HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG NILAI GUNA REKAM MEDIS DENGAN PERILAKU PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS OLEH TENAGA KESEHATAN DI RSUD LARANTUKA | G | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 126 412 1 PB
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG NI LAI GUNA
REKAM M EDI S DENGAN PERI LAKU PENGI SI AN DOKUM EN
REKAM M EDI S OLEH TENAGA KESEHATAN DI RSUD LARANTUKA
Dominika Paulina G1, Lily Widjaja2, Hosizah3, M ulyo Wiharto4
1,2,3
Prodi Kesehatan M asyarakat, Fakultas I lmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul Jakarta
4)
Bagian Rekam Medis RSUD Larantuka, Nusa Tenggara Timur
[email protected]
Abstract
Since 2009, medical records have been become an important issue in healthcare facilities because it becomes
the basis for calculating the cost of healthcare participants JAMKESMAS with INA-CBG›s system. The medical
record is also a major element of standarization hospital accreditation. Therefore, the medical records must
be recorded complete and accurate based on Decree of Ministry of Health of Republic Indonesia No. 269 of
2008. The results of quantitative analysis in RSUD Larantuka, the completeness authentication of inpatient
medical records by attending physicians was 52.75%. The study aimed to determine the relationship between
knowledge of medical records value and Behavioral on Medical Records Documentation by healthcare provider
in RSUD Larantuka. The design cross-sectional study. Population study was 148 consists of physicians and
nurses in RSUD Larantuka, sample size 60 consists of 6 physicians, 20 nurses of outpatient and 34 nurses of
inpatient by simple random sampling. Data analysis was conducted by descriptive and Spearman Rank test.
The Spearman Rank correlation value Knowledge of Medical Records and Behavioral on Medical Records
Records and Behavioral on Medical Records Documentation of physicians and nurses in RSUD Larantuka.
Keywords: knowledge, medical records, behavioral,
Abstrak
Sejak tahun 2009 rekam medis menjadi isu penting dalam pelayanan kesehatan karena menjadi dasar
perhitungan biaya pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas dengan sistem INA-CBG’s. Selain itu rekam medis
sebagai unsur penting dalam akreditasi rumah sakit Oleh karena itu, pengisian rekam medis harus dilakukan
secara lengkap, akurat dan tepat waktu. Hal ini diatur dalam Permenkes No. 269 Tahun 2009 tentang Rekam
oleh tenaga kesehatan di RSUD Larantuka terdapat sebesar 52,75%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara Pengetahuan tentang Nilai Guna Rekam Medis dengan Perilaku Pengisian Dokumen Rekam
Medis oleh Tenaga Kesehatan di RSUD Larantuka. Disain penelitian ini cross sectional (potong lintang).
Populasi penelitian seluruh dokter dan perawat di RSUD Larantuka sebanyak 148 orang
60
orang diambil secara proporsional dari jumlah populasi sehingga sampel dokter diperlukan sebanyak 6 orang,
perawat rawat jalan sebanyak 20 orang dan perawat rawat inap sebanyak 34 orang dengan teknik sampling
uji korelasi Spearman Rank. Korelasi
secara simple random sampling
hubungan Pengetahuan tentang Nilai Guna Rekam Medis dengan Perilaku Pengisian Dokumen Rekam Medis
r=0,794 dengan p=0,000 (p39tahun
SPK
D3 Keperawatan
S1
S2
Masa Kerja
>10 tahun
40
n=60
Berdasarkan tabel 1 sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan yaitu 48 orang atau
sebesar 80%, umur responden sebagian besar di
atas 39 tahun yaitu sebanyak 34 orang atau sebesar
56,67%, pendi di kan responden sebagi an besar
adalah D3 Keperawatan yaitu sebanyak 44 orang
atau sebesar 73,4%, sebagian besar responden
mempunyai masa kerja lebih dari 10 tahun yaitu
sebanyak 40 orang atau 66,7 %.
Tabel 3. Hasil Analisis Deskriptif Pengetahuan
tentang Nilai Guna Rekam M edis
Variabel
Pengetahuan
tentang Nilai
Guna Rekam
Medis
n
60
MinMax
18-28
Mean Median SD
24,80 26
3,172
Tabel 4. Pengetahuan tentang Nilai Guna Rekam
M edis di RSUD Larantuka
Pengetahuan tentang Nilai Guna Jumlah
Rekam Medis
Tinggi ( > 26)
21
Rendah ( < 26)
39
Total
60
Persentase (%)
35,0
65,0
100
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat di ketahui
pengetahuan responden tentang nilai guna rekam
medis di RSUD Larantuka sebagian besar masih
rendah yaitu sebesar 65 %.
Perilaku Pengisian Dokumen Rekam M edis
Tabel 2: Hasil Uji Normalitas Data
Berdasarkan hasil uji kolmogorov smir nov pada
tabel 2 didapatkan skor pengetahuan tentang nilai
guna rekam medis sebagai variabel independen
data berdistribusi tidak normal karena nilai p-value
dokumen rekam medis sebagai variabel dependen
data berdi stribusi ti dak normal karena p-value
0,001< 0,05.
