Sistem Pengawasan Internal Terhadap Aktiva Tetap Pada Kantor Perwakilan Bpkp (Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan) Provinsi Sumatera Utara

BAB II
PROFIL BPKP

2.1 Sejarah singkat BPKP
Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tidak
dapat dilepaskan dari sejarah panjang perkembangan lembaga pengawasan sejak
sebelum era kemerdekaan. Dengan besluit Nomor 44 tanggal 31 Desember 1936
secara eksplisit ditetapkan bahwa Djawatan Akuntan Negara (Regering
Accountantsdients) bertugas melakukan penelitian terhadap pembukuan dari
berbagai perusahaan negara dan jawatan tertentu. Dengan demikian dapat
dikatakan aparat pengawasan pertama di Indonesia adalah Djawatan Akuntan
Negara (DAN). Secara stuktural DAN yang bertugas mengawasi pengelolaan
perusahaan berada dibawah Thesuari Jenderal pada Kementerian Keuangan.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 1961 tentang Instruksi bagi
Kepala Djawatan Akuntan Negara (DAN), kedudukan DAN dilepas dari Thesuari
Jenderal dan ditingkatkan kedudukannya langsung di bawah Menteri Keuangan.
DAN merupakan alat pemerintah yang bertugas melakukan semua pekerjaan
akuntan bagi pemerintah atas semua departemen, jawatan, dan instansi di bawah
kekuasaannya. Sementara itu fungsi pengawasan anggaran dilaksanakan oleh
Thesuari Jenderal. Selanjutnya dengan Keputusan Presiden Nomor 239 Tahun
1966 dibentuklah Direktorat Djenderal Pengawasan Keuangan Negara (DDPKN)

pada Departemen Keuangan. Tugas DDPKN (dikenal kemudian sebagai DJPKN)
meliputi pengawasan anggaran dan pengawasan badan usaha/jawatan,yang semula
menjadi tugas DAN dan Thesuari Jenderal.

Universitas Sumatera Utara

DJPKN mempunyai tugas melaksanakan pengawasan seluruh pelaksanaan
anggaran negara, daerah dan badan usaha milik negara/daerah. Beradasarkan
keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 1971 ini, khusus pada Departemen
Keuangan, tugas Inspektorat Jenderal dalam bidang pengawasan keuangan negara
dilakukan DJPKN.
Dengan diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tanggal 30
Mei 1983. DJPKN ditransformasikan menjadi BPKP, sebuah lembaga pemerintah
non departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Presiden. Salah satu pertimbangan dikeluarkannya Keputusan Presiden
Nomor 31 Tahun 1983 tentang BPKP adalah diperlukannya badan atau lembaga
pengawasan yang dapat melaksanakan fungsinya secara leluasa tanpa mengalami
kemungkinan hambatan dari unit organisasi pemerintah yang menjadi obyek
pemeriksaannya.


Keputusan

Presiden

Nomor

31

Tahun

1983

tersebut

menunjukkan bahwa Pemerintah telah meletakkan struktur organisasi BPKP
sesuai dengan proporsinya dalam konstelasi lembaga-lembaga Pemerintah yang
ada. BPKP dengan kedudukannya yang terlepas dari semua departemen atau
lembaga sudah barang tentu dapat melaksanakan fungsinya secara lebih baik dan
obyektif.
Tahun


2001

dikeluarkan

Keputusan

PresidenNomor

103

tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Presiden No 64 Tahun 2005. Dalam Pasal 52
disebutkan, BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

Universitas Sumatera Utara


pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pendekatan yang dilakukan BPKP diarahkan lebih bersifat preventif atau
pembinaan dan tidak sepenuhnya audit atau represif. Kegiatan sosialisasi, asistensi
atau pendampingan dan evaluasi merupakan kegiatan yang mulai digeluti BPKP.
Sedangkan audit investigatif dilakukan dalam membantu aparat penegak hukum
untuk menghitung kerugian keuangan negara.
Pada masa reformasi ini BPKP banyak mengadakan Memorandum of
Understanding

