T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perencanaan Strategis Sistem InformasiTeknologi Informasi Pada Perusahaan Manufaktur Menggunakan The Open Group Architecture Framework (TOGAF): studi Kasus: PT. Batam Tex Ungaran

Perencanaan Strategis Sistem Informasi/Teknologi
Informasi Pada Perusahaan Manufaktur Menggunakan
The Open Group Architecture Framework (TOGAF)
(Studi Kasus: PT. Batam Tex Ungaran)

Artikel Ilmiah

Peneliti :
Elyoenai Joseph Suoth (NIM: 682008077)
Agustinus Fritz Wijaya, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen SatyaWacana
Salatiga
November 2014

1

2


4

5

Perencanaan Strategis Sistem Informasi/Teknologi Informasi Pada
Perusahaan Manufaktur Menggunakan The Open Group
Architecture Framework (TOGAF)
(Studi Kasus: PT. Batam Tex Ungaran)
1)

Elyoenai Joseph Suoth, 2) Agustinus Fritz Wijaya

Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 682008077@student.uksw.edu, agustinus.wijaya@staff.uksw.edu
Abstract
PT. Batam Tex Ungaran as one of the large-scale manufacturing enterprise
engaged in the production of textiles and garments currently have a special strategic

planning for IS / IT is implemented in the company. IS / IT use is still limited application
used to help some of the operational processes in the enterprise such as production
scheduling application, app purchases, sales application, application personnel, and
office applications (office). Strategic planning of IS / IT at PT. Batam Tex Ungaran using
TOGAF framework which provides a method that detail how to build and manage and
implement an Enterprise Architecture (EA) and the IS / IT is called the Architecture
Development Method (ADM). Results of EA design using TOGAF ADM framework can
provide an environment IS / IT are appropriate to the company's condition as TOGAF
provide a flexible framework in the design of the EA in accordance with the conditions of
the company.
Keywords: Manufacturing Company, Enterprise Architecture, TOGAF.
Abstrak
PT. Batam Tex Ungaran sebagai salah satu perusahaan manufaktur berskala
enterprise yang bergerak di bidang produksi tekstil dan garmen saat ini belum memiliki
perencanaan strategis khusus bagi SI/TI yang diimplementasikan di dalam perusahaan.
SI/TI yang digunakan saat ini masih terbatas aplikasi yang digunakan untuk membantu
beberapa proses operasional di perusahaan seperti: aplikasi penjadwalan produksi,
aplikasi pembelian, aplikasi penjualan, aplikasi personalia, dan aplikasi perkantoran
(office). Penyusunan rencana strategis SI/TI pada PT. Batam Tex Ungaran menggunakan
framework TOGAF yang memberikan metode yang detail bagaimana membangun dan

mengelola serta mengimplementasikan suatu Enterprise Architecture (EA) dan SI/TI
yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM). Hasil perancangan EA

dengan menggunakan framework TOGAF ADM dapat menyediakan lingkungan
SI/TI yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan karena TOGAF memberikan
kerangka kerja yang fleksibel dalam perancangan EA sesuai dengan kondisi
perusahaan.
Kata Kunci: Perusahaan Manufaktur, Enterprise Architecture, TOGAF.

1)

2)

Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen
Satya Wacana, Salatiga.
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

6

1.


Pendahuluan
Dewasa ini peran dari sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI)
dalam mendukung proses bisnis suatu perusahaan di era globalisasi informasi ini
sangat dibutuhkan. Peranan penting SI/TI dalam suatu perusahaan, antara lain: (1)
SI/TI merupakan sarana dalam membantu suatu perusahaan guna mewujudkan
integrasi antara perspektif manajemen dan operasional yaitu menghubungkan
antara proses yang terjadi di back office dan front office, (2) SI/TI dapat
meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen dengan menawarkan efektivitas
dan efisiensi setiap proses yang terjadi di dalam perusahaan, (3) SI/TI juga dapat
dijadikan dasar untuk membantu pengambilan keputusan bagi manajemen, selain
itu, (4) SI/TI juga dapat membantu suatu perusahaan dalam merealisasikan tujuan
bisnis perusahaan [1]. Melihat pentingnya peranan dari SI/TI tersebut, maka suatu
perusahaan idealnya memiliki perencanaan strategis demi terwujudnya
keselarasan antara tujuan bisnis perusahaan dengan tujuan SI/TI sehingga dampak
dari penerapan SI/TI di perusahaan dapat menghasilkan suatu keunggulan
kompetitif bagi perusahaan.
Keputusan manajerial mengenai SI/TI yang diterapkan di perusahaan
berkaitan dengan bagaimana tata kelola TI (IT Governance) yang sudah dibentuk.
IT Governance sebagai suatu sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan dalam mencapai tujuannya dengan memanfaatkan SI/TI dan proses di
dalamnya perlu sebuah perencanaan strategis supaya dapat diperoleh manfaatnya.
Guna memastikan bahwa perencanaan strategis SI/TI merupakan salah satu pilar
dari sebuah IT Governance, maka perlu menjawab pertanyaan berikut ini: (1)
Apakah kita melakukan hal yang benar?; (2) Apakah kita melakukannya dengan
cara yang benar?; (3) Apakah kita melakukannya dengan baik?; (4) Apakah kita
mendapatkan keuntungan? [2]. Jawaban atas empat pertanyaan tersebut akan
menjadi acuan dalam proses perencanaan strategis SI/TI di sebuah perusahaan.
Perencanaan strategis SI/TI mutlak diperlukan oleh setiap perusahaan yang akan
memanfaatkan SI/TI di dalam kegiatan bisnisnya. Bagi sebuah perusahaan,
perencanaan strategis merupakan panduan dalam menjalankan operasional
perusahaan guna memperoleh keunggulan kompetitif di industri. Perencanaan
strategis SI/TI merupakan aktivitas dalam menyeleraskan antara tujuan
perusahaan dengan tujuan SI/TI yang diimplementasikan di perusahaan sehingga
tercipta proses bisnis berbasis SI/TI yang dapat mengoptimalkan keuntungan bagi
perusahaan.
PT. Batam Tex Ungaran sebagai salah satu perusahaan manufaktur berskala
enterprise yang bergerak di bidang produksi tekstil dan garmen saat ini belum
memiliki perencanaan strategis khusus bagi SI/TI yang diimplementasikan di
dalam perusahaan. SI/TI yang digunakan saat ini masih terbatas aplikasi yang