10
Tabel 5. Hasil Analisis Deskriptif Per ilaku
Pengisian Dokumen Rekam M edis
Variabel
Perilaku
Pengisian
Dokumen
Rekam Medis
n
60
Min-Max Mean
5-13
9,27
Median
9
SD
1,999
Tabel 5 hasil pengukuran perilaku pengisian dokumen
rekam medis diperoleh nilai mean 9,27, median 9,
modus 11, standar deviasi 1,999, nilai minimum 5
dan nilai maksimum 13. Untuk menjelaskan lebih
lanjut perilaku pengisian dokumen rekam medis
dipergunakan 2 kategori yaitu, baik dan kurang baik.
Dominika P.G., Lily Widjaja, Hosizah, dan Mulyo Wiharto. Hubungan antara Pengetahuan tentang ...
Perilaku pengisian dokumen rekam medis kategori
baik, diperoleh dari frekuensi skor l ebih besar
dari nilai median dan perilaku pengisian dokumen
kategori kurang baik diperoleh dari frekuensi skor
lebih kecil atau sama dengan nilai median. Kategori
perilaku pengisian dokumen rekam medis di RSUD
Larantuka dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Perilaku Pengisian Dokumen Rekam M edis di
RSUD Larantuka
Peri laku Pengi si an Dokumen Jumlah
Rekam Medis
Baik ( > 26)
28
Kurang Baik ( < 26)
32
Total
60
Persentase (%)
46,7
53,3
100
Perilaku tenaga kesehatan dalam pengisian dokumen
rekam medis di RSUD Larantuka masih kurang baik
yakni sebesar 53,3%.
Tabel 7: Hasil Uji Korelasi Spearman Rank
Hubungan Pengetahuan tentang Nilai Guna
RM dengan Perilaku Pengisian Dokumen RM di
RSUD Larantuka
Pada tabel 7 menunjukkan bahwa hasil uji korelasi
antara vari abel pengetahuan tentang nilai guna
rekam medis dengan perilaku pengisian dokumen
rekam medis sebesar 0,794. Hal ini memperlihatkan
bahwa nilai r berada pada range 0,70–0,90 yang
berarti bahwa hubungan antara pengetahuan tentang
nilai guna rekam medis dengan perilaku pengisian
dokumen rekam medi s ol eh tenaga kesehatan
tergolong kuat, sedangkan tanda positif pada nilai r
tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara kedua
variabel adalah positif, artinya semakin tinggi tingkat
pengetahuan tentang nilai guna rekam medis maka
semakin tinggi pula perilaku pengisian dokumen
rekam medis oleh tenaga kesehatan. Nilai p=0,000
pengetahuan nilai guna rekam medis dengan perilaku
pengi si an dokumen rekam medi s ol eh tenaga
kesehatan di RSUD Larantuka.
PEM BAHASAN
Pengetahuan tentang Nilai Guna Rekam M edis
Pengetahuan tenaga kesehatan tentang nilai guna
rekam medis rendah. Sebagian besar pendidikan
terakhir tenaga kesehatan adalah D3 Keperawatan
yai tu sebesar 73,4%. Dengan l atar bel akang
pendidikan tersebut tentulah pengetahuan tentang
rekam medis tidak mendalam seperti pengetahuan
yang di mi l i ki ol eh seseorang dengan l atar
bel akang pendidikan formal D3 Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan. Ti ngkat pendi di kan
seseorang berpengaruh dalam memberikan respon
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Lebih lanjut,
pengetahuan tenaga kesehatan di RSUD Larantuka
rendah tentang nilai guna rekam medis pada aspek
kesehatan masyarakat dan aspek perencanaan dan
pemasaran. Menurut responden nilai guna rekam
medi s yang mereka ketahui mel alui pendidikan
formal maupun seminar bahwa nilai guna rekam
medi s l ebi h mengandung aspek A dmi ni strasi ,
Legal, Finansial, Riset, Edukasi, Dokumentasi atau
disingkat ALFRED.
Untuk i tu manaj emen RSUD Larantuka, perl u
merencanakan dan melaksanakan program pelatihan
bagi seluruh tenaga kesehatan dengan latar belakang
pendidikan DIII Keperawatan mengenai pengetahuan
tentang rekam medis dan nilai guna rekam medis
baik perawat baru maupun perawat lama. Program
pelatihan ini dapat dilakukan di rumah sakit mau pun
di luar rumah sakit.
Perilaku Pengisian Dokumen Rekam M edis
Perilaku tenaga kesehatan dalam pengisian dokumen
rekam medis di RSUD Larantuka sebagian besar
kurang baik yakni sebesar 53,3%.
Menurut Gibson (1997), variabel individu adalah
salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku
dan kinerja individu. Selanjutnya menurut Siagian
(individu) dapat dilihat dari usia, jenis kelamin, status
pernikahan, jumlah tanggungan dan masa kerja.
Sejalan dengan Robbins (2001), mengungkapkan
karakteristik individu meliputi umur, jenis kelamin,
status pernikahan, keahlian, banyaknya tanggung
jawab dan status masa kerja.
11
Jur nal Manajemen Infor masi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
Berdasarkan data pada tabel 1 diketahui sebagian
besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 48 orang (80 %). Menurut beberapa kepala
ruangan bahwa dalam satu minggu tingkat ijin kerja
pulang cepat atau ijin tidak masuk kerja dari staf
sangat tinggi dengan alasan ada urusan keluarga.
