Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Agensi
Dalam penelitian teori agensi menggambarkan adanya hubungan kontrak
antara manajemen (agent) dengan pemilik entitas (principal). Agen diberi
wewenang oleh pemilik untuk melakukan operasional perusahaan, sehingga agen
lebih banyak mempunyai informasi dibandingkan pemilik. Kondisi tersebut
akhirnya menyebabkan terjadinya ketimpangan informasi. Ketimpangan informasi
ini biasa disebut sebagai asymetri information.
Baik pemilik maupun agent diasumsikan mempunyai rasionalisasi ekonomi
dan semata-mata mementingkan kepentingannya sendiri. Agen mungkin akan
takut mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh pemilik, sehingga
terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut. Dalam
upaya untuk menekan masalah agensi ini diperlukan adanya pihak independen
untuk menjembatani konflik antara principal dan agent. Pihak independen adalah
Kantor Akuntan Publik atau auditor independen. Proses pengauditan diharapkan
dapat mengurangi ketidaksesuaian informasi yang terjadi di antara manajemen
dan pemegang saham dengan menggunakan pihak lain yaitu auditor untuk
mengesahkan laporan keuangan. Jadi, teori keagenan digunakan untuk membantu
auditor sebagai pihak ketiga untuk memahami konflik kepentingan yang dapat

muncul antara principal dan agent.

21
Universitas Sumatera Utara

Tugas auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan mengenai
kewajarannya. Selain itu, auditor juga harus mempertimbangkan kelangsungan
hidup perusahaan. Dengan adanya auditor yang independen, agent dapat
membuktikan kepada principal bahwa kepercayaan yang diberikan oleh principal
kepada agent tidak disalahgunakan demi kepentingan pribadi agent, sehingga
principal memiliki keyakinan yang lebih besar kepada agent untuk mengetahui
sebaik apa kondisi perusahaan di bawah pengambilan keputusan agent. Selain itu,
auditor independen diharapkan dapat meminimalisir kecurangan terhadap laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen sekaligus dapat mengevaluasi kinerja
agent sehingga dapat menghasilkan sistem informasi yang relevan yang berguna
bagi investor, kreditur dalam mengambil keputusan yang rasional untuk investasi.

2.1.2 Teori Kepatuhan
Kepatuhan berarti sifat patuh, ketaatan. Kepatuhan terhadap ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia

diatur dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal; dalam
Salinan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor: kep-431/bl/2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik

bahwa “Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan

pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan
kepada Bapepam dan LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku
berakhir”.

22
Universitas Sumatera Utara

Peraturan tersebut mengisyaratkan terdapat kepatuhan setiap individu
maupun organisasi (perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia
untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu
kepada Bapepam. Ketepatan waktu ini berhubungan dengan audit report lag. Jika
ARL yang dibutuhkan lama, penyampaian laporan keuangan akan tidak tepat
waktu.

Kepatuhan terhadap masa perikatan audit (audit tenure) telah diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 yang menjelaskan bahwa
pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan
oleh KAP paling lama untuk enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang
Akuntan Publik paling lama untuk tiga tahun buku berturut-turut. Sesuai dengan
standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAI bahwa selain memberikan opini
audit, auditor juga harus bertanggung jawab dalam pengungkapan going concern
entitas. Jika auditor melakukan penyimpangan dengan tidak mengungkapkan atau
berusaha menutupi masalah going concern entitas, tentu hal ini akan bertentangan
dengan teori kepatuhan.
Teori kepatuhan dapat membuat seseorang lebih patuh pada peraturan yang
berlaku,

sama

seperti

perusahaan

yang


berusaha

tepat

waktu

dalam

menyampaikan laporan keuangannya karena selain sebagai kewajiban, juga
bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Sama halnya dengan auditor
yang berusaha untuk memberikan kinerja terbaiknya berupa kualitas audit.
Auditor juga harus patuh dalam memenuhi tugas sesuai dengan jangka waktu
audit tenure-nya.