digunakan untuk membantu beberapa proses operasional di perusahaan seperti:
aplikasi penjadwalan produksi, aplikasi pembelian, aplikasi penjualan, aplikasi
personalia, dan aplikasi perkantoran (office). Oleh karena itu, guna meningkatkan
kinerja dari perusahaan, maka perlu dilakukan integrasi antara setiap proses yang
terdapat di perusahaan sehingga dapat mengoptimalkan tercapainya tujuan
perusahaan. Proses integrasi antara setiap proses yang terdapat di perusahaan
dilakukan dengan menyusun rencana strategis SI/TI sesuai dengan kebutuhan

7

bisnis perusahaan PT. Batam Tex Ungaran. Penyusunan rencana strategis SI/TI
pada PT. Batam Tex Ungaran menggunakan suatu kerangka kerja yang telah
memiliki standar internasional di dalam penyusunan rencana strategis SI/TI bagi
suatu perusahaan berskala enterprise. Kerangka kerja yang digunakan yaitu The
Open Group Architecture Framework (TOGAF). TOGAF memberikan metode
yang detail bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan
suatu Enterprise Architecture (EA) dan SI/TI yang disebut dengan Architecture
Development Method (ADM). EA akan mengintegrasikan SI/TI di dalam suatu
arsitektur [3]. Konsep perencanaan strategis SI/TI yang digunakan dalam
pengembangan SI/TI pada PT. Batam Tex Ungaran yaitu dengan melakukan

tahapan dalam TOGAF ADM. Tahapan yang ada pada TOGAF ADM juga
memiliki perencanaan strategis SI/TI yang akan diselaraskan dengan
pengembangan arsitektur SI/TI yang sesuai dengan kondisi bisnis di perusahaan.
Hasil perencanaan strategis SI/TI yang dicapai dengan menggunakan kerangka
TOGAF ADM adalah rencana strategis SI/TI dan model infrastruktur SI/TI yang
dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan, mengimplementasikan, dan
mengelola SI/TI serta infrastruktur SI/TI di PT. Batam Tex Ungaran serta dapat
membantu pihak manajemen perusahaan dalam memberikan panduan dan acuan
kepada setiap bagian yang ada di perusahaan dalam menentukan pengembangan
dan implementasi SI/TI di masing-masing bagian.
2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian ini
pernah dilakukan sebelumnya, antara lain oleh Trivena pada tahun 2013 dengan
judul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pada PT. X Menggunakan The
Open Group Architecture Framework (TOGAF)”. Pada penelitian tersebut,
dijelaskan bahwa PT. X adalah salah satu perusahaan yang menyediakan jasa
bordir dan sablon yang berlokasi di kota Bandung. Perusahaan sudah memiliki
sistem informasi yang digunakan untuk membantu aktivitas bisnisnya, namun

sistem informasi yang ada belum digunakan dengan maksimal. Hal ini membuat
PT. X terdorong untuk merencanakan pembuatan sistem informasi yang dapat
mendukung proses bisnis secara keseluruhan. The Open Group Architecture
Framework (TOGAF) menyediakan kerangka kerja bagi PT. X untuk
perancangan enterprise architecture yang menghasilkan sebuah blue print dalam
pengembangan sistem informasi. Sumber data didapat dari hasil observasi,
wawancara dan studi kepustakaan. Dengan menggunakan TOGAF sebagai
kerangka kerja dalam perencanaan dan pengembangan sistem informasi, PT. X
dapat melakukan penerapan teknologi yang tepat [4].
Penelitian lainnya yang terkait dengan topik perancangan Enterprise
Architecture (EA) yaitu yang dilakukan oleh Lusa pada tahun 2007 dengan judul
“Kajian Perkembangan dan Usulan Perancangan Enterprise Architecture
Framework”. Pada penelitian tersebut dibahas mengenai tren perkembangan
teknologi informasi yang diikuti oleh perkembangan Enterprise Architecture (EA)
baik dari sisi konseptual maupun dari sisi teknik implementasi. Bagi organisasi
yang ingin menerapkan EA, sebuah kajian menjadi penting khususnya yang

8

memberikan informasi EA dalam kontek definisi, peran, tujuan, dan

perkembangannya. Framework yang dikaji meliputi framework memang sudah
ada dan framework yang popular karena telah teruji oleh penggunanya. Dengan
pemahaman ini, maka organisasi dapat lebih mudah dalam pemilihan EA yang
sesuai dengan karakteristik organisasi. Penelitian tersebut bermaksud sebagai
kajian untuk lebih memahami secara konseptual dan sebagai studi literatur untuk
EA, sehingga dapat dicari keunggulan di setiap EA framework baik dari perspektif
komersial dan akademik. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan
diantara beberapa framework. Proses yang dilakukan terdiri dari melakukan dan
mencari perbedaan (contrast), mengkritik (critize), membandingkan (compare),
menggabungkan (synthesize), dan menyimpulkan (summarize) dari masing EA
framework, dan berbagai sumber untuk mengetahui state of the art dari masingmasing kreteria. Output yang diharapkan dengan dilakukan studi literatur ini
adalah menemukan framework yang paling tepat untuk diimplementasikan di
organisasi khususnya organisasi publik [5].
Adapun perbedaan mendasar antara penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang dilakukan ini yaitu terletak pada penggunaan kerangka kerja
TOGAF ADM pada sebuah perusahaan manufaktur yang berskala enterprise
dimana tahapan TOGAF ADM yang dilakukan yaitu antara lain: preliminary
phase, architecture vision, business architecture, information system architecture,
technology architecture, opportunities and solutions, dan migration planning. Hal
tersebut dikarenakan untuk proses implementation governance dan architecture