Hal ini menyebabkan pendokumentasian pencatatan
rekam medis tidak lengkap karena kekurangan staf
pada shift yang bersangkutan.
Sesuai teori yang diungkapkan oleh Shye (1991)
dalam Ilyas (2002), mengemukakan bahwa tidak
wanita dan perawat pria. Walaupun demikian jenis
kelamin perlu diperhatikan karena sebagian besar
tenaga kesehatan berj eni s kel amin wanita dan
sebagian kecil berjenis kelamin pria. Pada pria beban
keluarga tinggi akan meningkatkan jam kerja per
minggu, sebaliknya wanita dengan beban keluarga
tinggi akan mengurangi jam kerja perminggu. Hal
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Damayati (1998), bahwa meskipun jenis kelamin
laki-laki jumlahnya lebih sedikit tetapi mempunyai
peran dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.
Namun berbeda dengan teori dari Robbi ns
(2003), menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan
memecahkan maksud, keterampi l an anal i si s,
dorongan kompetitif, moti vasi, sosiabili tas atau
kemampuan belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat
Gi bson (1997), yang menyatakan bahwa j enis
kelamin memberikan pengaruh tidak langsung kepada
kinerja individu. Dengan melihat uraian tersebut,
untuk memperbaiki perilaku pengisian dokumen
rekam medis maka pihak manajemen rumah sakit
harus memperhatikan atau mengevaluasi tingkat
kehadiran tenaga kesehatan dalam melaksanakan
tugas sesuai jadwal dinas sehingga perlu adanya
pemberian reward dan punishment . Peningkatan
kemampauan tenaga kesehatan dengan melakukan
tour of duty atau rotasi bagi tenaga kesehatan
dalam menjalankan tugas, wewenang dan tanggung
jawab. Dengan adanya tour of duty secara rutin,
maka masing-masing tenaga kesehatan tidak hanya
mempunyai pengal aman cukup banyak dal am
berbagai bidang tugas dan tanggung jawab, akan
tetapi mereka akan mempunyai motivasi yang
ti nggi karena adanya suasana kerja baru dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Di
samping itu mereka akan mengalami pemerataan
perasaan. Dalam arti setiap tenaga kesehatan akan
melaksanakan dan menikmati pada bagian yang
12
basah dan kering, bagian yang loaded dan longgar
di tempat kerjanya. Selain itu, perlu melakukan
evaluasi terhadap pendokumentasian rekam medis
secara rutin sehingga dapat memberikan masukan
kepada tenaga kesehatan untuk tindakan perbaikan
atau perubahan perilakunya tersebut.
Hubungan Pengetahuan Tenaga K esehatan
tentang Nilai Guna Rekam M edis dengan
Perilaku Pengisian Dokumen Rekam M edis
tenaga kesehatan tentang nilai guna rekam medis
dengan perilaku pengisiain dokumen rekam medis
di RUSD Larantuka.
Berdasarkan hasil penelitian ini, perilaku tenaga
kesehatan dal am pengi si an dokumen rekam
medi s sebagi an besar adal ah kurang bai k dan
pengetahuannya tentang nilai guna rekam medis
sebagian besar adalah rendah.
Menurut penelitian Rogers (1994) terbukti bahwa
peri l aku yang di dasari ol eh pengetahuan dan
kesadaran akan lebih langgeng dari pada perilaku
yang tidak didasari pengetahuan dan kesadaran.
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku ia harus
tahu terlebih dahulu apa arti dan manfaat perilaku
tersebut bagi dirinya atau bagi organisasi.
Pengetahuan sangat erat hubunganya dengan
perilaku praktek pendokumentasian rekam medis,
oleh karena i tu tenaga kesehatan harus punya
pengetahuan mengenai pendokumentasian rekam
medis. Pengetahuan dasar yang harus dimiliki tenaga
kesehatan antara lain pengertian pendokumentasian,
sumber data pendokumentasian, arti pentingnya
pendokumentasi an, tuj uan pendokumentasi an,
manfaat atau nilai guna pendokumentasian rekam
medis. Hal ini didukung pula dengan penelitian
yang dilakukan oleh Martini (2007), menunjukkan
bahwa adanya hubungan antara pengetahuan
responden dengan praktek pendokumentasian asuhan
keperawatan. Menurut Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan salah satu faktor yang menghambat
pendokumentasian keperawatan adal ah kurang
pemahaman tentang dasar-dasar dokumentasi
keperawatan serta kurangnya kesadaran tentang
pentingnya dokumentasi keperawatan.
Dengan mel i hat urai an di atas maka untuk
meni ngkatkan pengetahuan tentang ni l ai guna
rekam medis, maka manajemen RSUD Larantuka
perlu melaksanakan pendidikan maupun pelatihan
Dominika P.G., Lily Widjaja, Hosizah, dan Mulyo Wiharto. Hubungan antara Pengetahuan tentang ...
yang diadakan di rumah sakit atau di luar rumah
sakit. Perubahan perilaku tenaga kesehatan melalui
cara pendidikan dan pelatihan atau promosi tentang
nilai guna rekam medis ini diawali dengan cara
pemberi an i nformasi -i nformasi tentang rekam
medis, hal i ni akan meningkatkan pengetahuan
tenaga kesehatan. Selanjutnya dengan pengetahuan
itu akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperil aku sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya. Hasil atau perubahan
perilaku dengan cara ini memakan waktu yang lama
tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng
karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri (bukan
karena paksaan).