23
Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan

Keuangan adalah “laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang ditunjukkan
untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan”. Laporan
keuangan mencerminkan kinerja daripada suatu perusahaan. Laporan Keuangan
diterbitkan dalam suatu periode tertentu, yang disusun oleh manajemen
perusahaan tersebut. Dari Laporan keuangan dapat terlihat apakah tujuan dan
sasaran dari perusahaan dapat tercapai. Untuk melihat kewajaran daripada laporan
keuangan dan meyakinkan pihak – pihak yang berkepentingan lainnya, maka akan
dilibatkan pihak ketiga dimana akuntan publik berperan dalam menganalisa
apakah laporan keuangan sudah disusun secara wajar dan sesuai dengan ketentuan
dan pedoman penyusunan laporan keuangan yang berlaku.
Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (IAI,2009) No.1 adalah:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pemakai. Pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
informasi.
2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki
kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai.
Informasi yang relevan dapat digunakan untuk membantu mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.
3. Andal
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya

24
Universitas Sumatera Utara

sebagai penyajian yang jujur (faithfull representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membenadingkan laporan keuangan antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan
antar perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.


2.1.4

Auditing

Definisi audit menurut Soekrisno Agoes (2012) adalah “suatu pemeriksaan
yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan tuntuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan”. Sedangkan
menurut Arens et al (2009) “auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti
tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara
informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan”. Auditing harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independen.
Ada tiga jenis utama audit yaitu sebagai berikut:
1. Audit operasional (operational audit) mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada
akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran
untuk memperbaiki operasi.
2. Audit ketaatan (compliance audit) dilaksanakan untuk menentukan apakah

pihak yang diaudit mengikuti prosedur, atura, atau ketentuan tertentu yang
ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil audit ketaatan biasanya
dilaporkan kepada manajemen bukan kepada pemakai luar, karena
manajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat
ketaatan terhadap peraturan dan prosedur dan peraturan yang digariskan.
3. Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk
menentukan apakah laporan keuangan (informasi yand diverifikasi) telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Dalam hal ini kriteria yang
digunakan di Indonesia adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

25
Universitas Sumatera Utara

Diantara ketiga komponen jenis audit diatas yang paling umum dilakukan
adalah audit laporan keuangan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang
kompeten dan independen. Kompeten diartikan sebagai seseorang yang memiliki
keahlian khusus dibidangnya dalam hal ini adalah bidang auditing sedangkan
independen diartikan tidak bias atau bebas dari campur tangan ataupun ancaman
dari pihak lain. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang
digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang

akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti
itu. Auditor juga harus memiliki sikap mental independen, dimana kompetensi
nilai orang-orang yang mengaudit akan tidak ada nilainya jika mereka tidak
independen dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti. Para auditor berusaha
keras mempertahankan tingkat independensi yang tinggi untuk menjaga
kepercayaan para pemakai yang mengandalkan laporan mereka dalam hal ini
pemangku kepentingan perusahaan baik pihak internal maupun eksternal. Auditor
yang mengeluarkan laporan mengenai laporan keuangan perusahaan seringkali
disebut auditor independen.

2.1.5

Audit Report Lag

Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari
tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikan laporan auditor
independen. Definisi tersebut menyimpulkan bahwa semakin lama waktu yang

26
Universitas Sumatera Utara


dibutuhkan auditor menyelesaikan proses audit, semakin lama pula audit report
lag-nya.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012) menyatakan bahwa informasi
mungkin relevan tetapi jika tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi
tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Hal ini semakin didukung oleh
Bambers et al. (1993) bahwa “semakin panjang waktu dalam publikasi laporan
keuangan maka akan mengurangi relevansi dan keandalan dari informasi yang ada
pada laporan keuangan. Hal tersebut secara langsung akan mempengaruhi
pengambilan keputusan investor yang semakin sulit”.
Ahmad et. al.(2005) menyatakan ARL dapat dibagi menjadi dua komponen,
yaitu client cycle time (CCT) yang didefinisikan sebagai durasi waktu yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk menyelesaikan atau menutup pembukuan
transaksi perusahaan; dan firm cycle time (FCT) yang didefinisikan sebagai durasi
waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan tanggung jawab audit atas
laporan keuangan perusahaan.
Audit report lag menurut Knechel dan Payne (2001) dibagi menjadi 3
komponen, yaitu :
1. Scheduling lag, merupakan selisih waktu antara akhir tahun fiskal
perusahaan atau tanggal neraca dengan dimulainya pekerjaan lapangan

auditor.
2. Fieldworking lag, merupakan selisih waktu antara dimulainya pekerjaan
lapangan dan saat penyelesaiaannya.