(MoU)

atau

Nota

Kesepahaman

dengan


pemda

dan

departemen/lembaga sebagai mitra kerja BPKP. MoU tersebut pada umumnya
membantu mitra kerja untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka mencapai
good governance.
Sesuai arahan Presiden RI tanggal 11 Desember 2006, BPKP melakukan
reposisi dan revitalisasi fungsi yang kedua kalinya. Reposisi dan revitalisasi
BPKP diikuti dengan penajaman visi, misi, dan strategi. Visi BPKP yang baru
adalah “Auditor Intern Pemerintah yang Proaktif dan Terpercaya dalam
mentransformasikan Manajemen Pemerintahan Menuju Pemerintahan yang Baik
dan Bersih”.
Pada akhir 2014, sekaligus awal pemerintahan Jokowi, peran BPKP
ditegaskan lagi melalui Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. BPKP berada dibawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden dengan tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional.


Universitas Sumatera Utara

Selain itu Presiden juga mengeluarkan Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem
Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern
Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dengan menugaskan Kepala
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan
pengawasan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara/daerah serta efisiensi
dan efektivitas anggaran pengeluaran negara /daerah, meliputi :
a. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerima pajak, bea, dan cukai;
b. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan negara bukan pajak pada
instansi pemerintah, badan hukum lainnya, dan wajib bayar;
c. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan pendapatan asli daerah;
d. Audit dan evaluasi terhadap pemanfaatan aset negara/daerah;
e. Audit dan evaluasi terhadap program/kegiatan strategis di bidang kemaritiman,
ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan;
f. Audit dan evaluasi terhadap pembiayaan pembangunan nasional atau daerah;
g. Evaluasi terhadap penerapan sistem pengendalian intern dan sistem
pengendalian kecurangan yang dapat mencegah, mendeteksi, dan menangkal
korupsi;

h. Audit investigatif terhadap penyimpangan yang berindikasi merugikan
keuangan negara atau daerah untuk memberikan dampak pencegahan yang
efektif;
i. Audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara/daerah dan
pemberian keterangan ahli sesuai dengan peraturan perundangan.

Universitas Sumatera Utara

2.2 Visi, Misi dan Nilai-Nilai BPKP
Visi
Auditor Internal Pemerintah RI berkelas dunia untuk meningkatkan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional.
Misi
a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan.
keuangan

dan

pembangunan


nasional

guna

mendukung

tata

kelola

pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif.
b. Membina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan yang
efektif.
c. Mengembangkan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional
dan kompeten.
Nilai-Nilai
a. Profesional
b. Integritas
c. Orientasi Pengguna
d. Nurani dan Akal Sehat

e. Independen
f. Responsibel

Universitas Sumatera Utara

2.3 Logo BPKP

Sumber : www.bpkp.com
Gambar 1.1
Logo BPKP

Makna logo BPKP :
1. Dua kurva berwarna biru dan merah, serta tulisan “bpkp” berwarna hitam
merupakan

komposisi

yang

mencerminkan


kekuatan

integritas

dan

profesionalisme BPKP yang terarah pada satu tujuan, dan merupakan simbol
dari “pengetahuan, akhlak dan semangat” yang ,mendasari terwujudnya
kekuatan dan kebersamaan untuk menjadi pionir yang tangguh.
2. Warna biru melambangkan pengetahuan, keandalan, dapat dipercaya,
perdamaian, kebijaksanaan, dan ketenangan.
3. Warna merah melambangkan keberanian, semangat, ketegasan, keuletan,
kekuatan, pionir, energi, kepemimpinan, dan kebersamaan.
4. Warna hitam melambangkan kekuatan, keanggunan, kecanggihan, pengalaman,
tegas, keras, dan kokoh.

Universitas Sumatera Utara

5. Tulisan “bpkp” dengan huruf kecil melambangkan rasa kedekatan, adanya

unsur kesetaraan, low profile rendah hati, tidak sombong, jauh dari kesan
angkuh sehingga mitra kerja merasa lebih dekat dengan BPKP.
6. Huruf kecil “bpkp” yang ditulis miring ke depan memberikan gambaran bahwa
BPKP selalu siap untuk berlari ke depan(sprint), sehingga selalu satu langkah
lebih maju dari mitra kerja BPKP.

