2011 DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI TEKNIK PEMERIKSAAN

  Disusun Oleh:

  Drs. Iman Sumadji ( Widyaiswara Utama ) Muhammad Sofjan, S.Sos., M.E. ( Widyaiswara Muda )

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI TEKNIK PEMERIKSAAN

  Disusun Oleh:

  Drs. Iman Sumadji ( Widyaiswara Utama ) Muhammad Sofjan, S.Sos., M.E. ( Widyaiswara Muda )

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011

DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL KAT A PENGANTAR

  i

  DAFT AR ISI

  ii

  DAFT AR GAMBAR

  iv

  PETUNJUK PENGGUNAAN

  vi

  PETA KONSEP

  viii

  A PENDAHULUAN

  1

  1 Deskripsi Singkat …......................................................................

  2 Prasyarat Kompetensi …….................................................................... 1 3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ……........................

  2

  2

  4 Relevansi Modul ……....................................................................

  B KEGIAT AN BELAJAR

  1 Kegiatan Belajar 1:

  Mesin: Pembakaran, Pompa, Tuai, Tebah, Perah Susu, Produk Susu, Pembuat Anggur, Pemeliharaan Unggas,

  Mesin Industri Tekstil

  1.1. Uraian dan Contoh

  4

  A. Mesin Pembakaran Dalam…………..............................

  9

  B. Mesin Pembakaran Luar …….…..................................

  11

  C. Pompa Air…………………………………………………

  16

  D. Pompa Udara …………………………………………….

  18

  E. Mesin Tuai atau Tebah ………………………………….

  20

  F. Mesin Perah Susu dan Produk Susu ………………….

  22

  G. Mesin Pembuat Anggur …………………………………

  23

  H. Mesin Pemelihara Unggas ……………………………..

  25

  I. Mesin Industri Tekstil …………………………………….

  36

  J. Teknik Pemeriksaan …………………………………....

  42

  1.2. Latihan …………………………………………………….....

  42

  1.3. Rangkuman …………………………………………………..

  44

  1.4. Tes Formatif 1 ………………………………………………..

  46

  1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .........................................

  Kegiatan Belajar 2 :

  2.

  Mesin: Industri Plastik, Pembuat Kertas Dan Pulp, Penjilid

  ii

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

  1 Gambar 1-1 : Fisik luar Mesin pembakaran dalam bensin dan diesel..

  2 Gambar 1–2 : Mesin pembakaran dalam cetus api empat tak dua tak

  3 Gambar 1 – 3 : Mesin Wankel dan cara kerjanya ……………………

  4 Gambar 1 – 4 : Mesin Diesel dan Cara Kerjanya ............................

  5 Gambar 1 – 5 : Cara Kerja Mesin Pembakaran Luar …………………..

  6 Gambar 1 – 6 : Pompa Rotary dan Pomopa Semi Rotary …………….

  7 Gambar 1 – 7 : Gear Pumps, pompa roda gigi ..........................

  8 Gambar 1 – 8 : Vane Pump .................................................................

  9 Gambar 1 – 9 : Pompa tipe Rotary Piston Lobe....................................

  10 Gambar 1 –10 : Pompa Helicoidal Volute dan axial .............................

  11 Gambar 1 –11 : Pompa Peristaltik ....................................................

  12 Gambar 1 –12 : Pompa udara, kompresor .......................

  13 Gambar 1 –13 : Mesin tuai tebah .....................................

  14 Gambar 1 – 14 : Mesin peras susu dan produk susu ......................

  15 Gambar 1 –15 : Mesin Pembuat Anggur ................................

  16 Gambar 1 – 16 Mesin Pemelihara Unggas ......................

  iv

  17 Gambar 1 – 17: Spinning Machine, Weaving Machines …………

  18 Gambar 1 – 18: Embroidery Machine, Winding Machines ………

  19 Gambar 1 – 19 : Knitting machine Circular, Knitting machine flat ……

  20 Gambar 1 – 20: Crate, pembungkus mesin ……...........................

  21 Gambar 1 – 21: Genset dan Name Plate ………..................

  22 Gambar 2 – 1: Mesin Industri Plastik, mesin pembuat botol plastik dan

  mesin untuk memproses plastik........

  23 Gambar 2 –2: Injection Moulding Machine ………………………

  24 Gambar 2 – 3: Mesin Pembuat Pulp .....................................

  25 Gambar 2 – 4: Mesin Penjilid Buku .........................................

  26 Gambar 2 – 5: Mesin Cetak Ingot ..........................................

  27 Gambar 2 – 6: Mesin Canai ................................................

  28 Gambar 2 – 7: Mesin Bubut …………………………..........

  29 Gambar 2 - 8 : Palmtop (a,b), Laptop, Personal Computer ………

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

  v

  Untuk dapat memahami modul ini secara benar, maka peserta diklat diharapkan mempelajari modul ini secara urut mulai dari Kegiatan Belajar 1 sampai dengan Kegiatan Belajar 2.

  Cara mempelajari setiap kegiatan belajar adalah dengan mengikuti tahap- tahap berikut ini:

  1. Lihat apa yang menjadi target indikator dari kegiatan belajar tersebut; 2. Pelajari materi yang menjadi isi dari setiap kegiatan belajar (dengan cara

  minimal 3 kali membaca isi materi kegiatan belajar tersebut);

  3. Lakukan review materi secara umum, dengan cara membaca kembali ringkasan materi untuk mendapatkan hal-hal penting yang menjadi fokus perhatian pada kegiatan belajar ;

  4. Kerjakanlah tes formatif pada kegiatan belajar yang sedang dipelajari; 5. Lihat kunci jawaban tes formatif dari kegiatan belajar tersebut yang terletak pada

  bagian akhir modul .

  6. Cocokkan hasil tes formatif dengan kunci jawaban tersebut, apabila ternyata hasil tes formatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang benar x 10015), maka kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya, namun apabila diperoleh angka di bawah 67, maka peserta diklat diharuskan mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar selanjutnya dapat diperoleh angka minimal 67.

  7. Kerjakan tes sumatif apabila semua tes formatif dari seluruh kegiatan belajar telah dilakukan.

  8. Lihat kunci jawaban tes sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini 9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila ternyata

  hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang benar x 10025), maka peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari kegiatan belajar

  vi

PETA KONSEP

  vii

  Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka disarankan kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul. Dengan demikian pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul dapat terjaga secara berkesinambungan selama mempelajari modul .

  Kegiatan Belajar 1 – Mesin : Pembakaran, Pompa, Tuai, Tebah, Perah Susu, Produk Susu, Pembuat Anggur, Pemeliharaan Unggas

  Materi : Mesin Pembakaran dalam dan luar, mesin pompa air, pompa udara dan sentrifugal, Mesin tuai, tebah, perah susu, produk susu, serta mesin pembuat anggur,

  pemeliharaan unggas dan mesin tekstil.