27
Universitas Sumatera Utara

3. Reporting lag, merupakan selisih waktu antara saat penyelesaian pekerjaan
lapangan dengan tanggal laporan auditor.

2.1.6

Profitabilitas

Profitabilitas adalah jumlah relatif laba yang dihasilkan dari sejumlah
investasi atau modal yang ditanamkan dalam suatu usaha. Tingkat profitabilitas
perusahaan dapat diukur melalui rasio profitabilitas. Semakin tinggi rasio
profitabilitas maka laba yang dihasilkan akan semakin besar.
Ada perbedaan perlakuan laporan keuangan oleh manajemen ketika
perusahaan mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi dan rendah. Perusahaan
yang mempunyai rugi atau tingkat profitabilitas rendah nantinya akan membawa
dampak buruk dari reaksi pasar dan akan menyebabkan turunnya penilaian kinerja
suatu perusahaan Hal ini akan mengandung berita buruk, sehingga perusahaan
akan cenderung mengulur waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.
Demikian sebaliknya, perusahaan yang mempunyai laba atau tingkat profitabilitas
tinggi nantinya akan membawa dampak baik dari reaksi pasar dan akan
menyebabkan naiknya penilaian kinerja suatu perusahaan. Hal ini mengandung
berita baik sehingga perusahaan cenderung mempercepat penyampaian laporan
keuangannya.

2.1.7

Ukuran Perusahaan

Besar kecilnya perusahaan dapat diukur berdasarkan total penjualan, total
nilai buku aset, nilai bersih kekayaan dan jumlah tenaga kerja. Lamanya waktu

28
Universitas Sumatera Utara

penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga
diterbitkannya laporan audit akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang
laporan keuangannya diaudit semakin besar atau semakin luas. Hal ini berkaitan
dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin
luasnya prosedur-prosedur audit yang harus dilakukan Boyton dan Kell (1996).
Dyer dan Mc. Hugh serta Carslaw dan Kaplan ( dalam Tiono dan Jogi,
2013) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang
besar memiliki salah satu ciri yang utama yaitu adanya pengawasan investor,
regulator dan sorotan masyarakat. Menurut Hilmi ( dalam Tiono dan Jogid, 2013)
Perusahaan besar akan cenderung lebih banyak disorot oleh masyarakat
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Oleh karena itu perusahaan besar akan
lebih cenderung menjaga image perusahaannya. Investor dan pemilik pun juga
turut andil dalam menjaga image perusahaan.

2.1.8

Audit Tenure

Audit tenure adalah lamanya hubungan auditor dan klien yang diukur
dengan jumlah tahun. Audit tenure dikaitkan dengan dua konstruk yakni keahlian
auditor dan insentif ekonomi. Audit tenure dikaitkan dengan keahlian auditor yang
dimiliki. Auditor dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dari proses
bisnis klien, dan risiko.
Pemerintah telah mengatur tentang jangka waktu perikatan audit dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008. Peraturan ini menjelaskan
bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas

29
Universitas Sumatera Utara

dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 tahun buku berturut-turut dan oleh
seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tahun buku berturut-turut. Akuntan
Publik dapat menerima kembali penugasan audit untuk klien tersebut setelah 1
tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien
tersebut.

2.1.9

Spesialisasi Industri Auditor Eksternal

Auditor memiliki fungsi sebagai pihak yang memberikan kepastian terhadap
integritas angka-angka akuntansi yang dihasilkan di dalam laporan keuangan.
Pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor tidak hanya pengetahuan mengenai
pengauditan dan akuntansi, namun juga jenis industri klien. Meskipun mengaudit
perusahaan pertambangan prinsip-prinsipnya sama dengan mengaudit perusahaan
perbankan, namun tentu saja ada perbedaan dalam hal sifat bisnis, prinsip
akuntansi, sistim akuntansi, dan peraturan perpajakan yang berlaku mungkin
berbeda. Hal ini mengharuskan auditor memiliki pengetahuan mengenai
karakteristik industri tertentu yang mempengaruhi kualitas audit. Kondisi ini
menunjukkan adanya kebutuhan terhadap spesialisasi auditor.
Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol
perusahaan, risiko bisnis perusahaan, risiko audit pada industri tersebut.
Spesialisasi auditor dalam industri tertentu membuat auditor tersebut memiliki
kemampuan dan pengetahuan yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak
memiliki spesialisasi.