change management merupakan kebijakan dari perusahaan untuk dilakukan di
tahapan selanjutnya. Proses perencanaan strategis SI/TI yang dilakukan dengan
menggunakan TOGAF ADM akan menghasilkan usulan blue print SI dan TI yang
dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dalam menerapakan SI/TI yang terintegrasi
sehingga dapat mendukung proses bisnis perusahaan secara menyeluruh.
Perencanaan Strategis SI/TI
Perencanaan strategis SI/TI merupakan proses identifikasi portofolio
aplikasi berbasis komputer yang akan mendukung organisasi dalam pelaksanaan
rencana bisnis dan merealisasikan tujuan bisnisnya [2]. Perencanaan strategis
SI/TI mempelajari pengaruh SI/TI terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi
organisasi dalam memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan
strategis SI/TI juga menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja bagi
manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan
mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif. Beberapa
karakteristik dari perencanaan strategis SI/TI antara lain adalah adanya misi
utama: keunggulan strategis atau kompetitif dan kaitannya dengan strategi bisnis;
adanya arahan dari eksekutif atau manajemen senior dan pengguna; serta
pendekatan utama berupa inovasi pengguna dan kombinasi pengembangan bottom
up dan analisis top down.
Strategi sistem informasi dan strategi teknologi informasi (Strategi SI/TI)

meliputi dua (2) strategi yaitu strategi SI menekankan pada penentuan aplikasi
sistem informasi yang dibutuhkan oleh organisasi. Esensi dari strategi SI adalah
menjawab pertanyaan “apa?”. Sedangkan strategi TI lebih menekankan pada

9

pemilihan teknologi, infrastruktur dan keahlian khusus yang terkait atau guna
menjawab pertanyaan “bagaimana?” [6].
Perusahaan
Secara umum, perusahaan adalah suatu organisasi dimana sumber daya
seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang atau
jasa. Menurut kegiatan operasionalnya, perusahaan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Perusahaan
manufaktur beroperasi untuk menciptakan suatu produk untuk kemudian dijual
kepada pelanggan. Perusahaan dagang melakukan penjualan barang tanpa
menghasilkan produk tersebut melainkan membeli dari perusahaan manufaktur.
Sedangkan perusahaan jasa menghasilkan jasa bukan berupa barang jadi atau
produk untuk dijual kepada pelanggan. Tujuan dari kebanyakan perusahaan
adalah untuk memaksimalkan perolehan keuntungan atau laba. Laba akan
dihasilkan apabila terjadi selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas
penjualan barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk membiayai sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa
tersebut [7].
Enterprise Architecture (EA)
Enterprise Architecture (EA) atau lebih dikenal dengan arsitektur enterprise
adalah deskripsi dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk informasi,
fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi dan parameter kinerja. EA adalah
sebuah sistem atau sekumpulan sistem [8]. Bagaimana implementasi dari EA bisa
digunakan oleh organisasi adalah sebaiknya organisasi mengadopsi sebuah
metode atau framework yang bisa digunakan dalam melakukan pengembangan
arsitektur enterprise tersebut. Sehingga, dengan ada metode EA diharapkan dapat
mengelola sistem yang kompleks dan dapat menyelaraskan bisnis dan TI yang
akan di investasikan [9]. Contoh dari penerapan EA pada suatu perusahaan adalah
seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Integrasi Domain Arsitektural pada Enterprise Architecture [8]

The Open Group Architecture Framework (TOGAF)
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) memberikan metode
yang detail bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan

10

EA dan SI yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM) [3].
Elemen kunci dari TOGAF adalah ADM yang memberikan gambaran spesifik
untuk proses pengembangan EA. ADM adalah fitur penting yang memungkinkan
perusahaan mendefinisikan kebutuhan bisnis dan membangun arsitektur spesifik
untuk memenuhi kebutuhan itu. ADM terdiri dari tahapan-tahapan yang
dibutuhkan dalam membangun EA, tahapan-tahapan ADM ditunjukkan pada
Gambar 2, juga merupakan metode yang fleksibel yang dapat mengantifikasi
berbagai macam teknik pemodelan yang digunakan dalam perancangan, karena
metode ini bisa disesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan selama perancangan
dilakukan.

Gambar 2. Tahapan TOGAF ADM [3]

Gambar 2 juga menyatakan visi dan prinsip yang jelas tentang bagaimana
melakukan pengembangan EA, prinsip tersebut digunakan sebagai ukuran dalam
menilai keberhasilan dari pengembangan EA oleh organisasi, prinsip-prinisip
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Prinsip Enterprise, yaitu
pengembangan arsitektur yang dilakukan diharapkan mendukung seluruh bagian
organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang membutuhkan. (2) Prinsip
Teknologi Informasi (TI) lebih mengarahkan konsistensi penggunaan TI pada
seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang akan menggunakan.
(3) Prinsip Arsitektur adalah merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan
proses bisnis dan bagaimana mengimplementasikannya. Langkah awal yang perlu
diperhatikan pada saat mengimplementasikan TOGAF ADM adalah
mendefinisikan persiapan-persiapan yaitu dengan cara mengidentifikasi kontek
arsitektur yang akan dikembangkan, kedua adalah mendefenisikan strategi dari
arsitektur dan menetapkan bagian-bagian arsitektur yang akan dirancang, yaitu
mulai dari arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, serta
menetapkan kemampuan dari arsitektur yang akan dirancang dan dikembangkan
[3].

