolaan
Sayangnya,
mangga semakin condong untuk memilih
bantuan dari pemerintah masih sangat
memasarkan hasil mangganya ke pasar
jarang terjadi.
tersebut.
belakang
dengan
petani
pernyataan
masih
mangga.
banyak
195
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
tertulisnya paling mudah yaitu pedagang
Keinginan dari dalam diri petani
mangga untuk memasarkan komoditas
pengumpul/tengkulak.
mangganya ke pasar yang seluas-luasnya
juga cenderung menghindari tujuan pasar
merupakan faktor yang sangat penting
yang mengharuskan petani memasok
karena merupakan dorongan pribadi yang
buah mangga dengan kuantitas tertentu
berasal dari dalam sehingga menentukan
dan juga petani mangga tidak mau terikat
keseriusan dalam keinginan tersebut.
dengan
Mayoritas
mangga
sehingga tujuan pasar yang memberikan
memiliki keinginan untuk memasarkan
syarat kontinuitas pasokan buah mangga
mangganya ke pasar yang seluas-luasnya.
pada umumnya jarang dipilih oleh petani
responden
petani
satu
mangga
Kabupaten
5. Faktor-Faktor Penentu Pemilihan
Pasar Petani Mangga
adalah
menjual
kemudahan
Majalengka.
Hubungan
hasil
mangganya
ke pasar
bahwa mayoritas tujuan pasar yang
memiliki faktor-faktor penentu pemilihan
oleh petani.
pasar tersebut adalah tujuan pasar ke
Selain akses informasi yang mudah,
pedagang pengumpul/tengkulak/bandar.
pemilihan pasar oleh petani mangga di
Selain itu tentunya harga beli mangga
Kecamatan Panyingkiran juga didominasi
juga berpengaruh terhadap pemilihan
oleh karena mudahnya akses angkutan
mendistribusikan
hasil
pasar
panen
cenderung memasarkan hasil mangganya
ke pasar yang memberikan persyaratan
akan
menawarkan
harga
lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
yang
lainnya.
dari bank membuat petani cukup leluasa
yang sangat rendah
mangga
mangga
menggunakan modal pribadi dan modal
Tingkat pendidikan mayoritas responden
petani
Petani
Mayoritas responden petani mangga yang
yang mudah dalam sistem transaksinya.
petani mangga
petani.
cenderung memilih tujuan pasar yang
mangga. Responden petani mangga juga
membuat
Panyingkiran
tersebut. Diketahui dari hasil penelitian
mendapatkan informasi yang akan dituju
untuk
Kecamatan
tertentu
menentukan mengapa petani mangga
Majalengka
ternyata ditentukan oleh berbagai faktor
diantaranya
pasar
juga menjadi salah satu faktor yang
responden petani mangga di Kecamatan
Kabupaten
tujuan
mangga
keluarga/kedekatan dengan tujuan pasar
Pemilihan pasar oleh mayoritas
Panyingkiran
di
Petani
dalam menentukan pasar yang memiliki
memilih
harga yang lebih tinggi.
memasok ke tujuan pasar yang syarat
196
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
wilayah Kabupaten Majalengka untuk
Meski begitu, cakupannya masih di
tingkat tujuan pasar yang sama yaitu
ditanami tanaman mangga.
pedagang pengumpul/tengkulak/bandar.
b. Kendala Usahatani Mangga
Saat ini budidaya dan usahatani
Petani biasanya tidak hanya memasok ke
pengumpul/tengkulak/
mangga cukup sering dihadapkan oleh
bandar yang itu-itu saja, tetapi berganti-
beberapa kendala. Salah satu kendala
ganti sesuai harga yang ditawarkan oleh
terbesar
pedagang
penanganannya saat ini adalah kendala
satu
pedagang
pengumpul/tengkulak/bandar
dan
tersulit
dalam
cuaca yang tidak menentu. Curah hujan
yang lebih tinggi.
yang tinggi dan sering membuat bunga
6. Potensi serta Kendala Usahatani
Komoditas Mangga
pada pohon mangga cepat rontok.
a. Potensi Usahatani Mangga
semakin
Kemudahan
dalam
Biaya pemeliharaan tentunya akan
membengkak
pada
kondisi
akses
cuaca yang kurang baik. Petani kerap kali
permodalan usahatani mangga ternyata
mengeluhkan harga-harga obat-obatan
menjadi potensi usahatani mangga di
yang semakin hari semakin mahal.
Kecamatan
Terkadang
Panyingkiran,
Kabupaten
petani
juga
menemukan
Majalengka. Dari hasil penelitian di
bahwa obat yang dijual di toko-toko
lapangan diketahui bahwa mayoritas
saprotan adalah obat palsu. Hal ini masih
responden petani mangga merasakan
kurang didukung oleh harga yang stabil.
kemudahan dalam mendapatkan modal
Harga mangga masih sangat fluktuatif
bagi usahataninya. Ini dapat menjadi
yang sangat bergantung pada cuaca yang
potensi yang baik mengingat bahwa
akan menentukan hasil panen mangga
banyaknya pihak perbankan yang bahkan
sehingga berpengaruh terhadap pasokan
menawarkan pinjaman modal hingga
ke pasar.
door to door.
Mayoritas
mangga
responden
ternyata
sudah
petani
PENUTUP
dapat
Dinamika agribisnis petani mangga
memproduksi hasil buah mangga yang
ditunjukkan
berkualitas baik (Grade AB) sebesar
mangga mengeluarkan modal usahatani
70%. Menurut mayoritas petani hal ini
sebesar 10-50 juta rupiah yang berasal
didukung pula oleh kecocokan dari
dari
197
modal
oleh
mayoritas
pribadi,
tujuan
petani
pasar
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
terbanyak masih memasok ke pedagang
sendiri, persyaratan dalam transaksi,
pengumpul/tengkulak.
hubungan
Kegiatan
keluarga/kedekatan
dengan
pemeliharaan tanaman mangga menjadi
pembeli, dan harga beli buah mangga.
bagian yang paling memerlukan modal
Mayoritas petani sudah cukup mandiri
besar dalam usahatani mangga. Hampir
dengan
seluruh petani sudah menerapkan sistem
pemasaran
budidaya Out of season namun tidak
akibat sumber permodalan pribadi dan
melakukan pengolahan pasca panen buah
dari lembaga formal.
tidak
memiliki
terhadap
keterikatan
tengkulak/bandar
mangga dan menyerahkannya kepada
Potensi usahatani mangga yang
tengkulak/bandar. Penentuan harga jual
dirasakan mayoritas responden adalah
pada umumnya ditentukan oleh pembeli
mudahnya
terhadap
sistem
mudahnya mendapatkan modal, terutama
Petani
dari perbankan. Kualitas mangga yang
sangat jarang yang tergabung dalam
dihasilkan juga sudah memuaskan yaitu
suatu kelembagaan usahatani mangga.
mencapai 70% mangga berkualitas baik.
petani
pembayarannya
dan
adalah
tunai.
budidaya
mangga
dan
Pemilihan pasar petani mangga
Kendala yang terjadi adalah faktor curah
didasari oleh rasa mudah yang dirasakan
hujan yang tinggi dan biaya pemeliharaan
petani dalam mengakses pasar tertentu.
yang semakin mahal.
pasar
Rekomendasi yang diajukan adalah
berdasarkan jaraknya yang dekat dengan
bahwa ada baiknya apabila kelembagaan
tempat produksi, ketersediaan angkutan
usahatani mangga atau kelompok tani
menuju pasar tersebut, waktu tempuh
mangga dapat menghimpun petani untuk
yang relatif singkat, dan persyaratan yang
memasarkan hasil mangganya dengan
mudah. Petani merasa bahwa pasar
sistem yang menguntungkan bagi petani
tradisional merupakan pasar yang paling
mangga itu sendiri.