30
Universitas Sumatera Utara

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti

Variabel

Karina Rahayu

Independen

:

Wiguna (2012)

Audit Report Lag.

Analisis

Hasil

Statistik

Penelitian ini menunjukkan
bahwa tenure audit memiliki
pengaruh
positif
dan
signifikan terhadap ARL
pada tingkat keyakinan
95%. Spesialisasi auditor
tidak terbukti memiliki
pengaruh moderasi yang
signifikan
terhadap
hubungan antara tenure
audit dengan ARL, apabila
tenure dihitung sebagai
variabel dummy. Namun
sebaiknya,
spesialisasi
industri terbukti memiliki
pengaruh moderasi secara
negatif terhadap hubungan
tenure audit dengann ARL
apabila tenure audit dihitung
secara akumulatif.
Ukuran perusahaan dan jenis
opini audit tidak mempunyai
pengaruh
sedangkan
profitabilitas dan kualitas
audit mempunyai pengaruh
terhadap audit report lag
secara parsial, sedangkan
seccara simultan semua
variabel
independen
mempunyai
pengaruh
terhadap audit report lag.

Deskriptif

Dependen :
Audit Tenure
Moderasi:
Spesialisasi
Auditor

Mona Chrisna
(2014)

Independen :
Ukuran
perusahaan,
profitabilitas,
jenis opini audit
dan kualitas audit.
Dependen :
Audit Report Lag

Regresi
Berganda

Yan Christin
Br Sembiring
(2010)

Independen :
Ukuran
Perusahaan,
Umur Perusahaan,
Profitabilitas,
Opini Audit, dan
Audit Report Lag

Regresi
Sederhana

Ukuran perusahaan, audit
report lag berpengaruh
secara negatif, profitabilitas
berpengaruh secara positif
sedangkan
ukuran
perusahaan dan opini audit
tidak mempunyai pengaruh
31
Universitas Sumatera Utara

terhadap ketepatan waktu
pelaporan.

Dependen :
Ketepatan Waktu
Pelaporan
Sandiba
Giwang
Permata Dewi
dan Etna Nur
Afri Yuyetta

Independen :
Kualitas
audit,
tenure audit
Dependen :
Audit Report Lag
Moderasi :
Spesialisasi
Industri Auditor

Analisis
Regresi
Berganda

Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa audit
tenure memiliki pengaruh
signifikan terhadap audit
report lag dengan arah
negatif. Kualitas audit
memiliki pengaruh
signifikan terhadap audit
report lag dengan arah
positif. Spesialisasi auditor
industri berpengaruh
signifikan terhadap
hubungan audit tenure dan
audit report lag dengan arah
koefisien negatif.
Spesialisasi auditor industri
tidak berpengaruh signifikan
terhadap hubungan kualitas
audit dan audit report lag.

Keempat penelitian terdahulu memiliki hasil penelitian yang berbeda-beda
dan menimbulkan ketidakkonsistenan. Penelitian ini merupakan replikasi dari
penelitian Karina Rahayu Wiguna (2012) dengan membuat perbedaan yaitu
menambah dua variabel independen penelitiannya dengan profitabilitas dan
ukuran perusahaan.

2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka teoritis adalah suatu model yang
menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor terpenting

32
Universitas Sumatera Utara

yang telah diketahui dalam suatu masalah. Kerangka konseptual akan
menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian.

VARIABEL
INDEPENDEN

VARIABEL
DEPENDEN



PROFITABILITAS

UKURAN
PERUSAHAAN
kusharyanti

AUDIT TENURE








AUDIT
REPORT
LAG



VARIABEL
MODERATING

SPESIALISASI
INDUSTRI
AUDITOR
EKSTERNAL

Audit report lag merupakan perbedaan waktu antara tanggal laporan
keuangan dan tanggal laporan audit. Audit report lag dapat mengindikasikan
lamanya proses penyelesaian laporan audit hingga ditandatanganinya laporan
audit yang dilakukan oleh auditor. Selain itu audit report lag juga
mengindikasikan timeliness perusahaan dalam menghasilkan laporan keuangan.
Keterlambatan dalam penyelesaian laporan audit dapat disebabkan oleh banyak
faktor. Dalam penelitian ini faktor tersebut adalah profitabilitas, ukuran

33
Universitas Sumatera Utara

perusahaan dan audit tenure dengan spesialisasi industri auditor eksternal sebagai
variabel yang memoderasi.
Profitabilitas yang tinggi merupakan berita yang akan memberikan signal
positif bagi para stake holders. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi
cenderung

mempercepat

pelaporan

keuangannya.