11

3. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian menjelaskan bagaimana metode pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini beserta tahapan penelitian yang dilakukan. Adapun
pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu metode gabungan antara metode
deskriptif kualitatif dengan metode deskriptif kuantitafi yaitu mix method dimana
metode ini menggunakan analisis dengan pendekatan induktif dan deduktif yang
menghasilkan analisis berupa deskriptif dan perhitungan matematis yang dapat
diukur. Sedangkan tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development
Method (ADM) yang merupakan kerangka kerja arsitektur yang memberikan
pendekatan secara komprehensif untuk melakukan desain, perencanaan,
implementasi, dan tatakelola arsitektur sistem informasi dan teknologi informasi
(SI/TI) pada PT. Batam Tex Ungaran seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Tahapan Penelitian

12

Tahapan penelitian yang dilakukan pertama kali yaitu melakukan studi
pendahuluan terhadap permasalahan yang ada di perusahaan PT. Batam Tex
Ungaran yaitu dengan mengenali kondisi perusahaan terkait SI/TI yang diterapkan
di perusahaan. Tahapan selanjutnya adalah dengan melakukan pengumpulan data
terkait kebutuhan dalam penyusunan rencana strategis SI/TI bagi perusahaan
dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu antara lain:
wawancara, observasi, dan kuesioner. Hasil dari tahapan pengumpulan data yaitu
data-data perusahaan seperti: profil perusahaan, kondisi SI/TI saat ini, dan
masalah-masalah terkait penggunaan SI/TI di masing-masing bagian yang ada di
perusahaan, Berdasarkan tahapan penelitian pada Gambar 3, maka tahapan
penelitian pada kerangka kerja TOGAF ADM secara lebih detail dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Preliminary Phase
Tahapan preliminary phase menentukan framework dan ruang lingkup
Enterprise Architecture (EA) yang akan dikembangkan serta pendefinisian dari
unsur manajemen dimana dibentuk tim arsitektur dan organisasi di PT. Batam Tex
Ungaran.
b) Architecture Vision
Tahapan architecture vision menentukan kebutuhan yang dibutuhkan untuk
perancangan arsitektur sistem informasi yang meliputi:
- Profil perusahaan.
- Pendefinisian visi dan misi perusahaan.
- Tujuan bisnis perusahaan.
- Sasaran bisnis perusahaan.
- Proses bisnis perusahaan.
- Unit di perusahaan.
- Kondisi arsitektur SI/TI saat ini di perusahaan.
c) Business Architecture
Tahapan business architecture menentukan model bisnis atau aktivitas
bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis perusahaan di PT. Batam Tex
Ungaran. Dalam tahapan ini ada tiga (3) hal yang harus dilakukan, yaitu: (1)
Menentukan sudut pandang untuk memperlihatkan bagaimana stakeholder saling
berhubungan. (2) Menentukan sumber daya yang relevan, seperti model dan pola
yang digunakan. (3) Memilih dan menentukan tools dan metode umum untuk
pemodelan seperti Unified Modelling Language (UML) dan Bagan Hirarki Fungsi
dapat digunakan untuk membangun model yang diperlukan.
d) Information System Architecture
Tahapan information system architecture menentukan arsitektur data dan
arsitektur aplikasi. Arsitekur data lebih memfokuskan pada bagaimana data
digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Tools yang dapat
digunakan yaitu: Activity Diagram dan Class Diagram. Tahapan dalam membuat
arsitektur data adalah: (1) Mendefinisikan entitas yang terdapat di perusahaan. (2)
Membuat model konseptual relasi entitas tersebut. (3) Pada arsitektur aplikasi
lebih menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan, dengan tahapan:
(1) Mendefiniskan aplikasi yang dibutuhkan oleh setiap bagian di perusahaan. (2)

13

Membuat model konseptual proses bisnis berdasarkan aktivitas skenario bisnis
dari aplikasi yang dibutuhkan.
e) Technology Architecture
Tahapan technology architecture mendefinisikan teknologi-teknologi utama
yang dibutuhkan untuk menyediakan dukungan lingkungan teknologi bagi
aplikasi beserta data yang akan dikelola menggunakan teknologi tersebut. Untuk
membangun arsitektur teknologi dibutuhkan tahapan sebagai berikut: (1)
Mengidentifikasi prinsip-prinsip teknologi dan platform. (2) Mendefinisikan
platform dan distribusi teknologi. (3) Merelasikan platform teknologi dengan
aplikasi dan fungsi bisnis. (4) Mendistribusikan arsitektur teknologi sesuai
kebutuhan aplikasi.
f) Opportunities and Solution
Tahapan opportunities and solution berisi kegiatan yang dilakukan meliputi:
(1) Mengevaluasi dan memilih alternatif implementasi. (2) Mendefinisikan
strategi implementasi dan rencana implementasi.
g) Migration Planning
Tahapan migration planning melakukan penyusunan urutan proyek-proyek
berdasarkan prioritas dari berbagai perspektif (perspektif manajemen dan
operasional) dan manfaat dari proyek migrasi. Dalam tahapan ini, dilakukan
penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu SI. Output dari tahapan
ini akan dihasilkan roadmap aplikasi.
h) Implementation Governance
Tahapan implementation governance melakukan penyusunan rekomendasi
untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang sudah dilakukan, tatakelola yang
dilakukan meliputi tatakelola perusahaan, tatakelola TI, dan tatakelola arsitektur.
i) Architecture Change Management
Tahapan architecture change management melakukan rencana manajemen
terhadap arsitektur yang diimplementasikan dengan cara melakukan pengawasan
terhadap perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan perusahaan.
Tahapan ini juga menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan EA di
masa yang akan datang.
Tahapan akhir dari penelitian ini yaitu menyusun laporan rencana strategis
SI/TI yang berisi blue print aplikasi dan teknologi yang dapat dijadikan panduan
bagi PT. Batam Tex Ungaran dalam mengimplementasikan SI/TI di perusahaan.
4. Hasil dan Pembahasan
Perancangan Enterprise Architecture (EA) pada PT. Batam Tex Ungaran
dimulai dengan melakukan analisis terhadap kondisi perusahaan secara
keseluruhan dimana berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan
menggunakan metode wawancara, observasi, dan kuesioner, maka diperoleh
profil perusahaan PT. Batam Tex Ungaran, yaitu perusahaan ini didirikan pada
tahun 1971 yang bergerak di bidang produksi tekstil dan garmen. Perusahaan ini
telah memproduksi dan memasok tekstil bagi industri pakaian. PT. Batam Tex
dikenal karena memproduksi denim berkualitas tinggi dengan produksi jenis
tekstil denim, termasuk dasar, peregangan, kapas organik, dan kapas mewah.
Perusahaan ini juga memproduksi garmen jenis jeans seperti celana panjang