Mayoritas
petani
memilih
Agar menjadi perhatian pemerintah
mudah diakses dan pasar ekspor adalah
daerah
pasar tersulit untuk diakses.
untuk
mengaktifkan
Faktor-faktor penentu pemilihan
kelompok
tani
pasar petani mangga ditentukan oleh
Pemberian
insentif
berbagai
kelompok
hal
diantaranya
adalah
tani
mangga
kembali
mangga.
kepada
pengurus
juga
dapat
kemudahan akses informasi, transportasi,
membangkitkan semangat petani mangga
tingkat
untuk terus aktif dalam kelompok tani
pendidikan/SDM
petani
itu
198
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
mangga sehingga kelompok tani dapat
International
terus bertahan
Transport,
dan
dapat
berfungsi
Dinas
cara pengolahan pasca panen mangga
Kabupaten
memiliki nilai tambah dan harganya lebih
Realisasi
tinggi
produksi,
dapat
menambah
Dinas
DAFTAR PUSTAKA
Mangga.
2, pp.129.
dan
Perikanan
Majalengka.
Luas
tanam,
dan
2015.
panen,
produktivitas
komoditi mangga. Majalengka.
pendapatan petani mangga.
Yogyakarta:
Pertanian
Tanaman
Pangan
Provinsi
Jawa
Barat.
2016.
Produksi
Buah
Mangga.
Jawa
Barat.
Kanisius.
Agung, W. 2010. Panduan SPSS 17.0
untuk
and
Pertanian
agar buah mangga yang dijual dapat
1991.
Communication
Monash University.
Petani sebaiknya mempelajari cara-
Aak.
on
Urban Form, Part
sebagaimana mestinya.
sehingga
Symposium
Mengolah
Direktorat Jenderal
Penelitian
Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan Indonesia.
2017. Pengertian Ekspor. diakses
Kuantitatif. Yogyakarta: Garailmu.
melalui
Amaya, Nadezda and Alwang, J. 2011.
Access to information and farmer’s
http://www.beacukai.go.id/arsip/pa
market choice: The case of potato
b/ekspor.html (pada 26 Pebruari
in highland Bolivia. New Leaf
2017).
Associates, Inc.
Badan
Pusat
Direktorat Jenderal Peraturan PerundangRepublik
undangan Kementerian Hukum dan
Indonesia. 2015. Produksi, Ekspor,
HAM RI. 2009. Peraturan Daerah
dan Impor Komoditas Mangga
Kota Bandung Nomor 02 Tahun
Indonesia
2009 Tentang
Diakses
Statistik
Tahun
melalui
2010-2015.
Tradisional, Pusat Perbelanjaan
http://bps.go.id
dan Toko Modern. diakses melalui
(pada 20 Februari 2017).
Black,
J.A.
1987.
Dynamics
Penataan Pasar
of
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id
Accessibility to Employment and
/files/ld/2009/KotaBandung-2009-
Travel Behaviour: A Case Study of
2.pdf (pada 6 Pebruari 2017).
the Journey to Work in Sydney,
Firmansyah, Herlan & Ramdani, Dani.
1961-2011.
Proceedings
of
2009. Ilmu Pengetahuan Sosial
199
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
Untuk
Sekolah
Menengah
Pertama/Madrasah
Tsanawiyah
Sekretariat Jenderal Kementerian
Pertanian.
Kelas VIII /Semester 1 dan 2.
Jakarta:
Pusat
Kotler, P. 2002. Marketing Management
Millenium Edition, Tenth Edition.
Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Prentice-Hall, Inc.
Hendri, M. 2005. Pemasaran Ritel.
Jakarta:
PT
Gramedia
Malik, A. 2010. Pengantar Bisnis Jasa
Pelaksana Konstruksi. Yogyakarta:
Pustaka
Utama.
Higgins,
CV. Andi Offset.
E.T.
Knowledge
Nasution, S. 2007. Metode Research:
Accessibility,
Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi
1996.
activation:
applicability, and salience. In E. T.
Aksara.
Higgins & A. W. Kruglanski (Eds.),
Natawidjaja, et al. 2007. Horticultural
Social psychology: Handbook of
Producers
basic
Development in Indonesia. The
principles.
New
York:
Guilford Press.
Supermarket
World Bank. Report No. 38543-ID.
Istijanto. 2009. Aplikasi Praktis Riset
Pemasaran.
and
Jakarta:
Natawidjaja,
Gramedia
Ronnie
Understanding
Pustaka Utama.
How
S,
2012.
Informality
Works in Reality: The Case of
Iswanto, D. 2013. Faktor-Faktor yang
Horticulture Sector in Indonesia.
Mempengaruhi Ekspor Kayu Lapis
Paper presented at Meeting Small-
Indonesia ke Jepang. Padang.
Scale Farmers in Their Markets:
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016.
Understanding and Improving the
Melalui http://kbbi.web.id. Diakses
Institutions and Governance of
pada 9 Maret 2017.
Informal Agrifood Tradeheld in
Kementerian
Pertanian
Amsterdam
Republik
Indonesia. 2015. Produksi Mangga
Perdana, T. 2011. Dinamika Agribisnis
(Dynamic Agribusiness). Melalui
(pada
http://tomyperdana.blogspot.co.id/2
20 Pebruari 2017).
Kencanaputra,
R.
2014.
29-30,
2012.
di Jawa Barat. Diakses melalui
http://www.pertanian.go.id.
November
Outlook
011/01/dinamika-agribisnis-
Komoditi Mangga. Pusat Data dan
agribusiness.html pada 8 Maret
Sistem
2017.
Informasi
Pertanian
200
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
Pracaya.
2011.
Bertanam
Mangga Gedong Gincu Off Season
Mangga.
Kabupaten Majalengka, Cirebon
Jakarta: Penebar Swadaya.
dan Indramayu. Bandung.
Prijana. 2005. Metode Sampling Terapan.
Statistik Daerah Kecamatan Panyingkiran
Bandung: Humaniora.
Rasyad,
R.
2003.
Metode
Statistik
2015. 2015. Badan Pusat Statistik
Deskriptif untuk Umum. Jakarta:
Kabupaten
Grasindo.
Majalengka.
Sa-id, E dan Prastiwi, Y. 2005. Agribisnis
Sudjana.
Syariah. Depok: Penebar Swadaya.
Majalengka.
Metode
2005.
Statistika.
Bandung: Tarsito.
Sanna, L. J., & Schwarz, N. 2004.
Sudijono, A. 2012. Pengantar Statistik
Integrating temporal biases: The
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono.
interplay of focal thoughts and
accessibility
Bandung: Alfabeta.
Sukirno, S. 2005. Mikro Ekonomi Teori
481.
Pengantar.
Santoso, Singgih dan Tjiptono, F. 2002.
Pemasaran:
Konsep
dan
Jakarta:
PT.
Raja
Grafindo Persada.
Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT.
Suthanaya,
P.A.
Analisis
2009.
Aksesibilitas Penumpang Angkutan
Elex Media Komputindo.
Umum
Sensus Pertanian 2013. 2013. Jumlah
Menuju
Kota
Provinsi
Bali.
Denpasar
Jawa
Universitas Udayana, Denpasar.
Barat.
Diakses
melalui
(pada
20
Sutono.