  Kegiatan Belajar 2 – Mesin Industri Plastik, Pembuat Kertas dan Pulp, Penjilid

  Buku, Pemotong Kertas, Cetak Ingot, Canai, Bubut, Komputer dan Laptop.

  Materi : Mesin Industri Plastik, Pembuat Pulp dan Kertas, Penjilid Buku dan Pemotong Kertas, Mesin Cetak Ingot, Canai dan Bubut, serta Komputer dan Laptop

  Teknik Pemeriksaan Mesin Industri.

  viii

A. PENDAHULUAN

1. DESKRIPSI SINGKAT

  Mata Diklat Teknik Pemeriksaan Mesin Industri merupakan salah satu mata diklat dalam kurikulum Diklat Teknis Substantif Spesialisasi (DTSS) Teknik

  Pemeriksaan. Mata Diklat ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan teknik pemeriksaan mesin industri bagi para pegawai di Direktorat Jenderal Bea dan

  Cukai (DJBC) yang berkualifikasi pemeriksa.

  Materi dalam modul ini terdiri atas mesin bahan bakar dalammesin bahan bakar luar, mesin pompa air, mesin pompa udara, mesin tuai, tebah, perah susu dan mesin produk susu, mesin pembuat anggur, pemeliharaan unggas, mesin industri tekstil, mesin industri plastik, mesin pembuat kertas dan mesin pemotong kertas, mesin cetak ingot, mesin canai, mesin bubut, komputer serta laptop serta identifikasi atas mesin-mesin tersebut.

2. PRASYARAT KOMPETENSI

  Peserta yang akan ditunjuk untuk mengikuti Diklat Teknik Pemeriksaan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

  1. Pegawai Golongan II, pernah mendapatkan diklat teknis kepabeanan dan cukai, baik melalui Program Diploma I, Diploma III maupun DTSD Kepabeanan dan cukai serta dinyatakan lulus.

  2. Usia peserta tidak lebih dari 45 tahun

  3. Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti diklat

  4. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin

  5. Tidak sedang ditunjuk mengikuti diklat lain

  6. Ditunjuk oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

3. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

  Standar kompetensi.

  Setelah mengikuti pendidikan ini, para peserta pendidikan dan pelatihan pada Diklat Teknik Pemeriksaan mampu menjelaskan pengertian umum tentang pengertian mesin bahan bakar dalammesin bahan bakar luar, mesin pompa air, mesin pompa udara, mesin tuai, tebah, perah susu dan mesin produk susu, mesin pembuat anggur, pemeliharaan unggas, mesin industri tekstil, mesin industri plastik, mesin pembuat kertas dan mesin pemotong kertas, mesin cetak ingot, mesin canai, mesin bubut, komputer serta laptop serta melakukan identifikasi atas mesin-mesin tersebut dengan baik dan benar.

  Kompetensi Dasar.

  Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini, peserta diharapkan mampu memahami dan dapat mengidentifikasi mesin:

  1. Pembakaran dalam luar

  2. Pompa air, pompa udara dan sentrifugal

  3. Tuai, tebah, perah susu dan produk susu, pembuat anggur, pemeliharaan

  4. Unggas, dan esin industri tekstil

  5. Industri plastik, pembuat pulp dan kertas, penjilid buku dan pemotong kertas

  6. Cetak ingot, canai, dan bubut

  7. Komputer dan laptop.

4. RELEVANSI MODUL

  Pengetahuan tentang Teknik Pemeriksaan Mesin Industri sangat diperlukan bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai agar dalam

  pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan pemeriksaan barang impor, khususnya yang berkaitan dengan mesin industri pegawai yang bersangkutan

  dapat melaksanakannya dengan baik, benar serta tidak menimbulkan masalah dapat melaksanakannya dengan baik, benar serta tidak menimbulkan masalah

  

  Modul ini disusun sebagai bahan pembelajaran bagi siswa Diklat Teknik Pemeriksaan pada Pusdiklat Bea dan Cukai, agar siswa mempunyai

  pengetahuan tentang Teknik Pemeriksaan Mesin Industri, agar dalam pelaksanaan tugas di lapangan sebagai pemeriksa dapat melakukan pemeriksaan barang-barang impor khususnya mesin industri dengan baik dan benar.

B. KEGIATAN BELAJAR MESIN: PEMBAKARAN, POMPA, TUAI, TEBAH, PERAH SUSU, PRODUK SUSU, PEMBUAT ANGGUR, PEMELIHARAAN UNGGAS, MESIN INDUSTRI TEKSTIL

  Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu menjelaskan dan melakukan pemeriksaan terhadap mesin:

  1) Pembakaran dalam dan luar

  2) Pompa air, pompa udara dan sentrifugal

  3) Tuai, Tebah, perah susu, produk susu

  4) Pembuat anggur, pemeliharaan unggas

  5) Mesin Industri Tekstil

1.1. Uraian dan Contoh

A. Mesin Pembakaran Dalam

  Mesin pembakaran dalam ada dua macam, yaitu pembakaran dalam cetus api serta pembakaran dalam nyala kompresi. Pembakaran dalam cetus api dikenal dengan mesin bensin dan pembakaran dalam nyala kompresi dikenal dengan nama mesin diesel. Pada mesin pembakaran dalam cetus api dikenal dengan mesin empat tak dan dua tak.

  Mesin empat tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran terjadi empat langkah piston. Sedangkan mesin dua tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran terjadi dua langkah piston. Sekarang ini, mesin pembakaran dalam pada mobil, sepeda motor, truk, pesawat terbang, kapal, alat berat dan sebagainya, umumnya menggunakan siklus empat langkah. Empat langkah tersebut meliputi, langkah hisap (pemasukan), kompresi, tenaga dan langkah buang yang secara keseluruhan memerlukan dua putaran poros engkol (crankshaft) per satu siklus pada mesin bensin atau mesin diesel.

  Dari gambar di bawah ini kita dapat kita lihat perbedaan fisik antara mesin pembakaran dalam cetus api dan mesin pembakaran dalam nyala kompresi (Gambar 1.1, 1.2, 1.3 dan 1.4). Pada Gambar 1.3 adalah gambar dari mesin wankel. Mesin ini sebetulnya sama dengan mesin pembakaran cetus api. Perbedaannya pada mesin wankel ini tidak menggunakan piston sebagaimana mesin bensin, tetapi menggunakan rotor segitiga. Perbedaan lebih lanjut dapat diikuti pada pembahasan di bawah ini.