2.4 Struktur Organisasi
Setiap instansi memiliki struktur organisasi masing-masing dan tentu
mempunyai perbedaan antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari tujuan
organisasi dan sumber daya yang dimilikinya. Namun, pada hakekatnya
mempunyai prinsip yang sama, yaitu tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
Struktur organisasi suatu instansi memberikan gambaran tentang posisi dan
hubungan antara semua unit kerja yang ada dalam instansi sehingga
memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan pengintegrasian segenap
kegiatan organisasi baik secara vertikal maupun horizontal. Struktur organisasi
instansi yang disusun secara tepat merupakan salah satu unsur terpenting bagi
terciptanya pembagian kerja yang baik dalam arti pekerja mengetahui siapa yang
menjadi atasannya, pekerjaan apa yang diharapkan darinya, apa yang harus
dikerjakannya, apa yang menjadi hak dan kewajibannya dan lain sebagainya. Oleh
karena itu struktur organisasi sangat penting perannya untuk menghindari
ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas instansi.
Sebagai masa transisi dari berlakunya Peraturan Presiden RI Nomor 192
Tahun 2014

tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,

Universitas Sumatera Utara

pembentukan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara masih mendasarkan
Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang
organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan.
Berdasarkan Peraturan Kepala

Badan

Pengawasan

Keuangan

dan

Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perwakilan BPKP,Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah instansi
vertikal BPKP yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
BPKP. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPKP di daerah.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala
Perwakilan (Pejabat Struktural Eselon II A) yang dibantu oleh :
a. Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU)
b. Korwas P3 APIP
c. Korwas Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat
d. Korwas Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah
e. Korwas Bidang Akuntan Negara
f. Korwas Bidang Investigasi
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Selanjutnya dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bagian Tata Usaha
(Kabag TU), dibantu tiga kepala subbagian yaitu :

Universitas Sumatera Utara

a. Kepala Subbagian kepegawaian
b. Kepala Subbagian Umum
c. Kepala Subbagian Keuangan

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :

Sumber : www.bpkp.com
Gambar 1.2
Struktur Organisasi BPKP

Universitas Sumatera Utara

2.5 Uraian Pekerjaan
1. Kepala Perwakilan
Mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan
serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

2. Bagian Tata Usaha
Melaksanakan penyusunan rencana dan program pengawasan dan dibantu
oleh Kepala Sub Bagian untuk urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan
dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan dan pelaporan
hasil pengawasan.
3. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat (IPP)
Kepala Bidang IPP dalam melaksanakan penyusunan rencana, program,
pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat dan pinjaman/bantuan dari
luar negeri yang diterima pemerintah pusat serta pengawasan penyelenggaraan
akuntabilitas instansi pemerintah pusat dan evaluasi hasil pengawasan dibantu
oleh para Auditor Madya.
4. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD)
Kepala Bidang APD dalam melaksanakan penyusunan rencana, program
dan pengawasan instansi pemerintah daerah atas permintaan daerah serta
pelaksanaan penyelenggaraan akuntabilitas pemerintah daerah dan evaluasi hasil
pengawasan dibantu oleh para Auditor Madya.

Universitas Sumatera Utara

5. Bidang Akuntan Negara (AN)
Kepala Bidang AN dalam melaksanakan penyusunan rencana, program dan
pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan Good Corporate Governance
dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Usaha Milik Negara, Pertamina,
Cabang Usaha Pertamina, Kontraktor Bagi Hasil dan Kontrak Kerja sama, Badanbadan lain yang didalamnya terdapat kepentingan pemerintah dan Badan Usaha
Milik Daerah atas permintaan daerah serta evaluasi hasil pengawasan dibantu oleh
Para Auditor Madya.
6. Bidang Investigasi
Kepala Bidang Investigasi dalam melaksanakan penyusunan rencana,
program dan pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang
merugikan negara, Badan Usaha Milik Negara dan Badan-badan lain yang
terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran
pembangunan dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan
instansi pemerintah lainnya dibantu oleh para Auditor Madya.
7. Bidang JFA
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor mempunyai tugas melakukan
kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

2.6 Jaringan Kegiatan
Kegiatan BPKP dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu :
1. Audit
Kegiatan audit mencakup