Soekartawi. 2003. Agibisnis: Teori dan
Tanaman
Jakarta:
PT.
Bogor: Balai Penelitian Tanah,
Raja
Badan
Grafindo Persada.
Penelitian
United
Erlangga.
States
Departement
Classification.
Pangan
Of
Mangoes
Agriculture.
Tanaman
dan
Pengembangan Pertanian.
Spiegel, M.R. 2000. Statistik. Jakarta:
Pertanian
Budidaya
Mangga (Mangifera Indica L.).
Pebruari 2017).
Aplikasinya.
2008.
di
Pusat
Rumah Tangga Usaha Hortikultura
http://st2013.bps.go.id
Dinas
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
experiences.
Psychological Science, 15, 474–
Riset
Metode
2012.
Diakses
melalui
Provinsi Jawa Barat. 2016. Standar
https://usdasearch.usda.gov (pada 2
Operasional
Pebruari 2017).
Prosedur
(SOP)
201
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
Urquieta, R. Amaya Nadezda. 2009.
Effects of access to information on
farmer’s market channel choice:
The Case of Potato in Tiraque Subwatershed (Cochabamba - Bolivia).
Blacksburg, Virginia.
202
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
PEMILIHAN PASAR PETANI MANGGA SERTA DINAMIKA AGRIBISNISNYA
DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA
PROVINSI JAWA BARAT
Widyarina Ramadhani dan Elly Rasmikayati
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Email: widyarinar@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka. Tujuan
penelitian ini adalah memaparkan dinamika yang terjadi pada kegiatan agribisnis
komoditas mangga, mendeskripsikan gambaran pemilihan pasar oleh petani mangga,
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pasar, dan mengetahui
potensi serta kendala petani mangga di Kecamatan Panyingkiran dalam dalam kegiatan
agribisnis komoditas mangga. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
metode survey. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis data statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan dinamika agribisnis komoditas mangga cenderung statis.
Tujuan pemasaran mayoritas adalah ke pedagang pengumpul/tengkulak dipilih karena
adanya faktor kemudahan akses, kedekatan/keluarga, sistem pembayaran tunai, dan
pinjaman saprotan. Mudahnya permodalan, hasil mangga yang berkualitas baik menjadi
potensi kegiatan usahatani komoditas mangga sedangkan kendala terjadi akibat cuaca
dengan curah hujan tinggi dan harga ZPT mahal.
Kata kunci: Dinamika Agribisnis, Sistem Agribisnis, Pemilihan Pasar, Saluran Pemasaran
ABTRACT
The purpose of this research is to describe the dynamics of mango commodity agribusiness
activity, to describe the description of market selection by mango farmers, to identify
factors influencing market selection, and to know the potency and constraints of mango
farmers in Panyingkiran District of Majalengka in mango agribusiness activities.
Quantitative research design with survey method. Data analysis was done by descriptive
statistical data analysis. The results show that there has been little change in mango
farming activities since the farmers started to date. The majority marketing objective is to
collecting traders/middlemen chosen because of the factors of accessibility,
proximity/family, cash payment system, and the prevailing means of production loan. Easy
capital, good quality mango results into the potential of mango agribusiness activities
while the constraints occur due to weather with high rainfall and expensive stimulants
grow price.
Keywords: Agribusiness Dynamics, Agribusiness System, Market Selection, Marketing
Channel.
petani sudah dapat menghasilkan mangga
PENDAHULUAN
Pemasaran mangga oleh petani ke
pasar
modern
dan
pasar
dengan kualitas yang baik dan dengan
ekspor
memasarkan hasil produksi mangga ke
merupakan peluang yang besar karena
pasar modern, maka nilai jual pun akan
185
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
meningkat dibandingkan dengan pasar
mempertahankan
tradisional sehingga pendapatan petani
kontinuitas dalam memproduksi buah
pun meningkat. Kejelasan harga juga
mangga, ini merupakan hal yang penting
menjadi keuntungan yang dapat diperoleh
dan dapat menjadi potensi bagi daerah
oleh petani apabila memasarkan produksi
tersebut mengingat pemasaran mangga
mangganya ke pasar modern dan pasar
dapat stabil dan bahkan menjadi lebih
ekspor sehingga pendapatan petani dapat
luas lagi, dengan begitu pendapatan dan
cenderung stabil.
kesejahteraan petani mangga pun akan
Di
Indonesia
sendiri
kuantitas
dan
meningkat.
terdapat
Kabupaten
beberapa provinsi yang menjadi sentra
Majalengka
sebagai
produksi mangga nasional. Salah satu
salah satu sentra produksi mangga di
provinsi yang menjadi sentra produksi
Jawa
mangga bagi nasional adalah Provinsi
perkebunan mangga 10.880,42 hektar
Jawa Barat. Terdapat beberapa daerah di
dengan luas panen 7.502,9 ha, ini
Jawa Barat yang merupakan sentra
menunjukkan bahwa dari total kebun
produksi
mangga
Kabupaten
Cirebon,
mangga
diantaranya
Indramayu,
Kabupaten
yaitu
Barat
yang
menghasilkan
Kabupaten
produktif.
Majalengka,
memiliki
ada
luas
lahan
68,96%
buah
mangga
Sehingga
dapat
nya
dengan
dikatakan
Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten
bahwa Kabupaten Majalengka secara
Sumedang.
geografis memang cocok untuk ditanam
komoditas
Dari kelima daerah yang menjadi
mangga
sehingga
tingkat
sentra penghasil mangga Jawa Barat, satu
luasan panen dari total luas tanam
diantaranya yaitu Kabupaten Majalengka
mencapai lebih dari 50%. Hal ini
yang secara garis besar mengalami
menunjukkan pula bahwa sebagai salah
peningkatan produksi sejak tahun 2010
satu sentra produksi mangga di Jawa
hingga tahun 2015. Berdasarkan data
Barat, komoditas mangga ini memang
produksi
menjadi
mangga
di
Kabupaten
komoditas
primadona
yang
Majalengka pada periode 2010-2015
dirasa dapat memberikan nilai ekonomis
maka diketahui bahwa jumlah produksi
yang tinggi bagi para pelaku usaha di
mangga meningkat rata-rata sebesar 26%
Kabupaten Majalengka.
setiap tahunnya.
Kecamatan
Hal ini menunjukkan
Panyingkiran
merupakan kecamatan yang memiliki
bahwa Kabupaten Majalengka dapat
186
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
luas panen terbesar dibandingkan dengan
terkait dengan rantai ke pasar modern
kecamatan
Kabupaten
yaitu yang melakukan investasi pada
Majalengka. Hal ini menunjukkan bahwa
sistem produksinya dan memiliki aset
Kecamatan
pengetahuan.
lainnya
di
Panyingkiran
penyumbang
terbesar
hasil
merupakan
keahlian
produksi
Kurangnya
dalam
proses
modal
dan
pascapanen
membuat petani sulit mendapatkan nilai
mangga di Kabupaten Majalengka.