Perubahan perilaku melalui pendidikan dan pelatihan
akan menghasilkan perubahan yang efektif bi la
dilakukan melalui metode diskusi partisipasi. Cara ini
dalam memberikan informasi tentang rekam medis
tidak bersifat searah saja tetapi dua arah. Ini berarti
tenaga kesehatan akan aktif berpartisipasi melalui
diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya.
Dengan demikian maka pengetahuan tentang nilai
guna rekam medis sebagai dasar perilaku mereka,
diperoleh lebih mantap dan mendalam dan akhirnya
perilaku yang mereka peroleh akan lebih mantap
juga, bahkan merupakan referensi untuk perilaku
orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji, Manajemen Keperawatan, (Yogyakarta:
AR-Ruzz Media, 2012)
Dinarti et al ., Dokumentasi Keperawatan, (Jakarta:
Trans Info Media, 2009)
D i r ek tor at B i na Pel ay anan K eperaw atan,
Dokumentasi Keper awatan , Di tj en Bi na
Pelayanan Medik-Kementrian Kesehatan RI,
2008 (CD ROM)
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan, Pedoman
Pengembangan Jenjang Karir Profesional
Per awat , (Jakarta: Departemen Kesehatan
RI, 2006)
Di rektorat Bi na Pel ayanan K eperawatan dan
Keteknisian Medik, Petunjuk Pelaksanaan
Jenjang Kar ir Per awat Di Rumah Sakit ,
(Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2003)
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit, (Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2008)
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Pedoman
Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia, (Jakarta: Departemen Kesehatan
RI, 1997)
SI M PULAN
1.
2.
Pengetahuan tenaga kesehatan tentang nilai
guna rekam medis di RSUD Larantuka sebagian
besar masih rendah sebesar 65%, khususnya
pada nilai guna aspek kesehatan masyarakat,
perencanaan dan pemasaran. Pengetahuan
tersebut rendah berasal dari sebagian tenaga
kesehatan yang berlatar belakang pendidikan
Diploma III Keperawatan.
Peri laku tenaga kesehatan dal am pengisian
dokumen rekam medis di RSUD Larantuka
sebagian besar adalah kurang baik sebesar 53,3%
berasal dari karakteristik tenaga kesehatan yang
sebagian besar berjenis kelamin perempuan,
berumur di atas 39 tahun dan masa kerja di atas
10 tahun.
kesehatan tentang nil ai guna rekam medi s
dengan peril aku pengisian dokumen rekam
medis di RSUD Larantuka dengan tingkat
hubungan yang kuat.
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Pedoman
Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis
Rumah Sakit, (Jakarta: Departemen Kesehatan
RI, 2006)
Huffman, Edna K., Health Information Management,
(Illinois: Physicians Record Company, 1999)
Hatta, Gemala (Ed.), Pedoman Manajemen Informasi
Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan,
(Jakarta: UI-Press, 2008)
Hosizah, Kumpulan Peraturan Perundangan Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan (Yogyakarta:
aptiRMIK Press, 2014)
Martini, Hubungan Karakter istik Perawat, Sikap,
Beban Kerja, Ketersediaan Fasilitas Dengan
Pendokumentasi an Asuhan Keper awatan
di Rawat I nap BPRSU D K ota Sal ati ga ,
tesis pasca sarjana (Semarang: Universitas
Diponogoro, 2007)
13
Jur nal Manajemen Infor masi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
Mentri Kesehatan RI, Kepmenkes Nomor 129/Menkes/
SK /I I /2008 tentang Standar Pel ayanan
Minimal Rumah Sakit, (Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI, 2008)
Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Perilaku Kesehatan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
Notoatmodj o, Soeki dj o, M etodologi Penel iti an
Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
Pasolong, Harbani, Metode Peneltian Administrasi
Publik, (Bandung: Alfabeta, 2012)
Sanusi , A nwar, M etodol ogi Penel i ti an Bi sni s,
(Jakarta: Salemba Empat, 2011)
Sari, Dewi Puspito, Analisis Karakteristik Individu
dan Motivasi Eksentr i k Terhadap Kiner ja
Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam
Medis Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit
Hermina Depok, tesis pasca sarjana (Depok:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, 2011)
14
Sarwono, Jonathan, Metode Riset Skripsi Pendekatan
Kuantitatif M enggunakan Prosedur SPSS,
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012)
Setiadi, Konsep Dan Penulisan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012)
Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi
SDM , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
Sunyoto, Danang, Anal i si s U ntuk Penel i ti an
Kesehatan, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011)
Wi dj ayanti , Tri sna Budi , H ubungan Antar a
K a r a k t er i st i k I n d i v i d u , P si ko l o g i s
D a n O r g a n i sa si D en g a n P er i l a k u
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Unit
Rawat Inap RS.MH.Thamrin Purwakarta, tesis
pasca sarjana (Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, 2012)
Wijaya, Lily, Manajemen Infor masi Kesehatan 3
Peningkatan Kelengkapan Pendokumentasian
Kl ini s, (Jakarta: Universi tas Esa Unggul ,
2014)
REKAM M EDI S DENGAN PERI LAKU PENGI SI AN DOKUM EN
REKAM M EDI S OLEH TENAGA KESEHATAN DI RSUD LARANTUKA
Dominika Paulina G1, Lily Widjaja2, Hosizah3, M ulyo Wiharto4
1,2,3
Prodi Kesehatan M asyarakat, Fakultas I lmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul Jakarta
4)
Bagian Rekam Medis RSUD Larantuka, Nusa Tenggara Timur
[email protected]
Abstract
Since 2009, medical records have been become an important issue in healthcare facilities because it becomes
the basis for calculating the cost of healthcare participants JAMKESMAS with INA-CBG›s system. The medical
record is also a major element of standarization hospital accreditation. Therefore, the medical records must
be recorded complete and accurate based on Decree of Ministry of Health of Republic Indonesia No. 269 of
2008. The results of quantitative analysis in RSUD Larantuka, the completeness authentication of inpatient
medical records by attending physicians was 52.75%. The study aimed to determine the relationship between
knowledge of medical records value and Behavioral on Medical Records Documentation by healthcare provider
in RSUD Larantuka. The design cross-sectional study. Population study was 148 consists of physicians and
nurses in RSUD Larantuka, sample size 60 consists of 6 physicians, 20 nurses of outpatient and 34 nurses of
inpatient by simple random sampling. Data analysis was conducted by descriptive and Spearman Rank test.