Universitas Sumatera Utara

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
b. Laporan Keuangan dan Kinerja BUMN/D/Badan usaha lainnya.
c. Pemanfaatan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri.
d. Kredit Usaha Tani (KUT) dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP).
e. Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP).
f. Dana Off Balance Sheet BUMN maupun yayasan yang terkait.
g. Dana Off Balance Budget pada Departemen/LPND.
h. Audit Tindak Lanjut atas Temuan-temuan pemeriksaan
i. Audit Khusus (Audit Investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi
praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan penyimpangan lain sepanjang hal itu
membuktikan keahlian dibidangnya.
j. Audit lainnya yang menurut pemerintah bersifat perlu dan urgen untuk segera
dilakukan.
2. Konsultasi, asistensi dan evaluasi
Berperan sebagai konsultan bagi para stakeholders menuju tata
pemerintahan yang baik (good governance), yang mencakup: Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
(SAKD), Good Corporate Gorvenance (GCG) pada Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah.
3. Pemberantasan Korupsi
Dibidang

perbantuan

pemberantasan

korupsi,

BPKP

membantu

pemerintah memerangi praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, dengan
membentuk gugus tugas anti korupsi dengan keahlian audit forensik. Dalam

Universitas Sumatera Utara

rangka penegakan hukum dan pemberantasan KKN, BPKP telah mengikat
kerjasama dengan Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI yang dituangkan dalam
bentuk Surat Keputusan Bersama. BPKP juga mengikat kerjasama dengan
Komisi Pemberantasan Korupsi. BPKP tergabung dalam Tim Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (Timtas Tipikor) bersama-sama dengan Kejaksaan dan
Kepolisian (yang telah selesai masa tugasnya).
4. Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
Di bidang pendidikan dan pelatihan pengawasan, BPKP menjadi instansi
pembina untuk mengembangkan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) di
lingkungan instansi pemerintah. Setiap auditor pemerintah harus memiliki
sertifikat sebagai Pejabat Fungsional Auditor. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP berperan menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan sertifikasi kepada seluruh auditor pemerintah.

2.7 Kinerja Kegiatan Terkini
Setiap instansi maupun perusahaan mempunyai rancangan kinerja yang
dilakukan setiap periodenya. Setiap kinerja yang dilakukan tentunya memiliki
tujuan masing-masing. Adapun kinerja usaha terkini di Kantor Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara berdasarkan tujuannya adalah :
1. Fungsi Audit
Beberapa tugas penting di bidang pengawasan yang dilakukan oleh Kantor
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara selama ini, yaitu :
a. Audit ketaatan dan audit operasional terhadap penerimaan dan pengeluaran
pemerintah;

Universitas Sumatera Utara

b. Audit

Keuangan,

audit

operasional,

dan

audit

kinerja

terhadap

BUMN/BUMD/BUMH dan Pertamina beserta anak Perusahaannya;
c. Audit keuangan terhadap bantuan/pinjaman luar negeri;
d. Investigasi terhadap penyimpangan keuangan negara/daerah;
e. Audit terhadap Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP);
f. Audit atas permintaan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat untuk Dana
PKPS BBM, Pendataan dan Penyaluran Bantuan bagi Korban Bencana Alam
Gempa Bumi dan Tsunami di Pulau Nias Sumatera Utara;
g. Audit Dana Dekonsentrasi dan Optimalisasi Pemanfaatan Gedung/Kantor dan
Tanah Milik Negara;
h. Bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara dan Daerah atas permintaan
Instansi

Penyidik

di

Kepolisian

dan

Kejaksaan

untuk

membantu

mengungkapkan adanya indikasi praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan
penyimpangan lain sepanjang itu membutuhkan keahlian dibidangnya.
2. Fungsi Non Audit
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara senantiasa berupaya untuk
melakukan pembenahan diri sesuai dengan tuntutan lingkungan perubahan yang
terjadi di Sumatera Utara. Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap efektifitas
pengawasan dalam rangka mendorong terwujudnya good governance, Perwakilan
BPKP Sumatera Utara harus mampu menjawab pelaksanaan fungsi pengawasan
melalui penerapan mekanisme pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur.