Budidaya mangga out of season
tambah dari produk mangganya. Petani
saat ini juga sudah banyak diterapkan
masih banyak yang menggunakan sistem
oleh
informal dalam pengelolaan mangga. Hal
petani
mangga
di
Kecamatan
Panyingkiran, Kabupaten Majalengka.
tersebut
Hal ini membuat pohon mangga dapat
ketergantungan
tetap berbuah meskipun di luar jadwal
informal dari tengkulak atau bandar yang
panen biasanya. Sistem budidaya ini
berperan sebagai perantara antara sektor
sangat memungkinkan petani untuk dapat
informal
meningkatkan hasil produksi mangganya
(Natawidjaja, 2012).
sehingga
kontinuitas
produksi
menjadikan
petani
terhadap
pelayanan
dengan
sektor
formal
dapat
terjadi. Kondisi ini seharusnya dapat
TINJAUAN PUSTAKA
mendorong
1. Definisi dan Varietas Tanaman
petani
dapat
memasok
mangganya ke pasar modern atau bahkan
Mangga
ke pasar ekspor yang dapat meningkatkan
Tanaman pohon mangga berbatang
nilai jual dari hasil produksi mangga
tegak, bercabang banyak, serta bertajuk
mereka dengan jumlah dan kualitas yang
rindang dan juga hijau sepanjang tahun
baik serta bernilai tambah tersedia pada
(Aak, 1991). Tanaman mangga dapat
masa-masa out of season.
mencapai umur yang cukup lama yaitu
Hal tersebut ternyata masih belum
100 tahun. Tanaman mangga terdiri atas
terlaksana sepenuhnya karena peluang ke
akar, batang, daun, dan bunga. Dengan
pasar modern dan pasar ekspor belum
adanya bunga, maka tanaman mangga
dimaksimalkan oleh petani mangga di
dapat menghasilkan buah dan biji yang
Kecamatan
kemudian secara generatif dapat tumbuh
Panyingkiran
Kabupaten
Majalengka. Menurut Natawidjaja, et al
menjadi tanaman baru.
(2007), hanya sebagian kecil dari petani
Menteri Pertanian telah melepas
hortikulutura di Indonesia yang dapat
beberapa varietas mangga diantaranya
187
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
adalah Arumanis 143, Golek 31, dan
seperti lembaga-lembaga keuangan dan
Manalagi 69. Ketiga varietas mangga
lainnya.
tersebut mampu banyak menghasilkan
4. Pemilihan Pasar (Market Choice)
Menurut
buah; daging buahnya tebal dan rasanya
Amaya
dan
Alwang
Gadung,
(2011), pemilihan pasar ditentukan oleh
Gedong, dan Ourih termasuk varietas
kuantitas produk yang dihasilkan, jarak
yang populer di masyarakat, varietas
ke pasar, tingkat jalan beraspal, biaya
mangga ini memiliki mutu tinggi, daging
transportasi,
tebal dan rasanya manis (Sutono, 2008).
persyaratan kualitas, akses informasi, dan
2. Dinamika Agribisnis
kondisi pengelolaan pasar.
manis,
sedangkan
Mangga
Menurut Perdana (2011), dinamika
harga
yang diharapkan,
5. Definisi Aksesibilitas
agribisnis atau agribusiness dynamics
Menurut
Suthanaya
(2009),
adalah suatu kajian untuk memahami
aksesibilitas adalah salah satu bagian dari
kompleksitas agribisnis (level pelaku
analisis interaksi kegiatan dengan sistem
usaha, kawasan dan makro). Berdasarkan
jaringan
kekhasan Indonesia, bidang dinamika
tujuan guna memahami cara kerja sistem
agribisnis
untuk
tersebut dan menggunakan hubungan
menciptakan model sistem agribisnis
analisis antara komponen sistem yang
nasional yang berkeadilan dan daya saing
dimaksudkan untuk meramalkan dampak
berkelanjutan.
lalu lintas beberapa tata guna lahan atau
3. Agribisnis Tanaman Mangga
kebijakan transportasi yang berbeda.
memiliki
tujuan
Jarak,
Konsep agribisnis adalah suatu
transportasi
waktu
yang
tempuh
memiliki
dan
biaya
konsep yang utuh mulai dari proses
perjalanan kerap kali dikaitkan dengan
produksi, pengolahan hasil, pemasaran,
aksesibilitas. Selain itu, aksesibilitas
hingga aktivitas lain yang berkaitan
dapat
dengan kegiatan pertanian (Soekartawi,
kenyamanan atau kemudahan mengenai
2003). Maka dari itu agribisnis tanaman
cara interaksi tata guna lahan antara satu
mangga dapat diartikan sebagai segala
sama lain juga mengenai mudah atau
proses usahatani mulai dari hulu hingga
sulitnya mencapai lokasi menggunakan
hilir
tanaman
sistem
mangga yang kemudian dalam prosesnya
1987).
mengenai
komoditas
didukung oleh susbsitem pendukung
188
dikatakan
jaringan
pula
suatu
transportasi
ukuran
(Black,
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
pasar yang ada (pasar tradisional dan
6. Pemasaran
pasar modern).
Pemasaran adalah suatu proses
sosial dimana individu dan kelompok
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan
inginkan
melalui
adalah
penciptaan,
metode
penelitian
penawaran, dan pertukaran produk dan
Penelitian
layanan dari nilai bebas dengan orang
mengumpulkan informasi tentang orang
lain. Definisi pendek pemasaran dapat
atau populasi yang berjumlah besar
disebut
“pertemuan
dengan cara mewawancarai sebagian
kebutuhan yang menguntungkan”. Ruang
kecil dari populasi tersebut (Nasution,
lingkup pemasaran terdiri dari 10 jenis
2007).
entitas
3. Teknik pengumpulan data
pula
antara
sebagai
lain
barang,
jasa,
survey
bertujuan
survey.
untuk
pengalaman, perisitiwa, orang, tempat,
Pengumpulan data dilakukan dengan
properti, organisasi, informasi, dan ide-
menggunakan kuesioner dengan metode
ide (Kotler, 2002).
wawancara.
7. Saluran Pemasaran
Saluran
pemasaran
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggambarkan saluran atau rantai yang
1. Keadaan
umum
Panyingkiran
membentang dari bahan baku hingga
a. Sejarah Kecamatan Panyingkiran
produk akhir hingga sampai kepada
Sejak tahun 1992, telah terjadi
konsumen akhir (Kotler, 2002). Sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
Kecamatan
pemecahan
saluran
wilayah
Kecamatan
Kadipaten yang dibagi menjadi 2 bagian,
pemasaran adalah penghubung antar
yaitu
pemasar dengan pembeli dari produk
menjadi
Kadipaten
awal hingga produk yang siap untuk
dan
wilayah
Kecamatan
wilayah
Perwakilan
Kecamatan Panyingkiran yang meliputi 9
konsumen akhir.
desa yang terdiri dari 30 dusun, 58 RW,
dan 167 RT. Berdasarkan Peraturan
METODE PENELITIAN
Pemerintah Nomor 3 Tahun 1992, status
1. Objek Penelitian
Perwakilan
Objek penelitian adalah mengenai
berubah
dinamika agribisnis buah mangga dengan
Kecamatan
menjadi
Panyingkiran
Kecamatan
Panyingkiran yang definitif. Diresmikan
fokus kepada pemilihan petani terhadap
pada tanggal 7 Februari 1992 oleh
189
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
Gubernur Jawa Barat di Kabupaten DT II
3. Dinamika
Mangga
Tanggerang.
Agribisnis
Tanaman
a. Subsistem Hulu
b. Potensi Pertanian di Kecamatan
Panyingkiran
Mayoritas
mangga
Kecamatan Panyingkiran memiliki
di
responden
Kecamatan
petani
Panyingkiran
beberapa potensi tanaman pertanian,
mengeluarkan Rp 10.000.000 – Rp
diantaranya adalah padi, jagung, kedelai,
50.000.000
kacang tanah, mangga, jambu biji, dan
mereka dalam satu tahun. Modal yang
pisang.