14

wanita, rok wanita, pakaian anak, jaket, dan kemeja katun. Berbagai jenis produk
dari PT. Batam Tex diekspor ke negara-negara di benua Amerika dan Eropa. PT.
Batam Tex merupakan perusahaan perseroan terbatas dimana perusahaan
memiliki struktur organisasi berdasarkan fungsional dengan kedudukan tertinggi
dipegang oleh dewan komisaris dan perusahaan dibagi ke dalam 4 (empat)
departemen atau bagian yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer.
Adapun struktur organisasi PT. Batam Tex Ungaran dapat dilihat pada Gambar 4
berikut ini.

Gambar 4. Struktur Organisasi PT. Batam Tex Ungaran [9]

Langkah berikutnya setelah melakukan pengumpulan data kondisi saat ini di
perusahaan yaitu melakukan penyusunan rencana strategis SI/TI menggunakan
kerangka kerja TOGAF ADM dimana tahapan pertama yaitu preliminary phase.
Pada tahapan ini dilakukan langkah-langkah persiapan guna perencanaan
arsitektur enterprise yang akan dibangun yaitu menentukan ruang lingkup
enterprise perusahaan, framework arsitektur, metodologi, dan tools arsitektur
dalam pemanfaatan penggunaan prinsip-prinsip EA. Guna mengetahui ruang
15

AKTIVITAS PENDUKUNG

AKTIVITAS
UTAMA

lingkup bisnis di dalam perusahaan PT. Batam Tex Ungaran, maka dilakukan
pendefinisian area bisnis apa saja yang terdapat di dalam perusahaan. Berdasarkan
hasil pengumpulan yang telah dilakukan, maka diperoleh data mengenai proses
bisnis yang terdapat di dalam perusahaan yang dapat digambarkan dengan
menggunakan analisis rantai nilai aktivitas Porter (Porter’s Value Chain Activity)
seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Value Chain Activity Proses Bisnis PT. Batam Tex Ungaran

Porter’s Value Chain Activity pada Gambar 5 menjelaskan bahwa aktivitasaktivitas yang terdapat dalam proses bisnis PT. Batam Tex Ungaran dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis aktivitas, yaitu: (1) Aktivitas Utama yang
terdiri dari: Manajemen Pembelian, Manajemen Gudang, Manajemen Produksi,
Manajemen Pemasaran, dan Manajemen Penjualan. Sedangkan (2) Aktivitas
Pendukung terdiri dari: Manajemen Perencanaan Produksi, Manajemen
Keuangan, Manajemen Personalia, Manajemen Maintenance, dan Manajemen
Umum.
Framework arsitektur yang digunakan dalam perencanaan strategis SI/TI
berbasis EA pada PT. Batam Tex Ungaran yaitu menggunakan TOGAF ADM
dimana metodologi perancangan EA mengacu kepada 6 tahap dari 8 tahapan di
dalam framework TOGAF ADM, yaitu: (1) Phase A: Architecture Vision, (2)
Phase B: Business Architecture, (3) Phase C: Information System Architecture,
(4) Phase D: Technology Architecture, (5) Phase E: Opportunities and Solution,
dan (6) Phase F: Migration Planning. Sedangkan tools arsitektur dalam
perancangan EA pada PT. Batam Tex Ungaran ini yaitu mengacu kepada hasil
identifikasi masalah yang muncul pada kondisi SI/TI saat ini yang digunakan di
perusahaan. Adapun daftar SI/TI yang terdapat pada perusahaan antara lain seperti
pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Kondisi SI/TI PT. Batam Tex Ungaran Saat Ini

Nama SI/TI
No.
1. SI Absensi Karyawan
2.

SI Supply Chain
Management

Fungsi SI/TI
Mengelola data absensi
karyawan
Mengelola data supplier
dan order bahan baku

16

Pengguna
Bagian
Personalia
Bagian
Pembelian dan
Bagian Gudang

3.

SI Export Import

Mengelola data ekspor dan
impor barang jadi dan
bahan baku

4.

SI Penjualan

Mengelola data penjualan
barang jadi

5.

SI Delivery

Mengelola data pengiriman
barang ke distributor

6.