  Gambar 1.1 :

  Fisik luar Mesin pembakaran dalam bensin dan diesel

  Gambar 1.2 : Mesin pembakaran dalam cetus api empat tak dan dua tak

  Gambar 1.3 : Mesin Wankel dan cara kerjanya

  Gambar 1.4 : Mesin Diesel dan Cara Kerjanya

  Untuk melakukan identifikasi fisik atas mesin pembakaran dalam cetus api (mesin bensin) dengan mesin pembakaran dalam nyala kompresi adalah sebagai berikut :

  1. Bentuk fisik : mesin diesel dengan cc yang sama dengan mesin bensin, kelihatan lebih kekarkuat. Mesin bensin menggunakan busi untuk terjadinya pembakaran bahan bakar, sedangkan mesin diesel tidak menggunakan busi, tetapi dengan sistem kompresi bahan bakar.

  2. Bahan bakar : mesin diesel menggunakan bahan bakar minyak berat seperti solar, bio-diesel (campuran 95 crude palm oil dengan 5 solar), minyak

  sayur minyak goreng bekas, minyak jarak jatropha curcas. Sedangkan mesin bensin : menggunakan bensin premiumpertamax, alkohol (bio-

  etanol).

  3. Mesin diesel suara lebih keras, karena sistem pembakaran dengan kompresi : campuran udara dan bahan bakar dikompres, di ruang pembakaran sampai

  titik tertentu menimbulkan panas untuk membakar bahan bakar, yang menimbulkan ledakan keras untuk mendorong piston, gerakan piston diteruskan ke poros engkol yang seterusnya akan dipergunakan untuk menjalankan mobil. Pada mesin bensin suara mesin lebih halus, karena bahan bakar dibakar oleh percikan api yang dikeluarkan oleh busi yang membakar bahan bakar yang ada di ruang pembakaran,

  4. Untuk menghidupkan mesin diesel konvensional, saat kunci mobil diputar ”on” membutuhkan waktu beberapa saat sampai display merah pada dashboard berubah menjadi hijau untuk dapat men-start mobil. Pada mesin 4. Untuk menghidupkan mesin diesel konvensional, saat kunci mobil diputar ”on” membutuhkan waktu beberapa saat sampai display merah pada dashboard berubah menjadi hijau untuk dapat men-start mobil. Pada mesin

  waktu yang lebih cepat. Pada mesin bensin tidak memerlukan tindakan seperti mesin biesel.

  5. Bahan bakar yang tersedia pada mesin diesel tidak boleh kurang dari batas minimal yang harus ada, agar tidak menimbulkan masalah pada proses pembakaran, karena dapat menimbulkan masalah gagal untuk menghidupkan mesin. Pada mesin bensin tidak dikenal batas minimum ketersediaan bahan bakar, asalkan bahan bakar tidak habis di dalam tangki bensin.

  6. Mesin diesel pada umumnya dipergunakan untuk kendaraan dengan kemampuan angkut besar, seperti truk, bis atau jeep (jarang sekali dipergunakan untuk sedan), kapal, kereta api, mesin pertanian dan sebagainya. Sedangkan mesin bensin untuk mobil dengan cc yang lebih kecil, seperti sedan, suv, minibus, speed boat, sepeda motor, mesin potong rumput ...dan seterusnya.

B. Mesin pembakaran luar :

  Berbeda dengan mesin diesel dan mesin bensin, pada mesin pembakaran luar, proses pembakaran bahan bakar yang menghasilkan energi panas tersebut berlangsung di luar mesin itu sendiri.

  Energi panas yang berupa gas hasil pembakaran dipindahkan menjadi fluida kerja melewati dinding pemisah. Sebagai contoh mesin uap, dimana gas hasil pembakaran (gas bakar) digunakan untuk memanasi airuap air di dalam katel uap. Uap air bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh ketel uap berfungsi sebagai fluida kerja yang menggerakkan mesin.

  Mesin ini terdiri atas suatu silinder yang didalamnya terdapat torak (piston tuas) yang dapat bergerak bebas dua arah (translasi). Uap air bertekanan tinggi yang dihasilkan ketel uap (boiler) dimasukan kedalam silinder sedemikian hingga sewaktu uap air mengembang (ekspansi) akan menimbulkan gerak translasi (bolak-balik) yang kemudian diteruskan dirubah menjadi gerak berputar.

  Uap air bertekanan tinggi dimasukan pada bagian kiri (top zone) dan bagian kanan (botom zone) dari batang torak secara bergantian. Kedudukan maxsimum torak pada bagian kiri disebut Top Dead Centre (titik mati atas) Uap air bertekanan tinggi dimasukan pada bagian kiri (top zone) dan bagian kanan (botom zone) dari batang torak secara bergantian. Kedudukan maxsimum torak pada bagian kiri disebut Top Dead Centre (titik mati atas)

  Contoh yang paling populer dari jenis mesin ini adalah mesin uap pada kereta api sampai dengan tahun enampuluhan, sebelum diganti dengan mesin diesel atau

  listrik.

  Untuk identifikasi atas mesin pembakaran luar dapat dilakukan langkah- langkah sebagai berikut :

  1. Untuk keperluan menjalankan kendaraan membutuhkan air dalam jumlah banyak, yang ditampung pada ketel penampung air

  2. Membutuhkan bahan bakar, berupa kayu atau batubara, dalam jumlah banyak

  3. Untuk dapat menjalankan mesin membutuhkan waktu lama dimulai dengan mengisi air dalam ketel uap, membakar bahan bakar (kayubatubara) sampai air mendidih menghasilkan uap.

  4. Kendaraan (kereta api) baru dapat dijalankan bila uap telah cukup kuat untuk mendorong piston menggerakkan roda kereta api. Proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena ditentukan oleh kondisi dari bahan bakar. Semakin bagus bahan bakar, nyala api menjadi baik dan proses mendidihnya air untuk menghasilkan uap juga menjadi lebih cepat.

  Gambar 1-5 : Cara Kerja Mesin Pembakaran Luar :

C. Pompa air

  Kelompok ini meliputi mesin yang digerakkan dengan tangan atau secara mekanis dan digunakan menghisap atau memindahkan secara terus menerus

  bahan cair encer. Mesin atau pesawat yang dilengkapi dengan motor yang dipasang di dalamnya.