Panyingkiran
dikeluarkan ini bukanlah modal usahatani
komoditas mangga memiliki luas lahan
mangga dari awal penanaman namun
yang paling luas dibandingkan dengan
pada masa pemeliharaan hingga panen.
komoditas lainnya. Ini menunjukkan
Responden petani mangga di Kecamatan
bahwa Kecamatan Panyingkiran cocok
Panyingkiran mayoritas mengeluarkan
untuk ditanam komoditas mangga dan
modal untuk usahatani mangganya dari
masyarakatnya
modal sendiri/pribadi. Modal pribadi
Di
Kecamatan
pun
banyak
yang
untuk
usahatani
mangga
dirasa petani lebih menguntungkan petani
mengusahatanikan komoditas ini.
mangga nantinya pada saat pemasaran.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik
Keuntungan pun dapat langsung terasa
responden
petani
karena semua hasil dapat langsung
mangga lebih banyak yang berjenis
dinikmati tanpa terbatas pengembalian
kelamin pria dari pada wanita, berumur
pinjaman modal.
rata-rata 51 tahun, berpendidikan terakhir
Rata-rata
SD, berpendapatan antara Rp 10.000.000
usahatani
– Rp 30.000.000 rupiah per tahun,
memiliki
kebun
mangga
mangga
pribadi,
di
dalam
responden
petani
Kecamatan
Panyingkiran
keluarga dan 2 orang tenaga kerja yang
pekerjaan utamanya, dan berdomisili di
Panyingkiran
mangga
kerja
adalah 1 orang yang berasal dari anggota
menjadikan usahatani mangga sebagai
Kecamatan
tenaga
bukan berasal dari anggota keluarga.
Kabupaten
Tenaga
Majalengka.
kerja
mayoritas
dapat
yang
digunakan oleh
responden
petani
mangga
berubah-ubah
sesuai
dengan
kebutuhan. Meski begitu, penambahan
atau pengurangan tenaga kerja tidak
terlalu signifikan dari tahun ke tahun
190
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
semenjak
petani
mangga
pemberian ZPT hanya dilakukan satu kali
memulai
dalam satu tahun. Adapun pemeliharaan
usahatani mangganya hingga saat ini.
tanaman mangga yang berkala yaitu
Terdapat beberapa sarana produksi
pertanian dalam usahatani mangga antara
penyemprotan
pestisida,
lain
insektisida
(obat-obatan)
seperti
cangkul,
selang,
alat
fungisida,
dan
drum,
penyemprotan obat penguat bunga agar
carangka, container, onclang, dan lain-
tidak mudah rontok. Penyemprotan ini
lain. Mayoritas responden petani mangga
dilakukan oleh mayoritas petani mangga
di Kecamatan Panyingkiran mendapatkan
sebanyak 2 kali/minggu. Hal ini tidak
sarana
sesuai
penyemprot,
gergaji,
produksi
ember,
pertanian
dalam
dengan
standar
operasional
usahatani mangga mereka yaitu dari
budidaya mangga out of season. Menurut
membelinya secara pribadi.
Standar Operasional Prosedur (SOP)
b. Subsistem Produksi Pertanian
Mangga Gedong Gincu Off Season
di
Kabupaten Majalengka, Cirebon dan
Kecamatan Panyingkiran sebagian besar
Indramayu (2016), interval penyemprotan
menanam
pada
jika curah hujan tinggi 5 hari sekali
kebun/lahannya tidak secara homogen
setelah keluar bunga sampai dengan buah
tetapi cukup heterogen yaitu dengan
sebesar bola pingpong.
menanam pula tanaman lainnya pada
Mayoritas
Responden
petani
tanaman
mangga
mangganya
responden
petani
kebun/lahan yang sama. Rata-rata petani
mangga melakukan panen sendiri yaitu
menanam tanaman mangga diselingi
bahwa
tanaman lain seperti pisang, kacang-
kegiatan panen buah mangga ke pihak
kacangan, petai, pepaya, bahkan padi.
lain.
Hal ini dikarenakan di daerah Kecamatan
menunjukkan
Panyingkiran memang kerap ditemui
menggunakan teknologi out of season
tanaman
mangga
maka
pematang
sawah,
yang
ditanam
di
petani
Hasil
tidak
penelitian
mayoritas
menyerahkan
di
bahwa
lapangan
dengan
responden
petani
tanaman
mangga dapat melakukan panen mangga
mangga tidak hanya ditanam di kebun
sebanyak 2 hingga 3 kali dalam satu
saja.
tahun.
sehingga
Sedangkan
produktivitas
dari
pemeliharaan
pohon terbesar yang dimiliki oleh petani
pemupukan,
mangga yaitu mulai dari yang paling
pemangkasan dahan, penyiangan, dan
sedikit berjumlah 50 Kg/pohon hingga
Dalam
tanaman
kegiatan
mangga,
191
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
yang
terbanyak
Kg/pohon.
berjumlah
Apabila
pengumpul/tengkulak/bandar.
1500
umumnya grading
dirata-ratakan,
Pada
yang ditentukan
produktivitas mangga responden petani
pedagang
pengumpul/tengkulak/bandar
mangga adalah sebesar 470 Kg/pohon.
terhadap petani terbagi menjadi 2, yaitu
c. Subsistem Agribisnis Hilir
Grade AB dan Grade PL.
Grade AB
Agribisnis hilir komoditas mangga
adalah tingkat kelas untuk buah mangga
di sini berarti perlakuan tambahan yang
dari petani yang kualitasnya paling baik
dilakukan kepada buah mangga yang
dan Grade PL adalah tingkat kelas untuk
sehingga dapat memberikan nilai tambah
buah
kepada buah mangga tersebut. Kegiatan-
kualitasnya cukup baik. Untuk mangga
kegiatan tersebut antara lain adalah
yang tidak termasuk
pencucian buah mangga, pengemasan
mangga cakra. Selain itu mayoritas
buah mangga, sortasi buah mangga,
responden petani mangga juga tidak
grading buah mangga, dan pemberian
melakukan kegiatan pengemasan buah
label pada buah mangga.
mangga sebelum menjualnya dan tidak
mangga
mangga tidak melakukan pencucian buah
diketahui bahwa tujuan pasar mayoritas
mayoritas petani mereka merasa bahwa
responden petani mangga di Kecamatan
yang lebih mengerti mengenai spesifikasi
Panyingkiran,
untuk penyortiran buah mangga adalah
ke
bandar sehingga petani merasa tidak
tengkulak.
menjualnya
ke
petani, menjual hasil panen mangga ke
pedagang
petani mangga merasa masih kurang
pengumpul/
tengkulak
sangatlah mudah dan dekat. Resiko yang
kegiatan
besar juga menjadi pertimbangan petani
tersebut. Pada umumnya yang melakukan
adalah
pengumpul/
bandar/pedagang besar/supplier. Menurut
tidak
melakukan kegiatan grading karena para
grading
pedagang
cenderung
melakukan penyortiran.
melakukan
Majalengka
Kemudian selain itu, petani mangga
perlu membuang waktu dan tenaga untuk
untuk
Kabupaten
adalah menjual hasil produk mangganya
pihak pedagang pengumpul/ tengkulak/
paham
grade disebut
Berdasarkan skema di bawah dapat
kegiatan sortasi buah mangga. Bagi
juga
yang
d. Subsistem Pemasaran Komoditas
Agribisnis
mangga, mereka juga tidak melakukan
mangga
petani
melakukan pelabelan pada buah mangga.