Website

Menampilkan company
profile perusahaan

Bagian
Pembelian,
Bagian
Penjualan, dan
Bagian Gudang
Bagian Penjualan
dan Bagian
Gudang
Bagian Penjualan
dan Bagian
Gudang
Bagian Humas

Tahapan selanjutnya adalah architecture vision dimana pada tahap ini
dijelaskan mengenai visi misi perusahaan dimana di dalamnya terkandung tujuan
perusahaan yang dapat ditunjang dengan SI/TI sehingga dapat mencapai tujuan
perusahaan secara efektif dan efisien. Proses penyelarasan antara tujuan bisnis dan
tujuan SI/TI harus memperhatikan requirement management perancangan EA
dengan tujuan bisnis perusahaan. Menurut TOGAF ADM, prinsip-prinsip
arsitektur enterprise antara lain adalah sebagai berikut: (1) penyeragaman
penggunaan teknologi, (2) penerapan open source software, (3) modularisasi
komponen-komponen SI, dan (4) penggunaan konsep reuse dan penggunaan
bersama (sharing). Tujuan utama dari adanya requirement management tersebut
adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan proses EA yang sesuai dalam setiap
tahapan TOGAF ADM. Skenario bisnis menjadi hal yang utama dalam
pengembangan tahapan ini. Skenario bisnis mencakup core business, proses
bisnis, dan permasalahan yang ada dalam bisnis perusahaan PT. Batam Tex
Ungaran.
Tahapan berikutnya adalah business architecture dimana pada tahapan ini
akan dilakukan analisis terhadap proses bisnis perusahaan secara lebih mendalam.
Setiap bagian yang terdapat di perusahaan akan terhubung secara fungsional
dengan SI/TI yang ada. Tahapan ini juga menjelaskan bagaimana kebutuhan SI/TI
untuk seluruh perusahaan yang dilakukan dengan cara memetakan arsitektur
bisnis dari perusahaan. Proses pemetaan dikelompokkan menjadi 2 (dua)
berdasarkan aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Pemodelan dari tahapan ini
adalah dengan menggunakan use case diagram yang menjelaskan hubungan
fungsional antara bisnis dengan sistem. Gambar 6 merupakan use case diagram
proses bisnis PT. Batam Tex Ungaran.

17

Bagi an Pembelian

Bagian Gudang

Bagi an Produksi &
Garmen

Manajemen Pembel ian

Manaj em en Gudang

Manajemen Produksi

Manajemen Pemasaran

Manajemen Pe rencanaan Produ ksi

Manaj em en Keuangan

Bagian Perencanaan
Produksi

Bagian Keuangan

Bagian Penjualan
Manajemen Personali a
Manajemen Penjual an

Manajemen Maintenance

Bagian Umum

Bagi an Personalia

Bagi an Mai nte nance

Manajemen Um um

Gambar 6. Use Case Diagram Proses Bisnis PT. Batam Tex Ungaran

Berdasarkan uraian use case diagram pada Gambar 6, maka dapat diketahui
bahwa setiap proses memiliki stakeholder yang merupakan aktor dalam proses
bisnis. Proses Manajemen Pembelian dikelola oleh Bagian Pembelian, Proses
Manajemen Gudang dikelola oleh Bagian Gudang, Proses Manajemen Produksi
dikelola oleh Bagian Produksi, Proses Manajemen Pemasaran dan Proses
Manajemen Penjualan dikelola oleh Bagian Penjualan. Sedangkan pada proses
pendukung, Proses Manajemen Perencanaan Produksi dikelola oleh Bagian
Perencanaan Produksi, Proses Keuangan dikelola oleh Bagian Keuangan, Proses
Manajemen Personalia dikelola oleh Bagian Personalia, Proses Maintenance
dikelola oleh Bagian Maintenance, dan Proses Umum dikelola oleh Bagian
Umum. Setiap proses yang terjadi di perusahaan memiliki keterkaitan dan proses
utama terdiri dari aktivitas yang saling terkait dengan proses pendukung.
Sehingga, berdasarkan kondisi tersebut, maka proses bisnis di PT. Batam Tex
Ungaran kemudian dapat dipetakan melalui arsitektur bisnis pada Gambar 7
sebagai berikut.

18

Gambar 7. Arsitektur Bisnis PT. Batam Tex Ungaran

Arsitektur bisnis PT. Batam Tex Ungaran pada Gambar 7 memperlihatkan
bahwa setiap proses saling berhubungan dimana Proses Manajemen Pembelian
berkaitan dengan Proses Manajemen Gudang dalam hal pengadaan bahan baku.
Proses Manajemen Gudang berkaitan dengan Proses Manajemen Produksi dalam
hal persiapan dan penggunaan bahan baku untuk proses produksi. Proses
Manajemen Produksi berkaitan dengan Proses Manajemen Pemasaran dalam hal
pemasaran terhadap produk jadi untuk kemudian dijual kepada konsumen dalam
Proses Manajemen Penjualan. Pada proses pendukung, Proses Manajemen
Perencanaan Produksi berkaitan dengan Proses Manajemen Produksi dalam hal
rencana kerja produksi setiap periode, Proses Manajemen Maintenance berkaitan
dengan Proses Manajemen Produksi dalam hal perbaikan atau perawatan mesin
produksi, Proses Manajemen Personalia berkaitan dengan Proses Manajemen
Umum dalam hal data-data yang terkait dengan karyawan perusahaan, Proses
Manajemen Keuangan berkaitan dengan Proses Manajemen Personalia dalam hal
penggajian karyawan. Sedangkan proses pendukung yang berkaitan dengan
seluruh proses yang ada di perusahaan yaitu Proses Manajemen Keuangan
dikarenakan seluruh proses harus melalui tahapan penganggaran keuangan dan
pencatatan akuntansi.
Tahapan ketiga dalam perancangan EA menggunakan framework TOGAF
ADM yaitu information system architecture dimana dalam tahap ini dilakukan
pembangunan SI berdasarkan perancangan arsitektur data yang bertujuan untuk
mendefinisikan kebutuhan data yang akan digunakan pada arsitektur aplikasi.
Tahap ini juga mengharuskan kombinasi dari beberapa entitas data dan arsitektur
aplikasi. Ada 2 (dua) tahapan dalam membuat arsitektur data, yaitu: (1)
Mendefinisikan entitas berdasarkan fungsi bisnis dan (2) Membuat model konsep
dengan menggunakan alat bantu Class Diagram. Tahap ini bertujuan untuk