  Pos ini meliputi juga pompa distribusi cairan yang dilengkapi dengan pesawat pengukurpenghitung, misalnya : pompa yang digunakan di garasi untuk distribusi bensin atau minyak serta pompa yang khusus dibuat untuk dipasang di dalam mesin kendaraan dan sebagainya (misalnya pompa bensin, pompa minyak atau air dan pompa untuk membuat serat, tekstil tiruan). Mesin pesawat ini menurut cara kerjanya dapat dibagi :

  a) Pompa pengisap dan yang semacam itu (Reciprocating pumps)

  Yang didasarkan pada fungsi daya isap atau daya tekan sebuah pengisap yang berjalan bolak dan lurus di dalam sebuah silinder. Katup mencegah cairan yang telah diisap atau yang telah ditekan, mengalir kembali. Disebut : Single Acting apabila pompa tersebut memanfaatkan satu sisi saja dari pengisapnya untuk mengisap. Double Acting apabila pompa tersebut menggunakan kedua sisi pengisapnya. Guna meningkatkan daya isapnya, maka beberapa pompa dibuat sedemikian rupa sehingga pompa tersebut menggunakan baik daya isapnya maupun daya tekannya (pompa tekan isap). Untuk menghasilkan debit yang banyak, seringkali daya kerja beberapa pompa digabungkan.

  b) Pompa yang berputar (rotary pumps)

  Dalam pompa ini, cairan juga diisap dan ditekan keluar oleh depresi dan kompresi yang susul menyusul yang ditimbulkan dengan menggunakan sebuah unsur atau lebih, yang selalu berputar mengelilingi sebuah poros yang menutup dinding kotak pompa pada satu titik atau lebih. Pompa tersebut menurut mekanik pompanya yang berputar, terdiri atas :

  1) Gear pumps (pompa roda gigi) dari berbagai jenis. Pompa tersebut bekerja dua roda gigi, yang giginya berbentuk khusus saling menyangkut.

  2) Vane pumps (pompa cincin cairan). Rotornya dapat berbentuk sebuah silinder yang berputar secara eksentrik dan mempunyai sudu yang radial 2) Vane pumps (pompa cincin cairan). Rotornya dapat berbentuk sebuah silinder yang berputar secara eksentrik dan mempunyai sudu yang radial

  3) Rotary piston lobe type pumps

  4) Helicoidal pumps (pompa beroda gigi spiral) dimana cairannya dipindahkan menurut arah membujur dari kotak pompa di bawah tekanan dari ruang antara beberapa roda gigi spiral yang berputar sangat cepat.

  5) Peristaltic pumps

  c) Pompa Pusingan (Centrifugal Pumps)

  Pada pesawat tersebut suatu cairan yang dialirkan masuk secara aksial disalurkan kedalam roda sudu (kipas) dan oleh gaya pusingan diayunkan kedalam kotak pompa berbentuk cincin (yang disebut rumah keong) yang mempunyai pipa pembuangan yang dipasang secara tangensial. Rumah keong tersebut kadang-kadang dilengkapi dengan sudu yang dipasang secara melingkar dimana kecepatan diubah menjadi tekanan. Guna meningkatkan daya tekannya digunakan pompa pusingan bertingkat lebih (multi stage centrifuge pump). Dalam pompa tersebut beberapa kipas dipasang secara beriring, misalnya pada turbin bertingkat lebih. Karena kecepatan putarannya sangat tinggi, maka pompa pusingan selalu digerakkan oleh sebuah motor atau sebuah turbin, biasanya dengan hubungan langsung, sedangkan pada pompa pengisap dan pompa yang berputar perlu digunakan sebuah pengurang kecepatan (reduction gears).

  d) Pompa lainnya :

  Pompa lainnya terdiri dari dua group :

  1) Electro magnetic pumps Pompa ini tidak mempunyai bagian gerak.

  2) Ejector Untuk mengisi ketel uap air dengan air, serta pompa injeksi untuk motor diesel yang bekerja berdasarkan prinsip yang sama, digolongkan juga dalam pos ini.

  3) Emulsion pumps (gas lift pumps)

  4) Pompa dengan uap air atau dengan tekanan gas, terdiri atas :

  • Elevating wheels (rinci) dg ember dan lain-lain. • Elevator rantai dan elevator kabel dengan ember sudu, mangkuk karet

  dan sebagainya. • Elevator ban (band elevator) yang bekerja dengan menggunakan ban

  yang tidak berujung pangkal, terbuat dari tekstillogam yang berombak dan lembut dengan spiral karena pipa tambatannya menahan air yang telah diambilnya sampai dilemparkan karena gaya piringannya.

  • Archimides screw -type elevator.

  Gambar 1-6 :

  Pompa rotary dan pompa semi rotary :

  Gambar 1 – 7 : Gear Pumps, pompa roda gigi

  Gambar 1 - 8 : Vane pumps

  Gambar 1 -9 : Pompa tipe Rotary Piston Lobe

  Gambar 1 – 10 :

  Pompa Helicoidal Volute dan axial :

  Gambar 1 – 11 : Pompa Peristaltik :

D. Pompa udara :

  Mesin pompa udara meliputi mesin dan peralatan, yang dijalankan dengan tangan atau dengan tenaga, untuk mengkompresi udara gas lain, atau untuk menciptakan kekosongan dan juga mesin untuk mensirkulasikan udara gas lain.

  Kompresor umumnya pompa udara, pompa vakum dan kompresor berfungsi dengan prinsip yang sama, biasanya konstruksi mirip dengan pompa cairan (piston, rotari, pompa sentrifugal pompa latar) yang diuraikan dalam penjelasan sebelumnya.

  Terdapat jenis khusus untuk menghasilkan vakum tinggi, seperti pompa penyebar (cairan pompa tersebut berupa minyak air raksa), pompa molekul dan pompa entrapment (pompa getter, pompa siro).

  Pompa udara dan pompa vakum berguna untuk : mempermudah pendidihan, penyulingan penguapan pada tekanan dikurangi; untuk mengosongkan lampu tabung listrik, botol vakum, dan lain lain. Pompa udara digunakan untuk memompa udara pada saat ditekan (misal saat mengembungkan ban pneumatik)

  Tidak seperti pompa cairan, kompresor udara gas lain (selain kompresor yang bekerja pada tekanan rendah atau tekanan yang sebentar-sebentar) memiliki pendingin air memiliki sirip atau sarana lain atau untuk mendinginkan udara (dingin permukaan) guna menghamburkan panas yang amat sangat yang dibangkitkan dari kompresi.

  Terdapat beberapa jenis kompresor, contohnya, piston bolak-balik, kompresor sentrifugal, aksial dan rotari.

  Kompresor banyak digunakan untuk mengompresi gas kedalam silinder gas; dalam proses kimia; untuk lemari es, dan lain lain, untuk mengompresi udara atau gas dalam penampungan guna memaksa mesin atau peralatan pemasok seperti mesin udara dikompresi, cungkil pneumetik, mesin derek, rem, tabung ban pneumatik, tangki pemberat kapal selam, dan lain lain.