Selain mayoritas responden petani
Petani
dari
untuk
pedagang
memasarkan
hasil
produk
mangganya ke pasar tradisional/pasar
192
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
modern secara langsung. Pembayaran
memerlukannya
yang tidak kontan membuat petani
pemeliharaan
merasa
selanjutnya.
dirugikan
karena
petani
untuk
modal
tanaman
mangga
Supermarket
Bandar/Pedagang Besar/Supplier
Pasar Tradisional
Bandar/Pedagang Besar/Supplier
Pasar Tradisional
Pasar Tradisional
Petani
Supermarket
Supplier/Eksporir
Pasar Tradisional
Pedagang Pengumpul/Tengkulak
Pedagang Pengumpul/Tengkulak
Bandar/Pedagang Besar/Supplier
Pedagang Pengumpul/Tengkulak
Pasar Tradisional
Gambar 1. Skema Tujuan Pasar Petani Mangga
Berdasarkan skema tujuan pasar di
yang
mampu
memasok
hasil
buah
menuju
pasar
atas, mayoritas petani mangga menjual
mangganya
hasil produk mangganya ke pedagang
tradisional dan bahkan ke pasar modern.
pengumpul/tengkulak
namun
langsung
juga
Hal di atas ternyata berbeda dengan
ternyata sudah terdapat petani mangga
hasil penelitian Supriatna (2005) yang
193
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
menunjukkan bahwa seluruh saluran
terlunasi.
pemasaran di Kabupaten Majalengka
penjualan dibayar secara tunai. Ini sesuai
pasti melewati pengumpul, agen, dan
dengan yang disukai oleh mayoritas
pasar induk. Padahal petani mangga di
responden
Kecamatan
Kabupaten
cenderung mencari pembeli yang dapat
Majalengka bisa langsung memasok ke
membayar petani secara tunai. Hal ini
pasar tradisional lokal dan bisa juga
dikarenakan petani membutuhkan uang
langsung memasok ke pasar modern.
tersebut
Selain itu terdapat pula petani mangga
pohon mangga selanjutnya.
yang dapat memasok ke eksportir.
e. Subsistem Lembaga Penunjang
Panyingkiran
menjual
hasil
mangga
panen
pembayaran
petani
untuk
Mayoritas
Tujuan pasar petani mangga yang
mayoritas
Sistem
di
mangga.
modal
Petani
pemeliharaan
responden
Kecamatan
saat
petani
Panyingkiran
mangganya ke pedagang pengumpul/
Kabupaten Majalengka tidak tergabung
tengkulak dan bandar ternyata kerap kali
ke dalam kelompok tani. Hal ini terjadi
membuat
memiliki
karena beberapa faktor yang diantaranya
bargaining position yang tinggi dalam
adalah tidak adanya kelompok tani yang
penentuan harga jual buah mangga.
aktif di desa tempat tinggal responden
Terlebih lagi apabila adanya bantuan
petani mangga dan responden petani
sarpotan seperti berupa zat perangsang
mangga
tumbuh dari tengkulak/bandar kepada
tergabung dalam kelompok tani karena
petani mangga. Hal tersebut membuat
sangat jarangnya manfaat yang dirasakan
petani mangga harus terus memasok hasil
dari kelompok tani yang ada. Selain itu
panen mangga mereka ke tengkulak/
juga mayoritas tidak tergabung dalam
bandar
suatu lembaga usahatani mangga dengan
petani
tertentu
pinjaman
tersebut
tidak
yang
hingga
memberikan
merasa
tidak
perlu
untuk
cakupan yang lebih luas (di luar desa).
hutangnya
Tabel 1. Keikutsertaan Responden Petani Mangga ke dalam Lembaga
No
1
2
Keikutsertaan Petani Mangga dalam Lembaga
Lembaga Tingkat Desa
Frekuensi /
Lembaga Antar Wilayah
(Kelompok Tani)
Persentase (%)
(di Luar Desa)
Tidak
56
Tidak
Ya
44
Ya
Total
100
194
Frekuensi /
Persentase (%)
97
3
100
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
Mayoritas
responden
petani
4. Gambaran Pemilihan Pasar Petani
Mangga
di
Kecamatan
Panyingkiran
mangga pada penelitian ini hanya pernah
dibantu
dalam
hal
keuangan
oleh
a. Aksesibilitas
Petani
Terhadap Pasar
lembaga keuangan bank. Ini merupakan
hal
yang
menarik
karena
Mayoritas
menurut
Mangga
responden
petani
tingkat
mangga yang merasa mudah dalam
kepercayaan pihak bank kepada para
mendapatkan akses pasar memasarkan
petani
hasil panen mangganya ke pedagang
beberapa
responden
mangga
bahwa
di
Kecamatan
Panyingkiran sangatlah baik. Bahkan
pengumpul/tengkulak.
pihak bank tidak lagi sungkan untuk
menunjukkan
langsung
untuk
pengumpul/tengkulak merupakan tujuan
para
pasar yang dianggap mudah diakses oleh
turun
menawarkan
ke
lapangan
pinjaman
kepada
Hal
bahwa
ini
pedagang
mayoritas responden petani mangga.
petani.
petani
Dengan jarak tempuh yang dekat serta
mangga yang meminjam modal ke bank
waktu tempuh yang cepat dirasakan
menunjukkan
bahwa
petani
sudah
memudahkan mayoritas responden petani
menggunakan
sistem
formal
dalam
mangga
di
pengelolaan usahatani mangga. tujuan
dalam
memasarkan
penjualan ke tengkulak atau bandar
mangganya. Biaya yang dikeluarkan juga
mayoritas bukanlah karena keterikatan
relatif rendah atau bahkan tidak ada.
dan ketergantungan, namun lebih kepada
Selain itu, risiko buah mangga rusak di
kemudahan akses yang dirasakan oleh
jalan juga akan semakin rendah. Akses
petani untuk memasok dan menjual hasil
kendaraan ternyata juga sudah sangat
mangganya ke sana. Hal ini menjadi
mudah guna membawa hasil panen
menarik
mangga.
Mayoritas
responden
karena
ternyata
bertolak
Kecamatan
Panyingkiran
hasil
panen
dari
Kemudahan syarat dalam transaksi
Natawidjaja (2012) yang mengatakan
juga membuat petani mempertimbangkan
bahwa
yang
suatu pasar tertentu. Semakin mudah
menggunakan sistem informal dalam
persyaratan suatu pasar maka petani
pengelolaan
Sayangnya,
mangga semakin condong untuk memilih
bantuan dari pemerintah masih sangat
memasarkan hasil mangganya ke pasar
jarang terjadi.
tersebut.
belakang
dengan
petani
pernyataan
masih
mangga.
banyak
195
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
tertulisnya paling mudah yaitu pedagang
Keinginan dari dalam diri petani
mangga untuk memasarkan komoditas
pengumpul/tengkulak.
mangganya ke pasar yang seluas-luasnya
juga cenderung menghindari tujuan pasar
merupakan faktor yang sangat penting
yang mengharuskan petani memasok
karena merupakan dorongan pribadi yang
buah mangga dengan kuantitas tertentu
berasal dari dalam sehingga menentukan
dan juga petani mangga tidak mau terikat
keseriusan dalam keinginan tersebut.
dengan
Mayoritas
mangga
sehingga tujuan pasar yang memberikan
memiliki keinginan untuk memasarkan
syarat kontinuitas pasokan buah mangga
mangganya ke pasar yang seluas-luasnya.
pada umumnya jarang dipilih oleh petani
responden
petani
satu
mangga
Kabupaten
5. Faktor-Faktor Penentu Pemilihan
Pasar Petani Mangga
adalah
menjual
kemudahan
Majalengka.