Demikian

sebaliknya,

perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah cenderung akan mengulur waktu
dalam pelaporan keuangannya karna akan memberikan signal negatif terhadap
stake holders. Baik adanya profitabilitas yang tinggi ataupun rendah, pekerjaan
audit akan cepat diselesaikan oleh auditor yang spesialis di industri tersebut. Hal
ini dikarenakan adanya pengetahuan dan keahlian khusus auditor yang nantinya
akan memperpendek penyampaian laporan keuangan auditannya.
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari total aset, total penjualan, kapitalisasi
pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan total aset
untuk mengukur ukuran perusahaan. Perusahaan yang besar cenderung memiliki
aset yang besar sehingga adanya tekanan dari investor dan pemilik perusahaan
untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Hal itu akan membuat
jangka waktu audit report lag menjadi semakin pendek. Dengan pengetahuan dan
keahlian khusus seorang auditor, ukuran perusahaan yang besar akan lebih mudah
dan lebih cepat menyelesaikan auditnya, sehingga penyampaian laporan keuangan
auditannya juga akan lebih cepat.
Audit tenure merupakan masa perikatan auditor dan klien, yang dalam
penelitian ini menggunakan tenure KAP sebagai audit tenure. Masa perikatan

34
Universitas Sumatera Utara

yang lebih lama mengindikasikan bahwa pemahaman auditor terhadap bisnis klien
lebih luas. Dengan pemahaman yang memadai akan membutuhkan waktu yang
lebih singkat dalam menyelesaikan audit. Ditambah lagi dengan adanya auditor
spesialis, hal ini akan lebih mempercepat penyelesaian audit.

2.4 Hipotesis
Menurut Erlina (2011) “Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan
maksud untuk di uji secara empiris”. Proposisi merupakan ungkapan atau
pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenaranya mengenai
konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
Dengan demikian Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku,
fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


: Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag.



: Interaksi spesialisasi industri auditor eksternal dan profitabilitas dapat



: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag.

mempengaruhi audit report lag.



: Interaksi spesialisasi industri auditor ekternal dan



: Audit tenure berpengaruh terhadap audit report lag.



ukuran perusahaan

dapat mempengaruhi audit report lag.

: Interaksi spesialisasi industri auditor eksternal dan audit tenure dapat
mempengaruhi audit report lag.

35
Universitas Sumatera Utara

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan audit tenure terhadap audit report lag dengan spesialisasi industri
auditor eksternal sebagai variabel moderating. Profitabilitas diukur menggunakan
ROA, ukuran perusahaan diukur dengan natura logaritma, audit tenure diukur
dengan mengakumulasikan jumlah tahun, spesialisasi industri auditor eksternal
diukur dengan volume klien KAP, dan audit report lag diukur dengan menghitung
selisih tanggal Laporan Auditor Independen dengan tanggal laporan keuangan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan atau
dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang didapat dari www.idx.co.id
Adapun jadwal penelitian digambarkan dalam tabel berikut ini :

36
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No. Kegiatan

Agust Sept

1.

Pengajuan Judul

2.

Perencanaan
Daftar Isi

3.

Penyetujuan
Proposal

4.

Penulisan
Proposal

5.

Seminar
Proposal

6.

Penulisan
Skripsi

7.

Sidang

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

3.3 Batasan Operasional
Penulis member kajian penelitian batasan operasional agar tujuan penelitian
dapat tercapai, adapun batasan tersebut antara lain :
1. Faktor – faktor yang diteliti yang diperkirakan dapat mempengaruhi audit
report lag adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, dan audit tenure serta
spesialisasi industri auditor eksternal sebagai pemoderasi.
2. Objek Penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012 sampai dengan 2014 dan
melaporkan laporan keuangan selama periode tersebut.
3. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2012 sampai dengan 2014.
37
Universitas Sumatera Utara

Apr

3.4 Definisi Operasional
Menurut Erlina (2008) “defenisi operasional yaitu menjelaskan karakteristik
dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan
konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian”.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
lain (Erlina, 2008). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Profitabilitas

