Hubungan Kadar Estrogen pada Wanita Hamil dengan Kandidiasis Vulvovaginalis

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Sepanjang hidupnya seorang wanita diperkirakan pernah mengalami
keputihan (fluor albus) minimal satu kali. Fluor albus banyak dialami oleh wanita
usia reproduktif. Secara fisiologis keputihan adalah suatu hal yang normal dan
tidak mengganggu, tetapi apabila berlebihan dan disertai dengan keluhan lain,
seperti rasa gatal, dan rasa nyeri pada saat berhubungan seksual, maka keputihan
dapat mengganggu aktivitas dan keharmonisan rumah tangga.Keputihan dalam
kehamilan sering dianggap sebagai hal yang biasa terjadi dan sering luput dari
perhatian

ibu

dan

petugas

kesehatan


yang

melakukaan

pemeriksaan

kehamilan.Dari bermacam keputihan yang dapat terjadi pada kehamilan, tiga
besar yang sering ditemukan adalah kandidiasis vulvovaginal, bakterial vaginosis
dan trichomoniasis vaginalis.1,2
Selama beberapa tahun Hurley dkk mengatakan bahwa Candida tidak
pernah komensal di vagina dan selalu patogen1, banyak penulis tidak setuju
dengan hal ini oleh karena umumnya pada wanita selalu terdapat Candida di
vagina tanpa gejala dengan konsentrasi atau titer yang rendah, sehingga dapat
ditarik kesimpulan Candida dapat komensal atau patogen, tergantung dari
perubahan lingkungan vagina tuan rumah yang diperlukan sebelum merangsang
efek patologi (patogen oportunistik).1,2,4
Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) merupakan infeksi mukosa vagina dan
atau vulva yang disebabkan oleh jamur spesies Candida. Infeksi ini dapat terjadi
akut, subakut dan kronis yang didapat, baik secara endogen maupun eksogen
yang sering menimbulkan keluhan berupa duh tubuh pada vagina.Adanya faktorfaktor predisposisi dapat menyebabkan perubahan pada jamur Candida yang

semula saprofit menjadi patogen sehingga terjadi kandidiasis vulvovaginalis.
Faktor predisposisi tersebut diantaranya adalah perubahan hormonal
(kehamilan), penggunaan antibiotik, penyakit metabolik dan penggunaan obat1
Universitas Sumatera Utara

2

obatan.3 Pada kehamilan terjadi peningkatan kerentanan terhadap infeksi
Candida, terutama pada trimester ketiga. Hal ini diperkirakan karena
meningkatnya kadar hormon reproduksi, yaitu estrogenyang menyebabkan
konsentrasi glikogen yang tinggi pada epitel vagina sehingga menjadi substrat
yang baik (karbon) untuk pertumbuhan jamur Candida dan peningkatan estrogen
akan meningkatkan perlengketan sel-sel jamur pada mukosa vagina. 3
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa secara in vitro kemampuan
mengikat hormon seks wanita terhadap Candida meningkat selama kehamilan.
Selain itu dapat meningkatkan pembentukan miselium dan virulensi jamur
sehingga angka kesembuhan kandidiasis

vulvovaginalis menurun selama


kehamilan.3,4
Kandidiasis

vulvovaginalis

pada

kehamilan

dapat

menyebabkan

komplikasi di antaranya: risiko infeksi pada membranfetus selama kehamilan
(amnionitis chorioamnionitis), risiko kelahiran prematur, risiko defisiensi oksigen
intrauterin, rupturprematur dari membrane dan risiko infeksi pada penyembuhan
luka setelah kelahiran (endometritis ).2
Suatu penelitian di pusat klinik Obstetri dan Ginekologi di Universitas
Sarajevo tahun 2006 mengenai Candida albicans dan non spesies albicans
sebagai penyebab vaginitis pada wanita hamil dan wanita tidak hamil, didapati

dari 447 wanita sebagai sampel yang terdiri dari 203 wanita hamil trimester akhir
dan 244 wanita tidak hamil. Ternyata, didapatkan hasil bahwa pada wanita hamil
lebih banyak didapatkan hasil pemeriksaan yang positif pada pemeriksaan
mikroskopik (40,9%), pemeriksaan kultur (46,8%) dan spesies Candida albicans
lebih banyak ditemukan pada wanita hamil (40,9%) dibandingkan dengan
kelompok kontrol (tidak hamil 23,0%).5
Tjitradkk dari Pusat Penelitian Penyakit Menular, Departemen Kesehatan
RI tahun 1988/1989 menemukan bahwa etiologi terbanyak dari 168 pasien fluor
albus adalah kandidiasis yaitu sebesar 52,8%. Penelitian ini juga melaporkan
bahwa dari 18 ibu hamil dan 25 ibu tidak hamil yang tidak ber-KB mengalami
fluor albus dan sebagian besar terinfeksi kandidiasis 66,7% dan 48%.²Darmani
(2002) melaporkan ada hubungan yang bermakna antara AKDR dan keputihan

Universitas Sumatera Utara

3

dan hubungan yang bermakna antara pemakaian AKDR dan kandidiasis vagina
yang disebabkan oleh Candida albicans.6 Yosi (2007) di Poliklinik Penyakit
Kulit dan Kelamin RSUP H Adam Malik Medan melaporkan bahwa proporsi

Candida penyebab KV/KVV yang paling banyak adalah golongan Candida yang
non-albicans dari pada Candida albicansdan tidak ada hubungan secara statistik
antara kehamilan, penggunaan kontrasepsi, penggunaan pembersih vagina,
obesitas, pemakaian celana ketat, dan diabetes mellitus dengan kecendrungan
etiologi KV/KVV yang berupa Candida albicans atau Candida non-albicans.7
Namun penderita KVV pada wanita hamil ini belum pernah dilakukan penelitian.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti berminat untuk melakukan
penelitian tentang hubungan kadar estrogen pada wanita hamil dengan
kandidiasis vulvovaginalis.

1.2

Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara kadar estrogen pada wanita hamil dengan
kandidiasis vulvovaginalis?

1.3

Hipotesis


Ada hubungan antara kadar estrogen pada wanita hamil dengan kandidiasis
vulvovaginalis.

1.4

Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum :
Untuk mengetahui hubungan kadar estrogen dalam darah pada wanita hamil
dengan timbulnya kandidiasis vulvovaginalis
1.4.2 Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui kadar estrogen dalam darah pada wanita hamil dengan
kandidiasis vulvovaginalis dan wanita hamil yang tidak menderita kandidiasis
vulvovaginalis.

Universitas Sumatera Utara

4

2. Untuk menganalisis perbedaan kadar estrogen pada setiap trimester

kehamilan

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1

Dari aspek pendidikan dan ilmu pengetahuan
Memberi asupan tentang hubungan kadar estrogen pada wanita
hamil dengan kandidiasis vulvovaginalis.

1.5.2

Dari aspek penelitian
Sebagai titik tolak penelitian lebih lanjut tentang kandidiasis
vulvovaginalis pada wanita hamil.

1.5.3

Pelayanan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
masyarakat mengenai penyakit kandidiasis vulvovaginalis terutama

pada wanita hamil.

Universitas Sumatera Utara