19

mengidentifikasi aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola dan
mendukung proses bisnis perusahaan. Pada tahap ini dilakukan pendefinisian
mengenai apa saja yang harus dilakukan oleh aplikasi untuk mengelola dan
menyediakan informasi agar dapat mendukung proses bisnis. Berdasarkan hasil
identifikasi proses bisnis pada tahapan sebelumnya (business architecture), maka
diperoleh daftar kandidat modul aplikasi yang dibutuhkan untuk dapat
mendukung proses bisnis utama maupun pendukung pada PT. Batam Tex
Ungaran. Daftar kandidat modul aplikasi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Daftar Kandidat Aplikasi PT. Batam Tex Ungaran

Kelompok Aplikasi
No.
1. SI Pembelian
2. SI Gudang
3. SI Produksi

4.
5.
6.

SI Pemasaran
SI Penjualan
SI Keuangan

7.

SI Personalia

Sub Nomor
1.1
2.1
3.1
3.2
3.3
4.1
5.1
6.1
6.2
7.1
7.2

Nama Kandidat Aplikasi
SI Pembelian (SIBELI)
SI Gudang (SIGUD)
SI Perencanaan Produksi
(SIREPRO)
SI Produksi (SIPRO)
SI Maintenance (SIMAIN)
SI Pemasaran (SIPASAR)
SI Penjualan (SIJUAL)
SI Anggaran (SIANGGAR)
SI Akuntansi (SIAKUN)
SI Personalia (SIPERSON)
SI Umum (SIUMUM)

Mengacu kepada daftar kandidat aplikasi yang telah dibuat pada Tabel 2,
maka tahap berikutnya adalah membuat model konseptual dari masing-masing
kandidat aplikasi ke dalam class diagram sehingga dapat diketahui relasi antar
modul aplikasi yang dapat mengintegrasikan aplikasi ke dalam bentuk arsitektur
enterprise. Class diagram aplikasi PT. Batam Tex Ungaran yaitu pada Gambar 8.
Pembelian

Gudang

Perencanaan
Produksi

Personalia

Umum

Akuntansi

Anggaran

Penjualan

Pemasaran

Produksi

Maintenance

Gambar 8. Model Konseptual Arsitektur Data dan Arsitektur Aplikasi PT. Batam Tex Ungaran

20

NETWORK SECURITY

Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui relasi antar entitas-entitas
berdasarkan fungsi bisnis yang ada dan alur pertukaran informasi untuk
mendukung setiap fungsi bisnis di perusahaan.
Tahapan selanjutnya setelah diperoleh daftar usulan aplikasi dan model
konseptual dari kandidat aplikasi adalah tahap technology architecture. Tahapan
ini merupakan tahap pengembangan arsitektur teknologi yang terkait dengan
logika dan bentuk riil dari aplikasi serta infrastruktur yang direkomendasikan
guna mendukung implementasi aplikasi. Mengacu kepada kondisi teknologi yang
saat ini tersedia di PT. Batam Tex Ungaran, maka arsitektur teknologi yang
diusulkan yaitu aliran informasi antar sistem aplikasi merupakan sebuah model
yang menggambarkan proses transformasi informasi antara aplikasi yang telah
diusulkan pada Gambar 8 yaitu Model Konseptual Arsitektur Data dan Aplikasi,
sehingga aliran informasi antar aplikasi dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Aliran Informasi Antar Aplikasi PT. Batam Tex Ungaran

Gambar 9 menjelaskan bahwa SI yang dibangun saling berhubungan dengan
menciptakan aliran informasi, dapat dilihat pula bahwa SI Pembelian, SI
Pemasaran, SI Penjualan, dan SI Personalia terhubung dengan Web Applications
karena aplikasi-aplikasi tersebut merupakan SI yang berkaitan dengan pihak
eksternal perusahaan sehingga harus berbasis platform teknologi web. Sedangkan
aplikasi-aplikasi yang merupakan fungsi bisnis yang dijalankan oleh back office
perusahaan seperti: SI Gudang, SI Produksi, SI Maintenance, SI Perencanaan
Produksi, SI Akuntansi, SI Anggaran, dan SI Umum memiliki platform teknologi
berbasis desktop. Sedangkan skema infrastruktur jaringan yang diusulkan pada
PT. Batam Tex Ungaran sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini adalah seperti
pada Gambar 10.

21

Telephone

Router

Output Devices

PC. Admin

Server Aplikasi
Internet Modem

Administrator
Firewall

Hub/Switch

Pembelian

Gudang

Produksi

Perencanaan
Produksi

Pemasaran

Penjualan

Keuangan

Personalia

Umum

Gambar 10. Usulan Skema Infrastruktur Jaringan PT. Batam Tex Ungaran

Tahapan berikutnya adalah opportunities and solution yang merupakan
tahapan untuk mengidentifikasi parameter strategis perancangan EA yang telah
dibuat. Pada tahapan architecture vision dan business architecture dilakukan
analisis terhadap kondisi SI/TI dan proses bisnis yang ada saat ini. Sedangkan
pada tahapan information system architecture dan technology architecture
dilakukan pemodelan terhadap kebutuhan SI/TI yang akan datang. Oleh karena
itu, berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terdapat kesenjangan (gap)
antara kondisi saat ini dengan usulan yang telah dibangun untuk mencapai kondisi
yang akan datang sesuai dengan tujuan perancangan EA. Analisis kesenjangan
dilakukan guna melihat perbadingan kondisi saat ini dengan peluang untuk
menerapkan arsitektur di masa datang. Setelah itu, selanjutnya adalah melakukan
evaluasi kesenjangan sehingga dapat dibuat strategi pengembangan SI/TI sesuai
dengan rencana implementasi yang akan dilakukan. Tabel 3 menjelaskan
mengenai kesenjangan antara SI pada PT. Batam Tex Ungaran.
Tabel 3. Analisis Kesenjangan Sistem Informasi PT. Batam Tex Ungaran
Sistem
Informasi