Profitabilitas

adalah

tingkat

kemampuan

perusahaan

dalam

menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu selama satu
tahun yang terdapat dalam laporan keuangan. Indikator yang
digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan
dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), yaitu rasio yang
mengukur

kemampuan

perusahaan

menghasilkan

laba

bersih

berdasarkan tingkat aset tertentu.
ROA = Laba Bersih

× 100%

Total Asset

b. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah ukuran perusahaan yang diperiksa oleh
kantor akuntan publik dan dihitung dengan menggunakan total asset

38
Universitas Sumatera Utara

yang dimiliki perusahaan yang tercantum pada laporan keuangan
perusahaan akhir periode yang telah diaudit menggunakan log size.
Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran perusahaan
diproksikan dengan nilai logaritma natural dengan tujuan untuk
menghaluskan besarnya angka dan menyamakan ukuran saat regresi.
Ukuran Perusahaan = ln (total aktiva)

c. Audit Tenure
Audit tenure adalah lamanya hubungan auditor dan klien yang diukur
dengan jumlah tahun). Peraturan yang mengatur tentang audit tenure
adalah Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik pasal 3. Peraturan ini
mengatur tentang “Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan
dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam)
tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama
untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor
akuntan dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien
setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan
keuangan klien tersebut”.
Dalam penelitian ini, yang menjadi tolak ukur audit tenure adalah
auditor bukan Kantor Akuntan Publik. Audit tenure dalam penelitian ini
diukur dengan menghitung jumlah tahun dimana auditor yang sama
telah melakukan perikatan audit terhadap klien. Tahun pertama

39
Universitas Sumatera Utara

perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk
tahun-tahun berikutnya. Jika ada perubahan auditor, maka perhitungan
audit tenure akan dimulai dari awal.

2. Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen (Erlina, 2008). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah audit report lag. Dalam hal ini audit report lag
dihitung dari lama waktu penyelesaian audit mulai dari tanggal penutupan
tahun buku hingga laporan auditor independen atas laporan keuangan
auditor.
Audit report lag = tanggal laporan audit – tanggal laporan keuangan

3. Variabel moderasi adalah variabel yang mempunyai dampak kontijensi
yang kuat pada hubungan variabel dependen dan variabel independen
(Erlina, 2011). Hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen seringkali dipengaruhi (diperkuat atau diperlemah) oleh variabel
moderasi.
Variabel moderasi pada penelitian ini adalah spesialisasi industri auditor
eksternal. Menurut jurnal Noviatara Dwi Putri, Etna (2013), “auditor
spesialisasi industri diidentifikasi dengan market share dalam suatu
industry”, yaitu sebagai berikut :

Auditor spesialisasi industri =

40
Universitas Sumatera Utara

Total perusahaan yang diaudit auditor yang sama pada sub industri tertentu
Total perusahaan pada sub industri tersebut
Auditor dikatakan spesialisasi industri jika auditor memiliki banyak klien
dalam industri yang sama. Auditor spesialis indutri diukur dengan cara yang
digunakan oleh Craswell et al. (1995). Pertama, sampel industri yang digunakan
adalah indutri yang minimal memiliki 30 perusahaan. Kedua, auditor dikatakan
spesialis jika auditor tersebut mengaudit 15% dari total perusahaan yang ada
dalam industri tersebut. Variabel ini diukur dengan varibel dummy. Angka 1
untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri dan angka 0 untuk
perusahaan yang diaudit oleh auditor non spesialisasi industri.

3.5 Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Jenis

Nama

Definisi
Alat ukur

Variabel

Variabel

operasional

Variabel

Profitabilitas

Tingkat
kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan laba
bersih berdasarkan
tingkat
aset
tertentu.

Independen

Ukuran
Perusahaan

Total Asset yang
dimiliki
perusahaan pada
tahun pelaporan.
Untuk mengukur
seberapa besar /
kecilnya

Skala

ROA =
Laba Bersih ×
100%

Rasio

Total Asset

Ukuran
Perusahaan =

Rasio

ln (total aktiva)

41
Universitas Sumatera Utara

perusahaan

Audit Tenure lamanya
hubungan auditor
dan klien yang
diukur
dengan
jumlah tahun

Jumlah tahun
auditor
melakukan
perikatan
dengan
perusahaan
yang sama, tahun

Nominal

periode perikatan
pertama dimulai
dengan angka 1
dan
ditambah angka 1
Variabel
Dependen

waktu Audit report lag =
Audit Report Rentang
penyelesaian audit
laporan keuangan tanggal laporan
Lag
tahunan
sejak
tanggal tutup buku
audit – tanggal
perusahaan sampai
dengan
tanggal laporan keuangan
yang tertera pada
laporan
auditor
independen.