  Untuk dapat mengidentifikasi kompresor, pompa udara serta pompa vakum, dapat Saudara perhatikan gambar 1-15 di bawah ini. Kiri atas kompresor, kanan atas pompa udara (pompa ban), kiri bawah pompa udara dan kanan bawah pompa vakum.

  Gambar 1-12 : Pompa udara, kompresor

E. Mesin Tuai atau tebah :

  Kelompok mesin ini meliputi mesin yang digunakan sebagai pengganti perkakas tangan untuk pengerjaan mekanis dari operasi berikut ini :

  1. Mesin pemotong rumput, dijalankan dengan tangan atau dengan motor. Mesin dapat memiliki batang pemotong seperti mesin potong rumput atau

  pertanian, pisau berputar, yang memotong rumput berlawanan dengan sebuah pisau horizontal atau cakram berputar dengan pisau pada bagian ujung terluarnya.

  2. Mesin pemotong rumput (termasuk yang dijalankan dengan motor) untuk memotong rumput kering, dan lain-lain. Biasanya terdiri atas sebuah bagian- bagian dan batang pemotong horizontal yang memotong dengan melakukan gerakan bolak balik gigi diantara jari-jari batang pemotong, atau dapat terdiri atas cakram-cakram berputar atau drum dengan pisau-pisau pada bagian terluarnya.

  3. Mesin pemotong rumput yang dilengkapi dengan alat untuk menyimpan hasil panen yang dipotong pada deretan-deretan sepanjang ladang (alat pemotong windrower dan alat pemotong conditioners)

  4. Tedder jerami (misalnya dengan mengangkat garpu atau drum)

  5. Mesin penggaruk jerami, terdiri atas suatu deretan beroda dari gigi semi bundar, yang dapat diangkat secara otomatis.

  6. Mesin penggaruk tedder, mesin penggaruk windrower, mesin penggaruk utuk mengikat.

  7. Mesin untuk memungut kemudian untuk membungkus serta mesin giling untuk membungkus, untuk mengambil dan membungkus jerami atau rumput kering yang tertinggal di ladang.

  8. Mesin tuai kombinasi, yang memungut, menebah, membersihkan dan mengeluarkan biji

  9. Trailer yang dapat memuat sendiri, yang dipasang dengan peralatan penuai secara permanen, untuk menebang, memotong-motong, mengangkut rumput, jagung dan lain-lain.

  10. Mesin tuai buah anggur (berdaya geser atau gerak sendiri)

  11. Mesin tuai sayur-sayuran (buncis, tomat dan lain-lain)

  12. Mesin tuai makanan ternak, atau pertanian lainnya

  13. Mesin tebah biji, meliputi mesin tebah pemberi makan otomatis, disajikan secara terpisah atau tidak (misalnya mesin tambahan yang dirancang untuk

  meyakinkan keteraturan pemberian makanan dari mesin tebah tersebut dengan membuka dan menyebarkan ikatannya.

  14. Mesin untuk membuang daun dari tongkol jagung, mesin tebas jagung. Untuk melakukan identifikasipemeriksaan pisik atas mesin tuai atau tebah, dapat

  dilakukan dengan memperhatikan gambar di bawah ini.

  Gambar 1-13 : Mesin tuai tebah :

F. Mesin Perah Susu dan Produk Susu:

  Mesin perah susu terdiri atas sekelompok cangkir untuk puting susu (setiap cangkir memiliki penggaris karet yang dihubungkan dengan tabung fleksibel pada

  satu sisinya ke unit pompa vakum melalui sebuah alat penggetar dan pada sisi lainnya ke ember susu, biasanya terbuat dari logam anti karat). Alat penggetar yang terpasang pada tutup ember, bekerja pada cangkir dengan mengganti-ganti tekanan atmosfir dengan vakum antara cangkir dengan penggaris. Keseluruhan yang dibentuk oleh kelompok cangkir untuk putting susu, alat penggetar dan ember susu disebut sebagai “ember perah susu”.

  Pada mesin-mesin tertentu yang berkapasita lebih kecil, ember perah susu dan unit pompavakum dapat terdapat pada suatu dasar (mesin dengan satu

  ember atau dengan ember kembar). Mesin dengan kapasitas yang lebih besar, berbagai komponennya biasanya terpisah. Jumlah ember perah susu yang tidak tetap dapat dihubungkan ke unit pompa vakum dengan pipa. Beberapa jenis mesin tidak memiliki ember susu. Dari cangkir putting susu, susunya langsung menuju peralatan pendingin atau tangki penyimpanan di sepanjang garis pipa, biasanya sudah terpasang.

  Mesin untuk memproses susu :

  Kelompok mesin ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

  1) Alat penghomogenisir. Alat ini memisahkan lemak ke dalam partikel halus yang lebih mudah dicerna, dan yang lebih lama dalam keadaan emulsi tanpa membentuk kepala susu.

  2) Alat irradiator yang didalamnya digunakan lampu ultra violet untuk

  meningkatkan kandungan vitamin D pada susu.

  Sebagian besar mesin untuk memproses susu tergantung terutama pada prinsip penukar panas, misalnya peralatan untuk pasteurisasi, stassanisasi atau sterilisasi, aparat untuk mengembunkan atau mengeringkan susu, dan pendingin susu.

  Disamping mesin pengolah susu di atas, terdapat mesin untuk mengubah susu menjadi produk susu lain, mesin tersebut meliputi :

  1) Mesin untuk membuat mentega , meliputi :

  a) Tong susu, biasanya terdiri atas sebuah tong kayu, yang didalamnya

  terdapat sejumlah partisi atau pisau. Tong tersebut atau pisaunya diputar dengan tangan atau dengan tenaga motor, dan tindakan memukul yang terdapat sejumlah partisi atau pisau. Tong tersebut atau pisaunya diputar dengan tangan atau dengan tenaga motor, dan tindakan memukul yang

  

  b) Alat untuk mengerjakan mentega, digunakan untuk mengeluarkan uap

  lembabnya dari mentega segar yang telah diaduk. Alat ini terdiri atas sebuah meja yang berputar. Di atas meja tersebut mentega dikocok dan diadoni oleh silinder-silinder yang iasanya terbuat dari kayu.

  c) Pada kombinasi tong susu dan alat untuk mengerjakan mentega,

  tongnya tidak dilengkapi dengan partisi tetapi dengan penggiling yang berlekuk-lekuk, sehingga kedua operasi yang diuraikan di atas dapat dilakukan bersamaan.

  d) Mesin mencetak mentega kedalam bentu-bentuk yang diinginkan.