The Spearman Rank correlation value Knowledge of Medical Records and Behavioral on Medical Records
Records and Behavioral on Medical Records Documentation of physicians and nurses in RSUD Larantuka.
Keywords: knowledge, medical records, behavioral,
Abstrak
Sejak tahun 2009 rekam medis menjadi isu penting dalam pelayanan kesehatan karena menjadi dasar
perhitungan biaya pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas dengan sistem INA-CBG’s. Selain itu rekam medis
sebagai unsur penting dalam akreditasi rumah sakit Oleh karena itu, pengisian rekam medis harus dilakukan
secara lengkap, akurat dan tepat waktu. Hal ini diatur dalam Permenkes No. 269 Tahun 2009 tentang Rekam
oleh tenaga kesehatan di RSUD Larantuka terdapat sebesar 52,75%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara Pengetahuan tentang Nilai Guna Rekam Medis dengan Perilaku Pengisian Dokumen Rekam
Medis oleh Tenaga Kesehatan di RSUD Larantuka. Disain penelitian ini cross sectional (potong lintang).
Populasi penelitian seluruh dokter dan perawat di RSUD Larantuka sebanyak 148 orang
60
orang diambil secara proporsional dari jumlah populasi sehingga sampel dokter diperlukan sebanyak 6 orang,
perawat rawat jalan sebanyak 20 orang dan perawat rawat inap sebanyak 34 orang dengan teknik sampling
uji korelasi Spearman Rank. Korelasi
secara simple random sampling
hubungan Pengetahuan tentang Nilai Guna Rekam Medis dengan Perilaku Pengisian Dokumen Rekam Medis
r=0,794 dengan p=0,000 (p39tahun
SPK
D3 Keperawatan
S1
S2
Masa Kerja
>10 tahun
40
n=60
Berdasarkan tabel 1 sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan yaitu 48 orang atau
sebesar 80%, umur responden sebagian besar di
atas 39 tahun yaitu sebanyak 34 orang atau sebesar
56,67%, pendi di kan responden sebagi an besar
adalah D3 Keperawatan yaitu sebanyak 44 orang
atau sebesar 73,4%, sebagian besar responden
mempunyai masa kerja lebih dari 10 tahun yaitu
sebanyak 40 orang atau 66,7 %.
Tabel 3. Hasil Analisis Deskriptif Pengetahuan
tentang Nilai Guna Rekam M edis
Variabel
Pengetahuan
tentang Nilai
Guna Rekam
Medis
n
60
MinMax
18-28
Mean Median SD
24,80 26
3,172
Tabel 4. Pengetahuan tentang Nilai Guna Rekam
M edis di RSUD Larantuka
Pengetahuan tentang Nilai Guna Jumlah
Rekam Medis
Tinggi ( > 26)
21
Rendah ( < 26)
39
Total
60
Persentase (%)
35,0
65,0
100
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat di ketahui
pengetahuan responden tentang nilai guna rekam
medis di RSUD Larantuka sebagian besar masih
rendah yaitu sebesar 65 %.
Perilaku Pengisian Dokumen Rekam M edis
Tabel 2: Hasil Uji Normalitas Data
Berdasarkan hasil uji kolmogorov smir nov pada
tabel 2 didapatkan skor pengetahuan tentang nilai
guna rekam medis sebagai variabel independen
data berdistribusi tidak normal karena nilai p-value
dokumen rekam medis sebagai variabel dependen
data berdi stribusi ti dak normal karena p-value
0,001< 0,05.