Universitas Sumatera Utara

3. Pembinaan dan Pengembangan JFA
Berdasarkan Keputusan MENPAN Nomor 19 Tahun 1996 tentang Jabatan
Fungsional dan Angka Kreditnya, BPKP menjadi instansi pembina untuk
mengembangkan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) di lingkungan instansi
pemerintah. Setiap auditor pemerintah harus memiliki sertifikat Pejabat
Fungsional Auditor.
Sebagai kepanjangan tangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
(Pusdiklatwas) BPKP, maka perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga
berperan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sertifikasi kepada
seluruh auditor pemerintah di Provinsi Sumatera Utara. Sebagai Pembina JFA,
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara berkewajiban untuk meningkatkan
kemampuan teknis para auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
melalui pendidikan pelatihan (diklat) sertifikasi secara berkelanjutan.
a. Diklat teknis adalah jenis diklat yang diberikan kepada para auditor BPKP dan
Auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) lain dalam rangka
meningkatkan kemampuan teknis pengawasan dan kemampuan penunjang
lainnya. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga telah melaksanakan
diklat Audit Pengadaan Barang dan Jasa bagi pegawai Perwakilan BPKP
Povinsi Sumatera Utara dan beberapa Perwakilan BPKP lain di Sumatera.
b. Diklat Sertifikasi Program dengan tujuan untuk peningkatan profesionalisme
para auditor yang dilaksanakan dengan melalui diklat sertifikasi JFA secara
berjenjang sesuai dengan latar belakang pendidikan, golongan/pangkat dan
peran dalam penugasan. Diklat sertifikasi JFA yang dilaksanakan telah diikuti
oleh sebagian besar PFA yang ada di 25 Inspektorat/Bawaskab/kota se-

Universitas Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara. Selain melaksanakan diklat sertifikasi sesuai dengan
Kalender Diklat Pusdiklatwas BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara juga telah melaksanakan diklat sertifikasi JFA dengan dana mandiri dari
Inspektorat/Bawaskab/kota se-Provinsi Sumatera Utara.
4. Kegiatan, Sosial, Olahraga dan Seni
Selain menjalankan tugas pokok dan fungsi formalnya, pegawai Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara juga melakukan fungsi sosial kemasyarakatan,
olahraga dan seni untuk menjaga kebersamaan antara pegawai tetap terjaga karena
bagaimanapun juga kebersamaan adalah salah satu faktor penting dalam sebuah
team work. Ada beberapa wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial,
olahraga dan seni yaitu :
a. Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) sebagai bagian dari KORPRI
Unit Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, pegawai selalu berperan aktif
mengikuti seluruh kegiatan-kegiatan yang dikoordinir oleh KORPRI seperti,
upacara-upacara bendera, kegiatan olahraga, seni dan sosial (sunatan masal,
donor darah dan kunjungan ke panti asuhan, panti jompo) yang selalu
diselenggarakan setiap kali memperingati hari ulang tahun BPKP dan hari-hari
besar lainnya.
b. Persekutuan Kristen Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara aktif
mengadakan kebaktian bulanan bagi anggotanya.
c. Badan Amalan Islam aktif mengadakan kegiatan pengajian bulanan,
memperingati hari-hari besar agama

islam bagi anggotanya.

Untuk

memudahkan anggotanya melakukan kegiatan ibadah sehari-hari, dilingkungan

Universitas Sumatera Utara

Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah berdiri sebuah
mushalla.
d. Perkumpulan Karyawati “SRIKANDI” adalah wadah kegiatan karyawati
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Srikandi yang beranggotakan
seluruh karyawati Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara melaksanakan
kegiatan yang mendorong karyawati agar lebih semangat dalam bekerja,
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan untuk mendukung kinerja yang
lebih baik.
e. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara memiliki Klub Badminton “SPIRIT
GATSU 55” sebagai wadah untuk menyalurkan minat dan bakat para pegawai
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Jadwal latihan dua kali dalam
seminggu yaitu setiap hari Senin dan Rabu di Lapangan Badminton Aula
Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
5. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan yang dirancang oleh Kantor Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara tidak jauh beda dengan kegiatannya, namun terdapat peningkatan
mutu dan kualitas yang ditargetkannya.adapun rencana kegiatan kegiatan tersebut
adalah :
a. Meningkatkan Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
b. Peningkatan Penciptaan aparatur yang bersih, berkualitas, dan bertanggung
jawab
c. Peningkatan sistem pemerintahan dan penyelenggaraan pemerintahan yang
efektif, efisien, transparan, auditabel, dan akuntabel.

Universitas Sumatera Utara