  2) Mesin pembuat keju, meliputi :

  a) Mesin untuk memisahkan dan menghegemonisir campuran dadih dan

  kelapa susu untuk membuat keju lembut atau keju krim.

  b) Mesin untuk mencetak keju lembut atau keju krim.

  c) Mesin keju lainnya (missal dari jenis sekrup, timbangan berat dan lain-

  lain) yang digunakan, khususnya dalam pembuatan keju yang lebih keras, baik untuk membentuk produknya atau menghilangkan uap lembab yang berlebihan.

  Gambar 1-14 : Mesin peras susu dan produk susu :

G. Mesin Pembuat Anggur

  Mesin pada kelompok ini meliputi :

  Mesin penghancur buah anggur. Mesin ini terdiri atas dua silinder berlekuk- lekuk, atau dari sebuah silinder tunggal dilengkapi dengan pemukul, yang mengekstrak sari buah anggur tanpa menghancurkan biji atau tangkainya. Kelompok ini meliputi juga mesin pelumat yang menggabungkan sebuah pompa untuk memasok sari yang dihasilkan ke dalam tong-tong peragian.

  Mesin pemisah sari buah (must=sari buah anggur sebelum peragian telah mengubahnya menjadi anggur) dari tangkai buah anggur segar yang diperas. Biasanya terdiri atas wadah berlubang dilengkapi dengan pemukul berputar. Beberapa model mengkombinasikan operasi pemerasan dan pemotongan tangkai tangkai buah.

  Mesin peras yang digunakan untuk mengekstrak sari buah yang tersisa dalam bubur anggur yang dihancurkan dan disaring, atau dari sisa tong

  peragian. Terdapat dua jenis utama :

  a) Mesin peras mekanik atau hidrolik terputus-putus yang mana kepala alat perasnya menghancurkan bubur dalam kurungan kisi-kisi yang

  dapat saling bertukar ditopang dalam sebuah wadah untuk mengumpulkan sari buahnya. Kelompok ini meliputi mesin peras berpintu hidrolik yang dirancang sehingga rangkaian wadah biasanya dipasang pada kereta, dapat terisi dengan sari buah.

  b) Mesin peras terus menerus yang di dalamnya terdapat suatu mekanisme sekrup tanpa ujung pangkal yang menyalurkan anggur ke dalam mesin dan memerasnya.

  Gambar 1-15 : Mesin Pembuat Anggur :

H. Mesin Pemelihara Unggas :

  Mesin ini meliputi kelompok :

  1) Mesin eram, yang menghubungkan peralatan termal, listrik atau lainnya, untuk menjaga agar telur (yang ditempatkan di laci-laci atau pada lapisan- lapisan) tetap dalam suhu yang tetap sehingga menetas. Beberapa mesin eram juga menggabungkan alat untuk mengubah telur secara otomatis.

  2) Mesin tetas, peralatan yang lebih besar dipanaskan dengan cara yang

  sama, digunakan untuk mebesarkan anak ayam.

  3) Unit untuk membesarkan dan menelurkan atau “baterai”, instalasi besar dilengkapi dengan alat otomatis untuk mengisi bak, membersihkan lantai

  dan mengumpulkan telur-telur.

  4) Alat penguji telur dengan fitur mekanis (termasuk penguji foto-listrik), selain

  lampu penguji statis.

  5) Alat pencabut bulu unggas otomatis (dari jenis yang berjari karet, cakram atau sisir), biasanya menggabungkan bak untuk mendidihkan air atau lilin cair untuk mempermudah pencabutan bulu.

  Gambar 1-16 : Mesin Pemelihara Unggas :

  I. Mesin Industri Tekstil : Mesin industry tekstil meliputi mesin-mesin untuk :

  1. Mengekstrusi, menarik, menstekstur, memotong bahan tekstil buatan

  2. Mesin untuk pengolahan serat tekstil, mesin pemintal, penggandaan atau pemilinan, pengikalan atau penggulung tekstil

  3. Mesin tenun

  4. Mesin rajut Untuk memahami ke 5 hal tersebut, marilah kita ikuti uraian di bawah ini Ad. 1. Mesin ini meliputi :

  a. Mesin ekstrusi tekstil buatan manusia dalam bentuk monofilamen atau beberapa filamen. Mesin ini, dalam prakteknya, membuat rangkaian

  panjang perangkat pemintal identik yang saling lepas yang ditempatkan berdampingan. Setiap perangkatnya terutama terdiri pompa meteran dan penyaring yang memasukkan pemintal atau mulut pipa pemintal. Tergantung dari proses yang dilakukan, satu filamen atau lebih keluar dari mulut pipa pemintal melalui bak pencuci yang berisi agen bahan kimia pelapis (mis, proses viscose), atau melewati ruang kedap udara yang dipasangi dengan penyemprot air (mis, proses cupramonium) atau mengalirkan udara panas (mis, proses selulosa asetat) atau melewati ruang berpendingin. Mulut pipanya dapat berlubang satu atau lebih (kadang-kadang ribuan) sesuai dengan hasil yang dibutuhkan untuk memperoleh monofilamen atau benang multi-filamen maupun tali pengeret untuk dipotong menjadi serat staple. Pada beberapa mesin, serat yang keluar dari mulut pipa dibawa bersama-sama dan dijalin oleh simpul kecil dari peralatan khusus, kemudian menjadi bentuk benang. Di sisi lain, serat yang keluar dari berbagai macam alat pemintal dikombinasikan dalam tali tebal (tali pengeret), kadang-kadang ratusan atau ribuan serat, untuk kemudian dipotong menjadi serat staple.

  b. Mesin penarik dimana merentangkan filamen menjadi 3 atau 4 kali

  panjang aslinya, suatu proses yang menyesuaikan molekul secara langsung dari filamen kemudian menambah kekuatannya.

  c. Mesin tekstur benang tekstil sintetis. Kebanyakan proses tekstur

  (metode tradisional terputus, flase-twisting, kerutan pinggir, kerutan roda (metode tradisional terputus, flase-twisting, kerutan pinggir, kerutan roda

  benang, benang elastis “foam”, dll.

  d. Pemotong serat staple untuk memotong tali pengeret menjadi serat

  panjang.

  e. Mesin “Tow-to-top”. Mesin ini juga memotong tali pengeret menjadi

  serat staple panjang, tetapi tidak merusak susunan paralel dari seratnya dalam tali pengeret. Kemudian mesin ini memproduksi bubungan yang siap untuk dipintal (tidak membutuhkan sisiran atau sikatan) dan tidak kehilangan jumlah serat staplenya seperti pemotong pada paragraf (4).

  f. Mesin pemutus untuk memproduksi tali pengeret filamen yang diputus. Bagian filamen yang lebih besar (tetapi tidak semuanya) diputus dalam jarak tertentu, meskipun beberapa filamen tetap tidak terputus, maka benang yang diperoleh dari tali pengeret mempunyai sifat benang staple.