10
Tabel 5. Hasil Analisis Deskriptif Per ilaku
Pengisian Dokumen Rekam M edis
Variabel
Perilaku
Pengisian
Dokumen
Rekam Medis
n
60
Min-Max Mean
5-13
9,27
Median
9
SD
1,999
Tabel 5 hasil pengukuran perilaku pengisian dokumen
rekam medis diperoleh nilai mean 9,27, median 9,
modus 11, standar deviasi 1,999, nilai minimum 5
dan nilai maksimum 13. Untuk menjelaskan lebih
lanjut perilaku pengisian dokumen rekam medis
dipergunakan 2 kategori yaitu, baik dan kurang baik.
Dominika P.G., Lily Widjaja, Hosizah, dan Mulyo Wiharto. Hubungan antara Pengetahuan tentang ...
Perilaku pengisian dokumen rekam medis kategori
baik, diperoleh dari frekuensi skor l ebih besar
dari nilai median dan perilaku pengisian dokumen
kategori kurang baik diperoleh dari frekuensi skor
lebih kecil atau sama dengan nilai median. Kategori
perilaku pengisian dokumen rekam medis di RSUD
Larantuka dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Perilaku Pengisian Dokumen Rekam M edis di
RSUD Larantuka
Peri laku Pengi si an Dokumen Jumlah
Rekam Medis
Baik ( > 26)
28
Kurang Baik ( < 26)
32
Total
60
Persentase (%)
46,7
53,3
100
Perilaku tenaga kesehatan dalam pengisian dokumen
rekam medis di RSUD Larantuka masih kurang baik
yakni sebesar 53,3%.
Tabel 7: Hasil Uji Korelasi Spearman Rank
Hubungan Pengetahuan tentang Nilai Guna
RM dengan Perilaku Pengisian Dokumen RM di
RSUD Larantuka
Pada tabel 7 menunjukkan bahwa hasil uji korelasi
antara vari abel pengetahuan tentang nilai guna
rekam medis dengan perilaku pengisian dokumen
rekam medis sebesar 0,794. Hal ini memperlihatkan
bahwa nilai r berada pada range 0,70–0,90 yang
berarti bahwa hubungan antara pengetahuan tentang
nilai guna rekam medis dengan perilaku pengisian
dokumen rekam medi s ol eh tenaga kesehatan
tergolong kuat, sedangkan tanda positif pada nilai r
tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara kedua
variabel adalah positif, artinya semakin tinggi tingkat
pengetahuan tentang nilai guna rekam medis maka
semakin tinggi pula perilaku pengisian dokumen
rekam medis oleh tenaga kesehatan. Nilai p=0,000
pengetahuan nilai guna rekam medis dengan perilaku
pengi si an dokumen rekam medi s ol eh tenaga
kesehatan di RSUD Larantuka.
PEM BAHASAN
Pengetahuan tentang Nilai Guna Rekam M edis
Pengetahuan tenaga kesehatan tentang nilai guna
rekam medis rendah. Sebagian besar pendidikan
terakhir tenaga kesehatan adalah D3 Keperawatan
yai tu sebesar 73,4%. Dengan l atar bel akang
pendidikan tersebut tentulah pengetahuan tentang
rekam medis tidak mendalam seperti pengetahuan
yang di mi l i ki ol eh seseorang dengan l atar
bel akang pendidikan formal D3 Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan. Ti ngkat pendi di kan
seseorang berpengaruh dalam memberikan respon
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Lebih lanjut,
pengetahuan tenaga kesehatan di RSUD Larantuka
rendah tentang nilai guna rekam medis pada aspek
kesehatan masyarakat dan aspek perencanaan dan
pemasaran. Menurut responden nilai guna rekam
medi s yang mereka ketahui mel alui pendidikan
formal maupun seminar bahwa nilai guna rekam
medi s l ebi h mengandung aspek A dmi ni strasi ,
Legal, Finansial, Riset, Edukasi, Dokumentasi atau
disingkat ALFRED.
Untuk i tu manaj emen RSUD Larantuka, perl u
merencanakan dan melaksanakan program pelatihan
bagi seluruh tenaga kesehatan dengan latar belakang
pendidikan DIII Keperawatan mengenai pengetahuan
tentang rekam medis dan nilai guna rekam medis
baik perawat baru maupun perawat lama. Program
pelatihan ini dapat dilakukan di rumah sakit mau pun
di luar rumah sakit.
Perilaku Pengisian Dokumen Rekam M edis
Perilaku tenaga kesehatan dalam pengisian dokumen
rekam medis di RSUD Larantuka sebagian besar
kurang baik yakni sebesar 53,3%.
Menurut Gibson (1997), variabel individu adalah
salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku
dan kinerja individu. Selanjutnya menurut Siagian
(individu) dapat dilihat dari usia, jenis kelamin, status
pernikahan, jumlah tanggungan dan masa kerja.
Sejalan dengan Robbins (2001), mengungkapkan
karakteristik individu meliputi umur, jenis kelamin,
status pernikahan, keahlian, banyaknya tanggung
jawab dan status masa kerja.
11
Jur nal Manajemen Infor masi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
Berdasarkan data pada tabel 1 diketahui sebagian
besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 48 orang (80 %). Menurut beberapa kepala
ruangan bahwa dalam satu minggu tingkat ijin kerja
pulang cepat atau ijin tidak masuk kerja dari staf
sangat tinggi dengan alasan ada urusan keluarga.