Hubungan
hasil
mangganya
ke pasar
bahwa mayoritas tujuan pasar yang
memiliki faktor-faktor penentu pemilihan
oleh petani.
pasar tersebut adalah tujuan pasar ke
Selain akses informasi yang mudah,
pedagang pengumpul/tengkulak/bandar.
pemilihan pasar oleh petani mangga di
Selain itu tentunya harga beli mangga
Kecamatan Panyingkiran juga didominasi
juga berpengaruh terhadap pemilihan
oleh karena mudahnya akses angkutan
mendistribusikan
hasil
pasar
panen
cenderung memasarkan hasil mangganya
ke pasar yang memberikan persyaratan
akan
menawarkan
harga
lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
yang
lainnya.
dari bank membuat petani cukup leluasa
yang sangat rendah
mangga
mangga
menggunakan modal pribadi dan modal
Tingkat pendidikan mayoritas responden
petani
Petani
Mayoritas responden petani mangga yang
yang mudah dalam sistem transaksinya.
petani mangga
petani.
cenderung memilih tujuan pasar yang
mangga. Responden petani mangga juga
membuat
Panyingkiran
tersebut. Diketahui dari hasil penelitian
mendapatkan informasi yang akan dituju
untuk
Kecamatan
tertentu
menentukan mengapa petani mangga
Majalengka
ternyata ditentukan oleh berbagai faktor
diantaranya
pasar
juga menjadi salah satu faktor yang
responden petani mangga di Kecamatan
Kabupaten
tujuan
mangga
keluarga/kedekatan dengan tujuan pasar
Pemilihan pasar oleh mayoritas
Panyingkiran
di
Petani
dalam menentukan pasar yang memiliki
memilih
harga yang lebih tinggi.
memasok ke tujuan pasar yang syarat
196
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
wilayah Kabupaten Majalengka untuk
Meski begitu, cakupannya masih di
tingkat tujuan pasar yang sama yaitu
ditanami tanaman mangga.
pedagang pengumpul/tengkulak/bandar.
b. Kendala Usahatani Mangga
Saat ini budidaya dan usahatani
Petani biasanya tidak hanya memasok ke
pengumpul/tengkulak/
mangga cukup sering dihadapkan oleh
bandar yang itu-itu saja, tetapi berganti-
beberapa kendala. Salah satu kendala
ganti sesuai harga yang ditawarkan oleh
terbesar
pedagang
penanganannya saat ini adalah kendala
satu
pedagang
pengumpul/tengkulak/bandar
dan
tersulit
dalam
cuaca yang tidak menentu. Curah hujan
yang lebih tinggi.
yang tinggi dan sering membuat bunga
6. Potensi serta Kendala Usahatani
Komoditas Mangga
pada pohon mangga cepat rontok.
a. Potensi Usahatani Mangga
semakin
Kemudahan
dalam
Biaya pemeliharaan tentunya akan
membengkak
pada
kondisi
akses
cuaca yang kurang baik. Petani kerap kali
permodalan usahatani mangga ternyata
mengeluhkan harga-harga obat-obatan
menjadi potensi usahatani mangga di
yang semakin hari semakin mahal.
Kecamatan
Terkadang
Panyingkiran,
Kabupaten
petani
juga
menemukan
Majalengka. Dari hasil penelitian di
bahwa obat yang dijual di toko-toko
lapangan diketahui bahwa mayoritas
saprotan adalah obat palsu. Hal ini masih
responden petani mangga merasakan
kurang didukung oleh harga yang stabil.
kemudahan dalam mendapatkan modal
Harga mangga masih sangat fluktuatif
bagi usahataninya. Ini dapat menjadi
yang sangat bergantung pada cuaca yang
potensi yang baik mengingat bahwa
akan menentukan hasil panen mangga
banyaknya pihak perbankan yang bahkan
sehingga berpengaruh terhadap pasokan
menawarkan pinjaman modal hingga
ke pasar.
door to door.
Mayoritas
mangga
responden
ternyata
sudah
petani
PENUTUP
dapat
Dinamika agribisnis petani mangga
memproduksi hasil buah mangga yang
ditunjukkan
berkualitas baik (Grade AB) sebesar
mangga mengeluarkan modal usahatani
70%. Menurut mayoritas petani hal ini
sebesar 10-50 juta rupiah yang berasal
didukung pula oleh kecocokan dari
dari
197
modal
oleh
mayoritas
pribadi,
tujuan
petani
pasar
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
terbanyak masih memasok ke pedagang
sendiri, persyaratan dalam transaksi,
pengumpul/tengkulak.
hubungan
Kegiatan
keluarga/kedekatan
dengan
pemeliharaan tanaman mangga menjadi
pembeli, dan harga beli buah mangga.
bagian yang paling memerlukan modal
Mayoritas petani sudah cukup mandiri
besar dalam usahatani mangga. Hampir
dengan
seluruh petani sudah menerapkan sistem
pemasaran
budidaya Out of season namun tidak
akibat sumber permodalan pribadi dan
melakukan pengolahan pasca panen buah
dari lembaga formal.
tidak
memiliki
terhadap
keterikatan
tengkulak/bandar
mangga dan menyerahkannya kepada
Potensi usahatani mangga yang
tengkulak/bandar. Penentuan harga jual
dirasakan mayoritas responden adalah
pada umumnya ditentukan oleh pembeli
mudahnya
terhadap
sistem
mudahnya mendapatkan modal, terutama
Petani
dari perbankan. Kualitas mangga yang
sangat jarang yang tergabung dalam
dihasilkan juga sudah memuaskan yaitu
suatu kelembagaan usahatani mangga.
mencapai 70% mangga berkualitas baik.
petani
pembayarannya
dan
adalah
tunai.
budidaya
mangga
dan
Pemilihan pasar petani mangga
Kendala yang terjadi adalah faktor curah
didasari oleh rasa mudah yang dirasakan
hujan yang tinggi dan biaya pemeliharaan
petani dalam mengakses pasar tertentu.
yang semakin mahal.
pasar
Rekomendasi yang diajukan adalah
berdasarkan jaraknya yang dekat dengan
bahwa ada baiknya apabila kelembagaan
tempat produksi, ketersediaan angkutan
usahatani mangga atau kelompok tani
menuju pasar tersebut, waktu tempuh
mangga dapat menghimpun petani untuk
yang relatif singkat, dan persyaratan yang
memasarkan hasil mangganya dengan
mudah. Petani merasa bahwa pasar
sistem yang menguntungkan bagi petani
tradisional merupakan pasar yang paling
mangga itu sendiri.
Mayoritas
petani
memilih
Agar menjadi perhatian pemerintah
mudah diakses dan pasar ekspor adalah
daerah
pasar tersulit untuk diakses.
untuk
mengaktifkan
Faktor-faktor penentu pemilihan
kelompok
tani
pasar petani mangga ditentukan oleh
Pemberian
insentif
berbagai
kelompok
hal
diantaranya
adalah
tani
mangga
kembali
mangga.
kepada
pengurus
juga
dapat
kemudahan akses informasi, transportasi,
membangkitkan semangat petani mangga
tingkat
untuk terus aktif dalam kelompok tani
pendidikan/SDM
petani
itu
198
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
mangga sehingga kelompok tani dapat
International
terus bertahan
Transport,
dan
dapat
berfungsi
Dinas
cara pengolahan pasca panen mangga
Kabupaten
memiliki nilai tambah dan harganya lebih
Realisasi
tinggi
produksi,
dapat
menambah
Dinas
DAFTAR PUSTAKA
Mangga.