Masa Datang
SIBELI

Absensi
Export
Import
SCM
Penjualan
Delivery
Website
Baru

SIGUD

SIREPRO

SIPRO

SIMAIN

SIPASAR

SIJUAL

Replace

Replace

Replace
Replace

SIANGGAR

SIAKUN

Add

Add

SIPERSON
Replace

SIUMUM

Replace
Replace
Replace

Replace
Replace
Add

Add

Add

22

Replace

Setelah dilakukan analisis kesenjangan SI pada tahapan opportunities and
solution, maka selanjutnya adalah merencanakan implementasi SI/TI pada
tahapan migration planning. Adapun rencana implementasi dilakukan selama 5
(lima) tahun sesuai dengan kondisi perusahaan berdasarkan kecenderungan
pengembangan aplikasi secara jangka pendek. Tabel 4 menunjukkan jangka waktu
implementasi dan prioritas implementasi berdasarkan fungsi bisnis SI/TI.
Tabel 4. Rencana Implementasi SI/TI PT. Batam Tex Ungaran

Sistem
Informasi
SIBELI
SIGUD
SIREPRO
SIPRO
SIMAIN
SIPASAR
SIJUAL
SIANGGAR
SIAKUN
SIPERSON
SIUMUM

2015

2016

Tahun Implementasi
2017
2018

2019

Berdasarkan Tabel 4, maka pada tahun 2015 terdapat 4 (empat) aplikasi
yang harus diimplementasikan di perusahaan yaitu: SI Pembelian (SIBELI), SI
Gudang (SIGUD), SI Perencanaan Produksi (SIREPRO), dan SI Produksi
(SIPRO) karena aplikasi-aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang mengelola
fungsi bisnis utama perusahaan. Sedangkan pada tahun 2016 hanya 1 (satu)
aplikasi yang diimplementasikan yaitu SI Maintenance (SIMAIN) dikarenakan
pada tahun sebelumnya perusahaan telah menginvestasikan 4 (empat) aplikasi
sehingga perusahaan perlu menyesuaikan kembali kelayakan investasi di tahun
2016 tersebut supaya perencanaan di tahun berikutnya dapat direalisasikan.
Tahapan berikutnya yaitu implementation governance, dimana pada tahapan
ini dilakukan penyusunan rekomendasi untuk pelaksanaan tata kelola
implementasi yang sudah diusulkan sebelumnya pada Tabel 4, tata kelola
implementasi yang dilakukan meliputi tata kelola bisnis perusahaan, tata kelola
TI, dan tata kelola arsitektur aplikasi yang terdapat di perusahaan sesuai dengan
rencana prioritas pengembangan aplikasi.
Tahapan akhir dari fase TOGAF yaitu architecture change management,
dimana pada tahapan ini dilakukan rencana manajemen terhadap arsitektur yang
akan diimplementasikan dengan cara melakukan pengawasan terhadap
perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan perusahaan di PT. Batam Tex
Ungaran. Tahapan ini juga menentukan apakah akan dilakukan siklus
pengembangan EA di masa yang akan datang atau tidak sesuai dengan kondisi
keuangan yang dimiliki oleh perusahaan.

23

5.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan Enterprise Architecture (EA) pada PT.
Batam Tex Ungaran dengan menggunakan framework TOGAF ADM, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan antara lain: (1) Perancangan EA dengan
menggunakan framework TOGAF ADM dapat menyediakan lingkungan SI/TI
yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan karena TOGAF memberikan
kerangka kerja yang fleksibel dalam perancangan EA. (2) SI/TI yang dihasilkan
dari perancangan EA pada PT. Batam Tex Ungaran antara lain: SI Pembelian, SI
Gudang, SI Perencanaan Produksi, SI Produksi, SI Maintenance, SI Pemasaran, SI
Penjualan, SI Anggaran, SI Akuntansi, SI Personalia dan SI Umum. SI tersebut
telah dirancang sesuai dengan proses bisnis PT. Batam Tex Ungaran dengan
memperhatikan lingkungan TI yang dapat mendukung diimplementasikannya SI
di masa datang.
6. Daftar Pustaka
[1]. Yunis, R., 2009, Perancangan Model Enterprise Architecture dengan TOGAF
Architecture Development Method, Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi.
[2]. Weill, P., Ross, J. W., 2006, IT Governance, Massachusetts: Harvard Business
School Press.
[3]. Parizeau, Y., 2002, Enterprise Architecture for Complex Government and the
Challenge of Government On-line in Canada, Canada: Dalhoussie University
[4]. Trivena Y., Diana, Riki Wijaya, 2013, Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi Pada PT. X Menggunakan The Open Group Architecture
Framework (TOGAF), Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia.
[5]. Kourdi, H., 2007, Framework for Enterprise Architecture, IEEE: September.
[6]. Ward, J., Peppard, J., 2002, Strategic Planning for Information Systems 3rd
Ed., UK: John Wiley & Sons, Ltd.
[7]. Warren, Reeve & Fees, 2006, Pengantar Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.
[8]. Osvalds, 2001, Definition of Enterprise Architecture – Centric Models for the
Systems Engineer, TASC Inc.
[9]. Jonkers, H., 2006, Architecture Language Reference Manual, Netherland:
Telematica Instituut (TI) Radbond Universiteit Nijmenge.

24

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45