Hal ini menyebabkan pendokumentasian pencatatan
rekam medis tidak lengkap karena kekurangan staf
pada shift yang bersangkutan.
Sesuai teori yang diungkapkan oleh Shye (1991)
dalam Ilyas (2002), mengemukakan bahwa tidak
wanita dan perawat pria. Walaupun demikian jenis
kelamin perlu diperhatikan karena sebagian besar
tenaga kesehatan berj eni s kel amin wanita dan
sebagian kecil berjenis kelamin pria. Pada pria beban
keluarga tinggi akan meningkatkan jam kerja per
minggu, sebaliknya wanita dengan beban keluarga
tinggi akan mengurangi jam kerja perminggu. Hal
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Damayati (1998), bahwa meskipun jenis kelamin
laki-laki jumlahnya lebih sedikit tetapi mempunyai
peran dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.
Namun berbeda dengan teori dari Robbi ns
(2003), menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan
memecahkan maksud, keterampi l an anal i si s,
dorongan kompetitif, moti vasi, sosiabili tas atau
kemampuan belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat
Gi bson (1997), yang menyatakan bahwa j enis
kelamin memberikan pengaruh tidak langsung kepada
kinerja individu. Dengan melihat uraian tersebut,
untuk memperbaiki perilaku pengisian dokumen
rekam medis maka pihak manajemen rumah sakit
harus memperhatikan atau mengevaluasi tingkat
kehadiran tenaga kesehatan dalam melaksanakan
tugas sesuai jadwal dinas sehingga perlu adanya
pemberian reward dan punishment . Peningkatan
kemampauan tenaga kesehatan dengan melakukan
tour of duty atau rotasi bagi tenaga kesehatan
dalam menjalankan tugas, wewenang dan tanggung
jawab. Dengan adanya tour of duty secara rutin,
maka masing-masing tenaga kesehatan tidak hanya
mempunyai pengal aman cukup banyak dal am
berbagai bidang tugas dan tanggung jawab, akan
tetapi mereka akan mempunyai motivasi yang
ti nggi karena adanya suasana kerja baru dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Di
samping itu mereka akan mengalami pemerataan
perasaan. Dalam arti setiap tenaga kesehatan akan
melaksanakan dan menikmati pada bagian yang
12
basah dan kering, bagian yang loaded dan longgar
di tempat kerjanya. Selain itu, perlu melakukan
evaluasi terhadap pendokumentasian rekam medis
secara rutin sehingga dapat memberikan masukan
kepada tenaga kesehatan untuk tindakan perbaikan
atau perubahan perilakunya tersebut.
Hubungan Pengetahuan Tenaga K esehatan
tentang Nilai Guna Rekam M edis dengan
Perilaku Pengisian Dokumen Rekam M edis
tenaga kesehatan tentang nilai guna rekam medis
dengan perilaku pengisiain dokumen rekam medis
di RUSD Larantuka.
Berdasarkan hasil penelitian ini, perilaku tenaga
kesehatan dal am pengi si an dokumen rekam
medi s sebagi an besar adal ah kurang bai k dan
pengetahuannya tentang nilai guna rekam medis
sebagian besar adalah rendah.
Menurut penelitian Rogers (1994) terbukti bahwa
peri l aku yang di dasari ol eh pengetahuan dan
kesadaran akan lebih langgeng dari pada perilaku
yang tidak didasari pengetahuan dan kesadaran.
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku ia harus
tahu terlebih dahulu apa arti dan manfaat perilaku
tersebut bagi dirinya atau bagi organisasi.
Pengetahuan sangat erat hubunganya dengan
perilaku praktek pendokumentasian rekam medis,
oleh karena i tu tenaga kesehatan harus punya
pengetahuan mengenai pendokumentasian rekam
medis. Pengetahuan dasar yang harus dimiliki tenaga
kesehatan antara lain pengertian pendokumentasian,
sumber data pendokumentasian, arti pentingnya
pendokumentasi an, tuj uan pendokumentasi an,
manfaat atau nilai guna pendokumentasian rekam
medis. Hal ini didukung pula dengan penelitian
yang dilakukan oleh Martini (2007), menunjukkan
bahwa adanya hubungan antara pengetahuan
responden dengan praktek pendokumentasian asuhan
keperawatan. Menurut Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan salah satu faktor yang menghambat
pendokumentasian keperawatan adal ah kurang
pemahaman tentang dasar-dasar dokumentasi
keperawatan serta kurangnya kesadaran tentang
pentingnya dokumentasi keperawatan.
Dengan mel i hat urai an di atas maka untuk
meni ngkatkan pengetahuan tentang ni l ai guna
rekam medis, maka manajemen RSUD Larantuka
perlu melaksanakan pendidikan maupun pelatihan
Dominika P.G., Lily Widjaja, Hosizah, dan Mulyo Wiharto. Hubungan antara Pengetahuan tentang ...
yang diadakan di rumah sakit atau di luar rumah
sakit. Perubahan perilaku tenaga kesehatan melalui
cara pendidikan dan pelatihan atau promosi tentang
nilai guna rekam medis ini diawali dengan cara
pemberi an i nformasi -i nformasi tentang rekam
medis, hal i ni akan meningkatkan pengetahuan
tenaga kesehatan. Selanjutnya dengan pengetahuan
itu akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperil aku sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya. Hasil atau perubahan
perilaku dengan cara ini memakan waktu yang lama
tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng
karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri (bukan
karena paksaan).