2, pp.129.
dan
Perikanan
Majalengka.
Luas
tanam,
dan
2015.
panen,
produktivitas
komoditi mangga. Majalengka.
pendapatan petani mangga.
Yogyakarta:
Pertanian
Tanaman
Pangan
Provinsi
Jawa
Barat.
2016.
Produksi
Buah
Mangga.
Jawa
Barat.
Kanisius.
Agung, W. 2010. Panduan SPSS 17.0
untuk
and
Pertanian
agar buah mangga yang dijual dapat
1991.
Communication
Monash University.
Petani sebaiknya mempelajari cara-
Aak.
on
Urban Form, Part
sebagaimana mestinya.
sehingga
Symposium
Mengolah
Direktorat Jenderal
Penelitian
Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan Indonesia.
2017. Pengertian Ekspor. diakses
Kuantitatif. Yogyakarta: Garailmu.
melalui
Amaya, Nadezda and Alwang, J. 2011.
Access to information and farmer’s
http://www.beacukai.go.id/arsip/pa
market choice: The case of potato
b/ekspor.html (pada 26 Pebruari
in highland Bolivia. New Leaf
2017).
Associates, Inc.
Badan
Pusat
Direktorat Jenderal Peraturan PerundangRepublik
undangan Kementerian Hukum dan
Indonesia. 2015. Produksi, Ekspor,
HAM RI. 2009. Peraturan Daerah
dan Impor Komoditas Mangga
Kota Bandung Nomor 02 Tahun
Indonesia
2009 Tentang
Diakses
Statistik
Tahun
melalui
2010-2015.
Tradisional, Pusat Perbelanjaan
http://bps.go.id
dan Toko Modern. diakses melalui
(pada 20 Februari 2017).
Black,
J.A.
1987.
Dynamics
Penataan Pasar
of
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id
Accessibility to Employment and
/files/ld/2009/KotaBandung-2009-
Travel Behaviour: A Case Study of
2.pdf (pada 6 Pebruari 2017).
the Journey to Work in Sydney,
Firmansyah, Herlan & Ramdani, Dani.
1961-2011.
Proceedings
of
2009. Ilmu Pengetahuan Sosial
199
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
Untuk
Sekolah
Menengah
Pertama/Madrasah
Tsanawiyah
Sekretariat Jenderal Kementerian
Pertanian.
Kelas VIII /Semester 1 dan 2.
Jakarta:
Pusat
Kotler, P. 2002. Marketing Management
Millenium Edition, Tenth Edition.
Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Prentice-Hall, Inc.
Hendri, M. 2005. Pemasaran Ritel.
Jakarta:
PT
Gramedia
Malik, A. 2010. Pengantar Bisnis Jasa
Pelaksana Konstruksi. Yogyakarta:
Pustaka
Utama.
Higgins,
CV. Andi Offset.
E.T.
Knowledge
Nasution, S. 2007. Metode Research:
Accessibility,
Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi
1996.
activation:
applicability, and salience. In E. T.
Aksara.
Higgins & A. W. Kruglanski (Eds.),
Natawidjaja, et al. 2007. Horticultural
Social psychology: Handbook of
Producers
basic
Development in Indonesia. The
principles.
New
York:
Guilford Press.
Supermarket
World Bank. Report No. 38543-ID.
Istijanto. 2009. Aplikasi Praktis Riset
Pemasaran.
and
Jakarta:
Natawidjaja,
Gramedia
Ronnie
Understanding
Pustaka Utama.
How
S,
2012.
Informality
Works in Reality: The Case of
Iswanto, D. 2013. Faktor-Faktor yang
Horticulture Sector in Indonesia.
Mempengaruhi Ekspor Kayu Lapis
Paper presented at Meeting Small-
Indonesia ke Jepang. Padang.
Scale Farmers in Their Markets:
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016.
Understanding and Improving the
Melalui http://kbbi.web.id. Diakses
Institutions and Governance of
pada 9 Maret 2017.
Informal Agrifood Tradeheld in
Kementerian
Pertanian
Amsterdam
Republik
Indonesia. 2015. Produksi Mangga
Perdana, T. 2011. Dinamika Agribisnis
(Dynamic Agribusiness). Melalui
(pada
http://tomyperdana.blogspot.co.id/2
20 Pebruari 2017).
Kencanaputra,
R.
2014.
29-30,
2012.
di Jawa Barat. Diakses melalui
http://www.pertanian.go.id.
November
Outlook
011/01/dinamika-agribisnis-
Komoditi Mangga. Pusat Data dan
agribusiness.html pada 8 Maret
Sistem
2017.
Informasi
Pertanian
200
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 185-202
Pracaya.
2011.
Bertanam
Mangga Gedong Gincu Off Season
Mangga.
Kabupaten Majalengka, Cirebon
Jakarta: Penebar Swadaya.
dan Indramayu. Bandung.
Prijana. 2005. Metode Sampling Terapan.
Statistik Daerah Kecamatan Panyingkiran
Bandung: Humaniora.
Rasyad,
R.
2003.
Metode
Statistik
2015. 2015. Badan Pusat Statistik
Deskriptif untuk Umum. Jakarta:
Kabupaten
Grasindo.
Majalengka.
Sa-id, E dan Prastiwi, Y. 2005. Agribisnis
Sudjana.
Syariah. Depok: Penebar Swadaya.
Majalengka.
Metode
2005.
Statistika.
Bandung: Tarsito.
Sanna, L. J., & Schwarz, N. 2004.
Sudijono, A. 2012. Pengantar Statistik
Integrating temporal biases: The
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono.
interplay of focal thoughts and
accessibility
Bandung: Alfabeta.
Sukirno, S. 2005. Mikro Ekonomi Teori
481.
Pengantar.
Santoso, Singgih dan Tjiptono, F. 2002.
Pemasaran:
Konsep
dan
Jakarta:
PT.
Raja
Grafindo Persada.
Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT.
Suthanaya,
P.A.
Analisis
2009.
Aksesibilitas Penumpang Angkutan
Elex Media Komputindo.
Umum
Sensus Pertanian 2013. 2013. Jumlah
Menuju
Kota
Provinsi
Bali.
Denpasar
Jawa
Universitas Udayana, Denpasar.
Barat.
Diakses
melalui
(pada
20
Sutono.
Soekartawi. 2003. Agibisnis: Teori dan
Tanaman
Jakarta:
PT.
Bogor: Balai Penelitian Tanah,
Raja
Badan
Grafindo Persada.
Penelitian
United
Erlangga.
States
Departement
Classification.
Pangan
Of
Mangoes
Agriculture.
Tanaman
dan
Pengembangan Pertanian.
Spiegel, M.R. 2000. Statistik. Jakarta:
Pertanian
Budidaya
Mangga (Mangifera Indica L.).
Pebruari 2017).
Aplikasinya.
2008.
di
Pusat
Rumah Tangga Usaha Hortikultura
http://st2013.bps.go.id
Dinas
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
experiences.
Psychological Science, 15, 474–
Riset
Metode
2012.
Diakses
melalui
Provinsi Jawa Barat. 2016. Standar
https://usdasearch.usda.gov (pada 2
Operasional
Pebruari 2017).
Prosedur
(SOP)
201
Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran
WIDYARINA RAMADHANI, ELLY RASMIKAYATI
Urquieta, R. Amaya Nadezda. 2009.
Effects of access to information on
farmer’s market channel choice:
The Case of Potato in Tiraque Subwatershed (Cochabamba - Bolivia).
Blacksburg, Virginia.
202