Variabel

Spesialisasi

Moderating

Industri
Auditor
Eksternal

KAP
dominan

yang

Rasio

Nominal

dalam

industri

tertentu,

dengan

minimal

15 % klien dalam
suatu

industri,

maka

KAP

tersebut

dapat

1 : auditor
spesialis
0 : auditor non
spesialis

dikategorikan
spesialis

42
Universitas Sumatera Utara

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
go public yang terdaftar di BEI. Pemilihan sampel menggunakan purposive
sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan menyampaikan laporan keuangan yang lengkap dari tahun
2012 sampai dengan 2014.
2. Perusahaan yang memiliki laporan auditor independen dari tahun 2012
sampai dengan 2014.
3. Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang sama selama periode 2012
sampai dengan 2014
4. Perusahaan yang mempunyai laba selama periode 2012 sampai dengan
2014.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel adalah 53 perusahaan
dengan tahun penelitian selama tiga tahun, sehingga total sampel penelitian
berjumlah 159.

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder yang digunakan merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil
publikasi oleh Bursa Efek Indonesia yaitu laporan keuangan, jurnal-jurnal,
literatur ilmiah, penelitian terdahulu, laporan-laporan yang dipublikasikan serta
data-data yang diperoleh dari media internet.

43
Universitas Sumatera Utara

3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Dengan mengumpulkan data pendukung literatur, jurnal,
dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang sedang
diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia yang bersumber dari media internet.

3.9 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan alat analisis data software SPSS (Statistical
Product and Services Solution) 21.

3.9.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam
bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan (Erlina, 2011:
93). Analisis deskriptif ini meliputi beberapa hal sub menu deskriptif statistik
seperti frekuensi, deskriptif, eksplorasi data, tabulasi tabung dan analisis rasio
(Situmorang et al, 2008:18). Penelitian ini memberikan gambaran suatu data yang
dilihat dari frekuensi dan deskriptif yaitu minimum, maksimum dan mean.

3.9.2. Uji Asumsi Klasik
3.9.2.1. Uji Normalitas Data

44
Universitas Sumatera Utara

Dalam metode pemilihan analisis data, uji normalitas diperlukan pada tahap
awal. Jika data normal, maka digunakan statistic parametric, dan jika data tidak
normal, gunakan data nonparametric atau lakukan treatment agar data normal.
Tujuan uji normalitas adalah ingin “mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal” (Erlina, 2011:
100). Uji ini dilakukan karena dalam melakukan uji t atau uji secara parsial, dan
uji f atau uji secara simultan, nilai residual dianggap sudah mengikuti distribusi
normal. Jika nilai residual belum mengikuti distribusi normal, maka uji statistik
tidak akan valid untuk jumlah sampel kecil.
Menurut Erlina (2011: 100) ada beberapa cara untuk mengatasi data yang
tidak normal, yaitu:
- Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya
- Lakukan trimming, yaitu membuang data yang outlier
- Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai
tertentu
Untuk mendeteksi data yang tidak normal dapat dilakukan dengan analisis
grafik dan uji statistik. Pada analisis grafik, jika grafik histogram pola distribusi
menceng ke kiri dan jika pola penyebaran menjauhi garis diagonal maka data
tersebut tidak normal. Jika pola distribusi mengikuti garis diagonal, maka data
tersebut adalah normal. Menurut Ghozali (2007: 110) jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya.

45
Universitas Sumatera Utara

Pada uji statistik, untuk melihat apakah suatu data memiliki distribusi
normal dapat dilihat dari nilai Zskewness. Yaitu jika Zhitung lebih kecil dari
Ztabel, dimana nilai Ztabel pada tingkat signifikansi 0.05 sebesar 1.96. sedangkan
pada tingkat signifikansi 0.01 nilai Ztabel sebesar 2.58. Uji statistik lain yang
dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistic
nonparametric Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang jika nilai Asymp.Sig (2-tailed)
lebih besar dari 0.05, maka data residual terdistribusi secara normal.