  Ad. 2 Mesin ini meliputi mesin-mesin sebagai berikut :

  a. Mesin untuk menyiapkan pengolahan serat tekstil alami atau serat pendek buatan manusia, meliputi :

  1. Mesin blower-grader untuk memotong bulu binatang sesuai dengan

  ukurannya. Mesin ini terdiri dari kotak panjang yang terbagi menyilang sesuai lebarnya menjadi kompartemen dimana bulu binatang tersebut ditiup dengan aliran udara. Bulu binatang ini dibagi ke dalam kompartemen-kompatermen sesuai ukurannya.

  2. Mesin untuk memisahkan serat kapas dari biji, kulit dan kotoran

  lainnya (misalnya, mesin pemisah biji kapas), dan mesin semacamnya untuk memisahkan linter dari bijinya.

  3. Mesin untuk mematahkan tangkai atau mesin semacamnya untuk

  memisahkan serat dari batang sayuran (lena, rami, dan seterusnya) setelah pembusukan.

  4. Mesin untuk menyobek pakaian usang, tali tua atau tekstil sisa

  semacamnya untuk menguraikannya pada kondisi berserat yang cocok untuk disisir (mis, garnetting machines dan rag pickers).

  5. Mesin untuk memecah gumpalan, digunakan untuk membuka

  gumpalan kapas dari gumpalan yang dikempa.

  6. Alat penuang otomatis, dipasangi dengan peralatan perentang

  untuk memastikan pengisian ke bagian pembuka kapasnya.

  7. Mesin pembuka kapas (pembuka kapas jenis Crighton yang tegak,

  pembuka bak horisontal, pembuka pneumatis, dll) untuk melepaskan dan membersihkan kapas, yang diperoleh dari mesin dalam bentuk

  jaringan gulungan (rolled web).

  8. Mesin penumbuk dan perentang untuk membersihkan dan

  membuka jaringan serat kapas; mesin pengolahan untuk membuka

  wool.

9. Mesin untuk menghilangkan lemak pada wool dengan

  pengaturan secara mekanik untuk mengisi ke dalam wool dan memompa dalam air panas; dan mesin untuk mencuci bahan baku

  wool (mis, leviathan) yang dilengkapi dengan mekanik untuk mengaduk dan kadang-kadang berarti untuk mengeringkan.

  10. Mesin pencelup bahan baku wool yang terpisah untuk

  mencelupkan serat wool yang tidak dipintal dalam jumlah besar.

  11. Mesin untuk meresapi wool, rami, dll., dengan minyak atau

  produk kimiawi untuk memudahkan penyikatan dan penyisiran.

  12. Mesin untuk memberi karbon pada wool, dilengkapi dengan bak

  untuk zat asam, pengaturan untuk menghilangkan akibat sampingan dari cairan, untuk mengeringkan dan untuk membersihkan kotoran yang telah hangus.

  13. Mesin untuk menyikat dari berbagai jenis untuk kapas, wool, serat

  pendek buatan manusia, serat kulit pohon (rami, lena, dll), dll. Mesin ini melanjutkan pembersihan yang dimulai dengan mesin pembuka dan penumbuk, dan memisahkan dan meregangkan seratnya. Pada prinsipnya, mesin ini terdiri dari penggulung besar yang dibungkus dengan kawat baja gergaji bergerigi atau dengan susunan yang dipasangi dengan gerigi kawat (card clothing); Mesin ini bekerja berlawanan dengan pelat yang dipasang atau penggulung lainnya yang juga dibungkus dengan kawat bergerigi. Peralatan pembersih pendek buatan manusia, serat kulit pohon (rami, lena, dll), dll. Mesin ini melanjutkan pembersihan yang dimulai dengan mesin pembuka dan penumbuk, dan memisahkan dan meregangkan seratnya. Pada prinsipnya, mesin ini terdiri dari penggulung besar yang dibungkus dengan kawat baja gergaji bergerigi atau dengan susunan yang dipasangi dengan gerigi kawat (card clothing); Mesin ini bekerja berlawanan dengan pelat yang dipasang atau penggulung lainnya yang juga dibungkus dengan kawat bergerigi. Peralatan pembersih

  menghilangkan kotoran. Mesin untuk menyikat yang berbeda digunakan pada tingkat yang berbeda untuk bahan yang berbeda

  (mis, breaker card, intermediate card, finisher card, condenser card). Serat tersebut meninggalkan mesin penyikat dalam bentuk jaringan atau sumbu, atau dapat dikondensasi ke dalam pemotong dan kemudian digulung pada kumparan atau gelondongan dan ditempatkan pada bumbung yang berputar (rotating bin).

  14. Kotak penarik, kotak takaran, dll. Mesin ini menarik potongan ke

  potongan melintang yang lebih kecil, mengkombinasikannya dan menariknya kembali untuk memperoleh suatu produk; mesin in digunakan setelah penyikatan dan, dalam kasus wool, kadang-kadang juga setelah penyisiran.

  15. Mesin penyisir. Fungsi utama dari mesin ini adalah menyisir serat

  pendek; potongannya ditahan di antara penjepit yang digerakkan dengan pengaturan sisir atau jepitan. Mesin ini digunakan pada berbagai tahapan pembuatan : untuk mengolah bahan baku dalam keadaan mentah (mis, hackling fax), atau setelah menyisir atau menariknya. Jenis paling umum adalah mesin penyisir untuk rami, lena atau serat semacamnya, yang kerap menyisir kapas (French atau seperti garis lurus), dan sisir berputar untuk wool.

  16. Perentang rami, goni, dll. Mesin ini mengkombinasikan ikatan rami

  atau serat lainnya, dan menariknya menjadi potongan tak terputus.

  17. Mesin mencuci kembali wool (backwashing) untuk menghilangkan

  minyak dan kotoran lainnya dari wool setelah penyikatan atau penyisiran. Mesin ini terdiri dari sejumlah bak untuk air hangat bersabun, yang dilengkapi dengan penggulung pandu atau penjepit, silinder pengering dan kotak penakar untuk membuka sekali lagi.

  18. Mesin untuk menarik atau untuk memutar untuk menarik dan

  menggintir ringan potongan atau pemutarnya untuk membuatnya siap dipintal.

  19. Piringan Putar (coiler). Terdiri dari piringan berputar yang dirancang

  untuk memutar kaleng dimana potongan atau pemutar dikumpulkan seperti jika meninggalkan berbagai macam mesin; mesin ini biasanya

  mempunyai peralatan penggulung di bagian ujungnya.

  b. Mesin untuk menyiapkan sutera sebelum dipintal, meliputi :

  1. Mesin untuk menghilangkan bagian luar kepompong, dan mesin

  untuk menghilangkan, dengan cara menumbuk kepompongnya,

  filamen bagian luar yang tidak dapat digulung.