Perubahan perilaku melalui pendidikan dan pelatihan
akan menghasilkan perubahan yang efektif bi la
dilakukan melalui metode diskusi partisipasi. Cara ini
dalam memberikan informasi tentang rekam medis
tidak bersifat searah saja tetapi dua arah. Ini berarti
tenaga kesehatan akan aktif berpartisipasi melalui
diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya.
Dengan demikian maka pengetahuan tentang nilai
guna rekam medis sebagai dasar perilaku mereka,
diperoleh lebih mantap dan mendalam dan akhirnya
perilaku yang mereka peroleh akan lebih mantap
juga, bahkan merupakan referensi untuk perilaku
orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji, Manajemen Keperawatan, (Yogyakarta:
AR-Ruzz Media, 2012)
Dinarti et al ., Dokumentasi Keperawatan, (Jakarta:
Trans Info Media, 2009)
D i r ek tor at B i na Pel ay anan K eperaw atan,
Dokumentasi Keper awatan , Di tj en Bi na
Pelayanan Medik-Kementrian Kesehatan RI,
2008 (CD ROM)
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan, Pedoman
Pengembangan Jenjang Karir Profesional
Per awat , (Jakarta: Departemen Kesehatan
RI, 2006)
Di rektorat Bi na Pel ayanan K eperawatan dan
Keteknisian Medik, Petunjuk Pelaksanaan
Jenjang Kar ir Per awat Di Rumah Sakit ,
(Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2003)
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit, (Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2008)
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Pedoman
Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia, (Jakarta: Departemen Kesehatan
RI, 1997)
SI M PULAN
1.
2.
Pengetahuan tenaga kesehatan tentang nilai
guna rekam medis di RSUD Larantuka sebagian
besar masih rendah sebesar 65%, khususnya
pada nilai guna aspek kesehatan masyarakat,
perencanaan dan pemasaran. Pengetahuan
tersebut rendah berasal dari sebagian tenaga
kesehatan yang berlatar belakang pendidikan
Diploma III Keperawatan.
Peri laku tenaga kesehatan dal am pengisian
dokumen rekam medis di RSUD Larantuka
sebagian besar adalah kurang baik sebesar 53,3%
berasal dari karakteristik tenaga kesehatan yang
sebagian besar berjenis kelamin perempuan,
berumur di atas 39 tahun dan masa kerja di atas
10 tahun.
kesehatan tentang nil ai guna rekam medi s
dengan peril aku pengisian dokumen rekam
medis di RSUD Larantuka dengan tingkat
hubungan yang kuat.
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Pedoman
Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis
Rumah Sakit, (Jakarta: Departemen Kesehatan
RI, 2006)
Huffman, Edna K., Health Information Management,
(Illinois: Physicians Record Company, 1999)
Hatta, Gemala (Ed.), Pedoman Manajemen Informasi
Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan,
(Jakarta: UI-Press, 2008)
Hosizah, Kumpulan Peraturan Perundangan Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan (Yogyakarta:
aptiRMIK Press, 2014)
Martini, Hubungan Karakter istik Perawat, Sikap,
Beban Kerja, Ketersediaan Fasilitas Dengan
Pendokumentasi an Asuhan Keper awatan
di Rawat I nap BPRSU D K ota Sal ati ga ,
tesis pasca sarjana (Semarang: Universitas
Diponogoro, 2007)
13
Jur nal Manajemen Infor masi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
Mentri Kesehatan RI, Kepmenkes Nomor 129/Menkes/
SK /I I /2008 tentang Standar Pel ayanan
Minimal Rumah Sakit, (Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI, 2008)
Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Perilaku Kesehatan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
Notoatmodj o, Soeki dj o, M etodologi Penel iti an
Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
Pasolong, Harbani, Metode Peneltian Administrasi
Publik, (Bandung: Alfabeta, 2012)
Sanusi , A nwar, M etodol ogi Penel i ti an Bi sni s,
(Jakarta: Salemba Empat, 2011)
Sari, Dewi Puspito, Analisis Karakteristik Individu
dan Motivasi Eksentr i k Terhadap Kiner ja
Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Rekam
Medis Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit
Hermina Depok, tesis pasca sarjana (Depok:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, 2011)
14
Sarwono, Jonathan, Metode Riset Skripsi Pendekatan
Kuantitatif M enggunakan Prosedur SPSS,
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012)
Setiadi, Konsep Dan Penulisan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012)
Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi
SDM , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
Sunyoto, Danang, Anal i si s U ntuk Penel i ti an
Kesehatan, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011)
Wi dj ayanti , Tri sna Budi , H ubungan Antar a
K a r a k t er i st i k I n d i v i d u , P si ko l o g i s
D a n O r g a n i sa si D en g a n P er i l a k u
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Unit
Rawat Inap RS.MH.Thamrin Purwakarta, tesis
pasca sarjana (Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, 2012)
Wijaya, Lily, Manajemen Infor masi Kesehatan 3
Peningkatan Kelengkapan Pendokumentasian
Kl ini s, (Jakarta: Universi tas Esa Unggul ,
2014)