3.9.2.2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas

adalah

“situasi

adanya

korelasi

variabel-variabel

independen antara yang satu dengan yang lainnya” (Erlina, 2011: 102). Tujuan uji
multikolinearitas adalah “untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas” (Ghozali, 2007: 91).
“Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi antara variabelvariabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang
nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol” (Ghozali, 2007: 91).
Untuk mengetahui multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dan nilai toleransi (tolerance value). Nilai cut off yang
umum dipakai adalah nilai toleransi < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Jika
nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas yang cukup berat
antara variable independen.

46
Universitas Sumatera Utara

3.9.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan “menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”
(Ghozali, 2007: 105). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas,
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Umumnya heteroskedastisitas sering terjadi
pada model yang menggunakan data cross section (silang waktu) daripada data
time series (runtut waktu).
Dalam Erlina (2011: 105) ada beberapa pengujian yang dapat digunakan
untuk mendeteksi masalah heteroskedastistisitas diantaranya adalah:
1.

Dengan melihat grafik nilai-nilai residu. Suatu model mengandung
heteroskedastisitas apabila nilai-nilai residunya membentuk pola
sebaran yang meningkat, yaitu secara terus-menerus bergerak menjauhi
garis nol.

2.

Uji Park. Uji park mengemukakan metode bahwa varians (s2)
merupakan fungsi dari variable-variabel bebas.

3.9.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan “menguji apakah model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1” (Ghozali, 2007: 95). Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah
ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi

47
Universitas Sumatera Utara

lainnya.salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya korelasi dapat dilakukan
dengan uji Durbin-Watson (DW test).

3.9.3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis regresi berganda.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beberapa variabel
independen terhadap satu variabel dependen. Hasil dari analisis regresi berganda
berupa koefisien untuk setiap variabel independen. Persamaan regresi linear
berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + β1� + β2� + β3� + е
Keterangan:
Y = audit report lag
α = konstanta
β1, β2 = koefisien regresi dari variable independen
� = profitabilitas

X = ukuran perusahaan
� = audit tenure
е = error

3.9.3.1. Koefisien Determinasi (R2)
“Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol dan satu” (Ghozali, 2007: 83). Apabila koefisien determinasi mendekati satu,

48
Universitas Sumatera Utara

maka akan semakin besar variabel independen menerangkan varians variabel
dependennya. Sedangkan koefisien determinasi mendekati nol maka semakin
terbatas variabel independen menerangkan varians variabel dependennya.

3.9.3.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
“Uji ini menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependennya” (Ghozali,
2007: 87). Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t setiap variable
yang terdapat pada output hasil regresi. Jika nilai signifikansi t lebih kecil dari
5%, maka variable independen tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.

3.9.3.3. Moderated Regression Analysis (MRA)
Variabel moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat
atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2006). Ada tiga cara menguji regresi dengan variabel
moderating yaitu : (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak, dan (3) uji residual.
Dari ketiga model diatas peneliti menggunakan uji interaksi dalam penelitian ini.
Karena, uji interaksi lebih cocok digunakan dalam penelitian ini dimana
Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi yang khusus
digunakan untuk regresi berganda linier dimana dalam persamaan regresinya

49
Universitas Sumatera Utara

mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen)
dengan rumus persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1� + b2� + b3� + b4Z + b5[{� *Z}] + b6 [{� *Z}] +
b7[{� *Z}] + e

Keterangan :
Y= audit report lag
a = Konstanta
b1-b7 = Koefisien Regresi
� = profitabilitas

� = ukuran perusahaan
3= audit tenure

Z= spesialisasi industri auditor eksternal
� *Z= Interaksi P dengan ARL

� *Z= Interaksi UK dengan ARL
� *Z= Interaksi AT dengan ARL
e = Error

50
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengadopsian Isa, Ukuran Klien Audit, Kompleksitas Audit, Risiko Litigasi, Profitabilitas Klien, Dan Jenis Kap Terhadap Professional Fee

14 82 125

Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009 – 2013)

27 175 83

Pengaruh Tenure Audit dan Umur Listing terhadap Audit Report Lag dengan Spesialisasi Industri Auditor sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 49 102

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

11 41 103

Kemampuan Tenure Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Pada Audit Report Lag.

1 3 39

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

0 0 11

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

0 0 9

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

0 0 10