  2. Bak yang digunakan bukan untuk menggulung dengan tangan

  benang sutra dari kepompong, yang dilengkapi dengan peralatan untuk merakit dan menggintir ringan beberapa filamen secara bersama dan kadang-kadang dengan penggulung dimana sutra mentah yang diperoleh digulung; penggulung ini kadang-kadang dipisahkan dari bak tetapi asalkan penggulung dan bak tersebut diimpor bersama secara keseluruhan tetap diklasifikasikan di sini.

  3. Mesin untuk menghilangkan gumpalan, bagian penebal, dll., dari

  benang sutra mentah.

  c. Mesin pemintal untuk mengubah benang pendahulu menjadi benang, mesin penggintir, mesin menggandakan benang menjadi multiple, atau kabel, meliputi :

  1. Bingkai pemintal dimana dengan cara menarik dan menggintir lebih

  lanjut, mengubah benang pendahulu menjadi benang. Ciri utama bingkai pemintal ini adalah mekanik pintalnya (flyer ring dan traveller, dll) yang dihubungkan dengan kumparan tegak atau miring yang berputar; bingkai pemintal lengkap terdiri dari sejumlah elemen yang dipasang berdampingan. Pos ini meliputi mesin untuk memintal rami, lena, goni, dll, bingkai pemintal terputus-putus (mules,dll) dan bingkai pemintal tak terputus (pemintal flyer, pemintal cincin, pemintal cap, dll). Pos ini juga mencakup roda pemintal yang digerakkan dengan tangan.

  2. Mesin “tow-to-yarn”. Mesin ini melengkapkan keseluruhan proses

  penguraian filamen dari tali pengeret, menariknya menjadi benang pendahulu dan memintalnya menjadi benang.

  3. Mesin penggintir atau pengganda untuk memberikan gintiran

  tambahan pada benang, atau untuk menggintir bersama dua benang atau lebih untuk membentuknya menjadi benang multipel atau benang

  kabel atau dalam bentuk benang ikal; Mesin tertentu dari kelompok ini dapat meliputi peralatan untuk memproduksi benang hiasan (mis,

  benang ikal).

  4. Kelompok in juga meliputi mesin throwing untuk menggintir bersama

  filamen tak terputus dari sutra atau dari tekstil buatan manusia.

  5. Mesin untuk menyimpul bulu kuda jadi satu.

  d. Mesin penggulung dan pelikas, yang meliputi : Mesin ini digunakan untuk merapikan benang (atau benang pendahulu),

  benang ikal atau benang senar, ke dalam kumparan, gulungan, cop, kerucut, cheese, kartu, dll, atau dalam bola, gulungan atau untingan, dll, baik untuk keperluan manufaktur atau perdagangan, atau untuk dijual eceran. Untuk pengklasifikasin mesin penegang, lihat bagian (E) di bawah ini..

  Kelompok ini juga mencakup mesin untuk memperoleh dan menggulung kembali benang dari rajutan yang salah atau barang pengait. Mesin inijuga mencakup mesin untuk menggulung benang pakan (weft winder) khususnya yang dirancang untuk menggulung benang pakan ke dalam kumparan yang siap untuk ditenun.

  a. Mesin untuk menyiapkan benang tekstil untuk digunakan pada mesin- mesin tekstil di atas, meliputi mesin-mesin :

  1. Pelapis (warper) untuk menyiapkan rangkaian benang paralel, di

  bawah tegangan yang sama, dan dalam urutan yang tepat (dengan memperhatikan warna dan jenis benang) untuk ditenun. Sejumlah benang yang lengkap yang dibutuhkan untuk pelapisdapat disiapkan secara keseluruhan atau per bagian (pelapisan bagian); Benang ini dapat digulung secara langsung pada tiang pelapis yang siap untuk bawah tegangan yang sama, dan dalam urutan yang tepat (dengan memperhatikan warna dan jenis benang) untuk ditenun. Sejumlah benang yang lengkap yang dibutuhkan untuk pelapisdapat disiapkan secara keseluruhan atau per bagian (pelapisan bagian); Benang ini dapat digulung secara langsung pada tiang pelapis yang siap untuk

  • Mesin ini terdiri dari kepis (creel) untuk menahan sejumlah besar

  kumparan benang, rangkaian sisir dan benang pandu dan bak penggulung mekanik berkekuatan penuh; bemacam-macam bagian dari mesin ini biasanya terpisah, tetapi bila diimpor bersama tetap diklasifikasikan di sini.

  2. Mesin pengukuran lapisan (mis, mesin pemotong). Di sini benang

  pelapis, baik dalam bentuk bagian atau sebagai lembaran benang paralel, diberi balutan sementara untuk melindunginya dari jerumbai pada mesin tenun dan membuatnya lembut, kemudian menjadi mudah untuk ditenun. Mesin ini umumnya terdiri dari bak ukuran tertentu, sisitem penggulung pandu, silinder panas atau pengering udara panas dan perlatan penggulung, dan kadang-kadang juga peralatan untuk penanda potongan (mis, alat pencelup untuk menandai jarak pinggiran benang).

  3. Mesin penarik ke dalam atau mesin reeding untuk menarik benang

  pelapis melalui heald (heddle) dari mesin tenun, dan melalui reed atau sisir.

  4. Mesin penyambung atau menggintir lapisan, untuk menyatukan

  benang dari lapisan baru dengan meninggalkannya dari lapisan yang dulu.

  Ad.3 Meliputi mesin-mesin sebagai berikut :

  Kelompok ini meliputi mesin tenun untuk memproduksi kain dengan menenunnya, menggunakan benang tekstil (termasuk serat tanah gemuk) atau benang lainnya (mis, dari logam, kaca atau asbes). Pada mesin ini benang lungsin dan benang pakan dijalin tegak lurus untuk membentuk kain. Dalam tenunan paling sederhana, lembaran benang lungsin dari silinder lungsin (warp beam) membagi menjadi dua kelompok benang pengganti,

  tiap kelompok dikontrol oleh alat pengekang (harness); alat pengekang ini naik dan turun bergantian benang lungsinnya untuk membentuk sudut

  (dikenal sebagai shed) di antara dua kelompok benang yang melalui benang pakannya (pada mesin tenun konvensional dibawa oleh teropong)

  dimana dengan segera diketukkan pada benang pakan yang lebih dulu dengan menggunakan sisir (reed); naik atau turunnya kelompok benang